• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cerpen Pantang Menyerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cerpen Pantang Menyerah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

CERPEN PANTANG MENYERAH

UNTUK SEKOLAH

DISUSUN OLEH: 1.AHMAD ZAELANI ASSIDIQI 2.M.RAFLI AUFAQRISQI

3.RENALDI ROLISMAN

(2)

Cerpen Karangan: Andhik Prastiarto Lolos moderasi pada: 7 March 2015

Danu adalah anak dari orang yang kurang mampu, Ibunya meninggal dunia saat Danu berumur 2 tahun. Sepeninggal

Ibunya, keluarganya menjadi berantakan, ayah Danu mempunyai banyak hutang kepada rentenir untuk menghidupi keluarganya, uang hasil kerja sebagai penyapu jalanan saja tidak cukup untuk menghidupi keluarganya.

Danu duduk di kelas 6 SD, walaupun dia anak dari orang yang kurang mampu tapi ia termasuk siswa yang cukup pandai.

Setelah pulang sekolah Danu selalu menjualkan koran dari toko koran langganannya, setiap hari Danu mendapat uang sebesar Rp 25.000 dari hasil menjualkan koran. Uang itu ia pergunakan

untuk membelikan obat untuk adiknya yang terbaring lemah di tempat tidur.

Suatu ketika, Danu diberi sebuah surat dari Pak Dadang, guru Danu, Surat itu ia berikan kepada Ayahnya, ternyata isi surat tersebut adalah Danu diminta untuk membayar uang sekolah yang sudah menunggak selama 4 bulan. Danu berfikir apakah ia bisa melanjutkan sekolahnya atau tidak.

Danu sudah 5 hari tidak masuk sekolah, ia berusaha mencari uang bersama ayahnya untuk membiayai sekolahnya. Pada sore hari Pak Imam Guru sekolahnya Danu datang ke rumahnya Danu, Pak Imam bertanya kepada Danu kenapa sudah tidak masuk sekolah selama 5 hari, Danu berterus terang bahwa ia mencari uang bersama Ayahnya untuk membiayai sekolahnya. Cukuplama mereka berbincang-bincang, tidak lama kemudian Pak Imam

(3)

berkata kepada Danu untuk terus sekolah, dan Pak Imam akan membiayai Sekolah (SD) Danu.

Esok harinya Danu masuk sekolah, di sekolah ada pengumuman bahwa Ujian Sekolah akan diadakan 1 minggu kemudian, dan barang siapa yang lulus dengan nilai yang bagus ia akan

mendapat beasiswa untuk masuk SMP Harapan Bangsa secara gratis.

Danu terus belajar dengan giat, agar ia bisa mendapatkan beasiswa tersebut. Saat Ujian berlangsung, Danu dapat mengerjakannya dengan baik.

3 minggu kemudian hasil Ujian Nasional diumumkan, Danu sangat gembira dengan nilai yang cukup bagus, yaitu: BI (9,2), Mat (9), IPA (9,6). dan Pak Imam mengumumkan siapa yang mendapat beasiswa masuk SMP Harapan Bangsa. Dan ternyata Danu yang mendapatkan beasiswa tersebut. Danu sangat

gembira dan berterimakasih kepada semua gurunya dan Ayahnya yang telah membantunya dalam belajar.

Akhirnya Danu terus melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP, ia akan belajar dengan sungguh-sungguh supaya berhasil untuk meraih cita-citanya, yaitu seorang Guru.

TAMAT

Cerpen Karangan: Andhik Prastiarto

(4)

Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita.

Tidak mungkin sebuah cerita tidak mempunyai ide pokok. Yaitu sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada para pembacanya. Sesuatu itu biasanya adalah masalah kehidupan, komentar pengarang mengenai kehidupan atau pandangan hidup si pengarang dalam menempuh kehidupan luas ini. Pengarang tidak dituntut menjelaskan temanya secara gamblang dan final, tetapi ia bisa saja hanya menyampaikan sebuah masalah

kehidupan dan akhirnya terserah pembaca untuk menyikapi dan menyelesaikannya.

Secara tradisional, tema itu bisa dijelaskan dengan kalimat

sederhana, seperti: 1. Kejahatan pada akhirnya akan dikalahkan oleh kebaikan. 2. Persahabatan sejati adalah setia dalam suka dan duka. 3. Cinta adalah energi kehidupan, karena itu cinta dapat mengatasi segala kesulitan. Dan lain sebagainya.

Cerpen yang baik dan besar biasanya menyajikan berbagai

persoalan yang kompleks. Namun, selalu punya pusat tema, yaitu pokok masalah yang mendominasi masalah lainnya dalam cerita itu. Misalnya cerpen “Salju Kapas Putih” karya Satyagraha

Hoerip. Cerpen ini melukiskan pengalaman “aku” di negeri asing dengan baik sekali, tetapi secara tajam cerpen ini menyorot

masalah moral. Tokoh “aku” dapat bertahan dari godaan berbuat serong karena pertimbangan moral.

1. 2. Alur atau Plot

Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk

(5)

Sementara orang menganggap plot adalah jalan cerita. Dalam pengertian umum, plot adalah suatu permufakatan atau

rancangan rahasia guna mencapai tujuan tertentu. Rancangan tentang tujuan itu bukanlah plot, akan tetapi semua aktivitas untuk mencapai yang diinginkan itulah plot.

Atau, secara lebih gamblang plot adalah –menurut Aswendo Atmowiloto- sebab-akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama atau gaya dalam menghadirkan ide dasar.

Semua peristiwa yang terjadi di dalam cerita pendek harus berdasarkan hukum sebab-akibat, sehingga plot jelas tidak mengacu pada jalan cerita, tetapi menghubungkan semua

peristiwa. Sehingga Jakob Sumardjo dalam Seluk-beluk Cerita Pendek menjelaskan tentang plot dengan mengatakan, “Contoh populer menerangkan arti plot adalah begini: Raja mati. Itu

disebut jalan cerita. Tetapi raja mati karena sakit hati, adalah plot.”

Dalam cerpen biasanya digunakan plot ketat artinya bila salah satu kejadian ditiadakan jalan cerita menjadi terganggu dan bisa jadi, tak bisa dipahami. Adapun jenis plot bisa disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Plot keras, jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca. Contohnya: cerpen-cerpen Anton Chekov, pengarang Rusia legendaris,

cerpen-cerpen Trisnoyuwonoyang terkumpul dalam Laki-laki dan Mesiu, cerpen-cerpenSubagio Sastrowardoyo dalam kumpulannya Kejantanan di Sumbing.

2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak

mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mengesan sehingga seperti terus tergiang di telinga

pembaca. Contoh, cerpen Seribu Kunang-kunang di Manhattan karya Umar Kayam,

(6)

cerpen-cerpen Danartodalam Godlob, dan hampir semua cerpen Guy de Maupassant, pengarang Perancis menggunakan plot berbisik.

3. Plot lembut-meledak, atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut. Contoh: cerpenKrawang-Bekasi milik Gerson Poyk, cerpen Bulan Matikarya R.

Siyaranamual, dan cerpen Putu

Wijayaberjudul Topeng bisa dimasukkan di sini.

Adapun jika kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan cempuran keduanya. Jadi sifat plot ada kalanya:

1. Terbuka. Jika akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di samping masalah dasar persoalan.

2. Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. Contoh Godlobnya Danarto. 3. Campuran keduanya.

3. Penokohan

Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen

ditentukan oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang didalamnya ada

perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek.

Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui:

(7)

1. Tindakan, ucapan dan pikirannya 2. Tempat tokoh tersebut berada 3. Benda-benda di sekitar tokoh 4. Kesan tokoh lain terhadap dirinya

5. Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang

4. Latar atau Setting

yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu

dengan teman dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas. Kalau latar bisa dipindahkan ke mana saja, berarti latar tidak integral dengan tema dan plot. Cerpen saya, Bayi-bayi Tertawa yang mengambil setting khas Palestina, dengan watak, budaya, emosi, kondisi geografi yang sangat khas Palestina tentu akan menjadi lucu jika settingnya dipindah di Ponorogo. Jelas bahwa setting akan sangat

menentukan watak dan karakter tokoh. 1. 5. Sudut Pandangan Tokoh

Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adlaah sudah pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik bercerita.

Sudut pandangan ini ada beberapa jenis, tetapi yang umum adalah:

(8)

1. Sudut pandangan orang pertama. Lazim disebut point of view orang pertama. Pengarang menggunakan sudut

pandang “aku” atau “saya”. Di sini yang harus diperhatikan adalah pengarang harus netral dengan “aku” dan “saya”nya. 2. Sudut pandang orang ketiga, biasanya pengarang

menggunakan tokoh “ia”, atau “dia”. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya; “Aisha”, “Fahri”, dan “Nurul” misalnya.

3. Sudut pandang campuran, di mana pengarang membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh-tokohnya. Seluruh kejadian dan aktivitas tokoh diberi komentar dan tafsiran, sehingga pembaca mendapat

gambaran mengenai tokoh dan kejadian yang diceritakan. Dalam “Sekelumit Nyanyian Sunda” Nasjah Djaminsangat baik menggunakan teknik ini.

4. Sudut pandangan yang berkuasa. Merupakan teknik yang menggunakan kekuasaan si pengarang untuk menceritakan sesuatu sebagai pencipta. Sudut pandangan yang berkuasa ini membuat cerita sangat informatif. Sudut pandanga ini lebih cocok untuk cerita-cerita bertendens. Para pujangga Balai Pustaka banyak yang menggunakan teknik ini. Jika tidak hati-hati dan piawai sudut pandangan berkuasa akan menjadikan cerpen terasa menggurui.

Referensi

Dokumen terkait

Akibat hukum dari akta pencacatan sipil yaitu untuk memperoleh suatu kepastian hukum yang sebesar-besarnya tentang peristiwa-peristiwa pribadi yang terjadi dalam

Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum atau peristiwa hukum lainnya yaitu peristiwa hukum yang terjadi dalam masyarakat yang tidak merupakan akibat dari perbuatan

BAB III Analisis makna dalam cerita pendek Kumo to Namekuji to Tanuki , berisi kutipan-kutipan dari karya yang akan di analisis, meliputi peristiwa yang terjadi dalam cerita

Dalam kegiatan elaborasi:Menulis kerangka cerita pendek dengan memperhatikan pelaku, peristiwa, latar ; Mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerpen

terbentuk dalam beberapa peristiwa. Peristiwa-peristiwa tersebut tersusun dari berbagai hubungan kejadian dalam cerita. Hubungan yang terjadi adalah hubungan sebab

Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran keterampilan menulis cerita pendek dengan menggunakan metode sinektik sosial berkonteks

Menurut Budi Darma (2005:13), karya sastra yang baik bukan sekedar cerita, melainkan plot, yakni antara satu peristiwa dan peristiwa lain diikat oleh hukum sebab

Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara hakiki tidak mengalami perubahan dan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi