• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengajaran Sejarah Pada Generasi Muda Secara Efektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengajaran Sejarah Pada Generasi Muda Secara Efektif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

NAPAK TILAS SEJARAH DI JAWA

BARAT

20 s.d 21 MEI 2014

Pengajaran Sejarah

Pada Generasi Muda

Secara Efektif

(2)

PENGERTIAN SEJARAH

Pengajaran sejarah perlu dilandasi oleh kesadaran sejarah, baik pengajar maupun pihak yang menerima pengajaran. Kesadaran sejarah mencakup mencintai sejarah serta memahami pengertian sejarah dan fungsi sejarah.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sejarah pun berkembang dari pengetahuan menjadi suatu ilmu, yaitu ilmu empiris -- empiria = pengalaman – yang masuk ke dalam kelompok ilmu-ilmu humaniora. Ilmu Sejarah membagi sejarah dalam dua pengertian, yaitu sejarah sebagai peristiwa dan sejarah sebagai kisah.

Sejarah sebagai peristiwa

Peristiwa sejarah sebagaimana terjadinya di masa lampau atau proses sejarah dalam aktualitasnya (history as past actuality).

Sejarah sebagai kisah

Sejarah sebagaimana dikisahkan secara tertulis (history as written) berdasarkan fakta hasil penelitian. Dengan kata lain, sejarah sebagai kisah adalah rekonstruksi peristiwa sejarah berdasarkan fakta sejarah mengenai peristiwa penting yang menyangkut kehidupan manusia secara umum.

PENGAJARAN SEJARAH

Landasan

Pengajaran sejarah selain dilandasi oleh kesadaran sejarah, juga harus dilandasi oleh pemahaman akan arti pentingnya sejarah, baik bagi kehidupan pribadi maupun badi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan kata lain, pengajaran sejarah harus dilandasi oleh pemahaman akan fungsi/kegunaan sejarah.

Kegunaan sejarah, khususnya sejarah sebagai kisah, mencakup fungsi-fungsi informatif, edukatif, inspiratif, pragmatis, dan rekreatif.

(3)

▪ Fungsi informatif

Sejarah memuat informasi tentang peristiwa-peristiwa penting di masa lampaiu. ▪ Fungsi edukatif

Pengalaman-pengalaman penting manusia di masa lampau, penting dipetik maknanya sebagai pembelajaran. Sejarah memuat pembelajaran tentang kelemahan dan kekuatan, kegagalan dan keberhasilan, kemunduran dan kemajuan, kesewenang-wenangan dan kearifan, dll. Sejarah mengandung pendidikan moral mengenai baik dan buruk, benar dan salah, dll.

▪ Fungsi inspiratif

Peristiwa/pengalaman penting di masa lampau dapat menimbulkan inspirasi bagi orang yang mengetahui peristiwa/pengalaman penting itu untuk bersikap dan bertindak atau berkreativitas dalam menghadapi kehidupan masa kini.

▪ Fungsi pragmatis

Peristiwa/pengalaman penting di masa lampau dapat menjadi bahan acuan bagi para pemimpin dalam membuat kebijakan atau program kerja. Hal itu disebabkan sejarah merupakan proses kausalitas yang berkesinambungan. Sejarah mencakup trimarta (tiga dimensi waktu) yaitu past, present & future.

▪ Fungsi rekreatif

Melalui tulisan sejarah seolah-olah pembaca “berekreasi” ke masa lampau, rekreasi ilmiah.

Bentuk Pengajaran Sejarah

Pengajaran sejarah dilakukan dalam bentuk pengajaran formal di sekolah dan pengajaran di luar sekolah.

(4)

a) Pengajaran formal di sekolah, memerlukan unsur-unsur yang memadai.

1) Bahan pelajaran yang baik dan benar (berkualitas), yaitu buku-buku sejarah yang keabsahan informasinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan rasional 2) Guru yang profesional dalam arti ia benar-benar menguasai materi pelajaran dan

memiliki wawasan cukup luas mengenai masalah yang terkait dengan materi pelajaran, sehingga ia mampu memberikan eksplansi (penjelasan) mengenai makna suatu peristiwa/masalah sejarah.

3) Menguasai metode pengajaran yang tepat dan mampu meng-implementasikannya dengan baik.

Metode pengajaran sejarah yang cukup baik dan efektif adalah metode dua arah dalam bentuk ceramah diikuti oleh diskusi (tanya-jawab antara siswa dan guru). Metode diskusi bertujuan untuk memotivasi siswa agar mereka memiliki kesadaran sejarah untuk memahami arti penting sejarah (fungsi-fungsi sejarah) dengan pola pikir yang kritis.

Konsekuensinya, pengetahuan guru tentang sejarah bukan hanya dari buku wajib, tetapi pengetahuan itu diperoleh pula dari buku/tullisan lain yang relevan dengan materi pelajaran, agar ia mampu menjelaskan 5 W & 1 H (What, When, Where, Who,

Why & How).

Mengapa peristiwa itu terjadi?, Apa faktor-faktor penyebabnya atau latar belakangnya? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu? Apa makna peristiwa itu? Agar siswa menyenangi pelajaran sejarah, implementasi metode pengajaran tersebut (metode dua arah) sebaiknya disertai oleh penggunaan alat peraga yang tepat dan menarik. Misal, menayangkan foto-foto peristiwa, tokoh-tokoh pelaku sejarah, benda-benda peninggalan sejarah, dan lain-lain. Hal itu dimaksudkan agar pembelajaran sejarah berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk menunjang hal tersebut, maka perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum harus memiliki koleksi buku sejarah ilmiah dan tulisan bentuk lain mengenai sejarah.

(5)

Dalam hal ini, metode pengajaran sejarah gaya lama, yaitu metode satu arah dalam bentuk ceramah dengan mendiktekan isi buku wajib, harus ditinggalkan. Pengajaran sejarah dengan metode itu (metode satu arah) menyebabkan siswa tidak menyenangi pelajaran sejarah, karena metode pengajaran itu kaku dan membosankan. Siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

b) Pengajaran informal

Untuk menanamkan kesadaran sejarah pada generasi muda, tidak cukup hanya melalui pengajaran formal. Secara garis besar tetapi mendasar hal itu disebabkan oleh dua faktor. Pertama, pengajaran sejarah di sekolah waktunya sangat terbatas, bahkan sekarang di SD (Sekolah Dasar) pelajaran sejarah digabungkan ke dalam IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Pengajaran sejarah di perguruan tinggi tidak berlangsung di setiap peguruan tinggi. Kedua, kesadaran sejarah terkait dengan kebiasaan/budaya membaca. Namun kebiasaan/budaya membaca siswa/mahasiswa sebagai generasi muda, pada umumnya lemah.

Oleh karena itu, pengajaran sejarah secara formal perlu ditunjang oleh pengajaran sejarah secara informal. Pengajaran sejarah secara informal dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, lokakarya, diskusi, penataran, tayangan film dokumenter dan film bertema sejarah, napak tilas berkaitan dengan momentum sejarah dengan mengunjungi situs-situs sejarah, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan itu akan/dapat membangkitkan “emosional” sejarah.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh organ pemerintah dan lembaga terkait secara rutin dalam waktu tertentu. Misal, dalam rangka memperingati hari jadi kota dan kabupaten dan memperingati peristiwa-peristiwa penting, jangan hanya diisi oleh kegiatan yang sifatnya seremonial belaka, tetapi disertai oleh salah satu kegiatan tersebut.

Dalam memperingati hari-hari bersejarah dapat pula diselenggarakan lomba bagi generasi muda mengenai penulisan sejarah tentang peristiwa yang diperingati menurut persepsinya, dengan imbalan hadiah yang bermanfaat bagi pemenang.

Bila pengajaran sejarah secara informal melalui kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara sungguh-sungguh, kiranya kegiatan-kegiatan itu cukup efektif untuk membangkitkan kesadaran dan “emosional” sejarah pada generasi muda.

(6)

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, motto “Jangan sekali-kali melupakan sejarah (JASMERAH)”, “Historia Vitae Magistra (Sejarah Guru Kehidupan)”, “History is the

torch of truth”, “Sejarah pedoman untuk membangun masa depan”, dan lain-lain,

jangan hanya merupakan slogan kososng, tetapi diaplikasikan dengan baik melalui pengajaran sejarah.

PENUTUP

Sejarah memiliki arti penting sebagai acuan dasar dalam menghadapi kehudupan masa kini dan memprediksi kehidupan di masa mendatang. Arti penting sejarah itu ditunjukan oleh fungsinya, terutama fungsi informatif, edukatif, inspiratif, dan pragmatis. Namun arti penting sejarah itu terkesan belum benar-benar dipahami oleh generasi muda khususnya dan banga Indonesia umumnya. Berdasarkan penetlitian, di antara bangsa-bangsa di Asia Tenggara, bangsa Indonesia pada umumnya termasuk bangsa yang kurang memiliki kesadaran sejarah, padahal fakta sejarah menunjukkan, bangkitnya kesadaran nasional bangsa Indonesia dan perjuangan mencapai kemerdekaan, landasannya adalah kesadaran sejarah, kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Oleh karena itu, pelajaran sejarah seharusnya menjadi pelajaran wajib umum di setiap jenjang pendidikan, yaitu mulai SD sampai perguruan tinggi. Sementara itu, pengajaran sejarah secara informal pun perlu dilakukan melalui kegiatan-kegiatan tertentu yang melibatkan generasi muda, karena generasi muda adalah penerus bangsa.

Bandung, 4 Mei 2014 Penulis

(7)

SUMBER ACUAN (Selektif) Abdullah, T. dan Surjomihardjo, A. (eds.). 1985.

Ilmu Sejarah dan Historiografi; Arah dan Perspektif. Jakarta: Gramedia.

Ankersmit, F.R. 1987.

Refleksi Tentang Sejarah. Terjemahan Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.

Berkhofer Jr., R.F. 1971.

A Behavioral Approach to Historical Analisys. New York: Free Press.

Buston, W.H. 1963.

Principles of History Teaching. London: Methuen.

Gunning, D. 1978,

The Teaching of History. London: Croom Helm.

Hariyono. 1995.

Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Hardjasaputra, A. Sobana. 2010.

Metode Penelitian dan Penulisan Sejarah. Bandung: Fakultas Sastra Unpad.

Indonesia. Depdikbud. 1990.

Subtema Penulisan Sejarah. Hasil Seminar Sejarah Nasional V. Jakarta: Depdikbud.

Disjarah Nitra. Proyek IDSN. Kuntowijoyo. 1995.

Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Rowse, A.L. 1965.

Referensi

Dokumen terkait

Sondang Manik: Pengkajian Semantik Pada Bahasa gaul, 2004... Sondang Manik: Pengkajian Semantik Pada Bahasa

Pengantar Pembangunan Komuniti/ Introduction to Community Development Kerja Sosial dan Perkhidmatan Manusia/ Social Work and Human Services Pemakanan, Kesihatan dan

Secara keseluruhan, Rencana Strategis ini adalah niat yang dipasang dengan sungguh-sungguh, dengan rincian kegiatan yang tersusun secara koheren, yang diharapkan dapat

Dari beberapa penjelasan para ahli di atas, yang paling mendukung dalam penelitian ini adalah penjelasan dari Wang dan Chen (2020) yang mendefinisikan bahwa

Dengan berbagai macam pendidikan yang ada, para orang tua haruslah bijak memilih pendidikan yang tepat untuk anak-anaknya sesuai dengan tugas perkembangan yang akan mereka

Kata implementasi juga dapat dikatakan bermuara pada aktivitas atau suatu pelaksanaan, penerapan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh

Mohd Hussin, Mohd Yahya, Fidlizan Muhammad, Mohd Fauzi Abu Hussin, dan Azila Abdul Razak.. Public Spending on

Menerima ribuan informasi dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintegrasikannya untuk menentukan reaksi yang harus dilakukan tubuh Gerak refleks ialah