• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan dan Pemeliharaan Mesin Mainten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perawatan dan Pemeliharaan Mesin Mainten"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Dari segi bahasa, Mesin (Machine) adalah suatu alat yang dikonstruksikan sedemikian rupa, agar dapat mengubah / meneruskan bentuk tenaga, guna meringankan pekerjaan manusia. Mesin dan perangkatnya ternyata sangat dekat dan banyak digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Contohnya yang sederhana adalah engkol / pengunci jendela, sepeda motor dan mobil yang kita miliki, dan lain sebagainya.

Suatu mesin tersebut tersusun atau dibentuk oleh beberapa elemen mesin yang direncanakan dan diatur dengan tepat, sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan, sesuai keinginan perancangnya.

Keberhasilan dalam membuat mesin-mesin baru, sangat tergantung dari kemampuan kinerjanya dan tentu saja harus melebihi dari yang sudah ada sebelumnya. Pelaksanaannya dilakukan melalui teknik modifikasi, berupa perbaikan dari segi bahan yang digunakan, konstruksi, sistematika kerja dan lain-lain.

Selain itu, mesin yang digunakan baik berupa alat yang dapat mempermudah aktivitas kita sehari-hari ataupun mesin yang digunakan untuk proses produksi dalam dunia Industri, dapat berjalan atau berfungsi seterusnya. Adakalanya mesin tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya dikarenakan ada salahsatu atau beberapa dari elemen mesinnya rusak atau bahkan harus diganti. Hal ini bisa saja terjadi karena kurangnya perawatan ataupun mesin tersebut sudah melebihi batas wajar pemakaiannya. Tentunya kondisi seperti ini dapat merugikan si pengguna terutama dalam segi kenyamanan, waktu dan biaya yang harus dikorbankan hingga mesin tersebut benar-benar dapat berfungsi kembali.

Oleh karena itu, harus adanya suatu sistem perawatan (maintenance) yang teratur guna mencegah ataupun meminimalisir kerusakan yang dapat terjadi pada elemen-elemen mesin dalam sebuah Mesin. Pengertian perawatan (maintenance) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.

Adapun tujuan utama dari kegiatan sistem perawatan ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mencapai tingkat biaya perawatan (Maintenance) seoptimal mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien,

2. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi, 3. Mesin dan peralatan produksi (fasilitas produksi) yang ada di dalam perusahaan tersebut akan

dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama,

4. Mengontrol setiap mesin agar tetap terjaga pemakaiannya dari kerusakan, 5. Menjamin keselamatan operator yang menggunakan saran dan alat tersebut,

6. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat mambahayakan keselamatan pekerja,

7. Menjaga kualitas produk pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sehingga kegiatan produksi tidak terganggu.

(2)
(3)

BAB II

PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa Elemen Transmisi, Elemen Pengikat, Poros dan Motor mencakup Definisi, Fungsi, Prinsip Kerja, Klasifikasi, masalah yang sering terjadi, kemudian cara perbaikan dan Perawatannya.

I.

RODA GIGI

1.1 Definisi dan Fungsi

Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi vang penting untuk suatu pemindahan gerak (terutama putaran) daya atau tenaga pada suatu sistem transmisi antara penggerak dengan yang digerakan. Suatu konstruksi hubungan roda gigi digunakan pula untuk sistem pengatur pada pemindah putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.

Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Roda gigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi yang lainnya, selain itu rodagigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu:

 Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.  Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

 Kemampuan menerima beban lebih tinggi.

 Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil.

 Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.

Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara dua poros. Di samping itu terdapat pula roda gigi yang perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula roda gigi dengan putaran yang terputus-putus. Dalam teori, roda gigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka waktu lama.

Ilmuwan Yunani Kuno, Archimedes merupakan yang pertama kali mengembangkan roda gigi dalam ilmu mekanika di sekolah Aleksandria pada abad ketiga sebelum masehi. Mekanisme Antikythera adalah contoh aplikasi roda gigi yang rumit yang pertama, yang didesain untuk menghitung posisi astronomi. Waktu pengerjaan mekanisme ini diperkirakan antara 150 dan 100 SM.

1.2 Prinsip Kerja

(4)

Prinsip kerja pasangan roda gigi tersebut dapat dilihat pada gambar ilustrasi sebagai berikut: Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran singgung sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal pada pasangan roda gigi, tapi berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang roda gigi maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan (disebut "pictch") pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin terjadinya kontak gigi dengan baik.

1.3. Profil Roda Gigi

Profil gigi dibuat dengan bentuk geometris tertentu, agar perbandingan kecepatan sudut antara pasangan roda gigi selalu sama. Agar memenuhi hal tersebut dikenal 3 jenis konstruksi profil gigi, yaitu :

1. Konstruksi kurva evolvent

Adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik yang terletak pada sebuah garis lurus yang bergulir pada suatu silinder atau kurva yang dibentuk oleh satu titik pada sebuah tali yang direntangkan dari suatu gulungan pada silinder.

Keuntungan menggunakan kurva ini diantaranya:

 Pembuatan profil gigi mudah dan tepat, karena menggunakan sisi cutter (pisau potong) yang lurus.

 Ketepatan jarak sumbu roda gigi berpasangan tidak perlu presisi sekali.

 Jika ada perubahan kepala gigi atau konstruksi gigi pada suatu pengkonstruksian perubahan dapat dilakukan dengan sutler (pisau pemotong).

 Dengan modul yang sama, walaupun jumlah giginya berbeda, maka pasangan dapat ditukarkan.

2. Konstruksi kurva sikloida

Profil sikloida digunakan karena cara kerja sepasang roda gigi sikloida sama seperti dua lingkaran yang saling menggelinding antara yang satu dengan – pasangannya. Dari keadaan konstruksi pasangan roda gigi, maka kurva sikloida dapat berupa:

a. Orthosikloida, lingkaran mengge- linding pada jalur gelinding berupa garis lurus.

b. Episikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi luar lingkaran.

c. Hiposikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi dalam lingkaran.

(5)

 Mampu menerima beban yang lebih besar.  Keausan dan tekan yang terjadi lebih kecil.  Cocok digunakan untuk penggunaan presisi.  Jumlah gigi dapat dibuat lebih sedikit ( ) 3. Profil equidistanta

Kurva dari jarak yang sama terbadap sikloida yang dibentuk oleh roda gelinding 2 terhadap jalur gelinding pasangannya

Profil ini dipakai konstruksi pasangan antara roda gigi profil dengan roda pena (pasangannya bukan berupa gigi, tapi berupa yang berjarak teratur melingkar pada suatu roda). Dan lebih umum lagi digunakan pada hubungan gigi dan rantai.

Profil gigi ini digunakan pada suatu hubungan transmisi dengan rasio yang besar misalnya ; untuk pemutar derek dan pasangan konstruksi bukan berupa dua roda gigi, tapi satu roda gigi dengan satu roda pena atau rantai.

1.4. Klasifikasi Roda Gigi

Rodagigi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

 Menurut letak poros.

 Menurut arah putaran.

 Menurut bentuk jalur gigi

1.4.1.Menurut Letak Poros

(6)

1.4.2. Menurut arah putaran

Menurut arah putarannya, rodagigi dapat dibedakan atas : o Rodagigi luar, dimana arah putarannya berlawanan, o Rodagigi dalam dan pinion, dimana arah putarannya sama 1.4.3. Menurut Bentuk Jalur Gigi

Berdasarkan bentuk jalur giginya, rodagigi dapat dibedakan atas : a. Roda Gigi Lurus

Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel. Dibandingkan dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling mudah dalam proses pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih murah. Rodagigi lurus ini cocok digunakan pada sistim transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak menimbulkan gaya aksial.

Jenis-jenis roda gigi lurus antara lain;

Rodagigi lurus luar (external gearing)

Pasangan rodagigi lurus ini digunakan

untuk menaikkan atau menurunkan putaran

dalam arah yang berlawanan.

Rodagigi dalam (internal gearing)

Rodagigi dalam dipakai jika diinginkan alat transmisi yang berukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar.

Rodagigi Rack dan Pinion

Berupa pasangan antara batang gigi dan pinion rodagigi jenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya.

Roda Gigi Permukaan

Roda gigi ini memiliki dua sumbu saling berpotongan dengan sudut sebesar 90°.

b. Roda Gigi Miring

(7)

Ciri-ciri rodagigi miring adalah :

- Arah gigi membentuk sudut terhadap sumbu poros.

- Distribusi beban sepanjang garis kontak tidak uniform.

- Kemampuan pembebanan lebih besar dari pada rodagigi lurus.

- Gaya aksial lebih besar sehingga memerlukan bantalan aksial dan rodagigi

yang kokoh.

Jenis-jenis roda gigi miring antara lain:

c. Roda Gigi Kerucut

Rodagigi kerucut (gambar 2.10) digunakan untuk mentransmisikan 2 buah porosyang saling berpotongan. Jenis roda gigi kerucut antara lain:

- Rodagigi kerucut lurus - Rodagigi kerucut miring - Rodagigi kerucut spiral - Rodagigi kerucut hypoid d. Roda gigi cacing

Ciri-ciri rodagigi cacing adalah:

- Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya sudut yang dibentuk kedua sumbu sebesar 90°.

- Kerjanya halus dan hampir tanpa bunyi.

- Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran dari roda cacing ke cacing (mengunci sendiri).

- Perbandingan reduksi bisa dibuat sampai 1 : 150. - Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena

(8)

- Rodagigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarnya kecil.

1.5. Nama-nama Bagian pada Roda Gigi

Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam perancangan rodagigi yang perlu diketahui yaitu:

1. Lingkaran pitch (pitch circle)

Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran ini merupakan dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak antara gigi dan lain-lain. 2. Pinio

Rodagigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi. 3. Diameter lingkaran pitch (pitch circle diameter)

Merupakan diameter dari lingkaran pitch. 4. Diametral Pitch

Jumlah gigi persatuan pitch diameter 5. Jarak bagi lingkar (circular pitch)

Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang berdekatan atau keliling lingkaran pitch dibagi dengan jumlah gigi.

6. Modul (module)

Perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi. 7. Adendum (addendum)

Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran pitch diukur dalam arah radial.

8. Dedendum (dedendum)

Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah radial. 9. Working Dept

Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi dengan jarak poros.

10. Pitch poin

Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.

(9)

12. Lebar gigi (face width)

Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.

1.6. Masalah atau Kerusakan yang sering terjadi

Kerusakan-kerusakan yang biasanya terjadi pada roda gigi diantaranya sebagai berikut:

- Pena yang tumpul akibat sewaktu otomatis berfungsi atau digunakan diputar secara manual dengan menggunakan engkol pemutar.

- Roda pal yang patah dan haus.

- Pegas yang tidak berfungsi dangan baik. - Keausan pada Roda Gigi

- Terjadi goresan (scratching) yang sering kali ditemukan pada roda-gigi yang menahan beban berat pada kecepatan rendah.

Biasanya disebabkan oleh partikel-partikel dari pecahan logam yang menggores roda-gigi lebih besar dari partikel-partikel abrasif pada umumnya, hal ini menunjukkan design roda-gigi yang salah untuk beban tertentu atau tidak sama dengan takikan (scoring)

- Rolling dan Peening

Rolling adalah akibat dari kelebihan beban (overload) dan pergeseran (sliding) yang meninggalkan bidang kasar (burr) pada sisi gigi. Poros pendukung bearing yang terlalu kecil atau logam yang terlalu lunak menyebabkan aliran logam plastis karena tekanan geser. Peening adalah akibat dari selip-balik dan tekanan yang menyebabkan saling memukul diantara gigi-gigi dengan beban kejut. Dalam hal ini, bahan pelumas ditekan keluar dan logam merekat langsung pada metal.

- Takikan (Scoring)

Takikan (scoring) disebabkan oleh kenaikan temperatur dan penipisan (thinning) atau peretakan (rupture) pada film bahan-pelumasan karena beban yang terlalu berat

- Pitting

Jenis kondisi ini kadang-kadang berkaitan dengan lapisan film oli yang tipis, kemungkinan karena temperatur oli yang tinggi.

- Korosi (Corrosion)

- Keausan korosif yang mengakibatkan erosi pada permukaan gigi disebabkan karena asam (acid).

- Alur beberapa gigi patah

- Alur pasak pada lubang aus/rompal

1.7. Perawatan yang dapat dilakukan

a) Lakukanlah balancing pada roda gigi. b) Lakukan leveling pada roda gigi c) Dicoating dengan bahan yang sesuai

d) Periksa ketegaklurusan dan silindritas roda gigi e) Periksa keadaan poros dan bantalan.

f) Bersihkan roda gigi dari kotoran dan debu secara berkelanjutan. .

(10)

II.

COUPLING dan CLUTCH

2.1. Pengertian dan Fungsi

Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya. Tanpa kopling, sulit untuk menggerakkan elemen mesin sebaik-baiknya. Dengan adanya kopling pemindahan daya dapat dilakukan dengan teratur dan seefisien mungkin.

Berikut adalah gambar assymbling sebuah kopling:

2.2. Prinsip Kerja

Pada saat drive disc dan driven disc bersinggungan, maka drive disc memutar driven disc yang berhubungan dengan input transmisi. Sebagai hasilnya torsi/gaya putar dari mesin ditransfer melalui kopling ke komponen pemindah daya yang lainnya hingga ke roda penggerak.

a. Kopling posisi terhubung

-

Pegas penekan diafragma menekan plat

penekan sehingga plat penekan terhubung/

tertekan.

(11)

b. Kopling posisi terlepas

-

plat penekan diafragma mengungkit plat

penekan sehingga plat kopling bebas dari

penekanan.

-

kanvas

kopling

bebas

dari

penekanan/jepitan sehingga putaran mesin

tidak dapat diteruskan ke poros input

transmisi, hanya sampai pada kanvas

kopling.

Pabrik pembuat kopling biasanya menyediakan tabel yang digunakan untuk memilih kopling. Data yang diperlukan oleh teknisi perancang atau teknisi perawatan adalah:

 Diameter poros  Kecepatan  Torsi maksimum  Momen inersia massa

 Ukuran maksimum dalam kaitannya dengan dimensi setelah dirakit.

2.3. Pembagian Elemen Penerus Putaran

Secara umum, elemen penerus putaran dibagi ke dalam dua kelompok, diantaranya: Kopling tetap (Coupling) dan Kopling tidak tetap (Clutch), yang tentunya masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda terutama dalam hal fungsi kerja dan Juga konstruksinya.

2.3.1. Kopling Tetap (coupling)

Sesuai dengan namanya kopling tetap, karena elemen penerus putaran ini dipasang permanen, tidak untuk dilepas pasang pada sambungannya, kecuali reparasi atau penggantian.

Kopling tetap dibagi ke dalam 3 kelompok besar diantaranya: - Kopling Kaku (Solid Coupling)

- Kopling Tetap Flexibel (Flexible Coupling) - Kopling Tetap Universal (U-Joint Coupling) 2.3.2. Kopling Tidak Tetap (Clutch)

Yaitu clutch yang dalam penyambungan dan pemutusan putarannya menggunakan sepasang elemen saling berkait.

Proses penyambungan dan pemutusan hubungan ini dilakukan dalam keadaan tanpa putaran dengan sistem gerak mekanik yaitu menggunakan tuas. Konstruksi dasarnya berupa flens.

Ada tiga bentuk clutch Kontak Positif:

1) Rahang Persegi, bentuk rahang pada flens berupa celah bidang busur flens yang dibagi sama besar dan saling berpasangan.

2) Rahang spiral, bentuk rahangnya berupa bentuk spiral pada satu arah putar dan berpasangan sehingga pada fungsinya hanya meneruskan putaran pada satu arah saja.

(12)

2.4. Masalah atau Kerusakan yang sering Terjadi

- Kerusakan dari permukaan kopling atau pelat kopling. - Kopling tidak sejajar dan sesumbu

- Gaya gesek berkurang

- Keausan pada silinder pelepas atau bantalan pelepas kopling.

- Pada kopling dengan perantara tekanan hidrolik, bisa saja terjadi kerusakan pada torak silinder utama atau silinder pelepas kopling.

2.5. Perawatan dan Perbaikan

-

Periksalah secara berkala keadaan bantalan ataupun poros

-

Lakukan pemeriksaan mengenai ketegaklurusan dan kesejajaran kopling.

-

Digerinda untuk menghilangkan bagian yang sudah kurang dalam kemampuan gesek

nya.

Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada

rangkaian kopling/kopling set (

clutch assembly

) :

permukaandisc

Bongkar & bersihkan

Permukaan disc

bergelombang

Bongkar & bersihkan

/ ganti

Pegas kopling lemah

Bongkar & ganti

Kabel kopling berkarat

Lepas beri oli

Lepas & ganti

Kanvas kopling habis

Perbaiki/ganti

2. Kopling

Dreg lager

menggeser

Bongkar & ganti

Pegas kopling lemah

Bongkar & ganti

Kelingan kanvas lepas

Bongkar & ganti

Kontak permukaan disc

rusak

Bongkar & ganti

Dudukan mesin atau

(13)

III. SABUK

3.1. Definisi

Sabuk penggerak (belt) adalah sistem transmisi tenaga, daya atau momen puntir dari poros yang satu ke poros yang lain melalui sabuk (belt) yang melingkar/melilit pada puli yang terpasang pada poros-poros tersebut.

Berikut adalah bagian-bagian pada Belt:

Berikut adalah cara pemasangan belt:

 Tipe Terbuka

 Tipe Menyilang

3.2. Fungsi

(14)

permukaan puli, maka ketegangan dari sabuk penggerak sangatlah penting dan bila terjadi slip kekuatan geraknya akan berkurang.

Belt digunakan jarak antara proses dengan motor penggerak yang relatif jauh, sehingga jika menggunakan sistem roda gigi cukup menjadi masalah baik dalam pembuatan maupun dalam biaya, sebab biaya pembuatan roda gigi relatif mahal jika dibandingkan dengan biaya pembuatan puli, lagi pula bermacam-macam ukuran puli banyak tersedia di pasaran. Dalam perencanaan ini digunakan transmisi V-belt.

3.3. Jenis Belt

Untuk belt terdapat beberapa jenis, diantaranya : a) Belt Konvesional (Belt datar, bulat

Flat belt umumnya dipakai pada crowned pulleys, sabuk ini lebih tenang dan efisien pada kecepatan tinggi dan juga mampu mentransmisikan sejumlah daya yang besar pada jarak pusat pulley yang panjang. Contoh penggunaan belt jenis ini ialah pada generator listrik

b. Round belt

Round belt dirancang untuk berjalan di pulley dengan sudut 60 derajat. Sabuk jenis ini digunakan pada mesin bor listrik, mesin milling, dan mesin bubut.

c. V- Belt

"V" bentuk sabuk trek dalam pulley , dengan V-belt, sabuk tidak bisa meleset. V-belt digunakan pada berbagai macam jenis mesin, contohnya adalah mesin mobil

d. Multi-Groove Belts

Sebuah sabuk multi-alur atau polygroove terdiri dari 5 atau 6 bentuk "V" di samping satu sama lain. Hal ini memberikan sabuk tipis untuk permukaan drive yang sama, sehingga lebih fleksibel. Contoh penggunaan sabuk jenis ini ialah pada mesin kompresor

e. Timing Belt

Timing belt, juga dikenal sebagai bergigi, takik, gigi, atau sabuk sinkron, adalah sabuk transfer positif dan dapat melacak gerakan relatif. sabuk ini memiliki gigi yang masuk ke dalam pulley bergigi pencocokan. Belt jenis ini biasa digunakan dalam mesin-mesin mobil

3.4. Masalah atau Kerusakan yang sering terjadi

-

Terjadi slip pada belt,

(15)

3.5. Masalah atau Kerusakan yang sering terjadi

- Belt putus

- Terjadi aus pada belt

3.6. Cara Perawatan dan Perbaikan

- Hindari suhu kerja yang berlebihan, karena pada elemen transmisi Puli-belt suhu kerjanya terbatas hanya sampai 80° C.

- Pengaturan Rotating per minutes (RPM) diharapkan sesuai. Karena pada elemen transmisi Puli-belt tidak akan efektif jika RPM terlalu besar ataupun terlalu kecil.

- Tidak digunakan untuk beban yang berat - Periksa defleksi maksimum pada belt.

- Gunakanlah cairan pembersih belt, jika terjadi getaran dan suara pada System puli-belt.

IV. PULI

4.1.

Pengertian

Puli adalah sebuah sistem elemen transmisi yang berupa cakra (disc) yang dilengkapi

dengan tali (rope), terbuat dari logam atau non logam, misalnya besi tuang, kayu, atau

plastik. Puli terdiri dari roda pada sebuah poros atau batang yang memiliki alur diantara

dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah tali, kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada

alur puli untuk memindahkan daya. Puli digunakan untuk mengubah arah gaya yang

digunakan, meneruskan gerak rotasi, atau memindahkan beban yang berat. Berikut

adalah gambar Cakra Puli (Rope Sheave):

(16)

Selain menggunakan sabuk puli juga dapat

dihubungkan dengan menggunakan tali atau kabel.

Sistem ini terdiri dari sebuah tali atau kabel yang

memindahkan gaya linier pada suatu beban melalui

sebuah puli atau lebih yang bertujuan untuk menarik

beban (melawan gravitasi). Sistem ini sering

digolongkan pada mesin sederhana.

4.2.

Prinsip Kerja

Puli sering digunakan untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan, mengirimkan

gerak rotasi, memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan pada kendaraan.

Fungsi dari Puli ini sebenarnya hanya sebagai penghubung mekanis ke AC, Power

Steering dll.

4.3.

Macam - macam Puli

a.

V-belt Pulley

Pulley jenis ini digerakkan oleh V-belt. V-belt pulley adalah

pulley yang banyak digunakan dalam sistem transmisi karena

kemudahan dan keandalannya. Contoh aplikasi pulley jenis ini

ialah pada mesin kompresor.

b.

Variable Speed Pulley

Pulley jenis ini dapat beroperasi pada kecepatan yang

berbeda-beda. Pulley jenis ini biasa digunakan pada

mesin-mesin industri.

c.

Timing Pulley

Pulley ini menggerakkan timing belt yang digunakan untuk

menyelaraskan putaran 2 poros yang berbeda. Contoh

penggunaan pulley jenis ini ialah pada mesin mobil .

d.

Round Belt Pulley

(17)

4.4.

Masalah atau Kerusakan yang sering terjadi

- Putaran tidak sesumbu dengan porosnya.

- Bagian puli bagian dalam aus

- Terjadinya keausan pada puli

- Silindritas kurang baik.

- Adanya bunyi atau gesekan dengan bantalan dan poros.

4.5.

Perawatan dan Perbaikan

-

Hindari suhu kerja yang berlebihan, karena pada elemen transmisi Puli-belt suhu kerjanya terbatas hanya sampai 80° C.

-

Lakukan balancing pada puli

-

Pengaturan Rotating per minutes (rpm) diharapkan sesuai. Karena pada elemen transmisi Puli-belt tidak akan efektif jika rpm terlalu besar ataupun terlalu kecil.

-

Tidak digunakan untuk beban yang berat

V.

PASAK

5.1. Pengertian

Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi sebagai pengunci yang disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen putar/torsi.

Dengan demikian pasak dapat disebut sebagai sambungan tidak tetap seperti halnya baut dan sekrup, yang dapat dilepas kembali.

Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.

5.2. Fungsi

Pasak merupakan salahsatu elemen mesin yang cukup penting, yang memiliki fungsi diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk menjaga supaya terjadi pengikatan pada alat bagian yang satu dengan yang lain sehingga tidak bergeser dalam arah tertentu

2. Untuk menyambung peralatan yang satu dengan yang lainnya 3. Untuk memindahkan sebuah alat bagian pada arah tertentu

Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan bagian-bagian yang disambung.

(18)

5.3. Macam-macam Pasak

Beberapa tipe yang digunakan pada sambungan elemen mesin, adalah :

1. Pasak Benam (PASAK BENAM)

Pasak jenis ini dipasang terbenam setengah pada bagian poros dan setengah pada bagian

hub.

Terdiri atas beberapa jenis :

a. Pasak Benam Persegi Panjang (penampang memanjang tirus perbandingan 1 : 1000)

Dengan :

- Lebar pasak : w = 4 d

- Tebal pasak : t = 3 2

. w

dimana : d = diameter poros atau lubang lubang Hub.

b. Pasak Benam Sama sisi/persegi

Disini lebar pasak sama dengan tebalnya. (w = t = 4 d

). Alur pasak dibuat sejajar

dengan kelonggaran 0,2 - 0,4 mm:

c. Pasak Benam Sejajar (sama dengan Pasak Benam Persegi Panjang tetapi penampang

memanjang tidak tirus)

Bentuk seperti ini dimaksudkan agar hub atau sebaliknya poros dapat digeser satu

sama lain di sepanjang sumbu poros.

d. Pasak Benam Kepala

Memiliki bentuk yang sama dengan Pasak Benam Persegi Panjang tetapi dilengkapi

kepala pada salah satu bagian ujungnya. Berfungsi untuk memudahkan proses bongkar

(19)

e. Pasak Benam Ikat

Pasak diikat pada poros, bebas pada hub atau sebaliknya agar bagian yang bebas bisa

digerakkan aksial (searah poros).

Merupakan pasak tipe khusus untuk memindahkan torsi/momen putar sekaligus

diizinkan adanya pergerakan aksial disepanjang sumbu poros.

f. Pasak Benam Segmen

Merupakan jenis pasak yang dapat disetel dengan mudah, karena pasak dibenam pada

alur yang berbentuk setengah lingkaran pada poros.

Jenis ini digunakan secara luas pada mesin-mesin kendaraan dan perkakas.

Kelebihan dari jenis pasak ini adalah :

- dapat menyesuaikan sendiri dengan kemiringan (ketirusan) bentuk celah yang

terdapat pada hub.

- Sesuai untuk poros dengan konstruksi tirus pada bagian ujungnya, karena

mencegah kemungkinan lepasnya pasak.

Kekurangannya :

- Alur yang terlalu dalam pada poros akan melemahkan poros

- Tidak dapat difungsikan sebagai Pasak Benam Ikat.

2. Pasak Pelana

Terdiri dari dua tipe, yakni :

- Pasak Pelana Datar

Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alur hub dan datar pada lengkung poros,

jadi mudah slip pada poros jika mengalami kelebihan beban torsi. Sehingga hanya

mampu digunakan untuk poros-poros beban ringan sebagai penyortir beban.

- Pasak Pelana Lengkung

Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alurnya dihub dan bagian sudut bawahnya

dipasang pas pada bagian lengkung poros.

Tebalnya :

Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas

dalam lubang antara poros dan hub. Kelebihannya adalah

pembuatan alur dapat dilakukan dengan mudah setelah hub

terpasang pada poros dengan cara dibor.

(20)

Ada dua posisi pemasangannya atau kedudukannya pada poros dan hub, yakni :

a. dipasang membujur (sejajar sumbu poros)

b. dipasang melintang (tegak lurus sumbu poros)

4. Pasak Bintang (Spline)

Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan tipe-tipe lainnya.

Karena konstruksi pasaknya dibuat lansung pada bahan poros dan hub yang saling terkait.

Umumnya digunakan untuk poros-poros yang harus mentrasmisikan tenaga putar

besar, seperti pada mesin-mesin tenaga dan sistim transmisi kendaraan.

Bahan pasak dan poros yang digunakan biasanya sama. Pasaknya yang berjumlah

banyak yakni : 4, 6, 8, 10 sampai 16 buah . Karena hampir menyerupai sehingga sering disebut

sebagai pasak bintang (Spline).

Spline pada poros biasanya relatif lebih panjang, terutama bagi hub yang dapat

digeser-geser secara aksial.

Dengan : D = 1,25.d dan b1 = 0,25.D

5.4. Kerusakan yang sering terjadi

- Pasak patah karena pasak memiliki kekerasan yang kecil sehingga pada saat berputar tidak kuat untuk mengunci poros dengan hub.

- Pasak patah

- Pasak rompak atau retak

5.5. Perawatan dan Pemeliharaan

- Bila pasak patah, maka tidak bisa lagi dilakukan perbaikan atau dengan kata lain berarti kita harus membuat pasak yang baru yang sesuai dan memiliki kekerasan yang baik sehingga tidak mudah patah

(21)

VI. Motor Listrik

6.1. Pengertian dan Fungsi

Electrical Listrik atau Motor listrik ialah alat berupa mesin yang bergerak menggunakan energi listrik. Motor listrik merupakan seperangkat elektromekanis yang mengubah energi listrik menjadi energi putar. Motor listrik digunakan sebagai sumber penggerak berbagai macam alat yang digunakan dalam kehidupan manusia. Desain motor listrik berupa lingkaran atau silinder dari logam campuran aluminium sebagai bodi motor. Bagian dalamnya berupa gulungan kawat yang terikat pada poros utama. Gulungan kawat ini diletakkan di dalam medan magnet. Gulungan kawat yang dialiri arus di dalam medan magnet inilah yang menyebabkan terjadinya putaran pada poros utama.

6.2. Prinsip Kerja

Ketika tegangan di berikan ke terminal-terminal rangkaian motor, arus mengalir melewati sikat bagian atas ke komoutator, melewati kumparan menuju ke lempeng setengah-cincin komutator lainnya dan akhirnya kembali ke sikat bagian bawah. Arus mengalir menjauhi komutator pada bagian atas kumparan. Merujuk ke aturan Tangan-kiri Fleming, bagian atas kumparan akan terdorong oleh gaya yang kemudian menggerakkannya ke arah kanan. Menerapakn aturan yang sama terhadap bagian bawah kumparan, dimana arus mengalir menuju komutator, bagian bawah kumparan terdorong ke arah kiri. Kedua gaya ini menyebabkan kumparan berputar pada arah yang sama dengan arah jarum jam.

Secara sederhana dapat kita katakan motor listrik menggunakan energi listrik dan energi magnet untuk menghasilkan energi mekanis. Motor listrik bekerja dengan prinsip bahwa dua kutub magnet dapat dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gaya yang menggerakkan (torsi).

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama (Gambar 2.8) dapat kita nyatakan dalam bentuk sistematisnya :

1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.

2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.

3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan. 4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga

(22)

6.3. Klasifikasi

Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Berdasarkan sumber arus yang digunakan motor dibagi menjadi dua jenis yaitu motorlistrik arus searah (DC) dan motorlistrik arus bolak balik (AC). Baik motor AC maupun DC mempunyai karakteristik tersendiri yang menjadi pedoman kita dalam menggunakannya.

6.4. Komponen-Komponen Motor Listrik

Motor listrik merupakan seperangkat kombinasi yang terdiri dari berbagai jenis komponen, sehingga membentuk sistem kerja yang teratur. Semua komponen diatur sedemikian rupa sehingga bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing. Jika salah satu komponen terganggu atau tidak berfungsi maka seluruh komponen lain ikut terganggu sehingga motor tidak bekerja secara normal.

Zuhal (1991:64/91) menyebutkan, bahwa komponen-komponen motor listrik secara umum terdiri dari

1) Poros utama yang dilengkapi lubang motor, komutator dan air ban. 2) Jangkar

3) Holder sikat, pegas dan sikat karbon. 4) Koil medan dan koil stator

5) Frame motor

Komponen-komponen motor listrik ini tidak mutlak seperti tersebut di atas, melainkan dapat berubah sesuai jenis motor listrk, kecuali perangkat utamanya. Lebih jelasnya kita dapat melihat komponen- komponen utama tersebut berdasarkan gambar berikut:

6.5. Masalah atau Kerusakan yang sering Terjadi

Kerusakan pada motor dapat disebabkan oleh

1) Jaringan suplly dapat menimbulkan kerusakan pada motor karena: - Tegangan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi

(23)

2) Alat yang digerakkan dapat menimbulkan kerusakan pada motor karena: - Kopel yang terlalu besar

- Kopel yang naik turun

- Pengasutan dan pengereman yang terlalu sering dan terlalu lama

6.6. Cara Perawatan dan Perbaikan

 Pembersihan pada elemen-elemen yang terdapat pada motor listrik

 Pengukuran temperatur

 Pengukuran putaran rotor

 Pengecekan rangkaian/instalasi yang hendak dipakai

 Pengukuran arus beban penuh

 Centering poros

 Pengukuran tahanan isolasi

 Penggantian Komponen yang habis pakai

VII. PENA

7.1.

Pengertian dan Fungsi Pena

Pena berfungsi sebagai elemen penghubung yang sifatnya semi permanen. Pena juga merupakan bagian dari konstruksi mesin yang paling tua dan paling sederhana. Pena juga dapat berfungsi sebagai penepat.

7.2.

Klasifikasi Pena

(24)

a.

Pena Silinder

Biasa digunakan untuk suatu hubungan yang menghendaki suaian sesak, transisi

(pas) ataupun longgar.Permukaan pena umumnya mengkilat, halus hasil dari proses

gerinda atupun bubut.

b.

Pena Tirus

Pena tirus sangat sesuai untuk pengikatan kontruksi yang menerima tegangan

geser kecil.

Keuntungan

penggunaan pena tirus adalah efek “pemusatan”, namun

menyebabkan keausan lubang pena. Penggunaan pena jenis ini tidak cocok untuk

kontruksi yang memiliki getaran yang intensif, akan mudah terlepas.

c.

Pena Pegas

Dari bentuknya pena pegas sangat mudah dikenali, Dengan bentuk dasar mirip lembaran plat baja pegas dilingkarkan menjadi poros berongga.

Cara pemasangan sama dengan pena silinder namun pada saat bekerja pena jenis ini memberikan tekanan pada permukaan lubang.

d.

Pena Belah

Dapat dipakai sebagai pengaman ikatan mur dan baut. Baut yang digunakan dalam

hal ini adalah jenis mur mahkota dengan beberapa alur dan ujung Baut pun

dilengkapi dengan lubang melintang. Pena belah disisipkan pada alur dan lubang

tembus melintang baut, kemudian ujung pena dibuka dan dibengkokkan mengunci.

e.

Pena Tirus Berulir

Pena tirus ini dilengkapi dengan bagian yang berulir, baik ulir dalam mupun ulir luar.

Fungsi ulir ini adalah semata-mata untuk memudahkan proses pelepasan pena tirus

dari dalam lubang apabila penggunaan “Drift Punch”

tidak memungkinkan.

7.3.

Kerusakan yang sering terjadi

-

Pena patah sehingga tentunya tidak dapat digunakan lagi. Pada umumnya lebih

memilih untuk menggantinya dengan pena yang baru.

- Terjadi aus pada pena

7.4.

Perawatan dan Perbaikan

-

Diganti dengan yang baru

(25)

VIII. POROS

8.1. Definisi Poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)

8.2. Fungsi Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir setiap mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan (Elemen) utama dalam tranmisi seperti itu dipegang oleh poros.

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi,dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, as gardan, dan lain-lain.

8.3. Macam-macam poros

8.3.1.Berdasarkan Jenis Pembebanannya

Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut: 1. Poros transmisi

Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi puli sabuk atau sprocket rantai, dan lain-lain.

(26)

2. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut sepindel. Syarat yang harus di penuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukuranya harus teliti.

3. Gandar

Poros seperti yang di pasng di antara roda – roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang – kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.

8.3.2. Berdasarkan Bentuknya

Menurut bentuk poros dapat digolongkan atas poros lurus umum, poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain-lain. Poros luwes untuk tranmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah, dan lain-lain. Contoh gambar poros (adalah) sebagai berikut:

Gambar Poros.

8.4. Hal-hal penting dalam Perencanaan poros

Hal-hal penting dalam merencanakan sebuah poros adalahsebagai berikut: (Sularso, 1994) 1. Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami suatu beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling- baling kapal atau turbin.

Kelelahan, tumbukan atau pengaruh kosentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga ) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus di rencanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban- beban di atas.

2. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntiran terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian atau getaran dan suara. Disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.

(27)

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik , dan lain-lain. Juga dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian bagian lainya. Jika mungkin, poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi dengan kontak dengan fluida yang korosif. Demikian juga yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang sering berhenti lama. Sampai dengan batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlidungan terhadap korosi.

8.5. Kerusakan yang sering terjadi

- Terjadi keausan

- Bengkoknya poros (bending) - Terdapat karat pada poros

8.6. Perawatan dan Perbaikan yang bisa dilakukan

-Poros digerinda lagi

-Di-press dalam keadaan poros dipanaskan -Di-coating

IX. Baut-Mur

9.1.

Definisi Fungsi Baut-Mur

Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya, juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.

Mur adalah elemen mesin sebagai pasangan ulir luar yang umumnya sudah dinormalisasikan. Seringkali mur dibuat langsung pada salah satu dari kedua bagian pelat yang akan disambung.

9.2.

Fungsi Baut-Mur

Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu rangkaian mesin. Proses penyambungan ini dapat dilakukan dengan mengebor bagian plat yang akan disambung sesuai dengan diameter baut dan mur yang akan digunakan.

(28)

Untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin, pemilihan mur dan baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan beban yang diterimanya. Pada mesin ini, mur dan baut digunakan untuk mengikat beberapa

komponen, antara lain :

1. Pengikat pada bantalan,

2. Pengikat pada dudukan motor listrik, dan 3. Pengikat pada puli

9.3.

Bagian dan Simbol pada Baut-Mur

9.3.1. Simbol pada Mur dan Baut

9.3.2. Bagian pada Mur dan Baut

Bagian–bagian terpenting dari mur dan baut adalah ulir. Ulir adalah suatu yang diputar di sekeliling silinder dengan sudut kemiringan tertentu. Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder.

Dalam pemakaiannya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam. Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk segitiga samakaki .

9.4.

Klasifikasi

Bila dilihat kepala baut sesuai dengan alat pemutarnya (pengunci) maka bentuknya terdiri dari: a. Kepala segi enam.

b. Fillister head

c. Kepala bulat(Round head)

d. Kepala datar(Flat head) e. Hexagonal Socket

(29)

9.5.

Kerusakan dan Perbaikan

- Baut Patah

Umumnya disebabkan oleh fluktasi tekanan yang terkadang melebihi ketahanan material pembentuk baut.

Baut yang patah tentu harus segera diganti, namun sebelum melakukan pergantian baut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, misalnya, kekuatan baut. Kekuatan baut pengganti harus sesuai dengan baut lama, jangan berada di atas atau di bawah standar mesin.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah faktor penyebab baut patah, karena terkadang baut patah disebabkan oleh pengencangan baut yang melebihi batas torsi.

- Baut Longgar

Baut yang longgar pada mesin lebih sering disebabkan oleh adanya guncangan pada mesin dan pengencangan baut yang kurang. Baut longgar bisa dicegah dengan menambahkan cincin pegas, mur didalamnya Nilon, mur dipasang dobel, resin plastik cair, atau plat gerigi. - Ulir Baut Rusak

Kerusakan ulir baut terjadi karena umur baut yang sudah terlalu lama digunakan sehingga menimbulkan karat yang menyebabkan ulir baut rusak.

Sedangkan pada lingkungan kerja yang memicu timbulnya karat, bisa digunakan baut yang menggunakan lapisan anti karat atau baut yang terbuat dari stainless steel untuk memperpanjang usia baut.

9.6.

Perawatan pada Mur-Baut

Untuk menghindari karat permanen, bersihkan mur dan baut secara berkala dengan

cara merendam mur dan baut pada minyak tanah atau bensin, agar kotoran atau

karat pada ulir baut dan mur hilang. Setelah kering gunakan pelumas oli untuk

mencegah timbulnya karat.

Bila mur dan baut sulit dibuka karena karat, bersihkan mur dan baut dari kotoran

atau korosi yang menggumpal dengan minyak tanah atau cairan penghilang karat,

sambil memukul perlahan-lahan kepala serta as baut dengan kunci atau obeng.

Cara demikian membuat cairan meresap ke sela ulir sehingga karat yang menempel

rontok, sehingga mur dan baut mudah dibuka.

Pergunakan kunci ring atau kunci pas dan obeng yang sesuai, guna menghindari

gundul pada kepala baut dan mur, seperti penggunaan obeng berujung negatif saat

membuka baut berkepala positif.

Gunakan kunci momen agar mendapat tingkat pengencangan mur yang sesuai

dengan momen yang diterima mur dan baut. Hindari pengencangan yang terlalu

keras untuk menghindari mur dan baut aus pada ulirnya.

(30)

X.

SEAL

10.1. Definisi

Mechanical seal adalah suatu alat mekanis yang berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida dari ruang/wadah yang memiliki poros berputar. Pengesilan terjadi karena alat mekanis tersebut memiliki 2 buah komponen muka akhir (end faces) pada posisi 90° terhadap sumbu poros yang senantiasa kontak satu dengan lainnya karena adanya gaya axial dari pegas/spring. Mechanical seal umumnya terpasang pada bermacam jenis pompa seperti centrifugal pump, gear pump, screw pump. Juga bisa dipasang pada peralatan mixer/agitator serta centrifugal/screw compressor.

Mechanical seal yang baik akan memiliki umur pakai (life time) sekurangnya 10.000 jam kerja atau sekitar 3 tahun masa operasi. Tentunya hal ini akan sangat dipengaruhi oleh kondisi dari pompa/peralatan yang menggunakan mechanical seal tersebut serta cara pengoperasiannya.

10.2. Fungsi dan Cara Kerja

Fungsi utama mechanical seal dalam suatu pompa adalah untuk mencegah kebocoran cairan dari dalam pompa ke luar (atmospheric side), terutama adalah cairan dari celah antara poros dengan komponen Statoil rumah pompa.

Fungsi dari seal antara lain:

 Menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi)

 Menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem.  Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur.

 Lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor.  Melapisi permukaan yang tidak rata.

 Komponen tidak cepat rusak.

10.3. Komponen dan material Mechanical Seal

Mechanical Seal terdiri dari 3 kelompok komponen yaitu :

 Rotating Unit (bagian yang berputar)

 Stationary Unit (bagian yang diam)

 Metal Hardware (komponen logam) seperti Sleeve, Glandplate, Collar.

Selain tersusun oleh 3 kelompok besar tersebut di atas mechanical seal memiliki komponen – komponen yang secara umum disebut :

1. Mating Ring (Stationary Face)

2. O-Ring/Gasket Mating Ring

3. Primary Ring (Rotary Face)

(31)

5. Spring

Seal diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu: Static Seal dan Dynamic Seal.

Static Seal

Static Seal digunakan pada permukaan yang tidak ada gerakan pada dua permukaan yang dilapisi. Yang termasuk Static seal adalah: O-ring seal, gasket dan liquid gasket.  Dynamic Seal

Dynamic seal dipakai pada komponen yang bergerak antara permukaan satu dengan yang lainya. Sedangkan yang termasuk Dynamic seal adalah: O-ring seals, Lip seals, Duo Cone seals dan packing rings.

Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis seal: a. Gaskets

Gasket adalah salah satu jenis seal yang banyak digunakan pada celah yang kecil pada komponen yang diam. Beberapa tempat yang menggunakan gasket misalnya antara cylinder head dan block , antara block dan oil pan.

Permukaan yang memakai gasket harus rata, bersih, kering dan tidak ada goresan.

Kekencangan pengikat dua permukaan yang menggunakan gasket sangat penting, selalu berpedoman pada spesifikasi torque untuk mencegah kebocoran.

b. O-ring

Sebuah O-ring adalah bentuk cincin yang sangat lunak yang terbuat dari bahan alami atau karet synthetic atau plastik. Dalam pemakaianya O-ring biasanya dikompres antara dua permukaan sebagai seal, O-ring sering digunakan sebagai static seal yang fungsinya sama dengan gasket.

Untuk penyekat pada aplikasi yang bertekanan tinggi di atas 5500 kPa (800 psi) sering O-ring ditambahkan dengan back-up ring untuk mencegah kebocoran yang ditimbulkan oleh adanya celah antara dua permukaan. Pressure back-up ring biasanya terbuat dari bahan plastik yang berfungsi untuk memperpanjang usia O-ring.

(32)

Pada saat pemasangan O-ring seal, yakinkan semua permukaan bersih dari kotoran dan debu. Periksa O-ring seal dari kotoran, debu, goresan (screth) dan cacat lainya yang akan menyebabkan kebocoran.

c. Lip Seals

Lip seal adalah jenis dynamic seal yang banyak digunakan pada kontruksi alat berat. Lip seal memikul semua jenis kondisi pengoperasian dan mencegah tidak beroperasinya machine karena panas yang diakibatkan gesekan atau juga mencegah bercampurnya pelumas atau cairan. Lip Seal juga menahan perpindahan gerakan di antara dua komponen yang dibatasi. Lip seal relatif sangat mudah dilepas pada saat perbaikan atau penggantian komponen.

Jenis lip seal adalah Radial lip seal dan Dirt excluding lip seals. Dirt excluding lip seal digunakan untuk membersihkan kotoran pada cylinder. Radial lip seal digunakan untuk mencegah kebocoran pada perputaran shaft dan dibuat dengan bermacam-macam bentuk dan ukuran disesuaikan dengan aplikasi pemasangannya. Internal lip seal mempunyai bibir seal di diameter dalam. External radial lip seal mempunyai bibir seal pada diameter luar dari seal tersebut.

Radial lip seal menahan permukaan shaft dengan tekanan cairan dan garter spring. Garter spring menekan bibir seal ketika tekanan cairan rendah. Pada operasi yang sebenarnya seal dibantu oleh lapisan tipis oli antara bibir seal dan shaft, ini supaya bisa melumasi bibir seal dan mencegah kebocoran.

d. Duo Cone Seal

Duo cone seal dibuat untuk menjaga kotoran tidak masuk ke dalam sistem dan menjaga kebocoran cairan pelumas pada area yang luas. Duo cone seal harus bisa menahan karat yang lebih lama dengan sedikit perawatan Duo cone seal lebih bisa menahan kebengkokan shaft, end play dan beban yang tiba-tiba.

Duo cone seal terdiri dari dua ring yang biasanya terbuat dari karet, dipasangkan pada dua groove metal retaining ring.

Rubber rings bekerja sama dengan metal rings berfungsi sebagai seal. Rubber ring juga sebagai bantalan untuk metal rings dan menjaga kerataan permukaan pada saat shaft

berputar selama machine beroperasi. Kehalusan permukaan metal rings bersama-sama dengan kekentalan oli melapisi shaft.

(33)

Secara umum, Mechanical seal dapat diklasifikasikan seperti pada tabel berikut:

10.5. Kerusakan yang sering terjadi

- Komponen cepat rusak/aus, karena fluid film tidak terbentuk yang mengakibatkan bidang kontak Primary Ring dengan Mating Ring akan menjadi kering (dry running).

- Lapisan film terlalu tipis, sehingga menyebabkan panas berlebihan dan sebaliknya kalau terlalu tebal maka film tersebut akan membentuk cairan sehingga terjadi kebocoran.

- Bocr karena seal sobek, All - Seal mulur

10.6. Cara Perawatan atau Pemeliharaan

- Untuk perbaikan, ganti saja dengan cara membeli seal yang baru, karena biasanya seal rusak karena sobek.

(34)

XI. RING

11.1. Definisi dan Fungsi

Ring merupakan salah satu bagian elemen mesin yang penting dalam pengikatan yang berfungsi sebagai pelengkap peningkatan mutu pengikatan maupun sebagai pengikat atau penahan langsung pada pengikatan baut-mur.

11.2. Klasifikasi Ring

Ring dikelompokkan menjadi dua kelompok utama berdasarkan fungsinya: 1) Ring pengikat

Disisipkan pada ikatan mur dan baut sebagai peningkat mutu pengikatan. 2) Ring penahan

Berfungsi langsung menahan gerakan arah aksial dan menetapkan kedudukan elemen-elemen pada poros atau lubang, serta sebagai ring pengaman. Elemen ini harus mudah dilepas-pasang sehingga harus dibuat dari baja yang tahan terhadap tegangan geser yang besar.

Berdasarkan jenis penggunaan, ring penahan dikelompokkan menjadi 2 macam : a. Ring penahan luar

Disebut ring penahan luar (External Retaining Ring) karena hanya bisa dipasang pada poros silinder saja, tentunya dengan alur khusus sebagai tempat kedudukan ring.

b. Ring penahan dalam

(35)

11.3. Masalah atau Kerusakan yang sering terjadi

- Ring patah atau bengkok dikarenakan terbentur benda yang keras.

- Diameter ring terkadang membesar Bila hal ini terjadi maka dapat membuat ulang atau mengganti ring yang sesuai ataupun dengan membeli ring yang baru yang mudah ditemui. - Lubang membesar

11.4. Cara Perawatan dan Perbaikan

-Pada saat ring digunakan sebagai penahan baik dalam ataupun luar, diharapkan pengunciannya tidak terlalu kencang.

-Apabila ring sudah rusak, maka pilihannya adalah membuat ulang ataupun menggantinya dengan cara membeli dengan yang baru.

(36)

BAB III

PENUTUP

Seperti yang kita ketahui dan rasakan, mesin sangat membantu juga mempermudah aktivitas kita sehari-hari. Dengan mesin, kita mendapat nilai lebih terutama dalam hal efisiensi penggunaan waktu dan juga biaya (Coast) yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan atau menghasilkan suatu produk.

Suatu mesin tentunya terdiri dari beberapa elemen atau komponen pembentuknya, mulai dari elemen utama berupa motor, elemen transmisi penerus putaran, elemen pengikat dan elemen pendukung lainnya. Antara elemen satu dengan elemen lainnya tentunya memiliki fungsi dan karakteristiknya asing-masing dimana saling keterikatan satu sama lainnya untuk mencapai suatu fungsi yang optimal dalam suatu mesin tersebut.

Gambar

Gambar Konstruksi Poros Transmisi
Gambar Komponen Mechanical Seal
Gambar Gasket

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Kanrung

Dari aspek pengetahuan, proses, dan juga sikap pendidikan fisika, beberapa nilai karakter dapat dibantukan pada siswa yang belajar fisika.. Dengan nilai-nilai itu siswa

Camat hendaknya memberikan syatu reward atau penghargaan yang sesuai dengan apa yang telah bawahan-bawahannya kerjakan agar dapat meningkatkan kinerja dan

Pada ayat (2) menyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di bawahnya dalam lingkungan peradilan

Indikasi yang memerlukan bantuan medis dan tindakan khusus, jika diperlukan Tidak diketahui efek signifikan atau bahaya kritis.. Tidak diketahui efek signifikan atau

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta di bagian perawatan Lantai VA, Lantai VC, Lantai IVA, Lantai IVC dan Emergency dilakukan pada bulan

Konsep Etiologi Konsep Multifaktorial Bell Kategori Jenis Kelamin Usia Lama Pemakaian Gigi Tiruan Struktur Psikologi s Faktor Inisiasi Sistemik Faktor Perpetuasi

Hal ini me- nunjukkan bahwa peningkatan ke- mampuan representasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari- pada peningkatan