1
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
DAN RELEVANSINYA DENGAN KEBUTUHAN
KUALIFIKASI KOMPETENSI LULUSAN
1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Semarang, 21 September 2013
Kurikulum yang dapat
menghasilkan insan
indonesia yang:
Produktif, Kreatif,
Inovatif,
Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan,
dan Pengetahuan
yang terintegrasi
Produktif Kreatif Inovatif
Afektif
Tema Pengembangan Kurikulum 2013
(Sesuai UU 20/2003)
Kita Ingin Menghasilkan Generasi Yang Bisa
Membawa Indonesia Menjadi Negara Maju
Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential (McKinsey Global Institute, 2012) ....Indonesia’s economy has enormous promise...
.... Indonesia’s recent impressive economic performance is not widely understood ....
4 Perlu dipersiapkan
social engineering
Perlu peningkatan akses, kualitas dan relevansi
Daya Saing Indonesia
di Antara 148 Negara Dunia
rangking rangking
50
38
+12
kenaikan
Indonesia nomor
3
di dunia dengan kenaikantertinggi.
Rekapitulasi Perubahan Ranking Daya Saing
2012-2013
vs
2013/2014
No
Perubahan Ranking GCI 2012/2013 vs
2013/2014
Jumlah
Negara Daftar Negara (Contoh)
A Naik 57
1-5 Peringkat 37 New Zealand (5), Emirat Arab (5), USA (2), Jerman (2), Jepang (1)
6-10 Peringkat 16 Kenya (10), Mauritius (9), Suriname (8), Azerbaijan (7), Malta (6)
11-15 Peringkat 4 Ekuador (15), Lesotho (14), Indonesia (12), Swaziland (11)
B Tetap 14 Singapore, Finlandia, Cina, Switzerland dan Kanada
C Turun 72
1-5 Peringkat 38 Yaman (-5), Yordania (-4), Denmark (-3), Inggris (-2), Polandia (-1)
6-10 Peringkat 22 Argentina (-10), Pakistan (-9), Brasil (-8), Italia (-7), Korsel (-6)
11-21 Peringkat 12 Honduras (-21), Iran (-16), Mongolia (-14), Lebanon (-12), Uruguay (-11)
D Tidak ada data 5
Jumlah
148
Sumber: Global Competitiveness Report 2013/2014 (World Economic Forum, 2013)
Global Competitiveness Index 2013/2014
:
Indonesia
... daya saing Indonesia lebih tinggi dari rata-rata daya saing
4,40 4,53
(144 Negara) (148 Negara)
5,69 5,71
Health and Primary Education
Higher Education and Training
Innovation
Global Competitiveness Index
Indonesia:
2012/2013
vs
2013/2014
Indikator Daya Saing yang Berkaitan Dengan Bidang Pendidikan
Pilar dan Indikator Skor 2013/2014
Skor 2012/2013
Perubahan (%)
Pilar 4. Health and primary education 5,71 5,69 0,37
Primary education 5,32 5,30 0,48
Quality of primary education 4,27 4,08 4,82
Pilar 5: Higher education and training 4,30 4,17 3,03
Secondary education enrollment, gross % 80,75 77,15 4,66 Tertiary education enrollment, gross % 24,89 23,12 7,67 Quality of the educational system 4,33 4,13 4,77 Quality of math and science education 4,66 4,39 6,09
Quality of management schools 4,45 4,18 6,28
Internet access in schools 4,77 4,47 6,59
Quality of education 4,55 4,29 5,95
Availability of research and training services 4,46 4,34 2,74
Extent of staff training 4,60 4,32 6,41
On-the-job training 4,53 4,33 4,57
Pilar 12. Innovation 3,82 3,61 5,75
Capacity for innovation 4,39 3,86 13,80
Quality of scientific research institutions 4,13 3,88 6,56
Company spending on R&D 4,09 3,95 3,71
University-industry collaboration in R&D 4,49 4,18 7,34 Availability of scientists and engineers 4,48 4,32 3,64 PCT patents, applications/million pop. 0,08 0,07 6,91
2005 Profesi Guru
2008
WAJAR DIKDAS 9 Tahun tercapai
Reformasi Birokrasi PP 66/2010 Beasiswa Bidik Misi DPPN
2011
•Pendidikan Karakter •Integrasi Kebudayaan •Rehab SD-SMP
•Sarjana Mengajar di 3T •Tari Saman diakui UNESCO
2012
Perbaikan Penyaluran BOS Rintisan PMU •Kurikulum 2013 •Akademi Komunitas •World Cultural Forum
2004
Target RPJMN/ Kontrak Kinerja Capaian
baseline
Milestone 10 Tahun
Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
Prospek Perkembangan
Ekonomi
Indonesia kedepan
Kita optimis mencapai kemajuan tersebut,
karena kita punya
MODAL DASAR
1.
Kekayaan Sumberdaya Alam
Panas bumi (no.1 di dunia)
Batubara (no.2 di dunia)
Timah, Nikel (no. 2 dan 4 di dunia)
Sawit, Karet, Kakao (no.1, 2, 2 di dunia)
2.
Pengalaman
16.6
2007 2008 2009 2010 2011 Tingkat Kemiskinan Tingkat Pengangguran
1,947
2007 2008 2009 2010 *
Pendapatan Per Kapita
3. Sumberdaya Manusia
3 Modal Utama Pembangunan Nasional
Jumlah banyak, maka dari itu perlu ditingkatkan kualitasnya
100 tahun kemerdekaan
"Bonus Demografi"
Bonus Demografi Sebagai Modal Indonesia 2045
SDM
Usia Produktif
Melimpah
Kompeten
Tidak Kompeten
Beban
Pembangunan
Modal
Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 0-9
Jumlah Penduduk (juta)
Generasi 100 thn Merdeka (Usia pada tahun 2045) Strukutur Penduduk Indonesia
Tahun 2010
45-54 tahun
35-44 tahun Periode Bonus Demografi
2010-2035
Paudisasi
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
Pendidikan Menengah Universal & Kurikulum 2013
Pendidikan Tinggi yang berkualitas dan berdaya saing Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
Strategi Pembangunan
Pendidikan
Generasi yang cerdas komprehensif: a.l produktif, inovatif, damai dlm interaksi sosialnya, sehat dan
menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan
berperadaban unggul
Sasaran Kelompok Strategis
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011
Pendidikan S-1 bertujuan memberikan
kemampuan kepada mahasiswanya,
agar punya kompetensi yang dibutuhkan
masa depan.
•
Kemampuan berkomunikasi
•
Kemampuan berpikir kritis dan jernih
•
Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
•
Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
Kompetensi Masa Depan
Kompetensi Masa Depan
20
Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda
Kompetensi Masa Depan
21
Memiliki kesiapan untuk bekerja
Memiliki kecerdasan,
K
r
e
a
t
iv
i
t
a
s
sesuai dengan
-Rehab Gedung Sekolah
-Penyediaan Lab dan Perpustakaan
-Penyediaan Buku
Kurikulum 2013
-BOS
-Bantuan Siswa Miskin
-BOPTN/Bidik Misi (di PT)
Manajemen Berbasis Sekolah
-Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi
-Pembayaran Tunjangan Sertifikasi
-Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja
Reformasi Pendidikan Mengacu Pada 8 Standar
Sedang Dikerjakan
Telah dan terus Dikerjakan
Proses/Tahap Pelaksanaan Kurikulum 2013
1. Penyusunan Konsep Kurikulum 2013
2. Penulisan Buku Kurikulum 2013
3. Pelatihan Guru
4. Pelaksanaan (Implementasi)
5. Pendampingan
6. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
1.
Konsep kurikulum
: seimbang antara hardskill
dan softskill, dimulai dari Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar
Penilaian.
2.
Buku yang dipakai
:
-
Berbasis kegiatan (
Activity base
)
-
Tematik terpadu
3.
Proses Pembelajaran
.
4.
Proses Penilaian
.
1. KONSEP KURIKULUM
Standar Isi
Pendekatan Dalam Penyusunan SKL Pada KBK 2004 dan KTSP 2006
26
Mapel 1
SKL Mapel 1
SK-KD Mapel
1
Mapel 2
SKL Mapel 2
SK-KD Mapel
2
Mapel 3
SKL Mapel 3
SK-KD Mapel
3
Mapel n
SKL Mapel n
SK-KD Mapel
n
....
....
....
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan Pendidikan
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
STANDAR ISI (SKL MAPEL, SK MAPEL, KD MAPEL)
KERANGKA DASAR KURIKULUM (Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN &
PENILAIAN
PEDOMAN
Kerangka Kerja Penyusunan KTSP 2006
Oleh Satuan Pendidikan
Lengan Kiri
Muka Kiri Kerah
Lengan Kanan
Muka Kanan Saku
Belakang
Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum 2013
KTSP
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN
KERANGKA DASAR KURIKULUM
STRUKTUR KURIKULUM
KI KELAS & KD MAPEL (STANDAR ISI)
STANDARPROSES STANDAR
PENILAIAN
SILABUS
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PANDUAN GURU BUKU TEKS SISWA
KESIAPAN PESERTA DIDIK KEBUTUHAN
RENCANA
Oleh Satuan
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 58 cm)
58 cm 38 cm
83 cm 92 cm
86 cm
Lengan Kiri Muka Kiri Belakang Muka Kanan Lengan Kanan
saku
kerah
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004
KTSP 2006
Kurikulum 2013
1
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan
dari Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci
menjadi Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan
melalui Kompetensi Inti yang
bebas mata pelajaran
3
Pemisahan antara mata pelajaran
pembentuk sikap, pembentuk
keterampilan, dan pembentuk pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan,
4
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5
Mata pelajaran lepas satu dengan yang
lain, seperti sekumpulan mata pelajaran
terpisah
Semua mata pelajaran diikat
oleh kompetensi inti (tiap kelas)
2. BUKU
BUKU SISWA : TEMA 1 DIRIKU
3. PROSES PEMBELAJARAN
Langkah Penguatan Proses
Proses
Karakteristik Penguatan
Pembelajaran
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, menalar, mencoba, ....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
[
discovery learning
]
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan
kreatif
Anuscha Ferrari et al. 2009. Innovation and Creativity in Education and Training
Pemahaman Lama
Pemahaman Baru
Terbatas untuk seni
Untuk semua mata pelajaran
Murni bakat
Keterampilan yang dapat
dipelajari
Originalitas
Originalitas dan nilai (asas
manfaat)
Tidak perlu pengetahuan
pendukung
Pengetahuan lapangan sangat
diperlukan
Terobosan besar
Keterampilan berfikir (kontribusi
dalam pengembangan)
Free play (bebas) dan discovery
Stimulation play (terarah) dan
discovery
Pergeseran Pengertian tentang Kreativitas
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif
Pengertian Kreativitas
%
Setuju
Berlaku untuk setiap ranah pengetahuan
98
Berlaku untuk tiap mata pelajaran
96
Tidak terbatas pada seni
86
Tiap orang dapat menjadi kreatif
88
Bakat bawaan lahir
21
Keterampilan dasar yang sebaiknya dikembangkan di
sekolah
95
Dapat diajarkan
70
Dapat dinilai
50
R. Cachia and A. Ferrari. 2010. Creativity in Schools: A survey of Teachers in Europe. JRC Scientific & Technical Reports.
Persepsi & Pemahaman Guru Ttg Kreativitas
39
40
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
•
2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan
, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
•
Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
•
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
-
Observing [mengamat]
-
Questioning [menanya]
-
Experimenting [mencoba]
-
Associating [menalar]
-
Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
Pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan
memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%)
4. PROSES PENILAIAN
Penilaian
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai
tinggi
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan]
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa
Langkah Penguatan Proses
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C
. 2004. Developing young children’s creativity: what can
we learn from research?
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
•
tugas yang
tidak hanya memiliki satu jawaban
benar,
•
mentolerir jawaban yang nyeleneh
,
•
menekankan pada
proses bukan hanya hasil
saja,
•
memberanikan peserta didik untuk:
-
mencoba
,
-
menentukan sendiri yang kurang jelas
/lengkap informasi,
- memiliki interpretasi sendiri terkait
pengetahuan/kejadian,
•
memberikan keseimbangan antara kegiatan
terstruktur
dan
spontan/ekspresif
Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Materi disusun untuk
memberikan pengetahuan kepada siswa
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
2 Pendekatan pembelajaran adalah siswa diberitahu tentang materi yang harus dihafal [siswa diberi tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan,
pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar [siswa mencari tahu]
3 Penilaian pada pengetahuan melalui ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio.
Ilmu Pengetahuan Sosial
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Materi disajikan terpisah menjadi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2 Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat
dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian
sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3 Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
Ilmu Pengetahuan Alam
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Materi disajikan terpisah antara Fisika, Kimia, dan Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika, Kimia, Biologi
2 Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil.
3 Materi ilmu bumi dan anta-riksa masih belum memadai [sebagian dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan standar internasional
4 Materi kurang mendalam dan cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional
5 Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara
Matematika
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Langsung masuk ke materi abstrak
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan
2 Banyak rumus yang harus dihafal untuk menyelesaikan permasalahan (hanya bisa menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
3 Permasalahan matematika selalu diasosiasikan dengan [direduksi menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4 Tidak membiasakan siswa untuk berfikir kritis [hanya mekanistis]
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5 Metode penyelesaian masalah yang tidak terstruktur
Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6 Data dan statistik dikenalkan di kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan standar internasional
7 Matematika adalah eksak Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan
Bahasa Indonesia/Inggris
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Materi yang diajarkan ditekankan pada
tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan
2 Siswa tidak dibiasakan membaca dan memahami makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri
3 Siswa tidak dibiasakan menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4 Siswa tidak dikenalkan tentang aturan-aturan teks yang sesuai dengan
kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5 Kurang menekankan pada pentingnya ekspresi dan spontanitas dalam
berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan secara spontan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
No
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Materi disajikan berdasarkan empat pilar dengan
pembahasan yang terpisah-pisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan
keterpaduan empat pilar dalam pembentukan karakter bangsa
2 Materi disajikan berdasarkan pasokan yang ada pada
empat pilar kebangsaan
Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, asas, dan aturan)
3 Tidak ada penekanan pada tindakan nyata sebagai warga negara yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang baik
4 Pancasila dan
Kewarganegaraan disajikan sebagai pengetahuan yang harus dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata dan sikap keseharian.
Alhamdulillah,
walaupun dalam skala
terbatas, pelaksanaan Kurikulum 2013
Testimoni
Guru
SDN 03 MENTENG JAKARTA
Guru
Kurikulum
2013
1)
Denny H.S
–
Guru Kelas I SDN Menteng 03
Pagi, Jakarta Pusat
Saya suka kurikulum ini, karena sudah
disediakan silabus, buku guru dan murid
sehingga lebih meringankan.
Menurut saya kurikulum ini lebih mudah.
Saya mengajar sejak tahun 1975, sudah
mengalami beberapa pergantian kurikulum.
Kurikulum 2013 ini saya suka. Untuk
menerapkan kurikulum baru saya sudah siap,
tadi sudah dilaksanakan simulasi mengajar,
sehingga kita tahu mengajar sesuai dengan
kurikulum baru. Selama megikuti pelatihan,
alhamdulilah
tidak
mengalami
banyak
halangan.
IBU DENNY SIMORANGKIR (GURU KELAS I)
SUASANA PEMBELAJARAN DI KELAS
GURU MELATIH ANAK MENULIS
DISKUSI KELOMPOK
Testimoni
2)
Endang Siamtini
–
Guru Kelas I SDN
Penggilingan 09 Jakarta Timur
Insyaallah
saya
sudah
siap
melaksanakan
Kurikulum
2013.
Kami
merasa tidak terlalu sulit menerima
materi-materi
yang
diajarkan
pada
pelatihan Kurikulum 2013.
Karena sebelumnya banyak yang sudah
menerapkan pelajaran tematik ini.
Bedanya
kalau
sebelumnya
kita
menyiapkan semua sendiri, sekarang kita
hanya menyiapkan RPP harian saja.
Sehingga guru merasa dimudahkan.
3)
Maria Parwant
i
–
Guru Kelas I SD
Kemurnian 2 Jakarta Barat
Awalnya memang saya mengalami
kesulitan
dalam
penyususnan
RPP
Kurikulum
2013,
tematiknya
juga
berubah dari tahun lalu. Tapi setelah
melakukan praktik mengajar, ternyata
kurikulum ini sangat menyenangkan
ketika dipraktikan.
Sebagai
guru
saya
siap
untuk
menyampaikan
pengajaran
sesuai
dengan Kurikulum baru ini, saya harap
kurikulum ini segera dilaksanakan di
semua sekolah.
Testimoni
4)
Arsad
–
Guru Penjaskes, SDN Kebon
Jeruk 11 Jakarta Barat
Sebelum mengikuti pelatihan saya masih bingung karena guru harus mengajar secara menyeluruh, tidak hanya mewakili bidang studi yang diajarkan saja. Setelah ikut pelatihan kini saya mengerti, bahwa guru harus mengajarkan secara terpadu, mnyeluruh sehingga anak bisa memahami dengan sederhana.
Menurut saya dengan Kurikulum baru ini anak bisa lebih mudah dalam belajar, orangtua juga lebih mudah untuk mengajari anak ketika anak belajar dirumah, karena yang diajarkan ayahnya merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Awalnya saya menolak, tapi ternyata Kurikulum ini menyenangkan dan mudah.
Testimoni
5) Yuli Sopiah – Guru Inti, Guru SDSN Ujung Menteng 04 Jakarta Timur
Melihat kompetensi guru-guru yang mengikuti pelatihan saya yakin mereka telah siap melaksanakan Kurikulum 2013.
Sebenarnya mereka sudah melakukan pengajaran dengan pendekatan tematik, Kurikulum 2013 ini pendekatan tematiknya terpadu, sehingga dalam mengajar lebig menyenangkan.
Mengingat kurikulum ini hal baru, memang kesannya harus belajar lagi padahal mereka punya potensi awal untuk mengajar tematik. Kurikulum 2013 ini lebih menekankan kepada sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Mudah-mudahan dengan penerapan kurikulum baru ini, pendidikan kita lebih maju dan lebih bagus lagi. Terutama sikap anak-anak indonesia yang selama ini kurang santun.
Testimoni
•
Siswa cukup antusias dalam
mengikuti KBM yang menggunakan
Kurikulum 2013.
•
Situasi KBM berjalan aktif dan
kondusif sehingga suasana
pembelajaran lebih hidup.
•
Fokus pembelajaran menitik beratkan
pada aktivitas siswa, sehingga
mendorong siswa lebih termotivasi
untuk lebih aktif dalam KBM.
Kepala SMA N 1 Pekalongan
Nama : Sulikin, S. Pd
TTL : Pati, 02 Januari 1969 Alamat: Jl. Airlangga No. 11
Guru SMAN 4 Banda Aceh
Nama : Faizah Ahmad, S.Pd. Mapel : Bahasa Indonesia Sekolah : SMAN 4 Banda Aceh
“
Saya sangat berkesan pertama sekali dalam penyajian kepada
anak-anak sesuai dengan kebutuhan anak-anak sehari-hari. Anak dapat
Guru SMPN 7 Prabumulih
Nama : Erni Mursanti, S.Pd. Sekolah : SMPN 7 Prabumulih
Alamat : Jl. Raya Prabumulih-Baturaja, Kel. Tanjung Rambang, Kec. Rambang, Kapak Tengah, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan
“Manfaat implementasi kurikulum 2013 yang
saya rasakan adalah guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dan lebih bersemangat dalam mengembangkan metode pembelajaran, serta guru dapat memperhatikan siswa satu persatu, tapi guru harus lebih aktif
“
Pendekatan Scientific pada kurikulum 2013 memberikan
keleluasaan guru untuk mengeksplor potensi siswa.
LANJUTKAN
!”
Guru SMA 2 Kudus
Nama : Drs. M. Zainuri, M.Si. Sekolah : SMA 2 Kudus
Alamat : Jl. Ganesha
Kepala SMA N 1 Ternate
Nama: Ramli Kamaluddin, S.Pd, M.Si Alamat: Jln. Kihajar Dewantara, No 198.
Kelurahan Takoma, Ternate Tengah
Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Tlp (0921) 3121355
“
Kurikulum 2013 sangat efektif untuk menumbuhkan dan
membangun karakter siswa karena lebih bersifat
kolaboratif dan pendekatannya secara sainstistik sehingga
siswa termotifasi untuk belajar lebih giat dan dapat
Guru SMKN 8 Medan
Nama : Dra.Letty Irwana Pakpahan Mapel : Sejarah Indonesia
Sekolah : SMKN 8 Medan, Sumatera Utara