Tinjauan
Kepustakaan
GLAUKOMA
NEOVASKULER
ZULIMAINI
HARMEN
Program
Pendidikan
Dokter Spesialis
Mata
Fakultas
Kedokteran lJniv.
Andalas
BAB
I
PENDAHULUAN
Glaukoma
neovaskuler adalahglaukoma sudut tertutup
sekunderyang
terjadiakibat pertumbuhan
jaringan fibrovaskuler
pada permukaaniris dan jaringan
anyaman trabekula yangmenimbulkan gangguan
aliran
aquosdan
dapat meningkatkan tekananintra
okuler. Nama
lain
dari glaukoma neovaskuler
ini adalah glaukoma
hemoragik, slaukoma kongestif, glaukomatrombotik dan glaukoma
rubeotik. (r'2)Etiologi biasanya berhubugan dengan neovaskuler
pada
iris (rubeosis
iridis).
Neovaskuler ini timbul biasanya disebabkanoleh iskemik
retina yang luas seperti yangterjadi pada retinopati diabetika dan oklusi vena sentralis retina. (3)
Sepertiga
pasien
dengan
rubeosis iridis terdapat pada
penderita
retinopatidiabetika. Frekuensi timbulnya rubeosis pada pasien retinopati diabetika dipengaruhi oleh adanya tindakan bedah. Insiden
terjadinya
rubeosisiridis
dilaporkan
sekitar2542
% setelah tindakanvitrektomi,
sedangkantimbulnya glaukoma neovaskuler
sekitar 10-23%1'ang
terjadi
6
bulan
pertama setelahdilakukan
operasi.Oklusi
vena
sentralis retina dilaporkan dapat menimbulkan rubeosisiridis
sekitar 60 Yo setelah 3-6 bulan timbulnya gejala. Rubeosisiridis
dan glaukoma neovaskuler dapatjuga
berhubungan dengan oklusiarteri
sentralis
retina,
meskipun
lebih
sediki
jika
dibandingkan
denganoklusi
vena sentralis retina. (a's)Rubeosis
iridis
dapatjuga
berhubungandengan suatu ablasio
retina
yang biasanyakronis
dan sering didasarioleh
suatu melanoma maligna.Kelainan
lain
yang telah dilaporkan berhubungan dengan rubeosisiridis dan glaukoma neovaskuler
adalah retinoblastoma, melanomakoroid,
melanoma iris, melanoma korpussiliaris,
karsinoma metastase dan limpomu.6'')
Gejala
klinis
glaukoma neovaskuler dapat berupa,fotofobia,
penumnan visus, peningkatan tekananokuler, edema
kornea, neovaskularisasiiris yang awalnya
tampakpada pinggir
pupil,
ektropion uvea dan penutupan sudut oleh sinekia (8)BAB
tr
LAPORAN KASUS
Seorang pasien wanita berusia 62 tatrun datang ke Poliklinik Mata Rumah Sakit
Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 13 -10-2008 dengan keluhan utama Mata
kanan
kabur sejakt
8 bulan yang laluAnamnesa.
Mata kanan terasa kabur sejak
t
8
bulan yanglalu,
kabur menurut pasien dirasakan terjadi secara tiba-tiba dan tidak tidak disertai nyeri.Dibawa ke poli mata RS
M
djamil (28-02-08) dan dari hasil pemeriksaan dokter dikatakan ada penyumbatan pembuluh darah mata diberi terapi : Transmin 3x
1, B com C 2x I).
Pasien kontrol kepoli
mata (12-03-08)Konsul
ke sub bagran vitreoretin4 kesannya waktuitu
CRVO dan Retinopati hipertensiKW m,
dan diberi terapi:
Transmin3 x
1,B
com C2 x
1, stugeron 3x
1. Kontrol ke 3tanggal 29-03-08 dengan diagnosa
yang
samadan terapi yang
diberikanTransmin3
x
l,BcomC
1x
1,stugeron3x l.Kontrolke4
tanggal26-04-08 terapi yang diberikan Transmin 3x
1, RetivitI
x
1, sflrgeron 3x
1. Kontrol ke 5 tanggal24-05-08dandiberiterapi:
Transmin3x l,Retivit 1x
1, stugeron2xl.
Kontrol terakhir tanggal 21-06-08, dan diberikan terapi : Transmin 3
x
1, RetivitI x
1,stugeron2xl,
neover 1x
1. Anjuran waktu itu kontrol2 minggu lagi, Tapisetelah itu pasien tidak
kontol
lagi selama 4 bulan, sehingga mata makin kabur. Tidak ada riwayat traumaTidak ada riwayat mual dan muntah yang disertai sakit kepala yang hebat. Tidak ada riwayat mata merah
Pemeriksaan
Fisik
KU
Suhu
Nadi
Frekuensi nafas
Tekanan Darah : 160/80
sedang afebris 84x/menit 18x/menit mmHg STATUS
OFTALMOLOGIS
ODos
Visus U2t60
5/20PH:515f
Refleks fundus (+) I (+)
Supersilia/silia tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Paloebra suoerior/inferior edema (-) edema (-)
Aparat lakrimalis dalam batas normal dalam batas normal Konjungtiva
(tarsal, forniks, bulbi)
hiperemis (-) hiperemis
o
Sklera putih outih
Kornea benine benins
COA cukup dalam cukuo dalam
kis
coklal neovaskuler (+) coklat. rusae (+)Pupil Midriasis bulat, refleks +/+
Lensa Keruh Sub kaosularis Posterior Benins
Comus vitreous Benins benins
Fundus Media Papil P.darah Retina Makula Agak keruh
Edem, batas tidak tegas, perdarahan peri papil (+) c/d sulit dinilai
Aa:Vv:
1:3,AV crossing (+)
Flame shape 4 kw, eksudat (+) hard M.fovea (-)
bening
bulatbatas tegas, cl d 0,4
Aa:Vv:1:3
AV
crossing (+)perdarahan(-), eksudat (-) Rf.fovea (+)
TIO
TIO (aplanasi)
1/5.5
o
3/7.5a
5/10:
37,,2mnhg
36 mmhs4,5/5.5:
18,9 mmhg18 mmhs
Posisi bulbus okuli Oftho Ortho
Gonioskopi:
Sedimen
Bilirubin Urobilin
Kesan
: Sudut terbukaPemeriksaan Laboratorium
Darah
I{b
Leukosit LED Hitung jenis TrombositGula Darah puasa Gula Darah 2 jamPP Ureum Kreatinin SGOT SGPT PT APTT Urinalisis Kimia
12,4 gYo
22.5001mm
46 mm
0/3012157/r0lt 295.000/mm
188 mg% 302mgYo
15 mgYo 0,65 mgYo
13UIL
t3u/t-11,1 detik 24,2 detik
Protein Reduksi Leukosit Eritrosit Silinder Kdstal Epitel C) (+) 3/I-P
0-l/LP
C) C)gepeng (+) (+)
G)
Superior Inferior Temporal Nasal
Scwalbe line + + + +
Trabecular meshwork + + + +
Sceleral spur + + + +
Processus iris +
neovaskuler(*)
+
neovaskuler(+)
+
Diagnosa Kerja
Terapi
FOLLOW IJP
Tanggal 15 Oktober Subjektif
Objektif
Terapi
: - GlaukomaNeovaskuler OD - CRVO OD
- Retinopati Hipertensi KW
III
- Katarak Imatur OD
: Posop ED 6
x ltts
OD Timolol 0,5 Yo2 x I tts ODGlaucon 4 x 1 Renapar 2
xl
2008
: keluhan (-) Visus Konyungtiva Kornea COA Iris Pupil Lensa TIO
OD :l/2160
Hiperemis (-) Bening Cukup dalam Neovaskuler (+) Midriasis
Keruh Sub kapsularis Posterior 3,5155
a22,4 mmHg
:
Kesan : GlaukomaNeovaskuler OD
: Posop ED 6
x ltts
OD Timolol 0,5 o/o2x
1 tts ODTanggal 16 Olrtober Subjektif
Objektif
Tanggal
lT
OktoberSubjektif
Objektif
2008
: keluhan (-)
Visus Konyungtiva Kornea COA
kis
Pupil Lensa TIOHiperemis (-) Bening
Cukup dalam
Neovaskuler (+) Midriasis
Keruh Sub kapsularis Posterior
4,5/55
o
18,9 mmHg:
Kesan : GlaukomaNeovaskuler OD
Terapi
OD
:l/2/60
OD :l12/60
: Posop ED 6
x
ltts OD Timolol 0,5 Yo 2x
1 tts OD Glaucon 4x I
Renapar 2
xl
2008
: keluhan (-) Visus Konyungtiva Kornea COA Iris Pupil Lensa TIO
Hiperemis (-) Bening Cukup dalam
Neovaskuler (+) Midriasis
Keruh Sub kapsularis Posterior
4,5155 co 18,9 mmHg
Kesan : Glaukoma Neovaskuler OD
Terapi : Posop ED 6
x
ltts ODTimolol 0,5 Yo2
x I
tts ODGlaucon 4
x
1Renapar 2
xl
Konsul subbagian Retina :
- Panretinal fotokagulasi atalu Panretinal krioterapi
6
il
BAB
III. DISI(USI
Glaukoma neovaskuler disebkan oleh pertumbuhan membran fibrovaskuler yang
terdapat pada permukaan
iris
dan
sudut kameraokuli
anterior.Mulanya
membranini
hanya menutup
struktur
sudut, tetapi kemudiania
mengkerut dan menimbulkan sinekiaanterior perifer. Disebut
glaukoma neovaskuler
karena
disebabkanoleh
membranfibrovaskuler
yang terdapat padairis
dan atau sudut kameraokuli anterior.
Ini
sangatpenting untuk
membedakan glaukoma neovaskuler dan rubeosisiridis.
Rubeosisiridis
berhubungan dengan
pembuluh
darahbaru yang
terdapat pada permukaaniris
tanpamemperhatikan keadaan sudut kamera
okuli
anterior atau timbulnya glaukoma. (10)Tiga penyebab tersering
Glaukoma
neovaskuler adalah : diabetes mellitus, oklusivena sentralis
retina
dan obstruksi arterikarotis.
Kelainan mata pada seorang penderitadiabetes
mellitus
sering menjadikomplikasi
yang serius. Kelainan yang disebabkan olehdiabetes
ini
dapatberupa retinopati diabetika.
Dari
perjalanan prosesretinopati ini,
dikenal klasifikasi
retinopati diabetika non
proliferatif
dan
retinopati
diabetikaproliferatif. Glaukoma
neovaskuler biasanya terjadi pada retinopati diabetikaproliferatif,
yaitu
sekitar 79 % dari
seluruhkasus,
akantetapi
dapatjuga
terjadi
pada retinopatidiabetika non
proliferatif
bila terdapat non perfusi kapiler yang luas. (8'10'11)Diabetes
mellitus
umtunnya merupakan penyebab terbanyak
glaukomaneovaskuler. Sekitar sepertiga dari semua kasus
glaukoma
neovaskuler disebabkan olehdiabetes
mellitus
dan biasanya bilateral. Timbulnyaglaukoma
neovaskuler berhubungandengan lamanya menderita diabetes dan dapat
juga
dipengaruhi oleh penyakitlain
seperti . fl0.121rupeflensr.
Oklusi
vena sentralisretina
merupakan penyebabnomor
dua terbanyak setelahdiabetes
mellitus yang
menyebabkantimbulnya
glaukoma
neovaskuler. Sekitar30
%pasien dengan
oklusi
vena sentralis retina berkembangmenjadi
glaukoma
neovaskuler.Umumnya unilateral, tapi
dapatjuga bilateral yaitu sekitar 14
Yodari
seluruh kasusglaukoma neovaskuler. Glaukoma neovaskuler
ini
timbul
kira-kira
2 minggu
sampai 2tahun
setelahoklusi vena sentralis retina.
G,laukoma neovaskulerpada
oklusi
venaObstruksi
arteri
karotis
merupakan
penyakit
nomor
tiga
terbanyak
yangmenimbulkan glaukoma neovaskuler. Glaukoma neovaskuler dilaporkan
timbul
setelahligasi arteri karotis
dan obstruksiarteri karotis idiopatik.
Obstruksi bisaunilateral
ataubilateral dan biasanya melibatkan arteri karotis atau arteri karotis interna. Obstruksi arteri
karotis
tidak
menyebabkan glaukoma neovaskuler pada semua kasus karena biasanyaterdapat
aliran kolateral untuk
mencegahiskemik retina yang
luas. Gejalaklinis
yangtimbul
dapat berupanyeri periorbita
dannyeri
okuler
yang hebat, tekananintra
okulernormal atau rendah, adanyaneovaskuler pada
iris
dan sudut. (7'8'10)Pada
pasien
ini
diperkirakan etiologinya kerena
Oklusi
vena
retina
sentral, dimana diabetesmellitus
dan hipertensi merupakanfaktor
predisposisi terjadinya Oklusivena
retina
sentral
,
dan
pasienini
sudah8
tahun
menderita diabetesmellitus
dan hipertensi. Penyakit diabetesmellitus
dan hipertensiini
dapat menimbulkan retinopatidiabetika dan oklusi vena sentralis retina.
Mekanisme bagaimana terjadinya neovaskularisasi pada
iris
sampai saatini
belumdiketahui
dengan
pasti
namun
beberapa
teori
yang pernah diajukan
dan
dapatdipertimbangkan.
1. Hipoksia retina
Rubeosis
iridis
terjadi karena berkurangnya perfusi ke retina yang mengakibatkanterjadinya hipoksia
retina. Hipoksia retina
ini
merupakanfaktor yang
menyebabkanterbentuknya
pembuluh pembuluh
darahbaru
di
iris,
retina
dan pada papila
nerrusoptikus.
Teori
ini
dihubungkan denganretinopati diabetika dan
oklusi
vena
sentralisretina.Q'a)
2. Angiogenesis faktor
Teori
ini
sudahdianut
sejak
tahun
1948, dimanafaktor
angiogenesis berperandalam
mengatur
aliran darah
di
retina. Faktor
angiogenetik
ini
mampu
mengaturpertumbuhan pembuluh darah baru. Faktor angiogenesis
ini
menghasilkan angiogenetikpeptide dal.
VascularEndothelial Growth
Factor (VEGF)
yang pertamakali
diisolasimelalui
glandula
hipotalamuspada pasien
denganiskemik retina yang
dihubungkandengan neovaskuler di matany a. Q'4)
Dilatasi
kronik
pembuluh
darah
merupakan
rangsanganyang
menyebabkanpertumbuhan pembuluh darah baru sebagai respon terhadap hipoksia atau beberap faktor
lain
yang menyebabkan suatu pembuluh darah melebar. Berdasarkanteori
ini
rubeosisiridis
terjadi
karenahipoksia
lokal
di
iris
yang menyebabkan
dilatasi
pembuluh-pembuluh darah
iris
dan
selanjutnya terbentuk pembuluh darah baru di iris. (2'a)Dari
beberapateori
di
atas iskemik retinadiyakini
sebagai salah satu mekanismeyang
paling
penting dalam mengakibatkan glaukoma neovaskuler, terutamaiskemik
disegmen posterior.
Iskemik retina
ini
akan membebaskan beberapafaktor
angiogenesisyang
merupakan agen
yang
potensial
dalam
menghasilkanVEGF.
Setelah
VEGFdibebaskan
VEGF
akan berdifusi kedalam
aquoushumor
dan
kameraokuli
anteriorsehingga menyebabkan neovaskularisasi
di
iris
dan
sekitar
pupil
danjuga
terbentukmembran
fibrovakuler. Membran fibrovaskular
ini
secaraprogresif akan menyumbat
trabecular meshwork sehingga
mengakibatkan
glaukoma
sudut
terbuka.
Dalamperjalanannya
membran
fibrovaskuler
ini
akan
menyebabkanperlengkatan
iris
kejaringan
trabekula sehingga mengakibatkan sinekia anteriorperifer dan mengakibatkan
glaukoma sudut tertutup. Diperkirakan pada pasien
ini
iskemik
retinamerupakan
teoriyang mendukung
terjadinya
glaukoma neovaskuler Q'a)Perjalanan
klinis
glaukoma neovaskular dibagi dalam beberapa stadium yaitu:1. Stadium pre rubeosis
Sekitar 0,25
-20
Yo pasien diabetes mellitus akan mengalami rubeosisiridis.
Rubeosisini
biasanya
timbul
setelah beberapa tahun menderita diabetes, dan biasanya ditemukan padapenderita
retinopati diabetika
proliperatif
danjarang timbul
pada penderita retinopatidiabetika
nonproliperatif.
Sepertiretinopati
diabetika, insidentimbulnya
rubeosisiridis
dan glaukoma neovaskuler
juga
dapattimbul
pada penderitaoklusi
vena sentralis retinayang
terjadi karena
nonperfusikapiler
retina dan dilaporkan insidentimbulnya rubeosis
iridis
setelah oklusi vena sentralis retina dengan iskemik retina adalah sekitar 60 %.2.Stadium rubeosis
iridis.
(2'13)-Tekanan intra okuler normal
- Neovaskuler dan dilatasi pembuluh darah kapiler pada pinggir
pupil
- Neovaskuler pada iris.
- Neovaskuler pada sudut
- Reflek
pupil
menurun3. Stadium Glaukoma Sudut terbuka
Pada stadium
ini
glaukoma neovaskulertidak
mengikuti
perkembangan rubeosisiridis
dan jarang yang sembuh spontan terutama pada pasien retinopati diabetika. Stadium
ini
bisa
terjadi
dalam 8-
15 minggu setelahoklusi
vena retina sentralis walaupun bisajuga
terjadi
dalambulan
pertama. Dengan gonioskopi, kameraokuli
anterior masih terbuka,terdapat peningkatan novaskularisasi, peningkatan
TIO
secara mendadak,
kadangditemukan adanya hifema. Pada stadium
ini
glaukomaterjadi
karena obstruksi jaringantrabekula
oleh
membran fibrovaskuler,
pendarahan ataupunperadangan.
Perjalananklinis
glaukoma
neovaskuler pada pasienini
termasuk stadium glaukoma sudut terbukakarena gejala
klinis
yangtimbul
sesuai dengan stadium 5-Q'13'12\4. Stadium Gaukoma Sudut Terhrtup (t3)
Gambaran
klinis
:o
Strauma iris menjadidatar,licin
dan tampak mengkilat.o
Sering terdapatnya ekteropion uveao
Tertutupnya sudut secara total oleh sinekia.o
Beratnya glaukoma
khas pada stadium
ini
dan
biasanya
memerlukan tindakan pembedahan.Dikutip
dari perpust akaan aStadium perjalanan
klinik
glaukoma neovaskuler dapat dilihat pada gambar diatas :A.
Stadium preglaukoma (rubeosisiridis)
Dengan
karakteristik
adanya pembuluh darahbaru
pada permukaaniris
(a)
dan padasudut kamera
okuli
anterior (b)B.
Stadium glaukoma sudut terbuka.Dengan karakteristik
adanya
peningkatan
pembuluh darah
baru dan
membranfibrovaskuler pada permukaan
iris
(c) dan pada sudut kameraokuli
anterior (d)C. Stadium glaukoma sudut tertutup
Dengan karakteristik kontraksi membran fibrovaskuler dan menyebabkan ekhopion uvea
(e),
iris
mendatar(f)
dan terjadinya sinekia anterior periper (g)Beberapa penatalaksanaan pada pasien glaukoma neovaskuler tergantung pada
Stadium perj alanan
penyakitny4
yaitu:I . Panretinal Fotokoagulasi.
Mekanismenya belum jelas, tetapi diduga menurunkan oksigen retina dan mengurangi
produksi
faktor
perrumbuhan neovaskular.Paffetinal fotokoagulasi
dapat digunakanuntuk :
a.
ProfilaksisPanretinal
fotokoagulasi
digunakan pada tahap prerubeosis denganoklusi
venaretina sentralis, walaupun
tidak
sepenuhnya mencegah neovaskularisasidi iris
dankamera
okuli
anteriorb.
Pengobatan.Untuk
menurunkan tekananintra
okuler pada tahap glaukoma sudut terbuka danmengurangi
neovaskularisasi pada segmen anterior sebelum pembedahan intraokular. Q't2'r4)
2. P arretinal krioterapi.
Bila
kekeruhan
media
menghalangi panretinal fotokoagulasi,
panretinalkrioterapi
dapat digunakan untuk mengontrol tekananintra okuler
dan mengurangi ataumenghilangkan neovaskularisas i. Q'4't s)
3. Gonioskopi fotokoagulasi. (3'ls)
Teknik
ini
menggunakan pemakaian langsung dari terapi laser terhadap pembuluh darahpada kamera
okuli
anterior. Cara
ini
efektif
bila
digunakanpada stadium
awal
daripenyakit
untuk
mencegah progresifitas perobahansudut yang akhirnya
menyebabkanglaukoma neovaskular
yang
menetap. Caraini
digunakan dengan menggabungkannyadengan panretinal fotokoagulasi, terutama dianjurkan
untuk
pasien-pasien
yangmempunyai resiko
tinggi
untuk
berkembangnya glaukoma neovaskuler,bila
panretinalfotokoagulasi belum berhasil atau sebelum opersi intra okuler.
4. TerapiDengan obat Obatan. (16'17'18)
a.
Obat-obat
untuk
menekan
produksi
aquous
humor
(termasuk
beta-blokers,karbonik
anhidraseinhibitors
dan alpha-reseptorblokers). Karbonik
Anhidraseinhibitors
sistemik
pengguniumnya harushati-hati
terutama pada pasien-pasiendengan
penyakit
paruyang
kronik,
gangguanelektrolit, penyakit
ginjal,
heparb.
dan diabet€s
mellitus.
Obatanti
glaukoma yang diberikan pada pasienini
adalahtimolol
0,5 Vo yang dikombinasikan dengan glaucon4 x250
mg. Pemberian obatglaukoma
timolol yang
dikombinasikandengan
glaucon pada pasienini cukup
efektif untuk
menurunkan tekananintra okuler,
dimana tekanan intra
okulerwaktu
masuk adalah37,2
mlrlhg, padafollow
up hari ke 2 turun menjadi
18,9mmHg.
Timolol
merupakan obat
anti
glaukoma
beta blocker yang
bekerjamenekan
produksi
aquoshumor dan dapat
menurunkan tekananintra
okulersekitar
20
-
30
o/o.Glaucon
adalahobat anti
glaukoma golongan
karbonik anhidrase inhibitorsyang
juga bekerja menekan produksi aquos humor dan dapatmenurunkan tekanan intra okuler sekitar 15
-20
% .Topikal
kortikosteroid
untuk mengontrol inflamasi.
Akan
tetapi
hal
ini
dapatmenimbulkan steroids induced glaucoma pada beberapa
individu.
Oleh
karenaitu,
pasienyang
mendapat pengobatan dengankortikosteroid harus dimonitor
secara
ketat.
Pada pasienini diberikan posop yang
merupakananti
inflamasisteroid yang kurang menginduksi peningkatan tekanan intra okuler.
Obat-obat golongan hiperosmotik seperti manitol intra vena,
juga
dapat digunakanuntuk terapi
glaukoma akut, tetapi
penggunaannyajuga
harus hati-hati
padapasien dengan penyakit gagaljantung, bendungan paru hebat dan gagal ginjal.
Intra
Vitreal
Triamsinolon. Obatini
ditujukan unhrk mengurangi neovaskularisasiretina.
Avastin
merupakananti
angiogenik yangtidak
hanya menahan dan mencegahperttrmbuhan
prolirerasi
sel endotel vaskular tapi juga
menyebabkan regresivaskular oleh karena peningkatan kematian sel endotel
Atropin
unfuk mengurangi nyeri. c.d.
e.
5. Terapi Pembedahan . Q'13'r7)
Jika tekanan
intra
okular
tdak
dapat diturunkan
denganterapi
topikal
danterdapatnya ancaman
ablasio
retina maka
pembedahanadalah langkah
yang
harusdiambil.
Ada beberapa pilihan, yaitu:
a.
Aquous drainasePenggunaaan
suatu
saluranyang disebut drainage tube shunt dimana
tingkatkeberhasilannya sangat
tinggt
unhrk
kasusakut
atau kasus-kasus dengan PRPyang tidak menumn atau terdapat pemburukan glaukoma neovaskular
iris.
Implandat'' tube shunt dilalcukan untuk meningkatkan pengeluaran cairan intra okuler.
b.
Prosedursiklodestruhif
Pada prosedur
ini
korpus siliaris yang memproduksi aquos humor diberikan lasersehingga
produksinya berkurang, biasanya
dilakukan dengan
anastesi lokal.Prosedur
ini dapat dilakukan
ketika
tekananintra okuler
penderita glaukomane ovaskule
r
gagal dikontro l.c.
Pembedahanfilter
(trabekulektomi)Trabekulektomi dilalcukan pada pasien dengan glaukoma neovaskuler yang sudah
gagal dengan terapi
lain
dan glaukomanya meningkat secara progresif. Selainitu
adakalanya dilakukan bersamaan dengan operasi katarak.
BAB
IV
KESIMPULAI\
1.
Komplikasi
diabetes melitus dan hipertensi yang telah di derita pasienini
sekitar 8tahun
adalah
oklusi vena
sentralis
retina yang
menyebabkan
timbulnya
glaukoma neovaskuler.
2.
Perjalananklinis
glaukoma
neovaskularpada pasien
ini
termasuk
stadium glaukoma sudut terbuka3.
Pemberian obat glaukoma kombinasi antaratimolol
dengan glaucon cukupefektif
mengontrol tekanan intra okuler pada pasien
ini.
l.
2. J. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.DAFTAR PUSTAKA
Rhee DJ and
Nicholl,
SecondaryAngel Closure GlaucomaIn
Glaucoma, Chap 17,2003 :326
-328.
Khan
YA,
Glaucoma Neovascular, 2006 Diaksesdari
http/www.emedicine.com.Akses terakhir Desember 2008.
Vaughan
&
Asbury
s, Neovascular GlaucomaIn General
Opthalmology, SixEdition,
2004:212
-227
William
L and
Wilkins,
Glaucomas AssociatedWith
Disordersof
The Retin4
Vitreous and
Choroid In
Shields, Textbookof
GlaucomaFifth Edition,
Chap 19,2005 : 328
-337.
American Academy
of
Opthalmolgy,Glaucoma
Section12
chap5,2008-2009
:150 -159.
Layden
WE,
Cataracts and GlaucomaIn
Duane,sClinical
OphthalmologyVol
3,Chap 55 1997 :
I
-20.
Salim S, Diagnosis and Treatment
of
Neovascular Glaucoma,2007. Diakses darihttp/www. e y enetmagazine. com. Akse s terakhir D e sember 2 0 0 8.
Bertamian
M.
Glaucoma Neovascular
in
Clinical Guide
to
GlaucomaManagement. Elsevier
lnc.
2004 : 263-
269.American Academy
of
Opthalmolgy,Glaucom4
Section 10 chap 5, 2008-2009 :138 -142
Shaffer'S
B.
Classification Glaucomas and Diagnosis glaucomasin
Diagnosis andTherapy
of
The Glaucomas, SaintLouis
1999:25I
- 258Rahman
K.
Pengaruh Penyakit Sistemik Pada Retina Dalam Kumpulan MakalahRetina. Labratorium
Ilmu
Penyakit mata, Fakultas
Kedokteran
UniversitasAndalas/RSUP DR
M
Djamil
Padang 1990:
107-
11012.
William
L
and Wilkins,
Neovascular Glaucoma Associated
In
The
Wills
EyebManual, Fourth
Edition,
Chap9.14,2004 :187
-
189.Khurana
AK,
Secondary glaucomasin
Comprehensif Opthalmology,
FourthEdition, 2007
:231
-237Tan
D
et
al, Non
retinal Manifestation
of
Diabetes
mellitus
In
Clinical
Ophthamology
An
Asian Perspective, Chap6.I,2005
: 370-
37I
Aswad
LA,
Another
Role
for
Avastin ?
Neovascular glaucomaIn
Review
of
Ophthalmology,
diaksesdari
http/www.revolth.com.
aksesterakhir
Desember 2008.Marianas
M,
Glaukoma Skunder, Dalam Naskahlengkap
UpdateUveo
Retinamanagement
Dan
Penanganan kasus-kasusmata
Khusus
di
Pusat
PelayananKesehatan
Msyarakt
,
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,RSM
Djamil
Padang,
Bukitinggi
2002:23
-24.17. Susanna
JR
and
Bonanoni
MTBC,
lntravitreal
Triamcinolone Acetonide
asAjunctiva
TreatmentFor
Neovascular Glaucoma,vol
60. no
4
Sao Paulo Aug. 2005.18.
Minkler
D
et al,
Impalntation
of
Drainage Devices
In
Glaucoma
SurgicalTechniques, Chap 11, 1991
:77-83.
13.
15.
14.
t6.