Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air 2017, Solusi Inovatif Dan Kemitraan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air:
17 September 2016 : prosiding. Universitas Jenderal Achmad Yani : Jurusan Teknik Sipil, 2017
xx, 362 halaman; 21 x 29,7
1. Doddi Yudianto, Ph.D. 2. Yessi Nirwana, Ph.D. 3. Olga Pattipawaej, Ph.D. 4. Joko Nugroho, Ph.D 5. Dr. Ariani Budi Safarina
6. Prof.(R). Dr. Drs. Waluyo H., M.Sc.
Editor:
1. Steven Reinaldo Rusli, S.T.,M.T.,M.Sc. 5. Obaja Triputera, S/T/.M.T.,M.Si. 3. Finna Fitriana, S.T.
The statements and opinion expressed in the papers are those of the authors themselves and do not necessarily reflect the opinion of the editors and organizers. Any mention of company or trade name does not imply endorsement by organizers
Not to be commercially reproduced by any meants without permission
Printed in Bandung, Indonesia, November 2017
Penerbit : Jurusan Teknik Sipil Itenas Bandung
ISBN
1. Sumber Daya Air – Seminar 1. Judul
Reviewer :
ISBN
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, Seminar NasionalTeknik Sumber Daya Air dengan tema ―Solusi Inovatif Dan Kemitraan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air” dapat diselenggarakan dengan baik pada hari Sabtu, 11 November 2017 di Gedung Utama Ruang Sidang Lt. 3 – Puslitbang Sumber Daya Air Bandung. Seminar Nasional Sumber Daya Air tersebut merupakan forum ilmiah yang secara rutin diselenggarakan oleh 12 institusi di Kota Bandung sebagai media Komunikasi antar akademisi, praktisi, pemerhati lingkungan, dan sebagainya dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya air di tanah air.
Pengelolaan terpadu sumber daya air adalah suatu proses yang mengintegrasikan pengelolaan sumber daya air, sumber daya lahan, dan sumber daya terkait lainnya secara terkoordinasi (Global Water Partnership (2000)). Prinsip pengelolaan terpadu ini dikembangkan sebagai respons terhadap perilaku pengelolaan sumber daya air yang selama ini cenderung terfragmentasi sehingga berbagai kebijakan dan program sektor yang terkait dengan sumber daya air sulit bersinergi.
Didalam pengelolaan sumber daya air secara terpadu, diperlukan juga penerapan konsep ―Jabar Masagi‖ sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan sumber daya air yang merupakan pengembangan dari konsep ekonomi triple helix yang hanya terdiri dari dunia akademisi, pelaku bisnis, serta pemerintah menjadi terdiri dari Academician, Business, Community and Government (ABCG) dan 1 (satu) simpul Laws and Regulation.
Dalam konsep ini komunitas dan pemerintah menjadi bagian penting dalam pengelolaan sumber daya air. Keterpaduan antar sektor dalam pembuatan kebijakan, program dan kegiatan (misalnya untuk mengintegrasikan kebijakan pembangunan ekonomi dengan kebijakan pembangunan sosial serta kebijakan lingkungan hidup), keterpaduan antar semua pemilik kepentingan (stakeholders), dan keterpaduan antar daerah baik secara horizontal maupun secara vertikal. Sehingga untuk mewujudkan sinergitas dan keterpaduan antar sektor dan wilayah dalam pengelolaan sumber daya air, perlu dikedepankan prinsip-prinsip kemitraan. Antar sektor dan antar wilayah dapat bermitra mencari solusi inovatif yang tepat dan aplikatif dalam pengelolaan sumber daya air.
Penyelenggaraan Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air diharapkan menjadi salah satu acara untuk bertukar informasi dan pengetahuan antara seluruh pemangku kepentingan di bidang sumber daya air. Pada acara ini diharapkan dapat diperoleh ide/gagasan sebagai suatu solusi yang inovatif di dalam pengelolaan sumber daya air.
Seminar ini terselenggara berkat kerjasama antara 12 instansi yaitu: (1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani ;(2) Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan; (3) Program Sipil Studi Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air Institut Teknologi Bandung;( 4) Jurusan Teknik Sipil Universitas Langlangbuana ;(5) Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional; (6) Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha ;(7) Departemen Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung ;(8) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air; (9) Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) Cabang Jawa Barat; (10) Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Provinsi Jawa Barat ;(11) Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS) ; dan (12) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung.
Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Semoga seminar ini dapat memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan di bidang sumber daya air dalam mengelola sumber daya air secara terpadu yang mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH ... xx
SUB TEMA 1
Hujan Ekstrem dan Perubahan Iklim
ANALISIS KEKERINGAN METEOROLOGI DAN HIDROLOGI SERTA KORELASINYA DENGAN ENSO DI INDONESIA (Samuel J. Sutanto dan Levina) ... 1KARAKTERISTIK HUJAN EKSTRIM UNTUK PREDIKSI DEBIT BANJIR DI JAKARTA (Segel Ginting) ... 16
PENERAPAN REGIONAL FREQUENCY ANALYSIS TERHADAP DATA HUJAN EKSTRIM DENGAN L-MOMEN (Segel Ginting) ... 33
PENGARUH PENGEMBANGAN LAHAN TERHADAP HIDROGRAF BANJIR GRAHA KENCANA BATUJAJAR (Kevin Pratama Goenawan, Doddi Yudianto, dan Obaja Triputera Wijaya) ... 50
Mitigasi Bencana Banjir dan Longsor
ANALISA PENGARUH INTENSITAS CURAH HUJAN TERHADAP ALIRAN LAHAR MENGGUNAKAN MODEL NUMERIK (Rokhmat Hidayat, Akhyar Musthofa, dan Perdi Bahri) ... 57INTEGRASI FEWS DAN AMBANG HUJAN UNTUK PREDIKSI LONGSOR DI INDONESIA (Arif Rahmat Mulyana, Rokhmat Hidayat, Avidah Amalia Zahro, Banata, dan Agus Setyo Muntohar) ... 65
KOMPARASI MODEL HIDROLOGI UNTUK PERAMALAN DEBIT ALIRAN SUNGAI MENGGUNAKAN METODE ANN DAN SOM-ANN (Imam Suprayogi, Manyuk Fauzi, Suwondo, Yenita Morena, dan Trimaidjon) ... 73
SUB TEMA 2
Restorasi Sungai, Danau dan Waduk
APLIKASI MODEL SACRAMENTO DALAM ANALISIS NERACA AIR DAS JIANGWAN, TIONGKOK (Malvin Samuel Marlim, Doddi Yudianto, dan Steven Reinaldo Rusli) ... 93
KAJIAN PENGELOLAAN SUNGAI DI INDONESIA
(James Zulfan) ... 107
PEMODELAN KUALITAS AIR SUNGAI CISARANTEUN
(Adhita Prasetya, Doddi Yudianto) ... 116
STRATEGI PENGELOLAAN PENCEMARAN SUNGAI PADA HULU DAS KAMPAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
(Zulkifli, Nur El Fajri, Siswanto) ... 125
STUDI ESTIMASI BEBAN LIMBAH CAIR PADA SALURAN IRIGASI MENGGUNAKAN HEC-RAS (Randy Rivaldi Trisnojoyo, Doddi Yudianto, dan ObajaTriputera Wijaya) ... 136
Ketahanan Air Perkotaan
ANALISIS INDEKS KETAHANAN AIR PERKOTAAN DI JAWA BARAT
(Rendy Firmansyah, Radhika, dan Waluyo Hatmoko) ... 149
PERILAKU PENGELOLAAN AIR DOMESTIK OLEH IBU RUMAH TANGGA DI KECAMATAN CICADAS KOTA BANDUNG
(Sri Purwati dan Fransiska Yustiana)... 163
Penyediaan dan Distribusi Air Baku
DESAIN TEKNIS PENYEDIAAN AIR BAKU KECAMATAN NANGABADAU–KABUPATEN KAPUASHULU (Agustin Purwanti dan Roni Farfian) ... 172
EVALUASI POLA OPERASI WADUK JATILUHUR
(Christian Cahyono, Doddi Yudianto, Steven Reinaldo Rusli) ... 188
STUDI PERENCANAAN POLA OPERASI TURBIN-POMPA PLTA POMPA-TANDON CISOKAN HULU (Gregorius Maria Bravado Prabawanta dan Bambang Adi Riyanto) ... 202
SUB TEMA 3
Inovasi Pengendallian Banjir
EVALUASI DESAIN CANAL BLOCKING TIPE DRAINPILE DI SEI AHAS KALIMANTAN TENGAH (Arif Dhiaksa dan M. Riza Rifani)... 211
EVALUASI PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI JRAGUNG KABUPATEN DEMAK
(Ratna Ekawati) ... 228
IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI UNSUR-UNSUR PENYEBAB BANJIR DAN GENANGAN DI WILAYAH CIMAHI
(Iin Karnisah, Yackob Astor, Rofingoen R.S., M. Febrian Andi P, Sely Ratna Juwita Sari) ... 243
OPTIMASI MULTI OBYEKTIF RENCANA OPERASI WADUK DJUANDA
(Rahmat Sudiana, Doddi Yudianto, Zhang Xiuju) ... 253
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KOTA BARU PARAHYANGAN PADA TATAR RATNASASIH DENGAN SWMM
(Willy Agustian, Bambang Adi Riyanto) ... 281
SMART EARLY WARNING SYSTEM SEBAGAI UPAYA MENANGGULANGI BAHAYA BANJIR SUNGAI CILIWUNG
(Dedi Sutardi Doger, Dwiva Anbiya Taruna, dan Tities Bagus Sadewo) ... 293
STUDI PENGENDALIAN BANJIR SISTEM SUNGAI TABUK MENGGUNAKAN PROGRAM SWMM (Willy dan Bambang Adi Riyanto) ... 303
Inovasi Irigasi Praktis
POTENSI SISTEM HIDROPONIK UNTUK BUDIDAYA TANAMAN HEMAT AIR
(Hasna Soraya, Hanhan A. Sofiyuddin, Susi Hidayah, Eko W. Irianto) ... 312
SUB TEMA 4
Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air dan Perkuatan Kelembagaan
KAJIAN KONSEP PEMBANGUNAN BERDAMPAK MINIMUM DALAM KERANGKA PENERAPAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
(Erick Wijaya, Alexander Revaldy dan Crisgantara) ... 318
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN BENDUNGAN
(Joko Mulyono) ... 333
REFORMASI BIROKRASI PENGEMBANGAN STANDAR BIDANG SUMBER DAYA AIR BERDASARKAN KONSEP MANAJEMEN PEMANGKU KEPENTINGAN
(Ade Karma, Dery Indrawan, Nurul Nurjanah, Tita Rahma Puspita, dan Nia Marianti) ... 339
Optimasi Sistem Drainase Kawasan Pendidikan Studi Kasus : Kampus ITB Jatinangor
MITIGASI BENCANA BANJIR DAN LONGSOR
PREDIKSI LONGSOR DENGAN VARIASI KOEFISIEN PERMEABILITAS JENUH
DAN DIFFUSIVITAS TANAH
Rokhmat Hidayat1, Gayuh Aji Prasetyaningtiyas2, dan Agus Setyo Muntohar2*
1,2Divisi Crisis Center, Balai Litbang SABO
3Profesor, Program Studi Tekbnik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
*perpusgyh@gmail.com
Abstrak
Tebalnya tanah longsoran yang menimbun beberapa wilayah di Kecamatan Karangkobar menjadi salah satu penyebab besarnya angka korban kematian pada kejadian longsor tahun 2014. Ekuivalensi antara peningkatan curah hujan, frekuensi kejadian longsor serta ketebalan lapisan bidang longsor merupakan indikasi bahwa infiltrasi hujan menjadi salah satu pemicu bencana tersebut. Hal tersebut mendasari perlunya analisis kestabilan lereng dari segi infiltrasi air hujan. Selain indeks propertis tanah, dua komponen penting dalam analisis infiltrasi adalah koefisien permeabilitas dan diffusivitas. Untuk memahami lebih dalam mengenai pengaruh kedua komponen tersebut, dilakukan simulasi menggunakan TRIGRS (Transient Rainfall Infiltration and Grid-Based Regional Slope-Stability Analysis) dengan skala regional di Kecamatan Karangkobar. Dalam simulasi tersebut ditetapkan dua kawasan pemodelan. Setiap kelompok kawasan dibagi menjadi beberapa zona. Kawasan satu memiliki koefisien permeabilitas dan sifta-sifat indeks yang cenderung seragam pada semua zona dengan sistem steady state. Sedangkan kawasan dua memiliki koefisien permeabilitas yang bervariasi dan sifat-sifat indeks seragam, diberlakukan unsteady state flow. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada kawasan dengan koefisien permeabilitas dan diffusivitas yang seragam hanya memberikan angka aman terendah akibat infiltrasi. Sebaliknya, dengan variasi koefisien permeabilitas dan diffusivitas, perubahan angka aman akibat infiltrasi pada setiap periode hujan dapat diketahui. Dengan adanya fungsi waktu tersebut prediksi waktu kejadian longsor akan menjadi lebih rinci dan akurat.
Kata Kunci: Diffusivitas, KoefisienPermeabilitas, Longsor, TRIGRS
LATAR BELAKANG
Pendahuluan
Ratusan korban meninggal dunia dan besarnya kerugian akibat longsor di Karangkobar tahun 2014 mayoritas disebabkan tebalnya tanah yang menimbun area kelongsoran. Kondisi geografis Karangkobar yang berbukit ditambah dengan tingginya curah hujan terindikasi menjadi penyebab utama bencana longsor. Air hujan yang terinfiltrasi kedalam tanah mempengaruhi tingkat kejenuhan tanah. Tingkat kejenuhan tanah berbanding terbalik dengan kuat geser tanah. Kejenuhan tanah yang tinggi menyebabkan kuat geser tanah menjadi turun dan ikatan antar partikel tanah menjadi lemah. Keadaan tersebut mengakibatkan tanah menjadi tidak stabil (Fredlund dan Rahardjo, 1993).
KAJIAN PUSTAKA
Pendekatan Koefisien Permeabilitas
Selain menggunakan uji laboratorium, koefisien permeabilitas bisa didapatkan menggunakan hubungan antara porositas dan angka pori. Metode tersebut dikenal dengan persamaan Kozeny-Carman yang dapat dilihat pada Persamaan 1. Besarnya koefisien permeabilitas akan menentukan seberapa besar air yang tertampung dan keluar menjadi runoff.
)
k = koefisien permeabilitas jenuh (m/s)
C = konstanta
Analisis Infiltrasi Hujan Menggunakan TRIGRS
Dalam kajian digunakan analisis infiltrasi menggunakan TRIGRS (Transient Rainfall Infiltration and Grid-Based Regional Slope-Stability Analysis). Analisis infiltrasi menggunakan sistem steady state dan
unsteady state. Steady state atau aliran tetap diaplikasikan ketika kenaikan air tanah akibat infiltrasi hujan belum mencapai muka air tanah. Ketika infiltrasi air sudah mencapai muka air tanah, maka infiltrasi air akan dihitung dengan unsteady state. Kenaikan muka air tanah akibat infiltrasi juga diikuti kenaikan tekanan air tanah seperti terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Rumusan tersebut dirangkum pada Persamaan 2 untuk aliran steady state dan Persamaan 6 untuk aliran unsteady state. Persamaan 3, 4, 5, 7, 8 merupakan rumusan untuk mencari variabel yang dibutuhkan pada Persamaan 2 dan Persamaan 6.
dLZ = kedalaman tanah permeabel (m);
IZLT = aliran tetap permukaan pada t=0 (m/s); KS = koefisien permeabilitas jenuh (m/s); nth = interval waktu infiltrasi
SS = kapasitas spesifik;
t = waktu (s);
= sudut kemiringan lereng (o);
= tekanan permukaan (m);
z = ketinggian aliran (m);
Z = kedalaman aliran vertikal (m).
(Sumber: Baum. et al, 2008)
Grafik Fluktuasi Muka Air Tanah
Gambar 1. Gambar 2. Pembagian Zona Dalam Tanah
Persamaan tersebut menunjukkan adanya perubahan kedalaman muka air berdasarkan fungsi waktu yang diwakili oleh Z,t. Hasil analisis disertai dengan koreksi menggunakan nilai ierfc. Dalam TRIGRS, aliran yang tidak terinfiltrasi akan dianalisis menjadi runoff. Perhitungan runoff merupakan selisih antara jumlah intensitas hujan dan kapasitas tanah dalam menampung air yang digambarkan melalui koefisien permeabilitas. Semakin kecil infiltrasi air, semakin kecil pula perubahan tekanan air, karena konstannya muka air tanah.
Perhitungan Angka Aman
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai infiltrasi hujan menyebabkan adanya perubahan pada tekanan permukaan dan kedalaman muka air tanah. Perubahan tersebut menjadi salah satu variabel yang
Dalam TRIGRS perhitungan faktor aman menggunakan konsep keseimbangan (limit equilibrium). Gaya pendorong yang menyebabkan ketidakstabilan lereng dibandingkan dengan gaya penyokong yang melawan gravitasi. Dalam hal ini,fluktuasi air dianggap sebagai faktor yang dapat mengurangi nilai angka aman.
FS (Z, t) = Angka aman berdasarkan fungsi waktu
ϕ = sudut gesek efektif (o)
= sudut kemiringan lereng (o);
(Z, t) = tekanan permukaan (m);
c = kohesi efektif (N/m2).
TUJUAN
Penelitian ini bermaksud mendapatkan pengaruh variasi koefisien permeabilitas pada perubahan angka aman skala regional menggunakan aplikasi TRIGRS. Melalui pengetahuan tersebut diharapkan dapat diprediksi kondisi stabilitas lereng melalui pendekatan nilai koefisien permeabilitas jenuh tanah.
METODOLOGI STUDI
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Jalan Wanayasa Kecamatan Karangkobar, dengan KM.70+500 sebagai lokasai satu dan KM.77+00 sebagai lokasi dua (Gambar 3). Kedua lokasi tersebut terletak tepat di samping jalan utama dan merupakan pemukiman penduduk, sehingga longsor di kedua lokasi menyebabkan kerugian dan korban dalam jumlah besar. Lokasi satu dan dua memiliki jenis tanah yang berbeda. Lokasi enam merupakan jenis tanah lanau kepasiran sedangkan lokasi tujuh merupakan jenis tanah lanau kelempungan.
Data Penelitian
Data primer penelitian didapat melalui pengujian laboratorium dan investigasi lapangan, sedangkan data sekunder didapat melalui laporan hasil pengujian lapangan, pengujian laboratorium yang dilakukan oleh laboratorium Universitas Diponegoro, peta USGS (United States Geological Survey) dan data hujan
TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission). Data lain yang berkaitan dengan propertis tanah seperti koefisien permeabilitas tanah didapatkan dengan menggunakan Persamaan 1.
Data Masukan
Variabel data yang dimasukkan dalam pemrosesan TRIGRS dibagi berdasarkan zona analisis. Dalam penelitian ini, lokasi penelitian dibagi menjadi dua wilayah yaitu KM.70+500 dan KM. 72+800. Masing-masing wilayah dibagi menjadi dua zona. Masing-Masing-masing zona memiliki variabel kuat geser yang sama, diambil pada kondisi terlemah/efektif, namun memiliki gradasi butiran yang berbeda, sehingga menghasilkan difusivitas yang berbeda pula. Untuk periode waktu, batas periode waktu dibagi per 3 jam untuk total waktu satu hari. Periode hujan ditentukan berdasarkan lamanya hujan yang terjadi di Karangkobar (Prasetyaningtiyas,2017). Pemrosesan program dilakukan secara terpisah pada masing-masing wilayah. Untuk data lebih lengkap, mengenai data masukkan pada TRIGRS dapat dilihat pada
Error! Reference source not found.. Sedangkan variabel lain seperti α,
s , dan
r
(Sumber: Googleearth, 2016)
Lokasi Penelitian Gambar 3.
Tabel 1.Data Masukkan TRIGRS
Parameter Wilayah 1, Zona Wilayah 2, Zona
1 2 1 2
c' N/m2 1.1×103 1.1×103 1.1×103 1.1×103
ϕ' o 13.810 13.810 13.810 13.810
γs N/m3 1.4×104 1.4×104 1.4×104 1.4×104
ksat m/s 2.204×10-5 2.7×10-5 6.70x10-7 6.96x10-7
s
- 0.6 0.7 0.58 0.7
r
- 0.08 0.18 0.13 0.17
α - -3.14 -3.25 -3.25 -2.017
D1 m/s 3.0×10-3 4×10-3 9.25x10-5 1.039x10-4
i m/s 3.41×10-6 3.41×10-6 3.41×10-6 3.41×10-6
(Sumber: Prasetyaningtiyas, 2016)
Grafik SWCC (Soil Water Characteristic Curve) Gambar 4.
0
20
40
60
80
100
0.01
1
100
10000
1000000
D
era
ja
t
K
ej
enuha
n
(
S
), %
2.1. Prosedur Penelitian
Secara umum, urutan pengerjaan penelitian ini dirangkum dalam bagan alir sepeti pada Gambar 5.
Bagan Alir Penelitian Gambar 5.
HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN
Gambar 6 menunjukkan hasil pemrosesan stabilitas tanah pada wilayah 70+500. Pada gambar tersebut terlihat dari ujung kiri atas bahwa terjadi perubahan nilai angka aman pada setiap periode waktu 3 jam dalam satu hari hujan. Pada 3 jam pertama wilayah KM.70+500 memiliki zona rawan lebih luas dibandingkan dengan zona stabil. Perubahan angka aman tersebut dipengaruhi oleh nilai koefisien permeabilitas tanah. Pada lokasi tersebut nilai koefisien permeabilitas tanah lebih besar dibandingkan intenistas hujan—Tabel 1, sehingga air hujan sempat tertampung di dalam tanah hingga akhirnya dialirkan ke luar permukaan tanah. Proses terisinya pori pori tanah oleh infiltrasi air menyebabkan adanya perubahan angka aman. Hal tersebut dibuktikan melalui hasil simulasi perubahan tekanan permukaan pada Gambar 8. Pada 3 jam hujan, tekanan permukaan masih memimiliki nilai negatif (-3.069) bisa disebut suction yang merupakan daya serap tanah terhadap air. Artinya masih ada pori tanah yang belum terisi air dan tekanan positif maksimal baru mencapa 1.67. Pada beberapa periode berikutnya luas zona rawan terus bertambah, baru pada jam ke -15, saat nilai suction sudah tidak ada, nilai angka aman mulai stabil dan mencapai titik terendah.
Pengolahan data
1. Data DEM menjadi
flow direction.asc,
slope.asc, konversi zona wilayah sesuai
index properties
2. Data curah hujan menjadi rizero.asc dan ri1.asc
2. Analisis ketebalan lapisan tanah
Data Sekunder:
1. Data uji lapangan (SPT, CPT)
2. Data curah hujan, ks
3. Data section pengujian lapangan
4. Data DEM (Digital Elevation Studi Literatur
Pengumpula n Data
Mulai
Sedangkan pada KM. 72+800 perubahan angka aman cenderung tidak signifikan (Gambar7). Bila dilihat Pada Tabel 1, nilai koefisien permeabilitas pada wilayah tersebut lebih kecil dibandingkan curah hujan. Artinya kapasitas tampung air pada tanah lebih kecil dibandingkan bsarnya hujan yang harus ditampung. Hal tersebut berakibat air hujan lebih banyak mengalir dipermukaan tanah menjadi runoff dibanding terinfiltrasi kedalam tanah. Kecilnya infiltrasi hampir tidak memberikan pengaruh pada perubahan tekanan permukaan, karena tidak menyebabkan perubahan muka air tanah. Pada hasil pemrosesan nilai infiltrasi +0.0000006 m (Gambar 9).
Perubahan Angka Aman Setiap Tiga Jam Pada KM. 70+500 Gambar 6.
Perubahan Tekanan Permukaan Lokasi Satu Akibat Infiltrasi Air Gambar 8.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Nilai koefisien permeabilitas berpengaruh pada kapasitas tampung tanah terhadap infiltrasi air. Semakain besar nilai koefisien permeabilitas maka semakin besar pula diffusivitas, artinya semakin besar pula daya tampung tanah terhadap infiltrasi air. Sebaliknya, nilai koefisien permebilitas yang kecil (<10-5) akan
menghasilkan kapasitas yang kecil. Melalui pemahaman tersebut, dapat dimengerti apabila terjadi perubahan angka aman pada periode tertentu hujan untuk wilayah dengan koefisien permeabilitas >10-5,
sebagai akibat adanya fluktuasi muka air tanah yang disebabkan infiltrasi hujan. Sedangkan pada koefisien permeabilitas <10-5 air cenderung mengalir diatas permukaan tanah, dan kurang berpengaruh
pada fluktuasi muka air tanah, kejenuhan tanah serta angka aman lereng.
Untuk wilyah dengan Koefisien permeabilitas kecil, dapat diberi periode waktu yang lebih panjang karena kemampuan tanah yang kecil dalam menampung dan melewatkan air, diasumsikan tanah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjadi jenuh.
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah puji syukur penulis persembahkan kepada Alloh S.W.T atas tersusunnya tulisan ini. Selain itu, penulis berterimakasih kepada Kepala Balai Litbang Sabo Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Serta rekan-rekan yang telah membantu dalam pelaksanaan kajian penelitian ini, terutama Bapak Rudi selaku supervisor lapangan proyek pembangunan Jalan Wanayasa yang telah bermurah hati mengijinkan penulis menyalin beberapa data investigasi lapangan
REFERENSI
Aubertin, M. dan Chapuis, R.P.2003. Predicting The Coefficient Of Permeability Of Soils Using The Kozeny-Carman Equation. Ecole Polytchnique Monteral. Canada.
Baum, R. L., Savage, W. Z. dan J. W. Godt, ―TRIGRS—A FORTRAN program for transient rainfallinfiltration and grid‐based regional slope‐stability analysis, version 2.0‖, U.S. Geological. Survey, 2008
Chen, C.Y., Chen, T.C., Yu, F. C., and Lin, S.C., 2005. Analysis of time-varying rainfall infiltration induced landslide, Engineering Geology, Vol. 48, 466–479.
Fredlund, D.G. and Rahardjo, H. ―Soil Mechanic for Unsaturated Soils‖, John Willey & Sons, 1993
Googlearth.com diakses pada 2 Sepetmber 2017
Liao, Z., Hong, Y., Kirschbaum, D., Adler, R.F., Gourley, J.J., and Wooten, R., 2011. Evaluation of TRIGRS (Transient Rainfall Infiltration and Grid-Based Regional Slope-Stability Analysis)‘s Predictive Skill for Hurricane-Triggered Landslides: A Case Study in Macon County, North Carolina,
Natural Hazards, Vol. 58, 325–339.
Park, D.W., Nikhil, N.V., and Lee, S.R., 2013. Landslide and Debris Flow Susceptibility Zonation using TRIGRS for the 2011 Seoul Landslide Event, Natural Hazards and Earth System Sciences, Vol. 13, 2833–2849.