DANA PENSIUN PADA PT. KERETA API (Persero) BANDUNG
ANALYSIS OF OPERATIONAL CHECKS TO SUPPORT THE
EFECTIVENESS OF PENSION FUNDS OPERATING
PERFORMANCE AT PT. KERETA API (Persero) BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi
Jenjang Studi Strata I Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
NINA NURMALASARI 21105822
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
JUDUL : ANALISIS PEMERIKSAAN OPERASIONAL
DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
KINERJA OPERASI DANA PENSIUN PADA PT. KERETA API (Persero) BANDUNG
NAMA : NINA NURMALASARI
NIM : 21105822
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
JENJANG : STRATA 1
FAKULTAS : EKONOMI
Bandung, Juli 2010 Menyetujui, Pembimbing
Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak NIP : 4127.34.03.006
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Prof.Dr.Umi Narimawati, Dra.,M.Si NIP : 4127.34.02.015
Ketua Program Studi Akuntansi
Allah itu Maha Adil dan Maha Penerima Taubat
Allah tidak pernah & tidak akan pernah berlaku dzalim,
dan Juga Bukan Pendendam”
”Allah senang kepada hambaNya
yang tidak pernah putus asa
untuk memperoleh Rahmat dan HidayahNya”
”Syukur Bagi Saya, Kupersembahkan
Sebuah Karya Kecil Ini Sebagai Wujud
Baktiku Untuk Kedua Orangtuaku
Tersayang. Terimakasih atas Doa, Kasih
sayang, Kebahagiaan dan Pengorbanan
i
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pemeriksaan operasional pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengetahui analisis pemeriksaan operasional terhadap efektivitas kinerja operasi dana pensiun digunakan pengujian statistik. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan koefisien korelasi pearson product moment, koefisien determinasi, uji hipotesis dan juga menggunakan aplikasi SPSS 15.0 for windows untuk memperkuat perhitungan secara manual.
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan serta pengujian hipotesis sebesar 50,6% yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa analisis pemeriksaan operasional berpengaruh terhadap efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung.
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung sudah dilaksanakan dengan baik. Saran dari penulis agar kepada para tim manajemen perusahaan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pemeriksaan operasional dalam kinerja operasi dana pensiun.
ii
In this research for knowing Analysis of Operational Checks at PT. Kereta Api (Persero) in Bandung’s City, The Purpose of this research is to identified influence Analysis Of Operational Checks at PT. Kereta Api (Persero) in Bandung’s City.
The method that using in this research is the method of descriptive quantitive approacgment. For knowing the influence Analysis of Operational Checks of the Efectiveness of Pension Funds Operating, it is used testing statistic which be ussed are Pearson Product Moment Coefficient Correlation, Coefficient Determination, Hypothesis testing, and also using the application of SPSS 15.0 of windows for strengthening a calculation manually.
Baseon the result of study and discussion as well as hypothesis examination as much as 50,6% that carried out author can be concluded that Operational Checks analysis influence througt Efectiveness of Pension Funds Operating at PT. Kereta Api (Persero) Bandung.
In this research could be said that the Operational Checks to Support the Efectiveness of Pension Funds at PT. Kereta Api (Persero) Bandung’s City was good. Suggestion which writer give is for the tim Manajemen to make a abode keep Operational Checks’s in Performance Operating Pension Funds.
iii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa pikiran, tenaga dan segala sesuatu
yang dianugerahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skipsi ini.
Skripsi ini berjudul “Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun Pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung”, yang disusun sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang
kesarjanaan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia, Bandung.
Penulis menyadari betul bahwa penulisan Skripsi ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
penulis dalam hal ilmu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis
miliki. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan.
Dalam mempersiapkan dan menyelesaikan usulan penelitian ini penulis
telah banyak memperoleh bantuan baik berupa moril maupum materil dan
bimbingan pengarahan serta dorongan dari berbagai pihak, yang sangat membantu
kelancaran dalam penyusunan skipsi ini sehingga pada akhirnya memberikan
iv
1 Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia, Bandung.
2 Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Komputer Indonesia.
3 Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4 Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar
dan baik yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan dan
arahan kepada penulis.
5 Dian Dwinita K, SE., M.Si, selaku Dosen Wali sekaligus sebagai Dosen
Penguji II penulis yang selalu sabar dan baik memberikan pengarahan kepada
penulis.
6 Wati Aris Astuti, SE., M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
masukan yang sangat berarti kepada penulis.
7 Seluruh staff Dosen Fakultas Ekonomi dan Sekretariat Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
8 Drs. Rahmat Suhendar Selaku KW Pendayagunaan dan Keuangan yang telah
memberikan izin untuk penelitian ini.
9 Bapak Latman yang telah membimbing dan memberikan pengarahan pada saat
v penulis menyusun skripsi ini.
11 Kakak, adik serta keponakanku tersayang, a’ Opik, Teh Yofa, Dani, Oki,
Meisya dan Naira terima kasih untuk semua kebahagiaan yang kalian berikan.
12 Saudara-saudara penulis yang telah memberikan semangat serta doanya.
13 Rasa terima kasih sebanyak-banyaknya penulis sampaikan juga kepada Ali
yang selalu memberikan kasih sayang, doa dan motivasi kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
14 Sahabat-sahabat penulis Indri, Irma, Ristya, Lasti, John, Lala terima kasih atas
bantuannya saat penulis menyusun skripsi.
15 Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua
bantuan dan motivasinya.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh
amal baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat ridho dari Allah SWT,
Amin.
Bandung, Juli 2010
vi LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian ...1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ...6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...7
1.4 Kegunaan Penelitian ...7
1.4.1 Kegunaan Praktis ...7
1.4.2 Kegunaan Akademis...8
vii
2.1 Kajian Pustaka...10
2.1.1 Pemeriksaan Operasional ...10
2.1.1.1 Pengertian Pemeriksaan Operasional ...10
2.1.1.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan ...11
2.1.1.3 Karakteristik Pemeriksaan Operasional ...13
2.1.1.4 Tujuan Pemeriksaan Operasional ...15
2.1.1.5 Tahap-Tahap Dalam Pemeriksaan Operasional ...16
2.1.2 Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun ...18
2.1.2.1 Pengertian Efektivitas...18
2.1.2.2 Pengertian Kinerja ...19
2.1.2.3 Penilaian Kinerja ...18
2.1.2.4 Karakteristik Kinerja ...21
2.1.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja...23
2.1.2.6 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja...24
2.1.2.7 Tahap Penilaian Kinerja ...25
2.1.2.8 Pengertian Operasi ...27
2.1.2.9 Dana Pensiun ...28
2.1.3 Hubungan Pemeriksaan Operasional dengan Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun...29
2.2 Kerangka Pemikiran...30
viii
3.2 Metode Penelitian...39
3.2.1 Desain Penelitian...42
3.2.2 Operasionalisasi Variabel...44
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ...48
3.2.3.1 Sumber Data...48
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...49
3.2.3.2.1 Populasi ...49
3.2.3.2.2 Sampel...50
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data...51
3.2.4.1 Uji Validitas ...53
3.2.4.2 Uji Reabilitas...54
3.2.4.3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas…………..…55
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ...57
3.2.5.1 Rancangan Analisis...57
3.2.5.1.1 Metode Analisis Kualitatif ...57
3.2.5.1.2 Metode Analisis Kuantitatif ...61
ix
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan...68
4.1.2 Struktur Organisasi ...75
4.1.3 Uraian Tugas ...77
4.1.4 Kegiatan Perusahaan ...86
4.1.5 Karakteristik Responden ...93
4.2 Pembahasan...98
4.2.1 Analisis Kuantitatif ...98
4.2.1.1 Analisis Pemeriksaan Operasional pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung...98
4.2.1.2 Analisis Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung...110
4.2.1.3 Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun ...121
4.2.2 Analisis Kuantitatif ...122
4.2.2.1 Analisis Korelasi ...124
4.2.2.2 Koefisien Determinasi...126
4.2.2.3 Analisis Regresi ...127
4.2.2.4 Uji Hipotesis ...130
x
5.2 Saran...135
DAFTAR PUSTAKA ...137
KUESIONER...139
LAMPIRAN...150
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya
merupakan pembangunan manusia Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, maka upaya untuk mewujudkan kehidupan yang layak bagi
seluruh rakyat Indonesia merupakan kewajiban yang harus dilakukan secara
berencana dan berkesinambungan.
Umur dan produktivitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak
selamanya seseorang dapat terus bekerja dan menghasilkan suatu karya. Pada
suatu saat seseorang harus berhenti dari pekerjaannya dan menikmati masa
tuanya. Tentu saja hal ini mutlak memerlukan dukungan prasarana yang memadai,
seperti Jaminan Hari Tua atau Pensiun. Jaminan Hari Tua pada hakekatnya adalah
santunan berupa uang yang dibayarkan secara sekaligus atau berkala atau
sebagian dan berkala kepada tenaga kerja. Sedangkan wujud dari jaminan hari tua
adalah dana pensiun. Jadi tidak dapat disangsikan lagi bahwa melaksanakan
program pensiun secara terpadu kita telah mengamankan proses pergeseran
nilai-nilai kehidupan.
Dengan disyahkannya UU No.11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun, hari
tua sudah terjamin. Sehingga karyawan dapat bekerja lebih tenang, dan di
harapkan produktivitas karyawan akan meningkat. Selain itu, loyalitas terhadap
pembinaan karir bagi karyawan yang bersangkutan juga akan lebih baik Bagi
perusahaan yang tidak terlalu besar, sulit bagi mereka untuk memikirkan
kesejahteraan hari tua bagi karyawannya, karena dengan penyelenggaraan
program dana pensiun berarti akan menambah biaya.
Menurut berita yang dikutip dalam sebuah situs internet dalam beberapa
tahun ke depan, biaya dana pensiun akan menjadi permasalahan utama di banyak
perusahaan atau pemberi kerja maupun pemerintah untuk menyediakan manfaat
(benefit) berupa pembayaran pensiun setiap bulan bagi karyawan perusahaan
selama menjalani masa pensiun. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
mengungkapkan data mencolok tentang besarnya dana pensiun pejabat yang harus
di pikul negara. Jumlahnya luar biasa, yaitu pada 2012 mencapai Rp. 6 triliun per
bulan. Demikian besar dana anggaran Negara untuk pejabat pensiunan itu
sehingga mentri mengusulkan agar dana itu di kurangi, lebih baik bila anggaran
Rp. 6 triliun per bulan itu digunakan untuk anggaran pendidikan dan kesehatan
sehingga tidak ada lagi anak bangsa ini yang buta huruf dan menderita folio
karena tidak di imunisasi. Oleh karena itu, sangat pantas untuk di pertimbangkan
untuk mengurangi jumlah pemberian dana pensiun itu dan mengalihkannya untuk
kepentingan rakyat.
Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun. Menurut Dahlan Siamat pengertian
berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun dapat
yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan
kesejahteraan pada karyawan suatu perusahaan yang telah pensiun.
Bagi perusahaan yang akan atau sudah menyelenggarakan Program dana
pensiun, harus memperhitungkan laju inflasi. Dengan terjadinya inflasi berarti
biaya hidup meningkat, dan jika tidak ada kenaikan pendapatan maka pendapatan
secara riil akan menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dana pensiun
harus di kelola sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan dampak inflasi.
Salah satu cara untuk menilai efektivitas dan efisiensi suatu
organisasi/perusahaan adalah dengan menerapkan pemeriksaan operasional.
Pemeriksaaan operasional dilakukan untuk mengetahui gejala atau defisiensi
dalam operasi perusahaan yang mungkin menyebar sehingga perlu
mengidentifikasikan unit-unit, fungsi-fungsi atau area yang perlu perbaikan,
mengembangkan rekomendasi untuk implementasi yang segera, dan
menspesifikasikasi area-area yang memerlukan pengkajian lebih rinci. Audit
operasional adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh auditor internal
terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, yang tujuannya adalah untuk
menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen
puncak telah di patuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian organisasi.
Audit operasional dilakukan dengan cara melakukan beberapa tahapan,
kepada bagian dari perusahaan yang akan di audit, kemudian auditor internal akan
meminta data yang dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan audit operasional,
dalam hal ini data yang di minta berupa laporan kinerja suatu fungsi dalam
perusahaan. Auditor internal melakukan pengujian terinci terhadap pengendalian
manajemen pada fungsi tersebut, kemudian melakukan pengembangan terhadap
laporan audit yang telah dilaksanakan terhadap suatu fungsi di dalam perusahaan.
Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan
ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional/internal dan
untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk memperoleh hasil
yang terbaik dari operasi yang bersangkutan. Sedangkan permasalahan yang
berhubungan dengan pemeriksaan operasional di perusahaan adalah masalah
adanya bukti-bukti yang tidak kompeten dalam melakukan audit yang dilakukan
auditor di perusahaan, seperti memalsukan catatan-catatan keuangan.
Dana pensiun ini akan menjadi sebuah permasalahan yang cukup menarik
bagi perusahaan dalam mengatur dana pensiunnya. Salah satu perusahaan yang
mengadakan Program dana pensiun adalah PT. Kereta Api (Persero). Menurut
salah satu pegawai yang memberi bimbingan dari Bagian Pendayagunaan
Keuangan Bapak Latman, masalah ketidakcukupan dana pada Dana Pensiun PT.
Kereta Api (Persero) dikarenakan dana pensiun yang di investasikan tidak
memberikan hasil yang optimal karena kurangnya pemeriksaan operasional pada
perusahaan sehingga kebutuhan untuk pembayaran kewajiban yang telah di
cukupan dana seperti perusahaan menginvestasikan kas perusahaannya kepada
suatu Bank.
Salah satu contoh dari pemanfaatan sumber dana pensiun yang belum
optimal adalah pensiunan yang tidak mendapatkan pembayaran pensiun sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan perusahaan yang diambil setiap bulannya
sehingga mengalami keterlambatan pada saat pensiunan mengambil uang
pensiunnya. Hal ini disebabkan karena proses waktu penyetoran dan pengerjaan
kepada pensiunan di pihak Taspen. Disini dapat terlihat adanya resiko manajemen
dalam mengelola dana pensiun dengan efektif dan efisien.
Untuk dapat mengelola kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka manajemen perlu melakukan
audit terhadap fungsi-fungsi organisasi yang ada pada perusahaan untuk
mengevaluasi kinerja setiap fungsi. Dengan pemeriksaan operasional manajemen
puncak dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu unit atau fungsi di dalam
organisasi atau perusahaan.
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas operasi
pada suatu perusahaan dalam penyelenggaraan program dana pensiun dengan
judul :
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah penulis sampaikan di atas mengenai Peranan
Pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana
pensiun. Maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Diindikasikan pelaksanaan operasi dana pensiun yang di investasikan tidak
memberikan hasil yang optimal.
2. Diindikasikan efektivitas kinerja operasi dana pensiun belum optimal bagi
pekerja/karyawan di perusahaan.
3. Diindikasikan kurangnya pemeriksaan operasional dalam membantu
perusahaan memperbaiki efektivitas kinerja operasi dana pensiun.
1.2.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pemeriksaan operasional pada PT. Kereta Api (Persero).
2. Bagaimana efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api
(Persero).
3. Seberapa jauh peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian adalah menjelaskan sejauh mana pemeriksaan
operasional dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT.
Kereta Api (Persero) Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pemeriksaan operasional pada PT. Kereta Api (Persero).
2. Untuk mengetahui efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta
Api (Persero).
3. Untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang
efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero).
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi PT. Kereta Api (Persero) Bandung
Diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan efisiensi operasi dana pensiun dalam perusahaan melalui
pemeriksaan operasional sehingga dapat memberikan hasil yang optimal
2. Bagi Staff dan Pegawai PT. Kereta Api (Persero) Bandung
Diharapkan dapat memberikan informasi tentang proses pemeriksaan
operasional terhadap efisiensi operasi dana pensiun dan memberikan
manfaaat kepada semua staff dan pegawai.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi
Memberikan informasi tentang keterkaitan antara pemeriksaaan operasional
dalam menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun.
2. Bagi Peneliti
Sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori yang diperoleh di
perkuliahan terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan operasional dan
efektivitas kinerja operasi dana pensiun, serta menyelesaikan program studi
Strata 1 program Studi Akuntansi.
3. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji dalam
bidang pemeriksaan auditing, yaitu keterkaitan antara pemeriksaan
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung
yang menjadi observasi penelitian pada bagian keuangan yang berlokasi di Jalan
Perintis Kemerdekaan No. 1 Bandung. Adapun waktu yang dilakukan dalam
penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Juni 2010.
Jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Waktu Penelitian No Kegiatan Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan UP
2 Penyusunan UP
3 Pencarian Data
4 Bimbingan UP
5 Pendaftaran Seminar UP 6 Seminar UP
7 Revisi UP
8 Bimbingan Skripsi 9 Analisis Data
10 Penyusunan Laporan
11 Pendaftaran Sidang 12 Sidang Skripsi
10 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pemeriksaan Operasional
2.1.1.1 Pengertian Pemeriksaan Operasional
Pengertian auditing menurut Arens A. Alvin, yang telah dialihbahasakan
oleh Amir Abadi Jusuf adalah:
“Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti, tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi di maksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan”.
(2006:15)
Sedangkan menurut Sunarto pengertianauditingadalah:
“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
(2003:16)
Dari definisi di atas memberikan pernyataan bahwa dalam melakukan
kegiatan auditing dilakukan tindakan-tindakan mengumpulkan, mengevaluasi,
menentukan dan melaporkan. Tindakan ini harus dilakukan oleh seseorang
Pengertian audit operasional menurut menurut Louwer et al. adalah:
“Operational auditing refers to the study of business operations for the purpose of making recommendations about the efficient use of resources, effective achievement of business objectives, and compliance with company policies”.
(2005:17) Yang berarti:
“Audit operasional (operational auditing) adalah review operasi yang dilakukan dari sudut pandang manajemen untuk mengevaluasi keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas dari semua atau beberapa kegiatan operasi seperti yang diharapkan oleh manajemen”.
Sedangkan pengertian audit operasional menurut Willy Susilo adalah:
“Audit operasional adalah audit internal yang secara lebih khusus dan mendalam menyoroti aspek pengendalian pada kegiatan operasional dengan cara mengkaji, mengevaluasi kegiatan operasional dalam organisasi sebagai upaya meningkatkan efisiensi, dan efektivitas serta kesesuaian terhadap kebijakan setiap operasi yang dilakukan”.
(2003:53)
Dari berbagai definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pemeriksaan
operasional secara garis besar bertujuan mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan
keekonomisan dari kegiatan operasi perusahaan. Ini berarti pemeriksaan
operasional memfokuskan pada masa yang akan datang.
2.1.1.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan
Menurut Arens A. Alvin yang dialih bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf
mengelompokan operational audit atas tiga jenis, yaitu:
"OperationalAudit ada tiga jenis: 1. Functional audits
2. Organizational audits 3. Special assignments”.
Adapun uraian lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Audit fungsional (Functional audits)
Audit fungsional berkaitan dengan fungsi-fungsi organisasi, misalnya
berkaitan dengan efisiensi dan keefektifan pada fungsi penggajian pada
divisi atau perusahaan secara keseluruhan.
2. Audit organisasional (Organizational audits)
Audit Organisasional berkenaan dengan keseluruhan unit organisasi,
seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan dengan menekankan
bagaimana fungsi-fungsi efisiensi dan efektivitas berinteraksi.
3. Penugasan khusus (Special assignments)
Penugaasan khusus timbul sebagai akibat permintaan manajemen
untuk berbagai audit, seperti menentukan penyebab keefektifan sistem
teknologi informasi, investigasi kemungkinan kecurangan yang timbul
dalam divisi, dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya
produksi manufaktur.
Sedangkan menurut Mulyadi, menggolongkan audit menjadi tiga
golongan, yaitu:
“Auditingumumnya digolongkan menjadi tiga golongan: 1. Audit laporan keuangan
2. Audit kepatuhan, dan 3. Audit operasional”.
Dari uraian diatas, dapat dijelaskan ketiga golongan audit tersebut sebagai
berikut:
1. Audit Laporan Keuangan
Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh
laporan keuangan telah dinyatakan sesuai dengan pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Hasil auditing terhadap laporan keuangan
tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit yang selanjutnya
dibagikan kepada para pengguna informasi keuangan, seperti pemegang
saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak.
2. Audit Kepatuhan
Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai
dengan kondisi atau peraturan yang berlaku. Hasil audit kepatuhan umumnya
dilaporkan kepada pihak yang berwenang yang membuat kriteria.
3. Audit Operasional
Tujuan dari audit ini adalah untuk menilai kinerja, efisiensi dan efektivitas
suatu bagian, fungsi ataupun divisi suatu perusahaan. Hasil audit operasional
diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakan audit tersebut.
2.1.1.3 Karakteristik Pemeriksaan Operasional
Menurut Amin Wijaya Tunggal menjelaskan tentang karakteristik dari
pemeriksaan operasional pada umumnya adalah:
“Karakteristik Audit Operasional:
3. Pengukuran operasional dapat di arahkan ke keseluruhan atau salah satu dari departemen dari suatu perusahaan.
4. Mencari tingkat ekonomisasi, efektivitas dan efisiensi diseluruh operasi yang dilakukan oleh perusahaan.
5. Obyek dari pemeriksaan operasional adalah meliputi semua aspek operasi perusahaan, diantaranya:
- Pemasaran
- Rancangan dan rekayasa pabrik - Pengendalian produksi dan persediaan - Pembelian
- Sumber daya manusia - Keuangan
- Anggaran
- Administrasi dan hukum - Operasi Internasiional - Pelaporan keuangan
- Pengelolaan data elektronik
6. Hasil pemeriksaannya berupa rekomendasi/usul-usul untuk perbaikan operasi sebelumnya.
7. Tujuan utama audit operasional dalah memberikan informasi kepada pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unit, atau suatu fungsi. Diagnosis tentang permasalahan dan sebab-sebabnya dan rekomendasi tentang langka-langkah korektifnya.
(2008:5)
Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa dengan adanya pelaksanaan
pemeriksaan operasional diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam
mewujudkan efisiensi operasi dana pensiun sesuai dengan yang direncanakan.
Sifat pokok lain dari pemeriksaan operasional bahwa pemeriksaan
operasional di dasarkan bukti-bukti suatu penilaian berdasarkan pendapat orang
pribadi yang tidak di dukung oleh bukti-bukti yang nyata bukanlah pemeriksaan
operasional.
Sifat dasar dari pemeriksaan operasional lainnya adalah mengukur dengan
membandingkan terhadap standar. Standar merupakan landasan yang dapat
standar, suatu pemeriksaan hanya merupakan kumpulan pendapat yang berbeda
tergantung dari masing-masing auditor.
2.1.1.4 Tujuan Pemeriksaan Operasional
Pemeriksaan operasional memiliki tujuan untuk menilai sasaran dan
rencana, serta menilai struktur organisasi. Hal tersebut dilakukan dengan cara
menilai efektivitas, efisiensi dan ketaatan objek yang di periksa dalam mengelola
dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas atau program.
Tujuan umum pemeriksaan operasional menurut Sukrisno Agoes adalah:
1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (Objective) yang telah ditetapkan olehtop management.
4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen, serta prosedur operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomisan, dan efektivitas dari kegiatan operasi perusahaan.
(2004:1) Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan operasional
bertujuan menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang
diterima dengan membuat rekomendasi tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih
efektif dan efisien. hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan
yang berlaku, efisiensi dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola serta
2.1.1.5 Tahap-Tahap dalam Pemeriksaan Operasional
Pemeriksaan operasional merupakan suatu pekerjaan yang besar bagi
pelaksananya. Pemeriksaan operasional perlu memiliki suatu kerangka kerja yang
jelas agar dapat dilaksanakan dengan memadai, tanpa kerangka kerja yang baik
pemeriksa akan menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan tugasnya. Maka dalam
pemeriksaan operasional diperlukan tahap-tahap untuk mempermudah
pelaksanaannya.
Menurut Amin Wijaya Tunggal ada empat tahap dalam pemeriksaan
operasional, yaitu:
“Empat tahap dalam pemeriksaan operasional: 1. MemilihAuditee
2. Merencanakan Audit Operasional 3. Melaksanakan Audit
4. Pelaporan dan Tindak lanjut.”
(2004:28)
Adapun uraian lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. MemilihAuditee
Memilih auditee dimulai dengan studi atau survey pendahuluan dari
auditee potensial dalam suatu entitas untuk mengidentifikasi
aktivitas-aktivitas yang mempunyai potensial paling tinggi dalam arti
memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi. Studi
pendahuluan merupakan suatu proses penyaringan yang menghasilkan
suatu peringkat dari auditee potensial. Tujuan dari tahap ini adalah
mengumpulkan informasi tentang bidang operasi, mengidentifikasi
sebagai titik awal untuk mengembangkan dasar program kerja
pemeriksaan operasional.
2. Merencanakan Pemeriksaan Operasional
Auditor intern menyiapkan dan mendokumentasi yang ditetapkan.
Penaksiran resiko (risk assessment) merupakan bagian utama dari
proses perencanaan. Penaksiran resiko bertujuan untuk menetapkan
bidang-bidang untuk ditekan dalam audit operasional. Bidang-bidang
yang mempunyai resiko tinggi harus di identifikasi untuk penekanan
audit.
3. Melaksanakan Audit
Dengan cara yang sama seperti audit keuangan, auditor operasional
harus mengumpulkan bukti yang cukup kompeten agar dapat menjadi
dasar yang layak guna menarik suatu kesimpulan mengenai tujuan
yang sedang di uji.
4. Pelaporan dan tindak lanjut
Dalam audit operasional, laporan biasanya di buat hanya untuk pihak
manajemen, dan satu salinan untuk unit yang diperiksa. Tidak adanya
pemakai pihak ketiga, mengurangi kebutuhan akan pembakuan
kata-kata dalam laporan audit operasional. Keragaman audit operasional
memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan
ruang lingkup audit temuan dan rekomendasi. Tindak lanjut
merupakan hal yang biasa dalam audit operasional jika
memastikan apakah perubahan-perubahan yang di rekomendasikan
telah dilakukan.
2.1.2 Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun 2.1.2.1 Pengertian Efektivitas
Menurut Hans Kartikahadi pengertian efektivitas adalah:
“Efektivitas dimaksud bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi
telah mencapai tujuannya baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja,
kuantitas hasil kerja, maupun batas waktu yang ditargetkan.”
(2004:9)
Sedangkan menurut Arens A. Alvin yang dialih bahasakan oleh Amir
Abadi Jusuf pengertian efektivitas adalah:
“Effectivenessberarti pencapaian hasil atau manfaat organisasi yang
didasarkan pada sasaran dan tujuan atau beberapa kriteria lain yang
dapat diukur.”
(2006:824)
Maka dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan
kegiatan-kegiatan dalam organisasi, orientasi pemikirannya dan pelaksanaannya selalu
dikaitkan dengan efektivitas, artinya bagaimana agar kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuannya itu dapat berhasil baik tanpa terjadi pemborosan sesuai yang
dikehendaki.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa efektivitas mengacu pada sumber
berhubungan dengan kinerja operasi. Jika kita ingin menilai apakah aktivitas
operasi dana pensiun di PT. Kereta Api (Persero) telah dijalankan secara efektif,
maka kita dapat menilai apakah perencanaan operasi dana tersebut dilaksanakan
dengan cara yang terbaik tanpa memerlukan biaya tambahan.
2.1.2.2 Pengertian Kinerja
Ketetapan, ketelitian dalam belanja sangat penting agar apa yang
diinginkan harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Manajer diberi
wewenang untuk mengendalikan dan merealisasikan apa yang telah menjadi
tanggung jawabnya.
Menurut Payaman Simanjuntak, pengertian kinerja adalah sebagai berikut:
“Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu,
kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka
mewujudkan tujuan perusahaan”.
(2007:1)
Sedangkan pengertian kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara
adalah:
“Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggungjawab yang
diberikan kepadanya”.
(2005:9)
Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
organisasi, yang sama dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu
yang bekerja di perusahaan, dimaksud dari kegiatan atau program yang hendak
dicapai dengan penggunaan anggaran yang telah ditetapkan dengan kualitas dan
kuantitas terukur dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Dengan demikian
kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu dukungan
organisasi, kemampuan manajemen, dan kinerja setiap orang yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
2.1.2.3 Penilaian Kinerja
Pada dasarnya kinerja dilakukan untuk menilai perilaku manusia dalam
melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Penilaian kinerja perlu dilakukan perusahaan untuk menilai apakah pekerjaan
yang dilakukan oleh setiap anggota perusahaan telah sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Menurut Mardiasmo, pengertian penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
“Penilaian kinerja adalah kegiatan mengukur/menilai untuk menetapkan
seorang pegawai sukses atau gagal dalam melaksanakan pekerjaannya
dengan mempergunakan standar pekerjaan tolak ukurnya”.
Sedangkan menurut Edy Sukarno, pengertian penilaian kinerja adalah:
“Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi”.
(2002:11)
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, penilaian kinerja
digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan kegiatan atau program
kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan misi dan visi perusahaan.
2.1.2.4 Karakteristik Kinerja
Menurut Henry Simamora karakteristik kinerja adalah sebagai berikut:
1. Kriteria yang baik harus mampu diukur dengan cara-cara yang dapat dipercaya.
2. Kriteria yang baik harus mampu membedakan individu-individu sesuai dengan kinerja mereka.
3. Kriteria yang baik haruslah sensitif terhadap masukan dan tindakan pemegang jabatan.
4. Kriteria yang baik harus dapat diterima oleh individu yang mengetahui kinerjanya sedang dinilai.
Adapun uraian lebih lanjut dari karakterisik kinerja diatas adalah sebagai
berikut:
1. Kriteria yang baik harus mampu diukur dengan cara-cara yang dapat
dipercaya.
Konsep keandalan pengukuran mempunyai dua komponen: stabilitas dan
konsistensi. Stabilitas menyiratkan bahwa pengukuran kriteria yang
dilaksanakan pada waktu yang berbeda haruslah mencapai hasil yang
kira-kira serupa. Konsistensi menunjukkan bahwa pengukuran kriteria yang
dilakukan dengan metode yang berbeda atau orang yang berbeda harus
mencapai hasil yang kira-kira sama.
2. Kriteria yang baik harus mampu membedakan individu-individu sesuai
dengan kinerja mereka.
Salah satu tujuan penilaian kinerja adalah evaluasi kinerja anggota
organisasi. Jikalau kriteria semacam itu memberikan skor yang identik
kepada semua orang, maka kriteria tersebut tidak berguna untuk
mendistribusikan kompensasi atas kinerja, merekomendasikan kandidat
untuk promosi, ataupun menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan
pengembangan.
3. Kriteria yang baik haruslah sensitif terhadap masukan dan tindakan
pemegang jabatan.
Karena tujuan penilaian kinerja adalah untuk menilai efektivitas individu
haruslah terutama di bawah kebijakan pengendalian orang yang sedang
dinilai.
4. Kriteria yang baik harus dapat diterima oleh individu yang mengetahui
kinerjanya sedang dinilai.
Adalah penting agar orang-orang yang kinerjanya sedang diukur merasa
bahwa kinerja yang sedang digunakan memberikan petunjuk yang adil dan
benar tentang kinerja mereka.
Dari pernyataan di atas mengenai karakteristik kinerja, maka penulis
menyimpulkan meskipun mustahil mengidentifikasi setiap kriteria kinerja yang
universal yang dapat diterapkan pada semua pekerjaan, adalah mungkin
menentukan beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh kriteria apabila
kriteria itu diharapkan bermanfaat bagi penilaian kinerja.
2.1.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah sebagai berikut:
1. ”Faktor individu
2. Faktor organisasi”.
(2006:16)
Uraian lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang
fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara
fungsi psikis dan fisik maka indivisu tersebut memiliki konsentrasi
diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama
individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan
potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau
aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Faktor Lingkungan Organisasi.
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu
dalam mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang
dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, otoritas yang
memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi yang
efektif, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang respek dan
dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
Dari pengertian di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja sangat dipengaruhi oleh faktor
individu didalam perusahaan itu sendiri dan faktor lingkungan organisasi dalam
mencapai kinerjanya.
2.1.2.6 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi, secara umum perusahaan mengadakan evaluasi kerja
adalah sebagai berikut:
2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kerja masing-masing manajer divisi (evaluasi manajerial)
3. Memotivasi para manajer divisi supaya konsisten mengoperasi divisinya sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasi operasi)”.
(2001:416)
Disamping tujuan-tujuan di atas, menurut Mulyadi penilaian kinerja
mempunyai manfaat bagi manajemen untuk:
1. “Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan dan seperti promosi, transfer dan pemberhentian
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan
4. Mengadakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka, menilai kinerja mereka
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan”.
(2001:416)
Dari pernyataan di atas, tujuan dan manfaat penilaian kinerja dapat
disimpulkan untuk mengevaluasi keseluruhan sub-sub dan divisi, dan manfaat
bagi manajemen membantu pengambilan keputusan, menyediakan kriteria seleksi
dan evaluasi program.
2.1.2.7 Tahap Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan prilaku yang tidak semstinya
dan menegakkan perilaku yang semestinya diingikan melalui umpan balik hasil
kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun
Tahap penilaian kinerja menurut Mulyadi adalah:
1. ”Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya
2. Penentuan penyebab tumbuhnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan dalam standar
3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak di inginkan.”
(2001:291)
Adapun uraian lebih lanjut dari tahap penilaian kinerja adalah sebagai
berikut:
1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Dengan evaluasi kinerja, hasil pengukuran kinerja secara periodik
kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Informasi penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang telah
ditetapkan diumpanbalikkan dalam laporan kinerja kepada manajer yang
bertanggung jawab untuk efisiensi dan efektivitas kinerjanya.
2. Penentuan penyebab tumbuhnya penyimpangan kinerja sesungguhnya
dari yang telah ditetapkan dalam standar.
Penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan
perlu di analisis untuk menentukan penyebab terjadinya penyimpangan
tersebut, dan dapat direncanakan tindakan untuk mengatasinya, baik
penyimpangan yang merugikan maupun yang menguntungkan
memerlukan perhatian, analisis dan penaksiran dari manajemen. Masalah
yang kemungkinan timbul dalam menentukan penyebab penyimpangan
Untuk membentuk perilaku yang fungsional dalam proses penentuan
penyebab terjadinya penyimpangan, harus diselenggarakan rapat untuk
berbagai jenjang manajer. Rapat tersebut harus merupakan forum
pembicaraan pemecahan bersama masalah-masalah yang timbul akibat
penyimpangan dan mendorong partisipasi aktif setiap peserta yang hadir
untuk memecahkan masalah.
3. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan
untuk mencegah perilaku yang tidak di inginkan.
Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk
menegakkan perilaku yang diinginkan dan mencegah terulangnya perilaku
yang tidak diinginkan. Penilaian kinerja ditujukan untuk menegakkan
perilaku tertentu di dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
Sasaran yang dicapai dengan menggunakan perilaku tidak seperti yang
diinginkan bukan merupakan tujuan penilaian kinerja. Perilaku merupakan
tindakan orang untuk memproduksi hasil. Hasil merupakan efektivitas
kinerja. Organisasi harus melakukan evaluasi atas keduanya, perilaku dan
hasil yang dicapai dari perilaku tersebut.
2.1.2.8 Pengertian Operasi
Setiap organisasi yang berdiri sudah pasti melakukan suatu aktivitas di
dalam suatu organisasi. Terdapat banyak jenisnya, misalnya aktivitas produksi
Menurut Barry Render dan Jay Heizer yang dialihbahasakan oleh
Kresnohadi Ariyoto pengertian operasi menyatakan:
“Tanpa memperlihatkan hasil akhirnya, barang atau jasa, aktivitas
yang terjadi pada suatu perusahaan disebut operasi.”
(2006:3)
Jadi, operasi merupakan proses yang mengubah masukan-masukan
menjadi barang-barang dan jasa-jasa. masukan-masukan yang dimaksud adalah
bahan mentah, tenaga kerja, modal, energi, dan informasi. Masukan-masukan ini
di ubah menjadi barang-barang/jasa-jasa oleh proses yang merupakan metoda atau
cara tertentu yang digunakan untuk proses transformasi.
2.1.2.9 Dana Pensiun
Dana pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh
suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun yaitu suatu pembayaran
berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang
ditetapkan dalam ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan program
pensiun, dimana pembayaran manfaat tersebut dikaitkan dengan pencapaian usia
tertentu.
Pengertian Dana Pensiun menurut PSAK 2002 No.18 menyatakan:
“Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti, sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban bagi pemberi kerja.”
“Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh Bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerjaan mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan Bank atau perusahaan asuransi yang bersangkutan.”
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pengertian Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun adalah rencana yang telah
ditetapkan manajemen dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk
mengefisienkan dan mengefektifkan output atau hasil dari kegiatan operasi dana
pensiun dengan pemanfaatan sumber daya serendah mungkin.
2.1.3 Hubungan Pemeriksaan Operasional dengan Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun
Pemeriksaan operasional memiliki peranan sangat penting bagi suatu
organisasi, yaitu untuk mengetahui sejak awal bila terjadi gejala defisiensi dan
aktivitas-aktivitas yang menyebabkan pemborosan di dalam penggunaan sumber
daya. Dengan adanya laporan atas gejala defisiensi dan pemborosan di dalam
penggunaan sumber daya tersebut, maka manajemen dapat dengan segera
mengambil tindakan untuk menanggulangi masalah tersebut. Sebelum audit
operasional dapat bermakna harus ada kriteria tertentu mengenai standar dari
Pengertian audit operasional menurut Sukrisno Agoes adalah:
“Audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan atau operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi, dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.”
(2004:1)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan operasional
merupakan kegiatan yang penting bagi suatu organisasi. Pemeriksaan operasional
bertujuan menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang
diterima dengan membuat rekomendasi tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih
efektif dan efisien. Hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan
yang berlaku, efisiensi dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola serta
mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan aktivitas atau operasi.
Pemeriksaan operasional menekankan keefektifan dan efisiensi, serta
memfokuskan pada peningkatan kinerja mendatang. Dengan pemeriksaan
operasional, manajemen suatu organisasi akan mendapatkan laporan mengenai
efektif atau tidaknya operasi didalam organisasi yang dipimpinnya, termasuk juga
dalam hal menilai efektivitas kinerja operasi dana pensiun.
2.2 Kerangka Pemikiran
Penyelenggaraan program dana pensiun ditinjau secara makro maupun
mikro merupakan suatu hal yang penting. Secara makro, dalam masa
pembangunan dewasa ini, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Dalam menghimpun dana bagi pembiayaan proyek program pembangunan
penerimaan dalam negeri menjadi sangat vital. Dana pensiun merupakan salah
satu sumber dana dalam negeri yang cukup potensial dan belum digunakan secara
optimal. Secara mikro program dana pensiun juga dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan. Dengan adanya
program dana pensiun, kesejahteraan karyawan di hari tua sudah terjamin
sehingga karyawan bisa bekerja lebih tenang, dan diharapkan produktivitas
karyawan akan meningkat. Selain itu loyalitas terhadap perusahaan diharapkan
akan meningkat. Bagi perusahaan sendiri hal tersebut menguntungkan karena
dengan loyalitas yang tinggi akan dapat menekan tingkat perputaran (turn over)
karyawan.
Perlunya pemeriksaan operasional untuk mencapai tujuan
organisasi/perusahaan dengan menggunakan sumber daya yang sebaik-baiknya
adalah untuk menilai efisiensi dan efektivitas operasi organisasi, serta adanya
rekomendasi berupa saran kepada manajemen untuk membenahi atau
memperbaiki jalannya operasi organisasi/perusahaan.
Pengertian audit operasional menurut Mulyadi adalah:
“Pemeriksaaan operasional merupakan review secara sistematis dari suatu
kegiatan organisasi atau bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan
tujuan tertentu”.
Sedangkan pengertian audit operasional menurut Sunarto adalah:
“Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan
metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi
efisiensi dan efektivitas”.
(2003:53)
Pemeriksaaan operasional pada dasarnya merupakan pengembangan dari
pemeriksaan sebelumnya, yang dimaksudkan untuk menilai suatu kegiatan (baik
prestasi atau kinerja), mengidentifikasikan berbagai kelemahan sistem
pengendalian manajemen untuk perbaikan, dan mengembangkan rekomendasi
(saran-saran) untuk perbaikan tindak lanjutnya.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan dilaksanakannya
audit operasional menurut Amin Widjaja Tunggal, adalah sebagai berikut:
“Suatu audit operasional yang dilakukan secara tepat harus memberikan manajemen sejumlah manfaat, mencakup :
1. Kemampulabaan yang meningkat 2. Alokasi sumber daya yang efisien
3. Identifikasi masalah pada tahap awal, dan 4. Komunikasi yang lebih baik”.
(2008:24)
Menurut Amin Wijaya Tunggal tujuan audit operasional adalah:
“Tujuan audit operasional:
1. Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasional dan untuk menunjukkan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan
2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien
3. Untuk mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk mencapai cara-cara dan alat-alat untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien
5. Untuk membantu manajemen, auditor operasional berhubungan dengan setiap fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan manajemen.
6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang efektif dan tingkat dalam pelaksanaan yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka”.
(2008:40)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan operasional
bertujuan menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas objek yang
diterima dengan membuat rekomendasi tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih
efektif dan efisien. hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan
yang berlaku, efisiensi dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola serta
mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas atau program.
Pengertian efektivitas menurut Sukrisno Agoes adalah:
“Efektivitas diartikan sebagai perbandingan masukan-masukan dalam berbagai kegiatan, sampai dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan, baik ditinjau dari kuantitas (volume) hasil kerja, kualitas hasil kerja, maupun batas waktu yang ditergetkan”.
(2004:9)
Sedangkan efektivitas menurut Mardiasmo adalah sebagai berikut:
“Kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Secara sederhana efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program”.
(2004:211)
Pengukuran efektivitas kinerja operasi dapat dikembangkan dengan cara
membandingkan antara kenyataan dengan biaya yang digunakan dengan standar
pembiayaan yang telah ditetapkan, yaitu gambaran tentang tingkat biaya tertentu
yang dapat mengekspresikan berapa besar biaya yang diperlukan untuk
Pengertian kinerja menurut Veithzal Rivai adalah:
“Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standard hasil kerja, target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama”.
(2005:14)
Sedangkan pengertian kinerja menurut Barry Cushway yang
dialihbahasakan oleh Tyas Rahadjeng adalah:
“Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
(2004:56)
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan
penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku seseorang
dalam melaksanakan tugasnya dalam suatu organisasi.
Pengertian operasi menurut Barry Render dan Jay Heizer dialihbahasakan
oleh Kresnohadi Ariyoto adalah:
“Aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubahinputmenjadioutputdi sebut operasi”.
(2006:3)
Pengertian audit operasional menurut Amin Widjaya Tunggal adalah sebagai
berikut:
“Audit operasional (sering juga disebut audit manajemen) merupakan pemeriksaan atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya pada keinginan manajemen.”
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan, bahwa pemeriksaan
operasional merupakan kegiatan yang penting bagi suatu organisasi. Pemeriksaan
operasional mempunyai peranan sebagai alat penilaian prestasi atau keefektivan
dari perusahaan, unit atau fungsi yang di audit. Dengan pemeriksaan operasional
manajemen suatu organisasi akan mendapatkan laporan mengenai efisien atau
tidaknya operasi didalam organisasi yang dipimpinnya, termasuk juga dalam hal
Tabel 2.1
Penelitian yang berkaitan dengan peranan pemeriksaan operasional dalam
menunjang efektivitas kinerja operasi dana pensiun
No. Penulis Judul
Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Ayu Indah Lestari 2005 Pengaruh Audit Operasional Terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Kas Audit operasional berpengaruh dalam meningkatkan efektifitas struktur pengendalian intern kas. Variabel Y Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Kas, Terdapat variabel X pemeriksaan operasional
Maulana Malik 2006
Peranan Pemeriksaan Operasional Terhadap Efisiensi Operasi Program Dana Bergulir Karangsong Pemeriksaan operasional mempunyai peranan dalam menunjang efisiensi operasi
Variabel Y nya Eisiensi Operasi Dana Bergulir Karangsong Terdapat kesamaan variabel X mengenai pemeriksaan operasional Aman Santoso 2004 Audit operasional atas proses produksi dalam usaha menekan tingkat kecatatan produk Audit operasional proses produksi yang dilaksanakan sangat berperan dalam menekan tingkat kecatatan produk dalam proses produksi Variabel Y nya dalam usaha menekan tingkat kecacatan produk.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka disusun suatu
[image:50.595.107.529.191.687.2]kerangka pemikiran yang dapat disajikan dalam gambar 2.1
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Analisis Pemeriksaan Operasional
Dalam Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun
PT. KAI (Persero)
Bagian Pendayagunaan
Keuangan dan Anggaran
Pemeriksaan Operasional
Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun
Sub Variabel X
1. MemilihAuditee. 2. Merencanakan Audit . 3. Melakukan Audit.
4. Pelaporan dan tindak lanjut.
Sub Variabel Y
1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Penentuan penyebab tumbuhnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan dalam standar.
2.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum
dilakukannya penelitian dalam hal pendugaannya menggunakan statistika untuk
menganalisisnya. Menurut Sugiyono pengertian hipotesis adalah:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan.”
(2009:64)
Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis seperti penelitian eksploratif
dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Tetapi melalui penelitian eksploratif
dan deskriptif justru akan menemukan hipotesis. Hipotesis dari penelitian ini
adalah “Terdapat Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam Menunjang
39 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Menurut Husein Umar menjelaskan pengertian objek penelitian adalah:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
(2003:303) Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pemeriksaan operasional dan
efektivitas kinerja operasi dana pensiun.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan atau mencatat data, baik yang berupa data primer maupun data
sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan
kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok
permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan
Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono adalah:
“Metode penelitian pada dasanya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegiatan tertentu”.
(2009:2)
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
analisis dengan pendekatan kuantitatif. Pengertian metode penelitian deskriptif
menurut Kuncoro adalah:
“Penelitian deskriptif meliputi kegiatan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian deskriptif meliputi penilaian terhadap individu, organisasi atau keadaan tertentu”.
(2003:8)
Sedangkan pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono adalah:
“Metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi”.
(2009:147)
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang
lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu
secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang
ada tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih
lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat
Menurut Rosgandika Mulyana pengertian analisis kuantitatif adalah:
“Analisis kuantitatif merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor(scoring)”.
(2005:8)
Sedangkan menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo pengertian
penelitian kuantitatif adalah:
“Penelitian kuantitatif yaitu mempunyai tujuan untuk menguji atau verifikasi
teori, meletakkan teori secara deduktif menjadi landasan dalam penentuan
dan pemecahan masalah penelitian”.
(2002:71)
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kuantitatif
adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji kebenaran data dalam penentuan
dan pemecahan masalah. Jadi, penelitian dengan metode deskriptif analisis dengan
pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis
untuk diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan
diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga
menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, pengertian desain
penelitian adalah:
“Desain Penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang
menyatakan metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oeh peneliti
dalam pemilihan, pengumpulan dan analisis data”.
(2002:249)
Dari pemaparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini, penulis
menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencakup proses-proses
berikut ini:
1) Penelitian itu dimulai dengan adanya masalah. Masalah tersebut selanjutnya
ingin dipecahkan oleh peneliti melalui penelitian. Kemudian peneliti
menetapkan judul yang diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan
diteliti. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Analisis Pemeriksaan
Operasional Dalam Menunjang efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun
Pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung”, dimana peranan Pemeriksaan
Operasional (Variabel X) sebagai variabel bebas dan Efektivitas Kinerja
2) Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu instansi.
Dalam penelitian ini yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai
berikut:
a. Diindikasikan pelaksanaan operasi dana pensiun yang di investasikan
tidak memberikan hasil yang optimal.
b. Diindikasikan efektivitas kinerja operasi dana pensiun belum optimal
bagi pekerja/karyawan di perusahaan.
c. Diindikasikan kurangnya pemeriksaan operasional dalam membantu
perusahaan memperbaiki efektivitas kinerja operasi dana pensiun.
3) Setelah masalah diidentifikasikan, maka selanjutnya masalah tersebut oleh
peneliti dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana pemeriksaan operasional pada PT. Kereta Api (Persero).
b. Bagaimana efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api
(Persero).
c. Seberapa jauh peranan pemeriksaan operasional dalam menunjang
efektivitas kinerja operasi dana pensiun pada PT. Kereta Api (Persero).
4) Berdasarkan rumusan masalah peneliti membuat jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian yang disebut hipotesis. Hipotesis dari
penelitian ini adalah “Terdapat Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam
Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun”.
5) Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan
6) Menggunakan teknik pengambilan sampel melalui pendekatan Non
Probability Samplingdengan metodeSamplingJenuh.
7) Menetapkan teknik pengumpulan data yaitu melaui wawancara, angket dan
observasi. Sedangkan alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan
menggunakan angket atau kuesioner tertutup.
8) Kuesioner yang digunakan dalam mendukung penelitian ini yaitu kuesioner
analisis pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas kinerja
operasi dana pensiun, nantinya akan dilakukan uji validitas, uji realibilitas,
uji hipotesis dengan menggunakan statistika hitung korelasi Pearson
Product Moment.
9) Pelaporan hasil penelitian termasuk hasil penelitian dan interprestasi data.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan
operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam
melakukan penelitian. Menurut Sugiyono pengertian variabel penelitian adalah
sebagai berikut:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
(2009:38)
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
dengan judul penelitian mengenai Analisis Pemeriksaan Operasional Dalam
Menunjang Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun pada PT. Kereta Api
(Persero) Bandung, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini
adalah:
1) Variabel Independen (X)
Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen. Variabel independen disini adalah pemeriksaan
operasional. Indikator yang digunakan untuk mengukur pemeriksaan
operasional antara adalah tahap-tahap dari audit operasional itu sendiri.
Adapun tahap-tahap pemeriksaan operasional terdiri dari:
1. Tahapan Pemeriksaan Operasional
a. MemilihAuditee
1. Survei pendahuluan.
2. Memperoleh suatu pemahaman yang menyeluruh dari struktur
organisasi.
3. Memperoleh pengetahuan mengenai aktivitas operasi organisasi
yang di audit.
4. Pemahaman atasauditeeyang potensial.
b. Merencanakan Audit
1. Penarikan resiko.
2. Melakukan penilaian mengenai masalah yang mempengaruhi
3. Melakukan tanya jawab.
4. Penelaahan laporan manajemen.
c. Melakukan Audit
Mengumpulkan bukti yang cukup kompeten guna menarik
kesimpulan.
d. Pelaporan dan tindak lanjut
1. Penulisan laporan.
2. Tindak lanjut atas rekomendasi.
3. Rapat penutupan.
2) Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen
disini adalah efektivitas kinerja.Indikator yang digunakan untuk mengukur
efektivitas kinerja operasi dana pensiun antara lain :
1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah
ditetapkan.
2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya
dari yang telah ditetapkan dalam standar.
3. Penegakkan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Nomor
kuesioner Pemeriksaan Operasional (X) Variabel Independen “Audit operasional (sering juga disebut audit manajemen) merupakan pemeriksaan atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas
hanya pada
keinginan manajemen.” (2001:7
( Sumber : Amin Wijaya Tunggal , 2004:7)
1. MemilihAuditee.
Ordinal 1-4
2. Merencanakan Audit Operasional.
Ordinal 5-8
3. Melaksanakan Audit. Ordinal 9-12
4. Pelaporan dan Tindak Lanjut.
(Sumber : Amin Wijaya Tunggal, 2004:28) Ordinal 13-16 Efektivitas Kinerja Operasi Dana Pensiun (Y) Variabel Dependen “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.
1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Ordinal 17-20
<