• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TAFSIRAN PERJANJIAN LAMA KEJADIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TAFSIRAN PERJANJIAN LAMA KEJADIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Allah adalah Allah yang penuh kasih dan kebaikan. Ketika masa penciptaan Allah selalu

mengatakan bahwa segala sesuatunya adalah baik. Termasuk didalam kejadian 1:31, “Maka

Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Manusia adalah salah satu

ciptaan Allah yang sungguh mulia diantara setiap ciptaan lainnya, sebab manusia diciptakan

dalam rupa dan gambar Allah itu sendiri. Kejadian 1:26, “Baiklah Kita menjadikan manusia

menurut gambar dan rupa Kita,…” Allah selalu menghendaki yang terbaik untuk seluruh

ciptaan-Nya. Tetapi kejatuhan Adam dan Hawa di dalam ketidaktaatan mengubah jalan

kehidupan mereka yang telah direncanakan oleh Allah di dalam kekekalan bersama Allah.

Latar Belakang Masalah

Kejahatan-kejahatan manusia pada masa sekarang sungguh tidak dapat dicegah dan

diatasi lagi. Semakin hari kejahatan di bumi semakin bertambah dan terus meningkat. Secara

khusus saja tingkat kejahatan yang terjadi di Negara Indonesia. TRIBUNNEWS.COM,

JAKARTA - Tingkat kejahatan di Indonesia cukup mengkhawatirkan dan dapat mengintai siapa

pun tak peduli jenis kelaminnya. Setidaknya, tiap satu menit dan 31 detik atau 91 detik

kejahatan muncul dan hal tersebut terjadi selama 2012. Demikian disampaikan Wakil

Kabareskrim Inspektur Jenderal Polisi Saud Usman Nasution saat diskusi akhir tahun, 'Refleksi

Penegakan Hukum dan HAM,' di Graha Pengayoman, kompleks Kementerian Hukum dan

HAM, Jakarta, Rabu (26/12/2012). "Jumlah kejahatan di Indonesia sepanjang 2012, sampai

Nopember 2012 mencapai 316.500 dengan rsiko penduduk yang mengalami kejahatan 136

(2)

mewakili Kapolri Jenderal Timur Pradopo.1 Angka-angka ini bukanlah sesuatu yang biasa, tetapi

ini menunjukan bahwa manusia semakin hari semakin jahat. Bukan hanya di Indonesia, masih

banyak negara-negara lain pula yang memiliki tingkat kejahatan yang lebih tinggi dari Indonesia.

Namun dari data statistic Indonesia sudah cukup menunjukan bahwa kejahatan manusia terus

berlangsung hingga saat ini. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana sikap Allah akan

kejahatan yang demikian terjadi, apakah Allah adalah Allah yang tidak perduli akan kejahatan

manusia yang samakin meningkat setiap harinya? Perspektif inilah kemudian yang akan dibahas

oleh penulis. Masalah kejahatan seakan-akan membuat sebagian orang meragukan bahwa Allah

turut mengontrol keadaan dunia ini. Jika memang Allah mengontrol dunia, mengapa kejahatan

masih saja terjadi dan mengapa Allah tidak turut mengambil bagian untuk menghentikan

kejahatan tersebut?

Oleh sebab masalah inilah maka penulis ingin membahas tentang bagaimana sikap dan

tindakan Allah sesuai dengan Kejadian 6:1-8 tentang kejahatan manusia pada masa lalu. Judul

yang akan ditulis oleh penulis adalah “Kejahatan Manusia di Muka Bumi Kejadian 6:1-8”.

Rumusan Masalah

Dalam rumusan masalah kali ini, penuli ingin membahas tentang beberapa hal, pertama

apakah yang kejahatan yang dilakukan oleh manusia berdasarkan Kejadian 6:1-8? Kedua,

Bagaimanakah sikap Allah terhadap kejahatan manusia berdasarkan Kejadian 6:1-8? Ketiga,

Apakah Aplikasi dari kisah kejahatan manusia dalam Kejadian 6:1-8 pada masa ini?

(3)

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah pertama untuk memberikan kesinambungan tentang

bagaimana peranan Allah ketika kejahatan manusia dimuka bumi ini semakin hari semakin

meningkat.

Ruang Lingkup Penulisan

Penulisan makalah ini dibatasi pada ruang lingkup penulisan dan pembahasan kisah

kejahatan manusia yang terdapat dalam kitab Kejadian 6:1-8.

BAB II

KITAB KEJADIAN

Latar Belakang

Kitab Kejadian adalah kitab pertama dalam susunan kitab-kitab dalam Alkitab yang

bercerita tentang asal mula kehidupan didunia ini. Kitab Kejadian kitab segala permulaan dan

berisi dasar-dasar bagi sebagian besar teologi Perjanjian Lama. Pemahaman mengenai isi dan

amanat kitab ini sangat diperlukan untuk menelaah kitab-kitab yang lain di Alkitab.2 Jelas sekali

bahwa kitab Kejadian memberikan sumbangsih besar akan sejarah keberadaan segala sesuatu di

dunia ini. Judul kitab ini “Kejadian” diambil dari Septuaginta (P.L dalam bahasa Yunani) yaitu

(Genesis) dan berarti permulaan. Judul ini sangat cocok karena di dalam kitab ini terdapat

permulaan dari banyak hal. Dalam bahasa Ibrani judulnya diambil dari kata-kata pertama

“b’resit” yang berarti “pada mulanya”.3 Kitab Kejadian disebut sebagai buku tentang asal mula,

karena asal mula alam semesta, asal mula penciptaan umat manusia, asal mula kejatuhan, dan

(4)

asal mula pekerjaan penyelamatan oleh Allah dimulai di dalam kitab Kejadian. Akan tetapi,

kitab Kejadian bukan hanya merupakan permulaan akan hal-hal tersebut, melainkan juga

merupakan pendahuluan dari seluruh alkitab dan buku yang memperlihatkan cetak biru sejarah

penebusan (Yesaya 46:10; 48:3).4

Penulis Kitab Kejadian

Penulis kitab Kejadian adalah Musa. Menurut tradisi Yahudi dan Kristen kelima kitab

Taurat ditulis oleh Musa. Namun diantara para ahli pada masa kini terdapat perbedaan pendapat

tentang berapa banyak bahan dalam kitab-kitab tersebut yang sungguh-sungguh berasal dari

Musa.5 Para pakar yang berpegang kepada penulisan Musa mengemukakan berita menyatu bagi

kitab ini, karena mereka percaya kitab tersebut memiliki latar belakang dan tujuan yang

menyatu. Tidak cukup hanya berpegang bahwa Musa penulis kitab Kejadian supaya berada

dalam posisi untuk mendapat berita tersebut. Oleh karena itu cerita-cerita dalam Kejadian

dianggap bersikulasi di antara orang-orang Israel di Mesir selama sebelum Musa.6

Tema dan Teologi Kitab Kejadian

Ada beberapa tema penting di dalam kitab Kejadian yang dapat menjadi dasar dari

pondasi teologi kitab ini. Tema utama dari Kejadian adalah tema permulaan, yang membahas

dari pasal 1-11 tentang bagaimana dunia dijadikan? Bagaimana manusia timbul di dalam dunia?

Bagaimana dosa masuk ke dalam dunia? Bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa? Bagaimana

Allah memberikan pengharapan akan keselamatan kepada manusia yang telah jatuh ke dalam

dosa? Bagaimana dosa menyebar di dunia? Bagaimana hukuman yang besar dijatuhkan atas

4 Abraham Park, Silsilah di Kitab Kejadian diterjemahkan oleh Youn Doo Hee (Jakarta: Grasindo, 2007), 8. 5 David L Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 25.

(5)

manusia dalam air bah? Bagaimana sebagian dari manusia diselamatkan dan manusia disebar di

dalam dunia?7

Beberapa tema lain adalah:

1. Berkat. Dalam kitab Kejadian berkat (dan lawannya yaitu kutuk) adalah tema besar.

Sesudah Allah menciptakan bumi dan isinya ia memberkatinya. Kemudian sesudah

manusia berdosa Allah mengutuk bumi sebab dosa Adam.

2. Manusia hanya akan mengalami keadaan baik kalau ia bersandar pada Tuhan. Setiap

kali manusia berusaha mencari kebaikan di luar Tuhan ia gagal. Lebih dari itu ia

mendapat hal-hal yang sungguh jahat.

3. Tanah. Sebab kitab ini tertulis kepada bangsa Israel yang sedang disediakan untuk

memasuki dan mendiami tanah Kanaan, kita tidak heran kalau tema “tanah” menonjol

dalam kitab ini.8

BAB III

KEJAHATAN MANUSIA DI BUMI DALAM KEJADIAN 6:1-8

Teks Kejadian 6:1-8 LAI

6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,

6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."

6:4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.

(6)

6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

6:6 maka menyesallah d TUHAN , bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka. "

6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

Dari teks ini penulis membahas tentang beberapa hal yang berkaitan dengan kejahatan

manusia di bumi dan respon Allah terhadap kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Pada

Kejadian 6:1-4 prolog penulis menjelaskan tentang beberapa hal, pertama manusia mengalami

yang namanya pertambahan jumlah melalui kelahiran. Kedua, adanya pernikahan yang terjadi

diantara anak-anak Allah dan anak-anak manusia, dalam hal ini anak-anak Allah mengambil

isteri sesuai dengan keinginan mereka. Ketiga, penjelasan tentang janji Tuhan bahwa Rohnya

tidak akan tinggal tetap pada manusia dan manusia hanya berumur paling panjang adalah 120

tahun. Keempat, sejarah membuktikan bahwa pernikahan antara anak-anak Allah dan anak-anak

manusia melahirkan keturunan raksasa dibumi.

Kejadian 6:5-8, menjelaskan bagaimana respon Allah terhadap kejahatan yang dilakukan

oleh manusia. Pertama, dari kalimat “ketika dilihat Tuhan”, ini menunjukkan bahwa Allah selalu

melihat perilaku manusia di bumi. Kedua, Tuhan “menyesal” atas kejahatan yang telah

dilakukan oleh ciptaan-Nya. Ketiga, kejahatan manusia dikatakan “memilukan hati-Nya”, ini

menjelaskan bagaimana Allah merasa tersakiti ketika manusia berdosa. Keempat, Allah tidak

hanya diam melihat kejahatan, tetapi Ia menghukum kejahatan itu dengan janji “menghapuskan

manusia, hewan dan binatang melata dan burung diudara. Kelima, dalam penghukuman Allah

(7)

Jelas pada kisah Kejadian 6;1-8 ini menjelaskan suatu dasar dari penghukuman yang

kemudian Allah lakukan dengan Air Bah. Kejahatan manusia mendukakan hati Allah, sehingga

dengan keadilan Allah menghukum ciptaan-Nya.

Kriteria Kejahatan Manusia Dalam Kejadian 6:1-8

Pada konteks teks ini ada beberapa kejahatan yang dilakukan manusia pada sejarah masa

lalu, dan kejahatan itu memberikan efek luar biasa bagi penghukuman Allah pada masa itu. Bisa

dibanyangkan bagaimana Allah menghukum manusia pa da masa itu dengan Air Bah. Kejahatan

yang begitu mengerikan menyebabkan Allah berinisiatif untuk memusnahkan manusia dari bumi

ini. Ada beberapa kriteria kejahatan yang dilakukan manusia pada masa lalu, kriteria adalah

"ukuran yg menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu"9 , sehingga ada beberapa ukuran

yang menjadi dasar dari Allah menghukum manusia pada masa itu.

Perkawinan Anak Allah dan Anak Manusia

Kejadian 6:2 menjelaskan tentang perkawinan antara anak-anak Allah dan anak-anak

manusia. Tidak banyak penafsir yang dapat menjelaskan secara rinci tentang apa yang dimaksud

dengan anak-anak Allah. Tetapi beberapa penafsir menuliskan demikian, "Anak-anak Allah ialah

orang-orang dari keturunan Set. Jadi dosanya ialah menikah dengan "anak-anak manusia" yang

disamakan dengan keturunan Kain. Dasarnya adalah pertama, keuturunan Set bisa disebut

"anak-anak Allah sebab Kejadan 5:1-3 menjelaskan bahwa Set lahir "merupakan rupa dan

gambar" Adam, dan di dalam Lukas 3:38 Adam disebut sebagai "Anak Allah". Kedua, sama

dengan tantangan diatas yang menyatakan bahwa malaikat tidak bisa kawin. Tantangan, Istilah

Anak-anak Allah tidak pernah dipakai untuk manusia di tempat lain. Tidak ada dasar untuk

(8)

menyamakan "anak-anak perempuan manusia" dengan keturunan Kain.10 Menuru tasiran Sabda,

Kemungkinan besar yang dimaksudkan adalah keturunan Set yang saleh (bd. Ul 14:1; 32:5;

Mazm 73:15; Hos 1:10); mereka mulai menikah dengan "anak-anak perempuan manusia," yaitu

wanita tidak saleh dari keturunan Kain , bahwa "anak-anak Allah" itu adalah malaikat kurang

dapat diterima karena Yesus menyatakan bahwa malaikat tidak menikah (Mat 22:30; Mr 12:25).

Persatuan orang saleh dengan yang tidak saleh ini menghasilkan "kejahatan" (ayat Kej 6:5), yaitu

perhatian orang saleh terikat oleh kejahatan. Sebagai akibatnya, bumi ini tercemar dan dipenuhi

dengan kekerasan (ayat Kej 6:11-13). 11 Apa yang disampaikan dalam Kejadian 6:2 adalah

adanya suatu kejadian dimana "perkawinan campur" memberikan dampak yang buruk. Apalagi

kejadian tersebut melanda banyak sekali orang dan menghasilkan kejahatan yang beraja-lela di

bumi.12 Beberapa tasiran ini menjelaskan bahwa adanya ketidak taatan dari orang-orang saleh

yang hidup bergaul dan menjadi sama dengan orang-orang yang tidak saleh. Hal ini dapat

dikategorikan sebagai tindakan melawan Allah dan berdosa dihadapan Tuhan. Meskipun banyak

tafsiran yang berbeda tentang ayat ini, namun sebagian besar dari kisah ini menceritakan

keinginan dari anak-anak Allah yang dikuasai oleh nafsu kedagingan untuk mengambil isteri dari

anak-anak manusia. Bahkan mereka dengan sesuka hati mengambil isteri-isteri sesuai dengan

keinginan mereka sendiri, tanpa memperdulikan ketaatan mereka.

Kejahatan Manusia Semakin Besar Kejadian 6:5

10 Carl A. Redd, Diktat Torah Kejadian Sampai Ulangan (Yogyakarta: STII, 2000), 21. 11 http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=1&chapter=6&verse=2

(9)

Pada teks Kejadian 6:5 dijelaskan bahwa kejahatan manusia semakin besar, bahkan hati

mereka cenderung membuahkan kejahatan semata-mata. Ini menjelaskan bahwa manusia pada

masa itu bukan hanya sikapnya yang jahat, tetapi juga dari hatinya memang cenderung untuk

melawan Allah dan melakukan kejahatan terus menerus. Makin lama manusia semakin jahat.

Perhatikan bahwa Allah menyalahkan manusia karena hatinya jahat, bukan hanya karena

kelakuannya saja.13 Di zaman Nuh sifat dosa manusia dengan terang-terangan ditunjukkan

dalam dua hal utama: nafsu seksual (ayat Kej 6:2) dan kekerasan (ayat Kej 6:11). Kebejatan

manusia tidak berubah; nafsu dan kekerasan masih merupakan sarana ungkapan kejahatan yang

tak terkendali. Dewasa ini perilaku amoral, kefasikan, pornografi, dan kekerasan menguasai

masyarakat kita (lih. Mat 24:37-39).14 ‘Hati’ adalah pusat aktivitas pikiran manusia. Jadi, yang

rusak adalah sumbernya! Kalau hati yang merupakan sumber itu rusak, maka seluruh kehidupan

menjadi rusak. Bandingkan ini dengan Mark 7:20-23 yang berbunyi: “Apa yang keluar dari

seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran

jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa

nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan

menajiskan orang”.15 Kecenderungan akan dosa ini membuat manusia dikategorikan sebagai

manusia yang penuh dengan kajahatan pada masa itu.

Respon Allah Terhadap Kejahatan

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa Allah bukanlah Allah yang diam dan tidak

memiliki mata serta telinga untuk melihat kepada ciptaan-Nya. Pada kisah Kejadian 6:1-8 ini

dijelaskan tentang bagaimana Allah meresponi kejahatan itu dengan penghukuman, bahkan

(10)

prolog menjelaskan bagaimana perasaan Allah ketika kejahatan itu semakin dahsyat dimuka

bumi. Tercatat ada beberapa respon Allah terhadap manusia yang jahat dan berdosa.

Pertama, Allah menarik Nya dari pada manusia (ay.3). Disini Allah menarik

Roh-Nya dari manusia yang adalah daging. Memang ada beberapa penafsiran yang mengatakan

bahwa 120 tahun yang dimaksudkan oleh Allah sebagai akibat dari penarikan Roh-Nya adalah

umur manusia yang hanya tinggal 120 tahun saja dan jangka waktu pertobatan selama 120 tahun

sebelum Air Bah itu datang. Kedua, Allah melihat kejahatan manusia itu (ay.5), disana terdapat

kalimat "Allah melihat...". Hal ini menjelaskan bahwa segala kebaikan dan kejahatan selalu

terlihat dari mata Allah, tidak ada satupun yang tersembunyi dari pada-Nya. Ketiga, Allah

melihat sampai kedalaman hati manusia (ay.5), pada kalimat "kecenderungan hati..." ini

menjelaskan Allah yang Mahatahu akan segala sesuatu yang ada dalam dri manusia. Keempat,

Allah menyesal (ay.6). Ini menjelaskan tentang perasaan Allah yang dilukiskan seperti manusia

menyesali akan sesuatu. Demikian juga Allah merasakan penyesalan akan ciptaan-Nya karena

dosa yang telah mereka lakukan. Kelima. Memilukan hati Allah (ay.6), kata ini menjelaskan

tentang "kesedihan" bagamana Allah begitu sedih karena kejahatan manusia yang begitu besar,

dan tidak hidup sesuai dengan kehendak Allah. Keenam, Allah menghapuskan manusia (ay. 7),

pada bagian ini Allah meresponi manusia dengan keras, Ia menubuatkan tentang

penghukumannya terhadap dosa manusia tersebut.

(11)

APLIKASI TEKS KEJADIAN 6:1-8 PADA MASA KINI

Pada masa kini, kisah sejarah dari kejahatan manusia dalam Kejadian 6:1-8 menjelaskan

tentang beberapa aplikasi bagi setiap orang percaya pada masa kini. Hal itu antara lain adalah :

Pertama, manusia akan selalu semakin jahat karena sifat dosa yang dimiliki sebagai dosa

keturunan dari Adam dan Hawa.

Kedua, kejahatan manusia sebanarnya memiliki dampak yang luar biasa terhadap

kehancuran moralitas dunia ini.

Ketiga, kejahatan manusia memberikan dampak kepada hubungan antara Allah dan

manusia. Hubungan itu menjadi hubungan yang rusak oleh karena dosa yang dilakukan manusia

dalam ketidaktaatan mereka.

Keempat, Kejahatan manusia jelas bukan kejahatan yang tidak diresponi oleh Allah.

Akan tetapi kejahatan manusia memiliki dampak menyakiti dan membuat Allah murka akan

kejahatan yang dilakukan.

Kelima, Allah adalah Allah yang pro aktif terhadap dunia ini dan segala isisnya. Allah

menunjukan hal itu melalui sikap-Nya yang memiliki perasaan dan menghukum manusia yang

berdosa karena tindakan kejahatan mereka yang mereka lakukan.

(12)

KESIMPULAN

Dari paparan yang disampaikan penulis, secara garis besar penulis menganggap bahwa

kisah kejahatan manusia pada masa sejarah yang dicatat dalam kejadian 6:1-8, merupakan

kejahatan yang benar-benar keji karena kejahatan itu sungguh menyakiti hati Allah. Setiap

kejahatan yang dilakukan manusia diketahui oleh Allah dan tidak ada satupun kejahatan yang

tidak Allah ketahui. Manusia membuat kejahatan dan selalu memiliki dampak terhadap

hubungan antara manusia dan Allah. Kejahatan selalu membawa manusia hidup diluar lingkaran

kehendak Allah, bahkan kejahatan yang sudah mendarah daging membuat hati setiap manusia

hanya menghasilkan dan memikirkan kejahatan terus-menerus dalam hidupnya.

Allah adalah Allah yang Maha Adil, sehingga segala kejahatan akan mendapatkan

penghukuman pada masa dan waktunya, jelas ada waktu untuk pertobatan yang diberikan oleh

Allah kepada setiap manusia. Sama seperti apa yang pernah diberikan kepada manusia yang ada

di dalam Kejadian 6:1-8, Allah pun memberikan waktu pertobatan bagi setiap manusia yang

melakukan kejahatan. Selalu ada kasih karunia ditengah-tengah limpahan dosa yang besar

didunia ini. Hal itupun dtunjukan Allah melalui kasih karunianya kepada Nuh dan keluarganya,

sehingga mereka bisa melewati masa penghukuman Air Bah tersebut.

(13)

Baker, David L. Mari Mengenal Perjanjian Lama . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.

Hill, Andrew E. dan John H. Walton, Survey Perjanjian Lama.. Malang: Gandum Mas, 2008.

Gultom, Parlaungan . Diktat Teologi Perjanjian Lama Kejadian-Ester . Yogyakarta: STII, 1999.

Park, Abraham . Silsilah di Kitab Kejadian diterjemahkan oleh Youn Doo Hee. Jakarta:

Grasindo, 2007.

Redd, Carl A. Diktat Torah Kejadian Sampai Ulangan. Yogyakarta: STII, 2000.

http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

http://www.sarapanpagi.org/anak-anak-allah-dan-anak-anak-manusia-vt404.html

http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=1&chapter=6&verse=5

http://www.golgothaministry.org/kejadian/kejadian-6_1-8.htm

Referensi

Dokumen terkait

Global warming, yang merupakan salah satu gejala pergeseran iklim pada masa kini, adalah manifestasi dari faktor alam dan faktor manusia.. Tindakan yang dilakukan manusia

Dengan mengangkat sejarah kisah Syeikh Sadzali, masyarakat dapat mengetahui kejadian-kejadian penting yang terjadi pada masa lampau, seperti bagaimana ditemukannya

Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past).[3] Dalam pengertian lebih seksama sejarah adalah kisah

Sejarah sebagai kisah dapat berupa narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau.. Sejarah

Sejarah, bukan hanya hal-hal yang telah terjadi pada masa lampau itu saja yang dibutuhkan dalam pelajaran, melainkan kegunaannya sebagai bahan pembanding kejadian-kejadian masa

Pada dasarnya sejarah ialah kisah masyarakat manusia atau kisah kebudayaan dunia, yaitu kisah perubahan-perubahan yang terjadi karena kodrat masyarakat itu seperti masa

Perjanjian Lama, namun lebih luas lagi yakni merujuk pada tiap orang dari segala bangsa (Gal 3:8-9 bnd 26-29). Orang-orang Kristen pada masa kini bukan merupakan keturunan

Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari terkait peristiwa sejarah tentang manusia di masa lalu untuk kehidupan masa kini.. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang materi