DOSEN : MTS. SAMBAS
TUGAS SUMMARY EKONOMI MAKRO
DISUSUN OLEH :
LUTFIA NUR RAMAHDANI (1511000035) – PENDAPATAN NASIONAL CINTHYA OKTAVIANI WIJAYA (1511000006) – KEBIJAKAN FISKAL
AZILAH AKAZAH (1511000020) – UANG, LEMBAGA KEUNGAN DAN KEBIJAKAN MONETER ROSALINA KUSUMA DEWI (1511000023) – INFLASI DAN PENGANGGURAN
MADE WINARTA (1511000026) – PERDAGANGANINTERNASIONAL DAN GLOBALISASI (KELOMPOK. 3 / S1. AKUNTANSI / GROUP A)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS – PERBANAS INSTITUTE
2015
1
DAFTAR ISI
PENDAPATAN NASIONAL ... 2
KEBIJAKAN FISKAL ... 6
UANG, LEMBAGA KEUANGAN DAN KEBIJAKAN MONETER ... 10
INFLASI DAN PENGANGGURAN ... 19
2
PENDAPATAN NASIONAL
Konsep kunci dalam laporan data produk dan pendapatan nasional adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
Dalam buku Principles of Economics Karl E. Case & Ray C. Fair Edisi 8, disebutkan bahwa “GDP adalah nilai pasar total output suatu negara. GDP merupakan nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi dalam suatu negara”.
Tercakup dalam definisi tersebut adalah:
1. Barang (Produk) dan Jasa Akhir
GDP mengacu pada barang dan jasa akhir. Banyak barang yang diproduksi dalam suatu perekonomian tidak dikelompokkan sebagai barang akhir, melainkan barang perantara. Barang perantara diproduksi oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam proses berikutnya oleh perusahaan lain. Barang perantara tidak dihitung dalam GDP karena akan mengakibatkan perhitungan ganda (double counting).
Perhitungan ganda (double counting) dapat dihindari dengan hanya menghitung nilai yang ditambahkan pada suatu produk oleh tiap perusahaan dalam proses produksinya. Nilai tambah (value added) selama beberapa tahap produksi adalah selisih antara nilai barang sewaktu meninggalkan tahap produksi dengan biaya barang itu sewaktu memasuki tahap itu. Dalam menghitung GDP, kita bisa menjumlahkan nilai tambah pada tiap tahap produksi atau kita bisa mengambil nilai penjualan akhir. Kita tidak menggunakan nilai penjualan total dalam perekonomian untuk mengukur jumlah output yang telah diproduksi.
2. Pengecualian Barang Bekas dan Transaksi Kertas
GDP hanya dihubungkan dengan produksi baru, atau saat ini. Output lama tidak dihitung dalam GDP saat ini karena telah dihitung sebelumnya pada saat diproduksi. Perhitungan ganda terjadi jika menghitung penjualan barang bekas dalam GDP saat ini. Seperti menjual mobil bekas, transaksinya tidak dihitung dalam GDP. Demikian juga sebuah rumah dihitung dalam GDP hanya pada saat dibangun, bukan tiap kali dijual kembali.
GDP mengabaikan semua transaksi di mana uang atau barang berpindah tangan, kecuali jika ada barang dan jasa baru yang diproduksi. Penjualan saham dan obligasi juga tidak dihitung dalam GDP, sebab hal tersebut hanya transfer kepemilikan aset dan tidak
3
berhubungan dengan produksi saat ini. Laba dari pasar saham atau obligasi yang dijual lebih dari nilai awal yang kita bayarkan juga tidak ada hubungannya dengan produksi saat ini, sehingga tidak dihitung dalam GDP.
3. Pengecualian output yang diproduksi di luar negeri oleh faktor produksi yang dimiliki dalam negeri
GDP adalah nilai output yang diproduksi oleh faktor produksi yang terletak di dalam suatu negara. Tiga faktor produksi dasar adalah modal, tenaga kerja dan tanah.
Kadang-kadang bermanfaat juga memiliki ukuran output yang diproduksi oleh faktor produksi yang dimiliki oleh warga suatu negara tanpa memandang di mana output tersebut diproduksi. Ukuran ini disebut Produksi Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP).
➢ Dalam buku Principles of Economics Karl E. Case & Ray C. Fair Edisi 8, disebutkan bahwa, GDP bisa dihitung dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Dimana GDP dengan pendekatan pengeluaran = GDP pendekatan pedapatan.
1. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Menurut pendekatan pengeluaran, ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam perekonomian yaitu:
A. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)→ C Ada 3 kategori utama pengeluaran rumah tangga, yaitu :
a. Barang Tahan Lama, seperti mobil, perabotan, dsb yang relatif bertahan dalam jangka panjang.
b. Barang Tidak Tahan Lama, seperti makanan, pakaian, bensin, dsb yang dihabiskan dengan segera.
c. Pembayaran Jasa, seperti layanan dokter, pengacara, lembaga pendidikan, dsb.
4
B. Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)→ I
Dalam buku Principles of Economics Karl E. Case & Ray C. Fair Edisi 8, disebutkan bahwa investasi menurut istilah ekonomi mengacu pada pembelian modal baru (perumahan, pabrik, peralatan dan persediaan). Jadi, investasi berbeda dengan pembelian saham, obligasi atau reksadana.
Dalam buku Makroekonomi Teori Pengantar Sadono Sukirno Edisi 3 Cetakan 16, disebutkan bahwa investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk membangun prasarana seperti jalan, sekolah, rumah sakit dan irigasi. Memberikan beasiswa, bantuan korban banjir dan subsidi-subsidi pemerintah tidak digolongkan sebagai pengeluaran pemerintah atas produk nasional karena bukan membeli barang dan jasa.
Investasi pada hakikatnya berarti pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa akan datang.
C. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)→ G
Konsumsi pemerintah adalah pembelian atas barang dan jasa yang akan dikonsumsikan, seperti membayar gaji guru sekolah, membeli alat-alat tulis dan kertas untuk digunakan dan membeli bensin untuk kendaraan pemerintah.
Dalam buku Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar edisi 4 Pratama Rahardja, Mandala Manurung, disebutkan bahwa yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah. Itulah sebabnya dalam data statistik GDP, pengeluaran konsumsi pemerintah nilainya lebih kecil daripada pengeluaran yang tertera dalam anggaran pemerintah (sisi pengeluaran agregat negara).
D. Ekspor Neto (Net Export)→ (X-M)
Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Dalam buku Makroekonomi Teori Pengantar Sadono Sukirno Edisi 3 Cetakan 16, disebutkan bahwa ekspor sesuatu negara, seluruh atau sebagian dari nilainya, merupakan barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Oleh sebab itu, nilainya harus dihitung ke dalam pendapatan nasional.
Barang impor merupakan produksi dari negara lain, oleh sebab itu, sebenarnya tidak perlu dihitung ke dalam pendapatan nasional. Namun, tidak
5
dapat dielakkan keadaan di mana nilai barang impor termasuk dalam penghitungan pendapatan nasional. Untuk mengatasi kelemahan ini, nilai impor harus dikurangi dari nilai perbelanjaan lain. Jadi, yang perlu dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah ekspor neto, yaitu ekspor setelah dikurangi dengan impor.
2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Dalam buku Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar edisi 4 Pratama Rahardja, Mandala Manurung, disebutkan bahwa metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
Untuk memproduksi output dibutuhkan input berupa barang modal yang dibalas jasa dengan sewa (rent), tenaga kerja yang dibalas jasa dengan upah atau gaji (wages or salary), uang atau aset finansial yang dibalas jasa dengan pendapatan bunga (interest) dan untuk pengusaha yang dibalas jasa dengan keuntungan (profit).
Source :
1. Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar edisi 4 Pratama Rahardja, Mandala Manurung
2. Makroekonomi Teori Pengantar Sadono Sukirno Edisi 3 Cetakan 16 3. Principles of Economics Karl E. Case & Ray C. Fair Edisi 8
6
KEBIJAKAN FISKAL
I.
Definisi dan Pengertian
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Penerimaan pemerintah diasumsikan sebagai pajak (tax), dengan notasi huruf T, sedangkan pengeluaran pemerintah (government expenditure) dengan notasi huruf G.
PAJAK
Secara ekonomi, pajak adalah pemindahan sumber daya yang ada di sektor rumah tangga dan perusahaan (dunia usaha) ke sektor pemerintah melalui mekanisme pemungutan tanpa wajib member balas jasa langsung. Jika pungutan pemerintah sifatnya memberikan balas jasa langsung, maka pungutan tersebut disebut retribusi.
Besarnya pajak dipengeruhi oleh tingkat pendapatan, sebaliknya pajak dapat mempengaruhi pola laku produksi dan atau konsumsi.
Pajak yang nilainya positif akan menyebabkan pendapatan riil makin rendah atau harga barang makin mahal, sedangkan pajak yang nilainya negatif (subsidi) akan meningkatkan pendapatan riil atau menyebabkan harga output atau input menjadi lebih murah.
a. Klarifikasi Pajak
▪ Pajak Objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
▪ Pajak Subjektif adalahpajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Salah satu indicator yang digunakan adalah penghasilan. Contoh : Pajak Penghasilan (PPh).
▪ Pajak Langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yang lain (no tax incidence). Contoh : Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Pajak Penghasilan (PPh).
▪ Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser kepada wajib pajak yang lain (tax incidence). Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM).
7
b. Tarif Pajak
▪ Pajak Nominal adalah pajak yang pengenaannya berdasar sejumlah nilai nominal tertentu.Notasi untuk pajak nominal adalah T (huruf besar).
▪ Pajak Persentase adalah pajak yang bebannya ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari dasar pengenaan pajak. Notasi untuk pajak persentase adalah t (huruf kecil).
Pajak persentase dapat dibedakan menjadi pajak proporsional, progresif dan regresif.
✓ Pajak Proporsional adalah pajak yang tarifnya tetap. Contoh : Pajak Penghasilan (PPh).
✓ Pajak Progresif adalah pajak yang tarifnya makin tinggi bila dasar pengenaan pajaknya makin tinggi.
✓ Pajak Regresif adalah pajak yang tarifnya justru makin rendah pada saat penghasilan meningkat.
II.
Pengaruh Pajak Terhadap Pendapatan dan Konsumsi
➢ Pajak Nominal
Jika pendapatan adalah Y dan pajak nominal adalh T, maka pendapatan disposable :
Fungsi konsumsi menurut model Keynes adalah :
Dengan adanya pajak nominal, maka Yd = Y – T, sehingga fungsi konsumsi menjadi:
Pajak nominal tidak mengubah nilai MPC. Artinya pajak nominal tidak mengubah sensitivitas konsumsi akibat perubahan pendapatan. Yang berubah adalah
Yd = Y - T C = CO + bYd C = CO + bYd = CO + b(Y – T) = CO + bY – bT = CO – bT + bY
8
konsumsi otonomus, dimana pajak nominal menyebabkan konsumsi otonomus menjadi lebih kecil sebesar bT.
➢ Pajak Proporsional
Jika pajak penghasilan yang dikenakan adalah proporsional (t), maka pendapatan disposable menjadi :
Akibatnya fungsi konsumsi berubah menjadi :
Pajak proporsional menyebabkan MPC menjadi (b – bt) atau lebih kecil sebesar bt, sedangkan konsumsi otomus tetap.
III. Politik Anggaran
Dilihat dari perbandingan nilai penerimaan (T) dan pengeluaran (G), politik anggaran dapat dibedakan menjadi anggaran tidak berimbang dan anggaran berimbang.
Pengaruh perubahan pengeluaran pemerintah terhadap perubahan pendapatan keseimbangan adalah :
∆Y = ∆G (1-b)
Sedangkan pengaruh pajak terhadap pendapatan adalah ; ∆Y = - b∆T
(1-b)
Anggaran tidak berimbang dapat dibedakan lagi menjadi anggaran deficit (deficit budget) dan anggaran surplus (surplus budget).
A. Anggaran Defisit (Deficit Budget)
Yd = Y – tY = Y(1 – t)
C = CO + bYd = CO + b{Y(1 – t)}
9
Anggaran defisit adalah anggaran yang memang direncanakan untuk defisit, sebab pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah (T < G atau G > T). Disebut juga dengan kebijakan fiskal ekspansif.
B. Anggaran Surplus (Surplus Budget)
Dalam anggaran surplus, pemerintah merencanakan penerimaan lebih besar dari pengeluaran (T > G atau G < T). Disebut juga kebijakan fiskal kontraktif.
C. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Pemerintah dikatakan menempuh politik anggaran berimbang bila pengeluaran direncanakan akan sama dengan penerimaan (G = T dan atau ∆G = ∆T).
Source :
➢ Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar edisi 4 Pratama Rahardja, Mandala Manurung
10
UANG, LEMBAGA KEUANGAN DAN KEBIJAKAN
MONETER
UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN
I.
Definisi Uang
Uang merupakan stok asset-aset yang dipergunakan untuk transaksi. Uang adalah sesuatu yang diterima / dipercaya masyarakat sebagai alat pembayaran atau transaksi.
II.
Jenis-jenis Uang
1. Uang Fiat (Fiat Money atau Token Money), adalah komoditas yang diterima sebagai uang, namun nilai nominalnya jauh lebih besar dari nilai komoditas itu sendiri.
2. Uang Komoditas (Commodity Money),adalah uang yang nilainya sebesar nilai komoditas itu sendiri.
3. Uang Hampir Likuid Sempurna (Near Money), salah satu syarat suatu asset untuk dapat digunakan sebagai uang adalah likuditasnya. Uang Fiat dan Uang Komoditas adalah uang yang likuid sempurna, sehingga untuk dapat digunakan tidak perlu ditukarkan atau dicairkan terlebih dahulu. Misalnya, uang dalam bentuk cek (demand deposit).
III. Fungsi Uang
1. Satuan Hitung (Unit of Account),uang yang dapat memberikan harag suatu komoditas berdasarkan satu ukuran umum.
2. Alat Transaksi (Medium of Exchange),sebagai alat transaksi, uang amat mempermudah dan mempercepat kegiatan pertukaran dalam perekonomian modern. 3. Penyimpanan Nilai (Store of Value),dikaitkan dengan kemampuan uang
menyimpan hasil transaksi atau pemberian yang meningkatkan daya beli, sehingga semua transaksi tidak perlu dihabiskan saat itu juga.
4. Standar Pembayaran Di Masa Mendatang (Standard of Deferred
Payment),pembayaran di masa yang akan datang.
11
Teori yang menjelaskan permintaan uang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Teori Permintaan Uang Klasik, Menurut pandangan ekonom Klasik, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar. Bila tingkat output meningkat, maka permintaan uang meningkat, begitu sebaliknya.
Dimana :
(M/P) ͩ : Permintaan uang rill M : Nilai nominal uang
P : Tingkat harga
Y : Pendapatan atau output
k : Proposi permintaan uang terhadap pendapatan atau output
Classical Quantity of Money, dikemukakan oleh Irving Fisher.
Atau
Dimana:
M : Jumlah uang beredar V : Velositas uang P : Tingkat harga umum T : Jumlah unit transaksi
Dengan Demikian :
Velositas Uang : Konsep yang menunjukan berapa kali dalam setahun uang berputar di dalam sebuah perekonomian.
Jumlah Uang x Velositas = Harga x Transaksi
MV = PT
(M/P)ᵈ = k.Y
12
2. Teori Permintaan Uang Keynesian, menurut teori Keynes ada 3 motivasi orang memegang uang, yaitu (1) transaksi, (2) berjaga-jaga, (3) memperoleh keuntungan.
▪ Jumlah Uang Beredar
Jumlah Uang Beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (Narrow Money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang katral dan uang giral.
Dimana:
M₁ : Jumlah uang beredar dalam arti sempit
C : Uang kartal (currency) = uang kertas + uang logam D : Uang giral atau cek (demand deposit)
Uang beredar dalam arti luas (M₂) = M₁ ditambah deposito berjangka (time deposit)
Dimana:
M₂ : Jumlah uang beredar dalam arti luas TD : Deposito berjangka (time deposit)
IV. Proses Penciptaan Uang
Proses penciptaan uang terjadi di dalam system perbankan, di mana bank yang pertama kali memperoleh deposito akan menyalurkan kepada bank berikutnya (bank kedua) sebagai pinjaman. Besarnya deposito yang dapat diubah menjadi pinjaman tergantung dari ketentuan besarnya giro wajb minimum, disingkat GWM ( reserve requitment ratio, disingkat RRR). RRR makin rendah, daya ekspresi kredit perbankan makin besar.
▪ Model Matematis Proses Penciptaan Uang
M₁ = C + D
13
Tiga konsep yang harus diketahui guna menurunkan persamaan matematis
penciptaan uang adalah: (¹) Uang Primer, (²) Giro Wajib Minimum, (³) Rasio Uang Katral Giral.
LEMBAGA KEUANGAN
I.
Definisi dan Pengertian
Lembaga Keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan.
II.
Lembaga Keuangan Perbankan (Banking Financial
Institution)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7/1992 (sebagaimana diubah dengan UU No. 10/1998) tentang Perbankan. Undang-Undang tersebut mengklasifikasikan bank menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.
Kegiatan usaha bank umum adalah :
✓ Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan / atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
✓ Memberikan kredit.
✓ Menerbitkan surat pengakuan utang.
✓ Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
✓ Kegiatan-kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang tidak betentangan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh bank umum adalah : ✓ Melakukan penyertaan modal, keuali dalam hal tertentu seperti yang diatur dalam
undang-undang. ✓ Usaha peransuransian.
14
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.
Kegiatan-kegiatan usaha yang diperbolehkan dilakukan oleh BPR menurut undang -undang adalah :
✓ Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. ✓ Memberikan kredit.
✓ Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.
✓ Menempatkan dananya dalam bentuk SBI , deposito dan atau tabungan pada bank lain.
Kegiatan usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR adalah : ✓ Menerima simpanan dalam bentuk giro.
✓ Melakukan penyertaan modal. ✓ Melakukan usaha peransuransian.
✓ Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha tersebut di atas.
3. Bank Sentral (Central Bank)
Fungsi utama paling mendasar dari sebuah bank sentral suatu Negara adalah mengatur jumlah uang beredar dalam perekonomian (to manage nations money supply). Tetapi dalam praktiknya, bank sentral menjalankan banyak fungsi mulai dari penanganan penyelesaian giro (clearing and collecting check) sampai kepada pemberian izin, pembinaan, dan pengawasan perbankan.
Secara umum, ada beberapa fungsi utama bank sentral dalam dunia yaitu :
Agen Fiskal Pemerintah (Fiscal Agent of Government),berfungsi sebagai penasihat, dan member bantuan untuk mengelola berbagai masalah/transaksi keuangan pemerintah.
Banknya Bank (Banker of Bank),fungsinya member bantuan kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas (lender of last resort).
Menentukan kebijakan moneter (Monetary Policy Maker),fungsinya adalah pengendalian jumlah uang beredar sebagai bagian dari kebijakan ekonomi yang bertujuan mengarahkan kondisi makroekonomi kea rah yang lebih baik dan atau diinginkan.
Pegawasan, evaluasi, dan pembinaan perbankan (Supervision, Examination,
and Regulation),pentingnya fungsi ini adalah karena ketidaksempurnaan pasar
15
Penanganan Transaksi Giro (The Clearing and Collection of Checks),fungsinya mengefisienkan kegiatan-kegiatan transaksi yang menggunakan alat pembayaran giro.
Riset-riset Ekonomi (Economic Research),riset-riset ekonomi yang dilakukan bank sentral terutama adalah yang berkaitan dengan masalah-masalah dan perkembangan sector moneter.
4. Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Negara Republik Indonesia. Didirikan pada tahun 1953. Dasar hukum pendirian BI adalah Undang-Undang Nomor 11/1953. Sama halnya dengan bank sentral di Negara-negara lainnya, BI mengalami perubahan kedudukan dan fungsi pokoknya, yang merupakan konsekuensi dari perkembangan sejarah, politik dan ekonomi Indonesia.
Wujud independensi itu terlihat dalam dua hal, yaitu:
1. Kepempinan dan Kewenangan Bank Indonesia, berdasarkan UU No. 23/1999 (pasal 41), Gubernur dan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia diusulkan dan diangkat oleh Presiden atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Hubungan Keuangan Dengan Pemerintah, berdasarkan UU No. 23/1999, Bank Indonesia tidak lagi memberikan pinjaman kepada pemerintah demi menjaga independensinya (Pasal 56).
5. Lembaga Keuangan Bukan Perbankan (Non Banking Financial Institution)
Sebagai lembaga keuangan yang tidak diizinkan menghimpun dana dalam bentuk tabungan, maka kegiatan penghimpunannya dana yang dilakukan LKBB adalah mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya untuk membiayai kegiatan investasi dan atau konsumsi individu perusahaan.
Contoh :
➢ Perusahaan Asuransi, Produk atau jasa yang ditawarkan asuransi adalah perlindungan financial untuk mengahdapi berbagai hal yang kurang menguntungkan. ➢ Lembaga Dana Pensiun, lembaga ini menawarkan jasa berupa persiapan dana
pensiun.
➢ Perusahaan Investasi, Produk yang ditawarkan adalah diversifikasi (diversification). Yang dimaksud diversifikasi adalah kemampuan membeli atau memiliki berbagai jenis atau tipe asset finanasial.
16
➢ Perusahaan Pembiayaan, di Indonesia berdasarkan Keppes No. 61/1988, kegiatan usaha yang masuk dalam lingkup perusahaan pembiayaan adalah: 1). Sewa guna (leasing), 2). Modal ventura (capital revenue), 3). Anjak piutang (factoring), 4). Pembiayaan konsumen (consumer finance), 5). Kartu kredit (credit card), 6). Perdagangan suart-surat berharga (securities company).
➢ Pegadaian, merupakan lembaga perkreditan berdasarkan hukum gadai.
6. Lembaga Keuangan Informal
Lembaga Keuangan Infromal adalah lembaga yang menjalankan fungsi lembaga keuangan namun tidak berlandaskan kekuatan hukum. Bentuk-bentuk usaha lembaga keuangan informal yang ada di Indonesia antara lain, riba dan ijon.
KEBIJAKAN MONETER
I.
Definisi dan Pengertian
Kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar.
II.
Instrumen Kebijakan Moneter
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation), adalah pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah (government securities).
2. Fasilitas Diskontro (Discount Rate), adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requitment Ratio), Penetepan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumla uang beredar, jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil disbanding sebelumnya.
4. Imbauan Moral (Moral Persuasian), Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan jumlah uang beredar.
III. Kebijakan Moneter dan Keseimbangan Ekonomi : Analisis
IS-LM
17
Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Keseimbangan Ekonomi, Dalam perekonomian pasar, kenaikan tingkat bunga mengindikasikan telah terjadinya kelebihan permintaan investasi. Akibatnya terjadi dua sisi:
✓ Sisi Output : Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yang dibatalkan, sebagai akibatnya pertambahan kapasitas produksi menjadi lebih kecil.
✓ Sisi Biaya : Kenaikan tingkat bunga akan menaikkan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya modal.
▪ Efektivitas Kebijakan Moneter
Sudut Kemiringan Kurva ISʳ
IS₂
IS₁ IS ₃
Y
Kurva IS₁ lurus sejajar dengan sumbu vertikal. Kurva IS yang seperti ini terjadi karena permintaan investasi tidak sensitive terhadap perubahan tingkat bunga (kurva I tegak lurus). Sebaliknya kurva IS₂ terbentuk dari kurva I yang mendatar sejajar dengan sumbu horizontal. Artinya kurva investasi elastis sempurna.
Sudut Kemiringan Kurva LM
ʳ LM₁ LM₂
LM₃
18
ʳ Interval Klasik
Interval antara Interval Keynesian
Y (b)
Kurva LM₁, berbentuk tegak lurus sejajar sumbu vertikal. Kurva ini diturunkan dari kurva permintaan uang untuk spekulasi (M℠) yang tegal lurus. Artinya, permintaan uang untuk spekulasi tidak sensitive terhadap perubahan tingkat bunga.
▪ Berbagai Kemungkinan Hasil Kebijakan Moneter
Evaluasi terhadap efektivitas kebijakan moneter dapat dilakukan dengan melhat titik-titik potong kurva kurva IS dan LM. Karena kurva IS dan LM masing-masing memiliki minimal tiga kondisi, maka minimal ada sembilan kombinasi titik potong kurva IS-LM. Dari sembilan kombinasi tersebut, dua di antaranya tidak terdefinisikan. Yang pertama adalah titik potong kurva IS mendatar (IS₂) dengan kurva LM mendatar (LM₃). Yang kedua adalah titik potong antara kurva IS tegak lurus (IS₁) dengan kurva LM tegak lurus (LM₁).
Source :
➢ Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar edisi 4 Pratama Rahardja, Mandala Manurung
19
INFLASI DAN PENGANGGURAN
INFLASI
I.
Definisi dan Pengertian Inflasi
Inflasi, adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Ada 3 komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi :
• Kenaikan Harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga sebelumnya.
• Bersifat Umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
• Berlangsung Terus-Menerus
Kenaikan harga suatu komoditas bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Inflasi terjadi dalam rentang waktu minimal bulanan.
II. Inflasi : Analisis Permintaan dan Penawaran Agregat
1. Permintaan Agregat
(Aggregate Demand / AD), adalah total permintaan secarabarang dan jasa dalam suatu perekonomian selama satu periode tertentu.
o Faktor Ceteris Paribus sangat berpengaruh terhadap permintaan agregat. Kedua faktor tersebut adalah kebijakan yang diambil pemerintah :
Penurunan tingkat harga dari P1 ke P2 menyebabkan penaikan tingkat permintaan output barang dan jasa dari Y1 ke Y2 (hubungan negatif). Alasan yang menyebabkan hal ini terjadi : harga jatuh, kekayaan riil meningkat, tingkat suku bunga jatuh dan tingkat pertukaran menurun.
20
o Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Permintaan Agregat adalah kebijakan yang bertujuan mengarahkan ekonomi makro ke kondisi yang lebih baik dengan mengatur jumlah uang yang beredar.
o Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Permintaan Agregat adalah kebijakan yang bertujuan mengarahkan ekonomi makro ke kondisi yang lebih baik dengan mengatur anggaran pemerintah di sisi penerimaan dan pengeluaran.
2. Penawaran Agregat(Aggregate Supply / AS)
, adalah Jumlah seluruh barangdan jasa akhir yang dihasilkan dalam perekonomian yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga.
Kurva penawaran agregat atau Aggregate Supply / AS adalah keterhubungan antara kuantitas agregat dari output yang ditawarkan oleh semua perusahaan dalam perekonomian dan tingkat harga keseluruhan.
▪ Inflasi dan Keseimbangan Ekonomi
Secara grafis, keseimbangan ekonomi dapat tercapai dititik E pada saat kurva AD dan AS berpotongan.
▪ Inflasi Tekanan Permintaan (Demand – Pull Inflation)
Adalah inflasi yang terjadi karena dominannya tekanan permintaan agregat. Tekanan permintaan menyebabkan output perekonomian bertambah tetapi disertai inflasi, dilihat dari makin tingginya tingkat harga umum.
▪ Inflasi Dorongan Biaya (Cost – Push Inflation)
Dapat terjadi karena kenaikan biaya produksi, biasanya menyebabkan penawaran agregat berkurang. Naiknya biaya produksi disebabkan oleh naiknya
21
harga input pokok misalnya kenaikan upah minimum provinsi (UMP) dan BBM akan menyebabkan biaya produksi barang output sektor industri menjadi lebih mahal.
▪ Stagflasi
Menerangkan kombinasi antara 2 keadaan buruk yaitu stagnasi dan inflasi. Stagnasi adalah kondisi dimana tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar nol persen per tahun. Jumlah output relative tidak bertambah dan sayangnya kondisi ini disertai oleh inflasi. Stagflasi akan terjadi jika permintaan agregat (AD) bertambah, sedangkan penawaran agregat (AS) berkurang.
III. Beberapa Indikator Inflasi
1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index), adalah indeks yang menunjukan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu.
2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index), jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka IHPB melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu IHPB sering juga disebu tindeks harga produsen(producer price index).
3. Indeks Harga Implisit (GDP Deflator), untuk mendapatkan gambaran inflasi yang paling mewakili keadaan yang sebenarnya, ekonom menggunakan indeks harga implisit atau IHI. Angka deflator ini digunakan untuk pembahasaan Produk Domestic Bruto.
4. Alternatif Dari Indeks Harga Implisit, hal ini mungkin saja terjadi ketika ingin menghitung inflasi dengan menggunakan IHI tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki data IHI. Hal ini bisa diatasi sebab prinsip dasar perhitungan inflasi berdasarkan deflator PDB (GDP Deflator) yaitu dengan membandingkan pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil. Selisih keduanya merupakan inflasi.
IV. Biaya Sosial dari Inflasi
Ada beberapa masalah sosial (biaya sosial) yang muncul dari inflasi ini yaitu :
22
Inflasi menyebabkan daya beli pendapatan semakin rendah khususnya masyarakat yang berpenghasilan kecil.
➢ Memburuknya distribusi pendapatan
Dampak buruk dari inflasi terhadap kesejahteraan dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi.
➢ Terganggunya stabilitas ekonomi
Inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak tentang masa depan (ekspetasi) para pelaku ekonomi.
PENGANGGURAN
I.
Definisi dan Pengertian Pengangguran
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yang tidak mau bekerja tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika ia ingin mencari pekerjaan (ingin bekerja) mungkin dengan segera akan mendapatkannya.
Menurut BPS atau Badan Pusat Statistik yang dimaksud dengan bekerja adalah orang yang selama 2 minggu sebelum Sensus Penduduk dilakukan telah bekerja minimal selama 2 jam.
Ada 2 dasar utama klasifikasi pengangguran yaitu :
1. Pendekatan Angkatan Kerja (Labour Force Approach),
pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja.2. Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilizatiion Approach)
,dalam pendekatan ini angkatan kerja dibagi menjadi 3 kelompok :
Menganggur : mereka yang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
Setengah mengaggur : mereka yang bekerja tapi belum dimanfaatkan secara penuh. Bekerja penuh : orang – orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35
jam per minggu.
▪ Jenis – Jenis Pengangguran
1. Pengangguran Friksional, yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dengan lowongan kerja. Kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan waktu, informasi ataupun geografis. Pengangguran jenis ini hanya bersifat sementara.
23
2. Pengangguran Struktural, dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya hanya mendasar. Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Dilihat dari sifatnya, pengangguran struktural lebih sulit diatasi daripada pengangguran friksional. Selain membutuhkan pendanaan yang besar juga membutuhkan waktu yang lama.
3. Pengangguran Siklis, pengangguran siklis juga disebut dengan pengangguran konjungtur adalah penngangguran yang diakibatkan olehperubahan – perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian seperti jika ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan harus mengurangi kegiatan produksi. Seperti, mengurangi jam kerja, dan sebagaian tenaga kerja diberhentikan.
4. Penganguran Musiman, pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama disektor pertanian. Misalnya diluar musim tanam dan panen petani umumnya menganggur, sampai menunggu musim tanam dan panen berikutnya.
II. Biaya Sosial dari Pengangguran
Sama dengan inflasi, pengangguran juga menyebabkan dampak negative yaitu :
1. Terganggunya Stabilisasi Perekonomian
• Melemahnya permintaan agregat • Melemahnya penawaran agregat
2. Terganggunya Stabilitas Sosial Politik
• Pengangguran yang tinggi juga menyebabkan naiknya kriminalitas, berupa pencurian, perampokan atau pun penyalahgunaan obat terlarang maupun kegiatan – kegiatan ekonomi illegal lainnya.
Source : Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar edisi 4 Pratama Rahardja, Mandala Manurung
24
PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN
GLOBALISASI
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
I.
Surplus dan Defisit Perdagangan
Surplus Perdangangan yaitu situasi ketika suatu negara mengekspor lebih banyak dari pada yang diimpornya.
Defisit perdagangan yaitu situasi ketika suatu negara mengimpor lebih banyak daripada yang di impornya.
II.
Basis Ekonomi Untuk Perdagangan
1. Teori Keunggulan Komparatif, teori Ricardo bahwa spesialisasi dan perdagangan bebas akan menguntungkan semua mitra dagang (upah rill akan naik), bahkan bagi produsen yang kurang afisien.
2. Keunggulan Absolut, yaitu keunggulan produksi suatu barang atau jasa yang dinikmati oleh suatu negara atas negara lain ketika negara itu menggunakan lebih sedikit sumber daya untuk memproduksi barang atau jasa itu daripada yang dilakunan negara lain.
3. Keunggulan komparatif, keunggulan produksi suatu barang atau jasa yang dinikmati oleh suatu negara atas negara lain ketika barang atau jasa itu bisa diproduksi dengan biaya lebih rendah dalam hal barang atau jasa lain dibandingkan yang bisa dilakukan oleh negara lain.
▪ Syarat Perdagangan
Rasio dimana suatu negara bisa memperdagangkan produk domestik dengan produksi impor disebut dengan Syarat Perdagangan.Syarat perdagangan menentukan bagaimana keuntungan dari perdagangan didistribusikan di antara para mitra dagang.
25
Ketika perdagangan itu gratis tidak dihalangi oleh hambatan yang dibentuk oleh pemerintah pola perdagangan dan aliran perdagangan dihasilkan oleh keputusan independen ribuan importir dan eksportir serta jutaan rumah tangga dan perusahaan swasta.
Tingkat Kurs rasio perdagangan dua mata uang.harga satu mata uang dibandingkan dengan mata uang lain.
III. Sumber Keunggulan Komparatif
Sebagian besar ekonom melihat anugerah sumber daya (factor endowment), kuantitas dan kualitas tenaga kerja, tanah dan sumber daya alam sebagai sumber utama keunggulan komparatif.Faktor anugerah cenderung menjadi bagian signifikan pola perdagangan dunia aktual.
Teori Heckscher Ohlin, yaitu teori yang menerangkan keunggulan komparatif suatu negara dengan anugerah sumber dayanya.suatu negara memiliki keunggulan komparatif suatu dalam produksi suatu produk jika negara itu relatif banyak dianugerahi dengan input yang digunakan secara intensif dalam produksi produk itu.
IV.
Hambatan Dagang : Tarif, Subsidi, Ekspor, dan Kuota
Hanbatan dagang yang juga disebut rintangandagang memiliki banyak bentuk ada tiga, yaitu tarif.subsidi, ekspor dan kuota.Semua adalah bentuk proteksi yang mebentengi beberapa sektor perekonomian dari persaingan asing.
1. Tarif adalah pajak atas impor.tarif rata rata atas impor di amerika serikat kurang dari 5 persen.barang tertentu yang diproteksi memilik tarif yang lebih tinggi.
2. Subsidi Ekspor yaitu pembayaran pemerintah yang dilakukan pada perusahaan dalam negeri untuk mendorong ekspor.
3. Dumping adalah penjualan produksi perusahaan atau industri di pasar dunia pada harga di bawah biaya produksinya.
4. Kuota adalah atas kuantitas impor.kuota bisa bersifat wajib ataupun sukarela,dan mungkin diundangkan atau dinegosiasikandengan pemerintah asing.
26
5. Tarif Smoot-Hawley, undang undang tarif AS kurun 1930an yang menetapkan tarif tertinggi dalam sejarah.AS (60 persen).undang undang ini memulai perang dagang internasional dan menyebabkan penurunan dagang yang sering dianggap menjadi penyebab depresi di seluruh dunia pada kurun 1930an.
6. General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), kesepakatan internasional yang ditandatanggani oleh anerika serikat dan 22 negara lain pada 1947 untuk mendorong liberalisasi oerdagangan asing.
7. Integrasi Ekonomi, terjadi ketika dua negara atau lebih bergabung untuk membentuk zona perdagangan bebas.
8. Uni Eropa (European Union / EU), blok perdagangan eropa yang terdiri atas 25 negara.
9. Kesepakatan perdagangan bebas AS dan kanada, kesepakatan dimana anerika serikat dan kanada sepakat menghilangkan semua hambatan dagang diantara kedua negara pada tahun 1998.
10. North American Free Trade Agreement (NAFTA), kesepakatan yang ditandatanggani oleh Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada dimana ketiga negara setuju membangun seluruh Amerika Utara sebagai zona perdagangan bebas.
V.
Perdagangan Bebas atau Proteksi
Dalam satu hal teori keunggulan komparatif adalah kasus perdagangan bebas. Hambatan dagang mencegah suatu negara meraup hasil manfaat spesialisasi.mendorongnya untuk menggunakan teknik produksi yang relatif tak efisien dan memaksa konsumen untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk produksi yang diproduksi proteksi yang sebaliknya akan dibayar.
Argumen lain untuk proteksi menyatakan bahwa tenaga kerja asing yang murah membuat persaingan tak sehat.bahwa beberapa negata terlibat dalam praktik dagang yang tak seimbang dan bahwa proteksi melindungi keamanan nasional. Sebagian besar ekonom cenderung memilih perdagangan bebas.
27
GLOBALISASI
I.
Definisi dan Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah proses peningkatan ketergantungan antara negara dan warga negaranya.Dengan definisi ini, globalisasi memiliki dimensi sosial, budaya,politik, dan ekonomi. Globalisasi meliputi peningkatan perdagangan internasional.
Tujuan kita disini adalah membahas proses Globalisasi Ekonomi. Globalisasi Ekonomi adalah proses meningkatnya ketergantungan ekonomi antara negara dan warga negaranya.
II.
Sejarah Singkat Globalisasi Ekonomi
Sejarawan ekonomi Jeffrey Williamson, mengklasifikasi periode 1820-1914 sebagai periode globalisasi pertama yang besar dan periode sejak perang dunia II sebagai periode kedua.
III. Manfaat dan Kerugian Globalisasi
Globalisasi ekonomi telah dikritik oleh banyak kalangan.untuk memperjelas argumen ini, mula-mula kita akan mengkaji perdebatan tentang perdagangan bebas barang dan jasa.kemudian kita beralih ke perdebatan tentang mobilitas tenaga kerja antaranegara : imigrasi, terakhir,kita membahas masalah unik pasar keuangan global.
1. Keunggulan Komparatif, suatu negara menikmati keunggulan komparatif dalam produksi suatu barang jika produksi barang itu memiliki biaya peluang lebih rendah daripada jika diproduksi di negara lain.
2. Makanan Transgenik(GM), turunan makanan yang telah dimodifikasi secara genetik. Contohnya meliputi padi, kapas, jagung, dan kedelai yahan serangga dan herbisida dengan kandungan vitamin dan zat besi yang diperkaya.
3. Akta Kontrol dan Reformasi Imigrasi (1986), pemberian amnesti pada sekitar 3 juta imigrasi ilegal dan mengenakan serangkaian sanksi perusahaan yang besar yang dirancang untuk memperlambat aliran inigrasi ke amerika serikat.
28
4. Argumen Ekonomi Imigrasi Bebas, argumen imigrasi menyatakan bahwa imigrasi bebas bisa meningkatkan output dunia.oleh sebab itu,tenaga kerja yang sama menghasilkan lebih banyak output total setelah imigrasi dan outpun dunia pun naik.
IV. Kebijakan Publik dan Globalisasi
Peningkatan saling ketergantungan negara-negara dan warga negara mereka turut membawa beberapa oerdebatan kebijakan spesifik yang berkembang melebihi persoalan tenaga kerja.mobilitas modal, dan perdagangan bebas yang baru kita bahas.pertama ada ekternalitas dan barang publik gobal.bagaimana seharusnya negara-negara didunia menaggapi masalah koordinasi skala besar ini, seperti permasalahan global? kedua,sejumlah institusi besar dan kuat,yang sering disebut lembaga swadaya masyarakat atau non pemerintah (LSM )memainkan peran kuat dalam dalam menerapkan kesepakatan moneter internasional dan aturan perdagangan.
V.
Barang Publik dan Eksternalitas Global
Barang publik yang disebut barang sosial adalah barang dan jasa yang memberikan manfaat kolektif bagi anggota masyarakatnya.umum semua orang bisa menikmati manfaatnya begitu diproduksi.Contoh klasiknya adalah udara bersih dan pertahanan nasional.
Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang disebabkan oleh suatu aktifitas atau transaksi yang dikenakan atau ditimpakan terhadap beberapa pihak di luar aktifitas atau transaksi.
VI. Globalisasi, Kapitalisme dan Demokrasi
Sering kali persoalan keterbukaan dan globalisasi bersinggungan dengan persoalan yang menyangkut sistem politik dan ekonomi.pengajur globalisasi sering kali adalah pendukung setia kapitalisme laissez-faire.
1. Perekonomian Sosialis Murni adalah perekonomian dimana pemerintah memiliki tanah dan modal dan sumber daya dialokasikan oleh rencana pemerintah pusat. 2. Perekonomian laissez-faire adalah perekonomian dimana pemerintah nyaris tidak
memiliki peran dalam mengarahkan perekonomian.