• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU

IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM

MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA

GIRIROTO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Woro Wahyu Yuliana NIM. S10046

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

(2)
(3)
(4)

iv

memberi kekuatan jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku ibu yang mempunyai anak usia Prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali” Skripsi ini sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Program S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Suharti M.Si selaku Ketua Stikes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Ketua Prodi S-1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

(5)

v

5. Ibu Anita Istiningtyas, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

6. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis.

7. Kedua Orang Tua serta kakak tersayang yang telah memberikan semangat, dorongan, dan doa dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman – temanku Ina, Vivi, Fefi yang selalu ada dan memberikan semangat, dorongan dan doa.

9. Teman-teman prodi S-1 angkatan 2010 yang telah memberikan dorongan baik material dan spiritual dalam pembuatan skripsi ini.

10. Kepala desa, Bidan dan para Kader Posyandu yang telah memberikan ijin penelitian.

11. Seluruh responden yang telah membantu meluangkan waktunya dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

12. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penelitian ini.

(6)

vi Indonesia pada umumnya.

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1. Bagi Masyarakat ... 5

1.4.2. Bagi Puskesmas ... ... 5

(8)

viii

2.1 Tinjauan Teori ... 7

2.1.1 Pengetahuan ... 7

1. Definisi ... 7

2. Tingkat Pengetahuan ... 7

3. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 9

4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 10

2.1.2 Konsep Perilaku ... 12

1. Definisi perilaku………... 12

2. Bentuk Perilaku ... 13

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 13

4. Teori Perilaku ... 14

5. Bentuk Perubahan Perilaku ... 16

6. Klasifikasi Perilaku ... 16

2.1.3 Anak usia pra-sekolah... 17

1. Definisi ... 17

2. Pertumbuhan Anak Prasekolah ... 18

3. Tugas Perkembangan Anak Prasekolah ... 18

4. Perkembangan Perilaku ... 19

2.1.4 Posyandu ... 20

(9)

ix

2. Tujuan Posyandu ... 20

3. Sasaran Posyandu ... 21

4. Kegiatan Posyandu ... . 21

5. Keaktifan Ibu dalam Posyandu ... .. 21

6. Pelayanan Posyandu ... . 22

2.2 Kerangka Teori... 24

2.3 Kerangka Konsep ... 25

2.4 Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 27

3.2. Populasi dan Sampel ... 27

3.2.1. Populasi ... 27

3.2.2. Sampel ... 27

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3.1. Tempat ... ... 30

3.3.2. Waktu ... ... 30

3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran ... 30

3.4.1. Variabel ... 30

3.4.2. Definisi Operasional ... ... 31

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ... 32

3.5.1. Alat Penelitian ... ... 32

3.5.2. Cara Pengumpulan Data ... ... 35

(10)

x BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Analisa Univariat ... 42

4.1.1. Karakteristik Responden ... 42

1. Usia Responden ... 42

2. Pendidikan Responden ... 43

3. Usia Anak ... 43

4.1.2. Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu ... 44

4.1.3. Perilaku Ibu ... 44

4.2. Analisa Bivariat ... 44

4.2.1. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov ... 44

4.2.2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku .... 45

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden... 46

1. Usia Responden ... 46

2. Pendidikan Responden ... 47

3. Usia Anak Prasekolah ... 48

5.2. Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu ... 49

5.3. Perilaku Ibu ... 50

(11)

xi BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan ... 55

6.1.1. Tingkat Pengetahuan ... 55

6.1.2. Tingkat Perilaku ... 55

6.1.3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku ... 55

6.2. Saran ... 55

6.2.1. Bagi Responden ... 55

6.2.2. Bagi Tenaga Kesehatan ... 56

6.2.3. Bagi Peneliti ... 56

6.2.4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

(14)

xiv

LAMPIRAN 2. F.01 Pengajuan usulan topik LAMPIRAN 3. F.02 Pengajuan judul skripsi LAMPIRAN 4. F.03 Pergantian Judul

LAMPIRAN 5. F.04 Pengajuan ijin studi pendahuluan LAMPIRAN 6. F.05 Lembar oponent

LAMPIRAN 7. F.06 Lembar audience

LAMPIRAN 8. Surat permohonan studi pendahuluan LAMPIRAN 9. Balasan Studi Pendahuluan

LAMPIRAN 10. Surat Validitas dan Reabilitas LAMPIRAN 11. Uji Validitas Pengetahuan LAMPIRAN 12. Uji Validitas Perilaku

LAMPIRAN 13. F.07 Pengajuan Ijin Penelitian LAMPIRAN 14. Pengantar Ijin Penelitian LAMPIRAN 15. Balasan Ijin Penelitian LAMPIRAN 16. Surat Keterangan

LAMPIRAN 17. Surat Permohonan Responden LAMPIRAN 18. Surat Persetujuan Responden LAMPIRAN 19. Kuesioner Penelitian

(15)
(16)

xvi

UKBM : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

AKI : Angka Kematian Ibu

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

PMT : Pemberian Makanan Tambahan

KMS : Kartu Menuju Sehat

(17)

xvii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Woro Wahyu Yuliana

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Yang Mempunyai Anak Usia Prasekolah Dalam Membawa Anak ke Posyandu Wilayah Kerja

Desa Giriroto ABSTRAK

Posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Pada anak usia prasekolah mengalami pertumbuhan biologis, kognitif, psikososial dan spiritual. Umumnya anak usia 3-5 tahun tidak dibawa ke Posyandu karena sudah bersekolah sehingga pertumbuhan anak tidak terpantau oleh Posyandu. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan design penelitian cross sectional. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik cluster sampling sehingga didapatkan sampel 95 responden. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 50 responden (52,6%), dan perilaku baik sebanyak 68 responden (71,6%). Nilai

r

s hitung 0,617 >

r

s tabel 0,202, artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto.

Saran bagi ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (3-5 tahun) diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan tentang Posyandu dengan bertanya kepada Kader dan mengikuti kegiatan Posyandu. Kata Kunci : Posyandu, Pengetahuan, Perilaku, Prasekolah

(18)

xviii

Woro Wahyu Yuliana

THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL AND BEHAVIOR OF THE MOTHERS WITH PRE-SCHOOL CHILDREN IN ADMITTING THEM TO INTEGRATED SERVICE POST IN THE WORK

REGION OF GIRIROTO VILLAGE ABSTRACT

Integrated Service Post carries out activities that involve the participations of community in an effort of providing health services from, by, and to community. The pre-school children experience biological cognitive, psychosocial, spiritual development. Generally, the children aged 3 – 5 years old are not admitted to Integrated Service Post because they have attended schools. As a result, their growth and development are not observed by the Integrated Service Post.

The objective of this research is to investigate the correlation between knowledge level and behavior of the mothers with pre-school children in admitting them to Integrated Service Post.

This research used the non-experimental research method with the cross-sectional design. The samples of the research were taken by using the probability sampling with cluster sampling technique. The samples of the research consisted of 95 respondents.

The result of the research shows that 50 mothers (52.6%) have a good knowledge level, and 68 mothers (71.6%) have a good behavior. The value of rs count is 0.617 which is larger than that of rs table = 0.202, meaning that there is a correlation between knowledge level and behavior of the mothers with pre-school children in admitting them to Integrated Service Post in the work region of Giriroto village.

Thus, the mothers with the pre-school children aged 3 – 5 years old are expected to maintain and improve their knowledge about Integrated Service Post by raising questions to its cadres and attending its activities.

(19)

xix BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang mendukung pelaksanaan program kesehatan di masyarakat adalah Posyandu. Posyandu merupakan Pos Pelayanan Terpadu yang telah diselenggarakan oleh masyarakat di tingkat desa dan diadakan setiap bulan sekali (Depkes RI 2006). Posyandu dilaksanakan oleh kader yang berasal dari masyarakat dengan pembinaan dari tenaga kesehatan puskesmas (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2010).

Pelaksanaan kegiatan Posyandu dengan sistem lima meja dimana setiap meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem lima meja tidak berarti harus ada lima meja dalam Posyandu tersebut tetapi harus mencakup lima pokok kegiatan yaitu meja pertama adalah pendaftaran, meja kedua adalah penimbangan balita, meja ketiga adalah hasil penimbangan balita, meja keempat adalah penyuluhan dan gizi balita, meja kelima adalah pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit (Ismawati 2010).

(20)

belum rutin dan jumlah kader kurang dari lima. 2.433 Posyandu madya (29,34%) yaitu Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan jam buka lebih dari 8 kali per tahun, jumlah kader lima atau lebih. Posyandu purnama (44,38%) yaitu seperti Posyandu madya bedanya cakupan kegiatan sudah 50%, mampu menyelengarakan program tambahan sudah ada kegiatan dana sehat, 311 Posyandu mandiri (21,07%) yaitu seperti Posyandu purnama, bedanya pada Posyandu mandiri peserta kegiatan dana sehat sudah lebih dari 50% Kartu Kelurga (Dinkes Semarang 2008).

Rendahnya cakupan penimbangan balita ≥ 4 kali selama 6 bulan

terakhir menunjukkan bahwa semakin tinggi umur balita semakin tinggi pula presentase balita yang tidak pernah di timbang di Posyandu, seharusnya anak usia 5 tahun masih di bawa ke Posyandu setiap bulannya (Riskesdas 2010). Beberapa dampak yang dialami balita, bila ibu balita tidak aktif dalam kegiatan Posyandu antara lain tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan balita yang normal, tidak mendapat vitamin A untuk kesehatan mata, ibu balita tidak mengetahui pertumbuhan berat badan balita tiap bulan, ibu balita tidak mendapatkan pemberian dan penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT). Ibu yang aktif dalam kegiatan Posyandu maka ibu balita dapat memantau tumbuh kembang balitanya (Depkes RI 2007).

(21)

3

kepercayaan/keyakinan, keinginan, niat, nilai, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu, pengalaman, fasilitas, sosiobudaya (Notoatmodjo 2010). Rendahnya pemanfaatan Posyandu oleh ibu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu yang masih rendah tentang manfaat posyandu (Azwar 2005).

Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Magelang dengan judul hubungan antara faktor pengetahuan, sikap dan kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu III Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang didapatkan hasil dari tingkat pengetahuan ibu balita terhadap perilaku berkunjung ke Posyandu didapatkan hasil 15 orang reaponden atau 46,9 % berpengetahuan rendah, sedangkan 17 orang atau 53,1 % berpengetahuan baik. Antara sikap dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu yang memiliki sikap baik 15 orang responden atau 46,9% sedangkan yang memiliki sikap kurang ada 17 responden atau 53,1%. hubungan antara kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu 19 responden atau 59,4% kepercayaan ibu kurang dan 13 responden atau 40,6% kepercayaan ibu baik (Pamungkas 2008).

(22)

makanan tambahan langsung pulang. Ibu menganggap bahwa anaknya sudah mulai sekolah jadi tidak perlu dibawa ke Posyandu lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pembahasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut :“bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia Prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali?”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendiskripsikan pengetahuan ibu anak usia prasekolah tentang Posyandu.

(23)

5

3. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi masyarakat

Memberikan informasi penting bagi masyarakat khususnya ibu-ibu yang mempunyai anak usia prasekolah untuk datang ke Posyandu karena sangat penting untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas

Dapat di jadikan masukan untuk petugas Posyandu dan petugas Puskesmas agar lebih meningkatkan pengetahuan ibu tentang Posyandu sehingga kehadiran ibu yang mempunyai anak usia prasekolah ke Posyandu lebih meningkat.

1.4.3 Manfaat bagi pendidikan

Sebagai masukan dalam memberikan program pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah membawa anak usia prasekolah ke Posyandu.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti lain

(24)

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil

Nina dan

Meililiyananie 2010

Analisa faktor- faktor yang menyebabkan keengganan ibu Balita

berkunjung ke kehadiran balita datang ke posyandu adalah sebesar 15 responden (75%), dukungan masyarakat dengan mendukung sebesar 14 responden (70%),

(25)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek (Notoatmodjo 2003).

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Wawan dan Dewi 2011).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent

behavior) (Wawan dan Dewi 2011).

2. Tingkat Pengetahuan

Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang, yaitu : a. Tahu (Know)

(26)

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (nyata).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya .

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

(27)

9

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu : a. Cara Tradisional

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara coba salah ini dipakai orang sebelum kebudayaan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan “kemungkinan” dalam memecahkan masalah dan

apabila “kemungkinan” ini tidak berhasil maka akan

dicoba lagi.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas baik berupa pimpinan-pimpinan masyarakat formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta yang empiris maupun pendapat sendiri.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

(28)

diperoleh dalam memcahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau suatu metode penelitian ilmiah dan lebih popular (Notoadmojo dalam Wawan dan Dewi 2011).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Faktor Internal

Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu : 1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya.

Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

(29)

11

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Wawan dan Dewi 2011).

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu : 1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan dan Dewi 2011).

2.1.2 Konsep perilaku 1. Definisi perilaku

(30)

atau tindakan seseorang terhadap suatu respon dan dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini (Mubarak 2012). Perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati, mempunyai frekuensi spesifik, durasi serta tujuan baik yang disadari maupun tidak (Wawan dan Dewi 2010). Dari ketiga definisi perilaku tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah suatu respon yang didapat dari lingkungan dan menjadi kebiasaan seseorang, baik yang dapat diamati secara sadar maupun tidak sadar, sehingga respon yang didapatkan dari seseorang dalam berperilaku bermacam-macam.

2. Bentuk Perilaku

Bentuk respons perilaku seseorang ada 2 macam, yaitu bentuk pasif dan bentuk aktif. bentuk pasif merupakan respons internal yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Bentuk aktif yaitu perilaku yang jelas dapat diobservasi secara langsung (Adnani 2011). perilaku- perilaku tersebut ditentukan oleh beberapa faktor utama.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

(31)

13

yaitu pengetahuan dan sikap seseorang terhadap apa yang akan dilakukan. Faktor pemungkin (enabling factors) terdiri dari faktor fasilitas, sarana, atau prasarana yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Faktor penguat

(reinforcing factors) adalah tokoh masyarakat, peraturan,

undang-undang, dan surat keputusan pejabat pemerintah merupakan faktor penguat dalam seseorang atau masyarakat untuk berperilaku (Notoatmodjo 2010).

4. Teori Perilaku

Ada 4 macam teori perilaku manusia yang mendorong manusia untuk berperilaku, yaitu teori naluri, teori dorongan, teori insentif dan teori atribusi. Teori Naluri (Instinct Theory), menurut McDougall perilaku itu disebabkan oleh naluri yang merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan naluri yang akan mengalami perubahan karena pengalaman. Teori Dorongan (Drive Theory), teori ini berpandangan bahwa seseorang mempunyai dorongan-dorongan tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan seseorang yang mendorong seseorang itu untuk berperilaku. Teori Insentif

(Incentive Theory), bahwa perilaku seseorang disebabkan oleh

(32)

oleh disposisi internal (misal motif atau sikap) ataukah karena keadaan eksternal (Susilo 2011). Perilaku manusia sangatlah kompleks dan luas, karena itu perilaku dibagi menjadi 3 domain, yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan/ketrampilan (practice) (Notoatmodjo 2011).

(33)

15

menilai atau memberikan penilaian terhadap sesuatu (objek).

b. Sikap atau attitude adalah reaksi emosional terhadap reaksi dari stimulus atau respon sosial yang merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap mempunyai komponen-komponen utama yang membentuk terjadinya sikap, seperti kehidupan emosional (evaluasi emosional) terhadap suatu objek, kepercayaan/keyakinan (ide dan konsep), serta kecenderungan untuk bertindak (trend to

behave) (Mubarak 2012). Di dalam sikap ada beberapa

tingkatan-tingkatannya yaitu menerima (receiving), menanggapi (responding), menghargai (valuing), dan bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo 2010). c. Tindakan/ketrampilan (Practice) merupakan aktifitas

(34)

masyarakat, perilaku manusia dapat dihubungkan dengan kesehatan.

5. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku

Bentuk-bentuk perubahan perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu perubahan alamiah, perubahan rencana, dan kesediaan untuk berubah. Perubahan alamiah (natural change) yaitu perilaku manusia selalu berubah, dan perubahan tersebut disebabkan oleh kejadian yang alamiah yang dialami oleh seseorang. Perubahan rencana (planned change) merupakan perubahan yang terjadi karena memang sudah direncanakan oleh seseorang. Kesediaan untuk berubah (readiness to

change), setiap orang pasti memiliki kesediaan untuk berubah

(readiness to change) yang berbeda-beda, itu dapat terjadi

karena inovasi atau program-program pembangunan yang ada di masyarakat (Notoatmodjo 2011).

6. Klasifikasi Perilaku

(35)

17

untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya (Becker dalam Wawan dan Dewi 2010).

Perilaku manusia yang mempengaruhi kesehatan dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu perilaku yang terwujud secara sengaja/sadar dan perilaku yang terwujud secara tidak sengaja / tidak sadar (Wawan dan Dewi 2010).

2.1.3 Konsep Anak Usia Prasekolah 1. Definisi Anak Usia Prasekolah

Anak usia prasekolah yaitu anak yang berusia 3 sampai 5 tahun. Pada masa ini terjadi pertumbuhan biologis, kognitif, psikososial dan spiritual serta mengalami banyak perubahan fisik dan mental. Rasa ingin tahu anak sangat tinggi pada masa ini dan mulai mengenal kehidupan sosial yaitu keluarga dan sekolah (Betz 2002).

Anak usia 3-6 tahun juga disebut usia prasekolah, biasanya mereka mengikuti program prasekolah misalnya kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak (Padmonodewo 2003).

Anak usia prasekolah memainkan peranan penting mengenai citra tubuhnya. Mereka mengenali perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, dan ras. Mereka menyadari makna kata “

(36)

membandingkan postur tubuh dengan teman sebaya dan bisa membandingkan apakah mereka tinggi, pendek, kecil atau terlalu besar. Pada usia ini anak berada dalam tahap inisiatif, sejumlah tgas dicapai dalam masa ini namun penyakit kronis dan citra tubuh yang tidak sesuai dapat menjadi penghambat. Sehingga apabila anak memiliki citra tubuh yang jelek atau tidak sempurna mereka akan merasa malu (Wong 2008). 2. Pertumbuhan Anak Usia Prasekolah

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran tubuh baik tinggi maupun berat badan (Muscari 2005)

Pertumbuhan anak prasekolah dilihat dari berat badan biasanya penambahan berat badan anak prasekolah kurang dari 2 kg per tahun dan berat rata-rata adalah 18 kg. Pertumbuhan tinggi badan anak prasekolah dari 5 sampai 7 cm pertahun dan tinggi rata-rata adalah 108 cm (Betz 2002).

3. Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah

(37)

19

mampu Melompat melewati tali, Bermain lompat tali dengan cukup baik, mengikat tali sepatu, memukul kepala paku dengan palu, dapat menulis namanya sendiri dan orang lain. Kemudian pada usia 6 tahun anak mampu menggambar orang lengkap, bermain bersama teman sebaya, mampu menggunakan garpu dan pisau (Betz 2002).

4. Perkembangan Perilaku

(38)

2.1.4 Konsep Posyandu 1. Definisi Posyandu

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan yang sasarannya adalah seluruh masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, kader bekerja secara suka rela, mau dan sanggup melaksanakan usaha perbaikan gizi keluarga (Depkes 2007).

Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri, sehingga perlu ditingkatkan pembinaanya (Ismawati 2010).

2. Tujuan Posyandu

(39)

21

pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat, memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu hamil dan pasangan usia subur, Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera (Ismawati 2010).

3. Sasaran Posyandu

Sasaran kegiatan Posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama bayi (0-11 bulan), anak balita (12 bulan – 60 bulan), ibu hamil, melahirkan, nifas, menyusui, pasangan usia subur (Iskandar 2009)

4. Kegiatan Posyandu

Jenis kegiatan Posyandu dikenal dengan Panca Krida Posyandu yaitu KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), imunisasi, KB (Keluarga Berencana), Peningkatan Gizi dan Penanggulangan Diare (Ismawati 2010).

5. Keaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu

(40)

anak balitanya. Karena salah satu tujuan Posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan Posyandu agar status gizi balitanya terpantau (Kristiani 2006).

6. Pelayanan Posyandu

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RW/RT atau di tempat khusus yang dibangun masyarakat (Ismawati 2010).

Pelayanan Posyandu dilakukan dengan “pola lima meja”

yaitu:

a. Meja 1 : Pendaftaran (Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan (pasangan usia subur) b. Meja 2 : Penimbangan bayi dan anak balita

c. Meja 3 : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)

(41)

23

makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis tinggi, Terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi, diikuti dengan pemberian tablet besi, Terhadap PUS (Pasangan Usia Subur) agar menjadi peserta KB (Keluarga Berencana) dan diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.

e. Meja 5 : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana), imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai kebutuhan setempat.

Petugas pada meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bides, perawat dan petugas KB) (Ismawati 2010). 7. Posyandu untuk Anak Usia Prasekolah

(42)

untuk buang air besar di kakus, cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan (Depkes 2007).

2.2 Kerangka teori

Gambar 2.1 kerangka Teori

(Notoatmodjo 2003, Notoatmodjo 2010, Wawan dan Dewi 2011) Faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku :

1. Faktor Predisposisi a.Pengetahuan b.Sikap

2. Faktor pemungkin (enabling factors)

a.Fasilitas

b. Sarana atau prasarana 3. Faktor penguat (reinforcing

(43)

25

2.3 Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan penelitian dan kerangka teori diatas dikemukakan kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel bebas (Independen) Variabel terikat (Dependen)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Nursalam 2013).

Hipotesis nol (Ho) sering disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Hipotesis kerja (Ha) sering disebut hipotesis alternatif, yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok (Arikunto 2010).

Tingkat Pengetahuan

(44)

H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Giriroto.

(45)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan design penelitian cross sectional yaitu penelitian jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam 2013).

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto 2010).

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua ibu-ibu dengan anak usia prasekolah yang membawa anak ke Posyandu wilayah kerja desa Giriroto yaitu 124 orang.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2013).

Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus yaitu (Nursalam 2011) :

(46)

Keterangan : n : Besar Sampel

N : Perkiraan besar populasi

d : Tingkat kesalahan yang dipilih (jika nilai d ≤ 1000 = 0,05 dan nilai d ≥ 1000 = 0,10).

Berdasarkan rumus diatas, didapatkan jumlah sampel penelitian dengan perhitungan sebagai berikut :

Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan probability

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel menggunakan cluster sampling yaitu untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono 2013).

Setelah didapat sampel sebanyak 95 orang ibu anak usia prasekolah maka dilakukan perhitungan untuk masing – masing posyandu dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

݊1 : Besaran sampel untuk masing – masing Posyandu ݊ : Jumlah ibu balita di masing – masing Posyandu

ଵାேሺௗሻమ

=

ଵଶସ

ଵାଵଶସሺ଴Ǥ଴ହሻమ= 94,65 =95 orang

(47)

29

N : Jumlah seluruh ibu balita

N1 : Besar sampel yang ditarik dari populasi

1) ‘•›ƒ†—‰—†‹ƒ”ƒ• ൌn1= ଵ଻

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kriteria Inklusi

a. Ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang dibawa ke Posyandu wilayah kerja Giriroto.

b. Ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sehat maupun sakit.

(48)

2. Kriteria Eksklusi

Tidak bersedia berpartisipasi

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat

Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto yaitu sejumlah 9 Posyandu di Wilayah kerja Desa Giriroto.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 – Juni 2014.

3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran 3.4.1 Variabel terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Variabel Independen (Bebas)

Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam 2013). Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah faktor pengetahuan.

2. Variabel Dependen (Terikat)

(49)

31

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat 2007).

(50)

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 3.5.1 Alat Penelitian

Kuesioner merupakan serangkaian daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, diisi oleh responden, setelah diisi, kuesioner dikembalikan lagi pada peneliti.

Kuesioner untuk menggali pengetahuan disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dan terdiri dari 30 pertanyaan multiple choice. Jawaban benar diberi nilai 1, jawaban salah diberi nilai 0. Skor maksimal adalah 30 dan skor minimal adalah 0. Kuesioner perilaku disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dengan 10 pernyataan berskala Likert. Pernyataan favorable dengan jawaban sering diberi nilai 3, kadang-kadang diberi nilai 2, tidak pernah diberi nilai 1. Jawaban unfavorable dengan jawaban sering diberi nilai 1, kadang-kadang diberi nilai 2, tidak pernah diberi nilai 3. Skor tertinggi adalah 30, skor terendah 10.

(51)

33

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam 2013). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Product Moment, yaitu:

Keterangan :

n : Jumlah responden

rhitung : Koefisien korelasi Product Moment x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrumen dikatakan valid jika hasil nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel dengan taraf signifikan 0,05 atau kesalahan 5 % (Hidayat 2007).

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 30 pertanyaan tentang pengetahuan didapatkan 30 pertanyaan valid dengan nilai rhitung 0,436-0,796 dengan rtabel 0,361. Kuesioner tentang perilaku didapatkan hasil bahwa 11 pernyataan valid dengan nilai rhitung 0,422-0,637 dengan rtabel 0,361, dan 3 pernyataan tidak valid yaitu

”Š‹–—‰ൌ Ǥȭ െȭǤȭ

(52)

nomer 6, 7, 8. Pernyataan yang tidak valid tersebut di keluarkan dari kuesioner.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan respon dan memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya. Maka berapakali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto 2006).

Untuk menguji reliabilitas instrumen. peneliti menggunakan

Alpha Chronbach. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai

berikut:

Keterangan :

r11 : Reliabilitas Instrument

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ȭɐ„ଶ : Jumlah varian butir

ɐଶ– : Varians total

Instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai Alpha

Chronbach ≥ 0,7. Instrumen yang reliabel dapat digunakan untuk

alat pengumpulan data (Riwikdikdo 2009). ”ͳͳ ൌቈ െ ͳ ቉ ൥ͳ െȭɐ„

ʹ

(53)

35

Hasil uji reliabilitas kuesioner tentang pengetahuan adalah 0,912 dan kuesioner tentang perilaku adalah 0,909. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa 30 pertanyaan tentang pengetahuan reliabel dan 11 pernyataan tentang perilaku yang sudah valid kemudian dilakukan uji reliabilitas didapatkan 10 pernyataan yang reliabel dan 1 pernyataan yang tidak reliabel dihapus dari kuesioner sehingga 10 pernyataan dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data : 1. Data Primer

Data primer adalah data atau kesimpulan fakta yang dikumpulkan secara langsung pada saat berlangsungnya penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari subyek peneliti dengan kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya.

2. Data Sekunder

Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang ada di Posyandu wilayah kerja Giriroto yang diperoleh dari kader Posyandu dan bidan desa.

3. Langkah-langkah pengumpulan data

(54)

mendatangi ibu-ibu yang mempunyai anak usia prasekolah. Kemudian membina kontak dengan responden dan menjelaskan tujuan penelitian. Responden yang menyetujui dilakukan penelitian kemudian diberikan informed consent terlebih dahulu dan diberian kuesioner. Peneliti mempersilahkan responden mengisi kuesioner, jika belum paham bisa ditanyakan ke peneliti. Hasil kuesioner dicatat, dianalisa, diolah data dan diketahui hasil serta di dokumentasikan.

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 3.6.1 Pengolahan data

Menurut Hidayat (2007) setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data, yaitu:

1. Editing atau mengedit data, kemudian dimasukkan untuk

mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab tujuan penelitian. Data yang di dapat dari responden lengkap.

2. Coding atau mengkode data, merupakan suatu metode untuk

mengobservasi data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam symbol yang cocok untuk keperluan analisis terhadap hasil observasi yang dilakukan.

(55)

37

kode 1 dan jawaban salah diberi kode 0. Kuesioner perilaku untuk jawaban favorable sering diberi kode 3, kadang-kadang diberi kode 2, dan tidak pernah diberi kode 1, sedangkan jawaban unfavorable sering diberi kode 1, kadang-kadang diberi kode 2, dan tidak pernah diberi kode 3. Setelah itu hasil dari coding dimasukkan ke dalam komputer untuk dianalisa dengan menggunakan SPSS versi 18 dengan memasukkan data sesuai dengan kelompok dan kode variabelnya masing-masing kedalam suatu file yang prosesnya disebut sebagai proses entry data.

3. Entry Data merupakan proses memasukkan data kedalam

komputer.

4. Tabulating merupakan proses mengklasifikasikan data menurut

kriteria tertentu sehingga frekuensi dari masing-masing item. 3.6.2 Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono 2013). Proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

1. Uji normalitas

(56)

Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorof Smirnov. Taraf signifikasi (α) yang digunakan adalah 5% atau 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa uji normalitas tentang pengetahuan Asymp Sig. =0,000 dan tentang perilaku

Asymp Sig. =0,000 sehingga nilai tersebut < 0,05 maka data

tersebut berdistribusi tidak normal (Dahlan S, 2013). 2. Analisa univariat

Analisis univariat adalah analisa yang menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk disajikan dalam bentuk tabulasi, minimum, maksimum dan mean dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara statistik deskriptif untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi dari masing-masing variabel (Notoadmodjo 2005). Tujuannya untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, tergantung dari jenis data numerik atau kategorik maka dapat dilihat dari angka atau jumlah dan persentase masing-masing kelompok.

(57)

39

menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi (Hidayat 2007). Untuk penelitian ini variabel pengetahuan merupakan jenis data interval dan untuk perilaku merupakan data interval. Selanjutnya dari data tersebut peneliti kemudian mencari data mean, median dan modus.

3. Analisis bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa yang akan dilakukan pada dua variabel penelitian yang dianggap saling berhubungan ataupun saling berkolerasi (Notoatmodjo 2005).

Analisa bivariat menggunakan uji Korelasi Spearman Rank, karena data dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal dengan rumus :

Keterangan :

rs : Nilai Korelasi Rank Spearman.

d ² : Perbedaan Ranking antara pasangan data. Σ : Notasi jumlah.

n : Banyaknya pasangan rank untuk spearman (5 < n < 30). Intepretasi hasil uji statistic bila :

a. Nilai

r

s >

r

tabel, maka H0 ditolak, artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia

(58)

prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Giriroto.

b. Bila nilai

r

s ≤

r

tabel , maka H0 diterima, artinya tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Giriroto.

3.7 EtikaPenelitian

Etika penelitian meliputi: 3.7.1 Informed consent

Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti

dengan calon responden dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden. Calon responden bersedia menjadi responden maka dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan.

3.7.2 Anonimity (Kerahasiaan identitas)

Anonimity merupakan etika penelitian dimana peneliti tidak

(59)

41

3.7.3 Confidentiality (Kerahasiaan Informasi)

(60)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti akan membahas tentang tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengan design penelitian cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam 2013). Tempat penelitian dilakukan di Posyandu pada wilayah kerja Desa Giriroto. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengambil sampel adalah probability sampling dengan teknik cluster sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 95 orang.

4.1 Analisis Univariat

4.1.1 Karakteristik Responden 1. Usia Responden

Tabel 4.1

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu (n= 95)

Tabel 4.1 didapatkan sebagian besar usia ibu berada pada kategori usia 31-35 tahun yaitu sebanyak 42 responden (44,2%).

(61)

43

2. Pendidikan Responden

Tabel 4.2

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu (n=95) Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)

Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar responden memiliki pendidikan SMP yaitu sebanyak 41 responden (43,2%).

3. Usia Anak Prasekolah

Tabel 4.3

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Anak Usia Prasekolah (n=95)

Tabel 4.3 menunjukkan sebagian besar usia anak prasekolah paling banyak adalah usia 3 tahun sebanyak 58 responden (61,1%).

4.1.2 Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu

Tabel 4.4

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu (n=95) Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

Baik

Tabel 4.4 menunjukkan sebagian ibu yang memiliki kategori pengetahuan baik sebanyak 50 responden (52,6%).

(62)

4.1.3 Perilaku Ibu

Tabel 4.5

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku Ibu (n=95) Perilaku Jumlah (n) Persentase (%) Baik yaitu sebanyak 68 responden (71,6%).

4.2 Analisis Bivariat

4.2.1 Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov Tabel 4.6

Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov (n = 95) Variabel Kolmogorov- Smirnov

Pengetahuan 0,000

Perilaku 0,000

Tabel 4.6 dapat di ketahui nilai p value dari uji kolmogorov-Smirnov sebesar 0,000, sehingga p value < 0,05 yang menunjukkan data berdistribusi tidak normal. Analisis uji statistik yang digunakan adalah uji

Rank Spearman karena distribusi data tidak normal.

4.2.2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku

Hasil uji Rank Spearman tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku diketahui bahwa nilai

r

s hitung adalah 0,617 dan

r

s tabel

(63)

45

mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja desa Giriroto.

(64)

46 BAB V PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang penelitian yang telah didapat yaitu meliputi karakteristik responden, analisis bivariat. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara membandingkan hasil penelitian dengan teori dan hasil penelitian terdahulu.

5.1 Karakteristik Responden 1. Usia Responden

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari responden, didapatkan hasil prosentase usia ibu paling banyak adalah usia 31-35 yaitu sebanyak 42 responden (44,2%).

(65)

47

2. Pendidikan Responden

Pendidikan terbanyak responden adalah SMP yaitu 41 responden (43,2%). Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam memahami suatu informasi kesehatan, sebagaimana dikemukakan oleh Sadiman (2002) yang mengemukakan bahwa, status pendidikan mempengaruhi kesempatan memperoleh informasi mengenai penatalaksanaan kesehatan. Kondisi ini bisa menyebabkan kemampuan responden untuk memahami tentang informasi mengenai pentingnya membawa anak ke Posyandu.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan perilaku seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, dkk 2007).

(66)

formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan perilaku seseorang terhadap obyek tertentu (Notoatmodjo 2007) .

3. Usia Anak Prasekolah

Hasil prosentase usia anak yang datang ke Posyandu pada penelitian ini adalah usia 3 tahun sebanyak 58 responden (61,1%). Usia 3 tahun terjadi pertumbuhan biologis, kognitif, psikososial dan spiritual serta mengalami banyak perubahan fisik dan mental. Rasa ingin tahu anak sangat tinggi pada masa ini dan mulai mengenal kehidupan sosial yaitu keluarga dan sekolah (Betz 2002).

Hasil penelitian ini usia 3 tahun yang paling banyak datang ke Posyandu di bandingkan dengan anak usia 4 dan 5 tahun. Pada usia 3 tahun sebagian ibu beranggapan masih harus membawa anak ke Posyandu karena ingin mengetahui perkembangan anaknya. Hasil penelitian Hartati (2002) faktor yang paling berpengaruh terhadap kunjungan balita ke posyandu adalah faktor umur balita, umur 12 hingga 35 bulan merupakan umur yang paling paling berpengaruh terhadap kunjungan. Semakin tinggi umur kelompok anak, semakin rendah cakupan penimbangan rutin dan semakin rendah juga ibu yang datang ke Posyandu.

(67)

49

menimbang dan memeriksakan anaknya di Posyandu setelah anak diimunisasi pada usia tiga tahun. Di samping itu, rasa malas atau sibuk karena pekerjaan juga menjadi penghalang ibu dalam membawa anak ke Posyandu.

5.2 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Anak Usia Prasekolah Tentang Posyandu di Wilayah Kerja Desa Giriroto

Hasil penelitian tentang pengetahuan responden terhadap Posyandu menunjukkan 50 responden (52,6%) memiliki pengetahuan baik. Secara umum pengetahuan ibu tentang Posyandu adalah baik, hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan ibu antara lain tingkat pendidikan, informasi/media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, usia (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan ibu tersebut merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo 2002).

(68)

Data yang mendukung tentang pengetahuan ibu yang baik adalah kuesioner sasaran kegiatan Posyandu yaitu yang menjawab pertanyaan benar tentang salah satu tujuan Posyandu (membudayakan NKKBS) sebanyak 89 responden (93,7%), waktu normal kegiatan Posyandu (1 kali dalam 1 bulan) 89 responden (93,2%), kepanjangan dari KMS (Kartu Menuju Sehat) sebanyak 93 responden (97,9%).

5.3 Perilaku Ibu yang Mempunyai Anak Usia Prasekolah Dalam Membawa Anak ke Posyandu di Wilayah Kerja Desa Giriroto

Hasil penelitian tentang perilaku responden tehadap Posyandu menunjukkan sebagian besar perilaku responden baik yaitu sebanyak 68 (71,6%). Perilaku merupakan sebagian dari budaya seperti kebiasaan, norma, adat istiadat, dan tata nilai (Susilo 2011). Adanya kebiasaan atau budaya yang terdapat di masyarakat merupakan salah faktor yang turut mempengaruhi perilaku ibu dalam membawa anaknya ke Posyandu, salah satunya adalah ketika ibu lain datang ke Posyandu maka ibu juga akan ikut datang ke Posyandu.

(69)

51

ibu membawa anaknya ke posyandu tersebut. Dengan demikian responden tersebut mendatangi posyandu karena merasa memiliki manfaat.

Perilaku akan dipermudah jika ibu yang bersangkutan mempunyai sikap yang positif terhadap posyandu. Sikap Positif tersebut yaitu adanya niat, keinginan untuk mengetahui berat badan anak dan perkembangan anak saat ada Posyandu. Kepercayaan, tradisi sistem, nilai dimasyarakat setempat juga dapat mempermudah (positif) atau mempersulit (negatif) terjadinya perilaku seseorang (Notoatmodjo 2005).

Data yang mendukung tentang perilaku ibu yang baik adalah kuesioner tentang datang ke Posyandu setiap bulan yaitu 83 responden (87,4%), datang bersama ibu-ibu lain ke Posyandu sebanyak 81 responden (85,3%), dan pernyataan tentang mendapat dukungan dari keluarga untuk ke Posyandu sebanyak 86 responden (90,5%).

5.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Yang Mempunyai Anak Usia Prasekolah Dalam Membawa Anak Ke Posyandu Wilayah Kerja Desa Giriroto

(70)

ke Posyandu. Walaupun responden sudah tahu tentang arti pentingnya posyandu tetapi petugas kesehatan yang bertugas di Posyandu kurang simpatik dapat menghambat perilaku ibu untuk membawa anaknya ke posyandu tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Sakbaniyah S, dkk pada tahun 2013, ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu terhadap kepatuhan kunjungan balita ke Posyandu. Banyaknya ibu yang patuh dalam melakukan kunjungan ke posyandu dalam penelitian ini, dapat dipengaruhi oleh baiknya pengetahuan yang dimiliki, dimana pengetahuan dapat mempengaruhi pola pikir dan pemahaman dari informasi yang diterimanya.

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, dan sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo 2007). Ibu yang rutin mengunjungi Posyandu dapat mengetahui pertumbuhan dan melihat perkembangan anak di Posyandu, sehingga ibu akan memiliki keinginan untuk membawa anaknya ke Posyandu lagi. Di samping itu, ibu yang mendapatkan pengetahuan tentang Posyandu dari tenaga kesehatan juga akan menambah pengetahuan ibu tentang manfaat Posyandu dan akan meningkatkan perilaku ibu untuk datang ke Posyandu.

(71)

53

anak ke Posyandu. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu tentang Posyandu adalah baik dengan demikian pengetahuan yang baik tersebut akan mempengaruhi perilaku ibu untuk membawa anaknya ke Posyandu.

Faktor pengetahuan yang memegang peranan penting dalam menentukan perilaku karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan yang selanjutnya akan memberikan pandangan pada manusia dalam mempersiapkan kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan perilaku terhadap obyek tertentu (Notoatmodjo 2003).

Faktor pengetahuan, pendidikan, informasi dan pengalaman mempunyai dampak dalam menentukan perilaku ibu terhadap anak mereka sehingga antara pengetahuan dan perilaku akan saling berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung (Wawan dan Dewi 2011).

(72)
(73)

55 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut :

6.1.1 Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak usia prasekolah tentang Posyandu di wilayah kerja desa Giriroto sebagian besar berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 50 responden (52,6%) dari 95 responden.

6.1.2 Tingkat perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu di wilayah kerja desa Giriroto sebagian besar berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 68 responden (71,6%) dari 95 responden.

6.1.3 Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja desa Giriroto.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Responden

(74)

kegiatan Posyandu sehingga ibu dapat aktif mengikuti kegiatan Posyandu.

6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan

Perlu upaya pendekatan dengan menginformasikan jadwal kegiatan Posyandu dari petugas kesehatan maupun kader kepada ibu yang mempunyai anak usia 3-5 tahun untuk menambah kegiatan Posyandu.

6.2.3 Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengalaman, pengetahuan tentang hubungan tingat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto dengan metode kuantitatif. 6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

(75)

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, Hariza 2011, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Nuha Medika, Yogyakarta. Arikunto, S 2006, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Rineka Cipta,

Jakarta.

Arikunto, S 2010, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S 2012, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogjakarta.

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002, Keperawatan Pediatri Edisi 3, EGC, Jakarta. Dahlan, S, 2013, Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan, Salemba Medika,

Jakarta.

Depkes, RI, 2006, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006, diakses 4 Noveber 2013, < http :// www.profilkesehatan-kota-semarang.go.id.> Depkes, 2007, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Bakti Husada, Surabaya. Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2010, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,

Semarang: Dinkes Jateng.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2008, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang: Dinkes Semarang.

Erman I, 2010, Fktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu yang Mempunyai Balita 0-5 Tahun ke Posyandu di Kelurahan Lubuk Tanjung Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau, Diakses 5 Januari 2014 < http: // search. tb. ask. Com /search/redirect. jhtml?action=pick&ct=GD&qs=&searchfor=jurnal+penelitian+erman+t entang+faktor+yang+mempengaruhi+kunjungan+ibu+ke+posyandu >. Hartaty, 2006, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Kunjungan

ke Posyandu di Kelurahan Bara-Baranya Selatan Wilayah Kerja

Puskesmas Bara-Bara Makasar, Indonesian Scientific Journal Database

(76)

Helna F, dkk, 2012, Hubungan Keaktifan Kader dan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Ibu Membawa Anak Balita ke Posyandu di Desa Bading Agung Wilayah Kerja Puskesmas Pedada Kabupaten Pesawaran, Diakses 5 Januari 2014, < http :// jurnalduniakesmas11. com/ 2012 06_01_archive. html >.

Hidayat, A. Aziz Alimui, 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik

Analisa Data, Salemba Medika, Jakarta.

Iskandar, 2009, Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Peran Dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan Di Posyandu Desa

Mendala Kecamatan Sirampong Kabupaten Brebes, Diakses 4

November 2013,< http://digilib.undip.ac.id.>

Ismawati., Cahyo, S., dkk, 2010, Posyandu dan Desa Siaga. Nuha Medika, Yogyakarta.

Kresno, M. (2008). Laporan Penelitian Studi Pemanfaatan Posyandu di

Kelurahan Cipinang Kec. Jatinegara Kodya Jakarta Timur. FKM

Universitas Indonesia. Jakarta.

Kristiani, 2006. Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Di Kota Denpasar, diakses 5 Novenber 2013, <http://lrckmpk. ugm.ac.id>

Muscari E Mary, 2005, Keperawatan Pediatrik edisi 3, ECG, Jakarta. Mubarak, Wahit 2007, Promosi Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Mubarak, Wahit 2012, Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika,Jakarta.

Nina & Meililiyani, Analisa faktor-faktor yang menyebabkan keengganan ibu balita berkunjung ke Posyandu di Desa Jingah Habang Hilir

Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Vol 4, No 2, Diakses 3

November 2013, <http://kopertis11.net/media.php?module=detail-jurnal&id_jurnal1=132>.

Nurjanah. 2001. Psikologi Perkembangan untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta

(77)

Notoatmodjo, Soekidjo 2005, Metodelogi Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo 2005, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka

Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo 2010, Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi (Edisi Revisi 2010), Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo 2011, Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni (Edisi Revisi 2011), Rineka Cipta, Jakarta

Nursalam, 2011, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Nursalam, 2013, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Padmonodewo, 2003, Pendidikan Anak Pra-sekolah, Rineka Cipta, Jakarta. Pamungkas, Lia 2008, Hubungan antara faktor pengetahuan, sikap dan

kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu III

Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, Diakses

6 November 2013,< http://keperawatan-undip.ac.id>.

Priyatno D, 2012, Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan spss, Gava Media, Yogyakarta.

Rina, Rini & Eko, Faktor yang Berhubungan dengan Frekuensi Penimbangan

Balita di Posyandu, vol 7, No.3, Diakses 3 November 2013,

<http://jks.fkik.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/download/404/231>. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), 2010, Indonesia, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Riwikdikdo H, 2009, Statistik kesehatan, Mitra Cendekia Press, Yogyakarta. Sadiman Arief S, dkk, 2002, Media Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

(78)

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, Diakses 3 November 2013, <http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/818>.

Sugiyono, 2008, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2013, Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D, Alfabet, Bandung.

Susilo R, 2011, Pendidikan kesehatan dalam keperawatan, Nuha Medika, Yogyakarta.

Wawan A dan Dewi M, 2010, Teori & pengukuran pengetahuan, sikap dan

perilaku manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2.1 kerangka Teori
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu (n= 95)
Tabel 4.4 menunjukkan sebagian ibu yang memiliki kategori
+2

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI KONSUMEN TERHADAP RANCANGAN DESAIN WEBSITE ATHA SHOP BERDASARKAN KRITERIA ‘7C’ WEBSITE

Metode pengumpulan data menggunakan metode survey yaitu dengan penyebaran kuisioner yang telah terstruktur yang diberikan kepada responden yang dirancang untuk

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan tanggung jawab yang dilakukan PDAM Tirta Moedal Semarang merupakan upaya

Sesuai dengan mjuan penehtian, data/informasi yang diperlukan berkenaan dengan peramusan perencanaan strategik pengembangan Program Smdi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi

gabungan, harga emas dunia dan nilai tukar mata uang asing terbukti.. berpengaruh secara signifikan

Berdasarkan percampuran ruang sosial yang terjadi pada etnis Tionghoa Peranakan yang berada dalam irisan dua etnis yang berbeda, yang menyebabkan beragamnya pemaknaan

Penanganan tindak pidana pemilu sama dengan tindak pidana umumnya, namun terkadang diperlukan penanganan-penanganan khusus,.. bersinggungan dengan masalah politik yang rawan

permasalahan yang telah ditentukan dan tidak menyimpang ke permasalahan lain. Juga, istilah dan pengertian yang telah dipakai tidak berubah sepanjang laporan tersebut. 3)