• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 1. Metoda Perhitungan Cadangan (TA3113)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas 1. Metoda Perhitungan Cadangan (TA3113)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas 1

Metoda Perhitungan Cadangan (TA3113)

Komparasi antara Klasifikasi SNI dan JORC

Kelompok 11 :

Dean Andreas Simorangkir (12109003)

Ahmad Nazaruddin (12109037)

Rahma Fitrian (12109059)

Yolanda Efelin Tarida (12109067)

Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Institut Teknologi Bandung

(2)

Page | 1

BAB I

PENDAHULUAN

Bumi ini, seperti yang telah kita ketahui, memiliki sangat banyak barang yang

terbentuk di alam secara alami. Dan benda-benda itu adalah mineral-mineral berharga yang

dapat berguna bagi manusia. Namun, sumberdaya mineral dan batubara yang terkandung di

dalam perut bumi memiliki jumlah yang sangat melimpah, sehingga diperlukan klasifikasi

untuk mempermudah pemahamannya. Selain itu, tingkat keyakinan geologi yang

berbeda-beda dalam menentukan prospeksi suatu cadangan pun mendorong adanya

pengklasifikasian sumber daya dan cadangan. Metode pendekatan dan asumsi yang

digunakan setiap ahli geologi atau seorang ahli eksplorasi pun sangat bervariasi, sehingga

klasifikasi diperlukan agar tepat dalam suatu pengambilan kebijakan atau keputusan.

Klasifikasi sumberdaya dan cadangan juga diperlukan sebagai standar dalam penulisan

laporan hasil eksplorasi. Dan perlu adanya keseragaman istilah yang digunakan di seluruh

dunia dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya dan cadangan.

Klasifikasi sumberdaya mineral dan batubara merupakan standar pelaporan hasil

eksplorasi yang tidak bisa ditentukan oleh opini sejumlah kecil ahli geologi melainkan harus

didasarkan atas beberapa aspek. Di antaranya adalah tingkat keyakinan geologi, kontinuitas

geologi, tingkat keyakinan teknis dan ekonomis, serta nilai harapan (ekspektasi). Cara

pengklasifikasian sumberdaya dan cadangan di Indonesia bahkan di dunia sangat beragam

sehingga perlu beberapa standar untuk dijadikan acuan. Standar yang akan dibahas untuk

pengklasifikasian sumberdaya dan cadangan ini di Indonesia sendiri adalah SNI (Standar

Nasional Indonesia) dan JORC (Joint Ore Reserves Committee) Code.

SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah satu-satunya

standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan

oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi

Nasional. Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara

para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO

Gambar 1 Logo SNI

(3)

Page | 2

Code of good practice, yaitu: Openess (keterbukaan): Terbuka bagi agar semua stakeholder

yang berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI; Transparency

(transparansi): Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti

perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap

penetapannya . Dan dapat dengan mudah memperoleh semua informasi yang berkaitan

dengan pengembangan SNI; Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak):

Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya

dan diperlakukan secara adil; Effectiveness and relevance: Efektif dan relevan agar dapat

memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan Coherence: Koheren dengan

pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi

dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional; dan

Development dimension (berdimensi pembangunan): Berdimensi pembangunan agar

memperhatikan kepentingan publik dan

kepentingan nasional dalam meningkatkan

daya saing perekonomian nasional. Dan

badan yang memiliki hak dalam membuat

SNI adalah BSN (Badan Standarisasi

Nasional).

SNI sangat penting dalam hal

standarisasi dalam pengklasifikasian sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia. Standar

ini diperlukan untuk menghindari kerancuan dalam menafsirkan berbagai istilah dan

pengertian yang berkenaan dengan sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia.

Dasar-dasar klasifikasi SNI terdiri dari beberapa aspek, meliputi aspek geologi dan aspek ekonomis.

SNI yang digunakan untuk klasifikasi sumberdaya dan cadangan saat ini adalah SNI

13-6011-1999.

JORC (Joint Ore Reserves Committee) Code adalah kode

yang berasal dari Australia sebagai standar pelaporan hasil

eksplorasi, estimasi sumberdaya dan cadangan dengan

cakupan lebih luas, tidak hanya batubara, tetapi juga berbagai

Gambar 2 Logo BSN

(4)

Page | 3

tipe mineral bijih

dan telah diterima sebagai standar untuk tujuan pelaporan professional di

dunia. JORC didirikan tahun 1971, lalu menerbitkan edisi pertama pada tahun 1989. Revisi

dan pembaruan dilakukan di tahun 1992, 1996, dan 1999. Edisi terbaru diterbitkan revisi

akhir pada tahun 2004. JORC dibuat oleh Australasian Institute of Mining and Metalurgy

(AUSIMM), Minerals Council of Australia, dan Australian Institute of Geoscientist.

Gambar 4 Gambar MCA, Ausimm, dan AIG

Kode ini membantu membantu para ahli geologi dan tenaga eksplorasi untuk

menyampaikan resiko yang dihadapi dalam proyek tambang kepada pembuat keputusan

finansial yang tidak mengerti geologi. Jika perkiraan sumber daya berdasarkan data yang

lemah atau tidak cukup maka resikonya tinggi. Data yang dapat dipercaya dan banyak akan

menghasilkan resiko yang kecil dan perhitungan sumber daya yang akurat..

Prinsip-prinsip dasar JORC Code adalah transparansi, materialitas, dan kompetensi.

JORC Code mengharuskan seluruh kegiatan eksplorasi yang dilakukan harus berada dibawah

Competent Person. Competent Person adalah member dari The Australasian Institute of

Mining and Metallurgy, atau Australian Institute of Geoscientist, atau Recognised Overseas

Proffesional Organisation. Competent Person harus memiliki minimum 5 tahun pengalaman

tentang suatu tipe mineralisasi atau keahlian tertentu. JORC Code memberikan pedoman

yang luas dalam penetapan standar mengenai klasifikasi sumberdaya atau cadanan dengan

tingkat kepercayaan geologi yang tinggi yang juga mempertimbangkan modifying factors,

antara lain pertambangan, metalurgi, ekonomi, marketing, hukum, lingkungan, sosial, dan

pemerintah. Kode ini juga membantu para ahli geologi dan ahli eksplorasi untuk

menyampaikan resiko apa saja yang akan dihadapi dalam proyek tambang kepada pembuat

keputusan financial (dalam hal ini owner) yang tidak mengerti kondisi geologi dengan baik.

Jika perkiraan sumber daya berdasarkan data yang lemah atau tidak cukup maka resikonya

(5)

Page | 4

tinggi. Data yang dapat dipercaya dan cukup akan menghasilkan resiko yang kecil yang

mempengaruhi perhitungan sumber daya yang akurat.

(6)

Page | 5

BAB II

RESUME SNI

SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara memiliki kode yaitu SNI 13-6011-1999 yang dikeluarkan Badan Standarisasi Nasional pada tahun 1999. Memiliki sebelas bagian yaitu :

1. Ruang Lingkup 2. Acuan

3. Definisi

4. Istilah dan pengertian 5. Tahap Eksplorasi

6. Tipe endapan batu bara dan kondisi geologi

7. Kelas sumber daya dan cadangan 8. Dasar Klasifikasi

9. Persyaratan 10. Pelaporan 11. Pengujian

Klasifikasi berdasarkan SNI adalah upaya pengelompokan sumberdaya dan cadangan batu bara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi. Di dalam SNI, terdapat acuan dalam tahap-tahap eksplorasi sumberdaya batubara. Tahapannya meliputi empat tahap eksplorasi yaitu survei tinjau (Reconnaissance), prospeksi (Prospecting), eksplorasi pendahuluan (Preliminary exploration) dan eksplorasi rinci (Detailed exploration).

Bagan 1 Skema tahapan eksplorasi berdasarkan SNI

Survei

tinjau

•Mengidentifikasi daerah yang secara geologis mengandung endapan batubara.

•Kegiatannya : studi geologi regional, penafsiran inderaja, inspeksi lapangan dengan skala 1:100.000

Prospeksi

•Membatasi daerah sebaran endapan batubara

•Kegiatannya : pemetaan geologi dengan skkala 1 : 50.000, pengukuran stratigrafi, pembuatan paritan dan sumuran, pemboran uji, percontohan, dan analisis

Eksplorasi pendahuluan

•Mengetahui gambaran awal 3D endapan batu bara, mencakup tebal, geometri, sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas

•Kegiatan : Pemetaan skala 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran, logging geofisika, pencontohan yang lebih lanjut

Eksplorasi rinci

•Mengetahui kuantitas dan kualitas dan model 3D secara rinci

•Kegiatan : pemetaan geologi dan topografi skala 1:2000, pemboran dan pencontohan, logging geofisika, pengkajian geohidrologi dan geoteknik

(7)

Page | 6 Di dalam SNI, diberikan tipe endapan batu bara dan kondisi geologi. SNI membagi tipe endapan batu bara Indonesia dalam tipe Ombilin, Sumsel, Kaltim dan Bengkulu yang memiliki karakteristik yang khas di masing-masing tipe. Karakteristik yang ditampilkan adalah cerminan dari sejaran sedimentasinya dan proses-proses geologis lainnya. Dalam kondisi geologinya, karakteristik geologi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sederhana, moderat dan kompleks.

Tabel 1 Parameter aspek vs. kondisi geologi

Parameter

Kondisi Geologi

Sederhana

Moderat

Kompleks

I. Aspek Sedimentasi

Variasi ketebalan Sedikit bervariasi Bervariasi Sangat bervariasi Kesinambungan Ribuan meter Ratusan meter Puluhan meter

Percabangan Hampir tidak ada Beberapa Banyak

II. Aspek Tektonik

Sesar Hampir tidak ada Jarang Rapat

Lipatan Hampir tidak terlipat Terlipat sedang Terlipat kuat Intrusi Tidak berpengaruh Berpengaruh Sangat berpengaruh

Kemiringan Landai Sedang Curam

III. Aspek Kualitas

Variasi kualitas Sedikit bervariasi Bervariasi Sangat bervariasi

Dasar Klasifikasi sumber daya dan cadangan dalam SNI berdasarkan pada tingkat keyakinan geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokannya mengandung dua aspek yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.

 Aspek Geologi

Sumberdaya terukur harus memiliki tingkat keyakinan yang lebih tinggi daripada sumberdaya tertunjuk dan begitu selanjutnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. Tingkat keyakinan geologi secara kuantitatif dicerminkan oleh jarak informasi yang didapat dari singkapan dan lubang bor

(8)

Page | 7 Ketebalan mineral lapisan batubara dapat ditambang dan ketebalan maksimal lapisan pengotor dapat menyebabkan kualitas batubaranya menurun karena kandungan abunya yang meningkat. Itu adalah salah satu unsur yang terkait dalam aspek ekonomi dan perlu diperhatikan dalam penggolongan sumber daya batubara

Tabel 2 Kelas sumber daya dan cadangan

Tabel 3 Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara

Status Hasil Kajian

Tahap Eksplorasi Survei tinjau Prospeksi Eksplorasi

pendahuluan Eksplorasi rinci

Belum Layak Sumber Daya Hipotektik (Hypothectical Resources) Sumber Daya Tereka (Inferred Resources) Sumber Daya Tertunjuk (Indicated Resources) Sumber Daya Terukur (Measured Resources) Layak

Cadangan Terkira (Probable Reserves) Cadangan Terbukti (Proved

Reserves)

Kajian kelayakan didasarkan dalam faktor faktor sebagai berikut:

•Jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung dari data yang memenuhi tahap penyelidikan survei tinjau

Sumber Daya Hipotektik

(Hypothectical Resources)

•Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi

Sumber Daya Tereka

(Inferred Resources)

•Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan eksplorasipendahuluan

Sumber Daya Tertunjuk

(Indicated Resources)

•Jumlah batubara di daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan eksplorasi rinci

Sumber Daya Terukur

(Measured Resources)

•Sumber daya batubara tertunjuk dan sebagian sumberdaya terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak

Cadangan Terkira

(Probable Reserves)

•Sumberdaya batubara yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak

Cadangan Terbukti

(Proved Reserves)

(9)

Page | 8  Ekonomi  Penambangan  Pengolahan  Pemasaran  Kebijakan pemerintah  Peraturan/ perundang-undangan  Lingkungan  Sosial

Persyaratan yang berhubungan dengan aspek geologi adalah jarak titik informasi untuk setiap kondisi geologi dan kelas sumberdayanya. Sedangkan untuk persyaratan yang berhubungan dengan aspek ekonomi adalah persyaratan batas minimal ketebalan batubara yang dapat ditambang untuk batu bara jenis batu bara berenergi rendah (Brown coal) dan batu bara jenis batubara berenergi tinggi (hard coal) akan menunjukkan angka yang berbeda karena kandungan panasnya berbeda (panas merupakan parameter utama kualitas batu-bara). Untuk brown coal, lapisan batu bara minimal ≥ 1 meter dan lapisan pengotornya ≤ 0,3 meter. Sedangkan untuk hard coal, lapisan batu bara minimal ≥ 0,4 meter dan lapisan pengotornya ≤ 0,3 meter

Tabel 3 Jarak titik informasi menurut kondisi geologi Kondisi Geologi Sumberdaya Hipotektik Sumberdaya Tereka Sumberdaya Tertunjuk Sumberdaya Terukur Sederhana Tidak Terbatas 1000 < X ≤ 1500 500 < X ≤ 1000 X ≤ 500 Moderat Tidak Terbatas 500 < X ≤ 1000 250 < X ≤ 500 X ≤ 250 Kompleks Tidak Terbatas 200 < X ≤ 400 100 < X ≤ 200 X ≤ 100

Pengujian atas laporan eksplorasi batubara ini dilakukan panitia/lembaga penguji yang dibentuk instansi yang berwenang untuk tujuan itu. Yang anggotanya adalah para ahli yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya.

(10)

Page | 9

BAB III

RESUME JORC

Pengantar Kode JORC

Kode JORC (Joint Ore Reserves Committee) adalah kode Australia untuk melaporkan hasil eksplorasi, sumber daya mineral, dan cadangan bijih, dan telah diterima sebagai standar untuk tujuan pelaporan professional.

JORC didirikan tahun 1971, lalu menerbitkan edisi pertama pada tahun 1989. Revisi dan pembaruan dilakukan di tahun 1992, 1996, dan 1999. Edisi terbaru diterbitkan revisi akhir pada tahun 2004.

Kode ini membantu para ahli geologi dan tenaga eksplorasi untuk menyampaikan resiko yang dihadapi dalam proyek tambang kepada pembuat keputusan finansial yang tidak mengerti geologi. Jika perkiraan sumber daya berdasarkan data yang lemah atau tidak cukup maka resikonya tinggi. Data yang dapat dipercaya dan banyak akan menghasilkan resiko yang kecil dan perhitungan sumber daya yang akurat.

Cakupan Kode JORC

Dasar-dasar pengaturan laporan JORC a. Transparansi

Laporan harus disediakan dengan informasi yang cukup, disajikan secara jelas, terang terangan dan tidak menyesatkan agar pembacanya dapat mengerti.

b. Materialitas

Laporan mengandung semua informasi yang relevan yang dapat membuat investor dan penasehat professionalnya percaya bahwa tambang tersebut layak untuk ditambang.

c. Kompetensi

Laporan didasarkan pada pekerjaan yang sesuai dan memenuhi syarat dan didukung oleh orang-orang professional (Competent person) yang telah berpengalaman di bidangnya (dapat melaksanakan tugas sesuai kode etik).

(11)

Page | 10

Peran Kode JORC

a. Menetapkan standar minimal dari pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya dan cadangan kepada publik.

b. Menyediakan sebuah kode (dan petunjuk) penggolongan perkiraan tonase menurut keyakinan geologi dan pertimbangan teknik atau ekonomi.

c. Menjelaskan kualifikasi dan jenis pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi Competent Person. d. Menyediakan daftar rangkuman kriteria utama yang dipertimbangkan ketika menyediakan

laporan hasil eksplorasi, sumber daya, dan cadangan.

Hal yang tidak diatur dalam Kode JORC

a. Tahapan yang digunakan oleh Competent Person untuk memperkirakan dan menggolongkan sumber daya dan cadangan (metodologi).

b. Sistem dan atau jenis-jenis pelaporan internal perusahaan

Keuntungan menggunakan Kode JORC

a. Tersedianya standar internasional yang telah diakui agar investor dan lembaga keuangan yang potensial dan siap menilai kelayakan standard sebuah perusahaan tambang serta kondisi sumberdaya dan cadangannya.

b. Adanya pengertian dan penjelasan yang jelas agar manajemen perusahaan mengerti tingkat

keyakinan perkiraan sumberdaya dan cadangan internalnya sehingga mereka dapat mengerti

tingkat resiko keuangan yang dihadapi dalam proyek mereka.

(12)

Page | 11

Pelaporan Umum

a. Laporan publik tentang hasil eksplorasi perusahaan, sumber daya mineral atau cadangan bijih harus mencakup deskripsi dari gaya dan sifat mineralisasi.

b. Perusahaan harus mengungkapkan informasi apapun yang relevan tentang endapan mineral yang secara material dapat mempengaruhi nilai ekonomi kepada perusahaan. Perusahaan juga harus segera melaporkan perubahan materi apapun dalam pengklasifikasian sumberdaya mineral dan cadangan bijih.

c. Perusahaan harus meninjau dan laporan tentang sumberdaya mineral dan cadangan bijih setidaknya setiap tahun.

d. Pada kode, jika sesuai, kualitas bisa disetarakan atau digantikan kadar dan volume bisa digantikan tonase.

Pelaporan Mengenai Hasil Eksplorasi

a. Hasil Eksplorasi meliputi data dan informasi yang merupakan hasil dari tahapan-tahapan eksplorasi. Hasil Eksplorasi memiliki kemungkinan sebagai deklarasi formal awal tentang sumberdaya mineral atau cadangan bijih.

b. Laporan umum hasil eksplorasi harus mencakup informasi yang relevan seperti eksplorasi, jenis konteks, dan metode sampling, interval sampling dan metode, lokasi sampel yang relevan, distribusi, dimensi, dan lokasi relatif dari semua tes yang relevan dengan data, metode agregasi data, serta status kepemilikan tanah.

c. Contoh hasil eksplorasi adalah hasil sampling singkapan atau outcrop, hasil survey geokimia dan geofisika, dan hasil dari penyadapan assay pada lubang bor.

Pelaporan Mengenai Sumberdaya Mineral

Sumberdaya Mineral adalah keterdapatannya konsentrasi atau material ekonomis intrinsik di dalam atau pada kerak bumi dalam berbagai bentuk,kualitas, dan kuantitas yang memiliki prospek baik untuk ekstraksi ekonomi yang berkesinambungan. Lokasi, kuantitas, kadar, karakteristik geologi, dan kesinambungan dari suatu sumberdaya mineral dapat diketahui, diperkirakan atau ditafsirkan dari berbagai pengetahuan serta bukti geologi yang spesifik. Sumberdaya mineral diklasifikasikan sesuai dengan tingkat keyakinan geologi ke dalam Sumberdaya Mineral Tersirat (Inferred Mineral Resources), Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Mineral Resources), dan Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources).

(13)

Page | 12

a. Sumberdaya Mineral Tersirat (Inferred Mineral Resources)

Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, kadar, dan kandungan mineralnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Hal ini disimpulkan dan diasumsikan dari bukti-bukti geologi tetapi kontinuitas geologi dan atau kadar tidak terverifikasi. Hal ini didasarkan pada informasi yang dikumpulkan melalui teknik yang sesuai dari lokasi seperti singkapan, parit, lubang, kerja dan lubang bor yang mungkin terbatas atau ketidakpastian kualitas.

b. Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Mineral Resources)

Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk, karakteristik, kadar, dan kandungan mineral dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang wajar atau

sedang. Hal ini didasarkan atas informasi eksplorasi, sampling, dan pengujian melalui teknik

yang tepat dari lokasi seperti singkapan, parit, pit, dan lubang bor. Lokasi berjarak terlalu luas untuk mengetahui kondisi geologi atau kontinuitas kadar, tapi memiliki jarak yang cukup untuk bisa mengasumsikan kekontinuitasan.

c. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources)

Adalah bagian dari sumberdaya mineral yang tonase, densitas, bentuk fisik, karakteristik, kadar, dan kandungan mineralnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang

tinggi. Hal ini didasarkan pada eksplorasi rinci dan dapat diandalkan, sampling dan pengujian

informasi yang dikumpulkan melalui teknik yang sesuai dari lokasi seperti singkapan, parit, lubang, kerja dan lubang bor. Lokasi berjarak cukup dekat untuk mengkonfirmasi kontinuitas geologi dan kadar.

Pelaporan Mengenai Cadangan Bijih

Cadangan Bijih adalah bagian dari Sumberdaya Mineral Terukur dan Terindikasi yang dapat ditambang dan memiliki nilai ekonomi. Meliputi diluting material dan kerugian yang mungkin terjadi ketika material tersebut yang ditambang. Cadangan bijih diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepercayaan menjadi Cadangan Bijih “mungkin” (Probable Ore Reserves) dan Cadangan Bijih

“terbukti” (Proved Ore Reserves).

a. Cadangan Bijih “mungkin” (Probable Ore Reserves)

adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari Sumberdaya Mineral Terindikasi (Indicated Ore Reserves). Penilaian yang sesuai dan studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi (modifying factors) yaitu penambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan kebijakan pemerintahan. Cadangan Bijih “mungkin” (Probable Ore reserves) ini memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah

(14)

Page | 13 dari Cadangan Bijih “terbukti” (Proved Ore Reserves), tetapi memiliki kualitas yang cukup cukup untuk berfungsi sebagai dasar pemgambilan keputusan dalam pengembangan suatu endapan.

b. Cadangan Bijih “terbukti” (Proved Ore Reserves)

adalah bagian ekonomis yang dapat ditambang dari Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Ore Reserves). Penilaian yang sesuai dan studi telah dilakukan mencakup pertimbangan dan faktor modifikasi yaitu pertambangan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan kebijakan pemerintahan. Cadangan Bijih “terbukti” (Proved Ore Reserves) memiliki tingkat kepercayaan kategori estimasi cadangan yang tertinggi. Gaya mineralisasi atau faktor lain bisa membuktikan bahwa cadangan bijih tidak ditemukan dalam beberapa endapan.

Pelaporan Mineralised Fill, Sisa-sisa, Pilar, Mineralisasi Derajat Rendah, Stok, Dumps, dan Tailing

Kode ini berlaku untuk pelaporan semua bahan mineral berpotensi ekonomi. Hal ini dapat mencakup mineralised fill, sisa-sisa, pilar, mineralisasi derajat rendah, stok, dumps dan tailing (sisa-sisa bahan) di mana ada prospek untuk ekstraksi ekonomi dalam kasus sumberdaya mineral, dan di mana ekstraksi cukup dibenarkan dalam kasus cadangan bijih.

(15)

Page | 14

BAB IV

KOMPARASI JORC DENGAN SNI

JORC dan SNI adalah sama-sama merupakan suatu klasifikasi dari sumberdaya dan cadangan yang digunakan dalam industri pertambangan. Namun JORC dan SNI memiliki beberapa perbedaan.

JORC (The Joint Ore Reserves Committee) dalam pengertiannya merupakan ketetapan standar-standar minimum, rekomendasi dan petunjuk dalam pelaporan publik di area Australasia yang menyangkut hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan cadangan bijih. Sedangkan SNI (Standar Nasional Indonesia) yang dalam hal ini mengenai ‘Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara’ adalah suatu standar yang meliputi acuan, definisi, istilah, dasar dan kriteria klasifikasi, persyaratan, pelaporan, dan pengujian sumber daya dan cadangan batubara. Dengan membandingkan dua definisi di atas, dapat dengan jelas ditemukan perbedaan yang paling mendasar, yakni cakupan maupun objek yang dibahas dimana dalam JORC, mineral dan bijih merupakan topik bahasan utama, sedangkan SNI hanya membahas mengenai batubara saja.

Pada JORC, kita dapat menemukan mengenai prinsip-prinsip dasar dalam pengoperasian dan pengaplikasian JORC yaitu transparansi, materialitas, dan kompetensi. Kemudian, kita dapat menemukan bahwa JORC menitikberatkan yang dapat melakukan klasifikasi dan yang diakui adalah yang dilakukan oleh Competent Person, yakni seseorang yang merupakan anggota dari Fellow of The Australasian Institute of Mining and Metallurgy, atau dari Australian Institute of Geoscientists, atau dari ‘Recognised Overseas Professional Organisation’ (‘ROPO’) yang terdaftar secara publik dari waktu ke waktu. Competent Person harus memiliki, minimum lima tahun, pengalaman yang relevan dari suatu jenis mineralisasi dan tipe endapan dan pada aktivitas yang sedang dilakukannya. Mengenai hal ini, kita tidak menemukannya dalam SNI yang hanya menuliskan dilakukan oleh panitia/lembaga penguji yang dibentuk instansi yang berwenang, yang anggotanya adalah para ahli yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya tanpa ada batasan tahun pengalaman seseorang.

Dalam pengertian mengenai sumber daya dan cadangan antara JORC dan SNI dapat dikatakan sama, begitu pula dalam pengertian mengenai inferred (tereka) indicated (tertunjuk), dan measured (terhitung), serta probable (terkira) dan proven (terbukti). Namun dalam SNI, kita dapat menemukan istilah hypothetical coal resources yang artinya jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau.

(16)

Page | 15 Perbedaan lain yang dapat kita temukan adalah dalam SNI dapat ditemukan klasifikasi batubara berdasarkan nilai energi atau kalor, klasifikasi batubara berdasarkan kompleksitas kondisi geologi, persyaratan jarak antar lubang bor berdasarkan kondisi geologi, serta persyaratan kuantitatif ketebalan lapisan batubara dan pengotor yang akan ditambang. Detail-detail ini tidak kita temukan dalam JORC.

Mengenai pelaporan, SNI melampirkan suatu tabel baku yang menggambarkan status terakhir mengenai sumber daya dan cadangan batubara secara rinci yang meliputi lokasi, jenis batubara, total sumber daya dan cadangan serta kedalaman. JORC melampirkan suatu tabel check list of assesment and reporting criteria, yang meliputi teknik dan data sampling, hasil eksplorasi, estimasi cadangan, hingga studi pasar, sehingga dapat dikatakan bentuk pelaporan JORC lebih spesifik dan mendetail namun tidak terdapat bentuk baku laporannya. Dan di JORC mengatur bahwa perusahaan harus melakukan pelaporan tentang informasi yang relevan dengan endapan yang dapat mempengaruhi nilai ekonomi perusah aan dan mengatur pelaporan dilakukan setidaknya setahun sekali yang tidak diatur dalam SNI

Di dalam SNI, terdapat tahapan-tahapan eksplorasi yang baku untuk melakukan eksplorasi bahan galian, namun di JORC kita tidak menemukannya. Dan di SNI ada klasifikasi yang berasal dari tiap tahapan eksplorasi.

(17)

Page | 16

BAB V

KESIMPULAN

Salah satu tahap akhir kegiatan pertambangan adalah pelaporan hasil eksplorasi. Penulisan hasil eksplorasi yang baik harus berpedoman pada standar yang sudah ditentukan.

Dalam mengelompokkan suatu sumberdaya mineral dan batubara, memang sudah sepatutnya ada suatu dasar dalam mengklasifikasi sumberdaya tersebut. Beberapa yang dikenal dan digunakan di Indonesia khususnya adalah SNI dan JORC. SNI adalah pengklasifikasian sumberdaya dan cadangan batubara yang dibuat oleh Indonesia yang mana membuat klasifikasi berdasarkan Tahapan eksplorasi, Aspek geologis dan ekonomis. SNI membagi klasifikasi sumberdaya hypotectic (Hipotektik), inferred (tereka) indicated (tertunjuk), dan measured (terhitung), serta Cadangan probable (terkira) dan proven (terbukti). Sedangkan JORC adalah pengklasifikasian yang dibuat oleh Asosiasi di Australia yang mengklasifikasikan tidak hanya batubara seperti halnya SNI, namun juga mineral-mineral lainnya. Jika dibandingkan dengan klasifikasi SNI, di JORC tidak mencantumkan sumberdaya hipotektik. Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan namun keduanya saling melengkapi dalam kegiatan eksplorasi dan pengklasifikasian mineral dan batubara. Jadi kita tidak hanya dapat menggunakan salah satu, namun dapat menggunakan keduanya.

Gambar

Gambar 3 Logo JORC
Tabel 1 Parameter aspek vs. kondisi geologi
Tabel 3 Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Tabel 3 Jarak titik informasi menurut kondisi geologi

Referensi

Dokumen terkait

Ditambah lagi dengan sisa ketidakefisienan yang mewarnai aparat pemerintahan Portugal serta peraturan untuk akuntabilitas yang baru dan berlebihan, yang hasilnya adalah kelumpuhan

Hasil pengamatan peredaman radikal bebas DPPH dari ekstrak Etanol wortel lokal secara kualitatif (reaksi warna) dapat dilihat pada Gambar 1. Analog untuk wortel impor,

Pada hari ini, Senin Tanggal Dua Puluh Sembilan Bulan September Tahun Dua Ribu Empat Belas, dengan ini Pokja Pengadaan Barang / Jasa ULP Dinas Pertanian Tanaman Pangan

pandangan hidup, tujuan hidup bersama pandangan hidup, tujuan hidup bersama dalam suatu negara, yang setiap bangsa dalam suatu negara, yang setiap bangsaf. memiliki ciri

Pada hari ini Jum’at tanggal Tiga Puluh Satu bulan Oktober tahun Dua Ribu Empat Belas bertempat di Kantor Unit Layanan Pengadaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Jalan

Lampiran: Gambar 4 Penari perempuan dan penari laki – laki beserta pimpinan sanggar Dapur Seni Fitria Kota Cimahi

Keterlibatan pembangunan berkelanjutan di bidang air minum dalam tahap ini menjadi bagian terpenting dalam mengembangkan keterlibatan warga negara dalam pembangunan

Karena tidak didapatkan pengaruh yang signifikan antara turnover intension dan konflik santri-keluarga terhadap kepuasan studi di pondok pesantren maka perl dilakukan