I. Latar Belakang
Setiap kegiatan usaha yang dilakukan oleh manusia akan selalu menimbulkan dampak, baik dampak positif atau negatif yang akan berpengaruh pada lingkungan. Dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah telah mengambil kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan, karena kualitas lingkungan merupakan salah satu faktor penting terhadap kelangsungan hidup lingkungan sekitarnya.
Berhasil atau tidaknya pembangunan yang dilaksanakan harus didukung oleh lingkungan yang baik. Untuk mewujudkan kebijakan pemerintah dalam penambangan yang baik dan benar (good mining practise) perlu di pertimbangkan dalam setiap kegiatan bidang usaha terutama pertambangan. Kegiatan usaha pertambangan bahan galian mineral bukan logam dan batuan (SIRTU Andesit) berlokasi di Blok Legok Sawit, Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, selalu berusaha mengikuti tata cara penambangan yang baik dan benar dalam setiap kegiatannya. Pertimbangan dan kajian terhadap lingkungan perlu dilakukan demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan perusahaan. Dengan demikian perlu dibuat buku laporan UKL – UPL enam bulan terakhir
(Januari – Juni 2015).
Penyusunan Buku Laporan Enam Bulanan UKL-UPL ini mengacu pada Undang – Undang Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan. Dengan adanya buku laporan enam bulanan ini di harapkan kegiatan pengelolaan lingkungan dari kegiatan operasional usaha pertambangan ini dapat lebih ditingkatkan sehingga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan.
II. Landasan Hukum Penyusunan UKL dan UPL
Peraturan yang melandasi dalam penyusunan buku laporan UKL – UPL ini, sebagai berikut :
1. Undang – Undang Nomor 4 tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
2. Undang – Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. Undang – Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan; 5. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.
1211K/008/M.PE/1995, tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum;
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02/MEN– LH/11/1998 tentang Pedoman Ketetapan Baku Mutu Lingkungan; 7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MEN–
LH/11/1998 tentang Baku Mutu Kualitas Udara;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Rencana Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang harus dilengkapi AMDAL;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 53 Tahun 2002 tentang Usaha Pertambangan Umum Daerah;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 28 Tahun 2003 tentang Usaha Pertambangan Daerah Bahan Galian Golongan C; 11. Surat Edaran Bupati Sumedang Nomor 540/2460/BPMPP tanggal 20
Juni 2013;
12. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan.
III. Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi kegiatan eksploitasi bahan galian mineral bukan logam dan batuan (SIRTU Andesit) yang di perkirakan dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan dan
mengidentifikasi rona lingkungan terutama yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan baik pada tahap Pra Operasional, tahap Operasional dan tahap Pasca Operasional.
Tujuan penyusunan UKL dan UPL ini adalah :
1. Untuk mengetahui, memperkirakan dan merumuskan dampak
penting, seberapa besar pengaruh terutama komponen – komponen lingkungan yang terkena dampak akibat kegiatan usaha
pertambangan.
2. Mengevaluasi dan menindaklanjuti dampak penting pengelolaan lingkungan supaya lebih optimal dalam upaya pencegahan dan penanggulangan dampak penting yang terjadi.
IV. Identitas Pemrakarsa
Nama Perusahaan :
-Penanggung jawab : H. Deny Darmatin
Jabatan : Direktur
Alamat Rumah : Jl. Sri Pohaci No. 15 RT. 07 RW. 01, Kel. Cigereleng
Kecamatan Regol Kota, Kota Bandung, Jawa Barat
Telepon/Fax :
-Nomor dan Tanggal IUP : 541.3/003-kep/BPMPP/2014, tanggal 13 Maret 2014
Masa berlaku IUP : 1,5 Tahun (13-03-1014 s/d 13-09-2015)
V. Alamat Perusahaan
Desa Licin
Kecamatan Cimalaka
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat VI. Luas Wilayah Pertambangan
Area digunakan seluas 3,08 Ha (30.800 m2). (Lihat Gambar 1. Peta Batas Wilayah IUP)
Luas wilayah IUP yang dimiliki ± 3,08 Ha (30.800 m2) diperuntukan kegiatan eksploitasi/tambang, areal yang prospek untuk ditambang ± 0,56 Ha dan area yang sudah ditambang ± 0,19 Ha. Sisanya ±
0,37 Ha digunakan sarana penunjang lainnya seperti dalam Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Pemanfaatan Lahan
No Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan (m2) 1 Jalan Masuk Tambang 300
2 Kantor Tambang 100
3 Stockpile 400
4 Workshop 100
5 Lahan Terbuka 2.800
Jumlah 37.000
Batas-batasnya dengan tanah milik orang lain, yaitu : - Sebelah Utara : Tanah Milik Ahud Sahudin - Sebelah Barat : Tanah Milik Carles
- Sebelah Selatan : Tanah Milik Ahud Sahudin dan Riana - Sebelah Timur : Tanah Milik Ahud Sahudin
VII. Kegiatan Pra Konstruksi
Sebelum melakukan kegiatan eksploitasi/tambang, harus melakukan proses pembebasan lahan serta pengurusan perizinan. Tahapan ini sudah dilaksanakan.
Peta Gambar Wilayah IUP VIII. Kegiatan Konstruksi
Kegiatan tahap konstruksi pembuatan kantor tambang, saluran air (drainase) sudah dilaksanakan.
IX. Kegiatan Operasional
Demi menunjang suksesnya kegiatan operasional eksploitasi/tambang batuan SIRTU andesit, maka CV. Stone House menggunakan alat berat dan alat lainnya, yaitu :
Tabel 2. Alat yang Diperlukan No
. Alat Jumlah(Unit)
1 Excavator 1
2 Dump Truck 1
3 Generator 1
X. Hasil Produksi Batuan Andesit Enam Bulan Terakhir (Tahun 2015)
Tabel 3. Laporan Produksi Semester I (Januari – Juni 2015) No
. Produksi Bulan Banyaknya(Ton)
1 Januari 60 2 Pebruari 140 3 Maret 120 4 April 100 5 Mei 180 6 Juni -Jumlah 600
XI. Hasil Rekapitulasi Produksi Tahun 2005 s/d Juni 2015
Tabel 4. Rekapitulasi Produksi Tahun 2005 s/d Juni 2015 No . Tahun Jumlah Produksi (Ton) 1 2005 540 2 2006 250 3 2007 509,60 4 2008 462 5 2009 1.666,66 6 2010 1.620 7 2011 1.000
8 2012 1.920
9 2013 300
10 2014 1.100
11 2015 600
Jumlah 9.968,26
Jumlah Total Produksi Tahun 2005 s/d 2015
Tahun 2005 s/d 2013 = 8.268,26 Ton Tahun 2014 s/d 2015 = 1.700 Ton Jumlah Total = 9.968,26 Ton
Cadangan effektif batu andesit ± 175.021,08 Ton
Jadi dari hasil perhitungan di atas diperkirakan masih ada sisa
cadangan effektif, yaitu cadangan effektif dikurangi total jumlah total produksi, yaitu :
Cadangan effektif : 175.021,08 Ton Jumlah total produksi : 9.968,26 Ton Sisa cadangan effektif : 165.052,82 Ton
XII. Tenaga Kerja
Untuk tenaga kerja yang dipekerjakan dalam kegiatan pertambangan ini sebanyak 8 orang. Sebagian menggunakan tenaga kerja lokal, sedangkan untuk tenaga ahli, menggunakan tenaga kerja dari luar wilayah pertambangan. Berikut ini adalah Tabel data rincian tenaga kerja dalam kegiatan pertambangan.
Tabel 5. Tenaga Kerja yang Diperlukan
No Jabatan/Posisi Jumlah Orang
1 Manager 1
2 Kepala Teknik Tambang 1 3 Operator Alat Berat 2
3 Pegawai Lapangan 1
4 Petugas Administrasi 1
5 Petugas Keamanan 1
Jumlah 7
XIII. Kegiatan Reklamasi
Reklamasi yang sedang dan sudah dilaksanakan berupa perataan lahan bekas galian dan penanaman pohon jenis tanaman keras sesuai dengan rencana kegiatan reklamasi.
XIV. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) 14.1. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan
Upaya Pengelolaan Lingkungan dimaksudkan untuk mengelola sumber dampak sehingga mampu menekan dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya adalah menggunakan beberapa pendekatan terhadap lingkungan secara teknologi, sosial ekonomi dan Industri.
14.2. Pendekatan Teknologi
Pendekatan dilakukan melalui cara – cara atau teknologi yang digunakan untuk mengelola dampak penting lingkungan sebagai berikut :
1. Dalam rangka penanggulangan dampak negatif akan di tempuh dengan cara meminimalisasikan dan mengisolasi sumber dampak tersebut.
2. Dalam rangka meningkatkan dampak positif berupa peningkatan nilai tambah dan daya guna dampak positif tersebut.
14.3. Pendekatan Sosial Ekonomi
Dilakukan dengan cara atau langkah – langkah sebagai berikut :
1. Melibatkan masyarakat di sekitar Lokasi untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan.
2. Memprioritaskan tenaga kerja lokal yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya.
14.4. Pendekatan Institusi
Pendekatan cara ini adalah berkaitan dengan mekanisme kelembagan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam menanggulangi dampak penting terhadap lingkungan yaitu kerjasama dengan unsur terkait dalam perusahan mengenai pengelolaan lingkungan oleh instansi yang berwenang.
14.5.
Pembiayaan Pengelolaan LingkunganPembiayaan pengelolaan lingkungan hidup merupakan tugas dan tanggung jawab pemrakarsa/ perusahaan, pembiayan tersebut antara lain mencakup :
1. Institusi Pelaksana Upaya Pengelolaan Lingkunan (UKL) 2. Institusi Pengawas Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
3. Institusi pelaporan atau yang menerima laporan hasil pengelolan lingkungan.
Uraian kegiatan pengelolaan lingkungan dapat dilihat pada matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan sebagai Tabel 6, sebagai berikut :
Tabel 6. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Sumber
Dampak
Jenis
Dampak Tolok Ukur Dampak
Upaya Pengelolaan
Pengelolaan yang Dilaksanakan
Tahap Pra Operasional
Mobilisasi tenaga Kerja Kesempatan kerja dan peluang usaha serta peningkatan pendapatan Tingkat penyerapan tenaga kerja lokal Pengembangan kegiatan usaha disekitar lokasi galian batu andesit
Memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi galian batu andesit
Memprioritaskan tenaga kerja yang dibutuhkan terutama tenaga kerja lokal sekitar lokasi galian batu andesit Kegiatan Ekploitasi /Penambang an Penurunan
kualitas udara SK Menaker No. SE 01/MEN/1999 tentang kualitas udara di ruang kerja sebesar 84 dBA
PP no.421/1999 & SK Men KH No. 50 tahun 1999 Meminimalkan terjadinya penurunan kualitas udara serta terjaganya kesehatan karyawan dan masyarakat Perawatan mesin secara berkala Pembuatan Buffer Zone dan melakukan penghijauan secara bertahap Penggunaan masker dan ear plug bagi karyawan
Kebisingan SK. Menaker No.51/MEN/1999 tentang kebisingan di ruang kerja sebesar 84 dBA
SK Meg LH No. 48 tahun 1999 tentang
kebisingan di ruang kerja sebesar 70 dBA
Perawatan mesin secara berkala dan pembuatan Buffer Zone dan melakukan penghijauan secara berkala Penggunaan masker dan ear plug bagi karyawan
Meningkatnya air larian/air
permukaan (surface run off)
Adanya Banjir Longsor - Membuat saluran drainase dan kolam penampungan air limpasan - Bekas tambang dibuat terasering Pemeliharaan saluran air/drainase terutama pada musim hujan Melakukan penambangan sesuai dengan teknik tambang yang baik dan benar Tahap Operasional Kegiatan Ekploitasi/ Penurunan kenyamanan Tidak terjadinya penurunan -Pembuatan Buffer Zone dan Pembuatan Buffer Zone
Penambang
an lingkungan dan kesehatan karyawan kenyamanan lingkungan dan kesehatan karyawan melakukan penghijauan secara bertahap - Penggunaan Masker
bagi penghuni dan karyawan dan melakukan penghijauan secara bertahap Penggunaan masker
dan ear plug bagi karyawan Pemeriksaan kesehatan secara berkala pengangkut an dan Penjualan Penurunan
kualitas udara - SK Menaker No.SE.01/MEN/1999 tentang kualitas udara diruang kerja sebesar 84 dBA - PP no.421/1999 & SK
Men KH No. 50 tahun 1999 tentang kebisingan - Pembuatan Buffer Zone dan melakukan penghijauan secara bertahap - Penggunaan Masker bagi penghuni dan karyawan Penggunaan masker dan ear plug bagi karyawan Kebisingan - SK. Menaker No.51/MEN/1999 tentang kebisingan di ruang kerja sebesar 84 dBA - SK Meg LH No. 48 tahun 1999 tentang kebisingan di ruang kerja Sebesar 70 dBA Perawatan mesin secara berkala dan pembuatan Buffer Zone dan melakukan penghijauan secara berkala Penggunaan ear plug bagi karyawan
Perawatan mesin secara berkala Pembuatan buffer zone Melakukan penghijauan secara berkala Penggunaan masker dan ear plug bagi karyawan Kondisi jalan
Rusak Jalan rusak dan amblas Daya angkut kendaraan agar disesuaikan dengan kondisi jalan Pengangkutan hasil produksi menggunakan kendaraan yang sesuai dengan kondisi jalan Pasca Operasional Bekas kegiatan penambang an Menurunnya kenyamanan & fungsi lingkungan Lingkungan menjadi gersang dan hilangnya flora dan fauna
Melakukan kegiatan reklamasi sesuai dengan rencana Kegiatan reklamasi dilakukan sesuai dengan kemajuan tambang, yaitu : Perataan lahan bekas penambangan Penanaman bibit pohon
XV. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) 15.1. Pendekatan Pemantauan Lingkungan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) merupakan mekanisme pengendalian terhadap Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) untuk membantu pengambilan keputusan dalam pengelolaan suatu usaha dan/atau kegiatan. Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) juga berfungsi sebagai suatu sistem informasi yang mencakup dua sub sistem informasi yaitu :
1. Sistem Infomasi dini, membantu perkembangan secara luas, berguna untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan lingkungan yang tidak terduga dan mendadak. 2. Sistem Informasi terkini, membantu secara khusus dan mendalam terutama mengamati
keadaan yang di anggap kritis dan bersifat strategis. 15.2. Pembiayaan Pemantauan Lingkungan
Pembiayaan tersebut antara lain
1. Biaya investasi misalnya pembelian peralatan pemantauan lingkungan atau mencakup dengan biaya sewa alat dan analisa laboratorium.
2. Biaya personal dan biaya operasional pemantauan lingkungan.
15.3.
Pendekatan InstitusiInstitusi pemantauan lingkungan antara lain
1. Institusi Pelaksana Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) 2. Institusi Pengawas Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) 3. Institusi Pelaporan hasil Pemantauan Lingkungan (UPL)
15.4.
Uraian Kegiatan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)Uraian kegiatan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) selengkapnya diperinci berdasarkan pokok bahasan pada Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Matrik Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Sumber
Dampak
Jenis
Dampak Parameter yangDipantau
Upaya
Pemantauan Hasil Pemantauan
Tahap Pra Operasional
Mobilisasi
tenaga Kerja Kesempatan kerja dan peluang usaha serta
peningkatan pendapatan
Tingkat penyerapan
tenaga kerja lokal Pengamatan langsung dan wawancara di lokasi kegiatan penambangan
Dari tenaga kerja yang ada adalah 50% tenaga kerja lokal Tahap Operasional Kegiatan Ekploitasi/ Penambang an Penurunan kenyamanan lingkungan dan kesehatan Lingkungan di areal penambangan dan tingkat kesehatan masyarakat Melakukan pengamatan terhadap lingkungan dan wawancara pada masyarakat
Masih ada karyawan dan masyarakat yang tidak mengikuti aturan yang ditetapkan oleh
Kebisingan SK. Menaker No.51/MEN/1999 tentang kebisingan di ruang kerja sebesar 84 dBA
SK Meg LH No. 48 tahun 1999 tentang kebisingan di ruang kerja Sebesar 70 dBA
Pengukuran dan pencatatan dengan alat bantu (Sound Level Digital)
Banyak karyawan yang tidak melakukan pemasangan ear plug
Meningkatnya air larian/ air
permukaan (surface run off)
Saluran drainase dan
kolam penampungan Melakukan pengamatan dan memeriksa drainase Saluran air/drainase terpelihara, terutama pada musim penghujan Penurunan kenyamanan lingkungan dan kesehatan Lingkungan di areal penambangan dan tingkat kesehatan masyarakat Melakukan pengamatan terhadap lingkungan dan wawancara dengan masyarakat Pemeriksaan kesehatan karyawan dilakukan setiap dua bulan sekali di klinik yang ditunjuk oleh perusahaan Pengangkut
an dan Penjualan
Penurunan
kualitas udara SK Menaker No.SE.01/MEN/1999 tentang kualitas udara di ruang kerja sebesar 84 dBA
PP No.421/1999 & SK Men KH No. 50 tahun 1999 tentang kebisingan Pengambilan sampel udara kemudian di analisis di laboratorium dan hasilnya disesuaikan dengan baku mutu
Belum bisa mengambil sampel udara untuk dianalisa di
laboratorium
Kondisi jalan
rusak Kondisi jalan Pengamatan langsung Pengangkutan hasil produksi menggunakan
kendaraan yang sesuai dengan kondisi jalan
Tahap Pasca Operasional
Bekas kegiatan Penambang an Terjadinya kerusakan lingkungan
Rusaknya lingkungan Pengamatan dilapangan
Kegiatan reklamasi sejalan dengan kemajuan tambang
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dalam dokumen pengelolaan lingkungan,
pelaksanaannya harus sesuai dengan harapan untuk mengetahui, memperkirakan dan merumuskan dampak penting yang terjadi pada lingkungan sekitar lokasi kegiatan eksploitasi batuan yang dilaksanakan
oleh Kami, sehingga dapat kami simpulkan bahwa, Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dapat
mengukur dampak yang terjadi pada lingkungan, sehingga dengan adanya dampak tersebut baik itu dampak positif maupun dampak negatif harus dilakukan upaya untuk memulihkan kondisi yang ada atau meminimalisir dampak yang terjadi.
Peraturan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan UKL-UPL ini yaitu SK Menaker No.SE.01/MEN/1999, tentang Kualitas Udara di Ruang Kerja (sebesar 84 dBA), SK Meg LH No.48/1999, tentang Kebisingan di Ruang Kerja (sebesar 70 dBA), sehingga pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan tersebut, supaya keamanan, kenyamanan di tempat kerja dapat mengurangi resiko kecelakaan yanga akan menimbulkan kerugian baik fisik maupun materi.
Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dalam bentuk laporan dokumen
pengelolaan lingkungan, tentunya laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangannya, untuk itu kami siap menerima kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan isi dari laporan UKL – UPL dimasa yang akan datang.