• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENGAMANAN DATA PESAN DENGAN MEMANFAATKAN ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT MELALUI KONSEP STEGANOGRAFI BERBASIS ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENGAMANAN DATA PESAN DENGAN MEMANFAATKAN ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT MELALUI KONSEP STEGANOGRAFI BERBASIS ANDROID"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

METODE PENGAMANAN DATA PESAN DENGAN

MEMANFAATKAN ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT

MELALUI KONSEP STEGANOGRAFI BERBASIS ANDROID

Adi Munawar

Fakultas Teknik, Universitas Pelita Bangsa, Kabupaten Bekasi E-mail: [email protected]

Abstrak

Dalam penelitian ini, dirumuskan masalah tentang bagaimana implementasi steganografi menggunakan algoritma Least significant bit pada platform Android yang bisa digunakan untuk mengamankan informasi dan tidak menimbukan kecurigaan dari pihak lain. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan smartphone android, sebagai alat untuk implementasi pengamanan data pesan menggunakan metode steganografi dengan algoritma

Least Significant Bit, yang bisa digunakan untuk mengamankan data atau informasi sebelum

dikirim melalui media online. Pada steganografi informasi asli langsung disisipkan pada media lain (cover-image), lalu media yang telah disisipkan informasi (stego-image) tadi dapat dipertukarkan kepada penerima. Steganografi mempunyai keunggulan yaitu tidak ada perbedaan secara kasat mata antara cover-image dengan stego-image. Sehingga tidak akan menimbulkan kecurigaan dari pihak lain, walaupun gambar yang telah disisipi pesan rahasia tersebut berhasil dicuri oleh pihak lain, tetapi pesan teks yang ada didalamya tetap tidak dapat diketahui. Pihak pencuri informasi tidak akan menyadari ada pesan rahasia pada gambar, selama gambar tersebut tidak mengundang kecurigaan.

Kata kunci : Least Significant Bit, Steganografi, Smartphone Android

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat, dahulu untuk mengakses informasi kita menggunkan komputer, sekarang hanya melalui sebuah smartphone kita sudah bisa mengkases informasi dengan mudah dan cepat. Dengan hadirnya smartphone pada saat ini, memungkinkan penggunanya untuk berbagi informasi dengan mudah dan cepat melalui internet. Salah satu cara pengguna smartphone berbagi informasi yaitu dengan media chatting, yakni mengirim pesan secara pribadi dari satu pengguna ke

pengguna lainnya [1]. Akan tetapi banyak jenis informasi yang menggunakan pengamanan khusus seperti pin dan password. Informasi tersebut tidak boleh diketahui oleh pihak lain, karena dapat memberikan kerugian kepada pemilik informasi. Sebagai contoh yaitu memberi informasi yang sangat penting dan rahasia, seperti password sebuah akun media sosial atau memberikan informasi pin sebuah brankas dengan media chatting. Tetapi kenyataan yang terjadi saat ini, isi sebuah chat pun dapat diketahui orang lain karena memungkinan untuk disadap atau diretas [1]. Oleh karena itu dibutuhkan cara untuk mengamankan informasi yang akan

(2)

2 dikirim. Di era modern komunikasi digital, ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengamankan informasi salah satunya adalah kriptogtapi.

Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan [2]. Kriptografi mengubah informasi asli (plaintext) melalui proses enkripsi menjadi informasi acak (chipertext) menggunakan algoritma dan kunci tertentu, lalu setelah diterimah oleh penerima informasi, chipertext akan diubah menjadi plaintext melalui proses deskripsi menggunakan algoritma dan kunci yang sama dengan proses enkripsi sehingga pesan rahasia hanya dapat dimengerti oleh pihak penerima. Namun kriptografi juga mempunyai kelemahan, informasi acak yang dikirim menggunakan algoritma dan kunci

tertentu berbentuk sebuah pesan yang tidak mempunyai makna, sehingga dapat dilihat secara kasat mata. Hal ini dapat menimbulkan kecurigaan atau mudah dideteksi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab [2]. Oleh karena itu, dipakai teknik lain untuk menjawab kelemahan teknik kriptografi, teknik ini dinamakan teknik Steganografi.

Steganografi adalah ilmu dan seni menyembunyikan pesan rahasia (hiding message) sedemikian sehingga keberadaan (eksistensi) pesan tidak terdeteksi oleh indera manusia [2]. Pada steganografi informasi asli langsung disisipkan pada media lain (cover-image), lalu media yang telah disisipkan informasi (stego-image) tadi dapat dipertukarkan kepada penerima. Steganografi mempunyai keunggulan yaitu tidak ada perbedaan secara kasat mata antara cover-image dengan stego-image [2]. Walaupun gambar yang telah disisipi pesan rahasia tersebut berhasil dicuri oleh pihak lain, tetapi pesan teks yang ada didalamya tetap tidak dapat diketahui. Pihak pencuri informasi tidak akan menyadari ada pesan rahasia pada gambar,

selama gambar tersebut tidak mengundang kecurigaan.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka penulis merasa bahwa diperlukan implementasi steganografi menggunakan algoritma least significant bit (LSB) dengan mengimplementasikan steganografi pada smartphone android untuk mengamankan pesan atau informasi. 1.2 Identifikasi Masalah

1. Seringnya pertukaran informasi melalui internet, akan membuat informasi rawan dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

2. Informasi acak dari hasil proses enkripsi menggunakan kriptografi (chipertext), dapat dilihat secara kasat mata, sehingga dapat menimbulkan kecurigaan.

3. Dibutuhkan cara lain untuk mengamankan informasi, yang tidak menimbulkan kecurigaan.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana mengimplementasikan steganografi menggunakan algoritma least significant bit pada platform android yang bisa digunakan untuk mengamankan informasi dan tidak menimbukan kecurigaan dari pihak lain?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengimplementasikan metode steganografi menggunakan algoritma least sigficant bit.

2. Untuk mengamankan informasi tanpa menimbulkan kecurigaan dari pihak lain.

3. Untuk memanfaatkan smartphone android, sebagai alat untuk implementasi pengamanan data atau informasi, menggunakan metode steganografi dengan algoritma least significant bit.

(3)

3

2. LANDASA TEORI

2.1. Steganografi

Pengertian steganografi adalah ilmu dan seni menyembunyikan pesan rahasia (hiding message) sedemikian sehingga keberadaan (eksistensi) pesan tidak terdeteksi oleh indera manusia [2]. Steganografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu steganos, yang artinya penyamaran atau persembunyian, dan graphein, yang artinya adalah tulisan. Penyembunyian pesan ini dilakukan dengan tujuan agar hanya pihak penerima yang sah saja yang mengetahui bahwa terdapat pesan yang disembunyikan dalam media penampung [2].

Teknik penyembunyian pesan ada bermacam-macam sejak jaman kuno. Menurut sejarah, teknik ini pernah dilakukan oleh orang Yunani yang bernama Demeratus pada tahun 400 sebelum Masehi, dengan menulis pesan pada panel kayu yang kemudian disembunyikan dengan melapisi lilin sebagai penutupnya yang dikenal dengan istilah wax tablets [2]. Steganografi membutuhkan dua bagian yang sangat penting yaitu berkas atau media penampung dan data rahasia yang akan disembunyikan. Steganografi digital menggunakan media digital sebagai wadah penampung, misalnya citra, suara, teks, dan video. Data rahasia yang disembunyikan juga dapat berupa citra, suara, teks, atau video [2].

Proses steganografi secara umum dengan media citra dapat dilihat pada gambar 1 yaitu sebagai berikut

Gambar 1 Proses Steganografi Berdasarkan gambar 1 proses steganografi menggunakan media citra diawali dengan

menginput pesan dan cover image (citra yang digunakan sebagai media penyisipan). Selanjutnya dilakukan proses embedding, sehingga diperoleh stego image (citra yang telah disisipkan pesan). Stego image inilah yang akan dikirim ke penerima pesan. Penerima pesan melakukan extraction (proses pengeluaran pesan pada citra). Setelah melakukan proses extraction, maka pesan yang dikirim dapat dibaca.

2.2. Least Significant Bit

LSB merupakan salah satu metode dalam steganografi. Metode LSB merupakan metode steganografi yang paling sederhana dan mudah diimplementasikan [3]. Metode ini menggunakan citra digital sebagai covertext. Pada susunan bit di dalam sebuah byte (di mana 1 byte = 8 bit), ada bit yang paling berarti yaitu most significant bit (MSB) dan bit yang paling kurang berarti yaitu least significant bit (LSB). Sebagai contoh byte 11010010, angka bit 1 yang digaris bawahi adalah bit MSB dan angka bit 0 yang digaris-bawahi adalah bit LSB.

Bit yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan tersebut hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari nilai sebelumnya. Misalkan byte tersebut menyatakan warna merah, maka perubahan satu bit LSB tidak mengubah warna merah tersebut secara berarti. Maka manusia tidak dapat membedakan perubahan kecil tersebut secara kasat mata [4].

2.3. Citra Digital

Citra digital merupakan representatif dari citra yang diambil oleh mesin dengan bentuk pendekatan berdasarkan sampling dan kuantisasi [5]. Sampling menyatakan besarnya kotak-kotak yang disusun dalam baris dan kolom. Dengan kata lain, sampling pada citra menyatakan besar kecilnya ukuran piksel (titik) pada citra, dan kuantisasi menyatakan besarnya nilai tingkat kecerahan yang dinyatakan dalam nilai tingkat keabuan (grayscale) sesuai

(4)

4 dengan jurnlah bit biner yang digunakan oleh mesin, dengan kata lain kuantisasi pada citra menyatakan jumlah warna yang ada pada citra [5].

Berdasarkan jenisnya citra digital dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1.Citra biner

Citra biner hanya memiliki dua warna yaitu hitam dan putih. Warna hitam bernilai 0 dan warna putih bernilai 1. 2.Citra grayscale

Citra abu mempunyai kemungkinan warna hitam untuk minimal dan warna putih untuk nilai maksimal. Banyaknya warna tergantung pada jumlah bit yang disediakan di memori untuk menampung kebutuhan warna tersebut. Semakin besar jumlah bit warna yang disediakan di memori, maka semakin halus gradasi warna yang terbentuk.

3.Citra True Color

Setiap piksel pada citra warna memiliki warna yang merupakan kombinasi tiga warna dasar yaitu merah, hijau, dan biru (RGB= Red, Green, Blue). Jadi citra warna disusun oleh tiga buah matriks yaitu matriks komponen merah (red), matriks komponen hijau (green), dan matriks komponen biru (blue) [6].

2.4. Aplikasi Mobile

Aplikasi adalah program yang digunakan untuk melakukan sesuatu pada sistem komputer [2]. Mobile dapat diartikan sebagai perpindahan yang mudah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, misalnya telepon genggam, yang dapat digunakan dengan berpindah-pindah tempat dengan mudah dari suatu tempat ke tempat lain tanpa pemutusan atau terputusnya komunikasi. Aplikasi mobile adalah aplikasi yang telah dirancang khusus untuk platform mobile (misalnya iOS, android, atau windows mobile) [2].

2.5. Android

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile yang menyertakan middleware (virtual machine) dan sejumlah aplikasi utama [2].

3. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Gambar 2 Kerangka pemikiran 3.2. Objek Penelitian

Objek atau fokus dalam penelitian ini adalah pengamanan data atau informasi menggunakan metode steganografi dengan algoritma LSB, yang akan di implementasikan pada smartphone android 3.3. Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data-data sebagai pengamatan adalah:

a. Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil data penelitian dari penelitian kepustakaaan (library research). Penelitian kepustakaan (library research) merupakan metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dan memahami teoriteori dan berbagai literatur yang berhubungan dengan topik yang dibahas

(5)

5 b. Literatur

Pengumpulan bahan-bahan yang ada hubungan dengan pembahasan dalam penelitian.

3.4. Analisa Kebutuhan

a. Analisa kebutuhan perangkat lunak yang digunakan peneliti dalam pembuatan aplikasi steganografi berbasis android adalah sebagai berikut:

▪ Sistem Oprasi : Window 10 (64 bit) ▪ Bahasa Pemrograman : Java

▪ Pembuatan Design Aplikasi : Adobe XD

▪ Pembuatan Aplikasi : Android Studio

b. Analisa kebutuhan perangkat keras yang digunakan peneliti dalam pembuatan aplikasi ini menggunakan satu unit laptop dan satu unit smartphone android dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Laptop

▪ Procesor : Intel(R) Core(TM) i3-2310M CPU @ 2.10GHz

▪ Ram : 4.00 Gb ▪ Monitor : 14.0” LED

▪ Keyboard : Standard Keyboard. 2. Smartphone Android

▪ Procesor : Quad-core 1.4 GHz exynos 7570 quad

▪ Ram : 2 GB

▪ Memori 16 GB (sisa 10.3Gb) + Slot micro SD hingga 256 GB. ▪ Layar : 5.0 inchi HD 720 x 1280

piksel

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a. Use Case Diagram Aplikasi

Gambar 3 Use case diagram aplikasi Urainnya adalah sebagai berikut:

1. Encode : User dapat melakukan penyisipan pesan.

2. Decode : User dapat melakukan ekstraksi pesan.

3. Dokumentasi : User dapat melihat dokumentasi dari aplikasi steganografi

4. About : User dapat melihat halaman about dari aplikasi steganografi. b. Flowchart melakukan encode

(6)

6 Pada Gambar 4 memperlihatkan alur proses untuk melakukan encode. Dimulai dari memilih gambar yang akan dijadiin cover image, lalu gambar akan ditampilkan pada image view. Lalu memasukan secret key dan pesan yang mau disisipkan kedalam gambar. Setelah mengisi semua form isian, maka dilanjutkan dengan proses encode. Terakhir menyimpan stego image ke penyimpanan smartphone.

c. Flowchar melakukan decode

Proses ekstraksi atau decode pesan rahasia dari stego image dapat dilihat pada flowchart berikut:

Gambar 5 Flowchart melakukan decode Gambar 5 menggambar alur proses untuk melakukan decode. Dimulai dari memilih stego image, lalu ditampilkan di image view. Lalu memasukan secret key dari stego image, jika secret key tidak valid maka akan menampilkan eror dan diminta untuk memasukan secret key yang valid. Sedangkan jika bener maka akan dilakukan proses decode. Terakhir setelah selesai proses decode maka pesan akan ditampilkan pada text view.

4.2 Antarmuka Aplikasi

Implementasi antarmuka aplikasi yang dilakukan berdasarkan hasil rancangan

antarmuka pada tahap desain. Hasil dari implementasi antarmuka yaitu sebagai berikut:

a. Halaman main menu

Gambar 6 Antarmuka main menu b. Halaman Encode

Gambar 7 Antarmuka menu encode c. Halaman Decode

(7)

7 d. Halaman Dokumentasi

Gambar 9 Antarmuka menu dokumetasi

e. Halaman About

Gambar 10 Antarmuka about 4.3 Pengujian

Pengujian dilakukan dengan menguji setiap proses dan kemungkinan kesalahan yang terjadi untuk setiap proses. Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pengujian penyisipan pesan pada gambar RGB 24 bit

b. Pengujian ekstraksi pesan dari stego image yang sebelumnya sudah mengalami proses pengiriman media online

c. Pengujian ekstraksi pesan dari stego image menggunakan steganalis online.

4.4 Analisa Hasil Pengujian

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya dengan melakukan penyisipan dan pengembalian pesan pada media gambar yang telah dilakukan menghasilkan :

1. Aplikasi dapat dijalankan dengan baik, karena berhasil melakukan penyisipan pesan pada media gambar dan ekstraksi pesan dari stego image.

2. Pencarian sistem steganalis untuk steganography menggunakan search engine dapat ditemukan. Namun tidak berhasil mengekstark pesan dari stego image.

3. Untuk ekstaraksi pesan dari stego image membutuhkan secret key.

4. Stego image yang telah mengalami proses pengiriman melalui email, media file pada aplikasi telegram, dan aplikasi whatsapp dapat di ekstrak dengan baik

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi steganografi menggunakan algoritma least significant bit pada smartphone android berhasil melakukan penyisipan pesan pada gambar RGB 24 bit (cover image) dan berhasil melakukan ekstraksi pesan dari stego image yang sebelumnya sudah melalui proses pengiriman melalui media online. Gambar hasil dari proses penysipan pesan steganografi menggunakan algoritma least significant bit tidak mengalami perubahan secara kasat mata, sehingga tidak akan menimbulkan kecurigaan dari pihak lain.

5.2 Saran

Dalam penerapan steganografi menggunakan algoritma least significant bit pada smartphone android, terdapat

(8)

8 beberapa hal yang harus diperhatikan supaya menjadi lebih baik kedepannya, diantaranya sebagai berikut:

1. Pengembangan lebih lanjut dapat difokuskan pada penerapan algoritma LSB sebagai steganografi untuk tipe file lain seperti vidio atau audio.

2. Penerapan steganogarfi menggunakan algoritma least significant bit dikembangkan pada platform mobile lainnya seperti IOS.

3. Penerapan steganografi pada mobile android dapat dilakukan modifikasi pada algoritma yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. A. Fikhri and Hendrawaty, "IMPLEMENTASI

STEGANOGRAFI TEXT TO IMAGE MENGGUNAKAN METODE ONE BIT LEAST SIGNIFICANT BIT BERBASIS ANDROID," Jurnal Infomedia, vol. 03, pp. 10 -17, 01 Juni

2018.

[2] R. Tulloh, M. I. Dzulhaq and I. Halim, "Perancangan Steganografi Dengan Media Gambar Pada Aplikasi Berbasis Android," JURNAL SISFOTEK GLOBAL, 2014.

[3] M. M. Amin, "IMAGE

STEGANOGRAPHY DENGAN

METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)," CSRID Journal, vol. 6, no. 1, pp. 53-56, 1 Februari 2014. [4] M. H. Arif and A. Z. Fanani,

"Kriptografi Hill Cipher dan Least Significant Bit untuk," CSRID Journal, vol. Volume : 8 Nomor : 1, pp. 60-72, 2016.

[5] M. Riadi, "Pengolahan Citra Digital," 21 April 2016. [Online]. Available: https://www.kajianpustaka.com/2016/ 04/pengolahan-citra-digital.html.

[6] R. Munir, Kripografi Edisi 2, Bandung: Informatika, 2019.

[7] A. D. Kasman, in Trik Kolaborasi Android dengan PHP dan Mysql, Yogyakarta, Lokomedia, 2015, pp. 1-7.

Gambar

Gambar 1 Proses Steganografi  Berdasarkan  gambar 1 proses steganografi  menggunakan  media  citra  diawali  dengan
Gambar 2 Kerangka pemikiran  3.2. Objek Penelitian
Gambar 3 Use case diagram aplikasi  Urainnya adalah sebagai berikut:
Gambar 6  Antarmuka main menu  b.  Halaman Encode
+2

Referensi

Dokumen terkait

permasalahan yang terjadi sebelumnya di DPP Partai Golkar sudah memakan Selain keputusan untuk mundurnya salah satu calon dalam pemilihan Ketua. DPD Partai Golkar Kabupaten Karo,

Melakukan Stock Opname secara berkala dan menganalisa jumlah dan jenis persediaan produk di gudang Logistik untuk mengontrol akurasi data persediaan dan tingkat

Kelompok asosiasi, yang para anggotanya mempunyai kesadaran jenis, dan menurut Bierstedt (dengan mengutip pandangan Maclver) pada kelompok ini dijumpai persamaan kepentingan pribadi

S1 (Sarjana) Memiliki pengetahuan yang memadai terkait dengan cara kerja sistem komputer dan mampu merancang dan mengembangkan berbagai algoritma dasar untuk memecahkan

Hasil Persentase pelaksanaan fasilitasi penguatan dan pemberdayaan forum dialog penanganan konflik sosial

[r]

[r]

UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI). Universitas Pendidikan Indonesia |