• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

(2)

BAB III

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME

Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Denga kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dalam konsep behavioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar. Teori belajar behaviorisme sangat menekankan perilakau atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori-teori dalam rumpun ini sangat bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul.

Pandangan Belajar Menurut Teori Behaviorisme

Para penganut teori behaviorisme meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dapat dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi didalam pikiran karena tidak dapat dilihat. Skinner beranggapan bahwa perilaku manusia yang dapat diamati secara langsung adalah akibat konsekuensi dari perbuatan sebelumnya (Semiawan, 2002:3). Menurut aliran psikologi ini proses belajar lebih dianggap sebagai suatu proses yang bersifat mekanistik dan otomatik tanpa membicarakan apa yang terjadi selama itu didalam diri siswa yang belajar.

(3)

Proses S-R ini terdiri dari beberapa unsur dorongan (drive). Pertama

seseorang merasakan adanya kebutuhan akan sesuatu dan terdorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua, rangsangan atau stimulus. Kepada seseorang diberikan stimulus yang akan menyebabkannya memberikan respons. Ketiga, adalah respons, di mana seseeorang akan memberikan reaksi atau respons

terhadap stimulus yang diterimanya dengan melakukan suatu tindakan yang dapat diamati. Keempat, unsur penguatan atau reinforcement, yang perlu diberikan kepada seseorang agar ia merasakan adanya kebutuhan untuk memberikan respons lagi.

Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah belajar apabila ia telah dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau

output yang berupa respons. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Mengajar menurut pandangan ini yaitu memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar bukan menggali makna. Peserta didik diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan pengajar terhadap pengetahuan yang dipelajari.

Masalah Belajar dan Pembelajaran dalam Teori Behaviorisme

Masalah belajar dan pembelajaran dalam teori ini ada dua masalah yaitu: 1. Ketaatan kepada peraturan dipandang sebagai suatu penentu keberhasilan,

jadi dapat diartikan jika kita tidak taat dan patuh terhadap aturan maka kita tidak akan berhasil.

(4)

Prinsip-Prinsip Teori Behaviorisme

1. Reinforcement and punishment

Menambahkan ataTu mengurangi rangsangan

2. Primary and Secondary

Kebutuhan pokok, rangsangan dari asumsi seseorang

3. Schedules of reinforcement

Rangsangan secara terjadwal

4. Contingency management

Berhubungan dengan kesehatan mental

5. Stimulus control in operant learning

Mengendalikan rangsangan untuk menghasilkan perilaku yang diharapkan

6. The elimination of responses

Penghapusan perilaku yang tidak diinginkan.

Pada intinya, teori behaviorisme adalah suatu teori yang menyatakan bahwa suatu proses pembelajarn terjadi bila adanya stimulus. Pada teori behaviorisme tujuannya adalah mencptakan stimulus respon sebanyak-banyaknya.

Tokoh-Tokoh Aliran Teori Behaviorisme Beserta Teori Teorinya

1. Teori Belajar Menurut Edward Lee Thorndike

(5)

Dalam eksperimennya Thorndike mengajukan adanya tiga macam hukum yang sering disebut dengan hukum primer dalam belajar.

a) Hukum Kesiapan (Law of Readiness)

Apabila suatu ikatan siap untuk berbuat, perbuatan itu memberikan kepuasan, sebaliknya apabila tidak siap maka akan menimbulkan ketidakpuasan/ketidaksenangan terganggu. Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak.

b) Hukum Latihan (Law of Exercise)

Artinya bahwa hubungan antara stimulus dengan respons akan semakin bertambah erat, jika sering dipakai dan akan semakin berkurang apabila tidak digunakan. Prinsip Law of Exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan.

c) Hukum Akibat (Law of Effect)

Hukum akibat yaitu hubungan stimulus respons cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.

(6)

kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, namun ia tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku-tingkah laku yang tidak dapat diamati. Namun demikian, teorinya telah banyak memberikan pemikiran dan inspirasi kepada tokoh-tokoh lain yang datang kemudian. Teori Thorndike ini disebut juga sebagai aliran Koneksionisme (Connectionism).

2. Teori Belajar Menurut Ivan Petrovich Pavlov

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes(1927).

Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Teori ini didasarkan atas reaksi sistem tak terkontrol didalam diri seseorang dan reaksi emosional yang dikontrol oleh sisrem urat syaraf otonom serta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar.

Stimulus tidak terkontrol Respons tidak terkontrol

(US) (UR)

(7)

Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannnya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli yang lainnya tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu.

Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran di mana organisme belajar untuk mengaitkan atau mensosialikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus bermakna dan menghasilkan kapasitas untuk menghasilkan respon yang sama. Untuk memahami teori pengkondisian klasik oleh Pavlov harus memahami dua tipe stimuli dan dua tipe respon: Uncontioned stimulus, Unconditioned respon, Conditioned stimulus, Conditioned respon.

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

a) Law of Respondent Conditioning

Yakni, hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara stimulan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

b) Law of Respondent Extinction

Yaitu, hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

3. Teori Belajar Menurut Watson

(8)

yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia menganggap hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.

Watson adalah seseorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh dapat diamati dan dapat diukur. Asumsinya bahwa, hanya dengan cara demikianlah maka akan dapat diramalkan perubahan-perubahan apa yang bakal terjadi setelah sesorang melakukan tindak belajar. Para tokoh behavioristik cenderung untuk tidak memperhatikan hal-hal yang tidak dapat diukur dan tidak dapat diamati, seperti perubahan-perubahan mental yang terjadi ketika belajar, walaupun demikian mereka tetap mengakui hal itu penting.

4. Teori Belajar Menurut Clark Hull

Clark Hull juga menggunakan variable hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan tentang belajar. Namun ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu, teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul dapat bermacam-macam bentuknya. Dalam kenyataannya, teori-teori demikian tidak banyak digunakan dalam kehidupan praktis, terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya. Namun teori ini masih sering dipergunakan dalam berbagai eksperimen di laboratorium.

(9)

Demikian juga dengan Edwin Guthrie, ia juga menggunakan variable hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark dan Hull. Dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang perana penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan dan perilaku seseorang. Namun setelah Skiner mengemukakan dan mempopulerkan akan pentingnya penguatan (reinforcement) dalam teori belajarnya, maka hukuman tidak lagi dipentingkan dalam belajar.

6. Teori Belajar Menurut Burrhus Frederic Skinner

Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis of Behavior”. Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi Psikologi di Amerika (Sahakian,1970)

(10)

Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan. Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :

Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yangdapat diatur nyalanya, dan lantai yanga dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.

Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.

Beberapa prinsip Skinner antara lain :

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika bebar diberi penguat.

(11)

4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah, untukmenghindari adanya hukuman.

5. dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.

6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.

7. Dalam pembelajaran digunakan shaping.

Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan belajar. namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi siswa untuk bebas berpikir dan berimajinasi. Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. namun, ada beberapa alasan mengapa Skinner tidak sependapat dengan Guthrie, yaitu:

1. Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara.

2. Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama.

3. Hukuman mendorong si terhukum mencari cara lain (meskipun salah dan buruk) agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk dari pada kesalahan yang diperbuatnya.

7. Teori Belajar Menurut Robert Gagne

Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk mendisain pelatihan berbasis komputer dan belajar berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendisain software instruksional.

(12)

kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutnkanpada yanglebih kompleks (belajar SR, rangkaian SR, asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah). Prakteknya gaya belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.

8. Teori Belajar Menurut Albert Bandura

Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare alberta berkebangsaan Kanada. Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:

1. Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat. 2. Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean

simbolik.

3. Reprodukdi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik.

4. Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.

Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip prinsip sebgai berikut:

1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya.

2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya.

(13)

Karena melibatkan atensi, ingatan dan motifasi, teori Bandura dilihat dalam kerangka Teori Behaviour Kognitif. Teori belajar sosial membantu memahami terjadinya perilaku agresi dan penyimpangan psikologi dan bagaimana memodifikasi perilaku. Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikan secara massal.

Karateristik Teori Belajar Behaviorisme

1. Mengutamakan unsur-unsur/ bagian-bagian kecil

2. Bersifat mekanistis

3. Menekankan peranan lingkungan

4. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon

5. Mementingkan pentingnya latihan

6. Pemecahan masalah dengan trial and error

Teori Koneksionisme mendasari behaviorisme (Thorndike)

1. Tingkah laku manusia pada dasarnya adalah hubungan antara perangsang dan jawaban

2. Belajar adalah pembentukan stimulus respon sebanyak-banyaknya.

3. Pembentukan stimulus respons melalui latihan

4. Herbartisme (psikologi daya)

Artinya bahwa teori belajar behaviorisme yang pada dasarnya adalah suatu proses belajar dengan stimulus dan respon lebih mengutamakan suatu unsur-unsur kecil, yang bersifat umum, bersifat mekanistis, peran lingkungan dapat memengaruhi suatu proses belajar. Dengan adanya stimulus respon, maka stimulus dan respon tersebut perlu dilakukan secara berulang-ulang atau dengan kata lain disebut dengan latihan serta pemecahan masalah dengan trial and error memilki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Ada motif pendorong aktivitas

2. Ada berbagai respons terhadap situasi

(14)

4. Ada kemajuan rekasi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya

Dalam hal ini berarti bahwa teori belajar behaviorisme yang menguunakan pemecahan masalah dengan trial and error tersebut adalah suatu cara pemecahan masalah dengan menggunakan konsep respon yang berhubungan juga dengan lingkungan, dengan kata lain, lingkungan sangat berperan dalam hal ini.

Aplikasi Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran

Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan prakek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respons atau perilaku tertentu dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement, dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau siswa. Siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.

Aplikasi teori belajar behaviorisme menurut tokoh-tokoh antara lain : a . Aplikasi Teori Pavlov

(15)

b. Aplikasi Teori Thorndike

1. Sebelum guru dalam kelas mulai mengajar, maka anak-anak disiapkan mentalnya terlebih dahulu. Misalnya anak disuruh duduk yang rapi, tenang dan sebagainya.

2. Guru mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan yang ketat atau sistem drill.

3. Guru memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar.

c. Aplikasi Teori Skinner

Guru mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan siswa yang telah diperiksa dan dinilai sesegera mungkin.

Selain itu, penerapan teori behavioristik adalah dengan pemberian bahan pembelajaran dalam bentuk utuh kepada peserta didik, hasil belajar segera disampaikan kepada peserta didik, proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar, dan materi pelajaran digunakan sistem modul.

Tujuan Pembelajaran Teori Behaviorisme

(16)

Evaluasi menekankan pada respon pasif, keterampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntu satu jawaban benar. Maksudnya, bila siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugasnya belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara individual.

Adapun tujuan pembelajaran teori behaviorisme antara lain:

1. Berkomunikasi atau transfer perilaku adalah penggambar pengetahuan dan kecakapan peserta didik, tidak mempertimbagka proses mental.

2. Pengajaran adalah untuk memeproleh keinginan respon dari peserta didik yang dimunculkan dari stimulus,

3. Peserta didik harus mengenali bagaimana mendapatka respon sebaik mungkin pada kondisi respon diciptakan.

4. Peserta didik memperoleh kecakapan berbeda.

Desain Pembelajaran Dalam Teori Behaviorisme

Desain-desainnya:

1. Siswa harus diberitahu secara eksplisit tujua belajar sehingga mereka dapat merencanakan dan menentukan apakah mereka telah mencapai tujuan dari pembelajaran.

2. Peserta didik harus diuji apakah mereka telah mencapai tujuan pembelajaran atau tidak. Tes dilakukan untuk mengecek tingkat pencapaian pembelajaran dan untuk memberi umpan balik yang tepat.

3. Materi belajar harus diurutkan dengan tepat untuk meningkatka belajar. Urutan dapat dimulai dari bentuk yang sederhana ke yang kompleks, dari yang diketahui sampai yang tidak diketahui dan dari pengetahuan sampai penerapan.

(17)

Langkah-Langkah Pembelajaran

Secara umum, langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik yang dikemukakan oleh Siciati dan Prasetya Irawan (2001) dapat digunakan dalam merancang pembelajaran. Langkah-langkah tersebut meliputi: 1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.

2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan awal (entry behavior) siswa.

3. Menentukan materi pelajaran.

4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, topik, dsb.

5. Menyajikan materi pelajaran.

6. Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan baik lisan maupun tertulis, tes/kuis, latihan, atau tugas-tugas.

7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa.

8. Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan negatif), ataupun hukuman.

9. Memberikan stimulus baru.

10. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa. 11. Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman.

12. Demikian seterusnya. 13. Evaluasi hasil belajar.

Penerapan Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran Fisika

Berikut ini adalah kajian teori behavioristik dan kemudian mengidentifikasi beberapa prinsip behavioristik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika.

a) Conditioning (Pengkondisian)

(18)

1. Quiz di akhir pertemuan sebagai stimulus terkondisi adalah proses belajar mengajar selama satu kali pertemuan dan tanggapan siswa adalah persiapan untuk quiz. Hal ini tentunya sangat membantu proses dan hasil belajar siswa, sebab siswa tentunya pada proses belajar mengajar serius memperhatikan materi ajar sebagai persiapan quiz.

2. Ujian harian perbab (satu pokok bahasan materi) stimulus terkondisi: proses belajar mulai dari awal pokok bahasan satu materi ajar. Tanggapan siswa: persiapan mengikuti ujian harian perbab, melalui proses belajar mengajar selama satu pokok bahasan.

b) Koneksionisme

Penerapan konsep koneksionisme pada proses pembelajaran fisika sebagai contoh Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengerjakan soal dipapan tulis, jika salah maka ada kesempatan berikutnya , jika benar maka siswa tersebut memperoleh nilai dari guru.

c) Operant Conditioning

B.F. Skinner, mengajukan satu tingkat perilaku yang dikontrol oleh stimulus yang dengan segera diikuti oleh tindakan. Skinner menamai hal tersebut sebagai perilaku operant karena stimulus tersebut beroperasi pada lingkungan untuk mendapatkan penguatan. Menurut Skinner dan pakar behavioristik lainnya, perilaku operant harus dbedakan dari perilaku tanggapan, perilaku tanggapan melibatkan otot dan kelenjar, termasuk refleksi semacam keluarnya air liur, penskresian makanan dalam lambung dan peningkatan otot yang dikendalikan secara sadar dan pemecahan masalah.

Kekurangan dan Kelebihan Teori Behaviorisme

Kekurangan:

(19)

stimulus, menjadikan siswanya ketergantungan untuk diberikan stimulus oleh gurunya. Karena dalam hal ini, pembelajaran siswa terpusat pada guru. Hingga akhirnya, hanya berorientasi pada hasil yang bisa diukur saja.

Kelebihan:

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Patimah. 2013. Resume Teori Belajar dan Pembelajaran.

Online, tersedia: http://patimahahmad.blogspot.com/2013/11/resume-teori-belajar-behaviorisme.html

Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Budiningsih, C. Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Juniarso, Triman. 2008. Teori Belajar Behaviorisme.

Online, tersedia:https://trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/02/teori-belajar-behavioristik.doc

Pendidikan Fisika 2013. 2014. Modul Belajar dan Pembelajaran. Indralaya. Wikipedia. 2014. Teori Belajar Behaviorisme.

Referensi

Dokumen terkait

stimulus dan respons tersebut harus berbentuk tingkah laku yang “bisa diamati”( observable ). Dengan kata lain, Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam

perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen

Perkembangan Psikologi dari abad ke-19 sampai abad ke-20, mengalami kemajuan yang pesat, khususnya dalam Psikologi pendidikan.Banyak teori-teori baru yang muncul dengan konsep

Ketika struktural fungsional mengatakan bahwa perubahan sosial dalam masyarakat itu selalu terjadi pada titik ekulibrium, teori konflik melihat perubahan sosial disebabkan karena

Perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih

Menurut Gredel (1994) teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura menegaskan hal yang sangat penting dalam pembelajaran observasi adalah :

Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga.[3] Dari definisi ini dapat diketahui, bahwa permintaan terjadi

Perubahan struktur kognitif merupakan fungsi dari pengalaman, dan kedewasaan akan terjadi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu (Budiningsih 2005). Teori