• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM HUKUM BISNIS periklanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINJAUAN UMUM HUKUM BISNIS periklanan "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN UMUM HUKUM BISNIS

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Terstuktur Mata Kuliah Hukum Bisnis

Dosen Pengampu : Madiha Chairunnisa, HI, LLM

Oleh:

Erpin Purnama Siti Sari

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang tinjauan umum tentang Hukum Bisnis, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa IAID Darussalam Ciamis. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Ciamis, 16 September 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sudah merupakan kodratnya bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, harus hidup bersama dalam suatu masyarakat yang terorganisasi untuk mencapai tujuan bersama. Agar tujuan tersebut tercapai sebagaimana mestinya, dan dalam usahanya tidak terbentur kepentingan, maka diperlukan suatu norma yang mengaturnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kaitannya antara hukum dan masyarakat? 2. Bagaimana sistematika hukum perdata?

3. Apa saja istilah dan pengertian hukum bisnis?

C. Tujuan

1. Untuk memahami antara hukum dan masyarakat. 2. Untuk mengetahui sistematika hukum perdata.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum dan Masyarakat

Dalam suatu masyarakat tidak akan terlepas dari yang namanya aturan atau hukum, di sini hukum tersebut disebut dengan norma. Norma/kaidah sosial adalah pedoman atau peraturan yang menentukan bagaimana manusia harus bertingkah laku agar tidak merugikan orang lain. Ada empat norma /kaidah yang mengatur kepentingan manusia dalam kehidupan, yaitu:

1. Kaidah agama/ kepercayaan

a. Kaidah ini ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada tuan dan dirinya.

b. Sumber kaidah ini berasal dari ajaran diikuti oleh pengikutnya. 2. Kaidah kesusilaan

a. Kaidah ini ditujukan supaya terbentuknya kebaikan akhlak pribadinya sendiri.

b. Sumbernya berasal dari manusia itu sendiri, sehingga disebut dengan kaidah otonom.

(5)

a. Kaidah ini didasarkan pada kebiasaan, kepautan atau kepantasan yang berlaku di masyarakat.

b. Pemberian sanksi dikembalikan pada kekuasaan masyarakat ketika ada kaidah sopan santun yang dilanggar

4. Kaidah hukum

a. Kaidah ini benar-benar ditujukan bagi pelaku yang nyata-nyata berbuat. b. Masyarakat secara resmi diberikan kekuasaan memberikan sanksi atau

hukuman melalui pengadilan sebagai wakilnya.

Dengan demikian, meskipun ketiga hukum yang pertama diatas sudah ada, tetap saja kaidah hukum masih diperlukan untuk masyarakat untuk mengatur segala kepentingannya.

1. Pengertian Hukum

Sebagai pegangan, akan dikutip beberapa pengertian hukuk menurut: a. HMN. Poerwosutjipto (1998:1) menyatakan bahwa: “hukum aalah

keseluruhan norma yang oleh penguasa negara atau penguasa dianggap sebagai peraturan yang mengikat bagi sebagian atau sebagian atau seluruh anggota masyarakat dengan tujuan untuk mengadakan suatu tatanan yang dikehendaki oleh penguasa tersebut.”

b. Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., dan Purnadi Purbacaraka, S.H. (1978:12) dengan menjelaskan pengertian yang diberikan masyarakat terhadap hukum. Hukum diartikan sebagai:

(6)

5) Petugas (law enforcement officer) 6) Keputusan penguasa

7) Proses perintah

8) Sikap atau prilaku yang teratur 9) Nilai-nilai

Dari kedua definisi tersebut terlihat bahwa pengertian hukum itu sangat kompleks sehingga tidak mudah memberikan pengertian hukum dalam pengertian yang terbatas pada beberapa kalimat saja.

2. Sumber hukum dan klasifikasi hukum a. Sumber hukum

Sumber hukum adalah segala apa saja yang dapat membulkan aturan-aturan yang kempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni peraturan-aturan yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata.

Adapun sumber-sumber hukum adalah sebagai berikut: 1) Undang-undang

Udang-undang merupakan peraturan yang dibuat oleh pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat ( Pasal 5 ayat (1) jo. Pasal 20 ayat (1) UUD’1945).

Setiap undang-undang terdiri dari:

(7)

b) Diktum/ amar, yaitu merupakan isi atau ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh undang-undang tersebut, dan umumnya terdiri dari beberapa bab atau beberapa pasal.

c) Penjelasan, yang terdiri dari enjelasan umum, dan penjelasan pasal demi pasal.

Agar setiap orang mengetahuinya, undang-undang harus diundangkan dengan dimuat dalam lembaran negara. Sementara penjelasannya dimuat dalam tambahan lembaran negara.

Selain itu undang-undang selalu diberi nomor, tahun dikeluarkan dan nama undang-undang tersebut. Nomor urut ini setiap tahun kembali ke nomor satu. Contoh: UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

2) Yurisprudensi, yaitu putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, yang secara umum memutuskan suatu persoalan yang belum ada pengaturannya pada sumber hukum lain. Perbedaan antara yurisprudensi dengan undang-undang adalah sebagai berikut:

a) Yurisprudensi berisi peraturan yang bersifat konkren karena mengikat orang-orang tertentu saja sedangkan undang-undang bersifat abstrak karena mengikat setiap orang

b) Yurisprudensi terdiri dari bagian yang memuat identitas para pihak, konsiderans, dan diktum, sedangkan undang-undang terdiri dari konsiderans dan diktum ditambah penjelasannya. 3) Kebiasaan

(8)

a) Syarat materiil, yaitu adnya kebiasaan atau tingkah laku yang tetap dan diulang-ulang dalm jangka waktu yang lama.

b) Syarat intelektual, yaitu kebiasaan itu mendatangkan keyakinan bahwa perbuatan tersebut merupakan kewajban hukum

c) Adanya akibat hukum apabila dilanggar.

4) Perjanjian

Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana pihak yang satu berjanji kepada pihak yang lainuntuk melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu hal sehingga bersifat mengikat. Maka dari itu perjanjian yang dibuat secara sah belaku mengikat bagaikan undang-undang.

5) Perjanjian internasional

Perjanjian internasional ini mempunyai kedudukan yang sama dengan undang-undang karena perjanjian denan negara lain hanya dapat dilakukan dengan persetujuan PPR.

Pasal 11 UUD 1945 menyatakan, “presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dapat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.”

6) Doktrin/ pendapat para ahli

(9)

Oleh karena itu, pendapat para sarjana (doktrin) mempunyai kekuatan mengikat sebagai sumber hukum.

b. Klasifikasi hukum

Dalam kaitannya dengan Hukum Bisnis yang akan menjadi pokok bahasan, penyusunan pengklasifikasian hukum berdasarkan sebagai berikut:

1) Fungsi hukum, yang terdiri dari hukum materiil dan hukum formil.

Hukum materil adalah hukum yang terdiri dari aturan-aturan yang memberi hak dan membebani kewajiban. Sedangkan hukum formil adalah peraturan yang fungsinya menegakkan hukum materiil tersebut agar tidak dilanggar.

2) Berdasarkan wilayah berlakunya, terdiri dari hukum nasional dan hukum internasional.

3) Berdasrkan isinya, terdiri dari hukum umum (Lex Generalis) dan hukum khusus (Lex Specialis).

(10)
(11)

B. Sistematika Hukum Perdata

1. Hukum Perorangan

Dalam hal-hal tertentu, perorangantidak diperbolehkan bertindak sendiri dalam melaksanakan atau mengatur hak-haknya, yaitu sebelum yang bersangkutan dewasa atau berada dalam pengawasan orang lain seperti orang gila atau orang yang dinyatakan pailit.

Menurut KUHP Perdata seseorang dinyatakan dewasa apabila usianya tidak kurang dari 21 tahun, sedangkan untuk orang yang sudah menikah dibawah umur tersebut sudah bisa dikatakan dewasa dan tidak akan berupah walaupun pernikahannya sudah bubar ketika umurnya masih dibawah 21 tahun.

Selain orang, suatu badan atau perkumpulan juga bisa memiliki hak dan dapat melakukan perbuatan hukum seperti halnya manusia.

2. Hukum Benda

Hal-hal yang termasuk benda menurut hukum adalah segala sesuatu yang dapat dihaki, baik benda-benda yang terlihat (nyata) maupun benda yang tidak dapat terlihat.

a. Macam-macam benda

(12)

1) Karena sifatnya adalah tanah, termasuk segala sesuatu yang digabungkan secara erat menjadi satu dengan tanah itu. Contoh rumah diatas tanah termasuk tumbuh-tumbuhan yang ada diatasnya. 2) Karena tujuan pemakaiannya adalah segala sesuatu yang tidak

secara sungguh-sungguh bergabung dengan tanah, namun dimaksudkan untuk mengikuti tanah atau bangunan tersebut dalam jangka waktu yang lama, misalnya mesin pabrik.

3) Karena ditentukan oleh undang-undang, yaitu segala sesuatu yang mengenai suatu benda tak bergerak, seperti Hak Pertanggungan Atas Tanah.

Suatu benda dikatakan bergerak karena sifatnya atau ditentukan sendiri oleh undang-undang.

1) Karena sifatnya, ialah suatu benda yang tidak tergabung dengan tanah, seperti perabotan rumah dan sebagainya.

2) Karena ditentukan oleh undang-undang, yaitu segala taghan yang mengenai suatu benda bergerak, seperti piutang.

b. Hak-hak kebendaan

Hak kebendaan adalah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda yang dapat dipertahankan oleh setiap orang.

Beberapa macam hak kebendaan yang dikenal, yaitu: 1) Hak Milik (eigendom)

(13)

Beberapa cara memperoleh hak milik, yaitu sebagai berikut:

a) Pendakuan (toegening), yaitu cara memperoleh hak dari benda yang belum u tumbuhan yada pemiliknya, misalnya menangkap ikan di laut.

b) Ikutan (natreking), yaitu cara memiliki benda atau barang atau tumbuhan yang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya diatas tanah milik seseorang.

c) Kadaluarsa (verjaring), yaitu cara memiliki sesuatu dimana seseorang menggunakan suatu benda tak bergerak dalam jangka waktu yang tertentu secara terus menerus tanpa gangguan orang lain.

d) Pewarisan,cara memperoleh hak milik yang didasarka astas peralihanhak waris kepada ahli waris.

e) Penyerahan (levering), yaitu cara memperoleh hak milik yang didasarkan atas peralihan hak (perbuatan hukum) tertentu sehingga pemilik semula dari suatu benda harus menyerahkan benda atau barang tersebut keada pemilik yang baru.

2) Hak Kedudukan Berkuasa (bezit)

Hak kedudukan berkuasa adalah suatu hak dimana seseorang dapat menikmati suatu benda, baik karena usaha sendiri maupun atas bantuan orang lain, seolah-olah benda itu miliknya.

(14)

Hak kebendaan yang memberikan jaminan maksudnya adalah hak dimana seseorang mendapatkan hak orang lain sebgai jaminan atas utang yang dibuat orang lain tersebut.

a) Perbedaan antara gadai dan hak tanggungan adalah sebagai berikut:

(1) Gadai hanya bisa dilakukan terhadap benda bergerak,sedangkan tanggungan hanya bisa dilakukan terhadap benda tidak bergerak (tanah).

(2) Terhadap gadai, benda yang digadaikan harus diserahkan pada pemilik hak gadai, sedangkan hak tanggungan, bendanya tidak perlu diserahkan.

(3) Pembebanan benda bergeraak terhadap gadai hanya bisa dilakukan satu kali, sedangkan denganhak tanggungan memungkinkan dilakukan beberapa kali.

b) Hak tanggungan atas tanah

Menurut pasal 1 UU No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan adalah :

“hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan kesatuan denagn tanah itu , untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan pada kreditor tertetu terhadap kreditor-kreditor yang lain.”

(15)

Suatu perikatan adalah : “suatu hubungan hukum antara sejumlah subjek-subjek hukum; sehubungan dengan itu, seorang atau beberapa orang daripadanya mengikatkan dirinya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap pihak lain.” (R. Setiawan, 1987:2)

Dengan pengertian diatas , maka dalam suatu perikatan terkait unsur-unsur sebagai berikut:

a. Adanya hubungan hukum Ada dua jenus perikatan, yaitu: 1) Perikatan karena undang-undang 2) Perikatan kaena perjanjian

b. Antara seorang dengan satu atau beberapa orang

c. Melakukan atau tidak melakukan dan memberikan sesuatu

Dalam kegiatan bisnis, jenis perikatan yang paling penting adalah perikatan yang lahir karena perjanjian.

a. Jenis-jenis perjanjian

Secat ateoritis,dikenal ada dua jenis perjanjian, yaitu perjanjian nominatif ysitu jenis perjanjian yag telah diatur dalam undang-umdadng, dan perjanjian iniminatif yaitu perjanjian yang idak diatur dalam undang-undang, tetapi lahir dengan sendirinya karena adanya asas kebebasab berkontrak.

Yang termasuk perjanjian nominatif adalah:

(16)

2) Perjanjian tukar menukar, mulai pasal 1541 sampai pasal 1546 KUHPerdata.

3) Perjanjian sewa menyewa, mulai psal 1548 sampai pasal 1600 KUHPerdata

4) Perjanjian peburuhn, mulai pasal 1601 a sampai pasal 16603 z KUHPerdata. Karena telah diundangkannya UU No. 13 Tahun 2003, pasal ini tidak berlaku hanya diperhatikan sebagai pedoman saja. 5) Persekutuan, mulai psal 1618 sampai pasal 1665 KUHPerdata. 6) Hibah, mulai pasal 1666 sampai paasal 1693 KUHPerdata.

7) Perjanjian pinjam pakai, mulai pasal 1740 sampai pasal 1753 KUHPerdata.

8) Perjanjian pinjam meminjam, mulai pasal 1754 sampai pasal 1773 KUHPerdata.

9) Persetujuan untung-untungan, mulai pasal 1774 sampai pasal 1791 KUHPedata.

10) Pemberian kuasa, mulai pasal 1792 sampai pasal 1819 KUHPerdata. 11) Penanggungan utang, mualaipasal 1820 sampai pasal 1850

KUHPerdata.

12) Pasal perdamaian, mulai pasal 1851 sampai pasal 1864 KUHPerdata.

b. Beberapa asas perjanjian 1) asas kepribadian

(17)

4) keadaan memaksa (overmacht) 5) asas canseling

6) asas kebebasan berkontrak

7) asas obligator

8) zakwaarneming (1345 KUHPerdata)

9) asas pacta sunt servada artnya suatu kontrak atau ejanjian yang dibat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para phak yang membuatnya.

C. Istilah dan Pengertian Hukum Bisnis

Istilah hukum bisnis kini lebih populer dari pada istilah lainnya seperti hukum dagang atau hukum perusahaan.

Istilah hukum dagang berasal karena adanya Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) atau dalam bahasa belandanya disebut Wet Boek Van Koopandel (WvK).

Sekarang istilah hukum dagang cenderung mulai di tinggalkan karena dalam KUHD istilah pedagang dan perdagangan itu sendiri sudah dicabut dan diubahnya pasal 3 sampai pasal 5 KUHD.

Hukum bisnis lahir karena adanya istilah bisnisb yang diambil dari kata bussiness (bahasa inggris) yang berarti kegiatan usaha.

(18)

1. Usaha dalam arti kegiatan perdagangan (commerce). Contoh: agen, grosir, toko, dan lain sebagainya.

2. Usaha dalam arti kegiatan industri. Contoh: industri pertanian, perkebunan, pakaian, dan lain sebagainya.

3. Usaha dalam arti melaksanakan kegiatan jasa-jasa (service). Contoh: usaha dalam jasa perhotelan, konsultan, asuransi, pariwisata, pengacara, akunyan, dan lain sebagainya.

(19)

BAB III PENUTUP A. Simpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan:

1. Dalam suatu masyarakat tidak akan terlepas dari yang namanya aturan atau hukum, di sini hukum tersebut disebut dengan norma.

Norma/kaidah sosial adalah pedoman atau peraturan yang menentukan bagaimana manusia harus bertingkah laku agar tidak merugikan orang lain.

2. Dalam sistematika hukum perdata terdiri dari:

 Hukum Perorangan

 Hukum Benda

 Hukum Pembuktian dan Daluarsa

3. Hukum Bisnis adalah “serangkaian peraturan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung denganurusan-urusan perusahaan dalam menjalankan roda perekoomian.

B. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Larva turun ke dasar dan mencari substrat untuk menempatinya sebagai respons terhadap kehadiran substrat, banyak larva yang mengalami kegagalan dalam menyelesaikan

Scope of work : Factory utility , control panel for utility, SCADA & Monitoring System. • Baria

Oppurtunities, yaitu keuntungan atau bisa juga kesempatan dari program Economic Challenges adalah pemirsa mendapatkan informasi yang lebih cepat, akurat dan

Keputusan dan atau Peraturan Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas tidak boleh bertentangan dengan setiap ketentuan dari Anggaran Dasar dan atau

Danasasmita tampaknya pendapat yang lebih kuat — setidaknya bagi penulis — adalah Prabu Siliwangi itu hanya satu dan identik dengan tokoh raja yang bernama Prabu Jayadewata atau

Sedangkan menurut Moekijat (2010: 112) mutasi adalah suatu perubahan dari suatu jabatan dalam suatu kelas ke suatu jabatan dalam kelas yang lain yang tingkatnya tidak lebih

Plasma darah adalah sampel yang dibutuhkan karena sulfametoksazol berikatan dengan protein plasma bukan serum di dalam darah.. Langkah pertama dalam penetapan kadar

Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian