• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PASTA GIGI PEPSODENT (Studi Kasus Masyarakat di Wilayah Jatiwaringin)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PASTA GIGI PEPSODENT (Studi Kasus Masyarakat di Wilayah Jatiwaringin)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PASTA GIGI PEPSODENT (Studi Kasus

Masyarakat di Wilayah Jatiwaringin)

1 Budi Utami, S.E., M.M.

2 Fara Filia Syafiera

1budi_utami@staff.gunadarma.ac.id 2farafils@student.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Suatu perusahaan harus merancang sebuah merek untuk memnuhi apa yang dibutuhkan konsumen. Begitu juga dengan kualitas produk dari merek yang dipasarkan. Sebuah pasta gigi harus mampu mengurangi masalah gigi yang dialami konsumen. Salah satu pasta gigi terbaik di Indonesia adalah Pepsodent yang menduduki peringkat pertama Top Brand Award 2019.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diambil melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden mayarakat Jatiwaringin. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, dan Uji Heteroskedastisitas), Uji Regresi Linear Berganda, Uji T, Uji F, dan Koefisien Determinasi yang diolah menggunakan Software SPSS 25.

Dari hasil persamaan regresinya adalah Y = 1,008 + 0,204X1 + 0,277 X2. Nilai signifikan

untuk perhitungan Uji T citra merek sebesar 0,003 dan kualitas produk sebesar 0,000. Menunjukan bahwa citra merek dan kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sedangkan nilai signifikan untuk perhitungan Uji F citra merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 0,000. Uji Koefisien Determinasi berada di nilai 0,575 yang menunjukan bahwa sebesar 57,5% citra merek dan kualitas produk nerpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sedangkan sisanya sebesar 42,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat di penulisan ini.

Kata Kunci : Citra Merek, Kualitas Produk, dan Keputusan Pembelian Daftar Pustaka (2001 - 2016)

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perkembangan ekonomi saat ini begitu pesat. Ditandai dengan tingkat persaingan semakin ketat pula, oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk dapat bersaing menarik konsumen. Suatu perusahaan harus menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan juga perlu mengidentifikasi keinginan konsumen agar mengerti apa yang diinginkan sehingga konsumen dapat mentukan keputusan. Pada era globalisasi seperti ini, banyak bermunculan produsen-produsen baru yang menjual barang-barang sejenis. Semakin banyak perusahaan maka persaingan akan semakin ketat. Banyaknya pesaing maka pilihan produk pelanggan semakin beragam. Karena hal tersebut, pelanggan menjadi cermat dalam memilih produk yang beredar dipasaran.

Citra merek merupakan suatu hal yang muncul dibenak dan fikiran konsumen terhadap suatu citra produk. Merek (brand) bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), atau lainnya. Merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan keuntungan dan pelayanan kepada pelanggan. Hal inilah yang membuat masyarakat mengenal merek tersebut. Saat ini banyak merek pasta gigi yang beredar dipasaran, namun Pepsodent masih memimpin pasar.

Dalam Top Brand Award 2019, Pepsodent menduduki peringkat pertama. Dapat dilihat dari Tabel 1.1, index pasta gigi pepsodent memang paling besar daripada merek lain.

Tabel 1.1

Top Brand Index Pasta Gigi 2018-2019

Merek Tahun 2018 2019 Pepsodent 64,6% 68,3% Close Up 14,5% 10,7% Ciptadent 5,1% 9,5% Formula 4,8% 7,2% Sensodyne 5,2% 1,4% sumber: www.topbrand-award.com

Suatu merek yang dirancang perusahaan harus dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dan diingankan konsumen serta dikomunikasikan dengan baik, sehingga pada saat konsumen membutuhkan produk tertentu, maka konsumen akan memutuskan produk dengan merek tersebut yang menjadi pilihan utama untuk dibeli.

Konsumen mempertimbangkan kualitas produk yang akan mereka beli. Konsumen mengharapkan adanya kesesuaian merek dengan kualitas produk yang mereka terima. Faktor kualitas produk juga tidak kalah pentingnya karena kualitas produk juga sebagai faktor penentu tingkat yang diperoleh konsumen setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap produk.

Keputusan pembelian merupakan tindakan konsumen dari beberapa alternatif dalam membeli suatu produk. Beberapa faktor dalam pengambilan keputusan pembelian bisa dilihat dari citra merek dan kualitas produk barang tersebut. Citra merek menjadi pertimbangan pengambilan keputusan karena pelanggan melihat merek produk tersebut sudah dikenal atau belum. Faktor lainnya adalah kualitas produk, konsumen yang merasakan kualitas produk tersebut maka akan memutuskan membeli produk itu lagi.

Pepsodent sebagai pasta gigi tertua di Indonesia yang pertama kali diluncurkan di Inggris pada tahun 1920-an telah memiliki merek yang kuat yang melekat di benak

(3)

konsumen. Pasta gigi Pepsodent adalah pasta gigi yang dapat digunakan oleh semua kalangan. Pepsodent selalu berinovasi untuk mengikuti segala kebutuhan apa yang diinginkan konsumenn misalnya permasalahan yang ada pada gigi dan mulut.

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Masyarakat di Wilayah Jatiwaringin).

Rumusan Masalah

1. Apakah Citra Merek mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jatiwaringin ?

2. Apakah Kualitas Produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jatiwaringin ?

3. Apakah Citra Merek dan kualitas Produk secara simultan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jatiwaringin ?

Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka batasan masalah dalam penelitian ini yaitu, citra merek (X1) dan kualitas produk (X2) sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada masyarakat wilayah Jatiwaringin yang pernah membeli pasta gigi Pepsodent. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 November 2019 – 4 Desember 2019.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Citra Merek terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jatiwaringin

2. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jatiwaringin

3. Untuk mengetahui pengaruh Citra Merek dan kualitas Produk secara simultan terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jatiwaringin

TELAAH PUSTAKA Definisi Pemasaran

Menutur Kotler dan Keller (2012) Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingin, menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2016) Manajemen Pemasaran diartikan sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.

Pengertian Citra Merek

Menurut Shimp dalam Sangadji dan Sopiah (2013) Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.

(4)

Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, samahalnya ketika kita berpikir mengenai orang lain. Indikator Citra Merek

Menurut Kotler dan Keller (2015) indikator citra merek adalah sebagai berikut: 1. Pengenalan produk

2. Kualitas produk

3. Persepsi konsumen terhadap ukuran 4. Daya tahan

5. Warna produk 6. Harga

7. Lokasi

Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller (2012) kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan.

Indikator Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller (2012) indikator kualitas produk adalah sebagai berikut: 1. Performance (Kinerja)

2. Features (Fitur) 3. Estetika

4. Kualitas yang dipersepsikan 5. Durability (Daya tahan)

6. Reliability

7. Kesesuaian dengan spesifikasi Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2012), keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keeputusan. Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Proses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi pelanggan, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian keputusan untuk membeli.

Indikator Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2012) indikator keputusan pembelian adalah sebagai berikut: 1. Pilihan produk

2. Pilihan merek 3. Waktu pembelian 4. Jumlah pembelian

(5)

Kerangka Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. H1: Citra Merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pasta gigi pepsodent b. H2: Kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pasta gigi pepsodent c. H3: Citra Merek dan Kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pasta

gigi pepsodent Objek Penelitian

PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000. Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia, sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemanjuran dasar. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang kembali meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap. Saat ini produk Pepsodent memiliki bermacam–macam varian yaitu klasik, herbal, whitening, complete care dan anak– anak. Selama brand mix-nya kuat akses ke konsumen menjadi makin mudah. banyak masyarakat Indonesia yang belum mengerti cara menyikat gigi dengan benar. Di situlah Pepsodent menangkap peluang untuk mensosialisasi sekaligus memberi pengetahuan mengenai kesehatan gigi. Tujuannya, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut bangsa Indonesia. Berikut beberapa varian pasta gigi Pepsodent:

a. Pepsodent Pasta Gigi Anak b. Pepsodent Charcoal

(6)

c. Pepsodent Action 123 d. Pepsodent Action Herbal

e. Pepsodent Pasta Gigi Activ White

f. Pepsodent Expert Protection Pasta Gigi Gentle White g. Pepsodent Sensitive Expert Pasta Gigi Whitening h. Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang

i. Pasta Gigi Pepsodent Center Fresh

METODE PENELITIAN Sampel

Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 Masyarakat Jatiwaringin yang membeli Pepsodent. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu peneliti memiliki kebebasan memilih siapa saja yang mereka temui. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer diperoleh melalui wawancara dengan panduan kuesioner mengenai citra merek dan kualitas produk terhadap keputusn pembelian kepada responden. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari konsumen pasta gigi Pepsodent di Jatiwaringin.

Alat Analisis Skala Likert

Skala likert disebut juga summated rating scale dimana skala ini banyak digunakan karena skala ini memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan. Nama skala ini diambil dari nama penciptanya Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Skala likert ini melibatkan serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan sikap. Responden diminta menyatakan “Setuju” atau “Tidak Setuju” untuk setiap pertanyaannya. Jawabannya diberi nilai yang akan merefleksikan secara konsisten sikap responden. Nilai total seluruh pertanyaan dihitung untuk setiap responden. Berikut adalah penilaian tingkat kepuasan konsumen:

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa butir pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut.Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.

Kriteria penilaian uji validitas adalah sebagai berikut: a. Jika, r hitung > r tabel, maka kuesioner tersebut valid. b. Jika, r hitung < r tabel, maka kuesioner tersebut tidak valid.

(7)

Uji Reliabilitas

Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reabilitas dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS alat bantu statistik combach alpha (α).

Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah sebagai berikut: a. Jika, nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 data reliabel. b. Jika, nilai Cronbach’sAlpha < 0,60 data tidak reliabel. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi apakah nilai residual terdistribusi atau tidak digunakan uji kolmogrof smirnov. Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan Uji Histogram dan Uji Normal P Plot. Dalam penelitian ini digunakan uji Grafik Histogram dan P-Plot dimana dapat dikatakan berdistribusi normal jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya.

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas adalah uji bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang kuat antara variabel independen, yaitu citra merek dan kualitas produk. Korelasi yang kuat antara variabel independen tidak diperbolehkan dalam regresi berganda karena akan mengganggu hubungan variabel independen dan dependennya.

Untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menggunakan nilai tollerance dan varian inflation factor (VIF). Nilai tollerrance tidak boleh kurang dari 0.1 dan nilai varian inflation factor (VIF) tidak boleh lebih dari 10 agar tidak terjadi multikolinieritas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi dimana nilai sig t harus lebih dari 0.05. Uji Heteroskedastisitas ada beberapa model diantaranya adalah Uji Park, Uji Glejser, Pola grafik regresi, dan uji koefisien korelasi spearman. Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah Uji Glejser.

Analisis Regresi Linier Berganda

Berganda Regresi bertujuan untuk menguji hubungan dan pengaruh antara satu variable dan variable lain. Variable yang dipengaruhi disebut variable tergantung atau variable independen. Persamaan regresi linier berganda :

Y = a + b1X1 + b2X2+e

Dimana: X1 = Citra Merek X2 = Kualitas Produk Y = Keputusan Pembelian b1, b2 = Koefisien Regresi a = Konstanta

(8)

Uji Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk menguji signifikan hubungan antara variabel X dan Y, apakan variabel X1 dan X2 (Citra Merek dan Kualitas Produk) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (Keputusan Pembelian) secara terpisah atau parsial. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:

• Apabila probabilitas signifikansi > 0,05; maka H0 diterima dan H1 ditolak. • Apabila probabilitas signifikansi < 0,05; maka H0 dittolak dan H1 diterima. Uji Simultan (Uji F)

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:

• Apabila probabilitas signifikansi > 0,05; maka H0 diterima dan H1 ditolak. • Apabila probabilitas signifikansi < 0,05; maka H0 ditolak dan H1 diterima. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada regresi linear berganda digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya dimana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (R). Apabila nilai R2 mendekati angka satu maka dapat dikatakan semakin besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan apabila nilai R2 mendekati angka nol maka dapat dikatakan semakin lemah pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang sudah dikumpulkan tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam analisis data statistik deskriptif diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi, diagram, grafik, mean, modus dan lainnya.

HASIL DAN PEMBASAHAN Uji Validitas

Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa nilai rhitung pada tiap variabel indikator lebih besar daripada nilai rtabel dengan sampel sebanyak 100 orang pada tingkat signifikansi 0.05 yaitu 0.197. Maka dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan pada penelitian ini yang digunakan untuk mengukur tiap variabel dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada tiap variabel lebih besar daripada 0.60. Maka dapat disimpulkan bahwa angket-angket pernyataan pada penelitian ini yang digunakan untuk mengukur tiap variabel dinyatakan reliabel. Khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.

(9)

Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Probability Plot

Berdasarkan hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Probability Plot bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinieritas

Berdasarkan hasil uji Multikolinieritas menunjukkan bahwa bahwa nilai tolerance variabel Citra Merek sebesar 0.316 dan nilai tolerance variabel Kualitas Produk sebesar 0.316, Sedangkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) variabel Citra Merek sebesar 3.160, dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) variabel Kualitas Produk sebesar 3.160. Sehingga data tersebut menunjukkan bahwa setiap variabel bebas atau independen yaitu Citra Merek dan Kualitas Produk memiliki nilai Tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dalam penelitian ini.

Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot

Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas dengan Scatter Plot menunjukkan bahwa penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas karena terdapat pola yang tidak jelas dan titik-titiknya menyebar.

Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.12

Hasil Regresi Linear Berganda

Sumber: Data diolah, 2019

Berdasarkan persamaan tersebut maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Y = 1,008 + 0,204 + 0,277

1. Nilai konstanta (a) bernilai positif yaitu sebesar 1,008. Jika nilai variabel independen yaitu citra merek dan kualitas produk nol, maka besar nilai keputusan pembelian sama dengan nilai konstanta yaitu 1,008 satuan.

2. Variabel independen citra merek (X1) bernilai positif 0,204. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuan variabel citra merek, maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,204 satuan.

(10)

3. Variabel kualitas produk (X2) bernilai positif 0,277. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 satuan variabel kualitas produk, maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,277 satuan.

Hasil Uji Hipotesis

Uji Hipotesis secara Parsial (Uji T)

a. Hipotesis 1 : Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

Dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi variabel citra merek yaitu (0,003 < 0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima berarti ada hubungan positif dan pengaruh signifikan dari variabel citra merek terhadap keputusan pembelian

b. Hipotesis 2 : Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

Dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi variabel kualitas produk yaitu (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima berarti ada hubungan positif dan pengaruh signifikan dari variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian

Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Berdasarkan hasil Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F) meunjukkan bahwa nilai signifikansi F yaitu (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Citra Merek dan Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Tabel 4.14

Hasil Uji Regresi Secara Simultan (Uji F)

Koefisien Determinasi

Tabel 4.15

(11)

Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi meunjukkan bahwa Hasil Adjusted R2 pada

penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,575 jadi dapat disimpulkan bahwa variabel terikat keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel bebas citra merek dan kualitas produk sebesar 57,5%, sedangkan sisanya sebesar 42,5% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji T diketahui bahwa citra merek berpengaruh secara parsial terhadap variabel keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent di Jatiwaringin karena nilai signifikan (0,003) < 0,05. Kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap variabel keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent di Jatiwaringin karena nilai signifikan (0,000) < 0,05. 2. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa citra merek dan kualitas produk berpengaruh

secara simultan terhadap variabel keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent di Jatiwaringin karena nilai signifikan (0,000) < 0,05.

3. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,575 atau 57,5%. Artinya sebesar 57,5% variabel dependen keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel independen citra merek dan kualitas produk sebesar 57,5%, sedangkan sisanya 42,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Saran

Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan variabel bebas lainnya selain citra merek dan kualitas produk yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent seperti harga, iklan, dan promosi. DAFTAR PUSTAKA

Assuari, Sofjan. 2015. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Rajawali Persada.

Danang, Sunyoto. 2014. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Yogyakarta : CAPS.

Effendi, Nur Yusuf. 2016. “Pengaruh Harga, Promosi, Dan Label Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri)”.

Geraldy Tambajong. 2013. Bauran Pemasaran Pengaruhnya Terhadap Penjualan Sepeda Motor Yamaha Di PT. Sarana Niaga Megah Kerta Manado. Jurnal EMBA 1291 Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 1291-1301 ISSN 2303-1174.

Graha, Gent. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Kecap Manis Merk ABC (Studi Kasus Pada Ibu Rumah Tangga Di Daerah Tembalang) Kotler dan Keller. 2015. Manajemen Pemasaran edisi 15. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2016. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edii13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Novianingrum. Teodora Efoni. 2010. “Pengaruh Kualitas, Merek, Promosi, Harga, Kelompok, Acuan, Dan Ketersediaan Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Produk Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma)”.

(12)

Shimp, Terence. 2014. Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam periklanan dan Promosi. Jakarta: Salemba Empat.

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori Dan Implementasi. Yogyakarta: ANDI. Zaini, Ahmad Baihakki. 2013. “Analisis Pengaruh Citra Merek Kualitas Produk, Dan

Promosi, Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pasta Gigi Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur)”.

http://repository.umy.ac.id/. Di akses pada tanggal 21 November 2019.

https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Dimensi-Kualitas-Produk. Di akses pada 19 November 2019.

https://www.unilever.co.id/brands/personal-care/Pepsodent.html. Di akses pada 3 November 2019.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 45 ayat (4) Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka melaksanakan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi, selain harus mememenuhi ketentuan pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan karier, motivasi kerja, dan praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII program

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Pada saat baterai sudah terisi penuh , penuh itu dalam maksud sesuai dengan energi listrik yang dibutuhkan tegangan arus DC ( Direct Current ) akan ada 2 pilhan

Progam Studi Strata Satu (S-1) jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syari‟ah dan Hukum di UIN Walisongo Semarang dengan judul, “Analisis Implikasi Hak Dan

Hal ini dibuktikan dengan jawaban peserta melalui angket yang disebarkan kepada 310 responden peserta mata kuliah MKU yang menunjukkan bahwa 75,5% mahasiswa

Sasaran tahun ke II RPJMD dan RENSTRA belum tercapai, guna mencapai target RENSTRA dan sasaran perlu didukung dengan program dan kegiatan yang mendukung kegiatan

Didapatkan bahwa dalam proses sudah cukup baik dilihat dari jawaban responden bahwa setiap rumah sakit perlu menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik