LAPORAN TAHUNAN
PROGRAM PENYAKIT
MENULAR
PUSKESMAS KECAMATAN
CIGASONG
TAHUN 2015
PENDAHULUAN
Program penyakit menular terdiri atas beberapa sub seksi yang masing-masing mempunyai tugas antara lain :
A. Pengamatan penyakit
 Pengumpulan dan pengolahan dan kesakitan/surveilans terpadu (STP)  Pengumpulan dan pengolahan data kematian
 Peningkatan laporan bulanan ISPA dan DIARE  Surveilans AFP, DBD, campak, Tetanus neonatarum  Peningkatan laporan wabah W2
 Pemantauan dan follow up kasus KIPPI B. Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)
 Pemberantasan penyakit TB paru  Pemberantasan penyakit kusta  Pemberantasan penyakit Diare
 Pemberantasan penyakit ISPA/penumonia  Pemberantasan penyakit HIV/AIDS C. Pemberantasan penyakit bersumber binatang
 Pemberantasan penyakit DBD
 Pemberantasan penyakit chikungunya  Pemberantasan penyakit leptospirosis  Pemberantasan penyakit Rabies  Pemberantasan penyakit Filariasis  Pemberantasan penyakit Malaria  Pemberantasan new emerging disease  Pemberantasanre-emerging disease D. Pencegahan penyakit dan imunisasi
 Peningkatan cakupan imunisasi dalam upaya pencapaian UCI  Imunisasi TT-WUS dalam rangkai implementasi T.5 dosis  Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)
 Pengelolaan vaksin dan cold chain
 Pengumpulan dan pengolahan data hasil cakupan imunisasi 1.1. Pengamatan penyakit surveilans (Surveilans)
Surveilans epidemiologi adalah suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang meperbesar resiko penularan
dengan melakukan pengumpulan data, analisis, interpretasi, dan penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan. Informasi epidemiologi yang dapat dipercaya merupakan inti dari surveilans epidemiologi.
Aktivitas yang biasa yang dilakukan surveilans :
 Proses pengumpulan data dan epidemiologi secara sistematis sebagai aktivitas rutin.
 Pengolahan dan analisa serta interpretasi data agar menghasilkan informasi epidemiologi.
 Penggunaan informasi unutuk menentukan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan atau peningkatan program dalam menyelesaikan masalah.
Misi surveilans :
 Meningkatkan kemampuan petugas surveilans dalam analisis data di seluruh jenjang administrasi.
 Menggalang serta meningkatkan kemitraan unit surveilans dalam pertukaran/penyebaran informasi dengan pusat penelitian, perguruan tinggi, LSM dan semua pihak terkait.
 Memperkuat sistem surveilans penyakit yang telah menjadi prioritas program pemberantasan internasional, regional, nasional, maupun daerah.
 Memperkuat pengembangan SDM di bidang epidemiologi di setiap unit pelaksana program kesehatan.
a. Pengumpulan pengolahan data kesakitan/ surveilans terpadu (STP)
STP iini bersumber pada laporan STP Puskesmas dan dientri tiap bulan melalui internet Dinkes DKI Jakarta.
b. Pengumpulan dan pengolahan data kematian
Setiap kejadian kematian dengan sebab yang wajar yang meninggal di rumah atau dalam perjalanan maka pihak puskesmas yang mengeluarkan Surat Keterangan Penyebab Kematian (SKPK). Pelayanan pembuatan SKPK dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Johar Baru baik pada hari kerja dan jam kerja maupun pada malam hari dan hari libur. Dari hasil pelaporan dan pengumpulan data kematian dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel 1.1. Jumlah kematian menurut golongan umur di Kecamatan Johar baru tahun 2015 No Umur Jumlah 1 0-7 hari 0 2 8-28 hari 2 3 < 1 tahun 4 4 1-4 tahun 0 5 5-14 tahun 2 6 15-24 tahun 0
7 25-44 tahun 37
8 >45 tahun 272
Total 317
Jumlah kematian menurut umur paling banyak adalah usia lebih dari 45 tahun sebanyak 272 orang. Sedangkan penyebab kematian tertinggi yaitu karena Hipertensi sejumlah 95 orang kemudian diikuti oleh penyakit Jantung sejumlah 77 orang
Grafik 1.1. Jumlah kematian di wilayah kecamatan di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015 0-7 hari 8-28 hari < 1 tahun 1-4 tahun 5-14 tahun 15-24 tahun 25-44 tahun >45 tahun
Tabel 1.2. Sepuluh besar penyebab penyakit di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015
No Jenis penyakit Jenis kelamin Jumlah
Laki –laki Perempuan
1 Hipertensi 40 55 95 2 Jantung 40 37 77 3 DM 16 15 31 4 TBC 16 7 23 5 Karsinoma / kanker 5 17 22 6 Asma bronkiale 7 8 15 7 Gastritis 4 5 9 8 HIV 5 1 6 9 Gagal ginjal 5 1 6 10 Penyebab lain-lain 17 16 33 Jumlah 155 162 317
Grafik 1.2. Sepuluh besar penyebab penyakit di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015 95 77 31 23 22 15 9 6 633 Hipertensi Jantung DM TBC Karsinoma / kanker Asma bronkiale Gastritis HIV Gagal ginjal Penyebab lain-lain
Peningkatan laporan mingguan W2
Laporan mingguan wabah (W2) ini dilaporkan setiap minggu terdiri atas beberapa penyakit menular yang berpotensi menimbulkan wabah, antara lain : DBD, Diare, tetanus nenatarum, Polio AFP, Chikungunya, Leptospirosis, Campak dan penyakit lain yang perlu dilaporkan segera.
Kegiatan ini mulai tahun 2007 sudah menggunakan sistem online se DKI dengan induk data ada di Dinas kesehatan DKI Jakarta, sehingga siapapun dan dimanapun dapat mengakses laporan jenis ini.
c. Peningkatan laporan bulanan ISPA, Diare dan pneumonia
Laporan diare, ISPA dan pneumonia bersumber dari laporan LB 1 puskesmas dan dilaporkan setiap bulan ke SUDINKES Jakarta Pusat.
Tabel 1.3. Jumlah penderita ISPA per puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru tahun 2015.
JUMLAH PENDERITA ISPA 2015
PUSKESMAS
JUMLAH
PENDERITA ISPA JUMLA
H 0-1
TH 1-4 TH > 5 TH
KEC. JOHAR BARU 1,657 2,228 6,347 10,232
KEL. GALUR 195 471 1,290 1,956
KEL. KAMPUNG
RAWA 110 429 1,314 1,853
KEL. TANAH TINGGI 70 198 862 1,130
JUMLAH 2,032 3,326 9,813 15,171
Grafik 1.3. Jumlah penderita ISPA per puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru tahun 2015. 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 0-1 TH 1-4 TH > 5 TH
Jumlah penderita ISPA yang berobat ada 15.171 orang dan 35% (5.358 orang) dintaranya bayi dan balita. Insiden rate (IR) sebesar 9.813 orang/100.000 penduduk
Tabel 1.4. Jumlah penderita Pneumonia per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015.
JUMLAH PENDERITA PNEUMONIA 2015
PUSKESMAS
JUMLAH
PENDERITA ISPA JUMLA
H 0-1 TH 1-4 TH > 5 TH
KEC. JOHAR BARU 9 19 23 51
KEL. GALUR 1 0 0 1
KEL. KAMPUNG
RAWA 0 1 1 2
KEL. TANAH TINGGI 0 0 0 0
JUMLAH 10 20 24 54
Grafik 1.4. Jumlah penderita Pneumonia per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015.
0 5 10 15 20 25 0-1 TH 1-4 TH > 5 TH
Jumlahpenderita pneumonia yang berobatada 54 orang dan 56 % (30 orang)diantaranyaadalahbayidanbalita. Insidens rate (IR) sebesar 20 orang/100.000 penduduk.
Tabel 1.5. Jumlah penderita Diare per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar Baru tahun 2015
PUSKESMAS JUMLAH PENDERITA DIARE TOTAL
L P JM L L P JM L L P JML L P JML KEC. JOHAR BARU 98 95 193 201 173 374 458 606 1064 757 874 1631 KEL. JOHAR BARU II 17 15 32 38 87 125 133 162 295 188 264 452 KEL. JOHAR BARU III 25 19 44 74 65 139 127 163 290 226 247 473 KEL. KAMPUNG RAWA 26 23 49 63 60 123 139 144 283 228 227 455 KEL. TANAH TINGGI 19 5 24 27 29 56 77 92 169 123 126 249 KEL. GALUR 18 11 29 66 36 102 100 160 260 184 207 391 JUMLAH 20 3 16 8 371 46 9 45 0 919 103 4 132 7 236 1 170 6 194 5 3651
Grafik 1.5. Jumlah penderita Diare per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar Baru tahun 2015 0 200 400 600 800 1000 1200
Jumlah penderita diare yang berobat ada 3651 orang dan 35% (1290 orang) diantaranya adalah bayi dan balita. Insidens rate sebesar 2890 orang/100.000 penduduk.
d. Surveilans AFP, DBD, Campak, Tetanus Neonatarum.
Surveilans kasus AFP tidak pernah ditemukan atau dilaporkan melalui Puskesmas, rata-rata terdeteksi oleh Rumah Sakit. Kasus Tetanus Neonatarum juga belum pernah terlaporkan baik dari Puskesmas Kecamatan maupun kelurahan. Kasus campak tidak pernah terjadi KLB ada beberapa kasus rutin biasa yang terekam di register kunjunganpasien dan laporan C1 yang selanjutnya dimasukkan ke data internet sekaligus dianalisa apakah kasus-kasus tersebut mengelompok atau tidak. Ini penting untuk menentukan rencana tindak lanjut.
Tabel 1.6. Jumlah penderita campak per puskesmas di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015
Puskesma s
JumlahKasus per golonganUmur Jumlah
<1 th 1-4 th 5-9 th 10-14 th >15 th Kec. JoharBaru 0 1 1 0 0 2 JoharBaru II 0 0 0 0 0 0 JoharBaru III 0 0 0 0 0 0 Galur 0 0 0 0 0 0 Tanah tinggi 0 0 0 0 0 0 Kprawa 0 0 0 0 0 0 Jumlah 0 1 1 0 0 2
Jumlah penderita campak di kecamatan Johar baru tahun 2015 sebanyak 2 orang dan-diantaranya adalah bayi dan balita.
1.2. Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML) 1. Pemberantasan penyakit TB paru
1.2. Penemuan Kasus TB
1.2.1. Angka penjaringan suspek (Suspect Evaluation Rate)
Adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara 100.000 penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam satu tahun. Angka penjaringan suspek ini digunakan untuk mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan memperhatikan kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan).
Tabel 1.7. Data Realisasi Penemuan Kasus TB dibandingkan dengan Target Di Kec. Johar BaruTahun 2015
NO KELURAHAN JML. PENDUDUK TARGET CDR REALISASI CDR CDR (%) TARGET SUSPEK REALISASI SUSPEK SUSPEK (%) 1 Johar Baru 38.002 40 25 62,5% 395 150 38% 2 Kampung Rawa 26.127 28 16 57,1% 327 47 26% 3 Galur 21.411 23 16 69,7% 574 70 21,47% 4 Tanah Tinggi 44.049 47 42 89,4% 180 273 48% TOTAL SEKECAMATAN 129.589 138 99 71,7% 1.476 540 36,6%
Grafik 1.7. Angka Penjaringan Suspek TB di Kec. Johar Baru Tahun 2015
JOHAR BARU KP RAWA GALUR TANAH TINGGI
0 50 100 150 200 250 300
Berdasarkan grafik 1.7., angka penjaringan suspek TB di provinsi Kec. Johar Baru pada tahun 2015 mencapai 540 per 100.000 penduduk.
1.2.2. Proporsi pasien TB paru BTA positif di antara suspek yang diperiksa (Positivity Rate)
Adalah persentase pasien BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnosis pasien, serta kepekaan menetapkan kriteria suspek. Angka proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa ini sekitar 5-15%. Bila angka ini terlalu kecil (<5%) kemungkinan disebabkan antara lain; penjaringan suspek terlalu longgar, banyak orang yang tidak memenuhi kriteria suspek, atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif
palsu). Sedangkan bila angka ini terlalu besar (>15%) kemungkinan disebabkan antara lain ; penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu).
Grafik 1.8. Proporsi TB Paru BTA Positif di antara Suspek per puskesmas Di Kecamatan Johar BaruTahun 2015 SUSPEK BTA + 0 100 200 300 400 500 600 700
PKM Kel Tanah Tinggi PKM Kel. Galur PKM Kel. Kampung Rawa
PKM Kel. Johar Baru PKM Kec. Johar Baru
Berdasarkan grafik 1.8, proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara suspek yang diperiksa dahaknya per puskesmas tahun 2015 mempunyai range 58 %, tertinggi puskesmas Kec. Johar Baru Puskesmas yang mempunyai angka sesuai dengan target (5-15%) sebanyak 3 kelurahan ( 60%) Sedangkan puskesmas yang mempunyai angka di atas target yaitu PKM Kec. Johar Baru dan yang di bawah target adalah PKM Kel. Kampung Rawa
1.2.3. Proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara seluruh pasien TB Paru
Adalah persentase pasien Tuberkulosis paru BTA positif di antara semua pasien Tuberkulosis paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan pasien Tuberkulosis yang menular diantara seluruh pasien Tuberkulosis paru yang diobati. Angka ini sebaiknya jangan
kurang dari 65%. Bila angka ini jauh lebih rendah, itu berarti mutu diagnosis rendah, dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA Positif).
Grafik 1.9.Proporsi TB Paru BTA Positif di antara Seluruh Kasus TB Paru yang tercatatDi Kec. JOharBaru 0 20 40 60 80 100 120
Dari Grafik 1.9., terlihat bahwa Proporsi BTA (+) di antara Semua Kasus TB Paru yang tercatat di Kec. Johar Baru masih dibawah target (>65%).
1.2.4. Angka notifikasi kasus (CNR=Case Notification Rate)
Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut.
Tabel 1.9. Data Total Kasus TB berdasarkan DomisiliDi Seluruh Puskesmas Kec. Johar Baru Tahun 2015
THN Jumlah Pasien
ASAL DOMISILI PASIEN KECAMATAN SENDIRI LUAR KECAMATAN LUAR KABUPATEN / KOTA LUAR DKI 2010 107 1 2 2 1
Tabel 1.10.Angka Notifikasi BTA Positif dari Semua Tipe TB di Kec. Johar BaruTahun 2015
2015 Jumlah Penduduk 129.589 Total Kasus TB 107
CNR 83
CNR untuk semua tipe kasus TB pada tahun 2015 masih berkisar antara 83 kasus / 100.000 penduduk.
1.2.5 Proporsi pasien TB anak di antara seluruh pasien TB
Adalah persentase pasien TB anak (<15 tahun) di antara seluruh pasien TB tercatat. Angka ini sebagai salah satu indikator untuk menggambarkan ketepatan dalam mendiagnosis TB pada anak. Angka ini berkisar 34 %. Bila angka ini terlalu besar dari 15%, kemungkinan terjadi overdiagnosis.
Grafik 1.11 Proporsi TB Anak di antara Kasus TB di Kec. Johar BaruTahun 2015
2015 0 20 40 60 80 TB A nak TB Dewasa
Berdasarkan grafik 4, proporsi pasien TB anak di antara seluruh kasus TB pada tahun 2015 sebesar 34 % (diharapkan sekitar 15%).
Proporsi TB anak lebih tinggi dari standar ( 10-15 % ). Ini menunjukkan Penemuan kasus TB anak masih terlalu longgar. Sehingga perlu dilakukan refreshing skoring TB bagi petugas TB, dan perlu adanya evaluasi dalam penegakan diagnosis TB anak.
Adalah persentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati dibanding jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Case Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan pasien baru BTA positif pada wilayah tersebut. Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh berdasarkan perhitungan angka insidens kasus TB paru BTA positif dikali dengan jumlah penduduk. Target Case Detection Rate Program Penanggulangan Tuberkulosis Nasional minimal 70%.
Grafik 1.12 Case Detection Rate (CDR) di Kec. Johar BaruTahun 2015
2015 0
50
100 CDR
Catatan :Insiden BTA Positif = 100 per 100.000 penduduk
Target Global TW-1 17,5%, RJPMN 18,75%
CDR di Kec. Johar Baru sejak tahun 2015 mencapai target nasional ( >70% ). Berdasarkan grafik 1.12, menunjukkan bahwa pada tahun 2015 angka penemuan pasien baru TB Paru BTA positif (CDR=Case Detection Rate) mencapai 71,7%.Angka Penemuan Kasus (= Case Detection Rate) Provinsi Kec. Johar Baru telah mencapai target nasional ( > 70%) .
1.3. Angka konversi
Angka konversi adalah persentase pasien baru TB paru BTA positif yang mengalami perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif. Indikator ini berguna untuk mengetahui secara cepat hasil pengobatan dan untuk mengetahui apakah pengawasan langsung menelan obat dilakukan dengan benar. Angka minimal yang harus dicapai adalah 80%.
0 5 10 15 20 25 30 35 A ngka Konversi
Angka Konversi untuk pasien TB paru BTA (+) kasus baru masih belum mencapai target nasional > 80%. Ini harus di kaji lebih lanjut, fasyankes mana yang lemah dalam tatalaksana TB. Karena akan bila tidak segera ditindaklanjuti akan menimbulkan kasus MDR.
Berdasarkan grafik 6, angka konversi pasien baru TB Paru BTA positif tahun 2015 sampai dengan triwulan 4 mencapai 84%. Secara umum angka konversi ini telah mencapai target 80%.
1.4. Angka kesembuhan pengobatan (CR=Cure Rate) dan angka keberhasilan pengobatan (SR=Success Rate)
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA
positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Angka minimal yang harus dicapai adalah 85%. Angka kesembuhan digunakan untuk mengetahui hasil pengobatan. Walaupun angka kesembuhan telah mencapai 85%, hasil pengobatan lainnya tetap perlu diperhatikan, yaitu berapa pasien dengan hasil pengobatan lengkap, meninggal, gagal, default, dan pindah.
• Angka default tidak boleh lebih dari 5%, karena akan menghasilkan proporsi pasien pengobatan ulang yang tinggi di masa yang akan datang yang disebabkan karena penanggulangan Tuberkulosis yang tidak efektif.
• Peningkatan kualitas penanggulangan TB akan menurunkan proporsi kasus pengobatan ulang antara 10-20 % dalam beberapa tahun.
Sedangkan angka pengobatan gagal untuk pasien baru BTA positif tidak boleh lebih dari 2% untuk daerah yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak boleh lebih besar dari 10% untuk daerah yang sudah ada masalah resistensi obat.
Angka keberhasilan pengobatan menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA positif
yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) di ,antara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Dengan demikian, angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan tahun 2015 merupakan hasil pengobatan pasien yang ditemukan pada tahun 2014.
Grafik 1.14 Cure Rate dan Success Rate di Kec. Johar BaruTahun 2015
2015 0 20 40 60 80 100
A ngka Kesembuhan Pengobatan Lengkap Success Rate
Success Rate untuk pasien TB paru BTA (+) kasus baru cukup baik. Berdasarkan grafik 1.14, angka kesembuhan (cure rate) pengobatan kasus baru TB Paru BTA positif tahun 2015 menunjukan mencapai 68,75%.
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Sembuh Pengobatan Lngkap Default Gagal Pindah Meninggal
Berdasarkan grafik 1.15, hasil pengobatan pasien TB Paru BTA Positif tahun 2015 menunjukkan bahwa 30% sembuh, 45% pengobatan lengkap, 1% default, 1% gagal, 2% pindah, 1% meninggal dan sekitar 20% belum dievaluasi.
1.5. Kolaborasi TB HIV
No Variabel 2015 TOTAL
2011 TW.1 TW.2 TW.3 TW.4
1 Jumlah pasien TB yang tercatat 24 27 22 34 107
1.1 Jumlah pasien TB yang tercatat dan HIV positif sebelum pengobatan TB
1 1
Data konseling dan tes HIV pada pasien TB yang belum periksa HIV 2 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan
tersebut dan ditawarkan/dianjurkan HIV
(PITC/VCT) selama pengobatan TB 24
27 22 34 107
3 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dan dilakukan konseling HIV selama masa pengobatan TB
1 1
4 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dan dilakukan tes HIV selama masa pengobatan TB
1 1
5 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut yang hasil tes HIV tercatat selama
pengobatan TB
6 Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dengan hasil tes HIV Positif selama pengobatan TB
1 1
Data Koinfeksi TB HIV pada pasien TB
7 Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV 1 1
8 Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV yang mendapatkan ART
1 9 Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV yang
menerima PPK
1
Kolaborasi TB HIV di Kec. Johar Baru belum berjalan maksimal, karena untuk pelayanan PDP belum ada. Jadi hanya sebatas skrinnig dan konsultasi HIV.
1.6. Programmatic Management of Drug Resistance ( PMDT )
Tabel 1.11 Data Suspek TB MDR / PMDT Kec. Johar BaruTahun 2015
No Kriteria Suspek MDR
SUSPEK MDR Hasil Pemeriksaan yang Positif Resisten OAT
2015 2015
1 Gagal Pengobatan Kat.2
(Kronik) 0 2 Tidak Konversi Pengobatan Kat.2 0 3 Pernah mendapat pengobatan TB NON DOTS / OAT Lini kedua
0
4 Gagal Pengobatan Kat.1 1 5 Tidak Konversi setelah mendapat sisipan Kat.1 0 6 Pasien Kambuh 13 7 Pasien Putus berobat 9 8 Suspek TB yang kontak
dengan pasien TB MDR 0 9 Pasien TB HIV 1
Tabel 1.12 Data Pasien TB MDR / PMDT yang melanjutkan pengobatan Di Puskesmas Kec. Johar BaruTahun 2015
Tabel 1.13 Data Asal Domisili Pasien TB MDR / PMDT yang melanjutkan pengobatan Di Puskesmas Kec. Johar BaruTahun 2015
THN Jumlah Pasien
ASAL DOMISILI PASIEN KECAMATAN SENDIRI LUAR KECAMATAN LUAR KABUPATEN / KOTA LUAR DKI 2015 4 4 0 0 0
1.7. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB (PPI) TB
No Komponen Ya Tidak
1 Ada tim PPI TB di fasyankes √
2 Fasyankesmemilikipedomanuntuk PPI fasyankes √
3 Ada SOP untuk triage untukpasienbatuk, hasil BTA positif, induksisptum, tindakanatauprosedurrisikotinggi
√ 4 Ada kebijakanuntukpemeriksaanberkalapetugaskesehatan √ 5 Ada rencanapelatihanpetugaskesehatanmengenai PPI √
6 Ada sistemventilasi yang memenuhistandar √
7 Alatpelindungdiri yang sesuai, tersediadanmencukupi √
8 Tim PPI TB mengadakanpertemuanberkala √
9 Fasyankesmendesiminiasikanpedomanpadapetugaskesehatan √ 10 Jumlahpetugaskesehatan yang mendapatpelatihan PPI TB √
11 Dilakukanpenilaianpelaksanaan PPI TB √
12 Petugasmenggunakan APD yang sesuai √
13 Prevalensipetugaskesehatan yang didiagnosis TB √
Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Kec. Johar Baru sudah dijalankan, tetapi belum optimal. Tim PPI langsung dipegang oleh Ka.Sie Penyakit Menular PKM Kec. Johar Baru
- Ruangan Unit DOTS cukup memenuhi standar, dimana ventilasi ruangan tersebut cukup baik, ada jendela yang terbuka, pencahayaan sangat baik, terpapar matahari dan sirkulasi udara mengalir.
THN Jumlah Pasien
Hasil Pengobatan
SEMBUH LENGKAP DEFAULT GAGAL MENINGGAL MASIH PENGOBATAN
- Promosi etika batuk telah ada dengan dipasang, berupa spanduk besar di dinding loket pendaftaran sehingga mudah terbaca oleh setiap pengunjung.
- Tempat Pembuangan sampah di area lingkungan puskesmas ada 2, sampah organik dan non organik, sedangkan di ruangan poliklinik dan ruang tindakan di tambah dengan TPS untuk sampah medik.
- Petugas saat bertugas di Unit DOTS menggunakan masker, dan bila ada pasien yang akan di suntik petugas menngunakan handscoen.
- Laboratorium ukurannya cukup besar, sirkulasi baik, pencahayaan baik, tetapi ruangan ber-AC.
- Ruang tempat pengambilan sputum tidak ada, sehingga pasien mengeluarkan dahak di toilet.
Secara umum PPI di Puskesmas Kecamatan Johar Baru cukup baik, tetapi yang harus menjadi perhatian untuk men-segerakan penyediaan ruang tempat pengambilan sputum.
1.8. Manajemen Logistik
N
O URAIAN
KATEGORI 1 KATEGORI 2 SISIPAN KATEGORI
ANAK Jumla h Tgl Daluars a Jumla h Tgl Daluars a Jumla h Tgl Daluarsa Jumla h Tgl Daluarsa 1 Stok pada hari pertama triwulan (Stok Awal) 150 Agust 17 15 Agust 18 0 0 40 Nov 2016 2 Jumlah diterima dalam triwulan 150 Agust 17 15 Agust 18 0 0 40 Nov 2016 3 Jumlah dipakai/ dikirim ke FASYANKE S (dalam triwulan) 90 Agust 17 10 Agust 18 0 0 32 Nov 2016 4 Stok pada hari terakhir 60 Agust 17 5 Agust 18 0 0 8 Nov 2016
triwulan (Stok akhir)
2. Pemberantasan penyakit Kusta
Penyakit kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae, yang terutama menyerang saraf tepi dan aeluruh Organ tubuh kecuali SSP.
Kegiatan program pemberantasan penyakit kusta meliputi penemuan kasus dini, diagnose dan klasifikasi, pengobatan, pembinaan pengobatan, pencegahan cacat dan perawatan dini, pencatatan dan pelaporan, penyuluhan kesehatan dan penggerakkan peran serta dan manajemen logistik.
Jumlah penderita kusta di wilayah kecamatan Johar Baru tahun 2015 sebanyak 6 orang. Terdiri dari 4 laki laki dan 2 perempuan. Kasus baru 2 orang, Pindahan 3 orang dan kasus ulangan 1 orang. Pasien tipe PB 1 orang dan % orang tipe MB.
3. Pemberantasan penyakit Diare
Penyakit diare masih merupakan penyakit potensial KLB, bila ada bencana banjir atau air PAM mati dalam waktu yang relatif lama.
Kunjungan penderita di unit-unit pelayanan kesehatan masih tetap tinggi maka perlu pemantauan harian, pelaporan mingguan (W2) dalam rangka antisipasi terjadinya KLB. Tujuan program P2 diare adalah menurunkan angka kematian akibat diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat rumah tangga.
Indikator kinerja P2 diare adalah angka kesakitan < 5%. Tahun 2015 berdasarkan laporan STP dan LB1 Puskesmas jumlah kasus diare di Kecamatan Johar baru ---4. ISPA/Pneumonia
ISPA atau infeksi saluan Pernafasan Akut ini merupakan kasus terbanyak kunjungan pasien ke Puskesmas. Tujuan program pemberantasan penyakit ISPA adalah penemuan Pneumonia pada balita, tatalaksana Pneumonia dan menurunkan angka kematian Pneumonia Balita. Indikator kinerja P2 ISPA adalah angka kesakitan pneumonia
balita----Kegiatan yang dilaksanakan pada program pemberantasan penyakit ISPA/pneumonia adalah Pengolahan data ISPA/Pneumonia serta penyerbaluasan informasi penyakit pneumonia melalui leaflet.
Pada tahun 2015 kasus Pneumonia di kecamatan Johar baru---- dengan jumlah penderita pneumonia
Untuk memberantas penyakit HIV/AIDS Puskesmas Kecamatan Johar Baru selalu memberikan penyuluhan kepada warga yang memiliki resiko tinggi terutama para peserta klinik metadon. Kepada masyarakat umum juga dilakukan pemberian informasi melalui penyuluhan, poster maupu leaflet.
Tabel 1.14. jumlah kasus baru HIV/AIDS di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015
Puskesmas
HIV AIDS IMS
Kec.JOharbaru 29 0 3 JB II 0 0 0 JB III 0 0 0 Kprawa 2 1 1 Galur 2 0 1 Tanah tinggi 2 2 1 Jumlah 35 3 6
Bertambahnya jumlah penderita HIV/AIDS di Kecamatan Johar Baru disebabkan :  Seringnya penyuluhan yang dilakukan kepada masyarakat terutama resiko
tinggi mengenai penyakit HIV/AIDS
 Meningkatnya golongan resiko tinggi yang bersedia diperiksa HIV/AIDS  Skrinning massal atau mobile VCT yang dilakukan oleh Puskesmas Johar
Baru kepada masyarakat yang dianggap memiliki resiko tinggi tertular HIV/AIDS termasuk tenaga kesehatan
 Ibu hamil wajib untuk dilakukan rapid test HIV/AIDS Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2)
a. Demam Berdarah Dengue
Pemberantasan penyakit DBD di Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat difokuskan pada:
 Kewaspadaan dini terhadap DBD dengan melaksanakan surveilans untuk mencegah dan memberantas agar tidak terjadi KLB/Wabah
 Pemberantasan terhadap nyamuk dilakukan baik terhadap nyamuk dewasa atau jentik
Pemberantasan penyakit DBD dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut :
 Penemuan, pelacakan dan pelaporan kasus penderita DBD dilakukan oleh petugas Puskesmas. Unit pelayanan kesehatan yang menemukan penderita DBD harus segera melaporkan ke Puskesmas setempat. Apabila ada penderita DBD di rawat di Rumah sakit , maka pihak Rumah Sakit segera menyampaikan laporan melalui fax ke dinas kesehatan. Setelah laporan diterima dalam jangka waktu 24 jam, Dinas Kesehatan akan memberitahukan
Puskesmas agar segera melaksanakan penyelidikan epidemiologi di Rumah dan lingkungan penderita.
 Penanggulangan fokus bertujuan untuk membatasi penyebaran penyakit DBD dengan cara :
1. Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Semua kasus DBD ditindaklanjuti dengan Penyelidikan Epidemiologi (PE), yaitu kunjungan rumah pada penderita dan rumah sekitarnya dalam radius 200 meter, serta di sekolah jika kasus DBD adalah anak sekolah. 2. Fooging Fokus
Fogging fokus harus didahului dengan tindakan penyuluhan, PSN (3M) dan abatisasi selektif, penyemprotan insektisida dilakukan jika ditemukan pemeriksaan Epidemiologi (+) positif. Penyemprotan dilakukan 2 (Dua) siklus dengan interval 1 (satu) minggu.
3. Pemberantasan vektor intensif pada kelurahan endemis dengan cara :  Fogging Fokus : hanya dilakukan bila hasil PE (+) positif.
 Abatisasi selektif, dilaksanakan di kelurahan endemis, terutama di sekolah, tempat-tempat umum, semua tempat penampungan air, di rumah dan bangunan yang ditemukan jentik Aedes Aegypti ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis 1 (satu) sendok makan peres (10 gr) Abate untuk 100 liter air.
 Gerakan PSN DBD
Dilaksanakan dengan kegiatan 3M oleh kader jumantik dan masyarakat setiap minggu sekali.
 Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dalam program DBD ditujukan agar masyarakat melaksanakan usaha pencegahan dan membantu pemberantasan penyakit DBD :
1. Melaksanakan pembersihan sarang nyamuk (PSN)
2. Berobat sedini mungkin ke Puskesmas/dokter bila ada tanda-tanda penyakit DBD
Table 1.15.DATA KASUS DBD PERKELURAHAN WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015
NO KELURAHAN BULAN JUMLAH
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
1. KEL.JOHAR BARU 1 - 6 5 2 - 1 - - - 15 2. KEL. KP RAWA - 2 2 - - - 1 - 5 3. KEL.GALUR 1 - - - 1 4. KEL. TNH TINGGI - 1 1 2 1 1 1 - 2 - - - 9 TOTAL 2 3 9 7 3 1 2 - 2 - 1 - 30
Grafik 1.16.DATA KASUS DBD PERKELURAHAN WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des 0 1 2 3 4 5 6 7 Johar Baru kp rawa Galur Tnh tinggi
Table 1.16.DATA KASUS DBD PER RW/KELURAHAN WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015
NO PUSKESMAS WILAYAH RW JUMLAH
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV
1 KEL.JOHAR
BARU
2 KEL.KP RAWA - 1 1 - 1 1 1 - - - 5
3 KEL.GALUR - - - 1 - - - 1
4 KEL. TNH TINGGI - 1 - - 1 - - 2 - - - 1 2 - 9
TOTAL - 3 6 - 5 5 1 3 1 - 1 1 2 - 30
Table 1.17DATA KASUS DBD MENURUT GOLONGAN UMUR WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015
NO BULAN GOLONGAN UMUR
0-7hr 8-28 hr 1bln-1th 1-4th 5-9th 10-14 th 15-19 th 20-44 th 45-54 th 55-59 th 60-69 th 1 JAN - - - 1 1 - - - -2 FEB - - -- - - 1 - 1 - - -3 MAR - - - 1 2 1 1 3 - 1 -4 APR - - - - 2 2 1 2 - - -5 MEI - - - 2 1 1 - - -6 JUNI - - - 1 - - - -7 JULI - - - - 1 - - 1 - - -8 AGST - - - -9 SEPT - - - 1 - - - 1 - - -10 OKT - - - -11 NOV - - - 1 - - -12 DES - - - -TOTAL - - - 4 6 6 3 10 - 1
-Tabel 1.18. Data hasil PE DBD per kelurahanPuskesmasKecamatanJOharBarutahun 2015
No KELURAHAN
SudahDilakukan PE Belumada PE Total
Jumla h Foggi ng Jumlah Fogging Tidakad a data PE(+) PE Buka n DBD TidakDitemuk an Siklus1 Siklus 2 1 Galur 0 1 0 1 9 0 11 1 1 2 Tanah Tinggi 0 3 6 1 6 0 16 3 3 3 KampungRawa 0 4 1 3 15 0 23 4 4 4 JoharBaru 0 10 5 1 21 0 37 10 10 TOTAL 0 18 12 6 51 0 87 18 18
Dari data di atastampakbahwaseluruhhasil PE positif (+) ditindaklanjutidengan fogging.Selainitudapatdiketahuibeberapakelurahan yang rawan DBD yaitukelurahankampungrawadanJoharbaru,
sehinggadapatlebihditingkatkanlagikegiatanpreventif DBD disana. b. Pemberantasan Penyakit Chikungunya
Chikungunya merupakan demam yang disebabkan oleh virus Genus Alphavirus dan Famili Togavirida. Chikungunya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti/Aedes Albopictus. Penyakit chikungunya dapat sembuh dengan sendirinya (Self Limited Diseasse), Penyakit chikungunya tidak menyebabkan kematian pada penderitanya.
Di kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus Chikungunya di tahun 2015. Hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD, dimana penyakit Chikungunya juga ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti/Aedes Albopictus.
c. Pemberantasan Penyakit Leptospirosis
Kelompok penyakit zoonis yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Bintang reservoarnya terutama tikus besar (ichterohemorrhagie). Cara penularan melalui kontak pada kulit, khususnya apabila terluka atau selaput lendir dengan air, tanah bsah atau tanaman yang terinfeksi urin tikus. Masa inkubasinya biasanya 10 hari rentang 4-19 hari.
Ciri-ciri umumnya adalah demam dengan serangan tiba-tiba, sakit kepala, menggigil, mialgia berat (betis dan kaki) dan merah pada konjungtiva. Penyakit ini biasanya meningkat pada saat musim banjir, upaya pencegahan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan dan diisolasi.
Di Kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus Leptospirosis pada tahun 2015.
d. Pemberantasan penyakit Rabies
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies, terutama anjing, kucing dan kera.
Di kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus Rabies pada tahun 2015. e. Pemberantasan penyakit Filariasis
Penyakit kaki gajah (limfatik Filariasis atau elphantiasis) ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria pada kelenjar/saluran getah bening, udem dan gejala klinik kronis berupa elephantiasis,hidrokel. Penyakit ini ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk genus Colex, Anopheles, dan Mansonia. Elephantiasis pada tungkai (kaki gajah) merupakan gejala klinik yang paling jelas dan dapat dipakai sebagai petunjuk adanya penularan filiriasis.
Di kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus filariasis tahun 2015. f. Pemberantasan penyakit Malaria
Tahapan pemberantasan penyakit malaria ;
1. Pemberantasan jentik dan tempat perindukannya 2. Pemberantasan nyamuk dewasa dengan insektisida
3. Pemberantasan melalui pemberantasan vector, surveilans, penanggulangan fokus serta peran serta masyarakat.
Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus malaria di Kecamatan Johar Baru. a. Pencegahan penyakit dengan Imunisasi
a. Peningkatan cakupan imunisasi dalam upaya pencapaian UCI
Sesuai komitmen global bahwa Indonesia bertekad tercapainya Eradikasi Polio, Reduksi Campak dan Eliminasi Tetanus Neonatarum.
Kegiatan PWS Imunisasi bertujuan untuk tercapainya keluraha UCI ( Universal Child Imunization) merata di seluruh kelurahan dalam rangka mewujudkan Eradikasi Polio, Reduksi Campak dan Eliminasi Tetanus Neonatarum.
Dengan PWS dapat menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan, sehingga hasil imunisasi dapat diperbaiki dan akhirnya secara kumulatif dapat mencapai target. Target cakupan imunisasi:
BCG :100% DPT-Combo 3 :90% Polio 4 :90% Campak :90% Target UCI :85% Table 1.19. Target/sasaranpeningkatancakupanImunisasidalamupayapencapaian UCItahun 2015 N o
Kelurahan Bayibarulahir Surviving Infant Batita
L P Jumla h L P Jumla h L P Jumla h 1 JoharBaru 357 363 720 30 4 31 0 614 487 436 923 2 KampungRaw a 189 192 381 16 0 16 4 324 441 351 792 3 Galur 168 172 340 14 3 14 8 291 321 261 582 4 Tanah tinggi 354 359 713 30 1 30 8 609 721 600 1321 Jumlah 106 8 108 6 2154 90 8 93 0 1838 197 0 164 8 3618
Tabel 1.20 Data JumlahImunisasi HBO dan BCG
Kelurahan Target Hb 0 BCG
Jumlah % Jumlah %
Kprawa 381 361 94,8 367 96,3
Galur 340 261 76,8 331 97,4
Tanah tinggi 713 548 81,9 666 93,4
Jumlah 2154 1859 86,3 2019 93,7
Tabel 1.21 Data JumlahImunisasi DPT-HB3, POLIO 4 DAN CAMPAK
Kelurahan Target DPT-HB3 Polio 4 campak
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Joharbaru 720 593 96, 6 597 97, 2 585 95, 3 Kprawa 381 314 96, 9 312 96, 3 286 88, 3 Galur 340 264 90, 7 258 88, 7 255 87, 6 Tanah tinggi 713 505 82, 9 506 83, 1 542 89 Jumlah 2154 1676 91, 2 1673 91 1668 90, 8
CakupanImunisasi di kecamatanJoharBarupadatahun 2016 adalah BCG: 93,7%, DPT-HB3: 91,2%, Polio4 :91%. Kesimpulanimunisasi BCG belummencapai UCI sedangkanimunisasi DPT-HB3 dan polio4 sudahmencapai UCI di puskesmaskecamatanJOharbaru.
b. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT, Td
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT,TD di Kecamatan Johar Baru dengan sasaran kelas 1 dan kelas 3 dengan pemberian imunisasi DT terhadap seluruh murid SD/MIkelas 1 danpemberianimunisasi Td terhadapmuridkelas 2 dan 3. BIAS DT,Tdbertujuanuntukmemberikankekebalankepadamurid SD/MI terhadappenyakitDiphteridan Tetanus sertaimplementasi T5 dosissesuaidenganrekomendasi WHO.
Padatahun 2015 BIAS DT-Td dilaksanakanpadabulanoktober di 38 SD dan 2 MI dengansasaranmuridkelas 1 sebanyak 1504 orang, kelas 2 sebanyak 1624 orang dankelas 3 sebanyak 1719 orang denganhasil yang diimunisasipadakelas 1 sebanyak1372 orang (91%), kelas 2 sebanyak 1503 orang (93%), dankelas 3 sebanyak 1582 orang (92%).
Table 1.22. Data jumlahimunisasi Bias DT-Td Di wilayahKecamatanJoharbarutahun 2015
c. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak
BIAS Campak bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada murid SD/MI terhadap penyakit campak dengan sasaran murid kelas 1.
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak di kecamatan Johar Baru tahun 2015 dilaksanakan padabulanmei di 38 SD dan 2 MI denganjumlahsasaran 1928 anak (98%).
Table 1.22.Hasil BIAS Campak di wilayahPuskesmaskecamatanJoharbarutahun 2015
No Puskesmas JumlahMurid Hasilcakupan
SD MI SD % MI % 1 Kec.JoharBar u 645 - 627 97,21 - -2 JoharBaru I 193 90 186 96,37 84 93,33 3 JoharBaru II 189 - 182 96,30 - -4 JOharbaru III 339 - 334 98,53 - -5 Tanah tinggi 143 34 140 97,90 32 94,12 6 Galur 237 - 226 95,36 - -7 Kprawa 58 - 57 98,28 - -Jumlah total 1804 124 1752 97,1 116 93,5
d. Imunisasi TT-WUS dalam rangka Implementasi T.5 dosis
Imunisasi TT-WUS yaitu pemberian imunisasi terhadap wanita usia subur dalam rangka implementasi T5 dosis unutk mencapai eliminasi Tetanus Neonatarum pada tahun 2015.
JumlahsasaranBumil yang diimunisasisebanyak 2771 orang dan WUS yang tidakhamilsasarannyasebanyak 27.577 orang. Pencapaiantertinggi di PuskesmasKelurahantanahtinggi dan terendah di PuskesmasKelurahanGalur. Secara keseluruhan hasil TT WUS di kecamatan Johar Baru masih rendah dan perlu dipikirkan cara atau strategi untuk bisa mencapai target di tahun yang akan datang.
Tabel 1.23 HasilImunisasi TT di Wilayah PuskesmasKecamatanJOharbarutahun 2015
Keluraha n
Cakupan BUMIL (%) Cakupan WUS tdkhamil TT2
+ Bumi
l Sasara n TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5 Sasara n TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5 JB 792 36. 7 32. 7 1.0 0.0 0.0 7789 0.9 0.3 3.6 4.1 3.7 33.7 Kprawa 607 49. 6 42. 3 0.3 0.0 0.0 6229 0.2 0.8 3.4 2.9 3.2 42.7 Galur 584 13. 9 13. 7 3.8 0.0 0.0 6163 0.2 0.1 3.5 2.7 2.4 17.5 Tnhtingg i 788 39. 8 42. 9 9.4 0.0 0.0 7396 2.1 1.1 5.8 5.2 4.6 52.3 Total 2771 35, 6 33, 7 3,8 0 0 27577 0,9 0,6 4,1 3,8 3,5 37,5
e. Pengelolaan Vaksin dan Cold Chain
Pengelolaan rantai vaksin adalah pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang ditetapkan. Tujuan umum dari mengelola vaksin yaitu meningkatkan kualitas program imunisasi melalui penerapan pengelolaan vaksin dan rantai vaksin yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Tujuan khususnya yaitu sebagai acuan bagi petugas pengelola program imunisasi dalam melaksanakan pemantauan serta pengawasan terhadap seluruh proses pengelolaan vaksin, mulai dari perencanaan, penerimaan, pendistribusian, penyimpanan dan penggunaan vaksin.
f. Pengumpulan dan pengolahan data hasil cakupan imunisasi
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka evaluasi cakupan imunisasi. Data yang diperoleh bersumber dari semua unit pelayanan Puskesmas, rumah sakit pelapor, praktek bidan, praktek dokter.
g. Pemberian imunisasi tambahan campak dan polio (kampanye imunisasi campak dan polio
Campak dan polio adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak, sebelum imunisasi campak dan polio dipergunakan secara luas didunia banyak anak terinfeksi campak dan polio. Program imunisasi campak, kampanye imunisasi campak dan polio adalah pergerakan kelompok sasaran imunisasi untuk mendapatkan imunisasi campak dan polio tambahan (tanpa memandang status imunisasi) yang dilakukan atas dasar ditemukannya permasalahan dari hasil pemantauan dan evaluasi.
Tujuan: Umum
Tercapainya target reduksi campak dan eradikasi polio Khusus
1. Untuk menghilangkan kelompok rawan campak di daerah resiko tinggi 2. Menurunkan kematian Campak sebesar 90%
3. Menjangkau anak aayang belum mendapatkan imunisasi polio dan campak pada pelayanan rutin
4. Memastikan tingkat imunitas di populasi cukup tinggi dengan cakupan >95% 5. Memastikan cakupan imunisasi polio tambahan yang tinggi (minimal 95%