• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Bermain Menurut Para Ahli (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengertian Bermain Menurut Para Ahli (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian Bermain Menurut Para Ahli |

Bermain merupakan konsep yang tidak mudah untuk dijabarkan. Mungkin, mayoritas orang, seringkali mendengar kata-kata bermain. Bahkan mereka seringkali melakukan permainan. Namun, seringkali orang belum mampu memberikan definisi bermain. Para ahli, mendefinisikan konsep bermain perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional.

 Bermain menurut pendapat Elizabeth Hurlock (1987:320) adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil akhir.  Menurut Hughes (1999), seorang ahli perkembangan anak dalam bukunya Children, Play, and

Development, mengatakan bermain merupakan hal yang berbeda dengan belajar dan bekerja. Suatu kegiatan yang disebut bermain harus ada lima unsur didalamnya, yaitu:

1. Mempunyai tujuan yaitu permainan itu sendiri untuk mendapat kepuasan .

2. Memilih dengan bebas dan tas kehendak sendiri, tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa.

3. Menyenangkan dan dapat menikmati.

4. Mengkhayal untuk mengembangkan daya imaginatif dan kreativitas 5. Melakukan secara aktif dan sadar (DWP, 2005).

 Friedrich Froebel ( 1782- 1852 ) menjelaskan bahwa konsep bermain merupakan proses belajar bagi anak usia dini. Anak diajak bekerja di kebun, bermain dengan pimpinan, bernyanyi, pekerjaan tangan atau keterampilan, bersosialisasi, berfantasi, adalah merupakan proses belajar sambil bekerja.

 Menurut Karl Buhler dan Schenk Danziger, bermain adalah ”kegiatan yang menimbulkan kenikmatan”. Dan kenikmatan itu menjadi rangsangan bagi perilaku lainnya.

 Andang Ismail (2009: 26) menuturkan bahwa permainan ada dua pengertian. Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah.  Menurut Kimpraswil (dalam As’adi Muhammad, 2009: 26) mengatakan bahwa definisi bermain

adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi dengan lebih baik.

 Menurut Hans Daeng (dalam Andang Ismail, 2009: 17) bermain adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak.

 Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain:

1. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak 2. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik

3. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak 4. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak

5. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya

(2)

| Fungsi dan Manfaat Bermain bagi Anak Usia

Dini |

Manfaat Bermain

Menurut buku ‘Games Therapy untuk Kecerdasan Bayi dan Balita’ yang ditulis oleh Psikolog Effiana Yuriastien, dkk ada 9 manfaat bermain bagi anak

1. Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri : Ketika bermain, anak akan menentukan pilihan-pilihan. Mereka harus memilih apa yang akan dimainkan. Anak juga memilih di mana dan dengan siapa mereka bermain. Semua pilihan itu akan membantu terbentuknya gambaran tentang diri mereka dan membuatnya merasa mampu mengendalikan diri. Permainan memotong kertas, mengatur letak atau mewarnai misalnya dapat dilakukan dalam beragam bentuk. Tidak ada batasan yang harus diikuti. Identitas dan kepercayaan diri dapat berkembang tanpa rasa ketakutan akan kalah atau gagal. Pada saat anak menjadi semakin dewasa dan identitasnya telah terbentuk dengan lebih baik, mereka akan semakin mampu menghadapi tantangan permainan yang terstruktur, bertujuan dan lebih dibatasi oleh aturan-aturan.

3. Melatih mental anak : Ketika bermain, anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki sekaligus mendapatkan pengetahuan baru. Orangtua akan dapat semakin mengenal anak dengan mengamati saat bermain. Bahkan, lewat permainan (terutama bermain pura-pura) orangtua juga dapat menemukan kesan-kesan dan harapan anak terhadap orangtua serta keluarganya. 4. Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan anak dari stress : Kreativitas anak

akan berkembang melalui permainan. Ide-ide yang orisinil akan keluar dari pikiran mereka, walaupun kadang terasa abstrak untuk orangtua. Bermain juga dapat membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari. Stres pada anak biasanya disebabkan oleh rutinitas harian yang membosankan.

5. Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak: Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki suatu kelompok. Ketika anak memainkan peran ‘baik’ dan ‘jahat’, hal ini membuat mereka kaya akan pengalaman emosi. Anak akan memahami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dia hadapi.

6. Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak : Melalui permainan, anak dapat belajar banyak gal. Di antaranya melatih kemampuan menyeimbangkan antara motorik halus dan kasar. Hal ini sangat mepengaruhi perkembangan psikologisnya. Permainan akan memberi kesempatan anak untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus memecahkan masalah. Anak-anak akan berusaha menganalisa dan memahami persoalan yang terdapat dalam setiap permainan.

7. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan anak : Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain, seringkali dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai peran pemimpin dalam kehidupan nyata, mungkin akan memperlohen pemenuhan keinginan itu dengan menjadi pemimpin tentara saat bermain.

8. Standar moral : Walaupun anak belajar di rumah dan sekolah tentang apa yang dianggap baik dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standar moral selain dalam kelompok bermain.

(3)

memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, kemampuan yang mungkin kurang terasah baik di sekolah maupun di rumah.

Fungsi Bermain

Fungsi bermain pada anak memang begitu beragam. Anak akan menemukan perkembangan fisik serta mental yang ia miliki. Melalui permainan pula, seorang anak akan mampu mempelajari begitu banyak hal bahkan anak mendapatkan sistem pemecahan masalah yang jauh lebih baik daripada anak-anak yang tidak banyak bermain. Dunia anak adalah dunia bermain, jadi jangan paksakan anak untuk terus belajar dan melakukan latihan banyak soal setiap harinya. Biarkan anak bermain karena fungsi bermain pada anak begitu banyak seperti yang akan dijabarkan berikut ini.

Melatih perkembangan sensorik serta motorik: Melalui permainan, anak akan menjadi terlatih ketika melakukan beragam aktivitas sensorik serta motorik. Permainan aktif melatih panca indera sang anak karena dengan permainan maka semua anggota panca indera anak akan tergerak untuk melakukan sesuatu. Sebagai hasilnya, organ sensorik dan motorik akan semakin baik.

Mengasah memori otak: Anak kecil mempunyai organ memori yang belum banyak terisi oleh beragam hal. Oleh karena itu, melalui bermain anak bisa mengembangkan kemampuan memori yang ia miliki. Anak akan mengekplorasi serta melihat benda yang ada di sekitarnya. Ia terus mempelajarinya dan kemudian mengenal benda-benda dengan warna yang berbeda secara sempurna. Semakin anak bermain, maka otaknya akan semakin terasah dan ia mampu mendapatkan perkembangan memori yang jauh lebih baik.

Mengembangkan etika: Ketika anak bermain, maka ia melakukan banyak hal bersama teman-temannya. Ia mempelajari banyak aturan, mempunyai tingkat sportivitas, dan tentu saja belajar bagaimana membangun etika yang benar. Anak tidak mudah curang ketika berhadapan dengan aturan pada dunia yang sebenarnya, karena ia telah terlatih untuk melakukan banyak hal dengan baik.

Meningkatkan kreativitas anak: Di dalam melakukan permainan, anak-anak dapat mengeksplorasi dan menerapkan banyak ide yang terkait dengan sistem permainan. Semakin banyak media dan jenis permainan yang mereka mainkan, maka akan semakin banyak ide bermunculan. Ketika kreatifitas tersebut terus diasah, maka anak bisa menemukan ide-ide cemerlang pada masa yang akan datang.

Pengertian Bermain (Konsep Pendidikan)

(4)

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap anak, bahkan dikatakan anak mengisi

sebagian besar dari kehidupannya dengan bermain. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

(2003:697) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk

menyenangkan hati (dengan alat tertentu atau tidak). Dengan bermain disebabkan karena adanya

sisa kekuatan di dalam dirinya yang sedang berkembang dan tumbuh. Produksi kekuatan dalam diri

anak

itu

melebihi

apa

yang

dibutuhkan

lahir

dan

batin.

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang-ulang demi kesenangan tanpa

adanya tujuan dan sasaran yang hendak dicapai (M. Hariwijaya, 2009 : 103). Anak dibawah usia 6

tahun mempunyai masa bermain yang cukup panjang adapaun yang dilakukan anak dapat

menimbulkan kesenangan. Bermain adalah dunia main bagi anak usia 5-6 tahun dan menjadi hak

pada anak untuk dapat selalu bermain. Sebab masa mereka hanya untuk bermain.

Para ahli mengatakan bahwa tidak mudah mendefinisikan pengertian bermain secara tepat, dalam

kehidupan sehari-hari anak membutuhkan pelepasan dari kekangan yang timbul dari lingkungannya.

Bermain merupakan kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan emosinya secara wajar,

“bermain” (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas, sehingga arti utamanya mungkin

hilang, arti yang paling tepat ialah : setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan tanpa

mempertimbangkan

hasil

akhir.

Menurut Piaget (2010:138) permainan sebagai suatu media yang meningkatkan perkembangan

kognitif anak-anak. Permainan memungkinkan anak mempraktikan kompetensi-kompetensi dan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan dengan cara yang santai dan menyenangkan .

Vigotsky (2010:138) menyatakan bahwa permainan adalah suatu seting yang sangat bagus bagi

perkembangan kognitif ia tertarik khususnya pada aspek-aspek simbolis dan hayalan suatu

permainan, sebagaimana ketika seorang anak menirukan tongkat sebagai kuda dan mengendarai

tongkat

seolah-olah

itu

seekor

kuda.

Bentuk permainan yang sangat dikenal dari permainan yang konstruktif adalah membuat

benda-benda. Pada masa permainan awal-awal konstruktif, anak-anak membuat benda-benda dari tanah,

pasir, balok-balok kayu, tanah liat, kertas, lilin dan cat. Maka anak-anak akan memcoba membuat

ide-ide yang mereka miliki. Seorang anak mungkin akan membuat menara yang miring, sedangkan

anak

yang

lain

membuat

jembatan.

(5)

mengganti,

merubah,

menambah,

dan

mencipta

sesuatu.

Garvey ( 2002 : 110 ) dalam salah satu tulisannya mengemukakan adanya lima pengertian yang

berkaitan

dengan

bermain

yaitu

:

1. Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak.

2. Bermain tidak mempunyai tujuan ekstrinsik, namun motivasinya lebih bersifat intrinsik.

3. Bermain bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh

anak.

4.

Bermain

melibatkan

peran

aktif

keikutsertaan

anak.

5. Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain

misalnya kemampuan kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, belajar bahasa,

perkembangan

sosial,

dan

lain

sebagainya.

Bermain dapat diartikan sebagai suatu kegiatan melakukan gerakan-gerakan berjalan, melompat,

memanjat, berlari, merangkak, berayun dan lain sebagainya. Diana Mutia (2010:151) mengatakan

melalui bermain, dapat mengontrol motorik kasar. Pada saat bermain itulah, mereka dapat

mempraktikan semua gerakan motorik kasar seperti berlari, melompat, meloncat dan gerakan yang

lainnya dengan tujuan gerak-gerik mereka itu meskipun tidak beraturan secara sistematis tetapi

bermakna atau yang diinginkan tercapai yaitu memfungsikan gerakan motorik kasarnya. Anak-anak

terdorong untuk mengangkat, membawa, berjalan atau meloncat, berputar, dan beralih respon

untuk irama yang mereka dengar. Langkah-langkah seperti di atas harus bisa dibuktikan dalam

proses kegiatan belajar mengajar dan guru pun harus partisipatif, aktif, kreatif, inovatif dan

menyenangkan, guru melakukan pembelajaran dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut bisa

juga disebut Pembelajaran Aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan (PAKIEM). Jadi metode

bermain adalah suatu metode pembelajaran dengan cara melakukan gerakan-gerakan fisik/jasmani

anak dalam rangka mengembangkan otot-otot.

Pengertian Metode Pembelajaran Permainan

(6)

Metode Pembelajaran Permainan

Lain halnya dengan Joan Freeman dan Utami munandar mendefinisikan permainan sebagai suatu aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional.Trans permainan dalam pembelajaran.

Menurut beberapa pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan definisi permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu anak mencapai perkembangan fisik, intelektuan, sosial, moral dan emosional.

Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Bermain

1. Siswa dalam kelompok secara bermain menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. jika mungkin anggota kelompok berasal

3. Dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. 4. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Bermain

Kelebihan Metode Permainan

1. Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian 2. Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup.

3. Anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri.

4. Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur. Kekurangan Metode Permainan

1. Tidak semua topik dapat disajikan melalui permainan. 2. Memerlukanbanyak waktu

3. Penentuan kalah menangdan bayar-membayar dapat berakibat negatif. 4. Mungkin juga terjadi pertengkaran.

5. Mengganggu ketenangan belajar di kelas-kelas lain.

Prinsip-prinsip Metode Pembelajaran Permaian

1. Permaianan yang dikembangkan hendaknya permainan yang terkait langsung dengan konteks keseharian peserta didik.

(7)

3. Permainan yang dikebangkan haruslah menyenangkan dan mengasyikan bagi peserta didik.

4. Permainan dilaksanakan dengan landasan kebebasan menjalin kerja sama dengan peserta didik lain. 5. Permainan hendaknya menantang dan mengandung unsur kompetisi yang memungkinkan peserta didik

semakin termotivasi menjalani proses tersebut

Karakteristik Metode Permainan

 Lebih banyak mengaktifkan siswa

 Banyak menggunakan media/alat peraga, baik media asli maupun media yang lain.

 Membutuhkan kreatifitas guru

 Membutuhkan waktu yang lama

 Dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran

 Dapat menciptakan pemahaman siswa dan daya ingat siswa tidak akan mudah hilang.

Incoming search terms:

 metode permainan

 metode bermain

 Pengertian metode bermain  metode pembelajaran bermain  metode bermain dalam pembelajaran  Prinsip prinsip metode permainan  definisi metode permainan

 definisi metode belajar dan ciri-ciri metode yang baik  contoh model pembelajaran bermain

 ciri-ciri metode bermain

Agar artikel ini bisa bermanfaat bagi orang banyak dalam komunitas anda… bantu saya untuk menginfomasikannya pada teman-teman anda di Facebook , Twitter, atau Email.

Jika Bermanfaat Berbagilah...

Related posts:

1.

Tesis TGT dgn Permainan TTS dan Roda Impian Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Motivasi Belajar

2.

Skripsi Pembelajaran Biologi dgn Metode TGT Menggunakan Permainan

3.

Metode Pembelajaran Sosiodrama

4.

Metode Pembelajaran Role Playing

5.

Metode Pembelajaran Kerja Kelompok

6.

Permainan Tradisional Anak – Anak Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Grafis

7. Pengertian Metode Bermain

8. Menurut DR.S.Nasution “Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam suatu tugas atau pekerjaan agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan”. Sedangkan

menurut Drs.H Abu Ahmad dkk (2005:52) metode adalah suatu pengetahuan tentang cara- cara mengajar

yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia

metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditetapkan.

9. Menurut Syaiful B. Djamarah dkk. (2006:82-84), metode memiliki kedudukan:

(8)

11. • Menyiasati Perbedaan Individual Anak Didik;

12. • Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran.

13. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Tentunya faktor-faktor lain pun harus diperhatikan juga, seperti; faktor

guru, faktor siswa, faktor situasi (lingkungan belajar), media, dan lain-lain.

Sehubungan dengan metode adalah salah satu tokoh yang dianggap paling berjasa dia adalah Plato

seorang filsuf yunani. Ia dianggap sebagai orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai

praktis dari bermain. Menurut Plato anak-anak akan lebih mudah mempelajari Aritmatika dengan cara

permainan. Sedangkan Sudono (2000:1) mengemukakan bahwa “bermain adalah suatu kegiatan yang

dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan

informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak”.

14. Dengan bermain anak bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, anak-anak akan lebih senang dan menjadikan si anak lebih aktif. Sebagaimana dikemukakan oleh Mayke (dalam Sudono, 2000:3) “

belajar dengan bermain akan memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang,

menemukan sendiri, bereksplorasi serta mempraktekkannya.

15. Arief Sadiman (2002:79) Permainan dapat dipakai untuk mempraktekkan keterampilan membaca dan berhitung sederhana. Tujuan pemberantasan buta aksara dan buta angka untuk orang dewasa atau

pelajaran membaca, menulis permulaan serta matematika adalah yang lazim dikaitkan dengan permainan.

Dalam proses pembelajaran guru hendaknya memberikan kebebasan kepada setiap anak didiknya untuk

mengekspresikan apa yang ada dalam pemikiran mereka. Sebaiknya guru juga memberi kebebasan sesuai

dengan sifat alami anak sehingga dalam mengembangkan kreatifitasnya anak tidak merasa takut untuk

berbeda dengan gurunya.

16. Dari penjelasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa metode bermain yang dimaksud adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan kegiatan untuk menjelaskan konsep abstrak dalam Matematika yang

lebih menyenangkan (mencegah ketakutan siswa terhadap pelajaran Matematika) agar siswa lebih paham

dan lebih lama mengingatnya.

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan pendapat tersebut Restuti, dkk (2013) juga mengemukakan pendapat bahwa benda konkret adalah benda-benda asli atau tiruan dalam bentuk nyata

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk

Selaras dengan sebuah negara yang mahu mewujudkan masyarakat penyayang, maka dalam Akta Pendidikan 1996 telah diperuntukkan dalam seksyen 40, yang membolehkan menteri

Adapun letak dan bentuk rumah sabu disesuaikan letak pulau Sabu yang ditandai selalu mengarah ke Utara (‘Bodae) atau selatan (‘Bollou). Orang Sabu mencari tempat yang

Semak belukar. Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 85/KPTS/BPBD- SS/2017 tentang Status Keadaan Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di

Pengaruh pengikatan silang kitosan oleh TPP diamati dengan membandingkan rasio swelling kitosan-TPP pada larutan buffer pH 2,0; 5,5; 7,4; dan 9,5 yang ditunjukkan pada

[r]

Kesimpulan secara umum dari pengujian beta dengan menggunakan kuesioner terhadap pelanggan dealer adalah bahwa sistem aplikasi yang dibangun sudah berjalan dengan