2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1. Tinjauan Literatur Tentang Buku 2.1.1. Pengertian Buku
Menurut Ensiklopedi Umum (186), buku adalah lembaran kertas yang dicetak, dilipat, dan diikat bersama pada punggungnya.
Menurut kamus Oxford Advanced Learners Dictionary, buku didefinisikan sebagai sejumlah lembaran kertas yang ditulisi dan dicetak serta disatukan dalam satu sampul buku. Sedangkan membaca diartikan sebagai periode aktivitas sseseorang dalam suatu jangka waktu tertentu dalam hal ini adalah membaca buku sehingga akan diperoleh pengetahuan sekaligus hiburan. Maka dapat disimpulkan secara sederhana bahwa buku bacaan merupakan karya tulisa yang dikomposisikan untuk memberikan informasi baik pengetahuan maupun yang bersifat hiburan positif namun bisa juga negative bagi orang yang membacanya.
Buku adalah suatu media komunikasi untuk menyampaikan informasi dan wawasan. Buku bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dan mencerdaskan seseorang, mengembangkan intelektualitas dan kreativitas, serta membentuk pola pikir dan budaya masyarakat. Sebuah buku harus memperhatikan segmen, tujuan, dan metode yang akan digunakan sehingga para pembaca dapat mengerti isi buku tersebut dengan baik.
2.1.2. Fungsi dan Peranan Buku Dalam Kehidupan Sosial
Dilihat dari fungsinya, buku dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi tulisan yang dirakit satuan atau lebih, sehingga pemaparannya dapat bersistem, dan isi maupun perangkat kerasnya dapat lebih lestari. Segi pelestarian inilah yang membedakan buku dari benda – benda komunikasi tulisan lain yang lebih pendek umurnya seperti majalah, surat kabar, selebaran, dan lain lain. Menurut Magdalena Sukartono, ada empat fungsi buku:
a. Buku sebagai media atau perantara
Buku dapat menjadi latar belakang bagi kita atau pendorong bagi kita untuk melakukan sesuatu. Buku dapat mengajak, mendorong,
mengarahkan dan memberi pandangan serta penilaian terhadap sesuatu hal.
b. Buku sebagai properti
Buku adalah kekayaan yang sangat berharga, yang tak ternilai, karena merupakan sumber ilmu pengetahuan.
c. Buku sebagai pencipta suasana
Buku dapat menciptakan suasana akrab sehingga mampu mempengaruhi perkembangan dan karakter seseorang menjadi baik. Persahabatan dengan buku akan mampu memperluas pemikiran dan perasaan sehingga selalu menimbulkan suatu keinginan untuk selalu membaca dan membaca.
d. Buku sebagai sumber untuk memperkaya diri
Buku dapat mendorong kreativitas setiap individu. Dengan membaca kita mencoba mendapatkan informasi dan mengolah atau memprosesnya menjadi sebuah pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri akhirnya menjadi suatu dasar untuk dinamisasi kehidupan, memperlihatkan eksistensi, berjuang mempertahankan hidup, dan mengembangkannya dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan hidup manusia.
Dengan membaca buku, seseorang dapat menyelami dunia milik si penulis buku serta wawasan yang terkandung di dalam buku tersebut. Apabila pembaca dapat menangkap makna dari buku, maka buku dapat membantu membuka pikiran pembaca.
2.1.3. Sejarah Perkembangan Buku
Perkembangan buku bacaan mengikuti perkembangan didalam hal proses percetakan. Pada abad ke – 16 dan 17, penggunaan potongan – potongan kayu mulai digantikan oleh lempengan – lempengan papan atau lempengan tembaga yang diberi ukiran dan juga digambar dengan semacam zat asam seperti tembaga atau mineral yang memberikan lapisan asam tipis. Namun penemuan ini hanya berlangsung hingga abad ke-18, dimana terjadi revolusi didalam seni membuat buku bacaan dengan ukiran kayu dan teknik lithografi ( teknik cetak offset).
Proses ini kemudian semakin dikembangkan didalam percetakan buku – buku ilustrasi dan majalah.
Pada akhir abad ke -19, seni mengukir pada kayu dan juga lithografi digeser dengan teknik atau proses foto mekanik yang memungkinkan reproduksi teknik melukis dan menggambar dengan variasi yang lebih banyak. Namun eksploitasi dari proses uang cepat dan murah tapi teledor ini mengaburkan potensi artistic pembuatnya, sehingga beberapa pelukis dan illustrator besar memilih tetap menggunakan cara lama yang dihidupkan kembali, meskipun ada juga yang mempergunakan teknik foto mekanik untuk menghasilkan efek yang bagus. Buku – buku ilustrasi bertemakan fiksi menjadi semakin popular pada abad ke – 19 yang lebih popular dibandingkan pada masa abad ke – 20.
Sejak zaman dahhulu hingga ditemukannya mesin cetak dengan huruf yang dapat dipindahkan, buku – buku ditulis dengan ilustrasi dengan tangan. Buku bergambar modern berasal dari manuskrip yang dihiasi atau dekorasi. Sejak zaman dahhulu hingga ditemukannya mesin cetak dengan huruf yang dapat dipindahkan, buku – buku ditulis dengan ilustrasi dengan tangan. Buku bergambar modern berasal dari manuskrip yang dihiasi atau dekorasi. Manuskrip dengan ilustrasi tertua yang berhasil diselamatkan adalah gulungan yang tak utuh berasal dari Mesir. Book of Death adalah yang paling terkenal, terselamatkan karena dikubur dalam pemakaman. Hanya sedikit penginggalam dari Roman kuno kecuali Virgil dari Vatikan dan Hitad daari Milan, buku – buku tersebut berasal dari abad IV sebelum masehi, yang menunjukkan saat itu ilustrasi telah matang.
Seiring dengan perkembangan dalam bidang informatika, kini buku yang merupakan kumpulan kertas atau bahan lainnya tersebut dimodernkan menjadi sebuah e-book atau buku elektronik. Buku elektronik tidak terdiri dari kertas, namun dapat diakses melalui media elektronik dengan mengandalkan internet. Buku memiliki berbagai kelebihan dibandingkan media penyampai informasi secara audio visual, dimana buku dapat dimiliki secara nyata dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Hingga saat ini, penerbitan buku untuk konsumsi lokal maupun ekspor tetap berjalan, dan beribu – ribu judul buku diterbitkan setiap tahunnya.
2.1.4. Bentuk dan Jenis Buku
Menurut pakar tipografi, Hans Peter Willberg jenis buku dapat dikategorikan berdasarkan konvensi subyek. Beberapa kategori jenis buku menurut Willberg adalah :
a. Tipografi untuk bacaan linear
Jenis buku yang masuk dalam kategori ini adalah novel, buku-buku puisi dan buku cerita bergambar yang biasanya memiliki urutan atau rangkaian cerita.
b. Tipografi untuk memberi informasi Buku – buku instruksi dan ilmiah
c. Tipografi sebagai konsultan atau pilihan bacaan Buku referensi, ensiklopedi, dan kitab
d. Tipografi untuk mengajar
Buku pelajaran akan materi tertentu yang disertai dengan uraian-uraian dan latihan-latihan.
2.1.5. Basis Media Buku
Perancangan buku terdiri dari beberapa elemen yang sangat perlu untuk dipertimbangkan. Contohnya pada bentuk dan ukuran buku, ukuran bidang cetak buku, jenis font, jarak antar paragraf, layout, warna yang mendominasi, pemilihan ilustrasi, jenis kertas, teknik cetak, dan hal lainnya. Elemen –elemen tersebut akan diterapkan dalam penyampaian informasi sehingga buku dapat lebih mudah terbaca dan pembaca tertarik serta tidak merasa lelah pada saat membaca buku.
2.1.6. Elemen Buku
Pada dasarnya elemen dari buku terdiri dari dua bagian yaitu cover dan isi buku. Cover merupakan pelindung dari badan buku. Cover buku ini berguna sebagai wajah atau tampilan dari isi buku, sehingga cover buku harus berpenampilan menarik serta dapat menggambarkan isi dari buku. Sedangkan isi buku menyajikan bagian informasi dan gagasan tentang tema buku yang diangkat.
Cover buku berdasarkan materialnya terdiri atas dua bagian yaitu soft cover dan hard cover. Soft cover adalah jenis sampul yang karakteristiknya lunak. Sedangkan hard cover memiliki karakteristik kaku dan keras, sehingga biasanya
penggunaan hard cover dengan tujuan agar isi buku lebih aman dan tidak mudah rusak.
Pada cover buku, ada beberapa bagian kecil seperti sampul depan, sampul belakang, punggung sampul, telinga sampul depan, telinga sampul belakang. Telinga sampul biasanya juga disebut sebagai lidah sampul atau jaket sampul. Bagian – bagian tersebut tentu mempunyai fungsi sesuai dengan penempatannya. Sampul depan berfungsi sebagai informasi pertama yang akan diberikan kepada pembaca tentang isi buku. Umumnya pada sampul depan terdapat judul buku, nama penulis / penyusun, nama penerbit, dan juga terdapat endorsement, tagline, pointer, dll. Sedangkan sampul belakang biasanya diisi dengan tulisan nomor ISBN dan barcode, endorsement, blurb (sinopsis), data penulis/penyusun, dll. Kegunaan dari telinga buku atau lidah buku umumnya diisi dengan tambahan endorsement atau biografi singkat pengarang, ataupun sinopsis buku. Akan tetapi tidak semua buku didesain dengan menggunakan lidah buku.
Badan buku atau isi buku. Pada buku, bagian ini berisi atas lembaran lembaran kertas yang disusun rapi sesuai urutan halamannya. Ukuran pada isi buku disesuaikan dengan ukuran sampul buku. Bagian dari isi buku mempunyai pokok yakni kulit ari (kulit perancis atau front pages atau preliminary pages). Kulit ari biasanya berisi halaman copyright, identitas buku ( yang meliputi judul buku, nama penulis, nama editor, layouter, desain sampul, nama penerbit, kota terbit, tahun terbit, dll). Kata pengantar atau kata pendahuluan, dan daftar isi. Pada kulit ari juga berisi identitas buku dan penjelasan pengantar serta pemetaan / daftar mengenai isi buku. Sedangkan pada halaman terakhir umumnya berisikan tentang daftar pustaka, profil penulis, lampiran, serta indeks, dll.
2.1.7. Kategori Teknik Cara Pembuatan Buku
Untuk membuat buku diperlukan proses seperti :
a. Membuat rencana judul atau tema yang akan diangkat dalam menyusun naskah.
b. Setelah itu menyusun kerangka sebagai bahan rujukan mengenai arah pembahasan isi buku.
c. Mencari sumber referensi dari buku, jurnal, makalah, atau internet segala yang berkaitan dengan pembahasan topik isi buku.
d. Setelah menulis naskah, selanjutnya ialah membuat print out dan dijilid menjadi satu bentuk hard copy. Dilengkapi pula dengan surat pengantar, sinopsis, potensi pasar, rasionalisasi untuk menerbitkan buku tersebut. Serta jangan lupa menuliskan prolog atau sinopsis naskah. Sinopsis ditulis semenarik mungkin dan harus bisa menggambarkan isi dari buku dan juga ditambahkan penulisan tentang potensi positif dalam publikasi buku tersebut.
2.1.8. Prosedur Proses Perancangan Buku
Menurut Sofia Mansoor dan Niksolim (1993) untuk merancang sebuah buku dibutuhkan tahapan agar buku terbentuk dengan baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Keperluan
Membahas latar belakang masalah pentingnya buku tersebut dibuat, serta manfaat apa yang akan didapat masyarakat dengan adanya buku tersebut.
b. Sasaran Pembaca
Meneliti dan menganalisis target audience, untuk siapakah buku ini dibuat.
c. Isi Naskah
Mengkaji kembali tentang penulisan isi naskah, bahasa, kalimat yang digunakan, tidak menyinggung SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antar golongan/ adat isitiadat), tidak menentang ideologi negara, serta sesuai dengan tingkatan pembaca.
d. Saingan
Menganalisa buku-buku sejenis atau buku-buku yang bisa dikatakan sebagai saingan, yang dianalisa adalah kelebihan dan kelemahan buku-buku tersebut.
e. Penyajian
Isi dari buku ditulis dengan susunan yang rapi dan bahasa yang digunakan penulis adalah bahasa yang mudah dimengerti target pembaca. Pendekatan ilustrasi yang digunakan harus sesuai dengan sasaran yang akan dicapai dan mampu berperan sebagai media pendukung uraian.
f. Kemutakhiran
Isi dari buku jangan sampai ketinggalan zaman, topic yang diangkat dan sumber yang baru akan menjadikan buku semakin menarik dan layak untuk dibaca.
g. Hak Cipta
Pengarang buku hendaknya menelaah dan mengenali dasar-dasar teori atau bagian-bagian yang dikutip dari sumber, serta mencantumkan secara lengkap darimana sumber informasi tersebut diperoleh.
2.2. Tinjauan Tentang Visual Grafis 2.2.1. Pengertian Visual Grafis
Grafis, yang berasal dari bahasa Inggris ‘graphic’ adalah presentasi visual pada sebuah permukaan seperti dinding, kanvas, layar computer, kertas, atau batu dan memiliki tujuan untuk member tanda, informasi, ilustrasi, atau untuk hiburan. Beberapa contohnya adalah foto, gambar / drawing, line art, grafik, diagram, tipografi, angka, symbol, desain geometris, peta, gambar teknik, dan lainnya. Seringkali dalam bentuk kombinasi teks, ilustrasi, dan warna. Dalam bahasa Indonesia, kata “grafis” sering dikaitkan dengan seni grafis (printmaking) dan desain grafis atau Desain Komunikasi Visual.
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan/atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan layout halaman. Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhakn penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan – pesan kepada komunikan seefektif mungkin. Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) ataupun produk yang dihasilkan (Desain/rancangan).
Desain grafis biasanya diterapkan untuk media – media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik – yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.
Desain grafis terdiri dari dua kata : desain dan grafis. Kata desain berasal dari kata dalam Bahasa Perancis Renaisans ‘dessiner’, dan kata dalam Bahasa Italia, ‘designo’, yang berarti menggambar, merencanakan, dan mensketsa. Sedangkan kata grafis berasal dari kata dalam Bahasa Yunani Kuno ‘graphein’ yang berarti membuat tanda, mencakup tanda – tanda dalam bentuk tulisan maupun gambar.
Desain grafis adalah suatu bentuk seni yang paling universal, yang ada di sekitar kita : menjelaskan, menghias, mengidentifikasi, dan menanamkan pemahaman. Menurut Richard Hollis, desain grafis adalah sebuah bisnis pembuatan atau pemilihan tanda – tanda dan pengaturan tanda – tanda tersebut pada sebuah permukaan untuk menciptakan sebuah ide. (Newark 12)
Desain grafis adalah sebuah unsur intrinsik sekaligus bagian dari kebudayaan. Desain grafis sendiri terbentuk akibat tekanan – tekanan yang menarik dan mendorongnya sehingga terciptalah bentuk desain grafis yang baru. Hal ini terjadi seiring perkembangan zaman.
Mengingat semua bentuk desain tercipta dengan bantuan teknologi, maka perkembangannya pun tidak lepas dari peranan teknologi. Sebagai contoh konkritnya adalah penemuan mesin cetak. Apabila tidak ditemukan mesin cetak, maka desain grafis tidak dapat semaju saat ini dan proses produksinya akan memakan waktu lebih lama. Berikutnya, perkembangan dessain grafis juga tidak terlepas dari komersialisme. Apabila tidak ada sasaran penikmat desain, tentu saja desain juga tidak akan diproduksi. Faktor ketiga yang memicu perkembangan desain adalah standardisasi yang tercipta pada masyarakat. Standardisasi ini memiliki banyak manfaat bagi perkembangan desain grafis, terutama bagi terminology, proses, dan semua aspek dari produksi missal pada desain grafis. Standardisasi sendiri merupakan dasar dari konsep efisiensi dalam setiap masyarakat modern (Newark 38).
2.3. Tinjauan Unsur – unsur Visual Buku Bergambar
Komposisi merupakan suatu bentuk abstrak dari suatu gambar, basis acuan dan kerangka yang mendukung keseluruhan struktur dan konstruksi dari elemen – elemen pada gambar tersebut. Komposisi mempergunakan kaidah grid yang merupakan pedoman yang terdiri atas garis – garis lurus yang saling memotong satu sama lain dan membentuk persegi. Grid dapat menentukan posisi obyek yang tepat sehingga mudah dilihat dan juga mencapai keseimbangan gambar antara bidang gambar dan gambarannya. Saat menyusun komposisi gambar, daerah – daerah yang kosong, jarak – jarak antar obyek juga menjadi bahan pertimbangan, sekalipun bukan merupakan obyek perhatian utama dari pengamat, namun secara tidak langsung mepengaruhi kenyamanan dalam melihat gambaran tersebut. Hal ini tentu saja dengan tujuan yaitu dicapai keseimbangan tanpa pembagian yang berkesan simetris membosankan.
Secara garis besar, unsur – unsur komposisi antara lain : garis (line), tekanan atau kualitas gelap terang (value), bentukk dan ruang (shape and space), pola (pattern), tekstur (texture), dan warna (colour), yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
2.3.1 Garis (Line)
Garis adalah “tanda” yang menghubungkan dua titik, yang mampu mengatur, mengarahkan, memisah, atau memberikan sentuhan emosi didalamnya. Garis menciptakan arah, gerak, dan energy. Garis tegas umumnya digunakan untuk menggambarkan fenomena alam dan terkesan maskulin, sedangkan garis lembut dapat menciptakan kesan feminine, melankolis, ataupun kelunakan.
Garis merupakan unsur dasar komposisi dan memiliki pernan penting karena dapat dipergunakan untuk menjelaskan bentuk – bentuk dan observasi visual atau pengungkapan secara subyektif akan gagasan, membangkitkan berbagai pengalaman, pikiran atau paham, dan intuisi – intuisi (Mendelowitz dan Wakeham 64).
Garis yang sederhana menggambarkan suatu arah, membagi ruang, memiliki panjang, memiliki lebar, corak atau warna, dan tekanan atau kontur. Garis yang tergambar mampu mengungkapkan emosi dan temperamen yang
secara natural diekspresikan oleh subjek yang digambar. Garis dapat dibedakan menjadi :
a. Garis Kontur
Garis Kontur adalah garis yang melukiskan bagian tepi dari suatu bentuk sehingga memisahkan setiap area atau volume yang ada disekitarnya. Garis kontur yang sangat sederhana umumnya tidak bervariasi dari segi ketebalan, tidak diperkuat dengan gradasi gelap – terang ataupun bayangan. Seddangkan garis kontur yang ekspresif akan mengajak mata pengamat untuk menerima garis tersebut sebagai sebuah bentuk karena dibentuk dengan variasi tebal tipis garis serta memiliki detail.
b. Garis Kaligrafi
Garis Kaligrafi atau penulisan indah. Garis kaligrafi terjadi jika keindahan dari garis yang ditampilkan menjadi aspek utama bagi keindahan gambar, dimana garis ini dapat menunjukkan masing – masing kualitas pribadi dari penggambarnya, karena garis ini bersifat ekspresif yang menggunakan kekuatan tebal tipis untuk mengekespresikan bentuk, tepi yang berpotongan, terang dengan gelap.
2.3.2. Kualitas Gelap Terang (Value)
Secara nyata putih merupakan tekanan yang paling rendah atau yang paling terang, sedangkan hitam merupakan tekanan yang paling kuat atau paling gelap dan diantaranya terdapat warna abu – abu. Setiap benda walaupun tidak memiliki warna hitam atau putih pasti memiliki intensitas gelap terang yang dapat dianalisa dan dikategorikan sebagai tingkatan kualitas gelap terang atau value.
Value dapat disebut juga sebagai tone, nada atau nuansa. Value adalah dimensi mengenai terang gelap atau tua muda warna, yang disebut pula dengan istilah brightness atau terang (warna). Value merupakan nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman karena pengaruh cahaya. Value dapat disebut pula sebagai suatu gejala cahaya menyebabkan perbedaan pancaran warna suatu obyek.
2.3.3. Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar secara dwimatra yang dikenal adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle),
dan segitiga (triangle). Ketiga bentuk ini merupakan bentukan geometrik dan bentukan organis (mengolah dari bentuk alam). Sedangkan bentuk secara trimatra dibedakan menjadi bentuk asal (kubus, bola, dan piramida dengan alas berbentuk bujursangkar) dan bentuk turunan (silinder kerucut, dan prisma segitiga).
Bentuk mampu menghadirkan suasana berbeda layaknya bentuk imajinatif, geometrik, dan sebagainya, bentuk merupakan sebuah presentasi abstrak sebuah garis imajinasi yang menggambarkan sebuah objek didalam hubungannya dengan latar belakang, karakter tiga dimensi yang terbentuk. Sedangkan ruang merupakan aspek negative dari sebuah bentuk. Ruang dapat dikenali dengan adanya gelap terang cahaya sehingga obyek menjadi bentuk yang terpisah dari suatu ruang.
Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
a. Huruf (Character) yang dipresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
b. Simbol (Symbol) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambing untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail). c. Bentuk Nyata (Form) bentuk ini betul – betul mencerminkan kondisi
fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detail, hewan atau benda lainnya.
2.3.4. Ruang (Space)
Bentuk menempati ruang. Ruang dapat tercipta karena adanya jarak, cahaya/sinar, dan gerak. Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk member efek estetika desain (Purwosuwito 1). Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi 2 unsur, yaoti obyek (figure) dan latar belakang (background).
Ruang dwimatra terdiri dari dua dimensi yaitu panjang dan lebar sehingga ruang dwimatra hanya mengenal arah horizontal, diagonal, dan vertical. Sedangkan ruang trimatra seringkali diartikan sebagai ruang berongga atau ruang yang sempurna, karena memiliki tiga dimensi (panjang, lebar dan kedalaman/tebal)
2.3.5. Pola (Pattern)
Merupakan bentuk dekoratif yang bersifat datar dan tidak memiliki value atau kualitas gelap terang sehingga seperti silhouette atau siluet yang meminimalkan volume obyek. Apabila pola bersifat dekoratif maka hanya bertujuan untuk memperindah yang dapat terlihat pada pola dekoratif pada tekstil.
Gambar 2.1. Pola ( Pattern )
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Igreja_de_Campanha_Azulejo_4.jpg
2.3.6. Ukuran (Size)
Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini dapat diciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu. Ukuran dapat mempengaruhi bentuk ruang dan dapat membantu membentuk ruang maya.
2.3.7. Tekstur (Texture)
Kualitas permukaan benda yang dapat dirasakan, baik kasar maupun halus, keras maupun lembut yang disebut tekstur. Tekstur merupakan elemen desain yang bersifat ekspresif dan emosional serta menggambarkan cirri khas pelukisnya Tekstur juga dapat menimbulkan kesan ekspresif yang dapat menentukan kekuatan emosional dalam sebuah gambar.
Tekstur dapat dihasilkan dan berbentuk berbagai variasi kuat lemah warna atau arsiran dan juga dapat diperoleh melalui percobaan yang menggunakan alat –
alat yang ada disekitar kita secara kreatif. Tekstur dapat berbentuk seragam ( pointilisime, melalui penemuan penggunaan alat – alat (spons, garam, dan sebagainya yang dicampur dengan cat), serta tekstur yang ekspresif dengan berbentuk kasar dan unik.
2.3.8. Warna ( Colors )
Kualitas dari mutu cahaya yang dipantulkan oleh suatu obyek ke mata manusia sehingga dapat membangkitkan perasaan manusia.
Warna di lain pihak merupakan elemen yang bercahaya dari suatu obyek yang memiliki berbagai kualitas yang memberikan kesan volume dan komplesitas dari obyek. Warna dihasilkan dari gelombang cahaya sejenis radiasi elektromagnetik, yang terukur dengan satuan micron. Warna – warna yang dapat dilihat dengan kemampuan mata manusia antara 400 – 700 mikron, namun ada juga warna – warna yang tidak terjangkau karena panjang gelombangnya berada diluar jangkauan kita.
Warna pada umumnya digunakan untuk menghidupkan emosi dan suasana yang terdapat didalam satu kesatuan ilustrasi. Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk – bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (warna adiktif) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV, dan sebagainya dan warna yang dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat (Warna Subtruktif) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastic. Warna mampu memberikan pengaruh yang cepat dan impresi yang kuat. Ketika warna diaplikasikan apakah pada bentuk trimatra ataupun bentuk – bentuk grafis, warna menjadi bagian penting dalam penciptaan impresi pertama.
Dari pengertian warna diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Warna adalah getaran gelombang tertentu dari sesuatu yang diterima oleh selaput jala mata retina.
b. Warna adalah getaran yang dipancarkan suatu benda, ada sinar yang mengenai benda dan langsung diterima oleh mata kita.
a. Warna Primer
Warna Primer adalah warna pokok yang digunakan untuk pencampuran warna – warna lain. Warna ini terdiri dari biru, merah, dan kuning. Dalam percetakan warna pokoknya adalah CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, dan Black).
Gambar 2.2. Warna Primer
Sumber : http://www.senivisual1.blogspot.com
b. Warna Sekunder
Warna Sekunder yaitu warna campuran dari dua warna primer. Warna ini terdiri daari jingga/oranye ( campuran warna merah dan kuning), ungu/violet (campuran warna biru dan merah), dan hijau ( campuran warna biru dan kuning ).
Gambar 2.3. Warna Sekunder
Sumber : http:/ www.ririarmen.blogspot.com
c. Warna Intermediate
Warna intermediate yaitu warna perantara yang berada diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna. Warna ini terdiri dari kuning hijau ( sejenis moon green), kuning jingga ( sejenis deep yellow), merah
jingga (red/vermillion), merah ungu (purple), biru violet (sejenis blue/indigo), dan biru hijau (Sejenis sea green).
d. Warna Tersier
Warna tersier atau warna ketiga adalah warna hasil percampuran dua warna sekunder. Warna ini terdiri dari warna coklat kuning ( disebut juga siena mentah, kuning tersier, yellow ochre, atau olive, yaitu percampuran warna jingga dan hijau), coklat merah ( disebut juga siena bakar, merah tersier, burnt siena atau red brown, yaitu percampuran warna jingga dan ungu), dan coklat biru ( disebut juga siena sephia, biru tersier, zaitun atau navy blue, yaitu percampuran warna hijau dan ungu).
e. Warna Kuarter
Warna kuarter atau warna keempat yaitu warna hasil percampuran dari dua warna tersier. Warna ini terdiri dari coklat jingga tau jinnga/oranye kuarter atau semacam brown ( percampuran kuning tersier dengan merah tersier), coklat hijau atau hijau kuarter atau semacam moss green (pencampuran biru tersier dan kuning tersier), dan coklat ungu atau ungu/violet kuarter atau semacam deep purple ( percampuran merah tersier dengan biru tersier).
2.4. Tinjauan Unsur Komposisi 2.4.1. Layout
Daya tarik utama dalam sebuah desain buku terletak pada komposisi atau layout. Elemen – elemen grafis hendaknya ditata dengan komposisi yang baik agar sedap dipandang dan semua unsur yang terangkai tersebut akan membentuk sebuah kesatuan yang saling mendukung, menjalankan fungsinya masing – masing dalam desain tersebut. Adanya sebuah kesatuan dalam tata letak sebuah desain akan terlihat menyatu dan tidak berdiri sendiri.
Layout berarti menyatukan elemen – elemen menjadi satu dalam suatu area untuk menciptakan sebuah interaksi satu sama lain sehingga mengkomunikasikan pesan dalam suatu konteks. Pesan tersebut dapat disampaikan atau bahkan dimanipulasi melalui permainan elemen-elemen tersebut dengan pertimbangan yang matang. Elemen – elemen ini dapat berupa garis dan bidang, tipografi, image baik berupa foto maupun gambar, dan warna (Swann 11).
Menurut Ambrose dalam bukunya dikatakan bahwa layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen – elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
Layout dapat membantu atau merintangi penerimaan informasi yang ingin disampaikan dalam suatu desain. Seperti halnya layout yang kreatif dapat menambahkan nilai dan keindahan bagi suatu karya, sedangkan dengan layout yang minimalis dapat menampilkan isi pesan dengan cemerlang. Sasaran pokok sehingga memudahkan pembaca menerima pesan. Tidak ada aturan baku dalam penciptaan layout, hanya satu perkecualian bahwa isi harus diutamakan.
Menurut Ambrose (146), sebuah layout biasanya diciptakan dalam struktur grid. Layout sebuah halaman memiliki area aktif dan pasif yang dapat menuntun arah pandangan mata.
2.4.1.1. Visual Hirarki
Dalam layout, dikenal istilah visual hirarki yang merupakan urutan tingkat kepentingan elemen – elemen visual dalam sebuah bidang kertas atau bidang layout sehingga mampu menuntun pandangan arah manusia dari elemen yang terpenting menuju elemen lainnya tanpa menimbulkan kebosanan. Dengan visual hirarki yang baik, seluruh informasi dapat disampaikan dengan baik dan efektif.
Gambar 2.4. Contoh Visual hirarki Sumber : http://www.scm.ulster.ac.uk
2.4.1.2. Fokal Point
Fokal Point yaitu titik yang mampu menarik perhatian lebih awal dibandingkan elemen – elemen lainnya. Misalnya benda yang memiliki ukuran lebih besar akan cenderung dilihat terlebih dahulu dibandingkan benda yang
ukurannya kecil. Benda atau elemen desain yang merupakan elemen terpenting umumnya digunakan sebagai penarik atau penekan.
2.4.1.3. Grid
Grid merupakan garis khayalan atau semu yang membagi – bagi bidang desain dalam jumlah dan ukuran tertentu. Menurut Ambrose, sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap suatu permasalahan penataan sebuah elemen – elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid, seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik (“Layout” par.2).
Grid menyusun sebuah layout secara sistematis. Struktur grid menciptakan kesatuan dan fleksibilitas diantara elemen – elemen grafis, membantu menampung berbagai macam elemen – elemen grafis dan memudahkan desainer membuat layout elemen – elemen grafis tersebut dengan berbagai variasi sehingga layout setiap halaman tidak monoton namun memiliki kesatuan karena pengaturannya didasarkan pada grid yang sama ( Samara 202).
Pada dasarnya, grid dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu : a. Manuscript Grid
Manuscript Grid disebut juga sebagai Block Layout. Jenis ini pada dasarnya merupakan sebuah modul grid tunggal dengan margin dan marker seperlunya. Struktur grid ini digunakan untuk penataan jumlah teks yang banyak, seperti dalam sebuah buku. Margin yang lebih luas memungkinkan ruang kosong yang dapat membantu mata untuk tetap fokus.
Gambar 2.5 Manuscript Grid
Sumber : http://www.vanseodesign.com/web-design/grid-types/ b. Column Grid
Column Grid adalah pembagian kolom menjadi 2,3 dan seterusnya perlu mempertimbangkan kesesuaiannya dengan ukuran font. Jika proporsi font terlalu besar, aka nada banyak kata yang terputus, dan teks menjadi sulit dibaca. Jika proporsi font terlalu kecil, pembaca akan sulit membedakan baris – baris yang berdampingan.
Gambar 2.6 Column Grid
Sumber : http://www.vanseodesign.com/web-design/grid-types/ d. Modular Grid
Modular Grid terdiri atas column grid yang terbagi dalam garis – garis horizontal. Sistem grid ini sangat berguna untuk menampilkan isi yang kompleks dan biasanya digunakan untuk layout Koran.
Gambar 2.7 Modular Grid
Sumber : http://www.vanseodesign.com/web-design/grid-types/ e. Hierarchical Grid
Struktur hierarchical grid dibentuk berdasarkan isi yang akan ditampilkan. Ukuran, penempatan, dan pertimbangan layout lainnya sangat penting untuk membuat sistem hierarchical grid. Grid ini biasanya digunakan pada website.
Gambar 2.8 Hierarchical Grid
Sumber : http://www.vanseodesign.com/web-design/grid-types/
2.4.1.4. Golden Section
Golden Section adalah dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut digunakan untuk menyusun keseimbangan desain. Golden section sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah.
Membagi sebuah garis dengan perbandingan rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang.
2.5. Tinjauan Gambar Ilustrasi
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk (Ilustrasi).
Newark (86) mengatakan bahwa beberapa ide tertentu hanya dapat dikomunikasikan melalui ilustrasi, yang merupakan bagian dari desain grafis yang paling banyak langsung berhubungan dengan seni. Menurutnya ilustrasi adalah bentuk dari editing yang sungguh – sungguh dan sangat teliti. Tiap bagian terkecil dari ilustrasi diproduksi dengan sengaja.
2.5.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar
Berdasarkan gaya gambarnya, ilustrasi dibagi menjadi : a. Realis
Merupakan gaya yang menggambarkan segala sesuatunya sesuai dengan objek / keadaan sesungguhnya. Realisme yang sempurna dan memiliki tingkat keakuratan dengan aslinya disebut photorealism / foto realism karena sukar dibedakan dengan foto.
b. Kubisme Analitik
Merupakan metode gambar yang ditemukan oleh Pablo Picasso dan George Braque pada awal abad ke-20. Kubisme walaupun menggambarkan objek yang realistis dengan gambar yang abstrak dan geometris, bersifat dua dimensi dan datar. Bentuk kubisme ini membawa perubahan dan gaya gambar pada era modern.
c. Dekoratif
Teknik gambar dengan gaya yang menarik, bermuatan indah, yang tujuannya adalah untuk menambahkan nilai estetis karya. Cirinya adalah bersifat ornamen ukiran (Phaidon 24-37). Gaya dekoratif yang paling menonjol adalah ukiran Victorian, Art and Craft, dan Art Nouveau sebagai reaksi modernism.
d. Kartun
Merupakan bentuk gambar dengan muatan lucu dengan tujuan menghibur. Gambar kartun banyak diidentikkan dengan anak-anak karena
sifatnya yang lucu dan kekanak-kanakkan. Bentuk penggambarannya jauh dari kenyataan dan tidak proporsional.
2.5.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian
Apabila ditinjau berdasarkan bidang kajiannya, gambar ilustrasi dapat dibedakan menjadi :
a. Ilustrasi editorial, yang dapat berupa:
Ilustrasi buku, yang dijumpai pada novel-novel, buku bacaan anak-anak dan orang dewasa, buku olahraga, kartun dan karikatur (mengenai politik dan sebagainya). Sementara itu, ilustrasi buku anak-anak sangat banyak yang bertemakan fantasi sehingga ilustrasi sangat penting karena mampu mengembangkan cerita. Sedangkan ilustrasi majalah dan surat kabar berkaitan dengan artikel yang diangkat serta berkaitan dengan komunikasi massa, berupa gambar maupun fotografi. Ilustrasi ini juga berbentuk pengisi ruang-ruang kosong dan berfungsi untuk menarik perhatian pada halaman tersebut. Ilustrasi juga digunakan sebagai cover/jaket buku untuk menarik perhatian para pembeli, baik berbentuk kata-kata maupun gambar yang menerangkan isi buku secara efektif. Ilustrasi buku berfungsi mengurangi teks sehingga antara teks dengan gambar terdapat hubungan yang saling mendukung.
2.5.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi
Gambar Ilustrasi dalam penggunaannya memiliki sifat-sifat dan fungsi-fungsi yang berbeda. Berdasarkan sifat dan fungsi-fungsinya, gambar ilustrasi dapat dibedakan menjadi (Mandelowitz 6):
a. Gambar ilustrasi yang bertujuan untuk menjelaskan gambar yang dilihat, baik berupa sketsa kasar yang berupa garis-garis yang cepat maupun gambar yang detail. Contohnya sketsa cepat atau bahkan foto realism (mirip dengan foto karena dengan detail yang akurat).
b. Gambar ilustrasi yang memvisualkan apa yang diimajinasikan, yaitu menggambarkan objek atau keadaan yang tidak ada dalam kenyataan. Visualisasinya dapat berupa penggambaran yang mewakili sesuatu, bahkan dalam bentuk abstrak. Contohnya gaya surealisme (Salvador Dali) yang memberikan penggambaran seperti fantasi dan mimpi.
c. Gambar ilustrasi yang memvisualkan ide dan konsep, misalnya dalam bentuk simbolisasi. Gambar ilustrasi jenis ini tidak sekedar mempermasalahkan teknik dan kemampuan, namun menuntut kedalaman isi yang digambarkan. Tipe penggambaran ini menghadirkan sudut pandang, perasaan dan emosi, interpretasi dan ekspresi orang yang menggambarnya.
d. Gambar ilustrasi yang berfungsi untuk menghias atau berfungsi secara dekoratif, yang mengisi komposisi atau bidang yang ada sehingga memberikan daya tarik besar dan memenuhi kepuasan estetis pengamatnya.
e. Gambar ilustrasi yang berfungsi menjelaskan atau berfungsi sebagai jembatan di dalam pemahaman terhadap bahasa verbal. Biasanya ilustrasi dan verbalisasi berdampingan, saling mendukung serta mengarahkan pembaca sesuai dengan keinginan penulis. Ilustrasi dapat memperluas cerita dan mempermudah pemahaman atas sesuatu yang abstrak.
2.5.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Teknik
a. Teknik fotografi
Merupakan teknik ilustrasi yang dipergunakan sejak ditemukannya kamera pada tahun 1665. Fotografi yang digunakan sebagai sarana untuk mengabadikan peristiwa penting tanpa memperhatikan unsur estetisnya disebut fotografi dokumentasi. Sedangkan yang dimaksudkan dengan ilustrasi fotografi yaitu jenis fotografi yang sangat memperhatikan aspek estetis sehingga menjadi media ekspresi keindahan dan seni baru. Jenis fotografi ini disebut fotografi piktoral. Teknik fotografi ini menjadi semakin meluas sejak ditemukannya percetakan sehingga para seniman mulai tergeser oleh fotografer.
b. Teknik manual
Merupakan teknik gambar yang dihasilkan lewat keterampilan tangan tanpa dibantu oleh mesin. Penggunaan teknik ini menyebabkan kekhasan dan keunikan karya masing-masing seniman atau illustrator yang terungkap dari gaya goresan sang seniman. Oleh karena itu, teknik manual dinilai lebih estetis dari segala sisi dibandingkan dengan teknik digital.
c. Teknik komputer
Merupakan teknik gambar ilustrasi yang berbasis teknologi. Dengan penggunaan teknik digital, maka teknik manual mulai tergeser disebabkan oleh efisiensi serta segala sesuatu yang serba terkontrol. Kelebihan komputerisasi antara lain terdapat pada pengkoreksian dan adanya sistem layer yang memudahkan para artist untuk menggambar. Selain itu teknik digital juga tidak memerlukan berbagai peralatan gambar dan medianya seperti kertas atau kanvas, cat palet, dan sebagainya. Cukup dengan adanya software dan segala kecanggihannya, kita dapat menciptakan efek-efek yang terkadang sulit dibuat secara manual.
2.6. Tinjauan Gaya Desain
Gaya desain (graphic style) adalah suatu ragam hias atau model visualisasi karya visual atau grafis yang merujuk pada pola atau gaya tertentu sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Pada perkembangan masyarakat atau zaman selanjutnya, gaya desain atau visualisasi menjadi titik acuan dan wacana untuk menciptakan gaya berikutnya. Munculnya gaya desain dipengaruhi beberapa hal ( Heller 9-12 ) :
1. Revolusi industri memunculkan pemikiran yang mendukung teknologi dan eksplorasi rasio manusia ( Futurism, Kontruktivism, Bauhaus, Vorticism, De Stijl, Streamline, Simplicity, dan lain sebagainya). Pada perkembangan selanjutnya dengan eksplorasi teknologi industry muncul gaya desain baru. 2. Menolak Revolusi Industri karena dampaknya merugikan, dengan cara mencari gagasan baru yang berbeda ( post-strukturalis, ekspresif, berbeda yang lama) dan mencari makna baru dengan romantisme masa lalu / nostalgia (Elektrik, Art Nouveau, Art and Craft, Revival, Retro, Japanese Style, American Style, dan lain sebagainya).
2.7. Tinjauan Buku Yang Akan Dirancang 2.7.1. Tinjauan Dari Segi dan Tema
2.7.1.1. Pengertian Makanan
Makanan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dimakan atau diminum, yang memenuhi kebutuhan energi, regulasi bangunan, dan perlindungan tubuh. Singkatnya, makanan adalah bahan baku dari mana tubuh kita dibuat.
Pengambilan hak jenis dan jumlah makanan dapat memastikan nutrisi yang baik dan kesehatan, yang mungkin jelas dalam, efisiensi penampilan kita, dan kesejahteraan emosional. Makanan juga mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Nutrisi tersebut terdiri dari protein,kalori, lemak, karbohidrat, mineral, dan serat.
2.7.1.2. Pengertian Pola Makan
Pola makan atau diet adalah apa yang Anda makan dan minum setiap hari. Oleh karena itu termasuk diet normal Anda mengkonsumsi dan orang-orang diet mengkonsumsi dalam kelompok. Diet juga dapat dimodifikasi dan digunakan untuk orang sakit sebagai bagian dari terapi mereka. Kebiasaan pola makan yang dilakukan dengan benar akan mendatangkan manfaat bagi tubuh dan apabila dilakukan dengan salah akan mendatangkan sakit - penyakit.
2.7.1.3. Jenis – jenis pola makan
Beberapa pola makan yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut : a. Pola makan 4 sehat 5 sempurna
Pola makan ini adalah pola makan yang mengonsumsi secara bersamaan makanan yang mengandung karbohidrat , protein , vitamin. Contohnya adalah konsumsi nasi bersama lauk, sayur mayur, buah, dan susu.
b. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
PUGS merupakan pengembangan dari pola makan 4 sehat 5 sempurna untuk mencegah masalah gizi yang terjadi di Indonesia. PUGS memuat 13 pesan dasar tentang perilaku makan, yaitu :
a. Makanlah beraneka ragam makanan.
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi.
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energy.
e. Gunakan garam beryodium.
g. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan. h. Biasakan makan pagi.
i. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya. j. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur. k. Hindari minum minuman beralkohol.
l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
m. Bacalah label pada makanan yang dikemas (Depkes, 1995).
c. Pola makan / diet Vegetarian
Pola makan / diet vegetarian adalah pola makan yang mengonsumsi mayoritas sayur dan buah dibandingkan daging. Pola makan terdiri dari 3 jenis, yaitu :
a. Vegetarian : tidak memakan daging binatang, baik berupa daging merah, unggas, ikan dan makanan laut, produk hewani (telur, susu dan madu).
b. Ovo – Lacto Vegetarian : vegetarian jenis ini masih mengkonsumsi produk telur, madu, dan susu.
c. Lacto Vegetarian : vegetarian jenis ini masih mengkonsumsi produk susu.
d. Pola makan / diet Atkins
Pola makan / diet Atkins juga dikenal dengan diet karbohidrat atau diet kalori. Diet ini pertama kali diluncurkan oleh Dr. Robert C. Atkins yang juga seorang kardiolog, di awal tahun 1970 an. Diet ini cukup efektif untuk dilakukan dalam jangka pendek, namun banyak pakar yang melakukan penelitian bahwa dalam jangka panjang, banyak dari mereka yang mendapati berat tubuhnya lebih bertambah daripada sebelum melakukan diet.
e. Pola makan / diet Food Combining
Food combining adalah metode pengaturan asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh, khususnya yang berhhubungan dengan sistem pencernaan. Efek
dari pola makan ini adalah meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolism sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar dan pemakaian energi tubuh menjadi efisien.
2.7.1.4. Asal - usul Food Combining
Asal – usul Food Combining berakar dari pola makan alamiah yang diterapkan oleh bangsa Esseni di Palestina sekitar 2000 tahun yang lalu. Ajaran bangsa tersebut adalah dengan tidak menggabungkan roti dengan daging ataupun susu denga daging; tidak makan darah, bangkai, dan binatang melata. Pola makan ini juga mengharuskan puasa atau yang dikenal dengan detoksifikasi tubuh secara berkala. (Gunawan 35). Selain itu, Food Combining juga didukung dengan kebudayaan ayurveda kuno, dimana ayurveda memperhatikan keseimbangan asam – basa yang dibutuhkan oleh tubuh, yang menjadi salah satu prinsip dasar Food Combining.
2.7.2. Tinjauan Dari Aspek Dasar Filosofis
Banyaknya masyarakat yang belum mengenali pola makan yang sehat membuat faktor pentingnya perancangan buku ini. Hal ini dapat dibuktikan dalam hasil statistik WHO bahwa angka kematian yang mendominasi di Indonesia adalah penyakit degeneratif dan penyakit kardiovaskular yang merupakan penyakit akibat gaya hidup yang salah dan kebiasaan buruk.
Hal ini disebabkan karena teknologi yang semakin lama semakin maju dan kebutuhan akan segala sesuatu yang serba cepat, banyak orang yang mengonsumsi makanan cepat saji atau junk food. Konsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat tersebut dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif. Setelah terserang penyakit, banyak orang yang berlari menuju dokter dan mengonsumsi banyak obat. Padahal obat sendiri hanya berfungsi jangka pendek dan bila dikonsumsi terus menerus akan menjadi racun bagi tubuh. Sebenarnya, ada cara yang lebih sederhana dan alami untuk mengatasi berbagai penyakit tersebut. Pola makan yang benar dapat menjadi sebuah kunci kesehatan yang paling mendasar bagi tubuh manusia.
Salah satu pola makan yang alami dan aman adalah pola makan Food Combining. Food combining ini adalah pengaturan makanan yang disesuaikan
dengan sistem pencernaan alamiah tubuh. Tujuan utama dari pola makan ini adalah membuat tubuh berada di PH darah yang netral antara asam-basa. Idealnya tubuh manusia memiliki PH antara 7,35 - 7,45. Pada PH tersebut tubuh berada pada kondisi ideal sehingga semua fungsi tubuh bisa berjalan sempurna. Sayangnya pola makan sebagian besar orang di zaman sekarang ini umumnya membuat tubuh bergerak ke arah asam (acid).
Pola makan merupakan kebiasaan sehari hari yang tidak dapat dihindari oleh manusia karena setiap manusia memerlukan proses makan. Walaupun pola makan sudah menjadi rutinitas sehari – hari, namun banyak orang yang masih belum memperhatikan pola makan yang baik dan benar serta menganggap bahwa proses makan hanya untuk mengenyangkan perut. Masih banyak orang yang belum mengetahui bahwa pola makan dapat menjadi obat atau racun bagi tubuh. Pola makan yang dilakukan dengan baik dan benar akan menjadikan tubuh bugar dan sehat, sedangkan pola makan yang salah akan menjadikan tubuh lesu, tidak bersemangat dan menjadi akar dari banyak penyakit kronis yang lain.
Dengan perancangan buku dengan tema pola makan Food Combining ini, diharapkan banyak orang dapat menerima informasi yang terkandung di dalamnya dan mempraktekannya. Pola makan Food Combining ini sudah terkenal dan cukup aman untuk dilakukan karena tidak membatasi kalori, cukup mengkombinasikan makanan yang serasi dan mengatur jadwal makan.
2.7.3. Tinjauan Faktor Eksternal atau Sosial
Gaya hidup manusia saat ini menjadi salah satu akar penyakit bagi tubuh. Banyak orang yang menganggap pola makan 4 sehat 5 sempurna adalah pola makan yang sehat. Sesungguhnya, pola makan 4 sehat 5 sempurna sudah tidak relevan lagi, karena setiap orang memiliki pekerjaan dan aktifitas yang berbeda. Orang dengan aktifitas rendah akan mengalami penumpukan lemak secara berkala apabila terus melakukan pola makan 4 sehat 5 sempurna.
Meningkatnya masalah gizi yang terjadi di Indonesia menjadikan buku ini sebuah alternatif, karena pola makan Food Combining bukan hanya menekankan pada turunnya berat badan ataupun mencapai bobot atau tubuhyang ideal. Pola makan ini memperbaiki kesehatan dengan bonus bobot ideal, karena tubuh yang
sehat pasti akan mencari bobot yang ideal. Buku ini bermanfaat sebagai pemberi informasi dan motivasi bagi orang yang ingin merubah gaya hidupnya.
2.7.4. Tinjauan Fungsi dan Peranan Buku Sebagai Media Penyampaian Pesan
Buku salah satu media penyampaian informasi yang dapat dimiliki secara nyata. Panitia Pameran Tri Bintoro di Solo menyatakan bahwa peningkatan minat baca masyarakat akan mempercepat kemajuan bangsa Indonesia, karena tidak ada negara maju tanpa buku (edukasi.kompasiana.com, 2011). Jadi peran buku pada kehidupan manusia sangatlah penting.
Terbitnya berbagai macam jenis buku di pasaran juga berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan adanya informasi dan pengetahuan yang baru dapat menambah wawasan masyarakat Indonesia. Banyaknya wawasan serta luasnya pengetahuan akan menambah daya kualitas manusia. Membiasakan membaca sejak dini sangatlah penting, bagi kehidupan manusia mendatang. Adanya kebiasaan yang tertanam dari kecil, hal itu akan membawa efek positif. Jenis buku yang dibaca harus disesuaikan dengan kebutuhan dan usia pembaca, agar buku sebagai media penyampaian informasi dapat berguna secara maksimal.
Kualitas untuk dibaca ulang dan disimpan menjadi salah satu pertimbangan, dimana membaca menggunakan fisik buku dapat menjadi lebih mudah dipahami dalam membandu target untuk mengerti apa yang dibahas dalam buku tersebut, daripada membaca menggunakan media digital, yang terkesan membaca sepintas dalam keadaan tergesa – gesa.
2.8. Tinjauan Buku Pesaing
1. Judul : Rahasia Sukses DIET berdasarkan golongan darah A-B-AB-O Penyusun : Andri Yanuarita
Dimensi : 11 cm x 18 cm Tebal : 126 halaman
2. Judul : Diet Sehat Golongan Darah ( A, B , O, AB) Pengarang : Peter D'Adamo
Tebal : 108 halaman
3. Judul : Diet Sehat Tanpa Lapar Pengarang : Lucia Priandarini
Tebal : 94 halaman Ukuran 14 x 21 cm
2.8.1. Tinjauan Aspek Bentuk
Bentuk buku sejenis buku pola makan Food Combining yang beredar di pasaran tidak banyak. Tema diet yang banyak diangkat dan dijadikan buku adalah diet golongan darah. Banyak dari buku tentang diet dengan daftar pustaka yang mayoritas berasal dari blogspot saat ini banyak beredar.
Untuk kemasan pada buku – buku tersebut pada umumnya tidak mengemas packaging secara khusus. Menggunakan cover depan dan cover belakang dengan jilid lem dan soft cover. Tebal halaman berkisar antara 90 – 130 halaman. Jenis kertas yang digunakan mayoritas menggunakan kertas HVS.
2.8.2. Tinjauan Aspek Ide
Ide yang disampaikan dalam buku tersebut adalah tentang pola makan sehat hingga diet yang berfungsi untuk kebugaran dan kesehatan tubuh, beberapa hanya terfokus dalam hal menurunkan berat badan dan mencapai bobot ideal. Pola makan dan diet yang dibahas ada berbagai macam jenis, dari diet rendah lemak, diet membatasi karbohidrat yang dikonsumsi, hingga diet berdasarkan golongan darah.
2.8.3. Tinjauan Aspek Visual
Buku yang beredar di pasaran memiliki layout buku standar dengan banyak teks dan sedikit ilustrasi. Kebanyakan dari buku pola makan atau diet yang beredar menggunakan manuscript grid sehingga berbentuk seperti naskah yang penuh dengan teks. Selain itu tatanan teksnya kurang menarik dan dalam satu halaman terkesan penuh. Untuk penjilidan, buku yang membahas tentang pola makan dan diet menggunakan jilid soft cover. Untuk visual, kebanyakan dari buku – buku tersebut menggunakan teknik fotografi.
2.8.4. Tinjauan Aspek Content-Message
Pesan yang disampaikan dalam buku - buku tersebut adalah informasi mengenai suatu diet atau pola makan. Jenis buku pola makan yang banyak ditemui di toko buku adalah diet golongan darah. Dalam diet golongan darah dijelaskan bahwa tiap golongan darah memiliki kebutuhan yang berbeda pula akan asupan makanan. Golongan darah A lebih membutuhkan sayuran hijau, golongan darah B
lebih cocok mengonsumsi daging, golongan darah O dan AB cenderung netral dan dapat mengonsumsi daging dan sayur secara bergantian. Selain itu, diet tersebut harus didukung dengan olahraga yang cukup.
2.8.5. Data Visual
Gambar 2.9 Contoh Buku pesaing Sumber : http://www.goodreads.com
Gambar 2.10. Contoh Buku pesaing Sumber : http://www.goodreads.com
Gambar 2.11 Contoh Buku pesaing Sumber : http://www.goodreads.com
2.9. Analisis Data Lapangan
Target audience yg menjadi sasaran utama ialah dengan mendasarkan pada beberapa faktor yaitu :
a.Demografis : Wanita, usia berkisar antara 18 - 25 tahun. Karena pada range usia tersebut merupakan masa produktif dan berat badan, penampilan serta kesehatan menjadi pertimbangan yang serius. Kelas sosial menengah keatas dan mencakup pekerjaan sebagai mahasiswa, dan business woman, dll. b.Geografis : masyarakat perkotaan Surabaya.
c.Psikografis : orang yang menyukai kesehatan dan olahraga, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan memperhatikan gaya hidup.
d.Behavioural : gemar membaca, memiliki keingintahuan terhadap hal baru dan inovasi, memperhatikan penampilan dan kesehatan.
2.9.1. Analisis Profil Pembaca
Para pembaca buku tentang pola makan dan diet adalah pria dan wanita pada usia produktif, berkisar antara 20 tahun hingga 40 tahun. Orang – orang yang membaca buku pola makan dan diet sehat tergolong orang yang memperhatikan gaya hidup, mendambakan kesehatan, dan menyukai inovasi.
2.9.2. Analisis Kelemahan dan Kelebihan
Kelebihan yang dimiliki buku ini adalah menggunakan hard cover sehingga buku menjadi tidak mudah rusak dan berbeda dengan buku tentang pola makan yang beredar di pasaran. Selain itu, buku ini menggunakan layout dan ilustrasi yang mendukung teks sehingga para pembaca lebih mudah mencerna informasi dan dapat lebih mudah dalam memvisualisasikan informasi tersebut.
Kelemahan dari buku ini adalah harganya yang tergolong tinggi dibandingkan buku yang beredar di pasaran sehingga target audience dan target marketnya adalah golongan menengah keatas.
2.9.3. Analisis Prediksi Dampak Positif
Dampak positif dari buku ini adalah dapat memberi informasi dan edukasi kepada masyarakat agar cermat dalam memilih pola makan yang baik dan benar.
Selain itu, apabila informasi tentang pola makan Food Combining ini dimengerti dan dipraktekkan, akan menghasilkan tubuh yang sehat dan berat badan ideal yang didambakan setiap orang. Salah satu kelebihan dari pola makan Food Combining adalah pola makan ini tergolong alami, sehingga menyehatkan untuk tubuh karena sebisa mungkin mengurangi asupan makanan kaleng yang mengandung banyak bahan kimia, dan dengan mengonsumsi makanan alami maka kebutuhan serat sehari – hari pun akan terpenuhi.
2.9.4. Analisis Hasil Survei
Survei dilakukan pada 30 orang yang termasuk dalam criteria target audience. Demikian hasil survei :
a. Apakah anda puas dengan berat badan anda saat ini?
Sebanyak 9 orang puas dengan berat badannya saat ini dan 21 orang tidak puas dengan berat badannya.
b. Apakah anda pernah mencoba diet? Diet apa?
Dari 30 orang yang melakukan diet, 12 orang berhasil dan 18 orang tidak berhasil.
d. Bagaimana kombinasi makanan yang anda konsumsi sehari – hari?
Kombinasi makanan yang dikonsumsi sehari - hari : pati - protein : 21 orang , netral-pati : 7 orang dan netral-protein : 2 orang.
e. Apa yang sering anda rasakan sesaat setelah makan?
f. Apakah anda memiliki keluhan seperti dibawah ini ?
g. Apakah anda mengetahui pola makan Food Combining?
2.10. Simpulan
Media buku adalah media penyampaian informasi yang praktis dan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Berkembangnya zaman yang semakin maju menyebabkan kebutuhan dari manusia bertambah, serta munculnya hal – hal baru yang dapar menambah wawasan masyarakat yang mana dari inovasi tersebut masyarakat dapat memperoleh referensi yang dapat menamah ilmu pengetahuan mereka. Buku tentang pola makan Food Combining ini memberi informasi tentang salah satu alternative pola makan sehat untuk mencapai kesehatan dan gaya hidup yang lebih baik.
2.11. Usulan Pemecahan Masalah
Masalah pola makan bukanlah masalah yang sepele dan harus diatasi dengan benar dan cepat, maka dari itu dibuatlah buku yang berisi tentang pola makan Food Combining. Pola makan ini aman dan alami sehingga apabila dilakukan dengan benar akan membawa kesehatan bagi tubuh. Media buku dipilih karena dapat digunakan berulang – ulang dan dibaca saat diperlukan.