LAPORAN
PENELITIAN
MANDIRI
PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU
DALAM
PENGIRJMAN BARANG
DI
PT.
TIKI
DENPASAR
PENELITI
A.A.
GEDEAGUNG
DHARMAKUSUMA,
SH.MH;
NIDN:
0011025607(KETUA)
MAHASISWA
YANG
TERLIBAT
DEWA AYU
DIAN
SAWITRI;
NIM:
1516051267NADYA
DEVI
MAHARANL
NIM:
1516051204PROGRAM STUDI
ILMU
HUKUM
FAKULTASHUKUM
UNIVERSITAS
UDAYANA
JULI20t7
/
1. Judul Penelitian
2. Bidang
Ilmu
3. Ketua
Peneliti
a. Nama lengkap dengan gelar
b.
NIPA]IDN
c. PangkatiGol d. JabatanFungsional/Stuktural
e. Pengalamanpenelitian
f.
Program Studi/Jurusan g. Fakultas h.Alamat
Rumah/
HPi.
4. Jumlah
Tim
Peneliti5. Jangka
waktu penelitian
6. Biaya Penelitian\'Iengetahui,
Ketua Bagian
Hukum
PerdataFakultas
Hukum
IINUD
HALAMAN
PENGESAHAN
Pelaksanaan Perjanjian Baku Dalam Pengiriman Barang
Di
PT.TIKI
DenpasarHukum
A.A.
GedeAgung
Dharmakusuma,SH.MH
19561 1 15 198602t001t0011025607 Pembina./lV.a
Lektor
Kepala(terlampir
dalam
Cl)
Ilmu
Hukum
Hukum
Perum
Bumi
Dalung PermaiBlok Mm
2No.
53, Dalung. agung_dharmakusuma@unud.ac.idl!
Orang6
Bulan
Denpasar, 10 Juli 2017
Ketua
Peneliti,
(A.A.
GedeAeung
Dharmakusuma.SH.MH)
NIP.
19561 1 151986021001Menyetujui,
Hukum
UNUD
tama, SH.,M.Hum.)
il
WayanWiryawan,
SHNrP.
1 9s50306198403 1003(";:
.lBz
:1965 1 199003 1005KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS HUKUM
UNIT PENELITIAN
DAN PENGABDIAN
KEPADA
MASYARAKAT
(UPPM)
Lantai 2 Gedung C Fakultas Hukum Universitas Udayana Jln. Pulau Bali No. I Denpasar 80114 Bali
-
Indonesia"tlp. (0361) 222666, F ax.(03 61) 234888
-
SURATPENGANTAR
No
ttA.
uN.
l4.l.ll./PNL.ol/2017
Yang
bertanda tangandi
bawahini,
KetuaUnit
Penelitian dan Pengabdiankepada
Masyarakat
(UPPM),
Fakultas
Hukum
Universitas
Udayana, mempermaklumkan bahwa penelitian dengan identitasdi
bawahini
telah diregesrasipada
Unit
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) flr Unud.Judul Penelitian
,Yv.tk.??A.v.
p
fr
p.
. ..YP.?)gP.6.l
.0N..
.?.
a.K/-...v.a
{.M..Y
fr
P
b.tH.
M,&1}/. .. ... .9.
/?.WA..
7L..f,Il
;.Jr.r,Kt.. P.F.AI
vt4RF4^J+wwt!4
*I.tt*
Nama Ketua Penelitian Jumlah dan nama anggota
Unit
Pelaksana Jumlah dana Sumber danaLama Pelaksanaan Lokasi Penelitian khusus
Untuk penelitian empiris)
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan lebih lanjut.
Denpasar,
P-S
D
cIArt
?-€
(?
Ketua UPPM Fakultas Hukum UnudNIP
1960 1003 198503I
0033.
...
4...
:
a. Baeian:(B)tvlr"nai.i
: Rp....
: a. Fakultas b. Universitasc.Dikti
d. Lembasa: ....:..
. .. , ... .. . .. .. (g)Sendiri f. Lainnya:...:...
,'
7..
ri,ir",
i....
a...'rii,
..3.
...;';;-rrJ
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN
BABI
PENDAHULUAN.,...
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB
III
METODE PENELITIAN..
BAB
IV
JADWAL PENELITIAN
BAB
V
PELAKSANAAN PENGIRIMAN BARANG OLEH
PT.TIKI
DENPASAR
SESUAI
DENGAN
PERJANJIAN
BAKU DI PERUSAHAAN JASA
EKSPEDISI
PT.
TIKI
DENPASAR
B.{B
VI
UPAYA HUKUM YANG
DILAKUKAN
KONSUMEN TERHADAP
PERUSAHAAN JASA
EKSPEDISI
PT.TIKI
ATAS
KEHILANGAN DAN
KERUSAKAN
BARANG...
... 29BAB
VII
PENUTUP
.,...,.
44DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1 '1l4
18t9
KATA PENGANTAR
Puji
syrkur
penulis
panjatkan
kehadapanTuhan Yang Maha Esa/
Ida
Sang
Hyangwidhi
wasa,
makaLapora
Hasil
Penelitian
ini
dapat diselesaikan sesuai denganalokasi waktu
yangditentukan.Penelitiandilakukanuntukmengetahuidanmemahamisecaralebihdalam
tentangPelaksanaanPerjanjianBakuDalamPengirimanBarangAntaraKonsumenDengan
Perusahaan Jasa Ekspedisi PT.
Tiki
Denpasar'Menyadari
belum
sempumanyahasil
penelitian
ini
bila dilihat dari
segi
substansi danluas
lingkup
materi yangditeliti,
makakontribusi
berupa masukan yangkonstruktif
dari pembacasangat diharapkan
untuk
kesempurnaannya'Demikianlaporanhaasilpenelitianinidiuatsemogaadamanfaatnyaditengah
kekurangan dan ketidaksempumaan yang ada'
Denpasar,
2l
Jttli 2017ABSTRAK
Penelitianyangberjudul..PelaksanaanPerjanjianBakuDalamPengirimanBarangDi
pT.
TIKi
Denpasai' dllatarbelatangi oleh
adanyaindikasi terjadinya
kesenjangan
antara dassollen dengan
ias
seindalam
pelaksanaan perjanjian bakudi
PT'Tiki
Denpasar'penelitian
ini termasri
penetitianyuiidii
empiris, yaitu penelitian
yang didasarkan padadata
primer
dan
data
sekunder dengan
pendekatan
peraturan
perundang-undangan
danpendei<atan fakta yang kemudian
disajikan
dengandeskriptif
kualitatif'
I-Iasil
peneliiian
menunjukkan bahwa
pelaksanaan pengiriman. _barangoleh PT.
TIKI
Denpasarterdapat pengalihan tanggung
jawab
dengan.selalu memberikan
pernyataan bahwapiir"t"y,
selalu
melafuk- p"nliri*un
dengan
hati-hati
dan
meminta konsumen
untuk
metatuta.t
konfirmasi kepada pengirim atas
pembungkusan
barang
kiriman yang
kurangmaksimal.
Perjanjian baku
yang-dibuat oleh PT.
TIKI
Denpasarmelanggar
sesuatuhal
yangsubstansial
daii
Undang-Und*g
Non-,o.
8 Tahun
1999.Upaya
hukum
yang_sering dilakukan
ol"h
korrrunr.,
sej auhini
adalal
non
litigasi
karenakonsumen
engganuntuk
memperpanjang masalahnya,u.pui
k"
pengadilan sebab memakanwaktu
yang lama dan biaya yang mahal'BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang MasalahJasa ekspedisi adalah sebuah bisnis yang banyak konsumennya. Dalam
melakukan usahanya konsumen
dan
perusahaan ekspedisi mengadakan suatuperjanjian yang disebut dengan perjanjian pengangkutan barang. Diperlukannya suatu perjanjian disebabkan pengangkutan merupakan bidang
yang
vital
dalam kehidupan masyarakat.Di
sisi
lain masalah yangtimbul
saat pengiriman barangyang
dilakukan
oleh
perusahaanjasa
ekspedisi menyebabkankerugian
yangdiderita
konsumen. Dengan adanya perjanjian pengangkutan berbagai kesulitanyang ditemui
manusia
dapat
diselesaikan.Oleh
karena begitu
pentingnya pengangkutan dalam kehidupan masyarakat, maka diperlukan perangkat hukum pengangkutan dalam hal ini adalah hukum pengangkutan niaga.rPengangkutan
barang
merupakan
rangkaian
kegiatan
(peristiwa) pemindahan barang atau penumpang dari suatu tempat pemuatan ke tempat tujuansebagai
tempat
penurunan pembongkaran barang muatan.2Adapun
peristiwa hukum pengangkutan meliputi tiga pokok kajian meliputi :a.
Serangkaian perbuatanhukum
mengenaicara terjadinya
perjanjian pengangkutan;b.
Saat terjadinya perjanjian pengangkutan'Abdulkadir Muhammad, 1998, Hukum Pengangkutar, Citra Aditya Bakti, Bandung, h.48.
c.
Pembuktian dengan dokumen pengangkutan.rPeristiwa
penyelenggaraan pengangkutan barangterjadi
karena adanyaperjanjian. Terjadinya perjanjian
pengangkutandidahului
oleh
serangkaian perbuatan penawaran(offer)
dan penerimaan (acceptance) yang dilakukan olehpengangkut
dan pengirim
secaratimbal balik.
Serangkaian perbuatan tersebutdilakukan atas persetujuan bersama antara pengangkut dan pengirim.
Abdul
Kadir berpendapat bahwaperjanjian
pengangkutan niaga adalah persetujuan denganmana
pengangkut mengikatkan
diri
untuk
menyelenggarakan pengangkutan penumpang atau barang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamadan pengirim
mengikatkandiri
untuk
membayarbiaya
angkutan. perjanjian pengangkutanselalu
diadakan secara
lisan tetapi didukung
oleh
dokumen pengangkutan yang membuktikan bahwa perjanjian sudah terjadi.aSalah satu
jenis
perjanj ian pengangkutan barang dapat dilakukan denganjasa
ekspedisi pengiriman barang.
Perjanjian
pengangkutanbarang
dapatdilakukan oleh suatu pihak yaitu pengiriman barang dengan perusahaan ekspedisi.
Pada saat
ini
penyediajasa
pengiriman
barangatau
ekspedisi
tidak
hanyadimonopoli oleh PT. Pos Indonesia saja. Jasa pengiriman barang ju,ea dilakukan oleh pihak swasta seperti PT.
TIKI,
PT. JNE, dan perusahaan-perusahaan seienis lainnya.Semakin meningkatnya kemajuan
di
bidang pengiriman
barang daparmendorong perkembangan
ilmu
hukum,
baik
peraturan perundang-undaneanmaupun
perkembangan pelayananpengiriman
barang,yang ditujukan
untuk 3salim H.S, 2003, Perkembangan Hukuu Kontrak lnnomincut di lndonesia, Sinar Grafika Jakarta, (selanjutnya disingkat Salim H.S I), h.35.oAbdulkadir
kelancaran, kualitas pelayanan dan perluasan jangkauan baik
di
dalam maupun diluar negeri.
Adanya
kondisi
dan fenomena yang ada pada saatini
konsumen dapatmemilih
dengan bebas aneka barang dan jasa pengiriman barang, namun dalam perkembangannyajuga
menunjukkan kedudukanyang
tidak
seimbang antara konsumen dan pelaku usahajasa
ekspedisi.Ini
disebabkan pelaku usaha dapatmenentukan
syarat-syarattertentu dalam perjanjian tanpa harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsumen sehingga apabila terjadi pengingkaranyang dilakukan
oleh
pelaku usaha maka konsumentidak
memiliki
kewenangan atashak untuk
pemenuhan perjanjian atas hubungan hak tersebut.Hal
tersebut berbeda dengan yangdiatur
dalamKitab
Undang-UndangHukum
Perdata yaituhubungan
hukum
yang
seimbangantara pelaku
usaha dengan
konsumen.Demikian pula dalam perjanjian pengiriman barang yang dilakukan melalui
,iasa-jasa
ekspedisi, perusahaan pengiriman barang biasanl'atelah
membuatsraret-syarat perjanjian
yang telah
ditentukan sebelumnla tanpa
sep3rg::::-::
konsumen pengirim barang.
Pada saat transaksi dilakukan biasanya konsumen akan
diberi<:n
s-::-formulir
yang
isinyatelah
ditentukanoleh
pelaku usaha dan konsumen t:;rgg:.memutus untuk menerimanya dan tidak mempunyai pilihan lain kecuali menerima dan menyetujui
isi formulir
tersebut. Karenaisi formulir
tersebut ditentukan satupihak
saja, maka perjanjianini
dapat digolongkanmenjadi perjanjian
standar.Perjanjian standar
tidak
memenuhi unsur-unsuryang
dikehendaki dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa :Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2.
Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;3.
Suatu hal tertentu;4.
Suatu sebab yang halal.Dalam pelaksanaan suatu perjanjian, terkadang
tidak
sejalan dengan yangtelah
disepakati,hal
ini
bisa
terjadi
karena kesalahanyang
disebabkan oleh kesengajaan atau kelalaian oleh para pihak, apabila salah satu pihaktidak
dapatmelaksanakan
apa yang telah
disepakati,
maka pihak
tersebut
dinyatakanmelakukan wanprestasi.
Salah satu wu.iud wanprestasi
yang dilakukan
padawaktu
pengiriman barang adalah terjadinya kerusakan akibat kelalaian dari pelaku usaha dalam halini
pelaku usaha pengangkutan. Adapun kerugian yangdiderita
ada pada pihak penggunajasa
pengiriman barang.Jika
pihak
pengiriman barang (konsumen)ingin
mengajukan permohonan ganti kerugian atas barangnya yang ada sampaitempat
tujuan
namun terdapat kerusakan,sebagai konsumentidak
dapat berbuat banyak atas kerugian yang dideritanya.Adanya tanda bukti yang diberikan oleh pelaku usaha dalam hal
ini
pelaku usaha pengangkutan pada saat barang akandikirim
maupun pada saat penerimaanoleh
petugas pengiriman barang, dapat digunakan sebagai tandabukti
apabiladalam
pengiriman
barangtelah terjadi
keterlambatan, kerusakan, kehilangan terhadap barangtitipan
untuk mendapatkan tanggungjawab
dan ganti kerugian'Namun dengan adanya perjanjian yang telah dipersiapkan terlebih dahulu secara
kolektif
oleh
pelaku usaha sendiri, kadang pelaku usaha selalu saja berlindung pada ataudibalik
perjanjian standar yang telah disetujui oleh konsumen. Disinilahkadang konsumen mengalami kerugian
dan
kurang mendapatkan perlindunganhukum. Karena telah
terlebih
dahulu dibatasioleh
klausula yang adadi
dalamformulir
yang telah disetujui para pihak.Atas
dasarlatar
belakang permasalahan tersebut diatasmenarik
untukditeliti
tentang PelaksanaanPerjanjian Baku
Dalam Pengiriman Barang Di
PT.
TIKI
Denpasar.1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar
belakangdi
atasmaka
timbul
permasalahan sebagai berikut:L
Bagaimana pelaksanaan pengirirnan barangoleir
PT.TIKI
DenpasarsesLrai dengan perjanjian baku;,ang dibuat oleh
pe
rsahaan tersebut'lBagaimanakah
upaya
hukuni yang dilakukan
konsunren terhadap perusahaanjasa
ekspedisiPT.
TIKI
Denpasar atas kehilanga:r dan lierLrsakan barang'?)
1.3
Tujuan
PenulisanSecara
garis
besar dapat dikemukakan bahwatujuan
dari
penelitian ini antara lain:1.3.1
Tujuan
Umum
Secara
umum
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui pelaksanaan perjanjian baku di perusahaan jasa ekspedisi PT.TIKI
Denpasar.L Untuk
mengetahui pelaksanaan pengiriman barangbaku
perusahaanjasa ekspedisi PT.TIKI
DenpasarUntuk
mengetahui upayahukum yang
dilakukan perusahaan jasa ekspedisi PT.TIKI
Denpasar atas barang.sesuai dengan perjanjian
oleh
konsumen terhadap kehilangan dan kerusakan1.4
Manfaat
PenulisanMelalui
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis .1.4.1
Manfaat
Teoritis
Secara
teoritis,
hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikansumbangan
pemikiran dalam
perkembangan terhadapkemajuan
ilmu
hukumkhususnya
hukum
Perdata. Mengungkapkan secara
spesifik manfaat
dari penelitian baik perkembangan ilmu pengetahuan, bagi praktisi, bagi ilmuwan lain, dan bagi masyarakat pada umumnya.1.4.2
Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian
ini
dapat digunakan sebagai bahan kajiandari sisi
ekonomi,
sosial, danteknologi yang
bermanfaatbagi
perusahaan itusendiri, konsumen, dan bagi masyarakat pada umumnya. 1.5
Luaran
PenelitianHasil
penelitianini
nantinya akan dipublikasikandi
dalamjurnal
yangditerbitkan
oleh
penerbit resmi
(berISSN)dilingkungan
Universitas Udayana, sehingga dapat diketahui oleh khalayak luas, karena dipublikasikan secara cetak maupun online.BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Perjanjian
Pada UmumnYaSuatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang
berjanji
kepadaSeorangyanglainataudimanaduaorangitusalingberjanjiuntukmelaksanakan
sesuatu
hal. Dari
perjanjian
ini
timbullah
suatu hubungan antaradua
orang tersebut yang dinamakan perikatan antara dua orang yang membuatnya' Bentukperjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung
janji-janji
atau kesanggupan yangditulis
atau diucapkan.s Dengan demikian, hubungan antaraperikatan
dan
perjanjian
adalahbahwa perjanjian
itu
menerbitkan perikatan sedangkandefinisi
perikatan itu sendiri adalah suatu hubungan hukum antara dua orang, atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatuhal dari
pihak yang
lain,
danpihak yang
lain
berkewajibanuntuk
memenuhi tuntutan itu.6Menurut
teori
ilmu
hukum.
hukum
perjanjian digolongkan
ke
dalamHukum
tentang
diri
Seseorangdan Hukum
Kekayaan'?Hal
ini
merupakan perpaduan antara kecakapan seseorang untuk bertindak serta berhubungan denganhal-hal yang diatur dalam suatu perjanjian yang dapat berupa sesuatu yang
dinilai
dengan uang. Keberadaan suatu perjanj ian tidak terlepas dari terpenuhinya syarat-syarat mengenai sahnya suatu perjanjian yang tercantum dalam Pasal 1320 Kitabt Subekti R., 1995, Aneka PerjanjiQr, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,, (selanj utnya disebut R. Subekti I), h. 1.
u tbid.
'
imran S., 2008, ,ls a;-Asas Dalam Berkontrak: Suqtu Tiniauan Hisloris Yuridis Pada Hukum Perianiian, http://www.legalitas.ors (diakses tanggal 22 April 2017 jam 20 00 wib)'Undang-Undang Hukum Perdata.
Jika
dilihat
dari
syarat-syaratsahnya
suatu perjanjian maka
dapatdibedakan menjadi dua bagian dari suatu perjanjian, yaitu bagian
inti
dan bagianbukan
inti.
BagianInti
(esensial) adalah bagian yang sifatnya harus adadi
dalamperjanjian. Jadi, sifatnya
ini
yang menentukan atau menyebabkan perjanjian itutercipta. Bagian bukan inti
terdiri
dari naturalia dan aksidentalia.l.
Naturalia adalah sifat yang di bawa oleh perjanjian sehingga secara diam-diam melekat pada perjanjian, seperti menjamin tidak ada cacat dalam benda yang akan dijual.2. Aksidentialia adalah
sifat
melekat
pada perjanjian
yang
secara
tegasdiperjanjikan
oleh
para
pihak.
Dengan demikian,
persetujuantidak
dapatditarik
kembali selain dengan adanya kata sepakat dari kedua belah pihak atau karena alasan-alasanoleh
undang-undang yang dinyatakancukup untuk
itu. Maksudnya, persetujuan itu harus dilaksanakan dengan iktikad baik.Adapun
unsur-unsuryang
tercantum
dalam hukum
perjanjian
dapat dikemukakan sebagai berikut:Adanya kaidah hukum Subyek Hukum Adanya Prestasi Kata Sepakat
Akibat
hukums8
Salim H.S,2004,l1ak n Kohtrak: Teori & Teknik penyusunan Konlrak,sinar Grafika, Cet.
II, Jakarta, (selanjutnya disebut Salim H.S
l),
h. 14. b.Perjanjian
dan
kontrak sering
digunakan secara bergantian
dalamkehidupan sehari-hari.
Hal
ini
berarti
bahwa mayoritas masyarakat Indonesiamenyamakan
makna
dari
kedua
istilah
tersebut.Memang
kedua istilah
inimemiliki
persamaanyaitu
masing-masing melahirkan perikatan bagi pihak yang membuatnya.Akan tetapi, terlepas dari persamaannya tersebut, sebenarnya kedua istilah
ini
memiliki
perbedaan, dimana perjanjian bersifat luas yang berarti dapat dibuat secarateftulis
dan secara lisan.Lain
halnya dengan kontrak yang dibuat dalam bentuk tertulis. Selain itu, kontrak cenderung mengarah pada perikatan bisnis.Seperti diketahui bersama bahwa
Hukum kontrak
adalah bagian hukumperdata
(privat). Hukum
ini
memusatkanperhatian
pada kewajiban
untuk melaksanakan kewajiban sendiri (self imposed obligation). Disebut sebagai bagian dari hukum perdata disebabkan karena pelanggaran terhadap kewaj iban-kewajibanyang
ditentukan dalam kontrak,
murni
menjadi urusan
pihak-pihak
yang berkontrak.eKontrak, dalam
bentukyang paling klasik,
dipandang sebagai ekspresikebebasan
manusia
untuk memilih
dan
mengadakanperjanjian.
Kontrakmerupakan wujud dari kebebasan (freedom of contracr) dan kehendak bebas untuk
memilih (freedom of choice).to
Berdasarkan
teori,
di
dalam
suatuhukum kontrak
terdapat asas yang dikenal menurutilmu
hukum perdata. Asas itu antara lain adalah :a.
Perjanj ian yang sah adalah undang-
undange
Atiyah, "The Lot, ofContract," (London: Clarendon press, I983), h. l.
10
b. Asas kebebasan berkontrak Asas konsensualitas
Asas kepercayaan (vertrou lvens beginsel)
e.
Asas kekuatan mengikatf.
Asas Persamaan Hukumg.
Asas Keseimbanganh.
Asas Kepastian Hukumi.
Asas Moralj.
Asas Kepatutanll2.2.
Perjanjian
bakuPenggunaan perjanjian baku dalam kehidupan kita dan khususnya di dunia
bisnis sudah Iazim. Namun penggunaan perjanjian baku
ini
bukan tanpa masalahhukum apabila dihubungkan dengan keempat syarat sahnya perjanjian yang salah satunya
adalah
"sepakat merekayang
mengikatkandirinya,'
serta
hubungan dengan asas kebebasan berkontrak. Syarat-syarat yang ditentukan pengusaha di dalam perjanjian itu adalah undang-undang bukan perjanjian.l2Karakteristik utama perjanjian baku yaitu :
a.
Dibuat agar
suatu
industri atau bisnis
dapat melayani
transaksi_transaksi tertentu secara
efisien,
khususnyauntuk
digunakan dalamaktivitas transaksional yang diperkirakan akan berfrekuensi tinggi;
b.
Dimaksudkan
untuk
memberikan pelayanan
yang
cepat
bagic.
d.
rrMariam Darus Badrulzaman,
2001, Kohtpilasi Hukan perikatan, pT. Citra Aditya Bhakti, Bandung.( selanj utn) a disebut Mariam Darus Badrulzaman
I).
h. 82-
89.''Amrul Partomuan Pohan, 1994, Penggunaan Kontrak Baku (Standord Contrdct) Dalan Praldek Bisnis
di
lndonesia, Dimuat dalam Majalah Hukum Nasional, BPHN, Departemen Kehakiman, Jakarta, h, 64.pembuatnya dan/atau
pihak-pihak
yang akan
mengikatkandiri
didalamnya ;
Demi pelayanan yang cepat, sebagian besar atau seluruh persyaratan di
dalamnya ditetapkan terlebih dahulu secara
tertulis
dan dipersiapkanuntuk
dapat digandakandan
ditawarkan dalamjumlah
yang
sesuai dengan kebutuhan;Biasanya
isi
dan
persyaratannya distandarisasiatau
dirumuskanterlebih dahulu
secara sepihak
oleh
pihak yang
langsungberkepentingan dalam memasarkan
produk
barang atau layanan jasa tenentu kepada masyarakat:Dibuat untuk
ditawarkan
kepadapublik
secara massaldan
tidak memperhatikankondisi
dan/atau kebutuhan-kebutuhankhusus
darisetiap
konsumen,
dan
karena
itu
pihak
konsumen
hanya
perlumenyetujui,
atau
menolak sama
sekali seluruh
persyaratan yang ditawarkan.lsPerjanjian
baku
tidak
lepas
dengan adanya
pencantuman klausula eksonerasi. Klausula eksonerasi adalah syarat yang secara khusus membebaskan pengusaha dari tanggung jawab terhadap akibat yang merugikan yangtirnbul
dari pelaksanaan perjanjian.Menurut
Abdul
Kadir
Muhammad, klausula eksonerasimempunyai
tujuan
utama
yaitu
mencegah
pihak
konsumen
merugikankepentingan
pengusahakarena
dalam
hubungan
ekonomi
dikatakan
bahwapembeli adalah
raja,
sebagairaja
konsumen dapat berbuat semaunya sehinggarrLaboratorium Hukum FH. LIl.lPAD, 1999, Keteranpilan Perancangan Hukum, Citra Aditya
t2
merugikan pengusaha. Pengusaha mencoba menghindari kemungkinan timbulnya kerugian dengan menciptakan syarat baku yang disebut eksonerasi.ra
Perjanjian pengangkutan pada umumnya di buat dengan perjanjian standar
atau perjanjian baku,
Mariam
Darus
Badrulzamanmendefinisikan
perjanjianstandar sebagai perjanjian
yang
di
dalamnya dibakukan syarat eksonerasi dan dituangkan dalam bentuk formulir, denganciri-ciri
sebagai berikut:a.
Isinya
ditetapkan
secarasepihak
oleh kreditur yang
posisinyarelatif
lebih kuat dari debitur;b.
Debitur sama sekali tidak menentukan isi perjanjian;c.
Terdorong
oleh
kebutuhannya,
debitur
terpaksa
menerima perjanj ian itu;d.
Bentuknya terlu lis:e.
Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau individu.r5Sebagai langkah
awal
untuk terbitnya suatu perjanjian dalam perjanjianklausula baku, lazimnya didahului dengan penawaran dan penerimaan isi/syarat syarat dan perjanjian antara kedua belah pihak. Jika penawaran
dari
satu pihak diterimaoleh
pihak yanglain
maka terjadilah kesepakatan, yang berarti bahwaperjanjian yang
terbit
itu
telah mengikat bagi kedua belah pihak. Adapun untuk menyertakan/memberlakukan perjanjian bakuini
harus dengan cara-cara tertentu,yaitu :
a. Dengan penandatanganan kontrak
Dalam
hal
ini
peraturan
klausula baku
dari
perjanjian
tersebutdimuat/dicantumkan
dalam
rumusan
kontrak.
Sehinggadengan
ditandatanganinya
kontrak
tersebut,maka
para pihak terikat
dengan'oAbdulkadir Muha.mad,1992, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung. (selanjutnya disebut Abdulkadir Muhammad
II),
h.20.l5Mariam Darus B adrulzaman, I 994. Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung. (selanjutnya disingkat Mariam Darus Badrulzaman
II),
h.47.l3
peraturan klausula baku. Mengenai cara penyertaan peraturan klausula baku dengan cara ini maka konsumen telah terikat.
b.
Dengan pemberitahuandi
atas dokumen-dokumen kontrak atau kertassurat.
Peraturanklausula
baku
tersebutdiberitahukan pada
pihaklainnya untuk dipelajari,
denganjalan
pertukaran dokumen
ataudipersilahkan membacanya
terlebih
dahulu. Kemudian setelah pihaklainnya
mengetahui/mengerti tentang ketentuan-ketentuan peraturan klausula baku itu barulah kontrak ditandatangani.c.
Dengan penunjukanArtinya
dalam perjanjianitu
dicantumkan ketentuan-ketentuan bahwauntuk
pelaksanaanperjanjian tersebut menunjuk
pada
berlakunya klausula baku yang bersangkutan. Mengenai cara panyertaan peraturanklausula baku dengan penunjukan
ini
lazim
dipakai dalam perjanjian pemborongan pembangunan, perjanjian kredit bank dan sebagainya.d.
Melalui pengumuman pada papan pengumumanMengenai
cara
penyertaan peraturanklausula
baku
dengan jalanmengumumkan di tempat-tempat teftentu yang mudah
dilihat
sehingga mudah dibaca oleh umum.l6_
16 W. Klyen, 1978, Compendium Hukum Belanda ,Hasil Kerjasama Indonesia Belanda,t4
BAB
III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis
penelitianhukum
empiris.\lenurut Hilhvay
(dalam
bukunyaIntroduction
Research),penelitian
empiris adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorangmelalui
penyelidikan yanghati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, selalu diperoleh pemecahan yang
tepat terhadap masalah tersebut.lT 3.2. Jenis Pendekatan
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah pendekatanfaka
(lhe
Fact Approach) dan
pendekatan perundang-undan gan (The StatuteApproach). Pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan masalah hukum yang sedang ditangani.
3.3.
Sifat
PenelitianDilihat dari sifat
penelitian, penelitianini
bersifat
penelitian deskriptif.Penelitian
deskriptif
bertujuan
menggambarkan secaratepat sifat-sifat
suatuindividu,
keadaan,gejala,
atau
kelompok tertentu,
atau
untuk
menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala Iain dalam masyarakat. Dalam penelitianini
teori-teori,ketentuan peraturan, norrna-nonna hukum, karya
tulis
yangdimuat baik
dalamliterature maupun
jurnal,
doktrin,
serta laporan penelitian terdahulu sudah mulail7
l5
ada dan
bahkanjumlahnya cukup
memadai, sehinggadalam
penelitian
inihipotesis boleh ada atau bolehjuga tidak. 3.4. Data dan Sumber Data
Data adalah keterangan informasi, bahan atau rumus-rumus yang menjadi bahan dasar penelitian untuk diolah dan dianalisis sehingga
kita
dapat menarik kesimpulan.l8Data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah :
a.
Dataprimer,
adalah data yang bersumberdari
penelitian lapangan, yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari sumber pertamadi
lapangan baikdari
responden
maupun informan.
Data primer
diperoleh
dengan melakukan penelitian di PT.TIKI
Denpasar.b.
Data
sekunder,
adalah suatu data
yang
bersumber
dari
penelitiankepustakaan,
yaitu
data yang
diperoleh
tidak
langsung
dari
sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah terdokumen dalam bentuk bahan-bahan hukum. Data sekunder terdiri dari :-
Bahanhukum
primer
:
adalah bahanhukum yang
bersumber dari Undang-Undang dan Putusan Pengadilan.re-
Bahan Hukum Sekunder: adalah bahan hukum yang berupa makalah,buku-buku hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti
danjuga karya tulis hukum yang termuat dalam media massa.3.5.
Teknik
PengumpulanData
Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara, sedangkan l8 Sunaryati C. F. G., 1991, Penelitian H&urn di lndonesia Pada Akhir abad ke 20, Alumni, Bandung, h. 150.
t6
pengumpulan data sekunder dirakukan dengan teknik studi dokumen. Teknik studi
dokumen
dilakukan
dengan membacadan
mempelajariliteratur-literatur
yangberkaitan dengan permasalahan
yang
dapatdijadikan
landasanyang
berkaitan dengan penyusunan penelitian ini.Wawancara yaitu metode pengumpulan data
di
lapangan dengan bertanyasecara langsung kepada
informan atau pihak yang
berkompetendalam
suatu permasalahan.2o Wawancara bermakna berhadapan langsung dengan responden,dan
kegiatannyadilakukan
secaralisan tetapi terlebih dahulu dibuat
daftarpertanyaan.2l Wawancara terhadap
informan
dilakukan dengan Ketua yayasan Lembaga Konsumen Indonesia(YLKI),
Ketua BagianKlaim
pT.TIKI
Denpasar,Customer Service PT.
TIKI
Denpasar, dan konsumenpT.
TIKI
Denpasar yang mervakili.Setelah
data terkumpul
dari hasil
penelitian
kemudiandisusun
secarasistematis dan dianalisis secara
deskriptif kualitatif.
Bahan-bahan hukum yangdiperoleh kemudian dikumpulkan
dan
dianalisis
secara sistematis dikaitkan dengan peraturan hukum yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sesuaitidaknya
fakta-faktayang
ada dilapangan dengan aturanhukum yang
berlaku sehingga dapat diambil kesimpulan.3.6.
Teknik
Penentuan Sampel PenelitianTeknik
penentuan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling,yaitu
penarikan
sampel dilakukan
berdasarkantujuan tertentu yang
telah2oSugiarto,
Dergibson. Siagian Lasmono, Tri Sumaryanto, Deny S. Oetomo, 2OOl, Tekhnik
Sanpling, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h. 17.
2rJoko
Subagyo, 1991, Metode penelitian dalam Teot.i dan praktek,Rineka Cipta, Jakarta, h.17.
17
memenuhi kriteria, sifat dan karakteristik tertentu yang merupakan
ciri
utama dari populasinya.22Dalam penelitian
ini
digunakan sampel
yaitu
perusahaanPT. TIKI
Denpasar karena perusahaan
jasa
ekspedisiini
mempunyai karakterisrik selainsebagai penjual jasa
juga
merupakan salah satu perusahaan ekspedisi terbesar diKota Denpasar.
3.7,
Teknik
Pengolahan dan Analisis DataPengolahan
data
adalah kegiatan
untuk
mendapatkandata
ringkasan berdasarkandata
mentah.23Analisis
data
adalah memecahatau
menguraikan keseluruhan data menjadi bagian-bagian atau komponen-komponenyang
lebih kecil.Dalam
penelitian yang silatnya
deskriptif
agar dapat
menggambarkan keadaan hasil penelitian, keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun data sekunder, diolah dan dianalisis secarakualitatif yaitu
dengan cara menyusun data secara sistematis, dihubungkan antara satu data dengan data yanglainnya, dan dilakukan penafsiran dari perspektif setelah memahami keseluruhan kualitas data.
Proses tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis
secara
kualitatif
kemudian data disajikan
secara
deskriptif kualitatif
dan sistematis.22Bambang
Sunggon o,2OO7, Mebdelogi Penelirian Hukum, PT. Raja Grafindo persada, Jakafta, h. 122.
2r
209-BAB
IV
JADWAL
PENELITIAN
4.1
Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan penelitian
meliputi
kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian dalambar-chart. Bor-chort
memberikan rinciankegiatan dan
jadwal
pelaksanaan kegiatan tersebut. Jadwal pelaksaanaan mengacu pada metode penelitian.Pengarr.rbilan dan Penyusunan Bahan 18 No 1 2 J 4 5 6 '7 8 9 10 Penyusunan Proposal 2 Surat-Menyurat .)
I
l
Penyusunan Laporan Publikasi Hasil Penelitian/Luaran19
BAB
V
PELAKSANAAN PENGIRIMAN
BARANG
OLEH
PT.TIKI
DEI\PASAR
SESUAIDENGAN PERJANJIAN
BAKU
DI
PERUSAHAAN JASA EKSPEDISI
PT.TIKI
DEI\PASAR
5.1 Pedoman dan Syarat
Pengiriman
pada Perusahaan PT.TIKI
Denpasar Pengirim menjamin bahwa yang bersangkutan adalahpemilik
yang
sahdan/atau berhak atas titipan yang diserahkan kepada
TIKI
untukdikirim
ke alamat yang ditentukan oleh pengirim.Pedoman
dan
Syarat Pengirimanyang
tercantumdalam
Bukti
TandaTerima Kiriman Barang
(BTTKB)
ini merupakan perjanjian yang mengikat antarapengirim
danTIKI
ketika pengirim
menyerahkan barang/paket, dokumen atau surat kepadaTIKI
untukdikirim
ke
suatu tujuan yang ditentukan oleh pengirimdengan membayar
biaya tertentu
kepada
TIKI
baik
secaratunai
maupunberdasarkan kesepakatan sebelumnya
antara
pengirim
dengan
TIKI.
Yang dimaksudTITIPAN
adalah semua bentuk barang/paket, dokumen atau surat yangdikirim
melaluiTIKI.
Yang dimaksudPENGIRIM
adalah orang perorangan ataubadan
hukum yang
tefiulis/tercetakdalam
BTTKB kolom
pengirim
pada saatmelakukan pengiriman dengan memanfaatkan
jasa
pengiriman yang disediakan olehTIKI
dengan membayar biaya yang telah ditetapkan olehTIKI.
TIKI
berarti seluruh
agen
TIKI
yang
telah
ditentukan
berdasarkanperjanjian
keagenan antaraPT CV Titipan Kilat
dengan agenyang
kemudian memakai merek dagangTIKI.
20
1.
Pengirim dilarang memasukkan kedalam titipan barang-barang yang termasuk namun tidak terbatas pada :a.
Barang
berbahayayang mudah
meledak
atau terbakar,
obat-obatan terlarang, barang-barang yang menurut pihak berwajib dilarang diproduksi dan diedarkan, emas, perak, uang tunai, abu, cyanide, platinum, dan batu atau metal berharga, cek tunai,Bilyet
Giro,
money order atau traveller'scek, barang antik, lukisan antik, binatang atau tanaman hidup,
jam
tangan, perhiasan.b.
Barang-barang lain yang melebihi declare value dan barang-baranglain
yang ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan
TIKI.
2.
Pengirimwajib
memberikan informasi yang lengkap dan benar kepadaTIKI
tentang
isi
titipan
yang
dinyatakan pada saat pengirimandan
TIKI
akanmengisi
sesuai dengan
pernyataanpengirim.
TIKI
berhak namun
tidakmemiliki
kewajibanuntuk
membuka dan/atau memeriksakiriman
tersebut untuk mencocokan kebenarnya. Apabila pada saat dibuka temyata tidak sesuaidengan
isi,
makaTIKI
berhak menolakuntuk
menerimadan
mengangkuttitipan
tersebut, namunTIKI
berhak
untuk
menahandan
melaporkannya kepada pihak berwajib apabilakiriman
tersebut diduga akan membahayakan keselamatan umum. Apabila dikemudian hari pernyataan tersebut tidak sesuai denganisi
titipan
yang berakibat pada adanya akibat hukum bagiTIKI
baiksecara perdata
maupun pidana, pengirim,
penerima
dan pihak
ketigaberkewajiban
untuk
membebaskanTIKI
dari
segala akibat hukum tersebut,21
3.
pengirim
berkewajibanuntuk
menanggung putusan tersebut besertabiaya-biaya
yang
dikeluarkanTIKI,
danTlKl
berhakuntuk
melakukan tindakan hukum baik secara perdata maupun pidana kepada pengirim.TIKI
berhak untuk melakukan pembulatan keatas terhadap berat dalam satuanKilo
gram dan biayakirim
dalamnilai
ratusan Rupiah.TIKI
tidak bertanggung jawab atas hal-hal :b.
Semua kerusakan dan resiko teknik pada mesin maupun barang elektronik
yang terjadi selama pengangkutan, yang menyebabkan tidak berfungsi atau berubah fungsinya.
Kebocoran pada barang
cair,
kerusakan pada barang pecah belah, dan kerusakan-kerusakan lain karena sifat barang tersebut.c.
Penahanandan
penyitaansefta
pemusnahantitipan oleh
pejabat yang berwenang.d.
Kerusakan, keterlambatan ataupun kehilangan karena keadaan memaksa(force majeure) karena bencana alam, keadaan darurat, atau hal lain diluar
kemampuan manusia.
TIKI
tanpa
pemberitahuandan
persetujuanterlebih
dahulu
dari
pengirimberhak untuk menggunakan sarana transportasi lainnya dalam melaksanakan
pengiriman dan
pengirim terikat
pada aturan dan ketentuanyang
mengikatTIKI
dengan pemilik sarana transportasi.TIKI
dibebaskan dari segala tanggung jawab semenjak diterimanya titipan dan 4.5.
22
7.
ditanda-tangani
BTTKB oleh
siapapundialamat
penerima sertatidak
adakeluhan/klaim atas kiriman tersebut pada saat itu, kecuali ada kesepakatan lain sebelumnya antara pengirim dengan
TIKI.
TIKI
tidak
berkewajibanuntuk
memberitahukan kepada pengirim mengenaiditerimanya barang
oleh
si
penerima.TIKI
tidak
melayani sefta
tidak beftanggungjawab
terhadap
tuntutan dalam bentuk
apapun
atas
tidak diterimanya, kehilangan, kerusakan atau kekurangan suatutitipan
setelahl5
(lima belas) hari kerja terhitung sejak estimasi waktu penyampaian.
TIKI
bertanggungjawab
terhadaptitipan
dantitipan
berharga (special item) sepanjang pengakuan dan isi barang sesuai, dengan ketentuan sebagai berikut:8.
Bilamana terjadi kehilangan, kerusakan atau kekurangan atas titipan yang
tidak
diasuransikan, penggantian maksimum sebesarl0
(sepuluh) kalibiaya pengiriman untuk titipan yang hilang dan kurang saja.
Untuk titipan
yang
nilai
barangnyamelebihi
l0
(sepuluh)
kali
biayapengiriman
dan
memiliki
nilai
subyektif
bagi
pengirim,
wajibdiasuransikan yang pembayaran preminya dibayar
oleh
pengirim kepada Asuransi Jasa Titipan sesuai dengantarif
yang ditentukan oleh perusahaanAsuransi Jasa
Titipan.
Penggantian kerugiandi
selesaikan sesuai dengan Polis Kontrak Asuransi Jasa Titipan.9.
TIKI
tidak memiliki
tanggungjawab
apapun selain apayang
dikemukakan dalam point 8 diatas, termasuk segala bentuk kerugian apapun berupa kerugian73
materil, imateril
dan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yangdiderita
oleh
pengirim
maupun penerima
sebagaiakibat
keterlambatan, kekurangan, kerusakan atau kehilangan barang.10. Pengajuan
dan
penyelesaianklairr
dilakukan
oleh
pengirim
secara tertulisditempat transaksi pengiriman dilakukan, dengan
syarat
menyerahkan dokumen-dokumen asli berupa :c.
ldentitas pengirim yang masih berlaku;
BTTKB;
Apabila diasuransikan harus disertakan dengan Surat Penutupan Asuransi Pengiriman Barang
Asli.
Dokumen-dokumen tersebut dicocokkan dengandokumen
di TIKL
Apabila ada perbedaan makaTIKI
akan memutuskan berdasarkan dokumen yang ada padanya.5.2
Implementasi
Perjanjian Baku
Pengiriman Barang
di
Perusahaan JasaEkspedisi PT.
TIKI
DenpasarPengiriman barang
yang
Pasal 18 Undang-UndangNomor
8 Tahun 1999Tentang
PerlindunganKonsumen
(Undang-Undang Perlindungan Konsumen)menetapkan
bahwa Klausula
Baku yang
dituangkan
dalam
suatu
dokumen dan/atau perjanjian dilarang bagi pelaku usaha, apabila:l.
Menyatakan pengalihan tanggungjawab pelaku usaha;2.
Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen;a.
24
3.
Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan uang yangdibayarkan atas barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen;
4.
Menyatakan pemberian kuasadari
konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupuntidak
langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli secara angsuran;5.
Mengatur
perihal
pembuktian atas hilangnya
kegunaanbarang
ataupemanfaatan jasa yang
dibeli
konsumen;6.
Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadiobyekjual
belijasa;7.
Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan atau lanjutan dan/
atau pengubahan lanjutan yang dibuat secara sepihakoleh
pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;8.
Menyatakan bahwa Konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebananhak
tanggungan,hak
gadai, hakjaminan
terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;Menurut pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, hak konsumen
adalah:
1.
Berhak
atas
kenyamanan, keamanan,
dan
keselamatan
dalammengkonsumsi barang dan/atau jasa;
2.
Hak
untuk memilih
barang
dan/ataujasa
serta
mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengannilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;25
3.
Hak
atasinformasi yang
benar,jelas,
danjujur
mengenaikondisi
danjaminan barang dan/atau jasa;
4.
Hak
untuk untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danlatau jasa yang digunakan;5.
Hak
untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;6.
Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;7.
Hak
untuk diperlakukan ataudilayani
secara benar danjujur
serta tidakdiskriminatif;
8.
Hak
untuk
mendapatkan kompensasi,ganti
rugi
dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.Berdasarkan keterangan
dari
Ibu
WayanMurtini,
selaku Kepala Bagianklaim PT.
TIKI
Denpasar,
menyatakan
bahwa
pihak
perusahaan sudahmemberikan pelayanan secara
maksimal
sesuai dengan pedamandan
syaratpengiriman
TIKI
hanya saja masalah yang terjadidi
kemudianhari
disebabkan karena konsumentidak
mengetahui klausula baku perusahaan. Jarang konsumen yang membaca pedoman dan syaratpengiriman
karena untuk menghemat waktu.Karena setiap
harinya
banyak
konsumenyang
mengantri
untuk
melakukanpengiriman setiap harinya
dan
itu
tidak
memungkinkan setiap konsumen untuk membaca pedoman dan syarat pengiriman satu per satu. Dan kalaupun ada yang26
pengiriman tersebut karena memang
membutuhkanjasa
pengiriman
ini. (Wawancara pada tanggal29
April2017).Perusahaan
jasa
ekspedisi
ini
tersebardi
seluruh lndonesia.
Dengan adanya pengirimanini
sangat membantu konsumen bertransaksi barang. Begitu pula dengan cara mengirim barang yang mudah membuat konsumentidak
ragu untuk melakukan pengiriman in i.Berdasarkan keterangan
dari
Ibu
Wulan Pramiantari,
selaku CustomerService
PT,
TIKI
Denpasar, menyatakanbahwa cara
konsumen melakukanpengiriman sangat mudah. Konsumen yang melakukan pengiriman
wajib
datangke kantor
TIKI
terdekat. Pengirimwajib
mencantumkan alamatjelas
dan nomortelepon,
baik
pengirim maupun penerima untuk mempermudah penelusuran apabila
terjadi
masalah.
Pengirim
wajib
memberitahu
isi
dan
jenis
kiriman.Selanjutnya barang yang wajib di packing kayu adalah barang-barang yang mudah pecah, seperti barang elektronik dan kategori cairan. Bungkus dengan plastik yang rapat
&
tebal (beberapa lapis), agar tidak masukair jika
kehujanan. Namun tidaksemua melakukan packingan kayu, karena konsumen
tidak
konsumentidak
mau membayar Iebih untuk packingan tersebut.Inilah yang
salah satu menjadi
alasan barangmenjadi rusak
karenakelalaian konsumen
sendiri.
Bahkan adajuga
konsumen yangtidak
maujujur
dengan barangyang
dikrim.
Sehingga diperlukan kejujurandari
konsumen itu sendiri, karenatidak
mungkinpihak
pelaku usaha membuka paketanlagi
yangsudah dibungkus
konsumen
dari
rumah,
sesuai
Pasal
5
ayat
2
Tentang Perlindungan Konsumen.Untuk
barangelektronik
yang akandikirim
misalnya27
handphone harus barang baru. Pihak
TIKI
tidak akan menerima handphone bekasuntuk
dikirim.
Karena handphone baru berisi asuransinya. Konsumen yang akanmengirim barang juga bisa mengasuransikan kirimannya, hanya 0,225%o dari nilai
harga barang yang
dikirim.
Perlindungan yang diberikanmeliputi
kehilangan dan kerusakan barang.Jika terjadi kerusakan, penggantian untuk proses perbaikannya danjika
terjadi kehilangan, penggantian sesuainilai
harga barang. Yang tentunya harus menyertakan dokumen asli dalam proses klaimnya.Selanjutnya selesai proses packingan, barang yang akan
dikirim
ditimbang dan ditentukan tarifsesuai tempat tujuan. Untuktarif
domestic setiap kenaikan 0,3kg lebih akan dibulatkan keatas menjadi
+l
kg. Juga dalam penentuan beratkilo,
jika
barangkiriman
termasuk dalam kategori beratvolume' Jika
berat volumelebih
besardari
beratkilo,
maka berat barangkiriman yang
dipilih
dari
hasil rumus berat volume. Setelah itu konsumen akan diberikan no resi untuk mengecekapabila barang
yang
dikirim
belum
sampai sesuaiwaktu
kirim
yang
telahditentukan. Pengecekan status barang bisa dilakukan melaui
via
telepon maupunmelalui fasilitas tracking yang telah
disediakan.Lama
pengiriman tergantungproduct
ddn serttice yangdipilih
konsumen. (Wawancara pada tanggal5 April
2017).
Pelayanan yang dilaksanakan oleh perusahaan jasa ekspedisi PT.
TIKI
ini sudah dilaksanakan sesuai dengan pedomandan
syarat pengirimanPT. TIKI
Denpasar. Namun segala bentuk kehilangan dan kerusakan yang terjadi bukan hal
yang
di
sengaja. Ketidaksengajaanyang
terjadi
membuat
perusahaan bisaBerdasarkan keterangan
dari
Ibu
Wayan
Murtini,
menyatakan bahwa persentase kehilangan dan kerusakan barang yangterjadi
di
PT.TIKI
Denpasartidak dapat
di
data secara pasti karena kerusakan yang terjadi bukan semata-matamumi
disebakanoleh
karyawan
PT.
TIKI
Denpasarsaja.
Kerusakan yangmemang
dilakukan oleh
karyawan PT.TIKI
Denpasar hanya sebesar0,01
0/0. Kerusakan yangterjadi
biasanya kebanyakan disebabkan oleh kelalaian pengirimsaat
pembungkusanbarang
kiriman.
Sehinggaapabila
ada
konsumen yang melapor kerusakan barang yang diterima maka pihak PT.TIKI
Denpasar terlebihdahulu
menyarankanuntuk
melakukan
konfirmasi
kepada
pihak
pengirim. (\Ya1\'ancara pada tanggal 30 Juni 2017).Dilihat dari Buku
lll
Kitab
Undang-UndangHukum
Perdatadan
hasilpenelitian
yang
dilakukan,
maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan jasapengiriman
barang
PT.
Tiki
Denpasardalam
hal
ini
bersalah,
dan
jugamenyalahgunakan klausula-klausula didalamnya, termasuk klausula eksonerasi.
Oleh sebab itu, sudah merupakan kewajiban dan tanggung jawab perusahaan jasa
ekspedisi pengiriman barang
untuk
membayarganti
kerugian
kepada pihak konsumen karena wanprestasi yang didasarkan pada perjanjian baku.Dalam
KUHD,
pertanggungjawaban pengankutdiatur
dalam pasal 468. Pada ayat(l),
dinyatakan bahwa pengangkut wajib menjamin keselamatan barangdari saat diterimanya hingga saat diserahkannya. Pada ayat (2) dijelaskan tentang
penggantirugian
atas
barang
dan
ketentuannya,dan pada ayat
(3),
bahwa pengangkut bertanggungjawab
atas apa yang dilakukan oleh awaknya dan atas alat-alat yang digunakannya dalam pengangkutan.BAB
VI
UPAYA
HUKT]M YANG
DILAKUKAN
KONSUMEN
TERHADAP
PERUSAHAAN JASA EKSPEDISI
PT.TIKI
ATAS
KEHILANGAN
DAN
KERUSAKANBARANG
6.1 Pengaturan Pengangkutan Barang dan Pelaksanaannya
Pengangkutan merupakan kegiatan
untuk
memindahkan penumpang danatau
barangdari
satu tempat
ke
tempat
lain
dengan selamat. Pengangkutan menurut Purwosutjipto adalah perjanjiantimbal balik
antara pengangkut denganpengirim,
di
mana
pengangkutmengikatkan
diri
untuk
menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan teftentudengan selamat, sedangkan
pengirim
mengikatkandiri
untuk
membayar uang angkutan.2aPengangkutan
di
Indonesiadiatur
dalamKitab
Undang-Undang Hukum Perdata padaBuku
Ketiga
tentang Perikatan, kemudiandalam
Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (yang selanjutnya dsingkatKUHD)
pada BukuII
titel
keV.
Selainitu
pemerintahtelah
mengeluarkan kebijakandi
bidang transpoftasidarat
yaitu
dengan dikeluarkannya Undang-UndangNomor
22
Tahun
2009tentang
Lalu
Lintas dan
Angkutan Jalan
sebagai Pengganti Undang-UndangNomor
14
Tahun
1992, serta Peraturan PemerintahNomor
4l
Tahun
1993 tentang Angkutan Jalan yang masih tetap berlaku meskipun Peraturan Pemerintah2a
Purwosutj ipto, I 99 | , Hu kuu Pe ngangkuta n, Djambalao. lakarla, h. 2.
30
Nomor 41 Tahun
1993 merupakan peraturan pelaksanaandari
Undang-UndangNomor
l4
tahun 1992 dikarenakan disebutkan dalam Pasal 324 Undang-UndangNomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkatan Jalan bahwa : Pada saat Undang-Undang
Nomor
22 Tahun 2009 tentangLalu
Lintas dan Angkutan Jalanini
mulai
berlaku,
semua peraturan pelaksanaan Undang-UndangNomor
14Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun 1992 Nomor
49,
Tambahan Lembaran
Negara
Republik IndonesiaNomor
3480) dinyatakan tetap berlaku sepanjangtidak
bertentanganatau
belum diganti
dengan yang baru berdasarkan Undang-Undangini.
Dalam
pasal
2
dan
pasal3
Undang-UndangLalu
Lintas dan Angkutan
Jalan (yang selanjutnya disingkat denganUULLAJ)
mengatur asas dan tujuan pengangkutan.Pengangkutan adalah berasal dari kata "angkut" yang berarti mengangkut dan membawa, sedangkan istilah pengangkutan dapat diartikan sebagai pembawa
barang-barang
atau
orang-orang
(penumpang)2s.
Pengangkutan
adalahperpindahan
tempat,
baik
mengenai
benda-bendamaupun
orang,
karenaperpindahan
itu
mutlak
diperlukanuntuk
mencapaidan
meninggikan manfaat serta efisien26. Sedangkan Hukum Pengangkutan adalah sebuah perjanjian timbalbalik, yang
manapihak
pengangkut mengikatkandiri
untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang ke tempat tujuan tertentu, sedangkan pihaklainnya,
yaitu
pengirim barang,
penerima
barang
dan
penumpangwajib
2s
Poerwadarminta W , J, S, 1976, Kamus lJmum Bahasa Indonesia, Departemen P dan K, PN Balai Pustaka, Jakarta, h. 97,
'6SintaUli,2006.PengangktanSualuTiniauanHukttmMultimodaTransportAngktdan
31
menunaikan pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut.2i
Adapun
arti
hukum
pengangkutanjika
ditinjau demi segi
keperdataan, dapatdia(ikan
sebagai keseluruhan peraturan-peraturannya,di
dalam dandi
Iuarkodifikasi yang beftujuan untuk mengatur hubungan-hubungan hukum yang terbit karena keperluan pemindahan barang-barang dan/atau orang-orang
dari
suatutempat
ke
tempat
lain
untuk
memenuhi
perikatan-perikatanyang lahir
dari perjanj ian-perjanj ian tertentu.2sPengangkutan barang merupakan rangkaian peristiwa pemindahan barang
atau penumpang
dari
suatu tempat pemuatanke
tempattujuan
sebagai tempatpenurunan
pembongkaran
barang
muatan.2e
peristiwa
penyelenggaraanpengangkutan barang
terjadi
karena adanyaperjanjian. Terjadinya
perjanjianpengangkutan
didahului
oleh
serangkaian perbuatan penawaran(offer)
dan penerimaan (acceptonce) yang dilakukanoleh
pengangkut danpengirim
secaratimbal
balik.
Serangkaian perbuatan tersebut dilakukan atas persetujuan bersamaantara pengangkut
dan pengirim.
Abdul Kadir
berpendapatbahwa
perjanjian pengangkutan niaga adalah persetujuan dengan mana pengangkut mengikatkandiri
untuk
menyelenggarakan pengangkutan penumpang atau barangdari
suatutempat ke tempat tujuan tertentu dengan selama dan pengirim mengikatkan
diri
untuk membayar biaya angkutan. Perjanjian pengangkutan selalu diadakan secaralisan tetapi didukung oleh
dokumen pengangkutanyang
membuktikan bahwa27
Sution Usman Adji, Djoko Prakoso, dkk,l9g}, Hukun Pengangkutqn di lndoncsia, Rineka Cipta, Jakana, h. 6-7.
28 salim
H.S. l. op.cit. h.5. 2e
32
perjanj ian sudah terjadi.ro
Perjanjian pengangkutan pada umumnya
di
buat dengan perjanjian baku.Mariam Darus
Badrulzaman mendefinisikanperjanjian
klausulabaku
sebagaiperjanjian yang
di
dalamnya dibakukan syarat eksonerasi dan dituangkan dalam bentukformulir,
denganciri-ciri
sebagaiberikut:
a.
Isinya
ditetapkan secara sepihakoleh kreditur
yang posisinyarelatif
lebih kuat dari
debitur;
b.
Debitur sama sekali tidak menentukan isipe{anjian
;c.
Terdorongoleh
kebutuhannya, debitur terpaksa menerima perjanjianitu;
d.
Bentuknya tertulis ;e.
Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau individu.3rKedudukan para pihak dalam perjanjian pengangkutan,
yaitu
pengangkut dan pengirim sama tinggi, tidak seperti dalam perjanjian perburuhan, dimana para pihak tidak sama tinggi yakni, majikan mempunyai kedudukan lebih tinggi dari siburuh.
Kedudukan tersebutdisebut
Subordinasi (gesubordineerd), sedangkandalam
perjanjian
pengangkutan adalah kedudukan samatinggi
atau koordinasi (Geeoordineerd). Pasall60l
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menentukan, selain persetujuan-persetujuan untuk melakukan sementara jasa-jasa yang diaturoleh
ketentuan-ketentuanyang
khususuntuk
itu
dan
oleh
syarat-syarat yangdiperjanjikan, dan
jika
itu tidak
adaoleh
kebiasaan, maka adalah dua macam persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk melakukan'o Abdrlkadir Muha,nmad. op.cit. h.34.
rl Mariam Darus Badrulzaman ll. op.cit. h,
JJ
pekerjaan bagi
pihak yang
lainnya dengan menerima upah. Berdasarkanhal
diatas,
ada
beberapa pendapat mengenaisifat
hukum perjanjian
pengangkutan,) aitu:
a.
Pelayanan berkala.Dalam
melaksanakanperjanjian
itu,
hubungankerja
antara
pengirim dengan pengangkuttidak
terus-menerus, tetapi hanya kadangkala, kalaupengirim
membutuhkan
pengangkutan
untuk
pengiriman
barang.Hubungan semacam
ini
disebut pelayanan berkala, sebab pelayanan itutidak
bersiflat tetap, hanya kadangkalasaja bila
pengirim membutuhkan pengangkutan.b.
PemboronganSeperti
yang ditentukan dalam Pasal
l60l
(b)
Kitab
Undang-UndangHukum
Perdata
yang
menentukan.
Pemboronganpekerjaan
adalahpersetujuan
dimana pihak yang satu,
si
pemborong, mengikatkandiri
untuk
menyelenggarakan suatu persetujuanbagi pihak yang
lain,
pihak yang memborongkan, dengan menerima suatu harga yang ditentukan.c.
CampuranPada pengangkutan ada unsur melakukan pekerjaan (pelayanan berkala)
dan
unsur
penyimpanan,
karena pengangkut berkewajiban
untuk menyelenggarakan pengangkutandan
menyimpan
barang-barang yang diserahkan kepadanya untuk diangkut (Pasal 466, 468 ayat(l)
KUHD).12r2Prabu Setiawan, 2OOg, Hukum Perjanjian
Pengangkutan, http://prabusetiawan.blogspot.com/2009/05/sifat-hukum-perjanj ian-peneanpkutan.html.
(diakses tanggal l6 Maret 2017)34
6.2
Tanggung Jarvab
vang Dilakukan
PT.
TIKI
Terkait
dengan Kerugian
yangDiderita
Pengguna Jasa EkspedisiPerkembangan
jual beli
melalui
media internet secara langsung maupun secara tidak langsung telah mendorong kemajuan usaha-usaha di bidang ekspedisi atau dikenal juga usahajasa pengiriman barang.Perusahaan pengangkutan barang dalam kegiatan pengangkutan barangnya
tersebut
harus
menggunakan
kendaraan bermotor
yang
sesuai
dengan peruntukannya memenuhi persyaratan teknis dan layakjalan
serta sesuai dengan kelas jalan yangdilalui.
Dalam pasal 22 ayat
2 UULLAJ
dicantumkan bahwa penyelenggara jalanwajib
melaksanakan kelayakan fungsi kendaraan seperti mengecek rem,aki,
bandan lainnya guna
pemenuhan rasa amandalam
berkendarabaik bagi
sendiri maupun orang lain.Dalam hal terjadinya kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kelalaian
pengemudi
maka
tanggungjawab
menjadi
tanggungjawab
dari
pengemudi dimana hal tersebut diatur dalam pasal 234 ayatI
UULLAJ.
Kecuali kecelakaanyang
terjadi
tersebut dikarenakanhal-hal
yangdiatur dalam
pasal234
ayat 3UULLAJ.
PT.