TUGAS SIM UAT-TAKE HOME INDIVIDU
DOSEN :
Dr.Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc(CS)
OLEH :
ABDI SURYAWARDANA (NIM P056121761.50)
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TUGAS I :
MEMBANDINGKAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SECARA
OUTSOURCING DAN INSOURCING PADA PERUSAHAAN
DOSEN :
Dr.Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc(CS)
OLEH :
ABDI SURYAWARDANA (NIM P056121761.50)
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan teknologi informasi manjadi suatu keharusan yang tidak dapat dihindari oleh setiap perusahaan yang ingin menempatkan dirinya pada posisi paling depan dalam suatu industri. Terkait dengan hal ini, pengelolaan sumber daya informasi memegang peranan yang sangat penting untuk menunjang suksesnya sebuah bisnis. Dalam sebuah perusahaan, pengelolaan sumber daya informasi biasanya disebut dengan Sistem Informasi Sumber daya Informasi.
Sistem Informasi Sumber daya Informasi atau Information Resources Information System merupakan bagian dari sistem informasi yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi, memproses, serta menyediakan informasi dalam format tepat yang akan dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan. Proses mengidentifikasi berarti sistem harus dap at menentukan masalah yang dihadapi perusahaan, keputusan yang akan dibuat oleh oleh para pengambil keputusan dan informasi apa yang harius disediakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Dalam pekerjaan membuat suatu sistem informasi, perusahaan perlu memperhitungkan beberapa faktor dalam mengelola pengerjaan tersebut seperti faktor waktu, biaya, sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Ada beberapa pendekatan dalam mengelola pengerjaan sistem informasi dalam perusahaan, yaitu pendekatan in-sourcing dan pendekatan out-sourcing. Dalam makalah ini akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai masing-masing pendekatan in-sourcing dan sourcing, keunggulan dan kelemahan in-sourcing dan out-sourcing serta alasan-alasan yang mendasari suatu perusahaan memilih pendekatan tersebut dalam hubungannya dengan pengembangan sistem informasi dalam suatu perusahaan.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengembangan sistem informasi secara outsourcing dibandingkan dengan cara insourcing.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Outsorcing dan Insourcing
Menurut O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to Information Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal.
Outsourcing is subcontracting a process, such as product design or manufacturing , to a third-party company. [1] The decision to outsource is often made in the interest of lowering firm costs , redirecting or conserving energy directed at the competencies of a particular business , or to make more efficient use of land, labor , capital , (information) technology and resources . Outsourcing became part of the business lexicon during the 1980s“. (Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/ Outsourcing ) Atau dengan kata lain outsourcing atau alih daya merupakan proses pemindahan tanggung jawab tenaga kerja dari perusahaan induk ke perusahaan lain diluar perusahaan induk. Perusahaan diluar perusahaan induk bisa berupa vendor, koperasi ataupun instansi lain yang diatur dalam suatu kesepakatan tertentu.
Insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk bekerja di luar perusahaan secara fulltime, fifty-fifty atau temporary. Kompensasi yang diterima juga mengikuti pola tersebut. Artinya mereka akan dibayar secara penuh oleh perusahaan yang menggunakannya, atau sharing dengan perusahaan asalnya atau perusahaan asal hanya menanggung selisih gaji. Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai transfer pekerjaan dari satu organisasi ke organisasi lain yang terdapat di dalam negara yang sama. Selain itu, Insourcing dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang membangun fasilitas atau sentra bisnis baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu (en.wikipedia.org). Dalam kaitannya dengan TI, Insourcing atau Contracting merupakan delegasi dari suatu pekerjaan ke pihak yang ahli (spesialis TI) dalam bidang tersebut dalam suatu perusahaan.
2.2 Defenisi Sistem Informasi
Peran sistem informasi menurut O’brian adalah untuk menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam mengambil keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetitif organisasi.
Sistem informasi mengintegrasikan sumber daya manusia, teknologi (hardware, software dan jaringan komunikasi), sumber data serta kebijakan dan prosedur kerja, untuk mengelola (menyimpan, mengakses kembali, mengubah dan menyebarluaskan) informasi dalam sebuah organisasi.Sistem Informasi pada sebuah organisasi, dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sistem pendukung operasional (misalnya untuk mengefisienkan taransaksi bisnis, mengendalikan proses industri, mendukung komunikasi dan kolaborasi) dan sistem pendukung manajemen (misalnya untuk menyediakan laporan dan tampilan, dukungan langsung pada proses pengambilan putusan).
III.
PEMBAHASAN
3.1 Alasan Perusahaan Melakukan Outsourcing
Teknologi informasi bukanlah bisnis inti dari perusahaan jasa seperti bank, rumah sakit, lembaga pendidikan, maupun industri seperti industri pangan, farmasi, house and personal care, dan lain sebaginya. Sehingga, outsourcing merupakan salah satu opsi yang dapat dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan untuk aplikasi sistem informasi perusahaan. Menurut O’Brien dan Marakas (2006), beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam mengembangkan sistem informasi diantaranya:
1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.
2. Resiko tidak kembalinya investasi yang dilkukan sangat tinggi.
3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
4. Faktor waktu/kecepatan.
5. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu yang cukup lama.
6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil.
Aplikasi IT outsourcing di suatu perusahaan antara lain mencakup layanan sebagai berikut: Pemeliharaan aplikasi (Applications maintenance)
Pengembangan dan implementasi aplikasi (Application development and implementation)
Data centre operations End-user support Help desk
Dukungan teknis (Technical support) Perancangan dan desain jaringan Network operations
Systems analysis and design Business analysis
Meskipun penggunaan outsourcing seringkali digunakan sebagai strategi kompetisi perusahaan untuk fokus pada core business-nya. Namun, pada prakteknya outsourcing didorong oleh keinginan perusahaan untuk menekan cost hingga serendah-rendahnya dan mendapatkan keuntungan berlipat ganda walaupun seringkali melanggar etika bisnis.
b. Keuntungan Dan Kelemahan Dari Outsourcing Keuntungan dari Outsourcing:
- Business owner bisa fokus pada core business. - Cost and resources reduction.
- Mempercepat proses adaptasi terhadap perubahan bisnis
- Manajemen SI yang lebih baik, SI dikelola oleh pihak luar yang telah berpengalaman dalam bidangnya, dengan prosedur dan standar operasi yang terus menerus dikembangkan
- Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau organisasi lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
- Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan oleh manajemen internal - Risk management
- Biaya investasi berubah menjadi biaya belanja.
- Tidak lagi dipusingkan dengan oleh turn over tenaga kerja. - Akses pada pakar SI yang lebih baik
- Bagian dari modenisasi dunia usaha
- Meningkatkan daya saing perusahaan dengan efisiensi penggunaan fasilitas dan teknologi - Reduce time to market (contoh: aplikasi e-business)
- Memfasilitasi downsizing, sehingga perusahaan tak perlu memikirkan pengurangan pegawai
Kelemahan dari Outsourcing:
- Ketidakpastian status ketenagakerjaan dan ancaman PHK bagi tenaga kerja.
- Perbedaan perlakuan Compensation and Benefit antara karyawan internal dengan karyawan outsource.
- Career Path di outsourcing seringkali kurang terencana dan terarah.
- Perusahaan pengguna jasa sangat mungkin memutuskan hubungan kerjasama dengan outsourcing provider
- Pengawasan dan kontrol langsung sulit dilakukan
- Informasi merupakan asset berharga bagi perusahaan, jika salah pengelolaan bisa berbalik menjadi bumerang
- Loss of flexibility (kontrak diatas 3 tahun), perubahan teknologi baru tidak bisa diadaptasi dengan cepat oleh perusahaan
- Adanya hidden cost (biaya pencarian vendor, biaya transisi, dan biaya post outsourcing) - Timbulnya ketergantungan terhadap perusahaan penyedia jasa outsourcing.
Setelah mengetahui seluk beluk outsourcing, berikut ini adalah pertimbangan yang dapat digunakan perusahaan untuk mengaplikasikan sistem ini:
1. Jika sistem informasi bagi perusahaan Anda bukan merupakan bisnis inti yang ternyata dapat menghabiskan banyak waktu, usaha, dan sumberdaya jika diaplikasikan di internal perusahaan
2. Jika perusahaan menginginkan aplikasi sistem informasi yang rendah biaya dan dapat cepat diaplikasikan sehingga meningkatkan value perusahaan bagi konsumen.
c. Alasan Perusahaan Melakukan Insourcing
Organisasi biasanya memilih untuk melakukan insourcing antara lain dalam rangka mengurangi biaya tenaga kerja dan pajak. Organisasi yang tidak puas dengan outsourcing kemudian memilih insourcing sebagai penggantinya. Beberapa organisasi merasa bahwa dengan insourcing mereka dapat memiliki dukungan pelanggan yang lebih baik dan kontrol yang lebih baik atas pekerjaan mereka daripada dengan meng-outsourcing-nya. Insourcing dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1. Kompetensi karyawan yang tidak optimal dimanfaatkan di dalam perusahaan.
2. Terjadinya perubahan yang mengakibatkan beberapa kompetensi tertentu tidak dibutuhkan lagi di dalam perusahaan.
3. Sebagai persiapan karyawan untuk menempuh karir baru di luar perusahaan.
d. Keuntungan Dan Kelemahan Dari Insourcing
Adapun beberapa keuntungan dari pengelolaan SI dan TI dengan sistem insourcing antara lain:
- Sistem dapat diatur sesuai dengan kebutuhan perusahaan
- Proses pengembangan sistem dapat lebih mudah dikelola dan dikontrol - Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif.
- Biaya pengembangannya relatif lebih rendah karena hanya melibatkan pihak perusahaan - Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera dilakukan
perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut - Dokumentasi sistem lebih lengkap
- Mudah dimodifikasi dan di-maintain karena dilakukan oleh karyawan internl perusahaan - Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut
- keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan
-Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.
Selain keuntungan-keuntungan di atas, pengelolaan SI dan TI dengan sistem insourcing juga memiliki kelemahan, diantaranya:
-Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien
- Belum tentu perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih (tidak up to date)
- Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan
- Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka
- Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan
- Kemungkinan program mengandung bug sangat besar
3.2 Kesimpulan
Sistem informasi dan organisasi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Pada saat yang sama, organisasi harus waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat keuntungan dari teknologi baru.
Outsourcing menjadi salah satu solusi yang paling sering digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi pada suatu perusahaan karena dengan outsourcing suatu perusahaan
akan lebih fokus pada bisnis inti. Keputusan melakukan insoursing/outsourcing merupakan sesuatu yang penting untuk kesuksesan ekonomi perusahaan karena keputusan tersebut mencerminkan batas kemampuan ekonomi dan karakteristik kompetitif dari sebuah perusahaan. Keputusan Melakukan Insourcing/ Outsourcing merupakan strategi perusahaan melalui investasi terhadap kapabilitasnya.
Perusahaan tidak harus memilih outsourcing atas insourcing atau sebaliknya. Suatu perusahaan dapat melakukan outsource dan insource pada saat yang sama. Dengan outsourcing dan insourcing secara bersamaan, maka perusahaan akan dapat memiliki apa yang terbaik dari yang ditawarkan kedua strategi di atas dan bisnis akan mendapatkan keuntungan kompetitif.
TUGAS II :
Urgensi Maintenance di dalam software maupun Sistem Informasi
DOSEN :
Dr.Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc(CS)
OLEH :
ABDI SURYAWARDANA (NIM P056121761.50)
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi saat ini, berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari akan berbasis komputer. Maka dalam suatu instansi, komputer merupakan sarana dalam menciptakan dan mengembangkan suatu sistem informasi handal. Oleh karena itu setiap orang harus mampu mengikuti arus informasi yang berkembang di dunia teknologi ini. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Informasi yang berkualitas ini akan memudahkan user dalam mengambil keputusan secara tepat, cepat, dan bernilai strategis.
Salah satu upaya untuk memperkuat Sistem Manajemen Informasi suatu organisasi adalah bagaimana membangun dan mengembangkan perangkat lunak (software). Hal ini menjadi sangat urgen bagi perusahaan yang ingin bersaing dalam area global terkait dengan proses pengembangan bisnis dan pemasarannya. Perkembangan teknologi informasi, terutama dari sisi software telah menuntut perusahaan untuk dapat menciptakan sistem informasi beserta software pendukungnya yang memadai dari sisi teknologi yang dipakai, ruang lingkup software yang digunakan, dan kesiapan sumber daya yang mendukungnya.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai langkah-langkah strategis sebelum memutuskan untuk membangun atau mengembangkan sistem informasi. Pertimbangan terhadap kebutuhan akan suatu sistem informasi yang relevan dengan tujuan perusahaan, kemudian adanya dukungan dari pimpinan, serta pilihan kebijakan pembangunan/pengembangan sistem informasi yang memberdayakan sumber daya internal atau menyerahkan kepada pihak ketiga.
1.2 Tujuan
Paper ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang pengertian software serta urgensi maintenance suatu software yang berkualitas, strategi dan langkah-langkah pembangunannya yang bermanfaat bagi perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut O’Brien (2011) dikatakan bahwa SIM adalah suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen (Wikipedia, 2010).
Tujuan SIM, yaitu:
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu menurut O’Brien (2011) : Mendukung proses bisnis dan operasional
Mendukung pengambilan keputusan
Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif
2.2 Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) adalah bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa program , dan data konstruksi. Singkatnya, apa yang membuat data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari TI. TI menyediakan bisnis dengan empat set layanan inti untuk membantu menjalankan strategi bisnis: proses bisnis otomatisasi, memberikan informasi, menghubungkan dengan pelanggan, dan alat-alat produktivitas.
TI melakukan berbagai fungsi (TI Disiplin/Kompetensi) dari meng-instal Aplikasi untuk merancang jaringan komputer dan Database informasi. Beberapa tugas yang TI lakukan mungkin termasuk manajemen data, jaringan, rekayasa perangkat keras komputer, database dan desain perangkat lunak, serta manajemen dan administrasi sistem secara keseluruhan.
2.3 Defenisi Software
Software (Perangkat lunak) adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara digital, termasuk program komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan ditulis oleh komputer. Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang tidak berwujud.
Perangkat Lunak (software) merupakan data elektronik yang disimpan sedemikian rupa oleh komputer itu sendiri, data yang disimpan ini dapat berupa program atau instruksi yang akan dijalankan oleh perintah, maupun catatan-catatan yang diperlukan oleh komputer untuk menjalankan perintah yang dijalankannya. Untuk mencapai keinginannya tersebut dirancanglah suatu susunan logika, logika yang disusun ini diolah melalui perangkat lunak, yang disebut juga dengan program beserta data-data yang diolahnya. Pengeloahan pada software ini melibatkan beberapa hal, diantaranya adalah sistem operasi, program, dan data. Software ini mengatur sedemikian rupa sehingga logika yang ada dapat dimengerti oleh mesin komputer.
III. PEMBAHASAN
3.1 Urgensi Maintenance di dalam software maupun Sistem Informasi
Urgensi maintainability dari suatu software adalah pentingnya perawatan/pemeliharaan dan pengembangan suatu software. Tujuannya adalah agar software selalu dalam keadaan siap pakai. Dalam waktu tertentu tidak menutup kemungkinan software mengalami kerusakan atau perlu disempurnakan lagi disitulah pentingnya maintainability.
Kegiatan pemeliharan perangkat lunak (software) terjadi karena adanya asumsi yang salah pada saat uji coba yaitu kesalahan tersembunyi pada perangkat lunak yang cukup besar. Ada 4 (empat) jenis pemeliharaan perangkat lunak yaitu sebagai berikut:
a.Corrective Maintenance
Aktivitas pertama terjadi karena sangat tidak beralasan untukmengasumsikan bahwa ujicoba software akan menemukan seluruh kesalahan laten dalam suatu software sistem yang besar. Selama penggunaan program tersebut, kesalahan akan terjadi dan dilaporkan kepada pihak pengembang.Proses yang menyertakan diagnosis dan korektif dari satu atau lebih kesalahan disebut correctivemaintenance.
b. Adaptive maintenance
Aktivitas yang kedua ini terjadi karena pertumbuhan atau perkembangan perangkat lunak atau perangkat keras sehingga memerlukan modifikasi dari perangkat lunak yang telah dibuat.
c. Perfective maintenance
Aktivitas ketiga, dapat diaplikasikan pada definisi maintenance terjadi ketika paket software berhasil. Ketikasoftware digunakan, rekomendasi untuk kemampuan yang baru, modifikasi terhadap fungsi yang sudah ada, dan kebutuhan umum lainnya dapat diterima dari para user. Untuk memenuhi permintaan dalam kategori ini,perfective maintenance, dilakukan. Aktivitas ini dilakukan untuk mayoritas dari seluruh usaha yang dilakukanpada software maintenance.
d. Preventive maintenance
Aktivitas maintenance keempat terjadi ketika software diubah untuk meningkatkan kemampuan pemeliharaan,atau keandalan, atau untuk menyediakan basis yang lebih baik untuk peningkatan dimasa mendatang. Sering disebut sebagai preventive maintenance, aktivitas ini dikarakteristikan dengan teknik reverse engineering dan re-engineering.
Sebuah software yang dirancang dan dikembangkan dengan baik, akan dengan mudah dapat direvisi jika diperlukan. Seberapa jauh software tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang harus diperhatikan.
Salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan software untuk menjalani perubahan adalah Maintainability. Maintainability adalah usaha yang diperlukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan (error) dalam software. Maintanability juga disebut sebagai pemeliharaan system. Dimana setelah sebuah software berhasil dikembangkan dan diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil uji coba maupun evaluasi. Sebuah software yang dirancang dan dikembangkan dengan baik, akan dengan mudah dapat direvisi jika diperlukan. Seberapa jauh software tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang harus diperhatikan.
System maintenance atau pemeliharaan sistem dapat didefinisikan sebagai proses monitoring, evaluasi dan modifikasi dari sistem yang tengah beroperasi agar dihasilkan performa yang dikehendaki.
Menurut ISO (internationalorganization for standarization) 9126, software berkualitas memiliki beberapa karakteristik seperti tercantum pada tabel berikut:
Karakteristik Sub Karakteristik
Functionality :
Software untuk menjalankan fungsinya
sebagimana kebutuhan sistemnya.
Suitability, accuracy, interoperability, security
Reliability :
Kemampuan software untuk dapat tetap tampil sesuai dengan fungsi ketika digunakan.
Maturity, Fault tolerance, Recoverability
Usability :
Kemampuan software untuk menampilkan
performans relatif terhadap penggunaan
sumberdaya.
Understanbility, Learnability, Operability, Attractiveness
Efficiency :
Kemampuan software untuk menampilkan
performans relatif terhadap penggunaan
sumberdaya.
Time behaviour, Resource Utilization
Maintainability :
Kemampuan software untuk dimodifikasi
(korreksi, adaptasi, perbaikan)
Portability :
Kemampuan software untuk ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain.
Adaptability, Installability
Seperti yang terlihat pada tabel diatas, karakteristik Maintanability terdiri dari sub-sub karakteristik lain seperti:
Analyzability,
Analysability merupakan kemudahan untuk menentukan penyebab kesalahan. Changeability,
Changebility merupakan kualitas lain dari Flexibility yang berarti kemudahan dilakukannya perubahan atau modifikasi terhadap software
Stability dan Testability.
Tidak berarti perangkat lunak itu tidak pernah berubah. Hal ini berarti juga terdapat resiko yang kecil pada modifikasi perangkat lunak yang memiliki dampak tidak diduga.
Berdasarkan uraian diatas maka, terdapat tiga alasan pentingnya pemeliharaan sistem atau system maintenance :
1. Memperbaiki Kesalahan (Correcting Errors)
Maintenance dilakukan untuk mengatasi kegagalan dan permasalahan yang muncul saat sistem dioperasikan. Sebagai contoh, maintenace dapat digunakan untuk mengungkapkan kesalahan pemrograman (bugs) atau kelemahan selama proses pengembangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem, sehingga kesalahan tersebut dapat diperbaiki.
2. Menjamin dan Meningkatkan Kinerja Sistem (Feedback Mechanism)
Kajian pasca implementasi sistem merupakan salah satu aktivitas maintenance yang meliputi tinjauan sistem secara periodik. Tinjauan periodik atau audit sistem dilakukan untuk menjamin sistem berjalan dengan baik, dengan cara memonitor sistem secara terus-menerus terhadap potensi masalah atau perlunya perubahan terhadap sistem. Sebagai contoh, saat user menemukan errors pada saat sistem digunakan, maka user dapat memberi umpan balik atau feedback kepada spesialis informasi guna meningkatkan kinerja sistem. Hal ini yang menjadikan system maintenance perlu dilakukan secara berkala, karena system maintenance akan senantiasa memastikan sistem baru yang di implementasikan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan penggunaanya melalui mekanisme umpan balik.
3. Menjaga Kemutakhiran Sistem (System Update)
Selain sebagai proses perbaikan kesalahan dan kajian pasca implementasi, system maintenance juga meliputi proses modifikasi terhadap sistem yang telah dibangun karena adanya perubahan dalam organisasi atau lingkungan bisnis. Sehingga, system maintenance menjaga kemutakhiran sistem (system update) melalui modifikasi-modifikasi sistem yang dilakukan.
Secara singkat, system maintenance menjadi urgen karena pada system maintenance terjadi usaha perbaikan secara berkelanjutan untuk mempertemukan kebutuhan oranisasi terhadap sistem dengan kinerja sistem yang telah dibangun.
TUGAS III:
Ringkasan Developing Business / IT Solutions
DOSEN :
Dr.Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc(CS)
OLEH :
ABDI SURYAWARDANA (NIM P056121761.50)
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi:
-Menerapkan pendekatan sistem ke pengembangan sistem informasi -Disebut juga dengan pengembangan aplikasi
The Systems Approach -Teknik Penyelesaian Masalah
Sebuah teknik penyelesaian masalah yang menggunakan sistem orientasi untuk menentukan masalah dan peluang dan mengembangkan sesuai dan layak solusi.
-Kegiatan yang saling terkait :
Menganalisis masalah dan merumuskan solusi dengan melibatkan kegiatan yang saling terkait:
Mengenali dan mendefinisikan masalah atau kesempatan menggunakan pemikiran sistem
Mengembangkan dan mengevaluasi solusi alternatif sistem Memilih solusi yang paling memenuhi persyaratan
Desain solusi sistem yang Anda pilih
Melaksanakan dan mengevaluasi keberhasilan Systems Analysis and Design (SA&D)
SA&D merupakan proses keseluruhan dari sistem informasi yang dihasilkan dan diterapkan.
-Proses Keseluruhan:
Mengidentifikasi masalah bisnis Mendesain
Penerapan
-Dua pendekatan yang paling umum: Analisis object-oriented dan desain Siklus Hidup
Proses Pengembangan Suatu Sistem - Systems Investigation
Langkah pertama dalam proses pembangunan sistem mungkin melibatkan pertimbangan proposal yang dihasilkan oleh bisnis / proses perencanaan. Juga mencakup studi kelayakan awal solusi sistem informasi yang diusulkan.
-System analysis
Membutuhkan kajian mendalam tentang informasi pengguna akhir. Menghasilkan persyaratan fungsional yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem informasi. Ini biasanya melibatkan studi rinci kebutuhan informasi perusahaan dan pengguna akhir. Kegiatan, sumber daya, dan produk-produk dari satu atau lebih dari sistem informasi saat ini sedang digunakan kemampuan sistem informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan bisnis informasi.
Spesifikasi Sistem
Komponen dari desain formal
– User interface methods and products – Database structures
– Processing procedures – Control procedures • Contoh dari Spesifikasi Sistem
– User interface specifications – Database specifications – Software specifications
– Hardware and network specifications – Personnel specifications
Prototyping Life Cycle
Prototyping adalah perkembangan pesat dan pengujian bekerjanya suatu model. Proses interaktif, iteratif digunakan selama tahap desain. Membuat pembangunan lebih cepat dan lebih mudah, terutama ketika kebutuhan pengguna akhir sulit untuk mendefinisikan peran besar peran dari stakeholder bisnis.
Object-Oriented Analysis and Design
Setelah objek didefinisikan oleh programmer, karakteristik yang dapat digunakan untuk memungkinkan satu objek untuk berinteraksi dengan objek lain atau menyampaikan informasi ke objek lain. Perilaku sistem berorientasi objek yang melibatkan kolaborasi antara benda-benda ini, dan keadaan sistem adalah keadaan gabungan semua objek di dalamnya.
Inheritance.Kemampuan objek untuk mewarisi Karakteristik dari sebuah objek urutan yang lebih tinggi.
• Modularitas. Sejauh mana program ini dirancang sebagai rangkaian modul saling terkait belum berdiri sendiri. Misalnya, semua mobil memiliki roda; oleh karena itu, objek didefinisikan sebagai sebuah mobil sport dan jenis khusus mobil objek juga harus memiliki roda.
• Polimorfisme. Kemampuan objek untuk berperilaku berbeda tergantung pada kondisi di mana perilaku dipanggil. Misalnya, dua objek yang mewarisi perilaku berbicara dari objek kelas binatang mungkin anjing objek dan objek kucing. Keduanya memiliki perilaku yang didefinisikan sebagai berbicara. Kapan objek anjing diperintahkan untuk berbicara, itu akan kulit, sedangkan ketika objek kucing diperintahkan untuk berbicara, itu akan menimbulkan suaranya .
• Encapsulation. Menyembunyikan semua karakteristik yang terkait dengan suatu obyek tertentu dalam obyek itu sendiri. Paradigma ini memungkinkan objek untuk mewarisi karakteristik hanya dengan mendefinisikan subobject. Misalnya, pesawat objek berisi semua karakteristik dari sebuah pesawat: sayap, ekor, kemudi, pilot, kecepatan, ketinggian, dan sebagainya.
Object-Oriented Analysis - model analisis berorientasi objek yang tidak memperhitungkan rekening implementasi kendala, seperti concurrency, distribusi, ketekunan, atau warisan, atau bagaimana sistem akan dibangun. Karena sistem berorientasi objek modular, model sistem dapat dibagi menjadi beberapa domain, masing-masing yang terpisah dianalisis dan mewakili bisnis terpisah, teknologi, atau konseptual bidang minat. Hasil analisis berorientasi objek adalah gambaran yang dibina, menggunakan konsep dan hubungan antara konsep, sering diekspresikan sebagai model konseptual.
Object-oriented design (OOD)- mengambil model konseptual yang hasil dari analisis berorientasi objek dan menambahkan kendala-kendala penerapan yang dikenakan oleh lingkungan, bahasa pemrograman, dan alat-alat pilihan, serta arsitektur asumsi yang dipilih sebagai dasar dari desain.
Faktor yang paling penting didalam pengelolaan sumberdaya informasi adalah bagaimana mengembangkan Sistem Informasi Sumber daya Informasi yang akan dipergunakan, hal ini berarti kita menetukan bagaimana bentuk sistem yang dibutuhkan, dalam arti kata kebutuhann akan perangkat keras, perangkat lunak dan pelaksana serta SOP (Standard Operating Procedures) yang akan dipergunakan. Ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses pengembangan sistem informasi ini, diantaranya :
1. System Development Life Cycle (SDLC)
Proses pengembangan suatu sistem informasi dimualia dari proses pembuatan rencana kerja yang akan dilakukan, melakukan analisis terhadap rencana sistem yang akan dibuat, mendesain sistem, dan mengimplementasikan sistem yang telah disusun serta melakukan evaluasi terhadap jalannya sistem yang telah disusun.
2. Prototyping
Sistem dapat dikembangkan lebih sempurna karena adanya hubungan kerjasama yang erat antara analis dengan pemakai sedangkan kelemahan tekkik ini adalah tidak begitu mudah untuk dilaksanakan pada sistem yang relatif besar.
3. Rapid Application Development
Pendekatan ini memerlukan keikutsertaan user dalam proses desain sehingga mudah untuk melakukan implementasi. Kelemahannya, sistem mungkin terlalu sulit untuk dibuat dalam waktu yang singkat yang pada akhirnya akan mengakibatkan kualitas sistem yang dihasilkan menjadi rendah.
4. Object Oriented Analysis and Development
Integrasi data dan pemrosesan selama dalam proses desain sistem akan menghasilkan sistem yang memiliki kualitas yang lebih baik serta mudah untuk dimodifikasi. Namun, metode ini sulit untuk mendidik analis dan programmer sistem dengan menggunakan pendekatan object oriented serta penggunaan modul yang sangat terbatas.
.
Gambar . Proses implementasi
Baik itu menggunakan analisa berorientasi objek ataupun SDLC yang terpenting adalah manajemen proyeknya karena tanpa adanya konsep dan pembahasan manajemen proyek, perencanaan dan pengembangan sistem informasi tidak dapat berjalan dengan baik.
Gambar . Fase manajemen proyek\
Beberapa hal yang harus dievaluasi ketika dalam tahap implementasi adalah: 1) Hardware dengan poin – poin evaluasi sebagai berikut:
a) Hasil b) Biaya c) Keandalan d) Kesesuaian e) Teknologi f) Ergonomi g) Konektivitas h) Skalabilitas i) Software
j) Dukungan dari pihak lain
2) Software dengan poin – poin evaluasi meliputi: a) Kualitas b) Efisiensi c) Fleksibilitas d) Keamanan e) Konektivitas f) Maintenance g) Dokumentasi h) Hardware
a) Hasil
b) Kebutuhan pengembangan sistem tambahan c) Maintenance d) Konversi e) Pelatihan f) Backup g) Akses h) Posisi bisnis i) Hardware j) Software 4) Pengujian Aplikasi 5) Konversi Data 6) Dokumentasi 7) Pelatihan
Dalam tahap maintenance tujuan utamanya adalah memperbaiki error dan kesalahan sistem, melakukan perubahan untuk meningkatkan performa sistem, atau merubah sistem sesuai dengan bisnis proses perusahaan. Empat kategori dalam maintenance adalah:
1. Corrective: memperbaiki bug dan error 2. Adaptive: menambahkan fungsi baru 3. Perfective: meningkatkan performnance
4. Preventive: mengurangi kemungkinan kesalahan
Selain itu aktifitas maintenance juga meliputi peninjauan kembali setelah implementasi untuk menjamin sistem yang diimplementasi berjalan sesuai denga tujuan bisnis yang ingin dicapai. Hal ini meliputi perbaikan error dan audit sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Mediarman, B. 2011. Perangkat Lunak dan Pemeliharaannya. Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB. http://pksm.mercubuana.ac.id (08 Juli 2011).
http://www.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
http://www.biskom.web.id/2008/07/22/outsourcing-solusi-sistem-informasi-masa-depan.bwi http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertian-perangkat-lunak-software.html http://www.google.com/#q=pengertian+software+menurut+wikipedia
McLeod, R. 1983. Manajemen Information System (2nd Ed.). Chicago. Science Reseaerch Associates Inc.
O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems, fifteenth edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
O’Brien, James A. dan Marakas, George M. 2011. “Management Information Systems, 10th Edition”. McGraw-Hill/ Irwin, New York
Rahardjo, B. 2006. Kesulitan Outsourcing di Indonesia. http://rahard.wordpress.com/2006/ 02/25/kesulitan-outsourcing-di-indonesia/.