Atresia Ani :
Atresia Ani :
Kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforata
Kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforata
meliputi anus, rectum atau keduanya.
meliputi anus, rectum atau keduanya.
Paling sering terjadi pada bayi baru lahir (1 dari tiap 5000
Paling sering terjadi pada bayi baru lahir (1 dari tiap 5000
–
–
10000 kelahiran)
10000 kelahiran)
Pendahuluan
Pendahuluan
Atresia Ani :
Atresia Ani :
Kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforata
Kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus imperforata
meliputi anus, rectum atau keduanya.
meliputi anus, rectum atau keduanya.
Paling sering terjadi pada bayi baru lahir (1 dari tiap 5000
Paling sering terjadi pada bayi baru lahir (1 dari tiap 5000
–
–
10000 kelahiran)
10000 kelahiran)
Pendahuluan
Pendahuluan
EmbriologiEmbriologi
Minggu ke
Minggu ke – – 7 masa embrio : 7 masa embrio :
Septum urorektal membagi:
Septum urorektal membagi:
KloakaKloaka Sinus Sinus urogenitalis urogenitalis dandan
Rektum
Rektum
MembranaMembrana kloakakloaka Membrana analis Membrana analis
dan Membrana urogenitalis
dan Membrana urogenitalis
Proliferasi ektoderm pd membrana anal
Proliferasi ektoderm pd membrana anal
ProctodeumProctodeum Pertumbuhan
Pertumbuhan proctodeum proctodeum ke ke kranial kranial dandan
hindgut ke kaudal
hindgut ke kaudal Menyatu Menyatu menjadi menjadi LineaLinea
Dentata ( Pectinate line )
Proktoderm memisahkan kloaka dengan daerah luar septum urorektal menuju kebawah
untuk membagi kloaka
Kloaka hampir terpisah menjadi rektum dorsal, sinus urogenital ventral,
taigut menghilang
Minggu ke 6: Septum mesoderm membagi urogenital
ventral dan rektum dorsal Penggabungan septum
urorektal dg closing plate dan m embentuk
badan perineum Membran anal tertarik
ke dlm membentuk anal dimple
Closing plate mengalami ruptur fisiologis Selesainya proses pemisahan rektum dengan sinus urogenital oleh badan perineum
Anatomi Anorektal
• Rektum memiliki 3 buah valvula : superior kiri,
medial kanan dan inferior kiri.
• 2/3 bagian distal rektum terletak di rongga pelvik
dan terfiksir, sedangkan 1/3 bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relatif mobile
• Kedua bagiannya dipisahkan oleh peritoneum
reflektum dimana bagian anterior lebih panjang dibanding bagian posterior.
Vaskularisasi berasal dari :
1. Arteri hemorrhoidalis superior dan medialis
(a.hemorrhoidalis medialis biasanya tidak ada pada
wanita, diganti oleh a.uterina) cabang dari
a.mesenterika inferior.
2. Arteri hemorrhoidalis inferior cabang dari
a.pudendalis interna, berasal dari a.iliaka interna, memvaskularisasi rektum bagian distal dan daerah anus
Persarafan rektum terdiri atas :
Sistem simpatik
›
Serabut
simpatik
berasal
dari
n.hypogastrikus
→kontraksi usus
›
Tidak mempengaruhi otot rektum
Sistem parasimpatik.
›
Persarafan parasimpatik berasal dari n.
Splanknikus
→relaksasi usus
Muskulus levator ani
→n. Sakralis 3 dan 4
Atresia ani atau anus imperforata atau malformasi
anorektal adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna.
Secara embriologis merupakan kegagalan pertumbuhan ke
kaudal dan pelipatan ke dalam dari septum urorektal (uroenterik) yang membagi kloaka menjadi sinus urogenital dan rektum.
Insidensi
1 dari 5000 kelahiran
Riwayat keluarga
Faktor keturunan tidak signifikan
5% diperkirakan autosomal dominan.
Anomali penyerta
VACTERL
V
ertebrae anomaly
Anorectal malformation
C
ardiac anomaly
T
racheo
Esophageal fistula
Renal anomaly
Belum diketahui secara pasti
Beberapa pendapat : abnormalitas perkembangan
embriologi anus, rektum dan traktus urogenitalis,
septum urorectal tidak membagi membran kloaka
secara sempurna.
Tidak sempurnanya perkembangan kolon Faktor kongenital Masa embrio Anus imperforata Feses tidak keluar Fistel Obstruksi Rektovestibul ar rektovaginal Rektouretralis rektovesika Distensi abdomen Sekuesterasi cairan muntah
Klasifikasi
(Wingspread , 1984 ):
1. Letak tinggi apabila rektum berakhir di atas m.levator ani (m. pubokoksigeus) 2. Letak intermediet apabila akhiran rektum terletak di m. levator ani 3. Letak rendah apabila akhiran rektum berakhir di bawah m.levator ani
Malformasi Anorektal ( MAR ):
letak tinggi dan letak rendah
Ditentukan dengan
1. Adanya fistula
Rektovesikal, Rektourethral ( pada
bayi laki-laki )
letak tinggi
Rektovaginal, kloaka ( pada
bayi wanita )
letak rendah
2. Tanpa fistula X-Ray
- Pubococcygeal Line ( PC Line ) * Ujung distal rektum tdk melewati
PC Line letak tinggi
* Ujung distal rektum melewati PC Line letak rendah
- Jarak marker antara kulit dan ujung rektum
* Jarak < 1 cm letak rendah * Jarak > 1 cm letak tinggi
Klasifikasi menurut Alberto Pena Berdasarkan terapi yang dilakukan, perlu tidaknya tindakan kolostomi
Klasifikasi
Perut kembung
Muntah
Tidak bisa buang air besar
Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik dapat dilihat sampai dimana terdapat penyumbatan.
Manifestasi Klinis
Gejala yang menunjukan terjadinya malformasi anorektal terjadi dalam waktu 24-48 jam.
Dan malformasi anorektal letak tinggi dimana anus sama sekali tidak ada.
Malformasi anorektal intermedia dimana ujung dari rektum dekat ke uretra
Dimana rectum berada pada lokasi yang normal tapi terlalu sempit sehingga feses bayi tidak dapat melaluinya Malformasi anorektal sangat bervariasi, mulai dari anus
Anamnesis
Pemeriksaan perineum yang teliti .
Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir
Tidak ditemukan anus, kemungkinan ada fistula
Bila ada fistula pada perineum (mekoneum +)
kemungkinan letak rendah
Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya
sel-sel epitel mekonium.
Pemeriksaan sinar X lateral (teknik Wangensteen-Rice):
adanya kumpulan udara dalam ujung rektum yang buntu pada mekonium yang mencegah udara sampai keujung kantong rektal.
Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rektal dengan
menusukan jarum tersebut sampai melakukan aspirasi, jika mekonium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm defek tersebut dianggap defek tingkat tinggi.
Penatalaksanaan malformasi anorektal tergantung klasifikasinya.
Pada malformasi anorektal letak tinggi harus dilakukan kolostomi terlebih dahulu.
Pada beberapa waktu lalu penanganan
malformasi anorektal menggunakan prosedur abdominoperineal pullthrough,
tapi metode ini banyak menimbulkan inkontinen feses dan prolaps mukosa usus yang lebih tinggi.
Pena dan Defries pada tahun 1982
memperkenalkan metode operasi dengan pendekatan
postero sagital anorektoplasty,
yaitu dengan cara membelah muskulus sfingter
eksternus dan muskulus levator ani untuk memudahkan mobilisasi kantong rektum dan pemotongan fistel
Leape (1987) menganjurkan pada : 1. Atresia letak tinggi & intermediet :
Sigmoid kolostomi dahulu, setelah 6 –12 minggu baru
dikerjakan tindakan definitif (PSARP) 2. Atresia letak rendah perineal anoplasti :
Dimana sebelumnya dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani ekternus,
3. Bila terdapat fistula cut back incision
4. Stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin , berbeda dengan Pena dimana dikerjakan minimal PSARP tanpa kolostomi.
Pena secara tegas menjelaskan bahwa Malformasi anorektal letak tinggi dan intermediet dilakukan kolostomi terlebih dahulu untuk dekompresi dan diversi.
Operasi definitif setelah 4 – 8 minggu.
Saat ini tehnik yang paling banyak dipakai adalah posterosagital anorektoplasti, baik minimal, limited atau full postero sagital anorektoplasti
Pengobatan operatif pada malformasi anorektal dengan eksplorasi postero sagital anorektoplasty, akan banyak menggunakan kolostomi perlindungan atau kolostomi sementara.
Ada dua tempat kolostomi yang dianjurkan dipakai pada neonatus dan bayi, yaitu:
1. Transversokolostomi (kolostomi di kolon
transversum).
2. Sigmoidostomi (kolostomi di sigmoid). Bentuk
kolostomi yang mudah dan aman adalah laras ganda (double barrel).
Metode ini diperkenalkan oleh Pena dan de Vries pada tahun 1982. Prosedur ini memberikan beberapa
keuntungan seperti kemudahan dalam operasi fistel
rektourinaria maupun rektovaginal dengan cara membelah otot pelvis dan sfingter.
PSARP dibagi menjadi tiga yaitu:
Minimal Limited Full PSARP
Insisi posterior sagital. (Pemisahan serat otot parasagittal dan eksposure
Poster ior sagittal anor ectoplasty pada fistula rektovestibular
Antibiotik intra vena diberikan selama 3 hari ,salep
antibiotic diberikan selama 8- 10 hari.
2 minggu pasca operasi dilakukan anal dilatasi dengan
heger dilatation, 2x sehari dan tiap minggu dilakukan anal dilatasi dengan anal dilator yang dinaikan sampai mencapai ukuran yang sesuai dengan umurnya .
Penyakit Hirschprung, yang disebabkan oleh tidak terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus Auerbach di kolon.
Sebagian besar segmen yang a ganglionik mengenai rectum dan bagian bawah kolon sigmoid dan terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon yang lebih proksimal.