• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah pemeriksaan SPERMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah pemeriksaan SPERMA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SPERMA ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SPERMA

RS. ULIN BANJARMASIN RS. ULIN BANJARMASIN

Per

Perkemkembangbangan an seoseoranrang g manmanusiusia a diadiawalwali i dendengan gan pempembuabuahan han , , yaiyaitu tu suasuatutu  proses

 proses dimana dimana spermatozoa spermatozoa dari dari pria pria dan dan oosit oosit dari dari wanita wanita bergabung bergabung membentuk membentuk  sua

suatu tu orgorganianisme sme barbaru u yaiyaitu tu zigzigot ot (Sa(Sadledler r , , 2002002). 2). SperSpermatmatogenogenesiesis s disdisebut ebut jugjugaa sebagai tahap poliferasi atau perbanyakan. Proses pembentukan gamet (sel kelamin) sebagai tahap poliferasi atau perbanyakan. Proses pembentukan gamet (sel kelamin) dis

disebut ebut gamgametoetogenegenesisis. s. ProProses ses pempembentbentukan ukan spespermarmatoztozoa oa (s(sel el kelkelamiamin n janjantantan))  berlangsung di dalam testis yang terdapat di srotum (!ampbell, "##$).

 berlangsung di dalam testis yang terdapat di srotum (!ampbell, "##$).

Semen, yang diejakulasikan selama akti%itas seksual pria, terdiri atas airan Semen, yang diejakulasikan selama akti%itas seksual pria, terdiri atas airan dan sperma yang berasal dari %as deferens (kira&kira "0' dari keseluruhan semen), dan sperma yang berasal dari %as deferens (kira&kira "0' dari keseluruhan semen), airan dari %esikula seminalis (kira&kira $0'), airan dari kelenjar prostat (kira&kira airan dari %esikula seminalis (kira&kira $0'), airan dari kelenjar prostat (kira&kira 0

0')'), , dadan n sesejujumlmlah ah kekeiil l aairiran an dadari ri kekelelenjnjar ar mumukokosasa, , teterurutatama ma kekelelenjnjar ar   bulbouretralis.

 bulbouretralis. adi, adi, bagian bagian terbesar terbesar semen semen adalah adalah airan airan %esikula %esikula seminalis,seminalis, yangmer

yangmerupakan airan upakan airan terakterakhir hir yang diejakulasyang diejakulasikan ikan dan dan berfuberfungsi untuk ngsi untuk mendormendorongong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. p* rata&rata dari ampuran semen sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra. p* rata&rata dari ampuran semen mendekati +, airan prostat yang bersifat basa menetralkan keasaman yang ringan mendekati +, airan prostat yang bersifat basa menetralkan keasaman yang ringan dar

dari i bagibagian an semsemen en lailainnyannya. . !ai!airan ran proprostastat t memmembuat buat semsemen en terterlihlihat at sepseperterti i sussusu,u, sementara airan dari %esikula seminalis dan dari kelenjar mukosa membuat semen sementara airan dari %esikula seminalis dan dari kelenjar mukosa membuat semen me

menjnjadadi i agaagak k kekentntalal. . uugaga, , enzenzim im pempembebeku ku dadari ri aairiran an prprosostatat t memenynyebaebabkbkanan fib

fibrinrinogen ogen aiairan ran %es%esikuikula la semseminainalis lis memmembentbentuk uk koagkoagulum ulum yanyang g lemlemah, ah, yanyangg mem

memperpertahatahankankan n semsemen en daldalam am daerdaerah ah %agi%agina na yang yang leblebih ih daldalam, am, temtempat pat serser%ik%ikss uterus. -oagulum kemudian dilarutkan " sampai 20 menit kemudian karena lisis uterus. -oagulum kemudian dilarutkan " sampai 20 menit kemudian karena lisis oleh fibrilosin yang dibentuk dari profibrinolisin prostat. Pada menit pertama setelah oleh fibrilosin yang dibentuk dari profibrinolisin prostat. Pada menit pertama setelah eja

ejakulkulasiasi, , spesperma rma masmasih ih tettetap ap tidtidak ak berbergergerak, ak, munmungkigkin n karkarena ena %is%iskoskositaitas s dardarii koagul

koagulum. um. SewaktSewaktu u koagulukoagulum m dilardilarutkan, sperma seara utkan, sperma seara simulsimultan tan menjadmenjadi i sangatsangat motil. (uyton, "##+)

(2)

Sehi

Sehinggangga, , untuntuk uk menmengetgetahui ahui apakapakah ah sesseseoreorang ang pripria a infinfertertil il ataataupuupun n ferfertiltil  peranan

 peranan analisa analisa semen semen sangatlah sangatlah penting. penting. Semen Semen yang yang akan akan dipergunakan dipergunakan dalamdalam analisa semen diambil setelah abstinensia minimal / jam sampai maksimal + hari analisa semen diambil setelah abstinensia minimal / jam sampai maksimal + hari dengan ara

dengan ara mastumasturbasirbasi. . 1leh sebab 1leh sebab itu, pemakaian kondom tidak itu, pemakaian kondom tidak dianjdianjurkan karenaurkan karena dikhawatirkan mengandung spermatisida.

dikhawatirkan mengandung spermatisida.

uujjuuaann 33

• 4ahasiswa mampu melakukan pemeriksaan analisis sperma4ahasiswa mampu melakukan pemeriksaan analisis sperma •

• 4ahasiswa mampu mengenal prosedural pengujian kesuburan seorang pria4ahasiswa mampu mengenal prosedural pengujian kesuburan seorang pria •

• 4ahasiswa mampu menginterpretasi hasil pemeriksaan sperma4ahasiswa mampu menginterpretasi hasil pemeriksaan sperma

A.

A. DasaDasar Tr Teorieori

5nalisa semen dapat dilakukan untuk menge%aluasi gangguan fertilitas 5nalisa semen dapat dilakukan untuk menge%aluasi gangguan fertilitas (ke

(kesubsuburauran) n) yang yang disdisertertai ai dengdengan an ataatau u tantanpa pa disdisfunfungsi gsi hormhormon on andandrogrogen.en. 6alam hal ini hanya beberapa parameter ejakulat yang diperiksa (die%aluasi) 6alam hal ini hanya beberapa parameter ejakulat yang diperiksa (die%aluasi)  berdasarkan buku petunjuk 7*1 8

 berdasarkan buku petunjuk 7*1 8 4anual for the e9amination of 4anual for the e9amination of the *umanthe *uman Semen and Sperm&4uus :nteration 8 (7*1, "###).

Semen and Sperm&4uus :nteration 8 (7*1, "###).

Semen merupakan airan putih atau abu&abu yang dikeluarkan dari Semen merupakan airan putih atau abu&abu yang dikeluarkan dari uretra pada saat ejakulasi. Sperma terdapat atau bagian dari semen disamping uretra pada saat ejakulasi. Sperma terdapat atau bagian dari semen disamping ai

airanran&a&airairan n lailainya. nya. -ua-uantintitas tas dan dan kuakualitlitas as pentpenting ing seksekali ali daldalam am funfungsigsi reprod

reproduksi. Pada semen uksi. Pada semen yang baik, sperma yang baik, sperma akan dapat sur%i%e, berenang danakan dapat sur%i%e, berenang dan akhirnya menapai sel o%um di saluran reproduksi wanita. Sperma dan o%um akhirnya menapai sel o%um di saluran reproduksi wanita. Sperma dan o%um aka

akan n bebersrsatatu u dadalalam m susuatatu u prprososes es yayang ng didisesebubut t fefertrtililisisasasi i (p(pemembuabuahahan)n) membentuk zygot. ;ygot inilah alon indi%idu baru yang mewarisi setengah membentuk zygot. ;ygot inilah alon indi%idu baru yang mewarisi setengah sifat ayah dan setengah sifat ibu.

(3)

Sperma yang baru keluar selalu menunjukan adanya gumpalan atau koagolum diantara lendir putih yang air. Pada sperma yang normal gumpalan ini akan segera menair pada suhu kamar dalam waktu " < 20 menit. Peristiwa ini dikatakan sperma mengalami penairan (=i>uefation). =i>uefation terjadi karena daya kerja dari enzim < enzim yang diproduksi oleh kelenjar prostat, enzim ini disebut enzim seminim.

Spermatogenesis merupakan peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai maam  perubahan struktur yang berlangsung seara berurutan. Spermatogenesis  berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin

dan testosterone.

Spermatozoa masak terdiri dari :

") -epala (aput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi o%um.

2) =eher (ser%i9), menghubungkan kepala dengan badan.

) ?adan (orpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.

/) @kor (auda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam %as deferens dan dutus ejakulotorius

5da beberapa faktor hormonal yang merangsang spermatogenesis. Aaktor  hormonal memainkan peranan penting dalam spermatogenesis. ?eberapa diantaranya adala sebaga berikut,

") estosteron, yang disekresikan sel < sel leydig yang terletak di interstisium testis, penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel < sel germinal testis, yang merupakan tahap pertama pembentukan sperma.

(4)

2) =uteinizing hormone, yang disekresikan olh kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel < sel leydig untuk menyekresi testosteron.

) *ormon perangsang folikel (AS*), yang juga disekresikan oleh sel < sel kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel < sel sertoliB tanpa rangsangan ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (proses spermiogenesis) tidak  akan terjadi.

B. Tahap Pembentukan Spermatozoa Dba! ata" T!a Tahap

". Spermatoytogenesis

4erupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali&kali yang akan menjadi spermatosit primer.

a. Spermatogonia

Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukanreproduksi (membelah) dengan ara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel&sel sertoli dan  berkembang menjadi spermatosit primer.

 b. Spermatosit Primer 

Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

2. ahapan 4eiois

Spermatosit : (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin  banyak dan segera mengalami meiosis : yang kemudian diikuti dengan

meiosis ::.

Sitokenesis pada meiosis : dan :: ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu  jembatan (:ntereluler bridge). 6ibandingkan dengan spermatosit :,

spermatosit :: memiliki inti yang gelap. . ahapan Spermiogenesis

(5)

4erupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi / fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase  pematangan. *asil akhir berupa empat spermatozoa masak. 6ua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita 8CD. 5pabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan o%um, maka  pola sel somatik manusia yang 2 pasang kromosom itu akan

dipertahankan.

ambar ". ?agian Spermatozoa

1rganisasi -esehatan 6unia atau 7*1, telah mengambil inisiatif  membuat buku penuntun analisis semen berjudul =aboratory 4anual Aor the @9amination of *uman Semen and Semen&!er%ial 4uus :nteration. ?uku ini bertujuan untuk menstandarisasi prosedur analisis semen bagi semua laboratorium analisis semen, sehingga kesimpulan hasil analisis dapat dimengerti dan diterima oleh para ahli andrologi dan dijadikan sebagai auan dan dipatuhi dalam melakukan pemeriksaan analisis semen.

(6)

5da beberapa faktor hormonal yang merangsang spermatogenesis. Aaktor hormonal memainkan peranan penting dalam spermatogenesis. ?eberapa diantaranya adala sebaga berikut,

") estosteron, yang disekresikan sel < sel leydig yang terletak di interstisium testis, penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel < sel germinal testis, yang merupakan tahap pertama pembentukan sperma.

2) =uteinizing hormone, yang disekresikan olh kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel < sel leydig untuk menyekresi testosteron.

) *ormon perangsang folikel (AS*), yang juga disekresikan oleh sel < sel kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel < sel sertoliB tanpa rangsangan ini,  pengubahan spermatid menjadi sperma (proses spermiogenesis) tidak akan

terjadi

#. Tahapan Pro"e" $an Parameter

5nalisis semen manusia memiliki beberapa tahapan proses dan  parameter yang dilakukan sebelum dikeluarkannya semen dan pada tahap  proses analisis pemeriksaannya, yaitu 3

". Pengeluaran dan penampungan semen

Sebelum melakukan analisis sperma perlu terlebih dahulu untuk  memberikan penerangan sejelas&jelasnya kepada pria yang akan diperiksa tersebut mengenai maksud dan tujuan analisis sperma dan juga untuk  menjelaskan ara pengeluaran dan penampungan sperma tersebut. Penerangan mengenai ara pengeluaran, penampungan dan pengiriman sperma ke laboraturium. Sebelum pemeriksaan dilakukan sebaiknya  pasien dianjurkan untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut 3

(7)

a. 4elakukan abstinensia selam  <  hari, paling lama selama + hari.  b. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan harus dikeluarkan di laboratorium. ?ila tidak mungkin, harus tiba di laboraturium paling lambat 2 jam dari saat dikeluarkan.

. @jakulat ditampung dalam wadah E botol gelas bemulut besar yang  bersih dan steril ( jangan sampai tumpah ), -emudian botol ditutup

rapat&rapat dan diberi nama yang bersangkutan.

d. Pasien menatat waktu pengeluaran mani, setelah itu langsung di serahkan pada petugas laboraturium untuk pemeriksaan dan harus diperiksa sekurang&kurangnya 2 kali dengan jarak antara waktu "&2 minggu. 5nalisis sperma sekali saja tidak ukup karena sering didapati %ariasi antara produksi sperma dalam satu indi%idu.

e. Sperma dikeluarkan dengan ara 3 rangsangan tangan (onaniEmasturbasi), bila tidak mungkin dapat dengan ara rangsangan senggama terputus (koitus interuptus) dan jangan ada yang tumpah.

f. Fntuk menampung sperma tidak boleh menggunakan botol plastik  atau kondom.

2. empat Penampung Sperma

Sebenarnya semua alat boleh dipakai asalkan tempat tersebut tidak mengandung spermatoto9i. Sperma sangat tidak dianjurkan ditampung pada tempat&tempat yang terbuat dari 3

%. =ogam, sebab logam bisa mengganggu muatan listrik dan sperma, sehingga pergerakannya tergaggu.

&. Plastik sebab plastik umumnya mengandung gugus fenol (!$*1*) sehingga sperma akan rusak. Pada umumnya tempat yang digunakan menampung sperma terbuat dari gelas yang bersih

(8)

tidak mengandung spermatoto9i. etapi sperma dilarang ditempat yang terbuat dari 3

empat penampung sperma dianjurkan ditampung pada tempat yang terbuat dari bahan yang tidak bereaksi apa&apa.

empat penampung sperma harus bermulut lebar supaya muat  pada penis

empat diberi penutup agar tidak terkontaminasi Fkuran tempat penampung sperma 0 ml < "00 ml.

D. Pemerk"aan Makro"kop" Semen

Pemeriksaan makroskopis semen meliputi pemeriksaan 3 warna semen, %olume semen, p* semen, bau semen, =i>uefetion, dan %iskositas

(kekentalan) semen.

%. 7arna semen, pada umumnya berwarna putih keruh, ada yang berwarna  jernih, dan ada juga yang berwarna kemerahan.

&. Golume semen, ditentukan dengan menggunakan gelas ukur "0 m=.

'. Giskositas semen, diukur setelah terjadi penairan (likuifasi) yang sempurna.

(.  p* semen, penentuan dilakukan setelah likuifasi sempurna, yaitu dengan kertas p*.

). =i>uefetion, setelah 20 menit belum homogen berarti kelenjar prostat ada gangguan.

*. ?au sperma, bau yang khas atau spesifik.

E. Pemerk"aan Mkro"kop" Semen

Pemeriksaan mikroskopis semen memerlukan ketelitian dan keermatan yang tinggi, karena kesimpulan hasil analisis semen banyak  ditentukan dari pemeriksaan mikroskopis semen. Pemeriksaan ini meliputi 3

(9)

". -eepatan gerak sperma (%eloity) B keepatan gerakan sperma (dalam detik) ditentukan seara objetif dengan stopwath. Sperma yang gerakannya paling epat dan lurus saja yang diatat, karena keepatan gerakan sperma merupakan salah satu fator penting fertilitas.

2. 4otilitas sperma B pemeriksaan motilitas dilakukan satu jam setelah ejakulasi. 6engan menggunakan alat hitung ditentukan jenis motilitas  progresif lurus epat, lurus lambat, gerak ditempat, tidak bergerak.

. -onsentrasi sperma B diawali dengan menentukan kerapatan sperma pada hemositometer Heubauer untuk menentukan fator pengener dan kemudian dihitung dengan rumus.

/. umlah sperma total B diperoleh dari mengalirkan sperma dengan %olume ejakulat.

. Giabilitas sperma B menentukan jumlah sperma yang masih hidup dengan  pewarnaan supra%ital dengan menggunakan larutan eosin I.

$. 4orfologi sperma B untuk mengetahui berapa presentase sperma yang memiliki morfologi normal dan yang abnormal.

+. 5glutinasi sperma B terjadi karena sperma motil saling melekat satu dengan lainnya, kepala dengan kepala, leher dengan leher, ekor dengan ekor, atau perampuran antara leher dengan ekor. :ni merupakan bukti adanya fator immunologi sebagai penyebab infertilitas.

. Fji *1S (*ipoosmoti swelling test)B didasarkan pada sifat semipermeable membrane ekor sperma.

#. @lemen seluler bukan sperma B antara lain sel leukosit, eritrosit, dll.

+. Pemerk"aan Tambahan

Pemeriksaan tambahan ini ontohnya adalah fruktosa semen, dilakukan terutama pada semen azoospermia. Seperti diketahui, fruktosa semen diproduksi oleh kelenjar %esika seminalis. 5nalisis ini bertujuan untuk  mengetahui penyebab azoospermia apakah dari proses spermatogenesis terhambat, ada obstruksi duktus ejakulatorius, atau disfungsi %esika seminalis.

(10)

,. Laporan Ana-"" Sperma

Tuuan /

Fntuk menentukan kualitas semen dengan melakukan analisis semen  berupa pemeriksaan makroskopis dan pemeriksaan mikroskopis serta  pemeriksaan penunjang lainnya.

A-at / ". 4ikroskop 2. 1bjek glass . 6ek glass /. -ertas lakmus (p*) . !ounter  $. Heuebauer  +. Pipet mikro Bahan / ". Semen ejakulat 2. =arutan eoyn I . 5lkohol #$' . Pipet tetes #. abung reaksi "0. ?atang kaa "". elas ukur  "2. Pipet ukur  ". *ematokrit Heubauer  . =arutan eorge $. =arutan *oS +. @mersi oil . 5>uadestilata

(11)

/. =arutan iemsa

#ara Kera /

a. Pemerk"aan Makro"kopk  %. Pen!ukuran 0o-ume

6ilakukan setelah sperma menair, ara kerja 3

• Sperma ditampung seluruhnya dalam botol penampung yang

 bermulut lebar untuk sekali ejakulasi

• Golume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai skala %olume

0," ml.

• -emudian baa hasil.

• Golume normal sperma belum jelas sampai sekarang, disebabkan

lain bangsa lain %olume. ?agi orang indonesia %olume yang normal 2 <  ml. Golume yang lebih dari  ml disebut *yperspermia, Sedangkan yang kurang dari " ml disebut *ypospermia.

 Hypospermia disebabkan oleh : ") @jakulasi yang berturut&turut

2) Gesia seminalis keil ( buntu abstuksi ) ) Penampung sperma tidak sempurna

 Hyperspermia disebabkan oleh :

") -erja kelenjar prostat dan %esika seminalis terlalu giat. 2) 4inum obat hormon laki < laki.

) -esan %olume ini menggambarkan kerja kelenjar prostat dan %esika seminalis.

(12)

Sperma yang normal tidak banyak berbeda dengan p* darah, untuk mengukur p* ukup dengan menggunakan kertas p* keuali dalam satu penelitian dapat digunakan p* meter, !ara kerjanya 3

!elupkan kertas p* dalam sperma yang homogen yang terdapat dalam  botol penampung, baa hasil. Sperma yang normal p* menunjukan sifat yang agak basa yaitu +,2 < +,. pengukuran sperma harus segera dilakukan segera setelah sperma menair karena akan mempengaruhi  p* sperma. uga bisa karena sperma terlalu lama disimpan dan tidak 

segera diperiksa sehingga tidak dihasilkan amoniak ( terinfeksi oleh kuman gram (&), mungkin juga karena kelenjar prostat keil, buntu, dan sebagainya. p* yang rendah terjadi karena keradangan yang kronis dari kelenjar prostat, @pididimis, %esika seminalis atau kelenjar  %esika seminalis keil, buntu dan rusak.

'. Bau Sperma

Spermatozoa yang baru keluar mempunyai bau yang khas atau spesifik, untuk mengenal bau sperma, seseorang harus telah mempunyai pengalaman untuk membaui sperma. Sekali seorang telah mempunai engalaman, maka ia tidak akan lupa akan bau sperma yang khas tersebut. ?aunya Sperma yang khas tersebut disebabkan oleh oksidasi spermin (suatu poliamin alifatik) yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat, !ara pemeriksaannya 3

• Sperma yang baru keluar pada botol penampung diium baunya • 6alam laporan bau dilaporkan 3 khas E tidak khas, dalam keadaan

infeksi sperma berbau busuk E amis. Saara biokimia sperma mempunyai bau seperti klor E kaporit.

(. 2arna "perma

(13)

") Hormal, jika berwarna putih kelabu homogen, kadangkala didapatkan butiran seperti jeli yang tidak menair.

2) 5bnormal, jikaB

a. ernih, yang menandakan jumlah sperma yang sedikit

 b. 4erah keoklatan, (dimungkinkan) adanya sel darah merah . -uning, (misalnya) pada penderita ikterus atau minum %itamin

!ara kerja 3 Sperma yang ada dalam tabung reaksi diamati dengan menggunakan latar belakang warna putih menggunakan  penerangan yang ukup.

). L3ue4e5ton

=i>uefation dihek 20 menit setelah ejakulasi (setelah dikeluarkan). 6apat dilihat dengan jalan melihat oagulumnya. ?ila setelah 20 menit belum homogen berarti kelenjar prostat ada gangguan (semininnya jelek). ?ila sperma yang baru diterima langsung ener  mungkin 3 ak mempunyai oagulum oleh karena saluran pada kelenjar %esia seminalis buntu atau memang tak mempunyai %esika seminalis.

*. 0"ko"ta" 6Kekenta-an7

-ekentalan atau %iskositas sperma dapat diukur setelah likuifaksi sperma sempurna. Pemeriksaan %iskositas ini dapat dilakukan dengan ara 3 6engan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau batang pengaduk, kemudian ditarik maka akan terbentuk benang yang panjangnya  <  m. 4akin panjang benang yang terjadi makin tinggi %iskositasnya.

(14)

8. Kn""ten"

6ilakukan dengan araB

") 4engambil sampel dengan pipet atau ujung jarum, kemudian dibiarkan menetes

2) 4engamati benang yang terbentuk dan sisa sampel di ujung  pipetEjarum

) 6ikatakan normal, jika benang yang terbentuk J 2 m atau sisa sampel di ujung pipet atau jarum hanya sedikit.

b. Pemerk"aan Mkro"kopk 

%. Ke5epatan !erak "perma 69e-o5t:7

eteskan semen yang telah diaduk, diteteskan dalam hemositometer   Heubauer. Sperma yang gerakannya paling epat dan lurus saja yang

diatat.

&. Mota-ta"

4otilitas atau pergerakan spermatozoa dihitung dalam persentase. Suatu %olume semen tertentu diteteskan diatas kaa objek yang bersih dan kemudian ditutup dengan kaa tutup. 4otilitas setiap sperma yang dijumpai diatat. ?iasanya diamati pada beberapa lapang pandang terhadap "00 ekor spermatozoa ( jumlah total presentase adalah "00').  Motilitas digolongkan menjadi beberapa kriteria sebagai berikut : a) Progresif lurus 3 beregerak lurus kedepan linah dan epat  b) Progresif lamabat 3 bergerak ke depan tetapi lambat.

) erak di tempat 3 gerakan tidak menunjukkan perpindahantempat,  biasanya bergetar di tempat, berputar atau melompat.

(15)

d) idak bergerak 3 tidak ada gerakan sama sekali atau diamditempat.

'. Kon"entra" "perma

Siapan yang telah diener kan harus diaduk dengan  baik dankemudian " tetes di letakkan diatas hemoytometer   Heubauer serta ditutup dengan kaa tutup (dek glass). 4enentukan  jumlah pengeneran yang akan ditentukan, misalnya 3

a) Fntuk sediaan dengan jumlah sperma per =P? (/009) J" sperma, maka pengenerannya "3.

 b) Fntuk sediaan dengan jumlah sperma per =P? (/009) "&/0 sperma, maka pengenerannya "3"0.

) Fntuk sediaan dengan jumlah sperma per =P? (/009) /0&200 sperma, maka pengenerannya "320

d) Fntuk sediaan dengan jumlah per =P? (/009) K 200 sperma, maka  pengenerannya "30.

1leh karena itu kita dapat menentukan 3

a) 2 kotak 3 H 9 "0.000 9 fator pengener 9 2Ejumlah kotak yang dihitung.

 b) "0 kotak 3 H 9 "0.000 9 fator pengener 9 2Ejumlah kotak yang dihitung.

)  kotak 3H 9 "0.000 9 fator pengener 9 2Ejumlah kotak yang dihitung

(. Jum-ah Sperma

tota-6iperoleh dari mengalirkan sperma dengan %olume ejakulat. 6ilakukan dengan araB

") 4eneteskan " tetes sampel ko objek glass, kemudian menutupya dengan o%er glass.

(16)

2) 4emeriksa di bawah mikroskop dengan pembesaran /009 ( /0 9 lensa objektif, "0 9 lensa okuler ), kondensor diturunkan dan ahaya minimal. Pemeriksaan dilakukan pada beberapa lapang  pandang, pada suhu kamar

) umlah rata&rata sperma yang didapat dikalikan "0.

/) umlah sperma yang didapat, juga digunakan sebagai dasar   pengeneran saat penghitungan dengan bilik hitung Heubauer 

:mpro%ed (H:).

). 0ab-ta" "perma

Setelah semen diaduk rata (homogen), teteskan dengan satu tetes di atas gelas objek. -emudian ditambahkan satu tetes larutan @osin I 0, ' pada tetesan semen tadi, lalu ditutup dengan kaa penutup. 6itunggu "& 2 menit sampai larutan semen&eosin I di bawah kaa penutup stabil. Selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop fase kontras. Sperma hidup  berwarna kuning, sedangkan yang mati kebiru&biruan.

*. Mor4o-o! "perma

norma-Fntuk pemeriksaan morfologi sperma, dibuat sediaan apus semen  pada gelas objek, dikeringkan pada suhu kamar. Setelah kering, difiksasi

dengan methanol selama  menit, kemudian diwarna dengan iemsa selama 0 menit. 6iamati dengan mikroskop ahaya.

8. 1poo"motk S;e--n! Te"t 6 1oST7

Pada uji *1S digunakkan larutan *1S sebagai berikut3

a) "00 mikroliter semen diampur dalam " ml larutan *1S diamkan selama " jam.

(17)

 b) =alu ambil setetes dan teteskan pada objek glass lalu diamati dibawah mikroskop dengan per besaran /00 kali.

) *itung "00 sper matozoa , spermatozoa ekornya tidak lurus berarti tidak ada kebooran membran, sedangkan spermatozoa yang ekornya lurus berarti ada kebooran.

<. A!-utna" "perma

5glutinasi diamati dalam "0 lapang pandang yang dipilih seara aak dan tentukan presentase rata&rata sperma yang berlekatan.

1a"- $an Pen!amatan /

abel hasil analisis semen dari pasien di =aboratorium ?iologi A-F: sebagai  berikut3

Data "ampe- / H545 E Fmur 3 H. CCC P@L-57:H5H 3 / tahun

empat pengeluaran 3 =aboratorium -esuburan LS. F=:H !ara Pengeluaran 3 4asturbasi

am pengeluaran 3 "0.0/ am penerimaan 3 "0.0$

*5S:= P@4@L:-S55H SP@L45 LF:H

(18)

". 2. . /. . $. Mkro"kop" =:-F:A5-S: 75LH5 ?5F G1=F4@ Ph G:S-1S:5S K#0 menit PF:* -@LF* -*5S ", , -@H5= J0 menit PF:* -@LF* -*5S ", < $ ml +,2 < +,  H1L45= ". 2. . Mkro"kop" -1HS@HL5S: SP@L45 F4=5* 15= (') SP@L45 41:= /# juta E ml +, juta E ejakulat $2 ' K" juta Eml K# juta Eejakulat K/0 ' /. @H:S P@L@L5-5H ") =FLFS !@P5E=54?5 2) ?@L@L5- 6:@4P5 ) :41:= /' "2' ' K$' . -@!@P55H L55&L55 "E20 mm ") 0,/ < 0, (detik) 2) 0,# < ",2 (detik) ) ", < ",$ (detik) /) ",+ < 2,0 (detik) ) 2," < 2,/ (detik) $) K2, (detik) ",/ detik  0 ' 20 ' 0 ' 0 ' & ' & ' 0, < ",2 detik  $. +. . #. "0. 5=F:H5S: SP1H5H :P@ ?@HF- 41LA1=1:  H1L45= @L:L1S: =5:H&=5:H P1S::A 5:= 1 5:=  ' & E=P? & &  H@5:A K ' J E=P? J" E=P? Pemerk"aan khu"u"

(19)

"".

"2. ".

F: 45L est (5ntibodi 5nti sperma) F: *1S est F: ALF-1S5 "" ' 2 ' P1S::A J"0 ' K$0 ' P1S::A

-@@L5H5H k@!@P55H SP@L45 3 ") baik sekali 2)baik )ukup /) kurang )kurang sekali $) buruk 

-@S:4PF=5H 3 @L51;11SP@L45

*asil merupakan ontoh dari data yang sudah tersedia di =aboratorium -esuburan LS. F=:H ?anjarmasin

Pembaha"an /

eratozoospermia (terato M monster) adalah bentuk sperma yang tidak  normal. 6ikategorikan dalam  kelompok yaitu yang ringan sekitar "' sperma masih normal "0&" ' sedang serta kurang dari "0' dikategorikan  berat. Seara normal, sperma yang baik harus memiliki kepala yang berbentuk 

o%al, dengan penghubung pada bagian tengahnya serta ekor yang panjang. eratozoospermia adalah terminologi yang menyatakan bahwa adanya gangguan infertilitas atau kesuburan akibat dari abnormallitas bentuk sperma. ?ila terlalu banyak bentuk sperma yang abnormal maka terjadilah kondisi gangguan kesuburan. ?entuk sperma yang abnormal tidak dapat membuahi sel telur karena fungsinya yang tidak sempurna.

-ondisi gangguan kesuburan pada pria lebih banyak faktor   penyebabnya dibandingkan dengan wanita. Permasalahannya adalah terapi

medis untuk teratozoospermia sebagian besar tidak berhasil dengan baik  karena terlalu banyak faktor eksternal. ?elum ada sampai saat ini terapi yang

(20)

ukup efektif guna memperbaiki bentuk sperma atau meningkatkan jumlah sperma dengan morfologi normal.

Pada praktikum kali ini kita akan membahas hasil analisis semen dari sampel pasien yang memeriksakan diri ke =aboratorium -esuburan LS. F=:H

(21)

?anjarmasin. 6ari tabel kita memeriksa semen dengan 2 pemeriksaan yaitu 4akroskopis dan 4ikroskopis. Semen yang normal dan telah mengalami  proses li>uefation akan bersifat homogen, berwarna putih abu&abu. -emungkinan akan tampak lebih bening (less opa>ue) bila konsentrasi sperma sangat rendah. 7arna semen yang merah keoklatan menunjukan adanya sel darah (hemospermia). Semen dapat berwarna kuning pada pria dengan sakit kuning (jaundie) atau minum %itamin dan obat tertentu.

Pria subur rata&rata mengeluarkan 2 hingga   semen dalam satu kali ejakulasi. Seara konsisten mengeluarkan kurang dari ",  (hypospermia) atau lebih dari ,  (hyperspermia) dikatakan abnormal. Golume yang didapatkan dari sampel pasien yaitu sebesar  ml, sesuai dengan lama tidak   berejakulasi yaitu abstinensia + hari dan termasuk kategori normal.

Golume airan ejakulat (semen) terutama berasal dari airan %esikula seminalis ($0') dan kelenjar prostat ("'), sebagian keil dari kelenjar   bulbouretralis dan epididimidis. Golume semen yang normal minimal adalah

lebih dari 2 ml dengan rentang 2& ml. Golume semen yang rendah bisa mengindikasikan sumbatan saluran ejakulasi, gangguan %esikula seminalis, ejakulasi retrograde (retrograde ejaulation) atau kekurangan hormone androgen. Golume semen yang terlalu banyak dapat menunjukan eksudasi aktif yang terjadi pada kelenjar yang mengalami peradangan (inflamasi).

P* semen normal berada dalam kisar +,2& +,. ika Ph lebih besar dari +, maka ada indiasi inf eksi. Sebaliknya, jika Ph kurang dari +, pada azoospermia perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan karena adanya kemungkinan disgenesis %as deferens, %esia seminalis atau epididimis.

Pria subur memiliki konsentrasi sperma di atas 20 jutaEml atau /0 juta seara keseluruhan. umlah di bawah 20 jutaE dikatakan konsentrasi sperma

(22)

didapat konsentrasi sebesar ",+ jutaEml. :stilah kedokteran untuk  konsentrasi sperma rendah adalah oligospermia. ?ila sama sekali tidak ada sperma disebutazoospermia. Semen pria yang tidak memiliki sperma seara kasat mata terlihat sama dengan semen pria lainnya, hanya pengamatan melalui mikroskoplah yang dapat membedakannya.

6engan meneteskan satu tetes ("0 Nl) semen pada tiap kamar hitung haemoytometer, lalu dihitung jumlah spermatozoa yang ada. ika sampel kurang dari "0 spermatozoa per lpb, maka menghitung seluruh kotak besar  yang berjumlah 2. ika "0 & /0 spermatozoa terlihat per lpb, maka ukup menghitung "0 kotak besar. ika sampel K /0 spermatozoa terlihat per lpb, maka ukup menghitung  kotak besar.

Selanjutnya bila telah menghitung 2, "0 atau  kotak besar pada *aemoytometer maka dibagi dalam faktor kon%ersi sesuai kotak besar yang telah dihitung, yang hasilnya adalah konsentrasi spermatozoa dalam juta per  milliliter. -onsentrasi spermatozoa normal bila O 20 jutaEml (7*1,"###). 7*1 edisi 20"0 konsentrasi spermatozoa normal bila O " jutaEml.

Sperma normal memiliki bentuk kepala o%al beraturan dengan ekor  lurus panjang di tengahnya. Sperma yang bentuknya tidak normal (disebut teratozoospermia) seperti kepala bulat, kepala pipih, kepala terlalu  besar, kepala ganda, tidak berekor, dll, adalah sperma abnormal dan tidak 

dapat membuahi telur. *anya sperma yang bentuknya sempurna yang disebut normal. Pria normal memproduksipaling tidak 0' sperma berbentuk  normal. ?entuk < bentuk morfologi abnormal adalah kepala makro, kepala mikro, kepala taper, kepala piri, kepala double, kepala amorf, kepala round, kepala pin, midpiee abnormal, sitoplasma droplet, ekor double, ekor koil, ekor bent.

(23)

-esuburan pria ditentukan oleh kombinasi keempat kriteria di atas, yaitu jumlah sperma berbentuk sempurna dalam semennya yang dapat  bergerak agresif. 4isalnya, seorang pria yang memproduksi 20 juta sperma  per ml, 0' &nya bermotilitas bagus dan $0' &nya berbentuk sempurna, maka dia dikatakan memiliki hitungan sperma 20 9 0, 9 0,$ M $ juta sperma bagus  per ml. ?ila %olume ejakulasinya adalah 2 ml, maka total sperma bagus dalam

sampelnya adalah "2 juta.

*asil pemeriksaan menunjukkan pasien mempunyai jumlah sperma total $,2 jutaEejakulat dari %olume  ml dan konsentrasi ",+ jutaEejakulat. 6an dapat disimpulkan dari jumlah sperma menunjukkan hasil yang normal.

Fji *1S didasarkan pada sifat semipermiable membrane ekor sperma. 6i bawah kondisi larutan hiperosmotik, air akan masuk melalui membrane ekor sperma yang utuh (tidak rusak), sehingga ekor sperma bertambah. Pertambahan %olume tersebut akan menyebabkan ekor sperma membengkok. Sebaliknya, jika membran ekornya rusak, maka air yang masuk akan keluar  lagi. 6alam hal ini, ekor tidak mengalami perubahan %olume, sehingga tidak  membengkok.

*asil Fji *1S pada sperma LS. F=:H ?anjarmasin

(24)

= *asil pemeriksaan antigen dan antisperma & *asil pmr. jumlah sperma

1a"- makro"kop" /

& *asil pemeriksaan warna & *asil pemeriksaan p*

(25)

*asil pemeriksaan sperma menunjukkan eratozoospermia, yaitu dimana sperma mengalami kelainan morfologi (dalam '), baik itu pada kepala, leher maupun ekor sperma. *asil didasarkan pada data&data pengamatan yang telah diinterpretasikan.

Seara prosedural, praktikan telah berusaha melakukan pemeriksaan sperma sesuai dengan prosedur yang dianjurkan. Hamun dengan kemampuan praktikan yang masih belum terlatih dan (mungkin) merupakan pengalaman uji laboratorium sperma yang pertama kali dilakukan, menjadikan data hasil pemeriksaan sperma yang (mungkin) masih terdapat berbagai kelemahan

Sumber /

• http3EEdokumen.tipsEdoumentsElaporan&praktikum&patologi&klinik.html

• Sherwood, =auree. Aisiologi manusia3dari sel ke sistem. @d.2. akarta3@!.

200"

• 7*1., "###. 7*1 =aboratory 4anual for the @9amination of *umanSemen

and Sperm& !er%ial 4uus :nteration. Aifth @dition.

• http3EEdjjars.blogspot.omE20"2E02Etinjauan&hasil&analisis&semen&normal.html • http3EEwww.medialook.omEhumananatomyEorgansESpermatozoa.

• http3EEsandurezu.wordpress.omE20"0E0$E0+EspermatogenesisE • http3EEwww.drdidispog.omE200#E0$Eanalisis&sperma.html • http3EEalnotelife.blogspot.o.idE20"2E0Eanalisis&semen.html

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi kesuburan pria pada penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yang diawali dengan pengumpulan citra mikroskop digital sperma yang normal dan citra

Identifikasi kesuburan pria pada penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yang diawali dengan pengumpulan citra mikroskop digital sperma yang normal dan citra

Test ini tidak khas untuk cairan mani karena bahan yang berasal dari tumbuhan atau binatang akan memperlihatkan kristal yang serupa tetapi hasil positif

Kesimpulan: Homosistein serum pria dan fragmentasi DNA sperma tinggi secara signifikan berkorelasi dengan kejadian keguguran berulang idiopatik dini. Kata kunci:

 Neron terdiri atas glomerulus yang akan dilalui sejumlah airan untuk diiltrasi dari darah dan tubulus yang panjang dimana airan yang diiltrasi diubah

ana!emen Keuangan bertu!uan memaksimalkan nilai dari perusahaan. mana!emen harus  bisa menekan perputaran uang yang bisa menghindarkan dari akti$itas yang tidak ..

Pertama, Pelecehan seksual dengan cara pelemparan sperma dapat dikategorikan sebagai suatu tindak pidana dan memenuhi unsur pidana serta hal ini merupakan kejahatan

1-7, Juni 2019 KUALITAS SPERMATOZOA POST THAWING SEMEN BEKU SPERMA Y HASIL SEXING PADA SAPI LIMOUSIN The quality of spermatozoa post thawing sperm y frozen semen results from