• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: development of local content, educational unit level curriculum, primary schools

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: development of local content, educational unit level curriculum, primary schools"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

25

PENDAHULUAN

Menurut Mulyasa (2002) ada tujuh hal yang perlu diperhatikan dalam mensukseskan kurikulum yaitu: 1) sosialisasi perubahan kurikulum, 2) lingkungan yang kondusif, 3) fasilitas dan sumber belajar, 4) disiplin peserta didik, 5) kemandirian kepala sekolah, 6) pola pikir (pemahaman) guru dan 7) pemberdayaan tenaga pendidikan di sekolah. Ketujuh hal tersebut sangat berpengaruh dalam pengembangan dan implementasi kurikulum. Keberhasilan pengembangan KTSP dan implementasinya sangat ditentukan oleh guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana langsung yang menerapkan dan mengaktualisasilkan kurikulum. Sementara itu, komite sekolah memberikan pertimbangan kepada sekolah tentang kondisi dan kebutuhan masyarakat di lingkungan sekolah.

Pengertian kurikulum menurut Sarwiji Suwandi (2006) memberikan contoh batasan kurikulum pola lama dengan mengambil pengertian dari Webster’s New International Dictionary (1953) sebagai

berikut “Curriculum is a specified course of study, as in a school or college, as one leading to degree” artinya kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat pendidikan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi Mayer Committee dalam Roger Harris et all (1995) menyatakan bahwa istilah kompetensi memfokuskan perhatian pada hasil belajar, apa yang dapat dilakukan oleh pembelajar. Kompetensi tidak hanya keterampilan tetapi juga pengetahuan dan pengertian.

Peranan Kurikulum menurut Oemar Hamalik (1990) berpendapat bahwa ada tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Ketiga peranan tersebut adalah: 1) peranan konservatif, 2) peranan kritis atau evaluatif dan 3) peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama pentingnya dan di antara ketiganya perlu dilaksanakan secara berkeseimbangan.

Alexander English sebagaimana dikutip oleh Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulyadi (1988) mengemukakan fungsi kurikulum yang meliputi: 1) Fungsi penyesuaian (the adjustive adaptive), 2) Constraints experienced SD Maarif Jogosari in local content development in the curriculum consists of two things that are general or specific nature. Suggestions for school heads are advised always to motivate teachers to further explore and understand the concept of SBC and its implementation and is always a good cooperation between teachers, principals and school committees with clear division of tasks in developing and implementing SBC. Teachers are advised always to improve their competence. so it can be elaborated in learning activities.

Keywords: development of local content, educational unit level curriculum, primary schools

(2)

26 Fungsi pengintegrasian (the integrating

function), 3) Fungsi pembedaan ( the differentiating function), 4) Fungsi persiapan (the prapaedetic function), 5) Fungsi pemilihan (the selective function), 6) Fungsi diagnostic (the diagnostic function).

Hubungan kurikulum dengan pengajaran, Oliva (1982) berpendapat bahwa kurikulum adalah sebagai program, rencana, isi dan pengalaman belajar, sedangkan pengajaran merupakan metodologi, tindakan pembelajaran implementasi(pelaksanaan) dan presentasi (penyampaian).

Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, harus efektif dan efisien. Jika sebuah kurikulum tidak memadai lagi maka kurikulum perlu disempurnakan (Nurhadi, 2004).

Dalam pengembangan kurikulum harus diperhatikan dan dipertimbangkan faktor-faktor yang menjadi dasar dalam mengembangkan dan merencanakan kurikulum. Menurut Oemar Hamalik (1990) dasar-dasar pengembangan kurkulum meliputi: 1) falsafah dan tujuan kurikulum, 2) kemasyarakatan, 3) kebudayaan atau sosial kultural, 4) psikologi belajar, 5) pertumbuhan dan perkembangan siswa dan 6) organisasi kurikulum.

Pengembangan kurikulum dalam pelaksanaan harus berpedoman pada prinsip-prinsip kurikulum. Menurut pendapat Olivia (1982) bahwa prinsip-prinsip kurikulum dapat dipandang sebagai kebenaran yang menyeluruh (whole truths), kebenaran sebagian (partical truths) atau hipotesis (hypothesis). Lebih lanjut Oliva menjelaskan bahwa kebenaran menyeluruh adalah fakta yang nyata atau konsep yang dapat dibuktikan melalui percobaan atau diterima tanpa keraguan. Kebenaran sebagian didasarkan pada data yang terbatas dan bisa diterapkan untuk

sejumlah situasi terbanyak, tetapi tidak dapat secara universal.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif yang memiliki kekhususan dengan mengumpulkan data lebih banyak dan rinci tentang percakapan dan perilaku orang atau tempat tertentu yang tidak mudah diungkapkan dengan menggunakan prosedur statistik. Menurut Bogdan Taylor dalam Lexy J. Moloeng (2006) yang dimaksud penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan karya ilmiah dengan menggunakan atau meneliti data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati terhadap status kelompok manusia, suatu objek, atau suatu kelompok kebudayaan.

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Maarif Jogosari Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Ada dua alasan mengenai pemilihan tempat penelitian ini yaitu: Sekolah Dasar Maarif Jogosari Pandaan, Kabupaten Pasuruan telah melaksanakan pengembangan KTSP dan akan diimplementasikan sampai sekarang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, meneliti dokumen dan pedoman wawancara.

Data-data dan informasi tersebut digali dari sumber-sumber data melalui: 1) nara sumber/informan, dan 2) dokumen-dokumen. Penjelasan mengenai sumber-sumber data adalah sebagai berikut: 1) Informan atau narasumber adalah para pelaku yang terkait dalam pengembangan muatan local pada KTSP yaitu: Kepala Sekolah dan guru-guru Sebagai informan, 2) Dokumen-dokumen yaitu: instrumen evaluasi diri Sekolah Dasar, Data Base siswa, hasil-hasil KTSP yang telah disusun

(3)

27 beserta silabus, dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Mulok.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka teknik pengambilan sample yang digunakan adalah teknik cuplikan yang bersifat purposive sampling. Menurut Lexy J. Moloeng (2006) sample bertujuan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Rancangan sampel yang muncul,artinya sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya; 2) Pemilihan sampel secara berurutan, artinya pemilihan satuan sampel sudah dijaring dan dianalisis sebelumnya untuk memperoleh informasi. Bila informasi yang dibutuhkan belum mencukupi atau terjadi kesenjangan, maka satuan sampel dapat dikembangkan; 3) Penyesuaian berkelanjutan dari sampel, artinya sampel dipilih atas dasar fokus penelitian; 4) Pemilihan sampel berakhir jika sudah terjadi pengulangan, maksudnya adalah jika sudah terjadi pengulangan informasi, penarikan sampel sudah harus dihentikan. Pendapat tersebut sejalan dengan H.B. Sutopo (2006) bahwa pilihan sample diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengembangan muatan local pada KTSP di Sekolah Dasar. Guru dan kepala sekolah SD Maarif Jogosari Pandaan Pasuruan telah mempunyai persepsi yang baik tentang pengembangan muatan local pada KTSP, namun pemahaman yang lebih mendalam perlu ditingkatkan lagi.

Pelaksanaan Pengembangan muatan local pada KTSP di SD Maarif Jogosari. Kegiatan pengembangan silabus dan RPP yang telah dilaksanakan oleh SD Maarif Jogosari Pandaan Pasuruan ini telah sesuai dengan ketentuan yang ada dalam pedoman penyusunan KTSP, baik mekanisme penyusunannya maupun komponen-komponen dan penjabarannya.

Faktor-faktor yang mendukung dalam pengembangan muatan local pada KTSP di SD Maarif Jogosari Kelebihan yang dimiliki sekolah, yaitu: Kelebihan yang dimiliki oleh SD Maarif Jogosari Pandaan Pasuruan dapat dikelompokkan dalam tiga hal yaitu dedikasi guru, kerjasama guru dan kepala sekolah serta sarana dan prasarana yang dimiliki.

Dukungan dari masyarakat sekitar dan komite sekolah. Dukungan dan kerjasama antara sekolah, masyarakat sekitar ditunjukkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam menjaga keamanan sekolah. Sikap yang ditunjukkan masyarakat ini sangat positif, masyarakat merasa ikut memiliki keberadaan sekolah.

Dukungan dari Dinas Pendidikan. Koordinasi yang telah dilakukan oleh Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten adalah dengan bentuk kegiatan: 1) sosialisai KTSP kepada para guru, kepala sekolah, dan komite sekolah, 2) memberi pembinaan dalam menyusun draft KTSP, 3) menyiapkan sumber-sumber referensi dan buku-buku pedoman pengembangan KTSP, 4) menggiatkan kegiatan KKKS dan KKG.

Kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam pengembangan muatan lokal pada KTSP, yaitu: tidak semua guru di SD Maarif Jogosari Pandaan Pasuruan mengikuti sosialisasi KTSP, Kurangnya buku-buku pedoman pengembangan KTSP, Sarana dan prasarana berupa buku-buku pelajaran dan alat peraga terbatas.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh SD Maarif Jogosari Pandaan Pasuruan dalam mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan KTSP antara lain: Guru mengikuti kegitan KKG yang diberikan oleh para pengawas, Guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan S1/D4 untuk melanjutkan kuliah ke S1/D4, Kepala sekolah mengajak para guru untuk mempelajari dan memahami pedoman

(4)

28 dalam penyusunan KTSP, Meningkatkan

sarana dan prasarana sekolah, Komite sekolah diminta pertimbangan dan saran, Komite sekolah membantu dukungan dana dan pembiayaan untuk pengadaan sarana tersebut, termasuk pula perbaikan sarana sekolah yang sudah ada.

KESIMPULAN DAN SARAN

Guru dan kepala sekolah SD Maarif Jogosari Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan telah mempunyai persepsi yang baik tentang pengembangan muatan local pada KTSP di Sekolah Dasar.

Pelaksanaan pengembangan muatan local pada KTSP di SD Maarif Jogosari Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan telah dilaksanakan sesuai mekanisme penyusunan KTSP.

Faktor-faktor pendukung tersebut meliputi: Kelebihan yang dimiliki sekolah. Adapun kelebihan yang dimiliki sekolah antara lain: 1) dedikasi guru dan kepala sekolah yang tinggi ; 2) kerjasama antara guru dan kepala sekolah; 3) sarana dan prasarana fisik sekolah telah memenuhi standar pelayanan minimal SD.

Dukungan dari masyarakat sekitar dan komite sekolah. Dukungan dan kerjasama antara sekolah dan masyarakat cukup mantap. Hal ini ditunjukkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam menjaga keamanan sekolah. Dukungan dari Dinas Pendidikan, yaitu: 1) melaksanakan sosialisasi tentang KTSP yang diikuti guru, kepala sekolah dan komite sekolah, 2) membri pembinaan dan pendampingan dalam menyusun draf KTSP, 3) menyiapkan buku-buku pedoman pengembangan KTSP, 4) menggiatkan kegiatan KKG untuk mengembangkan silabus dan RPP, 5) mengakomodasikan kelancaran turunnya dana BOS, dana BOS buku dan dana APBD II.

Kendala-kendala yang bersifat khusus dialami oleh SD Maarif Jogosari yaitu: a.tidak semua guru di SD Maarif Jogosari mengikuti sosialisasi KTSP, b. Kurangnya

buku-buku pedoman KTSP, c. Sarana dan prasarana yang berupa buku-buku pelajaran dan alat peraga yang belum memadai, d. Minimnya saran dan pertimbangan komite sekolah tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang bersifat edukatif.

Upaya yang dilakukan oleh Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Pandaan adalah: a.Melakukan pembinaan dan pendampingan kepada sekolah-sekolah sebagai tindak lanjut sosialisasi KTSP yang belum merata, b. Melakukan koordinasi dalam pengembangan KTSP sejak penyusunan draft sampai pengesahan KTSP, c.Memberi motivasi kepada sekolah dan guru-guru untuk mengimplementasikan KTSP yang telah dikembangkan dengan memberdayakan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah secara maksimal, d. Mengakomodasi kelancaran turunnya dana BOS untuk mendukung penyelenggaraan KTSP, e. Menggandakan buku-buku pedoman penyusun KTSP untuk disebarluaskan pada sekolah-sekolah, f. Memberikan model-model silabus dan RPP kepada setiap sekolah sebagai acuan dalam mengembangkan silabus dan RPP, g. Pengawas memfasilitasi dan memantau kegiatan KKG dalam pengembangan silabus dan RPP.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh SD Maarif Jogosari untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan KTSP adalah: a. Guru-guru melaksanakan kegiatan KKG untuk mengikuti pembinaan dan pelatihan pengembangan KTSP yang diberikan oleh pengawas TK/SD, b. Kepala sekolah memotivasi guru-guru untuk melanjutkan kuliah ke S1/D4 guna meningkatkan kompetensinya, c. Kepala sekolah mengajak para guru untuk mempelajari dan memahami pedoman penyusunan KTSP, d. Melengkapi sarana berupa buku-buku pelajaran dengan dana BOS buku secara bertahap. e. Komite

(5)

29 sekolah diminta pertimbangan dan saran

tentang penyelenggaraan pendidikan, f. Meminta komite sekolah untuk membantu dukungan dana dan pembiayaan untuk pengadaan sarana dan prasarana.

Bagi Kepala Sekolah. Kepala sekolah disarankan selalu memotivasi guru-guru untuk lebih mendalami dan memahami konsep KTSP dan implementasinya agar dapat memberikan pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan KTSP dalam pembelajaran sehari-hari.

Bagi Guru. Guru-guru disarankan senantiasa meningkatkan kompetensinya dan lebih mendalami dan memahami konsep KTSP dan implementasinya.

DAFTAR RUJUKAN

Achasius Kaber. 1988. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK. Asmadi Alsa. 2003. Penelitian Kualitatif

dan Kuantitatif dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Papayan.

Ditjen Dikdasmen. 2003. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Harris, Roger, at all. 1995. Competency Based Education and Training. Between a Rock and a Whirlpool. Adelaide: MacMillan Education Australia PTY.Ltd.

Hilda Taba. 1962. Curriculum Development: Theory and Practice. New York: Harcourt, Brace. Jovanovich.

Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulyadi. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bina Aksara

Johnson. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching and Learning. New York: Hott, Rinehart and Winston. Lexy J. Moeleong. 2006. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Macdonald, James B. and Robert R. Leeper. 1965. Theories of Instruction. Alexandria. via: Association for Supervision and Curriculum Development.

Masnur Muslich. 1994. Dasar-dasar Pemahaman Kurikulum 1994. Malang: YA3.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Rosda Karya. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004.

Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Gramedia.

Oliva, Peter. F. 1982. Developing the Curriculum. Boston Toronto: Little Brown and Company.

Oemar Hamalik. 1990. Pengembangan Kurikulum. Dasar-dasar dan Perkembangannya. Bandung: Mundur Maju.

Sujoko. 2003. “Perubahan Kurikulum dalam Pendidikan”. Retorika Volume No.1. Surakarta: UNS Press.

Sukmadinata. 2001. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Tanner, Daniel and Laurel N. Tanner. 1980. Curriculum Development: Theory Into Practice. New York: Macmillan.

Umaedi. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Sekolah Dasar. Jakarta:Dirjendikdasmen.

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat

Surbakti (2013) dalam tesisnya “Leksikon Ekologi Kesungaian Lau Bingei: Kajian Ekolinguistik” yang mengkaji masalah leksikon kesungaian Lau Bingei, pemahaman guyub tutur bahasa

Berdasarkan Surat Pengguna Anggaran Rumah sakit umum Daerah Kota Banjarbaru Nomol tanggal 21 Juni 2009 tentang Penetapan pemenang Lelang Pekerjaan Pengadaan Bahan Makanan

[r]

Kata Junci : Dorongan Manajer untuk Berperilaku Etis, Iklim Etika Organisasi, Hubungan Antara Perilaku Etis dan Kesuksesan Karir, Kepuasan Kerja Karyawan.

konsumen terhadap lingkungan sudah tumbuh tetapi belum pada tahapan action, yakni pembelian produk hijau. Penelitian ini menguji model pembentukan tema iklan yang tepat untuk

Sedangkan musim penghujan, nilai selisih dari rata-rata kesalahan setiap individu terkecil terdapat pada metode pembagian tingkat kekeruhan menjadi tiga level, yaitu

Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ) merupakan asuransi kesehatan Pemerintah Kabupaten Jembrana yang dibentuk berdasarkan keputusan bupati nomor 572 tahun