• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography

in XI Social Studies Class of Senior

High School Bunda Padang

By:

Nik Arya Finuriha*Edi Suarto**Momon Dt. Tanamir**

*Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatera

**Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatera

ABSTRACT

This research purpose to determined; (1) Atttitude of students toward the preparation of learning geography in XI social studies class of Senior High School Bunda Padang. (2) Attitude of students toward participation of learning geography in XI social studies class of Senior High School Bunda Padang. (3) Attitude of student towards attention learning geography in XI social studies class of Senior High School Bunda Padang. This type of research is a descriptive. Research population were all student in XI class of SMA Bunda Padang. The sampling technique is total

sampling. Data collection techniques by using questionnaires and data analysis is the percentage.

The result of this research showed that; (1) Attitude students of preparate learning geography in XI social studies class is categoriyed was “pretty good”. (2) Attitude students of participation learning geography in XI social studies class is categoried was “pretty good”. (3) Attitude students of attention learning geography in XI social studies class is categoriyed was “pretty good”. So, the attitude student of attended learning geography in XI social studies class is categoriyed was “pretty good”.

(3)

2

STUDI TENTANG PERILAKU SISWA DALAM MENGIKUTI BELAJAR

GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA BUNDA KOTA PADANG

Oleh:

Nik Arya Finuriha*Edi Suarto**Momon Dt. Tanamir**

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

*Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perilaku siswa terhadap persiapan belajar dalam mengikuti belajar geografi kelas XI IPS di SMA Bunda Kota Padang. (2) perilaku siswa terhadap partisipasi belajar dalam mengikuti belajar geografi kelas XI IPS di SMA Bunda Kota Padang. (3) perilaku siswa terhadap perhatian belajar dalam mengikuti belajar geografi kelas XI IPS di SMA Bunda Kota Padang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS di SMA Bunda Kota Padang. Teknik pengambilan sampel adalah total

sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dan teknik analisis data adalah

persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan persiapan belajar berada pada kategori cukup baik (2) perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan partisipasi dalam belajar berada pada kategori cukup baik (3) perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan perhatian dalam belajar berada pada kategori cukup baik. Dengan demikian secara umum diketahui bahwa perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS berada pada kategori cukup baik.

(4)

3

PENDAHULUAN

Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terlibat dalam semua kegiatan belajar-mengajar. Diantara faktor-faktor tersebut adalah siswa, guru, kebijakan pemerintah dalam membuat kurikulum, serta dalam proses belajar seperti metoda, sarana dan prasarana (media pembelajaran), model, dan pendekatan belajar yang digunakan. Kondisi ril dalam pelaksanaanya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep. Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat sekarang ini sistem pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan). Jadi pendidikan tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Di Indonesia, masyarakat baru-baru ini mulai menyadari pentingnya pendidikan setelah sekian tahun dilanda krisis multidimensi. Bangsa Indonesia mulai membenahi diri di segala bidang kehidupan, dan salah satunya yang terpenting adalah bidang pendidikan. Pembenahan ini dilakukan secara menyeluruh, baik secara eksternal maupun internal.

Secara eksternal, pemerintah mulai memperhatikan kesejahteraan para pendidik, perbaikan sarana pendidikan seperti sekolah yang sudah rusak dan mau roboh, perbanyakan buku-buku pelajaran, pengadaan alat-alat olah raga, pembuatan lapangan sekolah, dan sejenisnya. Sementara dari sisi internal, kualitas pengajaran dari para pendidik juga ditingkatkan, seperti kesempatan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, penyetaraan kualitas standar pengajar, pemberdayaan elemen sekolah yang meliputi siswa, pengajar dan karyawan sehingga ketiganya mampu bekerjasama secara sinergis, perbaikan kurikulum pendidikan, serta peningkatan-peningkatan yang lain.

Dari sisi siswa sebagai subjek utama yang mencari ilmu, juga mengalami pembenahan-pembenahan, sebagai contohnya adalah perilaku belajar mereka. Siswa mulai dibentuk untuk memiliki perilaku belajar yang maksimal, yang baik dan menguntungkan diri mereka sendiri dalam menyerap setiap pelajaran yang diberikan. Konsep dan pengertian belajar sendiri sangat beragam, tergantung dari sisi pandang setiap orang yang mengamatinya. Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen pada perilakunya yang terjadi akibat latihan, perubahan perilaku yang terjadi karena maturasi (bukan latihan) / pengondisian sementara suatu organisme (Marliany, 2010:195). Perilaku siswa dalam belajar seharusnya seorang siswa memiliki perilaku belajar yang baik agar mendapatkan hasil yang memuaskan juga (nilai).

Perilaku siswa dalam PBM dikatakan juga perilaku belajar, bahwa perilaku belajar merupakan tingkah laku dalam bertindak dan dapat dibentuk melalui proses berkesinambungan sehingga siswa pada akhirnya dapat melakukan kegiatan belajar dan terbiasa belajar dengan cara yang tepat, efektif dan efisien. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Suryabrata, 1984).

Dengan memperhatikan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa perilaku belajar itu terdiri dari tiga bagian yaitu: (a). Perilaku dalam mengikuti pelajaran meliputi: persiapan belajar, partisipasi dalam belajar, perhatian dalam belajar, membaca dan memantapkan pelajaran. (b). Perilaku mengerjakan tugas dirumah meliputi: persiapan megerjakan tugas, cara menyelesaikan tugas, kerjasama, dan diskusi kelompok. (c). Perilaku menghadapi ujian meliputi: persiapan untuk mengikuti ujian, suasana dalam ujian, dan cara mengerjakan soal ujian.

Berdasarkan pengalaman penulis waktu melaksanakan PL selama 6 bulan di SMA Bunda Kota Padang, dari temuan tersebut penulis sementara beranggapan bahwa perilaku siswa dalam proses belajar

(5)

4

mengajar boleh dikatakan perilakunya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, siswa-siswi pada saat mengikuti pelajaran sering minta izin keluar, sering mengobrol saat proses, sering cabut pada saat proses belajar dan kurang memperhatikan guru pada saat menerangkan pelajaran. Perilaku belajar siswa dalam mengikuti belajar yaitu, persiapan belajar, partisipasi dalam belajar, dan perhatian dalam belajar.

Berdasarkan kondisi di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai: Studi Tentang Perilaku Siswa Dalam Mengikuti Belajar Geografi Kelas XI IPS di SMA Bunda Kota Padang.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini tergolong ke jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail (Yusuf, 2007:83).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data analisis dan interprestasi tentang arti dan data yang diperoleh yang terkait dengan fenomena yang terjadi di dalamnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS di SMA Bunda Kota Padang. Sampel responden diambil berdasarkan total sampling yaitu seluruh kelas XI IPS di SMA Bunda Kota Padang sebanyak 43 orang. Defenisi operasional variabel dapat dilihat dari segi persiapan belajar, partisipasi dalam belajar, dan perhatian dalam belajar. Sesuai dengan jenis data yang hendak dicari dalam penelitian ini, maka instrumen yang digunakan adalah dengan angket untuk siswa. Sedangkan data yang tidak mungkin dikumpulkan dengan angket dilakukan dengan dokumentasi. Sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Sedangkan teknik penelitian yang dilakukan yaitu, angket dan dokumentasi. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui dan memilih butir-butir yang sahih lagi handal. Uji coba ini dilakukan dengan validitas instrumen dan realibilitas instrumen. Tahap-tahap penelitian ini

dilakukan dengan metode surve yang terdiri dari beberapa tahapan pralapangan, tahap lapangan dan tahap pasca lapangan.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif. Dengan menggunakan formula persentase yang dikemukakn oleh Arikunto, 2010 yang bertujuan untuk melihat kecendrungan indikator masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut:

P = x 100%

Selanjutnya dianalisis tingkat pencapaian responden terhadap penyebaran angket yang dilakukan, maka pada bagian deskripsi ini akan tergambar persentase dan kategori pencapaian responden dengan rumus tingkat pencapaian.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Pertama, Perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan persiapan belajar berada pada kategori cukup baik yakni sebanyak 78,73%.

Menurut Slameto (2010:59), “Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Sedangkan Menurut Dalyono (2005:52), Kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan.

Dengan demikian diketahui bahwa perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan persiapan belajar berada pada kategori cukup baik dan hal ini yang dapat mendukung siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik.

Kedua, Perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan partisipasi belajar berada pada

(6)

5

kategori cukup baik yakni sebanyak 72,09 %.

Partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam sebuah proses pembelajaran meliputi keaktifan siswa dalam memberikan pendapat, kesediaan menerima pendapat, kesediaan melaksanakan tugas, serta memberikan alternatif pemecahan masalah.

Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat dibutuhkan, karena siswa tidak hanya pandai dalam mengerti atau memahami pelajaran, akan tetapi harus ditunjukkan partisipasinya dalam proses belajar mengajar. Semakin besar partisipasi maka semakin besar pula rasa keingintahuan siswa pada pelajaran tersebut. Peran penting seorang guru untuk menumbuhkan rasa untuk berpartisipasi dari diri siswa didalam kegiatan belajar mengajar. Jika partisipasi siswa semakin baik, maka guru akan mudah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dan mencari jalan terbaik untuk memberikan pemahaman kembali mata pelajaran yang sulit dimengerti. Sebaliknya jika siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran, maka guru akan mengalami kesulitan dalam mengetahui kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswanya. Partisipasi siswa yang besar akan tercipta suasana keterbukaan antara guru dan siswa, sehingga kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi siswa dapat diatasi secara cepat dan tepat. Hal ini akan mendorong siswa untuk selalu berprestasi.

Ketiga, Perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan perhatian belajar berada pada kategori cukup baik yakni sebanyak 73,08%. Menurut Slameto (2010:105), Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Fitriyah (2014:132) Perhatian adalah pemusatan atau kosentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka akan timbul kebosanan terhadap siswa sehingga siswa tidak akan lagi sukar dengan belajar.

Dengan demikian mengenai perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS berada pada kategori cukup baik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diuraikan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulannya adalah diketahui:

1. Perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan persiapan belajar berada pada kategori cukup baik yakni sebanyak 78,73%.

2. Perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan partisipasi dalam belajar berada pada kategori cukup baik yakni sebanyak 72,09 %.

3. Perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS sehubungan dengan perhatian dalam belajar berada pada kategori cukup baik yakni sebanyak 73,08%.

Dengan demikian secara umum diketahui perilaku siswa dalam mengikuti belajar Geografi kelas XI IPS berada pada kategori cukup baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran umum mengenai perilaku siswa kelas XI IPS dalam belajar Geografi berada pada kategori baik. Untuk itu disarankan kepada:

1. Guru, agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar demi terciptanya pembelajaran yang baik dan memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

2. Siswa, agar siswa mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan optimal. 3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan

dapat mengkaji lebih mendalam tentang hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran selain perilaku dalam belajar.

(7)

6

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen

Penelitian. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta. Fitriyah, Lailatul. 2014. Pengantar Psikologi

Umum. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor

Yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Yusuf, Muri A. 2007. Metodologi

Penelitian. Padang: UNP

Referensi

Dokumen terkait

Langkah-langkah strategi bermain peran (role playing), antara lain: (1) Guru menyusun/ menyiapkan skenario yang akan ditampilkan; (2) Menunjuk beberapa siswa

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Tebu Rakyat Pabrik Gula (PG) Semboro Kabupaten Jember ; Luqmanul Hakim, 081510601078; 2013: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

[r]

Penyerahan mahasiswa PPL dilakukan oleh pihak UNY yang diwakili oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kepada pihak sekolah yang dijadikan tempat kegiatan PPL. Penyerahan

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagiandengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.

Jika pushbutton 3 ditekan maka pushbutton 1 yang awalnya NC ( Normally Closed ) menjadi NO ( Normally Open ) pintu terbuka bergerak kekanan sampai melewati sisi tembok B, sampai

Berdasarkan beberapa hal tersebut maka penting bagi kepala bidang dan kepala-kepala seksi untuk memperhatikan dampak positif dari komitmen affective dan normative , serta dampak