Semester I, MDLN Baru Serap Capex 22%.
TINS Targetkan Capex Tahun Depan Naik.
Tahun Depan ANTM Siap Bberbelanja Rp 7,8 Triliun.
BNI Beri Kredit ke BPR Senilai Rp268,7 Miliar.
DAILY RESEARCH
Statistics
Highlight
Opening Today Nikkei AORD
Change
Market Preview
I
HSG pada perdagangan akhir
pekan lalu gagal melanjutkan
p e n g u a t a n n y a
m e n y u s u l
m e n i n g k a t n y a
k e m b a l i
k e k h a w a t i ra n
perla m batan
ekonomi China dan depresiasi
rupiah atas dolar AS yang akhir
pekan lalu berada di Rp14178 atau
melemah 1,2% selama sepekan
terakhir. IHSG akhir pekan lalu
tutup di 4415,343 melemah 17,768
poin (0,40%) dan selama sepekan
melemah 0,69%. Sepekan kemarin
IHSG bergerak fluktuatif, sempat
menyentuh 4510 tertinggi dan
terendah di 4350. Pasar yang masih
beresiko juga tercermin dari masih
derasnya arus dana asing yang
keluar.
Penjualan bersih asing sepekan kemarin mencapai Rp830,85 miliar
melanjutkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp1,88 triliun. Sentimen pasar
yang menggerakkan indeks sepekan kemarin terutama dipicu sentiment
eksternal terutama pergerakan pasar saham kawasan Asia yang dimotori
dengan sentimen China menyusul kekhawatiran memburuknya ekonomi
negara tersebut. Selain fokus pada perkembangan ekonomi China, pasar akhir
pekan kemarin digerakkan dengan spekulasi kenaikan tingkat bunga The Fed
menjelang pertemuan The Fed pada pekan ketiga September ini menyusul
kuatnya data ekonomi AS yang keluar, terutama turunnya tingkat
pengangguran di AS Agustus lalu menjadi 5,1% dari bulan sebelumnya 5,3%.
Menjelang pertemuan The Fed September ini, Wall Street akhir pekan
lalu turut tertekan spekulasi kenaikan tingkat bunga The Fed. Indeks DJIA dan
S&P masing‐masing terkoreksi 1,66% dan 1,53% tutup di 16102,38 dan
1921,22. Selama sepekan indeks DJIA dan S&P masing‐masing koreksi 3,25%
dan 3,4% terutama dipicu meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi
global setelah data‐data perekonomian China cenderung memburuk.
Melanjutkan perdagangan awal pekan kedua September ini, IHSG
diperkirakan akan rawan koreksi menyusul minimnya insentif positif,
sedangkan sentiment negatif cenderung menguat. Masih kuatnya
kekhawatiran pemburukan perekonomian China dan depresiasi rupiah atas
dolar AS yang terus berlanjut telah memaksa pemodal menghindari asset
beresiko. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4370 dan resisten di
4430.
IHSG : S1 4400 S2 4370 R1 4430 R2 4450
Index Last Chg % DJIA 16102.38 (272.38) (1.66) S&P 500 1921.22 (29.91) (1.53) FTSE 100 6042.92 (151.18) (2.44) CAC 40 4523.08 (130.71) (2.81) DAX 10038.04 (279.80) (2.71) NIKKEI 225 17527.03 (418.58) (2.33) HANGSENG 20840.61 (94.33) (0.45) STI 2863.81 (17.12) (0.59) SHENZHEN 1673.95 0.00 0.00 SHANGHAI 3160.17 0.00 0.00 Commodities Price Chg % Oil (US$/barrel) 45.72 (1.01) (2.16) CPO (RM/M.T) 2031.00 18.00 0.89 Gold (USD/T.oz) 1118.80 (4.20) (0.37) Nikel (USD/M.T 9840.00 65.00 0.66 Timah (USD/M.T) 15150.00 150.00 1.00 Coal (USD/M.T) 57.45 (0.95) (1.63) Exchange Rates Chg % IDR/USD 14130.00 (63.00) (0.44) USD/EUR 1.117 0.00 0.36 JPY/USD 119.10 (0.77) (0.64) IDR/SGD 9914.62 (106.56) (1.06) IDR/AUD 9783.21 (154.03) (1.55) TLKM USD IDR Chg % TLK.NYSE 38.73 2736 (0.72) (1.83)Top Gainers IDR % Chg
ISSP 156 22.80 29 AGRS 106 21.80 19 FREN‐W 21 16.70 3
EMTK 11,800 12.40 1,300
RBMS 74 12.10 8
Top Losers IDR % Chg
GOLL‐W 8 (11.10) (1)
LPPS 162 (10.00) (18)
FPNI 83 (9.80) (9)
SMDM 102 (9.70) (11)
BMAS 326 (9.40) (34)
Top Value IDR % (miliar)
PGAS 2,800 0.70 279 B BBRI 10,200 (4.00) 268 B SILO 15,275 1.20 210 B BMRI 8,775 (3.60) 181 B SRIL 341 4.90 173 B
Top Volume IDR % (juta)
SIAP 183 2.20 842.827 SRIL 341 4.90 503.731 MYRX 705 (2.10) 165.996 ELSA 309 6.20 158.953 BIPI 72 2.90 151.473 IHSG 4,415.34 Change (17.77) Change (%) (0.40) Change (%/ytd) (15.53) Total Value (IDR triliun) 4.120 Total Volume (miliar saham) 4.332 Net Foreign Buy (IDR miliar) (59.000)
News Update
2
Semester I, MDLN Baru Serap Capex 22%. Sepanjang paruh pertama tahun 2015, serapan belanja modal (capex) PT Modernland Realty Tbk (MDLN) masih sangat rendah. Hingga akhir Juni, perseroan baru menyerap capex sebesar 22% dari target yang dipatok tahun ini sebesar Rp 1,8 triliun. Dengan begitu, emiten properti dan kawasan industri ini baru menggunakan capex sekitar Rp 396 miliar. Capex tersebut digunakan untuk mengakuisisi lahan di Bekasi dan Cikande, Banten. Cuncun Wijaya, sekretaris Perusahaan MDLN mengatakan akan terus berupaya mendorong penyerapan capex. Kendati tahun ini tidak bisa terserap sepenuhnya, maka anggaran capex akan diundur ke tahun depan. Tahun ini, MDLN tengah fokus mengakuisisi lahan di dua lokasi yakni Cikande, Banten dan Bekasi. Di Cikande, perseroan telah mengantongi izin hak guna bangunan seluas 2.175 hektare. Kawasan ini dikembangkan menjadi kawasan Industri yang diberi nama Modern Cikande Indutrial Estae (MCIE). Saat ini, perseroan telah memiliki land bank 245 ha di sini dan total area yang dikembangkan 900 ha lebih yang dihuni 229 perusahaan. Sementara untuk Bekasi, perseroan telah mengantongi izin akuisisi lahan seluas 1.300 ha. Kawasan yang terletak di sebelah jalan tol Cibitung –Clincing ini akan dikembangkan menjadi Modern Bekasi Residential dan Industrial Park. Cuncun mengatakan jika capex tahun ini tak terserap seluruhnya maka ekspansi tahun depan akan lebih digenjot. Dirinya optimis, prospek bisnis properti dan kawasan industri akan lebih baik ke depan. Pasalnya, semester II ini ekonomi akan mulai membaik seiiring dengan upaya pemerintah menggenjot infrastruktur, pelonggaran LTV dan sentimen dibukanya keran kepemilikan properti bagi asing. Hanya saja, Cuncun belum bisa menyampaikan berapa perkiraan anggaran capex yang akan disiapkan perseroan tahun 2016. Pasalnya, rencana tahun depan baru akan dirancang setelah melihat kinerja perseroan di kuartal III. Untuk penjualan, MDLN masih akan fokus di tiga kawasan tahun depan yakni Cikande, JGC dan rencana penjualan lahan di Serpong Utara ke PT Alam Sutera Tbk (ASRI). (Kontan Online)
TINS Targetkan Capex Tahun Depan Naik. PT Timah (Persero) Tbk (TINS) akan lebih ekspansif di tahun depan. Sekretaris Perusahaan TINS, Agung Nugroho mengatakan, tahun depan, belanja modal TINS kemungkinan akan meningkat dari tahun 2015. Pasalnya, TINS akan mendorong diversifikasi bisnis yang sudah mulai dijalankan sejak tahun ini. Sebagai informasi, tahun ini, TINS menyiapkan belanja modal sekitar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun untuk pengembangan produksi timah. Agung tidak mengungkapkan nilai capital expenditure (capex) itu secara spesifik lantaran rancangan kerja perseroan 2016 baru akan difinalisasi pada bulan Oktober mendatang. Tahun ini, TINS memang sedang menahan diri karena kondisi pasar komoditas yang belum kondusif. Namun, per Agustus 2015, sudah ada regulasi yang mengatur perdagangan bursa timah dunia, yakni Permendag No. 33 tahun 2015. Agung mengatakan, regulasi ini bisa membuat harga timah lebih baik, terutama pada tahun depan. Ekspansi TINS memang bukan hanya di bisnis timah saja. TINS sudah mulai masuk fase hilirisasi produk dengan membangun pabrik pengolahan tanah jarang. TINS juga sedang menggarap bisnis properti bersama BUMN konstruksi. TINS sudah membentuk anak usaha yang bernama PT Timah Adhi Wijaya. Perusahaan ini nantinya bakal membangun salah satu aset perseroan berupa lahan di Kota Legenda Bekasi sebesar 176 hektare. Perseroan juga berencana membangun pembangkit listrik bersama salah satu perusahaan konstruksi BUMN. (Kontan Online)
Tahun Depan ANTM Siap Bberbelanja Rp 7,8 Triliun. Meski kondisi ekonomi tahun ini sedang seret, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bersiap tancap gas pada tahun depan. ANTM yakin, kondisi ekonomi global dan dalam negeri di tahun 2016 akan lebih baik dari tahun ini. Direktur ANTM Johan Nababan mengatakan, rencana kerja ANTM tahun depan memang masih dalam tahap pembahasan. Namun, ia memperkirakan, total belanja ANTM tahun depan bisa mencapai Rp 7,8 triliun untuk penyelesaian beberapa proyek besar perseroan. Belanja modal itu jauh lebih tinggi dari dana belanja ANTM tahun ini yang berkisar Rp 1,72 triliun. Seperti diketahui, ANTM berharap bisa mengamankan pendanaan sebesar Rp 5,39 triliun dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue. Rinciannya, Rp 3,5 triliun Penambahan Modal Negara (PMN) dan Rp 1,89 triliun berasal dari publik. Seluruh dana rights issue akan digunakan untuk penyelesaian proyek pengembangan pabrik Feronikel Halmahera Timur. Nah, ANTM juga akan tetap melakukan belanja rutin alias mengembangkan proyek lainnya. Nilai belanja modal itu mencapai Rp 2,5 triliun. Memang selain proyek Feronikel Halmahera yang sedang dikebut, ANTM masih akan menuntaskan pabrik Smelter Grade Alumina di Mempawah, Kalimantan Barat. Pembangunannya diharapkan bisa dimulai pada akhir April tahun depan. Selain dari PMN, ANTM akan mencari pinjaman eksternal dari perbankan sekitar US$ 1,2 miliar atau 70% dari nilai proyek SGA yang mencapai US$ 1,8 miliar. Dalam proyek itu, perseroan bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), Keduanya tengah mencari mitra asing untuk pembangunan smelter tersebut. Di tahun ini, ANTM memang banyak mengerem ekspansi karena keterbatasan biaya. Namun di tahun depan, ANTM bakal lebih gencar ekspansi demi pertumbuhan laba tahun depan. Maklum, hingga Semester I -2015 ini, ANTM masih mencatatkan rugi bersih Rp 396 miliar. Kerugian itu turun 41% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 671 miliar. (Kontan Online)
BNI Beri Kredit ke BPR Senilai Rp268,7 Miliar. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bekerjsama dengan PT Sentra Modal Harmoni selaku holding Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nusamba Group untuk salurkan kredit ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kerjasama antar kedua institusi ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Fasilitas Kredit pada hari ini, di Jakarta, Jumat. Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini dilakukan oleh Pemimpin Divisi Bisnis Komersial & Usaha Kecil BNI Josdi Situmorang dengan Direktur serta Komisaris PT Sentra Modal Harmoni Joko Suyanto dan Louis Hariman. Dalam hal ini, Bank BNI menyalurkan kredit tambahan modal kerja sebesar Rp 268,7 miliar kepada BPR Nusamba & Mitra Harmoni Group. Fasilitas tersebut akan diteruspinjamkan kepada nasabah BPR Nusamba Group yang merupakan pelaku UMKM. Ia mengungkapkan, bahwa kerjasama penyaluran kredit ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam perkembangan usaha mikro dan kecil di Indonesia. (IQ Plus)Stock Picks
3KLBF 1640‐1720.
Tren penguatan harga saham emiten farmasi Kalbe Farma Tbk (KLBF) sepekan terakhir
tertahan di Rp1700. Akhir pekan lalu harga sahamnya tutup di Rp1675. Kondisi pasar yang kurang kondusif
ditandai dengan depresiasi rupiah atas dolar AS yang telah menembus Rp14100 dan kekhawatiran
perlambatan perekonomian domestik telah menahan penguatan lanjutan terhadap saham sektoral seperti
KLBF. Dari sisi kinerja, sepanjang 1H15 pendapatan bersih hanya tumbuh 4,1% mencapai Rp8,72 triliun.
Kontribusi terbesar dari divisi produk kesehatan yang naik 12% (yoy) mencapai Rp1,6 triliun dari Rp1,4
triliun. Sedangkan laba bersih 1H15 berhasil tumbuh 7% di atas pertumbuhan pendapatan bersih. Ini
menunjukkan perseroan berhasil menekan biaya produksi tercermin dari kenaikan beban pokok
pendapatan yang hanya 1,2%. Ini membuat laba kotor berhasil tumbuh 7% mencapai Rp4,29 triliun. Marjin
kotor berhasil naik mencapai 49,29% lebih tinggi dari 1H14 sebesar 47,88% dan 2014 lalu di 48,80%.
Pertumbuhan laba bersih 1H15 di atas pertumbuhan laba 2014 lalu yang hanya 5,75%. Marjin bersih juga
berhasil naik mencapai 12,19% dibandingkan 1H14 sebesar 11,85% dan 2014 lalu sebesar 11,89%. Ini
terutama diakibatkan kenaikan penghasilan bunga 52%, sedangkan beban bunga justru turun 40,3%.
Merujuk pada pencapaian 1H15, proyeksi pendapatan bersih perseroan tahun ini diperkirakan tumbuh
6,3% atau mencapai Rp18,46 triliun. Sedangkan laba bersih tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 7,28%
mencapai Rp2,21 triliun. EPS tahun ini diperkirakan Rp47,26. Harga saham perseroan diperkirakan
berpeluang ditransaksikan dengan PE 37x atau mencapai Rp1750. Secara technical pergerakan harga
saham KLBF saat ini di kisaran support Rp1620 hingga Rp1640. Sedangkan resisten di kisaran Rp1680
hingga Rp1700. Pemodal bisa masuk melakukan pembelian ketika harga bergerak di kisaran supportnya
mengingat kondisi pasar yang masih beresiko. Buy on Weakness, SL 1600
4
UNVR 38400‐39700.
Harga saham Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akhir pekan lalu menguat terbatas di
Rp38950. Selama sepekan harga sahamnya menguat 2,5% di tengah pasar yang masih beresiko seiring
pelemahan rupiah atas dolar AS yang sudah menembus Rp14100 akhir pekan lalu. Secara technical saat ini
level support jangka pendek ada di Rp38000 hingga Rp38400. Sedangkan peluang penguatan akan menguji
resisten di Rp39700 hingga Rp40000. Dari sisi kinerja hingga paruh pertama tahun ini (1H15), laba bersih
perseroan tumbuh tipis 2,9% mencapai Rp2,93 triliun. Pertumbuhan laba ini lebih baik dibandingkan
periode 1H14 yang hanya tumbuh 1,1%. Sedangkan pertumbuhan penjualan bersih 1H15 melambat hanya
tumbuh 6,93% mencapai Rp18,80 triliun. Periode yang sama 2014 pertumbuhan penjualan bersih
mencapai 13,93%. Ini mengindikasikan perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini telah
berdampak pada penjualan perseroan. Namun perseroan berhasil meningkatkan marjin dengan strategi
kenaikan harga jual dan pengurangan biaya produksi terutama akibat turunnya harga komoditas yang
berdampak pada turunnya biaya bahan baku yang berbasiskan komoditas CPO. Hal ini terihat dari marjin
kotor naik menjadi 51% dari 49%. Pencapaian penjualan bersih sepanjang 1H15 mencerminkan 48,7% dari
proyeksi penjualan bersih tahun ini yang mencapai Rp38,59 triliun atau tumbuh 11,83% (yoy). Sedangkan
pencapaian laba bersih hingga 1H15 mencerminkan 45,28% dari target laba bersih tahun ini yang
diperkirakan mencapai Rp6,47 triliun atau naik 12,72% (yoy). EPS tahun ini diperkirakan sebesar Rp847,78.
Untuk jangka panjang saham perseroan berpeluang ditransaksikan dengan PE 54x sesuai dengan
industrinya atau mencapai Rp45792. Ini mencerminkan ruang penguatan sekitar 17,5% dari harga saat ini
di Rp38950. Pergerakan harga sahamnya pecan lalu mengindikasikan tren bullish continuation. Namun
kondisi pasar yang kurang kondusif bias memicu aksi ambil untung. Buy on Weakness, SL 37700
Stock Picks
5
Stock Picks
BBTN 990‐1070.
Harga saham emiten Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sepekan terakhir bergerak
fluktuatif dalam tren konsolidasi. Harga sahamnya tutup di Rp1030 setelah sempat menguat ke Rp1070
awal pekan kemarin. Pasar yang masih beresiko membuat penguatan lanjutan menjadi tertahan. Secara
valuasi harga sahamnya saat ini relatif murah karena hanya ditrasaksikan dengan PBV 0,75x dibandingkan
rata‐rata PBV emiten bank dengan kelas aset yang sama yang ditransaksikan dengan PBV 1,1x. Sepanjang
1H15 BBTN mencatatkan pertumbuhan laba hingga 54,25% (yoy) mencapai Rp831 miliar. Pertumbuhan
laba ini ditopang pertumbuhan kredit 18,33% mencapai Rp126,12 triliun dan pertumbuhan DPK 13,2%
mencapai Rp114,72 triliun. Pendapatan bunga bersih perseroan naik 19,06% mencapai Rp3,19 triliun
dengan rasio NIM 4,72% naik dari 4,53% (1H14). Sebelumnya perseroan menargetkan laba bersih tahun ini
tumbuh 40% mencapai Rp1,6 triliun. Pertumbuhan kredit antara 17%‐19% dan pertumbuhan DPK 19%‐
20%. Sebelumnya kami memproyeksikan harga saham BBTN berpeluang ditransaksikan sesuai historisnya
dengan PBV 1,1x atau mencapai target harga di Rp1525 atau memiliki ruang penguatan 48% dari harga saat
ini. Secara technical support saat ini di Rp990 dan resisten di Rp1070. Namun pasar yang masih beresiko
seiring pelemahan rupiah atas dolar AS yang saat ini sudah menembus Rp14100 membuat pergerakan
harga sahamnya rawan aksi ambil untung. Pembelian disarankan ketika harga melemah. Buy on Weakness,
SL 980
Stock View
6
Senin, 07 September 2015
EMITEN LAST R1 R2 S1 S2 REV Q1 2014 G (%) EPS Q1 14 G (%) PE
IHSG
4415.34 4430.21 4445.09 4403.80 4392.27
PERKEBUNAN AALI 16050 16,333.33 16,616.67 15,883.33 15,716.67 3,725,866.00 36.80 485.51 114.55 8.26 BWPT 287 294.00 301.00 278.00 269.00 LSIP 1070 1,088.33 1,106.67 1,058.33 1,046.67 1,279,973.00 40.33 32.78 122.48 8.16 SGRO 1325 1,330.00 1,335.00 1,320.00 1,315.00 649,627.93 10.94 29.32 141.04 11.30 SIMP 463 468.67 474.33 458.67 454.33 3,171,052.00 2.40 12.14 92.44 9.53 UNSP 50 50.00 50.00 50.00 50.00 659,213.38 36.97 21.64 ‐571.51 0.58PERTAMBANGAN BATU BARA
ADRO 580 610.00 640.00 560.00 540.00 9,632,947.40 33.83 45.68 269.20 3.17 BORN 50 50.00 50.00 50.00 50.00 BRAU 82 82.00 82.00 82.00 82.00 BUMI 50 50.00 50.00 50.00 50.00 9,572,406.53 4.50 191.78 ‐751.57 0.07 DEWA 50 50.00 50.00 50.00 50.00 631,292.51 8.52 ‐0.52 ‐77.95 ‐23.93 HRUM 915 921.67 928.33 911.67 908.33 1,460,386.97 ‐32.82 45.54 81.61 5.02 ITMG 8625 8,716.67 8,808.33 8,566.67 8,508.33 5,742,974.57 5.02 968.54 ‐299.21 2.23 PTBA 6000 6,091.67 6,183.33 5,916.67 5,833.33 3,093,648.00 11.39 232.76 8.74 6.44 PTRO 371 377.33 383.67 367.33 363.67 929,699.70 5.15 23.76 ‐67.39 3.90
PERTAMBANGAN MINYAK & GAS BUMI
BIPI 72 74.67 77.33 70.67 69.33 999,850.63 1,185.87 4.39 5,114.26 4.10 ELSA 370 392.67 415.33 335.67 301.33 918,296.00 ‐12.25 7.42 56.06 12.46 ENRG 56 57.67 59.33 54.67 53.33 2,210,590.04 27.13 4.86 2,610.69 2.88 ESSA 1785 1,785.00 1,785.00 1,785.00 1,785.00 126,590.83 22.89 42.71 28.12 10.45 MEDC 1345 1,380.00 1,415.00 1,290.00 1,235.00 2,303,371.50 7.08 122.83 131.12 2.74
PERTAMBANGAN LOGAM DAN MINERAL LAINNYA
ANTM 484 495.00 506.00 478.00 472.00 INCO 1365 1,433.33 1,501.67 1,323.33 1,281.67 2,430,306.44 ‐3.23 20.62 ‐33.11 16.55 TINS 580 593.33 606.67 573.33 566.67 SEMEN INTP 18350 18,491.67 18,633.33 18,216.67 18,083.33 4,499,774.00 6.65 289.47 ‐7.03 15.85 SMCB 1070 1,093.33 1,116.67 1,053.33 1,036.67 2,356,126.00 9.11 42.23 75.57 6.33 SMGR 9050 9,175.00 9,300.00 8,975.00 8,900.00 6,177,992.74 11.44 219.66 5.39 10.30
LOGAM DAN SEJENISNYA
GDST 60 61.33 62.67 57.33 54.67 333,609.60 28.88 2.97 59.01 5.05 JPRS 151 155.33 159.67 143.33 135.67 158,603.63 98.78 6.50 ‐0.37 5.81 KRAS 312 317.33 322.67 309.33 306.67 5,240,035.36 ‐12.47 ‐33.57 ‐698.77 ‐2.32 PAKAN TERNAK CPIN 1970 1,985.00 2,000.00 1,945.00 1,920.00 6,719,521.00 19.02 40.34 ‐7.84 12.21 JPFA 358 365.00 372.00 354.00 350.00 5,674,518.00 14.33 4.97 ‐72.07 18.02
OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA
ASII 6200 6,258.33 6,316.67 6,083.33 5,966.67 49,821,000.00 6.73 116.76 9.68 13.27 GJTL 479 494.67 510.33 465.67 452.33 3,199,668.00 5.32 96.23 ‐2.66 1.24
INDUSTRI BARANG KONSUMSI
ICBP 12150 12,266.67 12,383.33 12,091.67 12,033.33 7,355,089.00 21.44 0.12 6.96 24.94 INDF 5275 5,366.67 5,458.33 5,216.67 5,158.33 16,365,578.00 27.30 156.42 90.13 8.43 MYOR 26500 26,950.00 27,400.00 26,275.00 26,050.00 3,498,158.85 30.25 133.69 ‐45.72 49.56 ROTI 1090 1,105.00 1,120.00 1,080.00 1,070.00 464,595.48 27.03 12.10 9.45 22.52 GGRM 42600 42,725.00 42,850.00 42,475.00 42,350.00 15,670,252.00 23.99 736.58 35.34 14.46 INAF 142 144.00 146.00 140.00 138.00 155,073.95 25.62 ‐12.39 250.04 ‐2.87 KAEF 705 718.33 731.67 693.33 681.67 867,027.74 8.45 4.21 ‐4.38 41.89 KLBF 1675 1,700.00 1,725.00 1,650.00 1,625.00 4,066,502.64 16.52 10.52 11.04 39.81
KOSMETIK DAN BARANG KEPERLUAN RUMAH TANGGA
7
EMITEN LAST R1 R2 S1 S2 REV Q1 2014 G (%) EPS Q1 14 G (%) PE
PROPERTI DAN REAL ESTAT
APLN 316 322.67 329.33 312.67 309.33 1,165,134.03 1.99 14.43 20.67 5.47 ASRI 338 344.67 351.33 334.67 331.33 871,134.65 ‐3.40 15.77 ‐23.45 5.36 BKSL 59 60.67 62.33 57.67 56.33 BSDE 1535 1,575.00 1,615.00 1,515.00 1,495.00 1,254,119.10 ‐39.62 27.93 ‐60.73 13.74 COWL 615 620.00 625.00 610.00 605.00 64,709.78 ‐6.38 1.59 ‐30.99 96.44 CTRA 800 820.00 840.00 790.00 780.00 1,202,303.51 ‐10.35 15.01 5.45 13.32 CTRP 371 375.67 380.33 367.67 364.33 251,211.60 ‐58.80 4.89 ‐84.29 18.96 CTRS 2050 2,063.33 2,076.67 2,028.33 2,006.67 347,893.21 27.73 66.20 25.74 7.74 ELTY 50 50.00 50.00 50.00 50.00 KIJA 195 198.67 202.33 190.67 186.33 725,835.40 ‐3.64 15.03 51.33 3.24 MDLN 343 350.00 357.00 337.00 331.00 KONSTRUKSI BANGUNAN ADHI 2080 2,153.33 2,226.67 2,043.33 2,006.67 1,439,602.33 5.83 9.01 40.67 57.69 DGIK 57 59.33 61.67 55.33 53.67 480,924.22 52.77 1.81 ‐44.42 7.88 PTPP 3430 3,486.67 3,543.33 3,386.67 3,343.33 1,999,368.48 55.72 12.69 44.39 67.60 SSIA 715 735.00 755.00 705.00 695.00 918,070.21 ‐17.06 2.64 ‐93.80 67.75 TOTL 675 693.33 711.67 658.33 641.67 547,807.36 ‐6.30 11.12 ‐20.80 15.17 WIKA 2750 2,830.00 2,910.00 2,710.00 2,670.00 2,791,666.54 6.24 27.28 6.78 25.20
INFRASTRUKTUR, UTILITAS DAN TRANSPORTASI
PGAS 2800 2,866.67 2,933.33 2,766.67 2,733.33 JALAN TOL, PELABUHAN, BANDARA DAN SEJENISNYA
CMNP 1665 1,713.33 1,761.67 1,633.33 1,601.67 262,850.17 17.13 53.83 8.63 7.73 JSMR 5075 5,133.33 5,191.67 5,033.33 4,991.67 2,079,705.80 ‐13.14 55.30 16.71 22.94 TELEKOMUNIKASI BTEL 50 50.00 50.00 50.00 50.00 471,133.26 ‐31.12 6.89 ‐316.19 1.81 EXCL 2800 2,823.33 2,846.67 2,783.33 2,766.67 5,512,751.00 9.78 44.41 20.12 15.76 ISAT 3830 3,850.00 3,870.00 3,820.00 3,810.00 5,773,177.00 ‐0.26 147.24 ‐1,224.62 6.50 TLKM 2810 2,820.00 2,830.00 2,800.00 2,790.00 21,250,000.00 8.71 36.20 4.95 19.41 TRANSPORTASI GIAA 310 315.67 321.33 306.67 303.33 9,206,681.81 17.35 ‐82.55 469.78 ‐0.94 MBSS 480 492.67 505.33 473.67 467.33 435,871.55 21.78 59.94 3.87 2.00 WINS 170 172.00 174.00 168.00 166.00 518,942.64 36.32 23.63 53.05 1.80
KONSTRUKSI NON BANGUNAN
INDY 237 244.00 251.00 231.00 225.00 2,753,426.38 52.84 17.64 3.30 3.36 BANK BBCA 12250 12,291.67 12,333.33 12,191.67 12,133.33 10,261,849.00 32.93 148.65 26.73 20.60 BBKP 690 698.33 706.67 678.33 666.67 1,641,517.00 15.99 27.33 9.08 6.31 BBNI 4600 4,661.67 4,723.33 4,556.67 4,513.33 7,526,634.00 26.65 128.30 15.63 8.96 BBRI 10075 10,200.00 10,325.00 9,950.00 9,825.00 17,099,293.00 28.06 240.57 16.71 10.47 BBTN 1030 1,038.33 1,046.67 1,023.33 1,016.67 3,123,112.00 28.06 32.29 2.24 7.97 BDMN 3620 3,660.00 3,700.00 3,540.00 3,460.00 5,612,922.00 17.40 91.25 ‐13.01 9.92 BJBR 680 696.67 713.33 671.67 663.33 2,124,681.00 12.48 33.55 ‐12.29 5.07 BMRI 8825 8,891.67 8,958.33 8,741.67 8,658.33 14,313,290.00 25.54 211.05 10.27 10.45 BNGA 505 530.33 555.67 469.33 433.67 4,883,839.00 15.02 43.71 4.22 2.89
PERDAGANGAN BESAR BRANG PRODUKSI
AKRA 5525 5,650.00 5,775.00 5,450.00 5,375.00 5,630,170.96 3.52 46.44 14.36 29.74 INTA 255 260.67 266.33 247.67 240.33 398,931.00 ‐48.89 37.27 87.86 1.71 UNTR 19925 20,450.00 20,975.00 19,650.00 19,375.00 13,901,385.00 11.66 42.26 39.66 117.87 PERDAGANGAN ECERAN MAPI 3475 3,576.67 3,678.33 3,396.67 3,318.33 2,675,101.00 26.32 27.42 ‐27.88 31.69 RALS 590 591.67 593.33 586.67 583.33 1,184,904.00 9.45 5.73 ‐2.88 25.76
ADVERTISING, PRINTING DAN MEDIA
MNCN 1750 1,766.67 1,783.33 1,721.67 1,693.33 1,496,466.00 9.55 27.61 ‐7.99 15.85 PERUSAHAAN INVESTASI
BRMS 50 50.00 50.00 50.00 50.00 55,860.54 ‐9.06 ‐5.88 94.31 ‐2.13 BNBR 50 50.00 50.00 50.00 50.00 2,503,679.10 190.79 7.10 1,526.00 1.76
Corporate Action
8
Code
Name
Type
Date
Time
Venue
BABP Bank MNC Internasional Tbk. AGM 28/04/2015 0:14:00
MNC Tower, Auditorium Lt B2, Jl. Kebon Sirih
No.17‐19, Jakarta Pusat
BABP Bank MNC Internasional Tbk. EGM 28/04/2015 0:14:00
MNC Tower, Auditorium Lt. B2, Jl. Kebon Sirih
No.17‐19, Jakarta Pusat
ASII
Astra International Tbk.
AGM 28/04/2015 0:08:30
The Ritz‐Carlton Jakarta, Pacific Place
NRCA
Nusa Raya Cipta Tbk
AGM 28/04/2015 0:10:00
Hotel Gran Melia, Ruang Legian 2, Jl. HR. Ra‐
suna Said Blok X‐0 Kav.4, Kuningan, Jakarta
12950
RAJA
Rukun Raharja Tbk.
AGM 29/04/2015 0:10:00
Intercontonental mid plaza hotel
BPFI
Batavia Prosperindo Finance
Tbk
AGM 30/04/2015 0:01:00
Ruang Rapat PT Batavia Prosperindo Finance
Tbk, Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jl.Jend
Sudirman Kav 21, Jakarta 12920
BPFI
Batavia Prosperindo Finance
Tbk
EGM 30/04/2015 0:10:00
Ruang Rapat PT Batavia Prosperindo Finance
Tbk, Gedung Chase Plaza Lantai 12, Jl.Jend
Sudirman Kav 21, Jakarta 12920
BPII
Batavia Prosperindo Interna‐
sional Tbk
AGM 30/04/2015 0:14:00
Chase Plaza, Lantai 12, Jl. Jend. Sudirman Kav.
21, Jakarta Selatan
BPII
Batavia Prosperindo Interna‐
sional Tbk
EGM 30/04/2015 0:14:00
Chase Plaza, Lantai 12, Jl. Jend. Sudirman Kav.
21, Jakarta Selatan
BRAU
Berau Coal Energy Tbk
EGM 30/04/2015 0:10:00
ASBI
Asuransi Bintang Tbk.
AGM 30/04/2015 0:14:00
ASBI
Asuransi Bintang Tbk.
EGM 30/04/2015 0:14:00
TOTL
Total Bangun Persada Tbk.
AGM 30/04/2015 0:09:30
PT Total Bangun Persada Tbk Gedung TOTAL
lantai 8, Jl. Letjend.S.Parman No. 106A, Ja‐
karta 11440
TOTL
Total Bangun Persada Tbk.
EGM 30/04/2015 0:09:30
PT Total Bangun Persada Tbk Gedung TOTAL
lantai 8, Jl. Letjend.S.Parman No. 106A, Ja‐
karta 11440
TAXI Express Transindo Utama Tbk AGM 30/04/2015 0:09:30
Ruang Seminar BEI (Galeri Bursa) ‐ Gedung
Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 1, Jl. Jend.
Sudirman Kav.52‐53, Jakarta 12190
TAXI Express Transindo Utama Tbk EGM 30/04/2015 0:09:30
Ruang Seminar BEI (Galeri Bursa) ‐ Gedung
Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 1, Jl. Jend.
Sudirman Kav.52‐53, Jakarta 12190
NAGA
Bank Mitraniaga Tbk
AGM
5‐Apr‐15
0:10:00
Hotel Menara Peninsula ‐ Merica 2 Lt.2, Jl,
LetJen. S. Parman 79 ‐ Jakarta 11410
NAGA
Bank Mitraniaga Tbk
EGM
5‐Apr‐15
0:10:00
Hotel Menara Peninsula ‐ Merica 2 Lt.2, Jl,
LetJen. S. Parman 79 ‐ Jakarta 11410
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk
AGM 5‐May‐15
0:14:00
Sudirman Plaza ‐ Indofood Tower Lantai PH,
Jalan Jendral Sudirman Kav. 76‐78, Jakarta
Selatan 12910
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk
EGM 5‐May‐15
0:14:00
Sudirman Plaza ‐ Indofood Tower Lantai PH,
Jalan Jendral Sudirman Kav. 76‐78, Jakarta
Selatan 12910
Senin, 07 September 2015
Corporate Action
9
EMITEN
JUMLAH DIVIDEN
CUM DIVIDEN RECORDING DATE
PEMBAYARAN
DIVIDEN
KETERANGAN
PLIN
70
15‐Apr‐15
20‐Apr‐15
7‐May‐15
ITMG
645
8‐Apr‐15
13‐Apr‐15
24‐Apr‐15
SMBR
8.34385
8‐Apr‐15
13‐Apr‐15
30‐Apr‐15
WTON
11,82
9‐Apr‐15
14‐Apr‐15
5‐May‐15
BJBR
71.6
8‐Apr‐15
13‐Apr‐15
30‐Apr‐15
MERK
6500
10‐Apr‐15
15‐Apr‐15
5‐May‐15
PGAS
144,84
13‐Apr‐15
16‐Apr‐15
8‐May‐15
BDMN
81,50
14‐Apr‐15
17‐Apr‐15
8‐May‐15
GEMS
3,36
13‐Apr‐15
16‐Apr‐15
20‐Apr‐15
Dividen Interim
KAEF
8.4488
15‐Apr‐15
20‐Apr‐15
8‐May‐15
BBCA
98
16‐Apr‐15
21‐Apr‐15
13‐May‐15
Dividen Final
BJTM
41,86
15‐Apr‐15
20‐Apr‐15
8‐May‐15
ACST
42
15‐Apr‐15
20‐Apr‐15
4‐May‐15
LEAD
40
7‐Apr‐15
10‐Apr‐15
30‐Apr‐15
JASS
159
‐
16‐Apr‐15
23‐Apr‐15
AALI
472
21‐Apr‐15
24‐Apr‐15
15‐May‐15
TURI
10
22‐Apr‐15
27‐Apr‐15
15‐May‐15
BFIN
54
22‐Apr‐15
27‐Apr‐15
15‐May‐15
ASGR
52
23‐Apr‐15
28‐Apr‐15
20‐May‐15
SMGR
375,34
23‐Apr‐15
28‐Apr‐15
20‐May‐15
TOBA
‐
23‐Apr‐15
28‐Apr‐15
20‐May‐15
JASS
100
‐
28‐Apr‐15
7‐May‐15
Dividen Interim
MDIA
10
24‐Apr‐15
29‐Apr‐15
21‐May‐15
SSMS
22,65
24‐Apr‐15
29‐Apr‐15
21‐May‐15
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor dalam memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.