• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan 3 Pengertian Hukum Pajak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pertemuan 3 Pengertian Hukum Pajak"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 3

(2)

Pengertian

Hukum

Hukum dalam arti luas : Segala ketentuan yang mengatur tingkah laku orang dalam pergaulan masyarakat.

Terminologi hukum disetiap negara berbeda.

Di Amerika dan Inggris “Law” ; di Jerman dan Belanda “recht” ; Dalam bahasa Perancis “droit”, di Italia “ diritto” dan dalam bahasa Arab “syariah”.

(3)

Pengertian Hukum

Pajak

R.

Santoso

Brotodihardjo,

S.H.

:

“Hukum

Pajak/Fiskal adalah keseluruhan dari

peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah

untuk

mengambil

kekayaan

seseorang

dan

menyerahkan kembali kepada masyarakat dengan

melalui Kas Negara, sehingga ia merupakan bagian

dari Hukum Publik yang mengatur

hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang

atau badan-badan (hukum) yang berkewajiban

membayar pajak (selanjutnya disebut Wajib Pajak)”.

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.

: “Hukum Pajak

(4)

Hukum pajak dimaksudkan sebagai dasar dalam proses pemungutan pajak oleh negara kepada masyarakat (rakyat) atau wajib pajak. Dalam hukum pajak ditentukan dasar dan cara supaya masyarakat (Wajib Pajak) bersedia membayar pajak . Terlihat pula hubungan hukum pajak antara masyarakat (orang pribadi atau badan) sebagai Wajib Pajak dan Negara (melalui fskus), yang memungut pajak.

Jadi hukum pajak merupakan hukum yang mengatur mengenai kewajiban orang atau badan sebagai Wajib pajak yang dapat dipaksakan untuk menyerahkan sebagian kekayaan atau penghasilannya kepada negara sebagai penarik pajak yang secara formal diatur dengan peraturan undang-undang beserta peraturan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya.

(5)

Kedudukan Hukum Pajak

(6)

Mengingat Hukum Pajak merupakan hukum yang berdiri

sendiri, terlepas dari Hukum Administrasi negara, ada

pendapat lain yang meletakkan Hukum Pajak berdiri sendiri.

Hukum

Hukum Perdata

Hukum Publik

Hukum Perdata

Hukum dagang

Hukum Pidana Hukum Administratif (Hukum Tata

Usaha) Hukum Tata

Negara

(7)

Hubungan Hukum Pajak Dan Hukum Pajak

lainnya

Hukum Pajak dengan Hukum Perdata

Hukum Pajak banyak menggunakan istilah yang dipakai dalam hukum perdata seperti subjek, objek ; utang pajak yang harus dibayar pada dasarnya identik dengan hutang pada hukum perdata yaitu suatu kewajiban yang timbul karena perikatan.; pengenaan sanksi administrasi berupa bunga, dll.

Namun tidak semua aturan hukum perdata digunakan dalam hukum pajak. Sebagai contoh dikemukakan dalam KUH Perdata pasal 1602, yaitu bahwa majikan berkewajiban membayar upah seluruhnya. UU PPh Pasal 21 menentukan, bahwa pemberi kerja (majikan) diberi hak (bahkan ditunjuk) untuk memotong PPh Pasal 21 atas gaji, upah, dll yang dibayarkan kepada pekerja sebelum penghasilan diserahkan kepada pekerja ybs.

(8)

Hukum Pajak dengan Hukum Pidana

Dalam hukum Pidana (KUHP) pasal 103 disebutkan “ketentuan dari perbuatan dalam bab yang pertama dalam buku ini, berlaku juga terhadap perbuatan yang dapat dihukum menurut peraturan undang-undang yang lain, kecuali ada undang-undang-undang-undang atau ordonansi menentukan lain”.

Dengan adanya pasal 103 KUHP menunjukkan bahwa ketentuan pidana tersebar diluar KUHP berlaku juga atau dapat diberlakukan ketentuan-ketentuan KUHP sepanjang UU tidak menentukan lain.

Hukum Pajak dengan Hukum Tata Negara

(9)

Hukum Pajak Material dan Hukum

Pajak Formal

Hukum Pajak dengan Hukum Tata Negara

Hukum pajak menyangkut Hukum Administrasi Negara karena dalam APBN terdapat pendapatan negara berupa pajak, yang secara administrasi dan organisasi diatur pemungutannya. Semua pemasukan negara dari pajak, harus dibukukan secara tertib dan sebaiknya dapat diketahui setiap saat.

Hukum Pajak terbagi menjadi dua bagian yaitu Hukum

Pajak Material dan Hukum Pajak Formal

Hukum

Pajak

Material

(10)

Suatu hukum Pajak disebut sebagai Hukum Pajak material

apabila

isinya

memuat

tentang

norma-norma

yang

menerangkan tentang :

a. Objek dari suatu jenis pajak yang ditetapkan yaitu keadaan,

perbuatan dan peristiwa hukum.

b.Subjek Pajak yaitu menerangkan siapa yang harus dikenakan

pajak atau pihak siapa yang berhutang atas suatu pajak.

c.Peraturan-peraturan yang memuat tarif pajak, sanksi,.

d.Arti penghasilan dan tahun buku menurut pajak penghasilan,

dll

(11)

Hukum Pajak Formal

Suatu hukum Pajak disebut sebagai Hukum Pajak Formal

apabila

isinya

mengenai

bentuk

atau

cara

untuk

mengimplementasikan hukum material menjadi suatu

kenyataan. Hukum pajak formal memuat ketentuan tentang :

a. Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan utang

pajak.

b.Hak-hak fskus (pemungut pajak) untuk mengadakan

pengawasan kepada wajib pajak mengenai perbuatan,

keadaan, dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak.

c.Kewajiban pembukuan, penagihan utang pajak, dan prosedur

mengajukan keberatan, dll.

(12)

Dasar Hukum Pemungutan Pajak di Indonesia

Hukum pajak pada dasarnya menyangkut hukum konstitusi , karena secara garis besar dan secara prinsip terdapat dalam konstitusi negara baik dalam UUD maupun konvensi. Hukum pajak harus memberikan jaminan hukum dan keadilan yang tegas, baik untuk negara selaku pemungut pajak (fskus) dan kepada rakyat selaku wajib pajak.

(13)

Dasar Hukum Pajak

Formal

– UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), sebagaimana diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994 dan UU No. 16 Tahun 2000 dan UU No. 28 Tahun 2007 terakhir dengan UU No. 16 Tahun 2009.

– UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan pajak dengan Surat Paksa sebagaimana yang telah diubah dengan UU No. 19 /2000

– UU No. 17 Tahun 1997 tentang Badan penyelesaian Sengketa Pajak.

(14)

Dasar Hukum Pajak

Materil

– UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh), sebagaimana telah diubah dengan UU No. 7 Tahun 1991 dan UU No. 10 Tahun 1994 dan UU No. 17 Tahun 2000 terakhir diubah dengan UU No. 36 Tahun 2008;

– UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN dan PPnBM) sebagaimana telah diubah dengan UU No. 11 Tahun 1994 dan UU No. 18 Tahun 2000 terakhir diubah dengan UU No. 42 Tahun 2009;

– UU No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagaimana telah diubah dengan UU No. 12 Tahun 1994;

– UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (BM).

Referensi

Dokumen terkait

dapat dilihat bahwa penilaian panelis terhadap madu sawo hasil evaporasi (X) dibandingkan dengan madu buah kurma yang beredar (Z), bahwa rata-rata panelis lebih

Hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran langsung menggunakan media PhET bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari

Gambar 8(b) menunjukkan bahwa campuran beton W/C=45% ditambah dengan silicafume 5% mempunyai masa layan bangunan yang lebih besar daripada campuran beton dengan W/ C=40%,

That is, rather than starting from ‘I’m interested in institutional logics and how status and networks are influenced by conflicting logics’ (or whatever), one would start

Untuk mencegah tetanus neonatorum (TN) ibu hamil harus mendapatkan imunisasi tetanus toksoid, sehingga ibu sudah memiliki antitoksin tetanus dalam tubuh ibu yang akan

Penelitian ini berjudul “Hubungan Komunikasi Antara Warga Asing dan Warga Setempat (Studi Deskriptif Mengenai Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga

Dalam antisipasi anomali iklim, diperlukan langkah-langkah strategis seperti: mengefektifkan informasi prakiraan iklim dan teknik menghadapinya, memanfaatkan peta

Salmonella Sp Pada Bakso Yang Dijual Di Jalan Mulyosari Surabaya ” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahlimadya D3 Analis Kesehatan di