• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS JENIS AWAN DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JENIS JENIS AWAN DI INDONESIA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS - JENIS AWAN

Jika langit sedang cerah, kita bisa melihat awan di langit. Awan tersebut terlihat seperti kapas-kapas yang sedang terbang di langit. Jika langit sedang cerah, maka awan akan terlihat berwarna putih. Sering kali kita lihat awan putih dengan berbagai bentuk. Kadang-kadang bergumpal-gumpal, kadang tersebar tipis, berbentuk seperti sisik ikan, atau bergaris-garis seperti serat. Sebentar terlihat bergumpal, tak lama kemudian berubah bentuk, bertebaran dibawa angin.

Memang, bentuk awan selalu berubah-ubah mengikuti keadaan cuaca. Sering kali awan berbentuk indah bagaikan lukisan di langit. Lihatlah di puncak gunung yang tinggi, akan terlihat awan yang memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan ? Itulah salah satu dari kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya ini. Lalu, kira-kira bagaimana ya awan itu terbentuk ?

Diawali dari turunnya hujan, kemudian sinar/cahaya Matahari yang sampai di permukaan bumi, lantas diserap bumi, tumbuhan, tanah, sungai, danau dan laut, sehingga menyebabkan air menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer.

Uap air naik semakin lama semakin tinggi karena tekanan udara di dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer bagian atas. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus berukuran 2 - 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Tanpa adanya debu atmosfer, yang disebut aerosol, pengembunan tidak mudah terjadi. Miliaran titik-titik air tersebut kemudian berkumpul membentuk awan.

Seorang ahli -Gibbs (1987)- mengatakan yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan atmosfer yang meliputi suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang. Keadaan atmosfer tersebut ditentukan adanya proses penguapan air yang terangkat keatas dan pada ketinggian tertentu terdinginkan dan membentuk butiran air (hujan) dan bila ukuran butir air ini bertambah besar secara visual terlihat sebagai awan.

Salah satu cara untuk menetapkan ramalan/prakiraan iklim/cuaca, dapat dilakukan dengan membaca gejala alam yaitu dengan melihat jenis awan yang nampak, apakah awan tersebut mengandung hujan lebat, petir, kilat, atau bahkan berpotensi terjadi badai, cuaca buruk dan turbulensi yang sangat besar.

(2)

Cirrus (Ci), awan terlihat halus dan lembut seperti bulu2, berwarna putih. Ketinggian umumnya lebih dari 5.000 meter. Terdiri dari kristal es, suhu sangat dingin, walaupun pada musim panas atau kering.

Cirrocumulus (Cc), mengandung butiran air super-dingin, bercampur dengan kristal es. Butiran air cepat membeku. Awan ini berumur sangat singkat, cepat berubah menjadi cirrostratus. Mengandung hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), bercampur salju.

(3)

Altocumulus (Ac), puncak awan putih bergulung, dengan dasar awan lebih gelap dan umumnya melebar. Seperti pecahan atau halus, ketebalan beragam. Menggambarkan udara cerah, namun bisa berkembang menjadi awan hujan lainnya, bahkan cumulonimbus. Lapisan awan lenticularis dapat terbentuk di atas pegunungan, atau angin kencang pada siang hari, massa udara stabil dan kering.

Altostratus (As), awan seperti lembaran halus berwarna abu-abu gelap. Dapat menghasilkan hujan gerimis, hujan ringan hingga sedang. Umumnya terbentuk sepanjang sore hari, diikuti hujan pada senja atau malam hari. Dalam kondisi tertentu dapat berkembang awan altostratus lenticularis, akibat angin kencang, dan tidak menghasilkan hujan.

(4)

Stratocumulus (Sc), awan rendah yang umumnya bergerak lebih cepat dari cumulus. Cenderung lebih mengembang ke arah horisontal daripada arah vertikal. Dasar awan umumnya lebih gelap daripada puncak awan, namun ciri-cirinya dapat lebih beragam. Dapat terlihat seperti lembaran rendah yang lebar, atau berbentuk rekahan dimana cahaya matahari terlihat melalui rekahan tersebut.

Cumulus (Cu), adalah awan yang mengandung kristal es. Terlihat seperti serabut atau buntut kuda berwarna putih. Terlihat pada posisi yang sangat tinggi, umumnya lebih dari 5.000 meter dimana suhu sangat dingin, walaupun pada musim panas atau kering.

Nimbostratus (Ns), berwarna gelap, visibility rendah, langit tertutup awan, dan sinar matahari terhalang. Umumnya disertai cuaca buruk. Hujan turun dengan intensitas rendah hingga sedang, untuk waktu yang lama.

(5)

JENIS - JENIS AWAN

Jenis-Jenis Awan Tinggi

Jenis awan ini terletak pada ketinggian yang beragam. Bila di kawasan tropis jenis awan ini terdapat pada ketinggian 6-18 km, pada kawasan yang beriklim sedang berada pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutup terletak pada ketinggian 3-8 km. Macam-macam jenis awan yang tergolong awan tinggi adalah sebagai berikut..

Awan Cirrus (Ci) adalah awan halus dengan struktur seperti serat dan berbentuk seperti bulu burung. Awan cirrus (Ci) tersusun atas pita melengkung di langit, sehingga tampak bertemu satu atau dua titik horizon, dan sering terdapat kristal es. Awan Cirrus tidak menimbulkan hujan.

Awan Cirrocumulus (Ci-Cu) adalah awan yang terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es serta berbentuk seperti segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan.

Awan Cirrostatus (Ci-St) adalah awan yang berbentuk seperti kelambu putih yang halus dan rata dengan menutup seluruh langit sehingga tampak cerah atau juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur. Awan cirrostatus sering menimbulkan hallo (lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan. Hal ini biasa terjadi pada musim kering.

Jenis-Jenis Awan Menengah

(6)

Awan Alto Cumulus (A - Cu) adalah awan yang bentuknya kecil-kecil yang jumlahnya banyak. Umumnya berbentuk bola yang agak tebal, berwarna putih sampai pucat dan ada bagian yang kelabu. Awan ini bergerombol dan saling berdekatan sehingga tampak bahwa awan ini saling bergandengan.

Awan Alto Stratus (A-St) adalah awan ini tebal dan luas dengan warna kelabu, sehingga pada matahari dan bulan tampak terang.

Jenis-Jenis Awan Rendah

Jenis awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km. Macam-macam jenis awan rendah adalah sebagai berikut..

Awan Strato Cumulus (St-Cu) adalah awan yang berbentuk bola dan memiliki lapisan tipis yang sering menutupi langit sehingga tampak seperti gelombang lautan. Jenis awan ini tidak menimbulkan hujan

(7)

Awan Nimbo Stratus (Ni-St) adalah awan yang bentuknya tidak menentu, tepinya compang-camping tak beraturan dan berwarna putih kegelapan serta penyebarannya cukup luas. Awan ini menimbulkan hujan gerimis.

Jenis-Jenis Awan Udara Naik

Jenis awan ini terletak pada ketinggian antara 500- 1500 m. Macam-macam jenis awan udara naik adalah sebagai berikut..

Awan Cumulus (Cu) adalah awan tebal dengan puncak-puncak yang tinggi, terbentuk di siang hari karena udara naik. Jika berhadapan dengan matahari terlihat terang dan jika memperoleh sinar hanya sebelah saja akan menimbulkan bayangan yang berwarna kelabu.

(8)

JENIS - JENIS IKLIM

Iklim merupakan kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dan melipiti wilayah yang luas. Bumi memiliki geografis tempat yang berbeda- beda. Tidak hanya geografis saja, namun secara astronomis di daerah mempunyai letak berbeda- beda dan karakteristiknya berbeda- beda. Iklim sangat erat kaitannya dengan letak astronomis. Dalam ilmu geografi kita mengenal beberapa jenis iklim yang dikaitkan dengan letak astronomis. Secara umum, dikaitkan dengan letak garis lintang, iklim dibagi menjadi dua macam yaitu iklim matahari (baca: bagian- bagian matahari) dan iklim fisis. Untuk penjelasan masing- masing iklim adalah sebagai berikut:

Iklim matahari

Iklim matahari merupakan iklim yang didasarkan pada jumlah sinar matahari (banyak sedikitnya sinar matahari) yang diterima oleh permukaan Bumi (baca: kerak Bumi). Iklim matahari ini dapat dibagi menjadi beberapa macam. Macam- macam iklim matahari adalah sebagai berikut:

Iklim Tropis

Jenis iklim matahari yang pertama adalah iklim tropis. Iklim tropis merupakan iklim yang sangat cukup menerima sinar matahari. Wilayah yang mempunyai iklim tropis terletak antara 00 23,50LU / LS. Dengan letak astronomis yang demikian, maka iklim tropis ini mencakup hampir 40% dari permukaan Bumi. Iklim tropis mempunyai ciri- ciri khusus, yakni sebagai berikut:

 Suhu udara rata- rata tinggi yakni antara 200 – 230 Celcius. Dan di beberapa tempat suhu bisa mencapai 300C.

 Amplitudo suhu rata- rata tahunan kecil. Di daerah khatulistiwa, amplitudo antara 10 50Celcius

 Amplitudo harian lebih besar

 Tekanan udaranya rendah dan terjadi perubahan secara perlahan- lahan dan beraturan

 Curah hujan banyak, dan merupakan iklim dengan curah hujan tertinggi di dunia.

 Itulah beberapa ciri dari iklim tropis. Iklim tropis juga merupakan iklim yang paling panas karena memperoleh sinar matahari paling banyak.

Iklim Sub Tropis

Setelah iklim tropis, selanjutnya ada iklim sub tropis. Iklim sub tropis merupakan iklim peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Iklim sub tropis dimiliki oleh daerah- daerah yang berada di wilayah 23,50 – 400 LU/ LS. Iklim sub tropis mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

 Terdapat empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Namun musim panas tidak terlalu panas di iklim ini, begitu pula musim dingin tidak terlalu dingin.

 Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin

 Batas yang tegas tidak dapat ditentukan di wilayah iklim ini dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke daerah iklim sedang.

(9)

Iklim Sedang

Selanjutnya adalah iklim sedang. Iklim sedang merupakan iklim yang dimiliki oleh daerah- daerah yang berada di wilayah antara 400 – 66,50LU/ LS. Iklim sedang ini mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

 Amplitudo suhu tahunan lebih besar daripada amplitudo suhu harian.

 Amplitudo suhu harian lebih kecil jika dibandingkan dengan yang terdapat di iklim tropis.

 Terdapat banyak gerakan- gerakan udara siklonal, tekanan udara yang berubah- ubah, arah angin yang sering berubah dan tidak menentu, sering terjadi badai dengan tiba- tiba.

 Itulah beberapa ciri dari iklim sedang. Iklim ini tidak mendapatkan penyinaran matahari dalam jumlah besar.

Iklim dingin (iklim kutub)

Yang terakhir dari iklim matahari adalah iklim dingin atau iklim kutub. Sesuai dengan namanya, iklim ini terdapat di daerah kutub. Sesuai dengan namanya pula bahwa suhu udara di iklim ini sangatlah rendah. Iklim ini dibagi menjadi dua jenis, yakni iklim tundra.

Iklim Fisis

Selain iklim matahari ada iklim lain yakni iklim fisis. Iklim fisis merupakan iklim yang menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka Bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Yang dimaksud dengan pengaruh lingkungan alam maksudnya adalah pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka Bumi, serta angin dan curah hujan. Secara umum, iklim fisis dibagi ke dalam lima macam, yakni iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim gunung atau pegunungan dan iklim musim atau muson. Untuk penjelasan dari masing- masing iklim adalah sebagai berikut:

Iklim laut atau Maritim

Iklim laut disebut juga sebagai iklim maritim, yakni iklim yang berada di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Meski sama- sama beriklim laut namun keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangatlah berbeda. Ciri- ciri iklim laut (baca: macam-macam laut) yang berada di daerah tropis dan sub tropis adalah sebagai berikut:

 Suhu rata- rata tahunan rendah

 Amplitudo suhu harian kecil

 Banyak terdapat awan

 Sering hujan lebat dan juga disertai badai

 Sementara ciri- ciri iklim laut di daerah sedang adalah sebagai berikut:

 Amplitudo suhu harian dan juga tahunan kecil

 Banyak terdapat awan

 Benyak turun hujan di musim dingin, biasanya hujan yang turun adalah hujan rintik-rintik

 Pergantian antara musim panas dan musim dingin terjadi tidak mendadak.

Iklim darat atau Kontinen

(10)

daerah-daerah sub tropis dan tropis, serta ada yang di daerah-daerah sedang. Adapun ciri- ciri iklim darat di wiayah tropis dan sub tropis adalah sebagai berikut:

 Amplitudo suhu hariannya sangat besar, sementara suhu tahunannya kecil.

 Curah hujan sangat sedikit dengan waktu hujan sebentar dan terkadang disertai angin topan.

 Sementara ciri dari iklim darat yang berada di wilayah beriklim sedang adalah sebagai berikut:

 Amplitudo suhu tahunan besar

 Suhu rata- rata ketika musim panas tiba cukup tinggi dan katika musim dingin rendah

 Curah hujan sangat sedikit dan jatuh ketika musim panas berlangsung.

Iklim dataran tinggi

Jenis iklim fisis yang ketiga adalah iklim dataran tinggi. sesuai dengan namanya, iklim ini terdapat di wilayah dataran tinggi. ciri- ciri iklim ini adalah sebagai berikut:

 Amplitudo suhu harian dan tahunanbesar

 Udara bersifat keribg

 Kelembaban udara sangat rendah

 Jarang dituruni hujan

Iklim gunung

Selanjutnya ada iklim gunung. Iklim gunung merupajan iklim yang berada di wilayah gunung atau pegunungan. Ciri- ciri iklim gunung antara lain adalah:

 Terdapat di daerah sedang

 Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil

 Hujan banyak yang jatuh di lereng bagian bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan

 Terkadang bisa turun salju.

Iklim muson

Iklim muson merupakan iklim yang bisa berganti- ganti setiap setengah tahun satu kali. Beberapa ciri dari iklim ini antara lain adalah:

 Setengah tahun akan dilalui oleh angin laut yang bersifat basah, sehingga menimbulkan hujan.

(11)

JENIS - JENIS IKLIM

A. Iklim Matahari

Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan bumi.

Kedudukan matahari dalam setahun adalah :

 Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 21 Maret

 Matahari beredar pada garis balik utara (23,5º LU) tanggal 21 Juni

 Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 23 September

 Matahari beredar pada garis balik selatan (23,5º LS) tanggal 22 Desember

 Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak lintang adalah sebagai berikut.

1. Daerah iklim tropis

 Iklim Tropis terletak antara 0° - 23½° LU dan 0° - 23½° LS. Ciri – ciri iklim tropis adalah sebagai berikut :

 Suhu udara rata – rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20° - 23° C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai 30°C.

 Amplitudo suhu rata – rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1° - 5° C, sedangkan amplitudo hariannya besar.

 Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.

Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia.

2. Daerah iklim subtropis

Iklim subtropis terletak antara 23½° - 40° LU dan 23½° - 40° LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri – ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut:

 Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis dan iklim sedang.

 Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin.

 Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

 Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok.

3. Daerah iklim sedang

Iklim sedang terletak antara 40° - 66½° LU dan 40° - 66½° LS. Ciri – ciri iklim sedang adalah sebagai berikut :

 Banyak terdapat gerakan – gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah – ubah, arah angin yang bertiup berubah – ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba – tiba.

(12)

4. Daerah iklim dingin

Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.

Ciri – ciri iklim tundra adalah sebagai berikut :

 Musim dingin berlangsung lama

 Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.

 Udaranya kering.

Ciri – ciri iklim es adalah sebagai berikut :

 Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.

 Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.

B. Iklim Fisis

Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.

Iklim fisis terdiri dari :

1. Iklim laut (Maritim)

Iklim laut berada di daerah tropis dan subtropis; dan daerah sedang. Keadaan iklim kedua daerah berbeda. Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:

 Suhu rata-rata tahunan rendah

 Amplitudo suhu harian rendah/kecil

 Banyak awan

 Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:

 Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil

 Banyak awan

 Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik

 Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.

2. Iklim Darat (Kontinen)

Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40º , yaitu sebagai berikut :

 Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil

 Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

 Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:

 Amplitudo suhu tahunan besar

 Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah

(13)

3. Iklim Dataran Tinggi

Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:

 Amplitudo suhu harian dan tahunan besar

 Udara kering

 Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah

 Jarang turun hujan.

4. Iklim Gunung

Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:

 Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi

 Terdapat di daerah sedang

 Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil

 Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan

 Kadang banyak turun salju

5. Iklim Musim (Muson)

Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

 Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan

 Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau.

C. Iklim Junghuhn

F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.

Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut.

1. Zona Iklim Panas

Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 – 650 meter dan temperatur antara 26,3 °C – 22 °C.

2. Zona Iklim Sedang

Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 – 1500 meter dan temperatur antara 22 °C – 17,1 °C.

3. Zona Iklim Sejuk

Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 – 2500 meter dan temperatur antara 17,1 °C – 11,1 °C.

4. Zona Iklim Dingin

(14)

D. Iklim Koppen

Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:

o suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C, o suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,

o curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan o tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.

2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:

o Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);

o Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;

3. Iklim C atau iklim sedang.

Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.

4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal.

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.

5. Iklim E atau iklim kutub .

Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.

Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu:

1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:

1) Af = Iklim panas hujan tropis.

2) As = Iklim savana dengan musim panas kering. 3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering. 4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.

2. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:

1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D.

2) BW = Iklim gurun.

3) Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:

 Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas kering.

 Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk.

 Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.

 Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu:

o Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering. o Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab. o Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:

(15)

 Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.

Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D yaitu:

 Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.

 Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.

 C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.

 D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.

E. Iklim Thornthwaite

C.W.Thornthwaite (1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman akan lebih kecil dari pada penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang sama. Thornthwaite menghitung ratio keefektifan curah hujan (precipatation effectiveness) atau ratio P-E sebagai jumlah curah hujan (P=presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah penguapan (E=evaporasi) bulanan,yaitu ratio P-E=P/E jumlah 12 bulan ratio P-E disebutkan indeks P/E.

Masing-masing golongan kelembapan dan golongan suhu di komfermasikan dengan penyebaran curah hujan musiman.penyebaran curah hujan musiman dibedakan:

r = curah hujan banyak pada setiap musim. basa;jumlah curah hujan ini melampaui penguapan.

G.Iklim schimdt dan ferguson

Sistem klasifikasi iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta sudah sangat dikenal di Indonesia. Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan 10% (Q = BK / BB x 100%).

Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.

Kriteria bulan basah dan bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah :

1) Bulan Basah (BB) Bulan dengan curah hujan > 100 mm

2) Bulan Lembab (BL) Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm 3) Bulan Kering (BK) Bulan dengan curah hujan < 60 mm

H.Iklim Oldeman

(16)

demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia.

Klasifikasi iklim ini diarahkan kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija. Dibandingkan dengan metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan dengan kebutuhan air tanaman.

Oldeman membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Ia membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di Indonesia berdasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara berturut-turut. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air pada tanaman

Konsepnya adalah:

 Padi sawah membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan.

 Palawija membutuhkan air rata-rata per bulan 50 mm dalam musim kemarau.

 Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0,82 kali hujan rata-rata bulanan dikurangi 30.

 Hujan efektif untuk sawah adalah 100%.

 Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat adalah 75%.

Dapat dihitung hujan bulanan yang diperlukan untuk padi atau palawija (X) dengan menggunakan data jangka panjang yaitu:

Padi sawah:

213 dan 118 dibulatkan menjadi 200 dan 100 mm/bulan yang digunakan sebagai batas penentuan bulan basah dan kering.

Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm

Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut.

Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah pada jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan pada jumlah bulan kering berturut-turut.

(17)

PETA DUNIA TENTANG PELABUHAN-PELABUHAN PADA

MASA ISLAM YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BANDAR

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini ditandai dengan berbagai keunikan produk distro yaitu menjadi ciri khasnya yaitu jumlah setiap produk terbatas, ilustrasi atau gambar pada produk berupa T- Shirt

Kalau kita telah, berpoligami, amat sulit sekali kita akan melahirkan umat manusia yang Kalau kita telah, berpoligami, amat sulit sekali kita akan melahirkan umat

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasangan kohabitasi yang mempunyai latar belakang keluarga bercerai (broken home) serta yatim memaknai kohabitasi sebagai bentuk

Tabel 12 mengungkapkan bahwa dengan jumlah skor sebesar 70,077, maka indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan perizinan dan investasi di KPPI Kota Jambi

Indikasi : terapi untuk kanker ovarium dan kanker payudara yang sudah bermetastasis Dosis • monoterapi 175 mg/m2 secara infuse iv selama 3 jam tiap 3 minggu.terapi kombinasi 175

Kondisi perempuan yang seperti ini telah disoroti oleh Riffat Hasan, dia adalah salah satu feminis muslim yang dengan gigih dan semangat meneliti secara intensif

Para korban memiliki pengalaman dari salah satu keluarganya yang pernah melakukan percobaan bunuh diri atau meninggal karena bunuh diri, bisa juga dari pembelajaran

[r]