Deskripsi apotek dari hasil servey
Sebuah apotek kecil, berada di sebuah daerah Kota,letakx sangat strategis, buka dari pagi-malam, agak sepi, Apoteker ada 2, APA dan APING,tetapi APING jarang masuk, sedangkan APA datang seenaknya dan pulang seenaknya juga, ketika APA pulang yang menjaga apotek hanya AA, AA berjumlah 5, Tidak ada praktek dokter dan jarang menerima resep. Ketika ada pasien membeli obat sedikit sekali informasi yang di berikan seolah-olah seperti membeli obat di warung
ANALISA KASUS
Pada kasus di atas di dapat bahwa APA sering datang telat dan pulang cepat, membiarkan apotek buka tanpa ada APA hanya ada AA.
Dari pelanggaran di atas bisa di tinjau dari berbagai aspek seperti tinjauan terhadap sumpah apoteker, tinjauan terhadap kode etik profesi dan tinjauan terhadap UU yang berlaku,
1. Tinjauan terhadap Sumpah Apoteker
Adapun lafal dari sumpah apoteker adalah sebagai berikut:
DEMI ALLAH Saya bersumpah
1.Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan peri kemanusiaan, terutama dalam bidang kesehatan
2.Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai Apoteker
4.Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan, Kesukuan, Politik
Kepartaian atau Kedudukan Sosial
6.Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keinsafan.
SEMOGA ALLAH SWT SENANTIASA MELINDUNGI SAYA, AMIIN
Pada kasus tersebut Apoteker melanggar Sumpah Profesi terutama pada point 1 dan 4, karena Apoteker tersebut tidak menjalanakan tugas dengan sebaik-baiknya, Apoteker datang terlambat dan tidak memberikan informasi kepada pasien sehingga penggunaan obat oleh pasien tidak dilakukan dengan baik, hak pasien juga tidak dipenuhi, akibatnya MESO tidak terlaksana, sehingga memungkinkan terjadinya pelanggaran pada kepentingan perikemanusiaan.
2. Tinjauan terhadap kode Etik
Dilihat dari kode etik profesi bahwa kasus di atas melanggar beberapa pasal diantarannya.:
a. Pasal 1
“Sumpah/janji apoteker,setiap apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah apoteker”
Sumpah / janji apoteker yang diucapkan seorang apoteker untuk dapat diamalkan dalam pengabdiannya, harus dihayati dengan baik dan dijadikan landasan moral dalam setiap tindakan dan prilaku
Dalam sumpah apoteker ada beberapa poin yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Melaksanakan asuhan kefarmasian
3. Melaksanakan praktik profesi sesuai landasan praktik profesi yaitu ilmu, hukum dan etik.
Apoteker dalam kasus diatas telah melanggar kode etik apoteker pasal 1 yang menyatakan bahwa apoteker harus menjunjung tinggi,menghayati dan mengamalkan sumpah apoteker, sedangkan pada pembahasan sebelumnya apoteker tersebut telah melanggar sumpah apoteker yaitu tidak menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,apoteker datang terlambat dan tidak memberikan asuhan kefarmasian kepada pasien.
2. pasal 2
“Setiap apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh meghayati dan mengamalkan kode etik apoteker Indonesia”
Implementasinya Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker Indonesia dinilai dari ada tidaknya laporan masyarakat, ada tidaknya laporan dari sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain, serta tidak ada laporan dari sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain, serta tidak ada laporan dari dinas kesehatan.
3. Pasal 7
“Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya”
Seorang apoteker mebemberikan informasi kepada pasien / masyarakat harus dengan cara yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi tersebut harus sesuai, relevan, dan “up to date”
Sebelum memberikan informasi apoteker harus menggali informasi yang dibutuhkan dari pasien ataupun orang yang datang menemui apoteker mengenai pasien serta penyakitnya.
Seorang apoteker harus senantiasa meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat, dalam bentuk penyuluhan, memberikan informasi secara jelas, melakukan monitoring penggunaan obat dan sebagainya.
Kegiatan penyuluhan ini mendapat nilai SKP
Dari kasus di atas Apoteker tidak memberikan informasi kepada pasien, sehingga Apoteker secara jelas melanggar Pasal 7 Kode Etik Apoteker.Pelanggaran yang dilakukan oleh Apoteker jelas menunjukkan bahwa Apoteker tidak
mengutamakan dan tidak berpegang teguh pada Prinsip Kemanusiaan.
Dampak dari kurangnya informasi penggunaan obat dapat menyebabkan efek yang merugikan bagi pasien
4. Pasal 8
“seorang apoteker harus aktif mengikuti perkebangan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya”
Implementasinya Tidak ada alas an bagi apoteker tidak tahu peraturan
perundangan yang terkait dengan kefarmasian. Untuk itu setiap apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan, sehingga setiap apoteker dapat menjalankan profesinya dengan tetap berada dalam koridor peraturan perundangan yang berlaku
Apoteker harus membuat Standar Porsedur Operasional (SPO) sebagai pedoman kerja bagi seluruh persoil di industri, dan sarana pelayanan kefarmasian sesuai kewenangan atas dasar peraturan perundangan yang ada
5. Pasal 15
Apabila apoteker melakukan pelanggaran kode etik apoteker, yang
bersangkutan dikanakan sanksi organisasi. Sanksi dapat berupa pembinaa, peringatan, pencabutan keanggotaan sementara, dan pencabutan keanggotaan tetap. Kriteria pelanggaran kode etik diatur dala peraturan organisai, dan ditetapkan setelah melalui kajian yang mendalam dari MPEAD.
Selanjutnya MPEAD menyampaikan hasil telaahnya kepada pengurus cabang, pengurus daerah, dan MPEA
Pada kasus di atas sangat jelas sekali apoteker melanggar kode etik profesi apoteker, dan menurut kode etik apoteker pasal 15 jika seorang apoteker melanggar kode etik apoteker maka wajib menerima sanksi dari IAI dan Tuhan YME.
3. Tinjauan dari UU
Apabila ditinjau dari UU bahwa kasus di atas melanggar pasal 3 dalam PP 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN, adapun bunyinya sebagai berikut “Pekerjaan Kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien atau masyarakat yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi yang memenuhi standar dan persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan”
Pada kasus tersebut Apoteker sering datang telat, dan sering pulang duluan, padahal sudah ada slogan “No apoteker,No service”. Tidak disampaikannya informasi obat kepada pasien menyebabkan berbagai efek yang merugikan bagi pasien seperti tidak membaiknya kondisi pasien, penyakit bertambah parah, timbul efek samping yang dapat membahayakan keselamatan pasien.
SOLUSI KASUS
1. apotek/apoteker tersebut menunjuk apoteker pendamping yang dapat menggantikan tugasnya dalam pemberian layanan kepada pasien pada jam – jam dimana apoteker tersebut tidak dapat melalukan tugasnya sebagai apoteker. Seperti yang di sebutkan dalam permenkes pada pasal 19 ayat 1 : Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka Potek, Apoteker pengelola Potek harus menunjuk Apoteker pendamping. Dan penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat.
2. apoteker pendaping harus hadir juga apabila tidak ada APA 3. dibuat jam Shift dari kedua apoteker tersebut