• Tidak ada hasil yang ditemukan

-pedoman-p2.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "-pedoman-p2.pdf"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang B. Tujuan Pedoman

C. Ruang Lingkup Pedoman D. Batasan Oprasional E. Landasan Hukum

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumberdaya Manusia B. Distribusi Ketenagaan

C. Jadwal Kerja

BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruang B. Standar Fasilitas

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PENUTUP

(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Untuk mendapatkan bangsa yang memiliki kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat dibutuhkan kesjasama masyarakat dalam menciptakan pembangunan kesehatan .kemauan,dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga setiap orang dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu berbenah yang terkonsentrasi guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan masyarakat yang optimal.

Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayan kesehatan yang berbasis masyarakat yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan kesehatan milik pemerintah.

Puskesmas juga merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKP maupu UKM di strata pertama pelayanan kesehatan dan merupakan Unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten atau kota.

Pencegahan dan pengendalian penyakit menular merupakan program pelayanan kesehatan puskesmas untuk mencegah danmengendalikan penularan penyakit menular/infeksi(misalnya TB,DBD,Kusta dll).

B. Tujuan Pedoman Tujuan Umum

Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan pengendalian dan pemberantasan penyakit serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Tujuan Khusus

Menurunkan angka kesakitan,kematian,dan kecacatan akibat penyakit menular.

Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Malaria,Demam berdarah dengue,diare,polio,filarial,kusta,tuberkolosiparu,HIV/AIDS,pneumoni,dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Uraian tugas umum untuk Koordinator pencegahan dan pemberantasan penyakit menular yaitu menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di Unit P2,mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan diunitnya,dan ikut serta aktif mencegah dan mengawasi terjadinya peningkatan kasus penyakit menular serta menindaklanjuti terjadinya KLB. Banyak upaya yang dilakukan oleh puskesmas untuk memberantas penyakit menular,setelah puskesmas bekerja ,kinerja P2 dilaporkan kepada kepala Dinas kesehatan kabupaten/tingkat II.

C. Ruang Lingkup Pedoman

Ruang lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit : a.Surveilens epidemiologi

(3)

b.Imunisasi c.TBC d. Malaria e. Kusta f. DBD g. Penanggulangan KLB h. ISPA,Pneumoni i. Filariasis j. AFP k.Diare

l.Rabies Gigitan Hewan Penular Rabies m. HIV/AIDS

n.Penyakit tidak menular.

Terdapat banyak sekali macam penyakit menular,berikut ini jenis penyakit menular yang bersumber dari data puskesmas berdasarkan KEMENKES RI NOMOR 1479/KEMENKES/SK/X/2003 tentang pedoman penyelenggaraan system surveilans epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular terpadu :

No Penyakit No Penyakit

1 Kolera 14 Malaria klinis

2 Diare 15 Malaria vivaks

3 Diare berdarah 16 Malaria Falsifarum

4 Tifus perut klinis 17 Malaria mix

(4)

6 Tersangka TBC paru 19 Demam Dengue

7 Kusta PB 20 Pneumoni

8 Kusta MB 21 Sifilis

9 Campak 22 Gonorrhea

10 Difteri 23 Franbusia

11 Batuk rejan 24 Filariasis

12 Tetanus 25 Influenza

13 Hepatitis

Kegiatan pokok pemberantasan penyakit menular oleh puskesmas terdiri dari : - Pencegahan dan penanggulangan factor resiko

- Peningkatan imunisasi-penemuan dan tatalaksana penderita-peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah.

- Peningkatan komunikasi informasi dan edukasi pencegahan dan pengendalian penyakit

D. Batasan Oprasional 1. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyaki,sehingga bila suatu saat terpajam dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan

Pelayanan imunisasi meliputi imunisasi rutin ( dasar dan lanjutan . imunisasi tambahan dan imunisasi khusus

2. Surveilans penyakit

Surveilans penyakit meliputi surveilans campak,AFP,tetanus neonaorum,DBD,malaria,TBC,Difteri,hepatitis,Pneumonia,hipertensi dan DM

3. Kunjungan rumah pasien

Kunjungan rumah pasien meliputi kunjungan pasien TB BTA+,pasien mangkir 4. Penelitian epidemiologi

Penelitian epidemiologi meliputi KLB diare,DB,campak,tetanus,malaria,flu burung dan HIV/AIDS

5. Penyuluhan

Penyuluhan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,dimana individu,kolompok

(5)

atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,secara perorangan maupun secara kolompok dan meminta pertolongan bila perlu.

6. Posbindu

Posbindu adalah bentuk peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini pemantauan factor resiko penyakit tidak menular yang dilaksanakan secara terpadu rutin dan periodik

7. P2 kusta

P2 kusta adalah pengendalian dan pemberantasan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae yang terutama menyerang syaraf tepi,kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan syaraf pusat.

8. Pengendalian HIV/AIDS

Pengendalian HIV/AIDS adalah upaya jangka panjang untuk memberikan tata laksana penyakit yang disebabkan oleh virus human immunodeficiency virus yang penularannya dimulai saat teinfeksi sampai dengan saat kematian dengan cara melalui hubungan seksual,cairan darah dan dari ibu terinveksi HIV ke janin.

E. Landasan Hukum

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan Kepmenkes No.75 tahun 2015 tentang puskesmas

Peraturan menteri kesehatan No.951 Menkes SK/V/2000 tentang upaya keselamatan dasar,

Keputusan presiden No.36 tahun 1994 tentang pembentukan komisi penanggulangan HIV/AIDS.

Kepmenkes RI No.1479 menkes/sk/x/2003 tentang pedoman penyelenggaraan system surveilens epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular.

BAB II

STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Semua Petugas Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan dan pencegahan dan pengendalian penyakit, mulai dari Kepala puskesmas , penanggung Jawab UKP, Penanggung Jawab UKM, P2 merupakan kordinasi dalam

penyelengaraan Kegiatam pencegahan dan pengendalian penyakit di kecamatan larompong selatan.

(6)

No SDM Distribusi Keterangan

1. Dokter Poli Umum

2. Perawat a. Survailans Penyakit b. Kunjungan Rumah Pasien c. Penyuluhan d. Imunisasi e. Posbindu f. Penyelidikan Epidemologi g. P2 Kusta h. P2 malaria i.pengendalian HIV/AIDS 3. SKM Promosi Kesehatan BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah ruang BELAKANG A. B. C. A B D.

Depan

Keterangan

1.Pendaftaran dan rekam medik 8.Kepala Puskesmas 1 5 3 15 WC 17 11 13 9 7 2 4 6 8 WC 18 12 22 1 0 14 16 WC WC

(7)

2.kamar Obat 9.Poli Gigi 3.P2 10.Administrasi 4.Poli Umum 11.Gudang Obat 5.Laboratirium 12.MTBS 6.Promkes,kesker,dan K.sanitasi

7,KIA dan KB

E. Standar Fasilitas

1. Pedoman Pelaksana P2

2. SPO : Sesuai Jumlah Jenis Kegiatan 3. Imunisasi Kit

4. Meja

BAB IV

TATALAKSANA KEGIATAN

A. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DALAM GEDUNG 1. Tempat pendaftaran

Semua kunjungan penderita P2 di awali dengan mendaftar dengan pengambilan nomor urut berdasarkan kebutuhan dan usia pasien.

2. Poliklinik

Pelayanan penderita P2 dewasa sementara menyatu dengan poli umum hanya pada pelayan kunjungan ulang penderita TBC dijadwal tiap hari selasa dan jumat,pelayan P2 anak-anak menyatu di poli MTBS.

3. Laboratorium

Dalam rangka menegakan diagnose suspek kasus P2 wajib di tunjang dengan pelayanan laboratorium

4. Radiologi

Penegakan diagnose TB paru selain sputum juga di perlukan foto thorak. 5. Ruang Obat

Pelayanan obat penderita kusta P2 di ruang apotik menyatu dengan pasien pasien yang lain .

(8)

B. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT LUAR GEDUNG 1. Pencegahan dan penaggulangan factor resiko ,

Selain pasien yang telah terinveksi penyakit menular,masyarakat yang memiliki resiko tinggi juga perlu diperhatikan,karena masyarakat yang memiliki resiko tinggi bias kapan saja terkena penyakit menular.

Pencegahan dan penanggulangan factor resiko terdiri dari :

a). menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-undangan,dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan factor resiko dan desimenasinya.

b). menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan untuk pencegahan dan penanggulangan factor resiko

c). menyiapkan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan factor resiko sebagai stimulant

d). menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman pencegahan dan pencegahan dan penaggulangan factor resiko

e). Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melakukan pencegahan penanggulangan resiko

f). Melakukan bimbingan pemantauan dan evaluasi kegiatan pencegahan dan penanggulangan factor resiko

g). Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan komunikasi teknis pencegahan dan penanggulangan factor resiko

h).Melelaksanakan dukungan admistrasi dan oprasional pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan penyakit

2. peningkatan imunisasi

Imunisasi sangat penting untuk mencegah dan melindungi seseorang terjangkit penyakit menular

Kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas dalam peningkatan imunisasi yaitu :

a). Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-undangandan kebijakan peningkatan imunisasi dan diseminasinya

b). Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan dan peningkatan imunisasi

(9)

c). Menyediakan kebutuhan peningkatan imunisasi sebagai stimulant yang ditujukan terutama untuk masyarakat miskin dan kawasan khusus sesuai dengan skla prioritas

d). menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklat/juknis/protab program imunisasi

e). Menyiapkan dan mendistribusikan saranan dan prasarana imunisasi

f). Meningkatkan kemampuan tenaga pengendali penyakit untuk melaksanakan program imunisasi

g). Melakukan bimbingan pemantauan dan evaluasi kegiatan imunisasi

h). Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja imformasi dan konsultasi teknis peningkatan imunisasi

i). Melakukan kajian upaya peningkatan imunisasi

j). Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya pelaksanaan peningkatan imunisasi

k). melaksanakan dukungan administrasi dan oprasional pelaksanaan imunisasi 3. penemuan dan tata laksana penderita

Setelah kunjungan penderita kepuskesmas,puskesmas harus berperan aktif dalam penemuan dan kunjungan terhadap penderita.Didalam upaya penemuan dan tata laksana penderita dibutuhkan kerjasama antara masyarakat dan puskesmas.sebagai contoh kasus TBC yang membutuhkan peran penting puskesmas,apabila pasien berhenti dalam masa pengobatan akibat halangan tertentu atau lainnya dalam kunjungan kontol,maka puskesmas harus aktif mengunjungi rumah penderita,,sebab apabila pasien tersebut berhenti minum obat,maka upaya pemberantasan TBC dikatakan gagal dan pasien harus mengulangi pengobatan dari awal.memberhentikan pengobatan maka akan terjadi resisten dan hal ini dapat menyebabkan kemungkinan penyebaran penyakit semakin besar. Itulah sebabnya puskesmas terdekat harus mengunjungi rumah pasien agar dapat menjangkau pasien dan mensuksekan upaya P2.

(10)

Kegiatan pokok dalam upaya ini yaitu:

a) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-undangan kebijakan penemuan dan tatalaksana penderita

b) Menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan penemuan dan tatalaksana penderita

c) Menyediakan kebutuhan dan tatalaksana penderita sebagai stimulant

d) Menyiapkan materi dan menyusun juklat/juknis/pedoman program penemuan dan tatalaksana penderita

e) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melakukan program penemuan dan tatalaksana penderita

f) Melakukan bimbingan pemantauan dan evaluasi kegiatan penemuan dan tatalaksana penderita

4. peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah. Kegiatan pokok surveilans epidemiologi meliputi :

a). Menyiapkan materi dan menyusun rencangan peraturan dan perundang-undangan,dan kebijakan peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah dan disminasinya.

b). menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah

c). Menyediakan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah sebagai stimulant

d). Menyiapkan materi dan menyusun juklat/juknis/pedoman program surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah

e). meningkatkan system kewaspadaan dini dan menanggulangi KLB/wabah,termasuk dampak bencana.

f). Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melakukan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.

g). Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis urveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.

(11)

h). Melakukan kajian upaya surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah

i). Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.

j). Melaksanakan dunkungan administrasi dan oprasional pelaksanaan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah.

5. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) P2P

Kegiatan pokok dari peningkatan komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pengendalian penyakit yaitu :

a). Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-undangan,dan kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi(KIE) pencegahan dan pengendalian penyakit dan diseminasinya.

b). Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan dan kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pengendalian penyakit. c). Menyediakan kebutuhan peningkatan (KIE) pencegahan dan pengendalian

penyakit sebagai stimulant

d). Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklat/juknis/protab program (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

e). Menyiapkan dan mendistribusikan sarana dan prasarana imunisasi

f). meningkatkan kemampuan tenaga pengendali penyakit untuk melaksanakan program (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

g). melakukan bimbingan,pemamtauan dan evaluasi kegiatan (KIE) pencegahan dan pengendalian penyakit

h). Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit. i). Melakukan kajian upaya peningkatan KIE pencegahan dan pengendalian penyakit

(12)

j). Membina dan megembangkan UPT dalam upaya peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit.

k). Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit.

BAB V LOGISTIK

Kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan P2 tercantum dalam RUK.

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Pelaksanaan Program P2 mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penilaian dan evaluasi kegiatan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifkasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VII

(13)

Dalam persiapan sampai dengan pelaksanaan kegiatan ptogram P2 perlu diperhatikan keselamatan kerja semua petugas dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiata. Upaya pencegahan risiko terhadap kegiatan harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VIIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah proses deteksi atau koreksi adanya penyimpanagan atau perubahan segerah setelah terjadi, sehinggah mutu dapat dipertahankan.

Langkah Kegiatan yang dikerjakan : a. Evaluasi kinerja dan kontrol kegiatan

b. Membandingkan kerja aktual terhadap tujuan kegiatan

c. Bertindak terhadap perbedaan dan penyimpangan mutu yang ada

1.Proses kendali mutu

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai ( Yang berhubungan dengan standar – standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan,ketidak mampuan dan kekurangan gizi ( Milton I Roemer dan C Montoya Aguiler,WHO, 1988).

Mutu dalam pelayanan kesehatan dapat dimaksud adalah dari aspek teknis medis yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien saja atau mutu kesehatan dalam

(14)

sudut pandang sosial dan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termaksud akibat manajemen administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainya.

Menilai mutu adalah suatu keputusan yang berhubungan dengan proses pelayanan, yang berdasarkan tingkat dimana pelayanan memberikan kontribusi terhadap nilai outcomes. Proses pelayan dibagi dalam dua konponen utanma yaitu:

1. Proses Interpersonal

Adalah wahana yang dipelukan untuk aplikasi dari pelayanan teknis, Namun juga penting dalam kaidah- kaidahnya sendiri adalah kemungkinan sebagai terapi atau penyembuhan.

2. Pelayanan teknis ( Medis )

Adalah aplikasi ilmiah dan teknologi medis dan ilmu kesehatan lainya, terhadap persoalan kesehatan seseorang, manajemen pelayanan medis adalah gabungan interaksi antara manajemen teknis medis dengan sosial psikologi antara klien dan praktisioner.

Arti mutu pelayanan kesehatan dari sudut pandang a. pengertian mutu untuk pasuen dan masyarakat

Mutu pelayanan merupakan suatu empati, respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung.

Kepuasan pasien adalah, suatu kenyataan yang sering di abaikan sebagai indikator mutu, kepuasan pasien sering di pandang sebagai :

1. Suatu komponen yang penting dalam pelayanan kesehatan. 2. Berkaiatan dengan kesembuhan dari sakit atau luka

3. Hal ini berkaitan dengan konsekuensi dari pada sifat pelayanan kesehatan itu sendiri 4. Berkitan pula dengan sasaran dan outcome dari pelayanan

5. dalam penilaian mutu dihubungkan dengan ketetapan pasien terhadap mutu atau kebagusan pelayanan.

(15)

6. Pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan, karena memberikan informasi dengan nilai dan harapan klien adalah mempunyai wewenang sendiri.

b. Untuk petugas kesehatan

Mutu Pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutunperalatan yang baik dan memenuhi standar yang baik.

c. untuk administrasi

1. Bagi Puskesmas mutu dapat berarti memiliki tenaga profesional yang bermutu dan cukup.

2. Pelayanan medis yang baik

Pelayanan medis yang baik adalah prakter kedokteran ( Pengobatan ) Yang rasional yang berdasarkan ilmu pengetahuan.

d. Syarat program menjaga mutu 1. bersifat khas

2. Mampu melaporkan setiap penyimpangan 3. Mudah dilaksanakan

4. mudah dimengerti

(16)

BAB IX PENUTUP Kesimpulan

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan strata pertama yang memiliki kesehatan wajib dan upauya kesehatan pengembangan. Didalam upaya kesehatan wajib terdapat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang menular biasa dki singkat P2, didalam -pelaksanaan upaya-upaya pokok pemberantasan dan pencegahan penyakit menular yang dilaksanakan puskesmas larompong selatan, banyak sekali rangkaian yang telah di bagi menurut penyakitnya, rangkaian kegiatan tersebut merpakan pengembangan upaya kegiatan-kegiatan yang berada dalam upaya pokok program P2, dalam implementasi pelaksanaan upaya-upaya tersebut, kerjasama antara masyarakat dan puskesmas larompong selatan sangatlah di butuhkan untuk bersama-sama membangun kesehatan bangsa indonesia agar teraihnya status kesehatan yang optimal.

Saran

Untuk mencapai tujuan tujuan pelayanan pencegahan penyakit yang optimal petugas kesehatan harus memberikan pelayanan sesuai dengan pedoman yang ada. Selain selain dengan menggunakan pedoman pelayan P2, petugas kesehatan juga harus memberdayakan masyarakat agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan.

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan prasarana drainase perkotaan semakin dirasakan akibat pesatnya pembangunan Kota Padang Panjang tersebut sehingga sistim jaringan drainase yang telah ada tidak

4.1.1.1 Sistem pengambilan Air Laut (Sea Water Intake System) Sitem pengambilan air laut terdiri dari beberapa unit proses dengan skema pada gambar 4.1.. Gambar 4.1 Sistem

 Guru menjelaskan tema dan sub tema yaitu tema Aku dan kebutuhanku dengan sub-sub tema adalah kebersihan, kesehatan dan keamanan (mencegah dari virus corona)..  Guru

1) Pendalaman Pengoperasian Lokomotif CC 201/203/204. 10) Pendalaman Peraturan Dinas 19 Jilid 1. 11) Administrasi Perjalanan Kereta Api. 12) Praktek Simulator Lokomotif CC 206.

Graham (2003) menyatakan bahwa secara umum, pemrograman aplikasi yang baik diukur dari tiga hal, yaitu kesesuaian tujuan pembuatan, menghasilkan efisien dan solusi perangkat lunak

Pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah (kapur, lumpur laut dan beberapa jenis pupuk hayati) berpengaruh terhadap beberapa sifat tanah gambut (pH, Daya Hantar Listrik,

Kenampakan Objek Wisata Alam Pantai Jatimalang (a) Pintu masuk menuju Pantai Jatimalang, (b) Suasana pengunjung di Pantai Jatimalang, (c) Tempat pemancingan ikan di

Buku Ester menceritakan bagaimana Allah memakai seo- rang gadis Yahudi yang cantik untuk menyelamatkan bang- sanya dari pembunuhan besar-besaran selama penawanan itu... Jika