BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah
Dewasa ini, dunia telah memasuki era digitalisasi dimana teknologi Dewasa ini, dunia telah memasuki era digitalisasi dimana teknologi berperan
berperan sangat sangat signifikan. signifikan. Teknologi Teknologi dianggap dianggap sebagai sebagai pahlawan pahlawan karenakarena dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia. Saat ini manusia dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia. Saat ini manusia berlomba-lomba
berlomba-lomba menciptakan menciptakan berbagai berbagai macam macam teknologi. teknologi. Walaupun Walaupun manusiamanusia telah mengenal teknologi sejak ditemukannya mesin ketik yang digunakan telah mengenal teknologi sejak ditemukannya mesin ketik yang digunakan untuk membuat dokumen-dokumen fisik, seiring berjalan waktu mesin ketik untuk membuat dokumen-dokumen fisik, seiring berjalan waktu mesin ketik kemudian digantikan oleh komputer dengan fungsi yang lebih kompleks lagi. kemudian digantikan oleh komputer dengan fungsi yang lebih kompleks lagi. Sistem kertas mulai digantikan dengan
Sistem kertas mulai digantikan dengan soft file, soft file, sistem administrasi pun mulaisistem administrasi pun mulai memanfaatkan teknologi.
memanfaatkan teknologi.
Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, pemerintah mulai Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, pemerintah mulai melirik kepada sistem informasi untuk pelayanan masyarakat. Salah satu melirik kepada sistem informasi untuk pelayanan masyarakat. Salah satu bentuk contoh pengimplementasian perkembangan teknologi di era digitalisasi bentuk contoh pengimplementasian perkembangan teknologi di era digitalisasi
adalah
adalah Smart CitySmart City atau dikenal dengan Kota Pintar. Berbagai negara di dunia atau dikenal dengan Kota Pintar. Berbagai negara di dunia sudah menerapkan
sudah menerapkan smart smart city,city, seperti Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, seperti Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Korea Selatan, Denmark, dll. Begitu pula dengan kota-kota besar di Inggris, Korea Selatan, Denmark, dll. Begitu pula dengan kota-kota besar di Indonesia sudah mulai menerapkan konsep
Indonesia sudah mulai menerapkan konsep smart smart citycity seperti Jakarta, seperti Jakarta, Bandung, Makasar, Surabaya, dan beberapa kota lain di Indonesia. Penerapan Bandung, Makasar, Surabaya, dan beberapa kota lain di Indonesia. Penerapan konsep
konsep smart smart citycity di Indonesia memiliki beragam fokus, ada beberapa kota di Indonesia memiliki beragam fokus, ada beberapa kota yang bergantung pada potensi daerah tersebut. Tujuan dibangunnya
yang bergantung pada potensi daerah tersebut. Tujuan dibangunnya smart city smart city adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menggunakan informasi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menggunakan informasi perkotaan dan
perkotaan dan teknologi untuk meningkatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi efisiensi layanan dan melayanan dan memenuhimenuhi kebutuhan warga. Melalui konsep
kebutuhan warga. Melalui konsep smart smart citycity ini memungkinkan pemerintahini memungkinkan pemerintah kota untuk berinteraksi dengan masyarakat, mempermudah pemerintah untuk kota untuk berinteraksi dengan masyarakat, mempermudah pemerintah untuk memantau perkembangan kota, dan infrastruktur kota.
memantau perkembangan kota, dan infrastruktur kota.
Sebagai salah satu kota yang sudah menerapkan konsep
Sebagai salah satu kota yang sudah menerapkan konsep smart city smart city, Jakarta, Jakarta memiliki aplikasi pintar dalam bidang transportasi yang dinamakan Trafi. memiliki aplikasi pintar dalam bidang transportasi yang dinamakan Trafi. Apliksi Trafi ini sangat membantu masyarakat khususnya wilayah Apliksi Trafi ini sangat membantu masyarakat khususnya wilayah
Trafi ini memberikan kemudahan informasi kepada pengguna angkutan publik mengenai jadwal keberangkatan dan ketersediaan transportasi. Informasi yang disajikan oleh Trafi berupa jadwal kedatangan, posisi bis TransJakarta pada peta, serta menyediakan informasi dari 82 rute TransJakarta. Selain itu, informasi trayek sejumlah penyedia layanan transportasi umum lainnya, seperti Mayasari Bakti, Damri, Kopaja, Metromini, dan Mikrolet, juga ada di aplikasi ini. Bahkan aplikasi Trafi turut memasukkan informasi layanan Uber, Grab, dan Go-Jek.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Smart City?
2. Apakah indikator penerapan Smart City?
3. Bagaimana konsep dari aplikasi Trafi serta contoh implementasi Smart City di Jakarta?
4. Bagaimana cara penggunaan aplikasi Trafi?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan aplikasi Trafi jika dikaitkan dengan implementasi Smart City di DKI Jakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsep Smart City.
2. Untuk mengetahui indikator dalam menerapkan Smart City.
3. Untuk mengetahui konsep dari aplikasi Trafi serta contoh implementasi Smart City di Jakarta.
4. Untuk mengetahui cara penggunaan aplikasi Trafi.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aplikasi Trafi yang dikaitkan dengan implementasi Smart City di DKI Jakarta.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep
Smart Ci ty
Smart city atau secara harfiah kota pintar, merupakan suatu konsep pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan untuk suatu wilayah (khususnya perkotaan) sebagai sebuah interaksi yang kompleks diantara berbagai sistem yang ada di dalamnya. Di sini digunakan kata city (kota) untuk merujuk kepada kota sebagai pusat dari negara atau wilayah, dimana semua pusat kehidupan berada (pemerintahan, perdagangan, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan lain-lain) dan juga penduduk di kota
relatif lebih banyak dibandingkan wilayah lain (misal desa/sub kota).
Arti “cerdas” menurut Nam & Pardo (dalam Djunaedi, 2014) adalah: (1) dalam bidang perencanaan kota, “cerdas” diartikan sebagai strategis, terutama dalam memilih prioritas, arah, kebijakan dan sebagainya, dan (2) terkait teknologi, maka “cerdas” mengandung prinsip komputasi otomatis ( self configuration, self healing, self-protection, self-optimization); ditunjukkan antara lain memiliki sensors dan actuators. Lebih lanjut lagi, secara sederhana sebuah kota cerdas ( smart city) adalah kota yang sistem manajemen kotanya secara otomatis mampu menginformasikan: (1) bahwa sedang timbul suatu masalah perkotaan (diberitahu oleh sensor yang dipasang di kota), (2) bahwa akan timbul suatu masalah perkotaan (diberitahu oleh sensor dan sistem prediksi), dan (3) sistem manajemen perkotaan mampu memberikan usulan tindakan otomatis (dimungkinkan oleh sistem actuator ) atau tidak-otomatis untuk mengatasi masalah (Djunaedi, 2014).
Menurut Chandra Eko W.U dan Mochamad Hariadi (2016) karakteristik bahwa kota pintar (masyarakat, kluster bisnis, aglomerasi perkotaan atau
wilayah) menggunakan teknologi informasi untuk:
1. Membuat lebih efisien penggunaan infrastruktur fisik (jalan, lingkungan dibangun dan aset fisik lainnya) melalui intelijen dan data buatan analisis
untuk mendukung, pengembangan budaya yang kuat dan sehat ekonomi sosial.
2. Terlibat secara efektif dengan orang-orang lokal dalam pemerintahan lokal dan keputusan dengan menggunakan proses inovasi terbuka dan partisipasi, meningkatkan kecerdasan kolektif dari lembaga kota melalui
e-governance, dengan penekanan pada partisipasi warga dan co-desain.
3. Belajar, beradaptasi dan berinovasi sehingga dapat merespon lebih efektif untuk mengubah keadaan dengan meningkatkan kecerdasan kota.
2.2 Indikator
Smart Ci ty
Tabel 1.
Smart Ci ty I ndicator
Dimension Working Area Indicator
Smart Buildings Sustainability-certified Buildings Smart homes
Energy
Carbon Footprint Smart Environment
Resources Management Air quality Waste Generation Water consumption Climate resilience planning Sustainable Urban Planning Density
Green Space per capita Efficient Transport Clean-energy Transport Smart Mobility Multi-modal Access Public Transport
Technology Infrastructure Smart cards
Access to real-time information Online services Online Procedures
Electronic Benefits Payments WiFi Coverage
Smart Government Infrastructure
Broadband coverage Sensor Coverage
Integrated health + safety operations Open Data
Open Government Open Apps Privacy New startups Entrepreneurship & Innovation R + D Smart Economy
Employment levels Innovation
Productivity GRP per capita Local and Global Conexion Exports
International Events Hold Internet-connected Households Inclusion Smart phone penetration
Civic engagement Smart People Education Secondary Education
Foreign-born immigrants Creativity Urban Living Lab
Creative Industry Jobs Life Conditions Culture and Well-being Gini Index
Quality of life ranking
Smart Living Investment in Culture
Safety Crime
Smart Crime Prevention Health Single health history
Life Expectancy Sumber: Cohen, 2014 (Tim PSPPR UGM, 2016)
1. Smart Environment
Lingkungan yang memberikan kenyamanan di masa kini dan masa mendatang dengan kata lain keberlanjutan lingkungan baik dalam keadaan fisik maupun non fisik.
2. Smart Mobility
Sistem pergerakan yang memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan sedikit mungkin dan secepat mungkin. Pengelolaan infrastruktur kota yang dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistem pengelolaan terpadu dan diorientasikan untuk menjamin keberpihakan pada kepentingan publik. Perimbangan keterlibatan tiga stakeholder utama yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta merupakan hal yang mutlak harus dilakukan.
3. Smart Governance
Paradigma pemerintah yang mengeluarkan kebijakan dengan mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas serta efektifitas dan efisiensi kebijakan.
4. Smart Economy
Tingginya tingkat ekonomi dan kesejahteraan finansial masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan pendapatan perkapita tinggi. 5. Smart People
Modal manusia yang mempunyai pendidikan yang baik, baik secara formal maupun nonformal dan terwujud dalam individu atau komunitas-komunitas yang kreatif.
6. Smart Living
Yaitu mengacu pada kualitas hidup dan kebudayaan masyarakat faktor yang paling mempengaruhi adalah tersedianya kebutuhan-kebutuhan, adanya keamanan, keselamatan, kemudahan dan kenyamanan hidup.
Ada 6 (Enam) poin penting di dalam menerapkan smart city pada suatu kota/daerah/tempat, terdapat enam poin utama yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Pengembangan dan pemanfaatan arsitektur jaringan komputer;
2. Keterbukaan informasi serta stimulasi ekonomi dan keilmuan; 3. Pengembangan inovasi dan kreativitas masyarakat;
4. Stimulasi terhadap sisi enterprise dan kewirausahaan;
5. Tatanan pemerintahan yang lebih partisipatif dan demokrasi; 6. Keseimbangan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.
Di Indonesia sudah ada beberapa kota yang sudah menerapkan konsep smart city diantaranya: DKI Jakarta, Bandung, Balikpapan, Makasar, dan
Surabaya. Berikut ini adalah contoh penerapan Smart City di DKI Jakarta: 1. Jakarta smart city portal
2. Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) 3. Pelaporan bencana 112
4. Aplikasi Qlue 5. Kawal anggaran 6. Open data
7. Jakarta.go.id
8. Command and Crop 9. Aplikasi Trafi
2.3 Konsep Aplikasi Trafi
Trafi merupakan aplikasi yang dirancang untuk dapat memudahkan para pengguna transportasi publik, khususnya pengguna TransJakarta. Trafi yang pertama kali didirikan pada tahun 2013 di Lithunia juga sudah mendapatkan
dukungan dari Pemrov DKI Jakarta untuk menjadi bagian dari Jakarta Smart City. Kerja sama antara Trafi dan TransJakarta ini diberikan dengan bentuk pelayanan informasi secara real time yang dapat kita akses dengan mudah dari ponsel. Informasi yang disajikan oleh Trafi berupa jadwal kedatangan, posisi bis TransJakarta pada peta, serta menyediakan informasi dari 82 rute TransJakarta. Selain itu, informasi trayek sejumlah penyedia layanan transportasi umum lainnya, seperti Mayasari Bakti, Damri, Kopaja, Metromini, dan Mikrolet, juga ada di aplikasi ini. Bahkan mengingat moda transportasi publik on-demand banyak digunakan masyarakat Jakarta, aplikasi Trafi turut memasukkan informasi layanan Uber, Grab, dan Go-Jek. Aplikasi Trafi dapat diperoleh dengan mudah pada perangkat Android dan iOs pada play store maupun app store. Dengan aplikasi Trafi pengguna TransJakarta
dapat menerima informasi dengan lebih mudah dan cepat (Elfa Putri Setyanti, 2016).
“Salah satu misi Jakarta Smart City adalah meningkatkan sistem transportasi umum Jakarta, termasuk menyediakan informasi sistem transportasi umum yang paling akurat. Peluncuran Trafi di Jakarta dan kesiapan perusahaan untuk berinvestasi dalam menyediakan informasi transportasi umum bagi komuter diharapkan bisa mempercepat tersedianya konsep Smart Mobility di Jakarta,” kata Setiaji (Kepala Jakarta Smart City).
Menurut penjelasan dari Setiaji kita ketahui bahwa kini Jakarta semakin maju dengan ditunjangnya Jakarta Smart City dimana salah satu dari 6 indikatornya yaitu smart mobility telah terwujud melalui penyediaan aplikasi Trafi. Semakin mudahnya akses informasi transportasi maka dapat mempercepat pertumbuhan smart city suatu perkotaan yang akan berdampak pada kemajuan sektor lainnya, seperti smart economy, smart people, dan smart living.
2.4 Cara Penggunaan Aplikasi Trafi
Untuk menggunakan aplikasi ini, pengguna diharuskan memilih negara dan kota berasal. Setelah itu akan tampil laman utama dengan lokasi sekitar keberadaan pengguna. Bila ingin merencanakan perjalanan ke Jakarta dengan transportasi umum, tersedia fitur Route Search. Selain itu tersedia pula
Timetables untuk jadwal keberangkatan dan lokasi dari bis, TransJakarta, dan Commuter Line. Selain itu, pengguna juga dapat menggunakan aplikasi Trafi untuk laporan kejadian di lokasi melalui fitur Reports. Fitur ini sekaligus menjadi pedoman bagi pengguna lainnya untuk mengetahui kejadian yang mungkin terjadi di jalan raya. Fitur lokasi pelacakan TransJakarta dan Commuter Line juga telah disediakan beberapa aplikasi lainnya seperti Info KRL dan TransJakarta Busway Navigation.
Tata Cara Penggunaan Aplikasi Trafi
1. Download aplikasi Trafi di App Store atau Play Store
2. Pilih negara dan kota tempat tinggal Anda.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Trafi
Ada beberapa kelebihan aplikasi Trafi, diantaranya :
1. Penyediaan Informasi yang akurat dan real time, artinya hal-hal yang ditampilkan dalam aplikasi Trafi ini benar dan sesuai adanya.
3. Pilih jenis angkutan yang akan digunakan. Misal: TransJakarta
4. Pilih rute tempat tujuan
Misal : Rute Poris Plawad – Bundaran Senayan
2. Membantu masyarakat yang tidak tahu tentang rute transportasi Jakarta karena Trafi bisa digunakan untuk wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dengan cara menyediakan informasi mengenai transportasi apa yang harus digunakan untuk menuju alamat yang diinginkan.
3. Tetap bisa dioperasikan meskipun saat kondisi ponsel offline. 4. Dapat melaporkan kejadian-kejadian yang terjadi.
Kekurangan aplikasi Trafi :
1. Masih memetakan kota Jakarta, artinya belum dapat di operasikan untuk kota-kota lainnya.
2. Terkadang terjadi ketidaksesuaian antara GPS TransJakarta dengan Trafi sehingga keberadaan bus sulit terdeteksi oleh aplikasi.
3. Terkadang terjadi ketidaksesuaian estimasi waktu tiba kendaraan yang terdapat di aplikasi Trafi dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
BAB III PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Era digitalisasi saat ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan zaman. Di berbagai negara saat ini marak akan penerapan smart city berbasis teknologi informasi dan komunikasi termasuk Indonesia. Smart city atau disebut juga kota pintar memiliki beberapa indikator, yaitu smart environment, smart mobility, smart governance, smart economic, smart people, dan smart living. Penerapan smart city di beberapa kota besar di Indonesia salah satunya Jakarta memiliki aplikasi yang dinamakan Trafi. Aplikasi ini berkaitan dengan transportasi seperti bus, TransJakarta, KRL, dan angkutan umum (angkot). Aplikasi Trafi dapat dioperasikan dengan menggunakan ponsel, baik android maupun iOs. Aplikasi ini menyediakan informasi secara rinci mulai dari jadwal keberangkatan, ketersediaan, dan tarif kendaraan yang menjadi salah satu kelebihan dari aplikasi ini. Pengguna aplikasi Trafi juga bisa melaporkan kejadian-kejadian yang dapat membantu pengguna lain mengetahui kondisi jalan ( feedback). Kebanyakan orang menyebutnya dengan aplikasi anti nyasar karena memberikan informasi yang akurat. Kehadiran aplikasi Trafi ini sangat membantu masyarakat pada umumnya pengguna angkutan publik DKI Jakarta.
3.2 Saran
Sebaiknya aplikasi Trafi bisa diakses dan dioperasikan di kota-kota luar Jakarta. Hal ini dikarenakan aplikasi Trafi memberikan banyak manfaat bagi pengguna angkutan publik. Selain itu, penulis berharap aplikasi Trafi juga memiliki kemudahan akses bagi orang-orang usia lanjut. Menurut analisis penulis aplikasi ini mayoritas hanya bisa digunakan untuk orang-orang berusia muda. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan peningkatan fungsi aplikasi agar bisa di gunakan untuk semua kalangan seperti usia lanjut. Perlu juga diadakan sosialisasi tentang aplikasi Trafi kepada warga Jakarta dan
sekitarnya. Hal ini dikarenakan aplikasi Trafi belum banyak diketahui oleh masyarakat Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Insani, Priskadini April. 2017. Mewujudkan Kota Responsif Melalui Smart City. Malang: Jurnal Ilmu Administrasi Publik. Vol. 2, No. 1:25-31.
Kurnaedi, Didi. 2017. Penerapan “Live” Smart City Kota Tangerang . Banten: Jurnal Technology Acceptance Model. Vo. 8, No. 1:18-28.
Mursalim, Siti Widharetno. 2017. Implementasi Kebijakan Jakarta Smart City di Kota Bandung . Bandung: Jurnal Ilmu Administrasi. Vol. 14, No.
1:126-138.
Setyanti, Elfa Putri. 2016. Lacak Posisi TransJakarta dan Commuter Line dengan Aplikasi Trafi. Jakarta. Diakses
dari: https://id.techinasia.com/aplikasi-trafi-lacak-transjakarta.
Smart City, Jakarta. 2016. Jakarta Smart City. Jakarta: Pemrov DKI Jakarta. UGM, Tim PSPPR. 2016. Road Map Kota Yogyakarta Menuju Smart City.
Yogyakarta: Tim PSPPR UGM.
Utomo, Chandra E.W., Hariadi, Mochamad. 2016. Strategi Pembangunan Smart City dan Tantangannya bagi Masyarakat Kota. Surabaya: Jurnal Strategi dan Bisnis. Vol. 4, No. 2:159-176.