• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan pembangunan gedung atau rumah maka warga diharuskan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan pembangunan gedung atau rumah maka warga diharuskan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

- 1 - BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Segala bentuk aktivitas yang diadakan di Indonesia tidak akan lepas dari

ketentuan mengenai perizinan sebagai syarat legalitasnya. Aktivitas perdagangan

misalnya, para pelaku usaha diwajibkan memiliki SIUP sebagai bukti keabsahan kegiatan perdagangan yang dilakukan. Begitu juga ketika masyarakat akan

melakukan kegiatan pembangunan gedung atau rumah maka warga diharuskan

memiliki IMBB untuk menunjukkan pembangunan tersebut bersifat legal dan

tidak menyalahi aturan yang berlaku.

Untuk memperoleh izin-izin tersebut, dibentuklah instansi Dinas Perizinan

yang khusus memberikan pelayanan perizinan kepada masyarakat di setiap daerah

termasuk di Kota Yogyakarta. Namun dalam prakteknya proses pembuatan izin

seringkali menjadi momok bagi masyarakat. Berbelitnya prosedur pembuatan izin,

biaya yang mahal, dan maraknya praktik pungli oleh oknum-oknum PNS menjadi

alasan mengapa banyak masyarakat yang kemudian enggan mengurus izin.

Layanan perizinan di kota Yogyakarta pada mulanya juga tidak berjalan dengan efektif dan efisien persis seperti apa yang telah dijelaskan di atas.

Pelayanan lamban akibat profesionalitas SDM yang kurang, prosedur yang berbelit, tidak adanya kepastian dalam hal waktu dan biaya, serta tersebarnya

(2)

- 2 -

Kota Yogyakarta. Kemudian melalui komitmen kuat dari Pemerintah Kota

Yogyakarta untuk menyediakan pelayanan publik yang prima dalam hal perizinan,

maka pada tahun 2006 diresmikanlah Dinas Perizinan Kota Yogyakarta berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2005 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perizinan.

Dalam perjalanannya, usia yang relatif masih muda ternyata tidak

menghalangi sebuah instansi untuk berkembang dan memberikan pelayanan

publik yang prima. Komitmen kuat dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta untuk

memberikan pelayanan perizinan yang berkualitas kepada masyarakat ditunjukkan

dengan dibukanya layanan One Stop Service dan juga layanan pengurusan izin

secara online. Sebelum terbentuk Dinas Perizinan Kota Yogyakarta layanan

perizinan di Kota Yogyakarta tersebar di berbagai instansi, kemudian guna

meningkatkan efektifitas, efisiensi juga kualitas pelayanan perizinan kepada

masyarakat, wewenang penandatangan izin yang tersebar di berbagai instansi

tersebut dialihkan kepada Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Saat ini setidaknya

ada sekitar 34 izin yang dilayani oleh Dinas Perizinan Kota Yogyakarta diantaranya adalah Izin Membangun Bangun Bangunan (IMBB), Izin In Gang

(izin pembuatan jalan masuk), Izin Saluran Air Limbah (SAL), Izin Gangguan

(HO), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Usaha Pasar Modern (IUPM),

Izin Eksplorasi Air Bawah Tanah, Izin Pengeboran dan Pengambilan Air Bawah

Tanah, Izin Juru Bor Air Bawah Tanah, Izin Pemakaman, Izin Pendirian Lembaga

Pendidikan, Izin Penyedia Jasa Pekerja/Buruh, Izin Penelitian, Izin Kuliah Kerja

(3)

- 3 -

wewenang penuh untuk melakukan penolakan izin, pencabutan izin, legalisasi

izin, duplikat izin, dan pengawasan izin.

Untuk menunjang pelayanan One Stop Service dan juga mempersingkat

waktu pelayanan, tersedia loket-loket khusus yang menangani ijin spesifik seperti

misalnya SIUP, IMBB, Izin Penelitian dan lain-lain. Dinas Perizinan Kota Yogyakarta juga bekerjasama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY,

sehingga biaya retribusi pengurusan izin dapat langsung disetorkan oleh pemohon

izin melalui bank yang berada di dalam gedung Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.

Dengan penataan mekanisme pembayaran seperti ini, tidak satupun pegawai

Dinas Perizinan yang memiliki wewenang untuk memegang atau menerima uang

dari pemohon izin.

Gambar I.1 Loket Layanan Perizinan di Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Sumber : Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Berbagai macam inovasi pelayanan di atas menjadikan Dinas Perizinan Kota

(4)

- 4 -

dimiliki pemerintah Republik Indonesia.1 Predikat tersebut setidaknya dapat

ditinjau dalam 2 (dua) sisi, pertama dari sisi eksternal yaitu melalui penilaian dari

masyarakat pemohon izin dan kedua dari sisi internal yaitu dengan melihat capaian kinerja organisasi. Untuk meninjau kinerja Dinas Perizinan dari sisi

eksternal dapat dilihat dari hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)2.

Dari tabel I.1 terlihat angka hasil survey IKM untuk layanan perizinan SIUP,

HO, IMBB, TDP, dan izin lainnya. Tampak dari kesemua jenis perizinan yang

merupakan jenis izin yang paling banyak diurus oleh masyarakat, nilai IKM dari

tahun 2010 hingga 2012 berada di atas angka 3,00 atau berada dalam kategori

sangat baik. Artinya bahwa dari data IKM, dapat disimpulkan masyarakat merasa

cukup puas dengan pelayanan perizinan yang diberikan oleh Dinas Perizinan.

Tabel I.1. Data IKM tahun 2010-2012 untuk layanan perizinan Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

No Jenis Izin Rerata IKM

2010 2011 2012 1 SIUP 3.35 3.37 3.33 2 HO 3.26 3.20 3.31 3 IMBB 3.19 3.23 3.22 4 TDP 3.17 3.22 3.23 5 Izin Lainnya 3.41 3.36 3.38

Sumber: Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, diolah oleh penulis

1

http://igi.fisipol.ugm.ac.id/index.php/id/penyederhanaanperijinan?sobi2Task=sobi2Details&sobi2 Id=51, diakses 4 Oktober 2012

2

Kepmenpan Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, yang mana didalamnya mengharuskan setiap unit instansi pelayanan pemerintah untuk melakukan pengukuran indeks kepuasan masyarakat secara periodik guna mengetahui perkembangan kinerja setiap unit pelayanan.

(5)

- 5 -

Selain melalui IKM, untuk melihat tingkat kinerja internal organisasi secara

makro dapat melalui data tingkat capaian kinerja pelayanan yang dilansir oleh

Dinas Perizinan Kota Yogyakarta seperti tampak dalam tabel berikut:

Tabel I.2. Tingkat Capaian Kinerja Dinas Perizinan Kota Yogyakarta

Sumber: Renstra Dinas Perizinan Kota Yogyakarta th 2012-2016

Tabel tersebut memperlihatkan tingkat kinerja Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta secara keseluruhan. Hal yang menarik adalah bahwa ternyata terjadi

trend penurunan tingkat capaian maupun target pada indikator kesesuaian dengan

standar pelayanan perizinan. Tercatat pada tahun 2010 target kesesuaian dengan

standar pelayanan perizinan yang ditetapkan adalah sebesar 1,80% dengan tingkat

realisasi capaian mencapai 1,49% atau menurut rasio capaian berarti sebesar

82,78% target telah tercapai. Sedang di tahun 2011 terlihat ada penurunan angka

target menjadi 1,65% dan angka realisasi capaian target yang menurun cukup tajam menjadi 1,13% atau hanya 68,48% target yang tercapai. Kemudian di tahun

2012 tercatat adanya sedikit peningkatan rasio ketercapaian target meskipun di

2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 1 Kesesuaian dengan Standar pelayanan perizinan 1,80% 1,65% 1,50% 1,49% 1,13% 1,07% 82,78% 68,48% 71,33% 2 Ketersedian regulasi perizinan 7,24% 7,24% 7,24% 13,79% 27,24% 29,13% 190% 376,24% 402,35% Target Renstra SKPD Tahun ke Realisasi Capaian Tahun ke

Indikator Kinerja sesuai

Tugas dan Fungsi SKPD No

(6)

- 6 -

satu sisi angka target kinerja turun 0,15% dari angka 1,65% pada tahun

sebelumnya menjadi hanya sebesar 1,50%.

Fluktuasi tingkat kinerja Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang tercatat menurun cukup tajam pada tahun 2011 ternyata tidak serta merta berimplikasi

pada turunnya persepsi masyarakat yang mengurus izin. Walaupun tingkat

capaian kesesuaian terhadap standar pelayanan perizinan menurun cukup tajam,

dari data IKM tahun 2010 - 2012 didapati bahwa masyarakat cukup puas dengan

layanan yang diberikan oleh Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Tingkat kepuasan

masyarakat yang cenderung stabil pada kategori sangat baik tidak berbanding

lurus dengan hasil penilaian kinerja yang internal Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta yang menunjukkan adanya trend penurunan baik dalam tingkat

penentuan target maupun pada tingkat ketercapaian target seperti yang tampak

pada tabel I.2. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai sebuah anomali, secara

institusional Dinas Perizinan mencatat penurunan kinerja organisasi akan tetapi

dari sudut pandang lain, masyarakat yang mengurus izin masih merasa cukup puas

dengan pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perizinan.

Fenomena ini dapat diasumsikan sebagai dampak dari kualitas pelayanan

petugas Dinas Perizinan. Merujuk pada data yang tercantum pada IKM,

setidaknya ada 5 indikator dari 14 macam indikator dalam survey IKM yang

memberikan penilaian kepada petugas institusi yaitu kejelasan petugas,

kedisiplinan petugas, tanggung jawab petugas, kemampuan petugas, serta

kesopanan dan keramahan petugas. Kesemua indikator terhadap kinerja petugas

(7)

- 7 -

data tersebut, maka dapat diartikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh para

petugas Dinas Perizinan Kota Yogyakarta ternyata mampu membentuk persepsi

baik di mata publik mengingat bahwa selain kepastian prosedur pelayanan, peran petugas pelayanan yang merupakan wajah terdepan sebuah instansi publik juga

menjadi kunci bagi kepuasan maupun penilaian positif dari masyarakat.

Berkaca pada fenomena tersebut, maka peran SDM dalam instansi publik

tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain sebagai motor daripada mekanisme

atau sistem yang berjalan, kualitas SDM juga merupakan kunci bagi baik

buruknya persepsi publik terhadap organisasi. Oleh karena itu diperlukan adanya

pemetaan yang jelas dan akurat mengenai apa saja permasalahan SDM yang ada

dalam organisasi sehingga dapat dirumuskan upaya atau intervensi apa yang perlu

dilakukan guna mengatasi permasalahan SDM tersebut.

Meskipun telah memiliki sistem yang berjalan dengan cukup baik, Dinas

Perizinan Kota Yogyakarta ternyata juga dihadapkan pada permasalahan di

bidang SDM diantaranya adalah masalah keterbatasan kualitas maupun kuantitas

SDM yang ada. Dari segi kuantitas hasil analisis jabatan menunjukkan total kebutuhan pegawai adalah sejumlah 106 orang dan saat ini baru tersedia 92 orang

pegawai termasuk di dalamnya adalah 21 orang tenaga bantuan (NABAN). Dari

92 orang pegawai yang ada hanya sekitar 39% pegawai yang memiliki latar

belakang pendidikan S1 dan S2, sedangkan sebagian besar pegawai adalah

(8)

- 8 -

Tabel I.3. Komposisi Pegawai Dinas Perizinan Kota Yogyakarta Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

NO PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI KETERANGAN

1. 2. 3. 4. 5. 6. SD SLTP SLTA SARMUD /D3 STRATA 1 STRATA 2 - - 31 25 34 2 9 orang NABAN 9 orang NABAN 3 orang NABAN Jumlah 92

Sumber: Renstra Dinas Perizinan Kota Yogyakarta th 2012-2016

Terbatasnya jumlah pegawai mengakibatkan adanya beberapa pegawai yang harus merangkap jabatan. Kondisi ini mengakibatkan tidak optimalnya sistem

pelayanan yang sudah ada. Seorang pegawai yang seharusnya fokus menjalankan

tugas dan fungsi sesuai dengan spesialisasinya diharuskan membagi pikiran,

tenaga, dan waktu untuk tugas yang lain padahal salah satu syarat birokrasi ideal

menurut Max Weber (1864-1920) adalah adanya pembagian kerja dengan

masing-masing tugas memiliki fungsi yang khas. Contohnya adalah jabatan petugas

penghubung yang harus dirangkap oleh personil lain. Fungsi petugas penghubung

sangat vital yaitu sebagai jembatan antara Dinas Perizinan dengan pemohon izin.

Petugas penghubung bertugas untuk memberikan informasi kepada pemohon izin

baik secara langsung maupun melalui telepon/SMS kepada pemohon izin terkait

perkembangan proses izin termasuk juga mengenai permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam proses pembuatan izin. Posisi petugas penghubung

(9)

- 9 -

yang ramah serta menguasai prosedur pelayanan perizinan secara menyeluruh

agar apabila terjadi permasalahan terkait proses izin dapat disampaikan dan

diterima dengan baik oleh pemohon izin.

Tingginya ekspektasi masyarakat terhadap layanan perizinan menuntut

Dinas Perizinan Kota Yogyakarta untuk segera mengatasi masalah keterbatasan

kuantitas maupun kualitas SDM, akan tetapi kebijakan pemerintah pusat

menerapkan moratorium penerimaan pegawai negeri dengan maksud untuk

merampingkan struktur birokrasi yang sudah terlampau gemuk mau tidak mau

mengharuskan setiap SKPD, termasuk Dinas Perizinan Kota Yogyakarta agar

mencari alternatif solusi selain penambahan jumlah pegawai, salah satu solusi

yang ditempuh adalah dengan melakukan pengembangan SDM guna

meningkatkan kapasitas pegawai yang sudah ada.

Fathoni (2006:192) menyatakan pertanyaan yang dihadapi dan harus

dijawab oleh setiap organisasi bukan lagi apakah akan melakukan investasi dalam

rangka pengembangan SDM yang dimiliki melainkan berapa besar investasi yang

harus dibuat. Artinya bahwa pilihan yang tersedia bukan lagi antara melakukan pengembangan SDM atau tidak melainkan dalam bidang apa pengembangan itu

dilakukan dengan intensitas yang bagaimana? dan melalui teknik pengembangan

yang seperti apa? Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan perdebatan

mengenai perlu tidaknya melakukan pengembangan SDM hendaknya disudahi

dan sudah saatnya untuk mulai memikirkan strategi pengembangan SDM yang

diperlukan, karena apabila melirik pengalaman di era Orde Baru penambahan

(10)

- 10 -

birokrasi membuat struktur birokrasi Indonesia menjadi membengkak. Apalagi

ditambah dengan mekanisme rekruitmen pegawai yang sampai saat ini masih

menuai banyak kritik karena belum mampu merekrut pegawai-pegawai yang berkompeten dan berintegritas tinggi, tentu hanya akan membuat kinerja birokrasi

menjadi semakin tidak efektif dan efisien.

Seperti dinyatakan oleh Gaffar (1987:2) bahwa keberhasilan pembangunan

sangat ditentukan oleh faktor manusia, dan manusia yang menentukan

keberhasilan pembangunan tersebut haruslah manusia yang memiliki kemampuan

membangun, maka profesionalitas dan kompetensi SDM aparatur negara

merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Perubahan-perubahan sosial

sebagai dampak dari pembangunan dan pengaruh globalisasi menuntut adanya

penguatan kapasitas birokrasi sebagai langkah antisipatif terhadap dinamika

perubahan yang terjadi.

Secara kualitas, dapat dikatakan Dinas Perizinan Kota Yogyakarta ini diisi

oleh orang-orang yang cukup ahli di bidang perizinan. Hal ini terjadi karena

sebagian besar pegawai yang dulu menangani izin pada instansi terkait kemudian dimutasikan ke dalam Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Kemudian untuk

melengkapi komposisi pegawai, BKD melakukan seleksi khusus kepada

pegawai-pegawai di SKPD lain untuk mendapatkan kualifikasi pegawai-pegawai yang sesuai dan

dianggap mampu untuk mengemban tugas-tugas di Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta.

Namun demikian, penyatuan banyak pegawai ke dalam sebuah instansi baru

(11)

- 11 -

yang memadai bisa saja para pegawai tersebut terjebak dalam egoisme instansi

yang mungkin masih melekat dalam individu. Darsana, selaku Kepala

Administrasi Pengembangan Kinerja Dinas Perizinan Kota Yogyakarta menyatakan bahwa meskipun diisi oleh pegawai-pegawai yang secara kompetensi

dirasa mencukupi, namun latar belakang keahlian yang berbeda dan adanya

keharusan bagi setiap lapisan pegawai untuk memahami semua jenis layanan

perizinan yang ada menuntut adanya konsolidasi bersama.3

Hal serupa juga diungkapkan oleh Agus Arifin selaku Kepala Bagian Umum

dan Kepegawaian Dinas Perizinan Kota Yogyakarta yang menyatakan bahwa

kualitas SDM hanyalah salah satu faktor pendukung bagi pencapaian Dinas

Perizinan, yang lebih utama adalah adanya komitmen kuat dari masing-masing

pegawai.4

Konsolidasi dan penumbuhan komitmen adalah nilai yang diusung dalam

serangkaian aktivitas pengembangan SDM yang dimiliki oleh Dinas Perizinan

Kota Yogyakarta. Konsolidasi dimaksudkan untuk memperkuat dan mempererat

seluruh lapisan organisasi kemudian ditunjang dengan penanaman komitmen kuat untuk memberikan pelayanan perizinan yang prima kepada masyarakat dalam diri

setiap pegawai. Adapun kegiatan pengembangan SDM yang dilakukan oleh Dinas

Perizinan Kota Yogyakarta antara lain:

a. Kegiatan outbound bagi seluruh pegawai dan kegiatan ini dimaksudkan

untuk merekatkan hubungan antar jabatan.

3

Hasil wawancara, Darsana S.H 25 Februari 2013 4

(12)

- 12 -

b. Pendidikan karakter untuk membentuk pribadi yang berintegritas.

c. Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang disebut dengan ‘In House

Training’.

d. Penandatanganan pakta integritas dan komitmen bagi seluruh lapisan

pegawai Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.

Dari beberapa program pengembangan SDM yang ada di Dinas Perizinan

Kota Yogyakarta tersebut, kegiatan pendidikan dan pelatihan yang disebut dengan

‘In House Training’ merupakan program yang sampai saat ini masih rutin diselenggarakan. Dalam 6 (enam) bulan pertama Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta berdiri, program ‘In House Training’ diadakan seminggu sekali setiap

hari Selasa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk konsolidasi bersama dan bertujuan

untuk membentuk standar kompetensi pegawai Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.

Materi yang diajarkan dalam ‘In House Training’ pun cukup beragam meskipun

sebagian besar bersifat teknis, diantaranya:

1. Pelatihan Aplikasi SIM HO, SIUP, TDP, Izin Penelitian, IMBB bagi

Operator;

2. Pelatihan Aplikasi Touch Screen bagi petugas Administrator Touch

Screen;

3. Pelatihan Aplikasi Antrian bagi petugas pemandu Antrian;

(13)

- 13 -

5. Pelatihan dan Pengenalan Aplikasi Touch Screen , Aplikasi Antrian ,

Aplikasi Pelayanan Perizinan bagi Pejabat Struktural Dan Petugas

Lapangan Dinas Perizinan;

6. Pelatihan Tehnisi Komputer dan Programer Web bagi staf Bidang

Sistem Informasi

7. Pelatihan Pelayanan Prima bagi Karyawan Dinas Perizinan bekerjasama

Dengan Daya Prosumen Mandiri dan Asia Foundation

Segala macam desain metode pengembangan SDM pada akhirnya bertujuan

untuk melakukan perubahan. Fathoni (2006:215) menyatakan pelaksanaan suatu

program pelatihan dan pengembangan dikatakan berhasil apabila dalam diri para

peserta pelatihan dan pengembangan tersebut terjadi proses transformasi.

Transformasi atau perubahan perilaku ke arah yang lebih baik ini mencakup tiga

bidang kemampuan yakni kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor

(Notoatmodjo 1992:77).

Pelatihan dan pengembangan SDM hendaknya bukan sekedar merupakan pemenuhan tuntutan formalitas. Khususnya bagi pegawai pemerintah agar

pelatihan dan pengembangan SDM tidak hanya berkutat pada aktivitas-aktivitas

formal seperti diktat struktural, fungsional, dan teknis saja melainkan harus ada

upaya untuk merumuskan diklat yang berorientasi pada profesionalitas, integritas,

dan kompetensi pegawai yang selaras dengan tuntutan tugas pokok dan fungsi

(14)

- 14 -

dengan birokrasi itu sendiri, sehingga ke depan akan terbentuk proses

pembelajaran yang berkesinambungan.

Untuk mendesain mekanisme pelatihan dan pengembangan yang lebih baik, dibutuhkan suatu penilaian dan evaluasi atas metode pelatihan dan pengembangan

yang selama ini telah dilakukan sebagai fondasi utamanya. Penilaian dan evaluasi

terhadap proses pelatihan dan pengembangan dilakukan guna mengetahui sejauh

mana nilai-nilai yang terkandung dalam program pelatihan dan pengembangan

ditransfer kepada peserta program. Apakah program pengembangan SDM

benar-benar efektif mampu mendongkrak kemampuan ‘learner’ serta mentransformasi

pegawai menjadi lebih baik ataukah tidak. Kesalahan dalam program pelatihan

dan pengembangan SDM, baik dari proses perencanaan hingga pelaksanaan dapat

menghambat akselerasi sebuah instansi dan bahkan mengakibatkan instansi

menjadi stagnan karena SDM yang tidak mampu merespon perubahan-perubahan

dan tuntutan yang terus menerus berkembang.

Melihat uraian tersebut, maka studi terhadap SDM di sebuah instansi publik

merupakan hal yang cukup penting. Secara khusus penelitian ini akan berfokus pada efektivitas kegiatan pendidikan dan pelatihan di Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta yaitu ‘In House Training’. Pemilihan fokus terhadap program ‘In

House Training’ didasari oleh beberapa hal. Pertama adalah mengenai adanya keterkaitan kuat antara kualitas SDM dengan kinerja organisasi maupun penilaian

publik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai fenomena yang terjadi

di Dinas Perizinan Kota Yogyakarta bahwa menurunnya tingkat capaian salah

(15)

- 15 -

kepuasan masyarakat pemohon izin seperti yang tampak pada data rekapitulasi

IKM. Besar kemungkinan kepuasan publik ini terbentuk dari kepuasan

masyarakat pemohon izin pada layanan yang diberikan oleh para petugas Dinas Perizinan di lapangan. Tentu saja kemampuan petugas tidak diperoleh secara

instan, melainkan melalui serangkaian langkah intervensi untuk membentuk

karakter petugas. Salah satu intervensi yang dilakukan Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta adalah melalui program ‘In House Training’. Oleh karena itu menarik

untuk mengetahu lebih jauh mengenai program ini dalam bingkai kinerja

organisasi dan persepsi publik seperti yang telah diuraikan di atas.

Predikat Dinas Perizinan Kota Yogyakarta sebagai salah satu instansi

pelayanan perizinan terbaik yang ada di Indonesia mengharuskan adanya program

pengembangan SDM yang berkualitas agar pegawai di dalam instansi ini mampu

mengikuti dinamika yang terjadi di luar maupun di dalam organisasi dan dapat

memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Apalagi menurut Darsana

meskipun program pelatihan dan pengembangan SDM terus berjalan sampai saat

ini namun penilaian kinerja dilakukan dengan melihat data rekapitulasi IKM saja, belum ada evaluasi yang secara khusus menyasar pada program pelatihan dan

pengembangan SDM di Dinas Perizinan Kota Yogyakarta khususnya terhadap

(16)

- 16 - I.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari pemikiran yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas,

bahwa Dinas Perizinan Kota Yogyakarta telah mendesain dan menjalankan program-program pelatihan dan pengembangan SDM untuk mensiasati

keterbatasan pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas, maka kesimpulan

pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah efektivitas

program ‘In-House Training’ di Dinas Perizinan Kota Yogyakarta?”

I.3 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan program ‘In House Training’ di Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta.

2. Menilai efektivitas program ‘In House Training’ di Dinas Perizinan Kota

Yogyakarta.

I.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan gambaran yang komprehensif tentang program ‘In House Training’ yang ada di tubuh Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.

2. Memberikan penilaian dan masukan kepada para stakeholders terkait

Gambar

Gambar I.1 Loket Layanan Perizinan di Dinas Perizinan Kota Yogyakarta
Tabel I.1. Data IKM tahun 2010-2012 untuk layanan perizinan Dinas Perizinan Kota  Yogyakarta
Tabel I.2. Tingkat Capaian Kinerja Dinas Perizinan Kota Yogyakarta
Tabel I.3. Komposisi Pegawai Dinas Perizinan Kota Yogyakarta Berdasarkan Latar  Belakang Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Pada sisi lain proses pendataan harus dilakukan, karena jika tidak maka sekolah atau instansi terkait tidak akan memperoleh segala macam bentuk pendanaan dari pemerintah, hal

Melihat carta dan / atau tayangan tentang peredaran darah manusia Mendata contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem peredaran darah yang biasa dijumlai dalam

Rangkaian daya yang digunakan untuk mensuplai lampu High Pressure Sodium adalah inverter setengah jembatan dengan mosfet sebagai piranti pensaklarannya.. Inverter

penyelenggaraan pengelolaan adrninistrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Energi Nasional, dan fasilitasi kegiatan Kelompok Kerja;. penyelenggaraan

Ekspresi adalah pernyataan yang menghasilkan nilai dengan tipe tertentu, contoh ekspresi yang paling sederhana adalah operasi aritmatika seperti 5 + 2 (ekspresi yang menghasilkan

Sondang Manik: Pengkajian Semantik Pada Bahasa gaul, 2004... Sondang Manik: Pengkajian Semantik Pada Bahasa

Disamping masalah tersebut, hasil wawancara peneliti dengan beberapa pengawas TK/SD di Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa terdapat beberapa fenomena terkait dengan

Tahapan berikutnya akan menghasilkan desain hasil akhir dari rancangan bangunan Gorontalo Cinema Centre yang mengususng tema Green Arsitektur sebagai konsep dasar