• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Krisis dalam Industri Pertania

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Krisis dalam Industri Pertania"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

0BM

Krisis pada Industri Bisa Diramal

(Bogor, Juni 2007) - Krisis dalam perusahaan agroindustri dapat dideteksi dan diramalkan.

Berbagai metoda dapat digunakan dalam peramalan, penyusunan peringatan dini, penetapan tingkat krisis maupun penyajian alternatif solusinya. Wartawan senior Albert Kuhon (53) menggabungkan logika fuzzy, sistem pakar, metoda analisis finansial dan teknik-teknik peramalan; menyusunnya menjadi sebuah model manajemen krisis bagi perusahaan agroindustri.

Hasil penelitiannya kemudian diracik menggunakan paduan pemrograman Delphi 7 dan Matlab 7, yang dilengkapi dengan penyusun database Access 2003 dan Excel 2003, sehingga dihasilkan model berupa piranti yang dinamakan CrismanSoft. Asupan data terhadap CrismanSoft, digunakan meramalkan keadaan atau situasi pada kurun waktu tertentu sehingga krisis dapat diketahui sebelum terjadi.

Demikian diungkapkan Albert Kuhon selaku promovendus dalam ujian terbuka di Kampus Institut Pertanian Bogor Senin (11/6) pagi. Sidang ujian terbuka dipimpin oleh Dr Ir Anas M Fauzi MEng, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian yang mewakili Rektor IPB. Selama penelitian sampai ujian terbuka, promovendus dibimbing oleh komisi yang diketahui Dr Ir Irawadi Jamaran. Komisi Pembimbing beranggotakan Prof Dr Ir Djumali Mangunwijaya DEA, Prof Dr Ir Marimin MSc, Dr Ir Amril Aman MSc dan Dr Ir Yandra Arkeman MEng. Sementara itu Dr Ishadi SK dan HS Dillon PhD bertindak sebagai penguji luar komisi.

Dalam menetapkan krisis internal di perusahaan agroindustri, Kuhon menelaah tingkat krisis yang terjadi pada aspek bahan, aspek teknologi, aspek sosial serta aspek ekonomi dan finansial. Gabungan dari krisis pada masing-masing aspek tersebut dihitung dan diproyeksikan pada kuadran Fink. Besarnya krisis ditentukan dari dampak yang ditimbulkan dan peluang terjadinya krisis itu. Model CrismanSoft menyajikan alternatif solusi terhadap krisis, berdasarkan tingkat krisis tersebut.

Peluang krisis (%)

0 100

N

il

a

i

d

a

m

p

a

k

k

ri

s

is

0 10

Rendah Rendah

Tinggi Rendah

Tinggi Tinggi

Rendah Tinggi

KUNING

MERAH

HIJAU KELABU

(2)

Albert Kuhon menempuh pendidikan Strata 3 (S3) pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Sekolah Pascasarjana IPB. Ia mulai kuliah di sana pada tahun 2000, semasa masih berjabatan Produser Eksekutif pada Liputan 6 di SCTV. Ia lulus sebagai Insinyur dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada tahun 1981. Kemudian menjadi wartawan di Harian Kompas sampai tahun 1989. Tahun 1990 ia ditugaskan menjadi Kepala Biro Koresponden Harian Suara Pembaruan di Amerika Serikat, dan menyelesaikan program Magister pada Graduate School of Technology Management di University of Maryland.

Krisis

Krisis secara umum diartikan sebagai peristiwa yang datang secara mendadak dan mengakibatkan atau mengundang risiko besar yang tidak mudah dikendalikan. Kebanyakan krisis dalam masyarakat dihubungkan dengan kejadian besar yang menimbulkan korban nyawa atau kerugian material sangat nyata. Di kalangan perusahaan atau industri, krisis seringkali diartikan sebagai peristiwa mendadak yang mengakibatkan atau dapat mengundang keruntuhan reputasi dan melumpuhkan peluang perusahaan dalam pertumbuhan, memperoleh keuntungan, atau bahkan bertahan (profits, growth and survival). Ukuran setiap krisis ditentukan berdasarkan parameter mengenai besarnya dampak kerugian yang ditimbulkan peristiwa itu.

Penelitian mengenai manajemen krisis di lingkungan industri, terutama manajemen krisis dalam bidang agroindustri, sampai saat ini masih langka. Hasil penelitian terhadap ratusan krisis yang terjadi selama dekade 1981-1991 di Amerika Serikat menunjukkan perusahaan pengecer makanan, restoran dan usaha makanan cepat saji (fast food) serta agroindustri (termasuk juga perikanan dan perkebunan) memiliki tingkat risiko sedang atau medium terhadap krisis. Selain itu, risiko dan peluang kerugian finansial pada perusahaan agroindustri tergolong sangat tinggi.

Penelitian ini menggunakan perusahaan tapioka sebagai studi kasus karena industri tapioka merupakan salah satu jenis agroindustri yang rawan terhadap krisis internal. Dengan teknologinya yang sangat sederhana, industri tapioka tergolong padat karya dan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku. Perubahan harga bahan baku, ketersediaan uang tunai di perusahaan dan cuaca serta mutu prasarana fisik (jalan raya) sangat berpengaruh terhadap pasokan ubikayu yang menjadi bahan dasar pengolahan tapioka. Proses pengolahan tapioka juga sangat dipengaruhi oleh kelancaran pasokan air dan bahan bakar. Makin ketatnya peraturan mengenai kelestarian lingkungan hidup dan pengendalian pencemaran serta keterbatasan penyediaan bahan baku ubikayu, meningkatkan kemungkinan krisis bagi industri tapioka di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan merekayasa dan menyusun model manajemen krisis menggunakan akuisisi pengetahuan pakar dan teknik-teknik pengambilan keputusan berbasis logika fuzzy dan analisis ekonomi. Model simulasi yang dihasilkan merupakan piranti yang dapat menyajikan peringatan dini dan dampak maupun peluang krisis internal perusahaan agroindustri dan menyuguhkan alternatif solusi bagi krisis tersebut.

Konfigurasi Model

(3)

Base Management System). Ketiga sistem itu dihubungkan dengan Sistem Pengolahan Data (data processing) yang menjadi penghubung antar sistem, yang kemudian berinteraksi dengan Sistem Manajemen Dialog yang berfungsi sebagai tampilan bagi pengguna (user interface). Asupan data terhadap model tersebut, setelah diolah bisa menghasilkan gambaran mengenai dampak dan peluang terjadinya krisis serta pilihan-pilihan tindakan guna mencegah atau menanggulangi krisis tersebut.

Sistem Manajemen

Pengumpulan data lapang dan penyerapan pengetahuan merupakan bagian utama pada pembentukan sistem pakar dalam model pengelolaan krisis CrismanSoft. Penyerapan pengetahuan para praktisi pengelolaan industri tapioka dilakukan melalui wawancara dan angket, kemudian hasilnya diolah dengan inferensi fuzzy sehingga model yang dibentuk melalui dapat bertindak seperti penalaran para praktisi yang diakuisisi pendapatnya dalam pengambilan keputusan mengenai krisis tertentu. Analisis kelayakan usaha yang dilakukan dalam model manajemen krisis ini menggunakan perhitungan Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), manfaat netto atau Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), tingkat pengembalian modal atau Return on Investment (ROI), titik impas atau Break Even Point

(BEP), dan perioda pengembalian modal atau Pay Back Period (PBP).

Pengambilan keputusan dalam model pengelolaan krisis CrismanSoft dilakukan melalui suatu sistem pakar yang didukung teknik fuzzy non-numerik. Keluaran analisis krisis komprehensif merupakan agregasi dari dampak dan peluang krisis bahan, krisis teknologi, krisis sosial dan krisis finansial. CrismanSoft merupakan paket aplikasi komputer yang bisa melakukan analisis mengenai krisis internal perusahaan agroindustri dan menyajikan solusi terhadap krisis tersebut.

(4)

Validasi dan verifikasi

Validasi dan verifikasi terhadap CrismanSoft menunjukkan model manajemen krisis bagi perusahaan agroindustri yang direkayasa cukup sahih dan memiliki kemampuan sebagaimana ditetapkan dalam tujuan pembentukannya. Validasi terhadap model-model matematis yang digunakan dalam pemulusan CrismanSoft dilakukan dengan penetapan tingkat akurasinya melalui pemantauan tingkat kesalahan menggunakan antara lain instrumen MAPE (Mean Absolute Percentage Error), MPE (Mean Percentage Error) dan PE (Percentage Error). Selain itu, dilakukan juga ujicoba CrismanSoft menggunakan data dari perusahaan tapioka yang berbeda. Kita bisa juga mengukur akurasi pemulusan menggunakan nilai R-square dan Adjusted R-square sebagaimana telah dibahas di bagian depan disertasi ini.

Verifikasi terhadap CrismanSoft dilakukan guna memastikan bahwa model manajemen krisis ini terbebas dari kekeliruan proses logis (logical errors) sehingga dapat berfungsi sesuai dengan tujuan rekayasanya. Langkah verifikasi dilaksanakan antara lain dengan penelisikan (debugging) berulang guna mengurangi kesalahan masing-masing modul sebelum memadukannya menjadi suatu kesatuan. Verifikasi model manajemen krisis ini antara lain dilakukan dengan memeriksa kemampuan kinerja model, ketepatan

interface antara model yang dibentuk dengan aplikasi lainnya.

Langkah verifikasi di antaranya dilakukan dengan membandingkan metoda pemulusan (bersamaan dengan pelaksanaan validasi) bagi semua data yang diperkirakan atau diramal guna dijadikan asupan bagi model. Verifikasi secara uji dinamik atau dynamic testing terhadap kemampuan model dalam menyajikan peringatan dini, penghitungan dampak krisis maupun peluang terjadinya krisis, dilaksanakan dengan menelusuri langkah-langkah yang ditempuh oleh model ketika memroses data yang dijadikan asupan, sampai diperoleh kesimpulan yang ditargetkan. Pada penelusuran dilakukan juga pembandingan antara hasil yang ditampilkan oleh model menggunakan data Januari 2000-Agustus 2006 dengan hasil yang ditampilkan oleh model menggunakan data Januari 2000-Desember 2006.

Implementasi

Hasil ujicoba menunjukkan model ini mampu secara konsisten mewakili kinerja kepakaran yang digantikannya dalam manajemen krisis pada perusahaan agroindustri tapioka, baik dalam analisis krisis maupun dalam penyajian rekomendasi solusinya. Hasil analisis krisis disajikan dalam kuadran barometer krisis yang dicanangkan oleh Fink (Fink, 1986). Implementasi model ini pada perusahaan agroindustri memerlukan seri data setidaknya 30 bulan, pembaruan (update) data secara kontinyu yang diikuti dengan pemilihan metoda pemulusan yang tepat.

(5)

Rekomendasi alternatif penanganan krisis diperoleh dari usulan para pakar yang merupakan praktisi manajemen pada perusahaan tapioka. Pemilihan alternatif penanganan krisis dilakukan menggunakan aturan (rule base) if-then dengan memperhitungkan proyeksi dampak maupun peluang masing-masing krisis yang dihadapi oleh perusahaan.

Model manajemen krisis yang dihasilkan dapat diimplementasikan pada perusahaan agroindustri maupun industri lain, namun memerlukan penyesuaian dalam penetapan faktor-faktor penentu krisis maupun besaran-besaran yang menjadi batas antara keadaan krisis dengan keadaan normal. Selain itu, diperlukan juga penetapan kembali asumsi-asumsi yang dipersyaratkan bagi keberlangsungan simulasi manajemen krisis sebagaimana dirancang dalam penelitian ini.*****

DAFTAR PUSTAKA

1. Augustine, N. R. (1995). Managing the Crisis You Tried to Prevent dalam Harvard Business Review, Nov/Dec 1995, p 147-158.

2. Bartlett, C. A. dan Ghoshal, S. (1995). Changing the Role of Top Management dalam Harvard Business Review, May/June 1995, p 132-142.

3. Barton, Laurence (1993). Crisis in Organizations: Managing and Communicating in the Heat of Chaos. Cincinnati (Ohio): South Western Publishing Co.

4. Betz, F. (1993). Strategic Technology Management. New York: McGraw-Hill Inc. 5. Begelow, J. (editor) (1991). Managerial Skills. Newbury Park (CA): Sage Publication. 6. Blanchard, B. S. (1998). System Engineering Management (2nd ed). New York: John

Wiley & Sons, Inc.

7. Blanchard, B. S. & Fabrycky, W. J (1981). System Engineering and Analysis. Englewood Cliffs (NJ): Prentice Hall, Inc.

8. Booth, S. A. (1993). Crisis Management Strategy. London: Routledge. 9. Boulton, D. (1978). The Lockheed Papers. London: Jonathan Cape.

10.Brenneman, G. (1998). Right Away and All at Once: How We Saved Continental dalam Harvard Business Review, Sep/Oct 1998.

11.Coyle, R. G. (1995). System Dynamics Modeling. London: Chapman & Hall.

12.Crandall, W. R. dan Menefee, ML, (1996). Crisis management in the Midst of Labor Strife: Preparing for the Worst dalam SAM Advanced Management Journal, Winter 1996. Vinton (Virginia): Society for Advancement of Management.

13.Daihani, D.U. (2001). Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

14.David, F.R. (1993). Strategic Management. New York: McMillan Pub. Co.

15.Doherty, N.A. (2000). Integrated Risk Management. New York: McGraw-Hill Inc. 16.Doherty, N.A. (1985). Corporate Risk Management. New York: McGraw-Hill Book

Co.

17.Dubois, D. and H. Prade (1980). Fuzzy Sets and Systems: Theory and Applications. New York: Academic Press.

18.Durlach, Nathaniel I. & Mavor, AS, (editors). (1994). Virtual Reality. Washington (DC): National Academy Press.

19.Eriyatno (1998), Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. Bogor: IPB Press.

20.Ernst, C.J. (1988). Management Expert Systems. Wokingham (England): Addison-Wesley Pub. Co.

21.Evans, JR & Olson, DL (2002). Simulation and Risk Analysis. Upper Saddle River (New Jersey): Prentice Hall.

22.Fearn-Banks, K. (1996), Crisis Communications. Mahwah (NJ): Lawrence Erlbaum Assoc., Pub.

23.Ferdinand, A (2002). Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: BP Undip.

(6)

25.Gates, B & Hemingway, C. (2000). Business @ the Speed of Thought (terjemahan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

26.Gittinger, J. P. (1986). Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian (terjemahan). Jakarta: UI Press.

27.Glen, J. D. (1993). How Firms in Developing Countries Manage Risk. Washington (DC): The World Bank.

28.Goldsmith, M dan Beckhard, R, The Organization of the Future. San Francisco: Jossey-Bass Pub.

29.Gonzales-Herrero, A dan Pratt, C.B. (1995). How to Manage Crisis Before or Whenever It Hits dalam Public Relation Quarterly, Spring 1995.

30.Gottschalk, J. A. (editor) (1993). Crisis Response. Detroit: Visible Ink.

31.Graham, K. (1991). Crisis Management: Planning and Coping Internationally dalam Nally, M. International Public Relation in Practice. London (UK): Kogan Page. 32.Hambrick, D.C. dan Cannella, A. A. Jr (1994). Strategic Convergence dalam Hardy, C.

Managing Strategic Action. Newbury Park (CA): Sage Publication.

33.Harmon, P., Maus, R. & Morrissey, W. (1988). Expert Systems Tools and Applications. New York: John Wiley & Sons, Inc.

34.Hendricks, W. (2000). Bagaimana Mengelola Konflik (terjemahan). Jakarta: Bhumi Aksara.

35.Hill, L & Wetlaufer, S. (1998). Leadership When There Is No One to Ask dalam Harvard Business Review, Jul/Aug 1998.

36.Honeycutt, J (2000). Knowledge Management Strategies-Strategi Manajemen Pengetahuan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

37.Humprey, J. & Kaolinsky, R. (1998). Corporate Restructuring. New Delhi: Response Books.

38.Hurst, D. K. (1995). Crisis and Renewal. Boston: Harvard Business School Press. 39.Indrajit, R. I. (2000). Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

40.Isselbacher, KJ & Upton, AC (editors). (1994). Science and Judgment in Risk Assessment. Washington (DC): National Academy Press.

41.Jackson, M. C. (2000). Systems Approaches to Management. New York: Kluwer Academic/Plenum Publishers.

42.Jackson, P & Center, A. H. (1995). Public Relation Practices. Upper Saddle River (New Jersey): Prentice Hall.

43.Jang, J..S. R, and Sun, C.T. (1997). Neuro-Fuzzy and Soft Computing: A Computational Approach to Learning and Machine Intelligence. New York: Prentice Hall.

44.Janis, I.J. (1989). Crucial Decisions: Leadership in Policymaking and Crisis Management. New York: the Free Press.

45.Jeffkins, F. (1987). Public Relation for Your Business. London (UK): Mercury Books. 46.Kahaner, L. (1998). Competitive Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT Prenhallindo. 47.Kaufmann, A. (1968). The Science of Decision Making. London: World University

Library.

48.Kendall, K.E. & Kendall, J.E. (2002). Systems Analisis and Design. Upper Saddle River (NJ): Pearson Education Inc.

49.Kennedy, K. (chair editor), (1996) Computing and Communications in the Extreme. Washington (DC): National Academy Press.

50.Kosasi, S. (2002). Sistem Penunjang Keputusan. Jakarta: Ditjen Dikti, Departemen Pendidikan Nasional.

51.Kreitner, R. (1986). Management. Boston: Houghton Mifflin

(7)

56.Levin, R.I. et al. (2000). Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif Edisi ke 7. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.

57.Levin, R.I.; Drang, D.E. & Edelson, B. (1990). AI and Expert Systems (2nd ed.). New York: McGraw-Hill Inc.

58.Lippitt, G. L. (1994). Managing Conflict in Today’s Organization dalam Mainiero and Tromley. Developing Managerial Skills in Organizational Behaviour. Englewood Cliffs (NJ): Prentice Hall.

59.Lootsma, F.A. (1993). Scale Sensitivity in the Multiplicative AHP and SMART, Journal of Multi-Criteria Decision Analysis 2, 87-110

60.Mallozzi, C. (1994). Facing the Danger Zone in Crisis Communication. Risk Management. January 1994.

61.Mamdani, E.H. (1977). "Applications of fuzzy logic to approximate reasoning using linguistic synthesis," IEEE Transactions on Computers, Vol. 26, No. 12, pp. 1182-1191, 1977.

62.Mamdani, E.H. (1976). "Advances in the linguistic synthesis of fuzzy controllers," International Journal of Man-Machine Studies, Vol. 8, pp. 669-678, 1976.

63.Marimin (2004). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: Grasindo.

64.Marimin (2002). Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Bogor: IPB Press dan Program Pascasarjana IPB.

65.McKenney, J.L. (1995). Wave of Changes. Boston (MA): Harvard Business School Press.

66.McLeod, R. H. & Garnaut, R. (editors) (1998). East Asia in Crisis. London: Routledge. 67.McLeod, R. Jr (2001). Sistem Informasi Manajemen (terjemahan). Jakarta: PT

Prehallindo.

68.Midgley, G. (2000). Systemic Intervention. New York: Kluwer Academic.

69.Miller, D. (1988). Organizational Pathology and Industrial Crisis dalam Industrial Crisis Quarterly, Mar 1988, v2 no 1, p. 65-74.

70.Mitroff, I.I, Pearson, C.M. & Harrington, I.K. (1996). The Essential Guide to Managing Corporate Crises. New York: Oxford University Press.

71.Mitroff, I. I. (2001). Managing Crises. New York: Amacom.

72.Moscovici, S & Doise, W. (1994). Conflict & Consensus. London: Sage Publications. 73.Pauchant, T. & Mitroff, I. (1992). Transforming the Crisis Prone Organization. San

Francisco: Jossey-Bass.

74.Perrow, C. (1984). Normal Accidents. New York: Basic Book.

75.Purcell, W.D. (1991). Agricultural Futures & Options. New York: Macmillan Pub. Co. 76.Quanjel, MMH et al (1998). CRISISLAB, Evaluation and Improvement of Crisis management Through Simulation/Gaming dalam Simulation & Gaming, Dec 1998 v29 i4 p450(1)

77.Saaty, T. L. (1996), Decision Making with Dependence and Feedback: The Analytic Network Process. Pittsburgh, USA: RWS Publications.

78.Saaty, T. L. (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Seri Manajemen No.134. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

79.Salusu, J. (1996). Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: Grasindo.

80.Schonberger, R.J. (2001). Let’s Fix It: Overcoming the Crisis in Manufacturing. New York: the Free Press.

81.Selbst, P. (1978). The Containment and Control of Organizational Crises, dalam Sutherland, J (ed), Management Handbook for Public Administrators. New York: Van Nostrand.

82.Sharma, A & Kesner, I.F. (1997). When an Executive Defects dalam Harvard Business Review, Jan/Feb 1997.

83.Shrivastava, P. (1987). Bhopal: Anatomy of Crisis. Cambridge (MA): Bollinger. 84.Stevenson, W.J. (1999). Production Operation Management. Boston: Irwin

McGraw-Hill.

85.Sugiarto dan Harijono. (2000). Peramalan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(8)

87.White, J & Mazur, L. (1998), Strategic Communications Management. Harlow (UK): Addison-Wesley Pub. Co.

88.Whitten, J.L., Bentley, L.D., & Dittman, KC (2004). Metoda Disain dan Analisis Sistem (terjemahan edisi 6). Yogyakarta: Penerbit Andi.

89.Wilkins, L. & Patterson, P. (1991). Risky Business. New York: Greenwood Press. 90.Wright, P., Kroll, M.J. & Parnell. J. (1996). Strategic Management: Concepts & Cases.

Eaglewood Cliffs (NJ): Prentice Hall.

91.Zeleny, M. (1982). Multiple Criteria Decision Making. New York: McGraw-Hill Book Co.

92.Zhu, Z (1999). Systems Approaches: Where the East Meets the West? dalam World Future vol 53, pp 253-276

Kata kunci: manajemen krisis agroindustri, sistem pakar, deteksi dini, pencegahan krisis, metoda fuzzy, sistem penunjang keputusan

contact:

oomjabrik@yahoo.com

Gambar

Gambar 1. Diagram Barometer Krisis menggunakan Kuadran Fink.
Gambar 2. Konfigurasi model manajemen krisis.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Thompson dan Stricland (1992 : 9-10), strategi perusahaan dibentuk dari serangkaian tindakan, langkah-langkah dan pendekatan tersebut adalah usaha untuk melakukan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis asam salisilat 60mg/kgbb dan 80 mg/kgbb menyebabkan penu- runan berat badan induk mencit, pemberian asam salisilat mulai dari

Analisa cara mekanika juga dapat dilakukan untuk membantu analisa cara lain pada bahan tekstil yang terdiri dari campuran serat walaupun jenis-jenis serat pada bahan tekstil tersebut

Berisi penjelasan tentang organisasi komputer, perbedaan utama organisasi komputer dengan arsitektur komputer, struktur dan fungsi utama komputer, konsep dasar operasi komputer,

Pengolahan data yang dilakukan pada kelompok uji coba, diperoleh hasil perhitungan dari setiap kelompok uji coba, dimana pada perhitungan pada Sekolah SMA N 7

: Seleksi Untuk Peningi<atan Porduksi Biji Kedelai Dari Generasi Seleksi I (F3) dan Seleksi 2 (F4) Hasil Persilangan Varietas Slamet X

ada bunyi alam dan hewan yang terdengar keras ada bunyi alam dan hewan yang terdengar lembut ada juga yang biasa dan terdengar indah. ini contoh bunyi

Judul Penelitian : Variasi Ketebalan Papan dan Waktu Pengeringan dengan Gelombang Mikro terhadap Kualitas Kayu Nangka ( Artocarpus heterophyllus L ).. Nama : Ruth Allyen