• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja adalah peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, ada yang memberi istilah: puberty (Inggris), peberteit (Belanda), pubertas (Latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian. Adapula yang menggunakan istilah Adulescentio (Latin) yaitu masa muda (Rumini & Sundari, 2004).

Remaja merupakan masa transisi (masa peralihan) dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menunjukan tanda-tanda dewasa (Razak & Sayuti, 2006).

Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 2004).

Menurut Soetjiningsih (2004) remaja dilihat dari kematangan psikososisl dan seksual terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

a. Masa remaja awal/dini (Early adolescence): umur 11-13 tahun b. Masa remaja pertengahan (Middle Adolescence): umur 14-16 tahun c. Masa remaja lanjut (Late Adolescence): umur 17-20 tahun.

2. Perkembangan Remaja

Perkembangan remaja meliputi perkembangan fisik, sosial, emosi, moral dan kepribadian (Hurlock, 2004).

a. Perkembangan fisik remaja

(2)

Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan individual. Perbedaan seks sanagat jelas. Meskipun anak laki-laki melalui pertumbuhan pesatnya lebih lambat daripada anak perempuan. Perbedaan individual juga dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak yang matangnya terlambat cenderung mempunyai bahu yang lebih lebar daripada anak yang lebih matang lebih awal (Hurlock, 2004).

b. Perkembangan sosial

Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan dengan orang lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah (Hurlock, 2004).

Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan nilai-nilai-nilai-nilai baru dalam dukungan dab penolakan sosial, nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin (Hurlock, 2004).

c. Perkembangan emosi

Masa remaja ini biasa juga dinyatakan sebagai periode “badai dan tekanan”, yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelanjar. Meningginya perubahan emosi ini dikarenakan adanya tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

Pada masa ini remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah.

(3)

d. Perkembangan moral

Pada perkembangan moral ini remaja telah dapat mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok daripadanya kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak (Hurlock, 2004).

Pada tahap ini remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang berlaku khusus dimasa kanak-kanak dengan prinsip moral yang berlaku umum dan merumuskannya kedalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi perilakunya (Hurlock, 2004).

e. Perkembangan kepribadian

Pada masa remaja, anak laki-laki dan anak perempuan sudah menyadari sifat-sifat yang baik dan yang buruk, dan mereka menilai sifat-sifat ini sesuai dengan sifat teman-teman mereka. Mereka juga sadar akan peran kepribadian dalam hubungan-hubungan sosial dan oleh karenanya terdorong untuk memperbaiki kepribadian mereka (Hurlock, 2004)

Banyak remaja menggunakan standar kelompok sebagai dasar konsep mereka mengenai kepribadian “ideal”. Tidak banyak yang merasa dapat mencapai gambaran yang ideal ini dan mereka yang tidak berhasil ingin mengubah kepribadian mereka (Hurlock, 2004).

3. Remaja dibagi menjadi tiga fase (Sunaryo, 2004) a. Fase pra remaja

Fase ini ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan teman sejenis, kebutuhan dengan sahabat yang akan dipercaya, bekerja sama dalam melaksanakan tugas, dan memecahkan masalah kehidupan, dan kebutuhan dalam membangun hubungan dengan sebaya yang memiliki persamaan, kerja sama, tindakan timbal balik sehingga tidak kesepian. Fase ini menandakan awal hubungan manusiawi sejati dengan orang lain.

(4)

Tugas perkembangan dalam fase ini adalah belajar melakukan hubungan dengan teman sebaya dengan cara competition, compromise, dan kooperatif.

b. Fase awal remaja

Fase ini berawal dari berakhirnya fase pra remaja sampai individu menemukan suatu pola perbuatan stabil yang memuaskan dorongan-dorongan genitalnya.

Hal penting dalam fase ini adalah:

1) Tantangan utama yang dihadapi adalah mengembangkan pola aktivitas heteroseksual.

2) Terdapat perubahan fisiologis, antara lain perasaan birahi pertama menyangkut daerah genital dan daerah lain, seperti tangan dan mulut. 3) Terdapat pemisahan kebutuhan erotik yang sasarannya adalah lawan

jenis dan keintiman dengan sasaran jenis kelamin yan gsama.

4) Apabila kebutuhan erotik dan keintiman sejak dini tidak terpisahkan akan terjadi penampilan homoseksual bukan heteroseksual.

5) Timbulnya banyak konflik akibat kebutuhan kepuasan seksual, keamanan, keakraban.

6) Tugas perkembangan yang penting adalah belajar mandiri dan melakukan hubungan dengan jenid kelamin yang berbeda.

c. Fase akhir remaja

Pada fase ini sudah mulai terlupakan aktivitas seksual melalui langkah pendidikan hingga terbentuk pola hubungan antara pribadi yang sungguh-sungguh matang sesuai dengan kesempatan yang ada. Fase ini merupakan inisiasi kearah hak, kewajiban, kepuasan dan tanggung jawab kehidupan sebagai warga masyarakat dan warga negara.

Tugas perkembangan fase remaja akhir adalah economically, intelectually, dan emotionally self sufficent. Setelah individu enam fase perkembangan

(5)

kepribadian, ia mencapai taraf kedewasaan, yaitu menjadi pribadi manusia yang matang dan setelah itu memasuki usia lanjut.

B. NAPZA

1. Defenisi NAPZA

NAPZA adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah: Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (BNN, 2011).

a. Narkotika

Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :

1) Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.

2) Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi da/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.

3) Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.

(6)

b. Psikotropika

Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :

1) Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.

2) Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.

3) Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.

4) Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam (BK, DUM).

c. Zat Adiktif Lainnya

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

1) Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari - hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau

(7)

Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :

a) Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % (Bir).

b) Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % (Berbagai minuman anggur) c) Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca, Manson

House, Johny Walker).

2) Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.

3) Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya (BNN,2011).

2. Penyalahgunaan NAPZA

Penyalahguanaan adalah: penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial (BNN, 2011). a. Penyebab penyalahgunaan napza :

Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor : 1) Faktor individual menurut BNN (2011) :

Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri - ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :

a) Cenderung memberontak

(8)

c) Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada d) Kurang percaya diri

e) Mudah kecewa, agresif dan destruktif f) Murung, pemalu, pendiam

g) Merasa bosan dan jenuh

h) Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan i) Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode j) Identitas diri kabur

k) Kemampuan komunikasi yang rendah l) Putus sekolah

m) Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

2) Faktor Lingkungan menurut Suhanda (2006): a) Hubungan keluarga

Biasanya keluarga yang tidak harmonis mempunyai masalah dengan penyalahgunaan obat/zat, misalnya ibu terlalu dominan, overprotektif, ayah yang oteriter atau yang acuh tak acuh dengan keluarga. Atau orangtua yang memaksakan kehendak pada anak yang mendorong anak melarikan diri ke alam impian melalui obat (Suhanda, 2006).

b) Pengaruh teman

Pengaruh teman terjadinya penyalahgunaan obat/zat terlarang ini sangat besar. Hukuman untuk kelompok teman sebaya, terutama pengucilan bagi mereka yang mencoba berhenti, didasarkan lebih berat dari penggunaan obat sendiri (Suhanda, 2006).

3) Pengaruh media terhadap penyalahgunaan NAPZA

Para remaja di kelilingi oleh berbagai media. Remaja menjadi sasaran penyampaian pesan-pesan negatif tentang narkoba. Media mengajarkan mereka bahwa penggunaan narkoba itu normal dan

(9)

bebas dari risiko. Mereka diajarkan bahwa mereka dapat menggunakan obat-obatan terlarang ke dalam tubuh mereka tidak ada konsekuensi nyata. Studi terbaru menunjukkan bahwa pengaruh media terhadap remaja dalam hal penggunaan narkoba sangat fenomenal.

a) Musik, 63% dari semua lagu Rap memperlihatkan obat-obatan terlarang dan cara penggunaan.

b) Acara TV dan video musik memperlihatkan gagasan bahwa obat dingin, obat yang menyenangkan, dan obat tidak berbahaya. c) Peran model-Rock Stars, Aktor Film, Model, dan Atlet

Profesional yang terus-menerus ditangkap karena penggunaan narkoba, dan karena kekayaan mereka yang luar biasa, mereka menderita konsekuensi yang sangat kecil atas tindakan mereka (drugtestingnetwork.com).

3. NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan menurun BNN (2011): a. Opiada, terdapat 3 golonagan besar

1) Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein. 2) Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin. 3) Opioda sintetik : Metadon.

Nama pasaran dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar. Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih keabuan. Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.

(10)

Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.

b. Kokain

Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut. Nama pasaran : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju. Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.

c. Kanabis

Nama pasaran : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang. Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica. Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan (euphoria), sering berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan.

d. Amphetamine

Nama pasaran : seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet. Cara penggunaan : dengan

(11)

cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air. Ada 2 jenis Amphetamine :

1) MDMA ( methylene dioxy methamphetamine ) Nama pasaran : Inex, xtc.

Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul. 2) Metamphetamine ice

Nama pasaran : shabu, SS, ice.

Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).

e. LSD ( Lysergic Acid ).

Termasuk dalam golongan halusinogen. Nama pasaran : acid, trips, tabs, kertas. Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul. Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian, menghilang setelah 8-12 jam. Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama-lama menjadikan penggunaanya paranoid.

f. Sedatif – Hipnotik (Benzodiazepin)

Termasuk golongan zat sedative (obat penenang) dan hipnotika (obat tidur). Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp. Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus. Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

g. Solvent / Inhalasi

Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.

(12)

Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang kurang mampu. Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

h. Alkohol

Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %. Nama jalanan : booze, drink. Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran.

4. Gejala klinis penyalahgunaan NAPZA a. Perubahan Fisik :

1) Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif.

2) Bila terjadi kelebihan dosis (Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.

3) Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.

4) Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

b. Perubahan sikap dan perilaku :

1) Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.

2) Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja.

(13)

3) Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.

4) Sering mengurung diri, berlama - lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.

5) Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain.

6) Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.

7) Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan, pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

5. Pengaruh penyalahgunaan NAPZA

NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :

a. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama. Pengaruhnya pada (BNN, 2011) :

1) Otak dan susunan saraf pusat : a) gangguan daya ingat

b) gangguan perhatian / konsentrasi c) gangguan bertindak rasional

d) gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi e) gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja

f) gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik/buruk.

2) Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru (Bronchopnemonia). pembengkakan paru (Oedema Paru)

3) Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.

4) Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.

(14)

5) Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah (GO), raja singa (Siphilis) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama - sama membuat angka penularan HIV/AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV/AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin. 6) Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.

7) Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.

8) Komplikasi pada kehamilan :

a) Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.

b) Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati c) Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah .

b. Dampak Sosial (BNN, 2011) 1) Di Lingkungan Keluarga :

a) Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.

b) Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.

c) Perilaku menyimpang/asosial anak (berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.

d) Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.

e) Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.

(15)

2) Di Lingkungan Sekolah :

a) Merusak disiplin dan motivasi belajar.

b) Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar. c) Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama

teman sebaya.

3) Di Lingkungan Masyarakat :

a) Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna / mangsanya.

b) Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi ketergantungan. Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.

c) Meningkatnya kecelakaan.

c. Mempengaruhi nafsu sex

Pengguna NAPZA mengalami nafsu sex yang tidak normal. Seringkali nafsu sex menjadi turun drastis, atau bahkan ada juga yang berlebih-lebihan (Sofyan, 2007).

d. Merusak lingkungan sosial masyarakat

Satu hal yang sangat buruk dalam NARKOBA, yaitu setiap pecandunya selalu mengajak orang lain untuk mengikuti langkah sesatnya (Sofyan, 2007)

e. Kematian tidak wajar

Beribu-ribu bahkan jutaan orang setiap tahun tewas akibat penyalahgunaan Narkoba. Ada yang mati karena OD(Over Dosis) dan ada juga yang bunuh diri karena tidak kuat lagi menahan tekanan obat-obatan berbahaya tersebut (Sofyan, 2007).

(16)

C. Persepsi 1. Definisi

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraaan, yaitu proses diterimanya stimulan oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan (Sunaryo, 2004).

Rachmat (2005) mendefinisakan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesannya.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi (Walgito, 2010).

Persepsi adalah daya pikir dan daya pemahaman individu terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar. Daya tafsir dan daya tafkir beada didalam otak, dan diolah sedemikian rupa dalam merespon brbagai stimulus (Marliany, 2010).

a. Faktor-faktor persepsi

Stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi, ada beberapa faktor yang dapat dikemukakan, (Walgito, 2010) yaitu :

(17)

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf yang penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf

Reseptor atau alat indera merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga haus ada saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari selluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

2. Macam-macam persepsi menurut Sunaryo (2004) Ada dua macam persepsi, yaitu :

a. External perseption, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar individu.

b. Self-perseption, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi obyrk adalah dirinya sendiri.

3. Proses Persepsi

Salah satu pandangan yang di anut secara luas menyatakan bahwa psikologi, sebagai telaah ilmiah, berhubungan dengan unsur dan proses yang merupakan perantara ransangan di luar organisme dengan tanggapan fisikorganisme yang

(18)

dapat diamati terhadap ransangan. Menurut rumusan ini, yang dikenal dengan teori rangsangan-tanggapan ( stimulus-respons / SR), persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tangapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya yang mungkin adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran.

Persepsi, pengenalan, penalaran, dan perasaan kadang-kadang di sebut variabel psikologis yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan. Sudah tentu, ada pula cara lain untuk mengonsepsikan lapangan psikologi, namun rumus S-R di kemukakan disini karena telah diterima secara luas oleh para psikolog dan karena unsur-unsur dasarnya mudah dipahami dan digunakan oleh ilmu sosial lainnya (Sobur, 2003).

Proses persepsi dimulai dari objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor, dimana proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh saraf sensorik ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologi kemudian terjadi suatu proses di dalam otak sehingga individu dapat menyadari sesuatu yang diterima dengan reseptor itu, sebagai akibat dari stimulus yang diterima. Proses yang terjadi di otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis. Dengan demikian taraf terakhir dari persepsi adalah individu menyadari tentang sesuatu yang diterima melalui alat indera atau reseptor (Rakhmat, 2005; Sunaryo, 2004).

Menurut Walgito (2010) proses terjadinya persepsi melalui tiga proses yaitu: a. Proses fisik : Obyek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat

indera atau reseptor.

b. Proses fisiologis : Stimulus yang diterima oleh indera dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak.

c. Proses psikologis : Proses di dalam otak sehingga individu dapat menyadari stimulus yang diterima.

(19)

4. Sifat Persepsi

Secara umum terdapat beberapa sifat persepsi menurut Baihaqi dkk (2007), antara lain;

a. Bahwa persepsi timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika seseorang berhadapan dengan dunia yang penuh dengan rangsang. Indera manusia menerima rangsang kurang lebih 3 milyar per detik, 2 milyar diantaranya diterima oleh mata.

b. Persepsi merupakan sifat paling asli, merupakan titik tolak perbuatan kesadaran manusia.

c. Dalam mempersepsikan tidak selalu dipersepsikan keseluruhan, mungkin hanya sebagian, sedangkan yang lain cukup dibayangkan.

d. Persepsi tidak berdiri sendiri, tetap dipengaruhi atau tergantung pada konteks dan pemahaman. Konteks berarti ciri dan objek yang dipersepsi, sedangkan pengalaman berarti pengalaman-pengalaman yang dimiliki dalam kehidupan sebelumnya.

e. Manusia sering tidak teliti sehingga sering keliru. Ini terjadi karena sering ada penipuan dalam bidang persepsi. Suatu tampak nyata padahal hanya bayangan misalnya, fatamorgana atau pembiasan cahaya ketika melihat pensil dimasukkan kedalam gelas. Selain itu ada juga yang disebut ilusi persepsi yaitu persepsi yang salah sehingga keadaannya berbeda dengan yang sebenarnya.

f. Persepsi sebagian ada yang dipelajari dan sebagian ada yang bawaan. Yang sifatnya dipelajari dibuktikan dengan kuatnya pengaruh pengalaman terhadap persepsi misal, kita sulit membedakan sesuatu dengan melihat bentuk, ukuran, atau permukaannya saja. Sedangkan yang sifatnya bawaan dibuktikan dengan dimilikinya persepsi ketinggian. g. Dalam persepsi sifat benda yang dihayati biasanya bersifat permanen dan stabil, tidak dipengaruhi oleh penerangan, posisi, dan jarak (permanent shade).

(20)

i. Kesalahan persepsi bagi orang normal, ada cukup waktu untuk mengoreksi, berbeda dengan terganggu jiwanya.

5. Syarat terjadinya persepsi

Agar individu dapat mengadakan persepsi diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu : (Walgito, 2010 dan Sunaryo, 2004).

a. Adanya obyek yang dipersepsi, obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi. c. Adanya alat indera atau reseptor sebagai penerima stimulus.

d. Saraf sensori sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak kemudian dari otak dibawa melalui saraf motorik sebagai alat untuk mengadakan respon.

D. Persepsi remaja terhadap penyalahgunaan NAPZA

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Jalaludin Rachmad (2005), sebagai berikut:

1. Faktor internal a. Alat indra

Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

b. Perhatian

Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlakukan adanya pertahian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

(21)

c. Pengalaman

Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalau lewat proses belajar formal. Pengalaman bisa bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi.

2. Faktor eksternal

a. Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indara atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang ,mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

b. Informasi

Era teknologi sekarang ini lebih dari kata maju, banyak sekali cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber yang terpercaya. Baik dari media cetak seperti koran, majalah, tabloid dll. Serta dari media elektronik seperti TV, internet acara yang kita bisa langsung ikut dalam interaktif dibidangnya.

c. Budaya/lingkungan

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan yang dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat.

(22)

E. Fokus Penelitian

Gambar 2.1

F. Variabel Penilitian

Variabel penilitian ini adalah variabel tunggal, yaitu persepsi remaja tentang penyalahgunaan NAPZA.

Referensi

Dokumen terkait

Semakin lama penyimpanan daging ayam broiler dalam kemasan plastik yang disimpan dalam lemari es akan menurunkan nilai susut masak, pH (semakin asam), warna, tektur dan aroma

Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri berupa besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri struktur geologi karena proyeksi

Skripsi yang berjudul Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Pemilihan Metode Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) pada Peserta KB Baru (Studi di Kelurahan Tegal Besar

Alinea bukanlah suatu pembagian secara konvensional dari suatu bab tulisan, tetapi merupakan kesatuan dari sejumlah kalimat yang mendukung satu ide atau gagasan

Dengan demikian pada level tiga tersebut akan diperoleh sejumlah angka indeks konsistensi yang banyaknya sama dengan unsur-unsur dalam level dua. Langkah selanjutnya adalah

Meningkatkan sikap positif dari para petugas kesehatan dalam menangani ibu-ibu melahirkan ataupun pasien yang datang yang memerlukan tindakan yang terkait dengan

Terdapat 11 teknik digital marketing yang dikaji secara umum, teknik ini terdiri dari SEO, SEM, Content Creation, Social Media Marketing, Digital Display

(4) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Penata Pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan dengan menggunakan Angka Kredit terakhir yang dimiliki