• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN GO PUBLIC DAN PASAR MODAL. Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN GO PUBLIC DAN PASAR MODAL. Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN GO PUBLIC DAN PASAR MODAL

A. Gambaran Umum Tentang Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Pengertian pasar modal dapat dilihat dalam pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, menyatakan bahwa “Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

Di samping pengertian pasar modal di atas, Eduardus Tandelilin menyatakan bahwa, “Pasar Modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas”.16

Istilah pasar modal dipakai sebagai terjemahan dari istilah “ Capital

Market” yang berarti suatu tempat atau sistem bagaimana cara dipenuhinya

kebutuhan-kebutuhan dana untuk kapital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang membeli dan menjual suatu efek yang baru dikeluarkan.17

Pasar modal pada hakekatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial assets pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasinya.18

16

Eduardus Tandelilin, Op. Cit., hal 15

17

Abdurrahman, Op. Cit., hal. 10

18

(2)

Marzuki Usman menyatakan bahwa : “Pasar Modal adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan, pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembati hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal dengan penjamin dana yang juga disebut dengan nama emiten. Para pemodal meminta instrumen pasar modal untuk keperluan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat memaksimalkan penghasilan.19

Pasar modal atau capital market adalah merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri.20

Pasar modal atau bursa efek adalah salah satu jenis pasar dimana para pemodal bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga atau efek.

21

2. Struktur Pasar Modal Indonesia

Struktur Pasar Modal Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Di dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa kebijakan di bidang pasar modal ditetapkan oleh menteri keuangan, sedangkan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dilakukan oleh Bapepam.

a. Badan Pengawas Pasar Modal

Badan Pengawas Pasar modal (Bapepam) merupakan lembaga atau otoritas tertinggi di pasar modal yang melakukan pengawasan dan pembinaan atas

19

Ibid., hal. 5

20

M. Fakhruddin dan M. Sopian Hadianto, Op. Cit., hal. 1

(3)

pasar modal. Bapepam diharapkan dapat mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan atau pasar modal yang teratur, wajar, transparansi, efisien serta penegakan peraturan dan melindungi kepentingan investor di pasar modal.

Dalam Pasal 3 ayat 1 dan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar modal dinyatakan bahwa yang menjadi fungsi dari Bapepam adalah:

1. Penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal 2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, pendaftaran dari Bapepam, dan pihak yang bergerak di bidang pasar modal.

4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan perusahaan publik.

5. Penyelesaian keberatan yang ditujukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP).

6. Penetapan ketentuan Akuntansi di bidang pasar modal.

7. Pengamanan klinis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh menteri keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan fungsi-fungsi tersebut Bapepam memiliki beberapa kewenangan. Wewenang Bapepam ini tercantum pada Pasal Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, yang dalam garis besarnya mencakup sekitar 9 (Sembilan) bidang, yaitu :22

1. Wewenang mengeluarkan izin perorangan untuk wakil penjamin emisi efek, wakil perantara pedagang efek, dan wakil manager investasi. 2. Wewenang mengeluarkan izin usaha untuk bursa efek dan

lembaga-lembaga penunjang.

3. Wewenang menyetujui pendirian bank kustodium

4. Wewenang menyetujui pencalonan dan pemberhentian komisaris, direktur, serta menunjuk manajemen sementara bursa efek, lembaga

(4)

kliring dan penjamin, lembaga penyimpanan dan penyelesaian sampai dipilihnya komisaris dan direktur baru.

5. Wewenang dan menyelidiki setiap pihak jika terjadi pelanggaran terhadap UUPM

6. Wewenang untuk membekukan dan membatalkan pencatatan atau efek tertentu.

7. Wewenang menghentikan transaksi bursa atas efek tertentu.

8. Wewenang menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek dalam keadaan darurat.

9. Wewenang bertindak sebagai lembaga banding bagi pihak yang dikenakan sanksi oleh bursa maupun lembaga kliring dan penjamin. Di luar wewenang tersebut, masih terdapat sejumlah wewenang dalam tingkat yang lebih rendah dan sifatnya lebih teknis, dengan demikian, Bapepam sebagai pengawas memang diberi kekuasaan yang sangat besar oleh UUPM.

b. Bursa Efek

Bursa efek adalah perusahaan sekuritas bergabung bersama membentuk bursa efek. Organisasi tersebut mengatur dirinya sendiri dengan mengeluarkan berbagai peraturan serta memastikan bahwa anggotanya berprilaku sedemikian rupa sehingga memberikan persepsi positif tentang pasar modal kepada masyarakat.23

Menurut Undang-Undang Pasar Modal, Pasal 1 angka 4, menyatakan “Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau saran untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka’. Penyelenggaraan bursa

23 C.T.S. Kansil dan Christine S.T., Pokok-pokok hukum Pasar Modal, (Penerbit Pustaka

(5)

efek adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam (Pasal 6 ayat (1) UUPM).

c. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)

Peranan lembaga Kliring dan Penjaminan pinjaman adalah melaksanakan kliring dan menjamin penyelesaian transaksi di bursa efek dengan bertindak sebagai Counter Party dari anggota bursa yang melakukan transaksi. Jaminan tersebut dapat berupa dana, sekuritas, dan jaminan bank custodian untuk melaksanakan transaksi tertentu.

Dengan sistem jaringan tersebut maka pemasaran harga akan dapat memasuki perdagangan jika Lembaga kliring dan Penjaminan (LKP) menyetujui dan terdapat cukup jaminan untuk menyelesaikan transaksi dengan menyerahkan dana sekuritas pada rekening sekuritas di Lembaga Kliring dan penyelesaian (LPP).24

d. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah lembaga/perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan custodian sentral (tempat penyimpanan pusat) bagi bank custodian, perusahaan efek dan pihak lainnya.

e. Perusahaan Efek

Perusahaan efek sering juga disebut sebagai perusahaan sekuritas (securities company). Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan

(6)

usaha sebagai penjamin emisi efek, Perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi (Pasal 1 angka 21 UUPM Nomor 8 Tahun 1995).

1. Penjamin emisi efek

Pasal 1 angka 17 UUPM menyatakan bahwa penjamin emisi efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kemampuan dan prospek emiten. 2. Perantara Pedagang efek

Istilah perantara pedagang efek merupakan istilah yang ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, dimana istilah tersebut terdapat dalam Pasal 1 angka 8. Istilah ini mengandung dua makna yaitu perantara dalam jual beli efek, artinya bertindak sebagai perantara dalam aktivitas jual beli efek, karena investor tidak boleh melakukan kegiatan jual beli efek secaara langsung tanpa melalui perantara, disamping itu pedagang efek selain bertindak sebagai perantara, perusahaan efek juga dapat melakukan aktivitas jual beli saham untuk kepentingan perusahaan efek tersebut.

3. Manajer Investasi

Manajer investasi merupakan pihak yang mendapat izin dari Bapepam untuk mengadakan kegiatan usaha mengelola portofolio efek bagi para nasabah atau mengelola investasi kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali perusahaan asuransi, dana pensiunan dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(7)

f. Profesi Penunjang Pasar Modal

Profesi penunjang pasar modal terdiri dari 25 1. Akuntan Publik

:

Peranan profesi akuntan dalam bidang pasar modal adalah mengungkapkan informasi keuangan perusahaan dan memberikan pendapat mengenai kewajiban atas data yang disajikan dalam laporan keuangan, sehingga opini akuntan akan memberikan suatu keyakinan bagi pihak lain atas laporan keuangan yang diterbitkan emiten tersebut. Pada umumnya akuntan publik melaksanakan audit berdasarkan standart auditing yang ditetapkan oleh Ikatan akuntansi Indonesia. Standart tersebut mengharuskan akuntan publik memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan konsolidasi itu bebas dari salah saji secara materi.

2. Konsultan Hukum

Dalam suatu penawaran umum, konsultan mempunyai tugas untuk

memberi opini dari segi hukum (Legal opinion). Konsultan hukum bertugas untuk melakukan pemeriksaan atas fakta hukum yang ada mengenai emiten. Hal-hal yang perlu mendapat penelitian dan pernyataan dari konsultan hukum adalah mengenai :26

a. Anggaran dasar emiten beserta perubahannya

b. Izin usaha emiten

c. Bukti pemilikan penguasaan harta emiten 25 Ibid.,

26

Tjipsono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan Tanpa Jawaban, (Penerbitan Salemba Empat, Jakarta 2001), hal. 30.

(8)

d. Perikatan oleh emiten dengan pihak

e. Perkara baik perdata maupun pidana yang mengangkat emiten dan pribadi pengurus perseroan.

3. Penilai

Lembaga penilai memberikan jasa profesional dalam menentukan nilai wajar dari harta milik perusahaan (aktiva), seperti nilai kekayaan tetap perusahaan yang berupa tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan lain-lain. Beberapa nilai pertimbangannya atau penyusutannya dalam jangka waktu tertentu harus dilakukan secermat mungkin sesuai dengan standar penilaian yang berlaku. Hasil penilaian ini diperlukan sebagai informasi bagi investor dalam mengembil keputusan investasi. Dalam kaitannya dengan hal ini, tanggung jawab penilaian akan dituntut pula oleh pihak pemegang saham27

4. Notaris

.

Peran Notaris dalam Pasar Modal diperlukan terutama dalam hubungannya dengan penyusunan Anggaran Dasar para pelaku pasar modal, seperti emiten, perusahaan publik, perusahaan efek, dan reksa dana, serta pembuatan kontrak-kontrak penting seperti kontrak-kontrak reksa dana, kontrak-kontrak penjamin emisi, dan perwaliamanatan.28

g. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga Penunjang Pasar Modal meliputi : 1. Biro Administrasi Efek

27 Ibid.,

(9)

Yaitu suatu badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas yang melakukan usaha dalam pengelolaan administrasi sekuritas seperti registrasi dan pencatatan sekuritas, pemindahan hak kliring dan tugas-tugas administrasi lainnya bagi emiten, anggota bursa maupun pemodal yang menjadi konsumennya sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Kustodian

Dalam Pasal 1 angka 8 Undang-Undang nomor 8 Tahun 1995 menyatakan bahwa “Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya”. Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan atau bank umum yang telah mendapat persetujuan dari Bapepam. 3. Wali Amanat

Undang-Undang Pasar Modal, Pasal 50 menyebutkan kegiatan usaha sebagai wali amanat dapat dilakukan oleh bank umum dan pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan memegang efek yang bersifat utang. Jasa wali amanat diperlukan bagi emisi obligasi (Pengakuan utang). Oleh karena, efek yang bersifat utang adalah merupakan surat pengakuan utang yang sifatnya sepihak dan para pemegang sahamnya tersebar luas, maka untuk mengurus dan mewakili mereka selaku kreditur, perlu dibentuk lembaga perwaliamanatan.

(10)

4. Penasehat Investasi

Penasehat Investasi adalah pihak yang member nasehat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa. Pemberian nasehat dapat dilakukan secara lisan atau tulisan, termasuk dalam penerbitan melalui media masa. Oleh karena itu, bertindak sebagai penasehat investasi harus memenuhi persyaratan tertentu seperti keahlian dalam bidang analisis efek, termasuk dalam kegiatan penasehat investasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pemeringkat efek. Sebelum melakukan kegiatannya, penasehat investasi harus terlebih dahulu memperoleh izin dari Bapepam. Hal ini sesuai dengan Pasal 34 UUPM.

5. Pemeringkat Efek

Tugas lembaga pemeringkat efek adalah menentukan peringkat suatu efek dengan menggunakan simbol tertentu yang dapat memberikan gambaran mengenai kualitas investasi dari suatu efek yang dinilai berkaitan dengan resiko gagal bayar/serah. Lembaga ini merupakan lembaga yang kualitas kerjanya dipengaruhi oleh indenpendensi yang menjamin tentang kredibilitasnya. Peningkat efek yang dikeluarkan oleh pemeringkat efek menjadi informasi penting bagi investor untuk melakukan pembelian efek yang bersifat utang.

h. Emiten

Emiten merupakan pihak yang mencari dana dengan menjual sekuritas kepada masyarakat luas melalui keterbukaan informasi, peningkatan likuiditas

(11)

sekuritas, pemantauan harga sekuritas dan menjaga hubungan baik dengan pemodal. Emiten terdiri dari dua, yaitu 29

1. Perusahaan Publik

:

Perusahaan Publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000. (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

2. Reksa Dana

Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, yang dimaksud dengan Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana adalah perseroan atau investasi kolektif masyarakat pemodal yang diinvestasikan ke dalam efek oleh manajer investasi secara sederhana. Reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar modal.

i. Investor

Investor merupakan pihak yang mempunyai dana yang siap untuk diinvestasikan di pasar modal. Dalam hal ini pasar modal perlu melakukan

(12)

pembenahan-pembenahan agar dapat menarik semakin banyak pemodal asing, perorangan dan institusi yang mempunyai karakteristik masing-masing.

j. Instrumen Pasar Modal

Yang dimaksud instrumen Pasar Modal adalah semua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini pada umumnya bersifat jangka panjang.

Instrumen Pasar Modal adalah semua instrumen keuangan yang ada di pasar modal sebagai media investasi, instrumen pasar modal pada saat ini di Indonesia ada enam, yaitu :30

1. Saham (Stock), yaitu merupakan bukti penyertaan modal dari suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. 2. Obligasi (Bond), yaitu sertifikat bukti utang yang dikeluarkan oleh suatu

perseroan terbatas atau institusi tertentu baik pemerintah maupun lembaga lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan modal.

3. Obligasi Konversi (Convertible Bond), yaitu Obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukarkan (Konversi) obligasi tersebut dengan saham dalam waktu yang ditentukan.

4. Rights yaitu hak memegang saham atau perusahaan untuk membeli terlebih dahulu saham-saham baru dikeluarkan oleh perusahaan tersebut secara professional, biasanya ditawarkan pada harga yang lebih rendah dari harga pasar.

5. Waran, yaitu efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek untuk memesan/membeli saham perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 bulan atau lebih.

6. Reksa Dana (Mutual Fund) yaitu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal dan selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

(13)

Yang dapat melakukan penawaran umum melalui pasar modal adalah harus merupakan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 20 UUPM yaitu Perseroan terbatas sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 1 angka 1 Ketentuan umum. Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang tentunya Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000. (tiga milyar rupiah) sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 22 UUPM.

Perseroan adalah satu dari beberapa jenis bentuk usaha yang ditinjau menurut Undang-Undang. Bentuk usaha lain seperti firma dancommanditaire

venootschap dan yang lainnya kecuali koperasi masih seperti sediakala dan belum

berubah. Perseroan terbatas sebagai wadah usaha makin penting karena timbulnya usaha. Usaha besar yang semuanya berbentuk perseroan terbatas, seperti perusahaan yang sudah memperdagangkan sahamnya dibursa efek, terbukti bahwa banyak perusahaan kecil atau menengah yang didirikan dengan bentuk perseroan terbatas.31

Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang paling disukai saat ini, disamping karena pertanggung jawaban yang bersifat terbatas, perseroan terbatas juga memberikan kemudahan bagi pemilik (pemegang sahamnya) untuk mengalihkan perusahaannya (kepada setiap orang) dengan menjual seluruh saham yang dimilikinya pada perusahaan tersebut. Sebagaimana kata “perseroan” menunjuk kepada modalnya yang terdiri dari sero (saham),

31

Ahmad Yani & Gunawan Wijaya, Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, (PT. Raja Grafindo Persada,

(14)

sedangkan kata terbatas menunjukkan kepada tanggung jawab pemegang saham yang tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan dimiliknya.32

Dari batasan yang diberikan tersebut di atas, ada lima hal pokok yang dapat ditemukan disini antara lain :

Ketentuan perundang-undangan yang mengatur khusus mengenai perseroan terbatas saat ini dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Mengenai pengertian perseroan terbatas, sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 memberikan batasan mengenai perseroan terbatas sebagai berikut : “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang selanjutnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.

33

1. Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum yang merupakan persekutuan modal

2. Didirikan berdasarkan perjanjian

3. Menjalankan usaha tertentu

4. Memiliki modal yang terbagi atas saham-saham

5. Memiliki persyaratan undang-undang

Sebagaimana dapat dijelaskan sebagai berikut : 32

Moenaf H. Regar, Pembahasan Kritis Aspek Manajemen & Akuntansi UU Perseroan Terbatas 1995, (Penerbit Pustaka Quantum, Jakarta, 2001), hal. 2-3.

(15)

1. Perseroan Terbatas merupakan suatu Badan Hukum

Seperti yang telah disebutkan bahwa Perseroan adalah badan hukum yang berarti perseroan merupakan subjek hukum di mana perseroan sebagai badan yang dapat dibebani hak dan kewajiban seperti halnya manusia pada umumnya.

Sebagai badan hukum, perseroan memenuhi unsur-unsur badan hukum seperti yang ditentukan dalam UUPT. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah :34 a. Organisasi teratur

Gunanya adalah untuk menggerakkan perseroan agar badan hukum itu dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Organisasi yang teratur ini dapat dilihat dari adanya organ perseroan yang terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris (Pasal 1 Butir 2 UUPT).

b. Harta Kekayaan Sendiri

Harta kekayaan sendiri ini berupa modal dasar yang terdiri atas seluruh nilai nominal saham Pasal 24 ayat (1) UUPT yang terdiri atas uang tunai dan harta kekayaan dalam bentuk lain Pasal 27 ayat (1) UUPT.

c. Melakukan Hubungan Sendiri

Sebagai badan hukum, perseroan melakukan sendiri hubungan hukum dengan pihak ketiga yang diwakili oleh pengurus yang disebut direksi dan komisaris. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan.

d. Mempunyai Tujuan Tertentu

(16)

Tujuan tersebut ditentukan dalam anggaran dasar perseroan, sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 12 huruf b UUPT. Karena perseroan menjalankan perusahaan, maka tujuannya sesuai dengan UUPT.

2. Perseroan Terbatas didirikan berdasarkan Perjanjian

Ketentuan Pasal 7 ayat (1) UUPT menyatakan bahwa perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Rumusan ini pada dasarnya mempertegas kembali makna perjanjian sebagaimana diatur dalam ketentuan umum mengenai perjanjian yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Sebagai perjanjian khusus bernama, perjanjian, pembentukan perseroan terbatas ini juga tunduk sepenuhnya pada syarat-syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.35

3. Perseroan menjalankan usaha tertentu

Melakukan kegiatan usaha artinya menjalankan perusahaan. Kegiatan usaha yang dilakukan perseroan adalah dalam bidang ekonomi baik industri, perdagangan maupun jasa yang bertujuan memperoleh keuntungan/laba. Sebagaimana dikatakan bahwa pendirian perseroan sebagai suatu bentuk perjanjian wajib memiliki objek tertentu. Objek tertentu dicerminkan dalam bentuk perjanjian perseroan dengan tujuan untuk menjalankan kegiatan usaha

35

Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata: Untuk sahnya suatu persetujuan diperlukan empat syarat :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu hal tertentu

(17)

tertentu yang “halal”. Perseroan tidak dapat didirikan dan dijalankan jika ia tidak memiliki tujuan dan kegiatan usaha yang jelas.36

4. Perseroan harus memiliki modal yang terbagi ke dalam saham-saham

a. Modal Perseroan

Sebagai suatu badan hukum yang independen dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang mandiri, lepas dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban para pemegang saham maupun para pengurusnya, perseroan jelas harus memiliki harta kekayaan tersendiri dalam menjalankan kegiatan usahanya serta untuk melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Untuk itu maka pada saat perseroan didirikan bahkan sebelum permohonan pengesahan akta pendirian perseroan ke Menteri Kehakiman pada pendiri telah harus menyetorkan sekurang-kurangnya 50% dari seluruh modal ditempatkan atau dikeluarkan perseroan yang diambil bagian oleh para pendiri.37

1. Modal Dasar

Dalam Pasal 31 dan 33 UUPT dikenal ada tiga jenis modal saham perseroan, yaitu modal dasar, yang ditempatkan dan modal yang disetor.

Modal dasar adalah modal maksimum dimana dapat dikeluarkan tanpa perubahan anggaran dasar dan tanpa persetujuan terlebih dahulu dari menteri kehakiman. Dengan kata lain, bahwa modal dasar menunjukkan nilai saham maksimum yang dapat dikeluarkan oleh suatu perseroan.

Dalam UUPT ditentukan secara tegas bahwa suatu perseroan terbatas harus mempunyai modal dasar paling sedikit Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

36

Ibid., hal. 13

(18)

rupiah), sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 32 ayat (1) UUPT. Meskipun demikian undang-undang masih member kemungkinan bagi perseroan terbatas yang mempunyai bidang usaha tertentu dengan jumlah minimum yang ditempatkan.

2. Modal yang ditempatkan

UUPT tampak hanya menyinggung ringkas tentang masalah penempatan modal sebagaimana diatur dalam Pasal 33 ayat (1) UUPT. Untuk mengetahui apa itu modal yang ditempatkan H.M.N. purwosutjipto, mengatakan adalah modal yang disanggupi oleh para pendiri dan pemegang saham. Modal yang ditempatkan pada waktu pendirian merupakan jumlah ikut sertanya para persero pendiri. Dalam Pasal 26 ayat (1) UUPT menetapkan paling sedikit 25% dari modal dasar pada saat pendirian perseroan dan setiap penempatan modal dimaksud, harus telah disetor paling sedikit 50% niali nominal setiap saham yang dikeluarkan.38

3. Modal yang disetor

Modal yang disetor menurut ketentuan Pasal 33 UUPT menghendaki agar seluruh saham yang telah dikeluarkan harus disetor penuh pada saat pengesahan perseroan dengan bukti penyetoran yang sah. Dengan pengaturan ini, undang-undang bermaksud agar sejak tanggal pengesahan tidak dimungkinkan penyetoran atas saham serta secara mengangsur hanya dapat dilakukan sebelum pengesahan diberikan.

38 Gatot Supramono, Hukum Perseroan Terbatas yang Baru, (Penerbit Jembatan, Jakarta,

(19)

b. Saham Perseroan

Sebagaimana telah dikatakan dalam Pasal 34 ayat (1) UUPT bahwa modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham dan pada hakekatnya perseroan merupakan persekutuan saham atau modal.

Setiap saham yang dikeluarkan perseroan harus memenuhi syarat yang ditetapkan Pasal 49 ayat (1) UUPT yaitu harus mencantumkan nilai nominal dalam mata uang Republik Indonesia. Yang berarti dalam saham dicantumkan mata uang Rupiah dan selanjutnya dalam Pasal 49 ayat (1) menyatakan bahwa saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan. Hal ini berarti bahwa UUPT tidak mengakui saham-saham yang dikeluarkan tanpa mencantumkan nilai nominalnya, maka saham tersebut tidak dapat diketahui berapa besarnya dan tidak dapat diketahui berapa banyaknya atau berapa lebar saham yang dikeluarkan.

Mengenai jenis saham yang dapat dikeluarkan perseroan, menurut Pasal 34 ayat (2) UUPT menetapkan ada dua jenis saham, yaitu :

1. Saham atas nama

Yang dimaksud saham atas nama adalah saham yang mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya.

2. Saham atas tunjuk

Yang dimaksud saham atas tunjuk adalah saham yang tidak mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya.

(20)

Setiap Perseroan harus memenuhi persyaratan UUPT dan peraturan pelaksanaannya mulai dari pendiriannya, beroprasinya dan berakhirnya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan pengoprasian perusahaan harus berdasarkan UUPT.

Mengenai pendirian perseroan harus memenuhi persyaratan yang ditemukan dalam UUPT. Untuk lebih jelasnya berikut akan diuraikan syarat-syarat yang harus dipenuhi dan diikuti sehubungan dengan proses pendirian perseroan terbatas.39

1. Sebagai bentuk perjanjian, perseroan harus didirikan sekurang-kurangnya oleh dua orang (termasuk badan hukum) ketentuan ini diperberat dengan adanya kewajiban untuk tetap mempertahankan jumlah pemegang saham sekurang-kurangnya dua orang.

2. Dibuat dengan akta notaries 3. Dalam bahasa Indonesia

4. Mencantumkan perkataan PT (atau PT Tbk untuk perseroan terbatas terbuka)

5. Disahkan oleh Menteri Kehakiman

6. Didaftarkan berdasarkan undang-undang wajib daftar perusahaan No. 3 Tahun 1982 termasuk semua perubahannya.

7. Diumumkan dalam berita Negara termasuk semua perubahannya.

8. Untuk perseroan terbatas (tertutup) ditentukan besarnya modal sekurang-kurangnya Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupuah), dengan ketentuan bahwa modal ditempatkan sekurang-kurangnya berjumlah 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar. Modal yang ditempatkan ini pemegang saham wajib untuk menyetorkan 50% (lima puluh persen) sebagai modal disetor pada saat perseroan didirikan, dan sisanya pada saat perseroan memperoleh pengesahan dari menteri kehakiman.

Kemudian keterkaitan perseroan terbatas dengan pasar modal. UUPT No. 40 Tahun 2007 ini, mempunyai keterkaitan dengan pasar modal UU No. 8 Tahun

(21)

1995. Didalam salah satu Pasal UUPT yaitu dalam Pasal 127 menyatakan bagi perseroan yang melakukan kegiatan tertentu di bidang pasar modal berlaku ketentuan undang-undang ini, sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Pada dasarnya terhadap perseroan yang melakukan kegiatan tertentu di bidang pasar modal berlaku ketentuan UU No.40 Tahun 2007. Namun demikian, mengingat kegiatan perseroan tersebut mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan perseroan pada umumnya, maka perlu dibuka kemungkinan adanya pengaturan khusus terhadap perseroan tersebut. Pengaturan khusus dimaksud antara lain mengenai sistem penyetoran modal, hal yang berkaitan dengan pembelian kembali saham perseroan dan hak suara penyelenggara rapat umum pemegang saham.

Dengan ketentuan tersebut Pasal 127 UU No. 40 Tahun 2007, maka secara tegas dan jelas dikatakan bahwa perseroan yang bergerak di pasar modal dibenarkan untuk melakukan pengaturan sendiri secara khusus yang dengan kata lain, secara legal telah diberikan satu pembenaran hukum (justification

rechtvaardiging). Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal, maka Undang-Undang tersebut dapat memperjelas UUPT yang berkenaan dengan pasar modal.40

Keterkaitan UUPT dengan pasar modal adalah mengenai hal-hal sebagai berikut :41

1. Definisi perseroan terbatas terbuka (Pasal 1 ayat 7 jo Pasal 1 ayat 22 UU Pasar Modal).

40

I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas Khusus Pemahaman atas UU No.1 Tahun 1995, (Penerbit Kesaint Blanc, Jakarta, 2000) hal. 110

(22)

2. Pada saat pembelian reksa dana berbentuk perseroan paling sedikit 1% dari modal dasar reksa dana telah ditempatkan dan disetor.

3. Saham reksa dana terbuka berbentuk perseroan terbatas diterbitkan tanpa nilai nominal.

4. Pelaksanaan pembelian kembali saham reksa dana berbentuk perseroan dan pengalihan lebih lajut saham tersebut dapat dilakukan tanpa mendapat persetujuan RUPS.

5. Dana untuk membeli kembali saham serta dana berbentuk perseroan berasal dari kekayaan reksa dana.

6. Dana cadangan tidak wajib dibentuk, namun, bila reksa dana membentuk dana cadangan maka besarnya sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bapepam.

Berbagai hal mengenai perseroan terbatas terbuka dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas :

a. Dibelakang nama perseroan ditulis Tbk (Pasal 13 ayat 3)

b. Setiap pengeluaran saham harus disetor penuh atau tunai (Pasal 27 ayat 4)

c. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di pasar modal diatur menurut perundang-undangan di bidang pasar modal (Pasal 44 ayat 5)

d. Penunjuk akuntan publik untuk memeriksa laporan keuangan perseroan (Pasal 49 ayat 1)

e. Pemanggilan rapat umum pemegang saham ada pengumuman dalam dua surat kabar dalam empat belas hari (Pasal 69 ayat 1 dan 3)

f. Sebelum pemanggilan rapat umum pemegang saham ada pengumuman dalam dua surat kabar dalam empat belas hari (Pasal 70 ayat 1 dan 2)

(23)

g. Wajib dua orang direktur (Pasal 79 ayat 2) dan sua orang komisaris (Pasal 94 ayat 2)

Sementara untuk hal-hal yang memerlukan pengaturan yang lebih lanjut adalah sebagai berikut :42

1. Pemakaian nama perseroan

2. Penentuan besarnya modal dasar perseroan terbatas terbuka dan perubahannya.

3. Bentuk-bentuk perubahan lainnya yang dapat dikonpensasikan sebagai setoran saham.

4. Ketentuan mengenai penawaran dan penjualan saham (yang dikeluarkan perseroan dalam rangka penambahan modal) kepada karyawan

5. Ketentuan mengenai penyisihan laba bersih untuk cadangan dan penggunaannya

6. Ketentuan mengenai penggabungan, peleburan dan pengambilalihan perseroan

7. Bentuk dan tata cara pemindahan hak-hak atas saham atas nama dan saham atas tunjuk yang diperdagangkan di pasar modal yang akan di atur dalam peraturan pemerintah atau peraturan perundang-undangan.

B. Perusahaan Go Public

Perusahaan yang akan mencari dana tambahan dari masyarakat melalui pasar modal maka perusahaan tersebut harus melakukan satu proses going public atau go public. Pada hakekatnya perusahaan yang go public adalah perusahaan yang membuka diri terhadap keikutsertaan masyarakat dalam satu perusahaan yang pada awalnya bersifat tertutup, baik dengan cara pemilikan maupun penetapan kebijakan pengelolaan perusahaannya, juga mengenai modal

(24)

perusahaan, di mana pada perusahaan yang go public setiap orang dapat ikut serta dalam modalnya dengan membeli satu surat saham atau lebih.

Penawaran umum sering disebut dengan istilah go public. Istilah ini semakin sering didengar seiring dengan semakin semaraknya instrumen pasar modal, khususnya saham yang merupakan salah satu alternatif investasi. Secara mudah, go public merupakan penawaran saham atau obligasi. Kegiatan ini disebut sebagai pasar perdana (primary market). Selanjutnya pemegang saham ini dapat mentransaksikannya di pasar sekunder (secondary market). Pada sekunder dilakukan di bursa efek jadi saham yang telah dijual ke masyarakat umum, selanjutnya akan dicatatkan dibursa efek.43

Sebagaimana disebutkan dalam UUPT, kriteria lebih lanjut mengenai perseroan terbatas terbuka akan ditentukan dalam peraturan perundang-undangan pasar modal, yang dalam hal ini adalah Undang-Undang Pasar modal No. 8 Tahun 1995, akan tetapi jika diperhatikan secara menyeluruh Undang-Undang Pasar Modal tersebut, tidak ada satu patah katapun yang menyebutkan tentang perseroan terbatas terbuka, termasuk dalam ketentuan umum Bab I Pasal 1 UU No. 8 Tahun Perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum disebut perusahaan terbuka atau perusahaan publik. Hal ini, berarti bahwa perusahaan sudah menjadi milik masyarakat pemegang saham dari masyarakat yang bersangkutan secara mudah perusahaan yang sudah go public mudah dikenal oleh masyarakat, karena di belakang nama perusahaan ditambahkan istilah Tbk (Terbuka), sebagaimana yang terdapat Pasal 13 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2007.

43

Pandji Anogara, Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, STIE Bank BPD Jateng), (Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2001), hal. 46

(25)

1995 yang mengatur mengenai pengertian atau definisi dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam undang-undang pasar modal tersebut.44

1. Pasal 1 angka 6 Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum Walaupun demikian, berdasarkan definisi-definisi yang diberikan dalam :

2. Pasal 1 angka 13, Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek

3. Pasal 1 angka 15, Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.

4. Pasal 1 angka 20, Perseroan adalah perseroan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1). Ketentuan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

5. Pasal 1 angka 22, perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah saham pemegang saham dan modal disetor dengan peraturan pemerintah.

Dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan perseroan terbatas terbuka menurut ketentuan undang-undang pasar modal adalah emiten dan atau perusahaan publik. Dikatakan “dan atau” oleh karena definisi masing-masing

(26)

dapat berdiri sendiri, meskipun tidak tertutup kemungkinan suatu perseroan terbatas dapat memenuhi kedua definisi yang diberikan tersebut secara bersama-sama. Tidak semua emiten dapat menjadi perusahaan publik selama kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor perseroan tidak memenuhi syarat perusahaan publik, dan tidak semua perusahaan publik melakukan penawaran umum secara emiten.45

Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum dalam rangka menjaring dana bagi kegiatan usaha perusahaan atau pengembangan usaha perusahaan. Untuk mendapat dana itu dilakukan dengan menjual efek kepada masyarakat luas melalui pasar modal.

Untuk mengetahui perbedaan yang terdapat diantara emiten dengan perusahaan publik, maka dapat dijelaskan secara rinci di bawah ini :

46

Ada sedikit perbedaan antara emiten dengan perusahaan publik. Kalau emiten sudah pasti perusahaan publik karena telah memenuhi persyaratan sebagai perusahaan publik dilihat dari jumlah pemegang saham dan modal minimal yang harus disetor. Emiten melakukan penawaran umum dan sahamnya aktif diperdagangkan di bursa (secondary), sedangkan perusahaan publik belum tentu

Sementara perusahaan publik adalah tahap selanjutnya setelah emiten. Pengertian emiten adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum, sedangkam perusahaan publik adalah yang sahamnya dimiliki sekurang-kurangnya Rp. 3 M (tiga milyar Rupiah) atau memiliki jumlah pemegang saham dan modal yang disetor yang ditetapkan oleh Pasal 1 angka 22 No. 8 Tahun 1995.

45

Ibid., hal. 16

46

M. Irsal Nasaruddin, Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, ( Penerbit Predana Media, Jakarta, 2004), Hal. 151.

(27)

dapat dikategorikan sebagai emiten. Karena perusahaan publik belum tentu melakukan penawaran umum atau listing di bursa.47

Dengan kata lain, perusahaan publik dapat menjelma menjadi emitan pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka melakukan penawaran umum dinyatakan efektif karena sudah diterima dan disetujui oleh Bapepam. Namun sebagai perusahaan publik, kendati tidak melalui penawaran umum, perusahaan wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran. Baik emiten maupun perusahaan publik, keduanya tergolong dalam pengertian perusahaan terbuka (Tbk).48

Bagi perusahaan yang memutuskan untuk menjual sahamnya ke masyarakat, ada manfaat yang didapatkan. Akan tetapi disamping manfaat atau

Manfaat dan konsekuensi Go Public

Seiring dengan persaingan yang semakin tajam, maka perusahaan pun membutuhkan strategi-strategi untuk menang dalam persaingan. Pengelolaan yang professional ditunjang dengan modal yang memadai disertai dengan strategi yang tepat merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan. Hal inilah yang mendorong timbulnya banyak sekali perusahaan-perusahaan yang Go Public saat ini.

Go public menjadi suatu jalan yang cukup baik untuk memecahkan segala

permasalahan. Di samping modal yang dibutuhkan akan tersedia dan pengelolaan yang professional, juga segala sesuatu yang berhubungan dengan jalannya perusahaan akan dapat dikontrol dengan baik.

47 Ibid., Hal. 155 48 Ibid.

(28)

keuntungan tersebut, ada beberapa konsekuensi yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Dengan melakukan penawaran umum, berarti perusahaan dituntut untuk lebih dapat terbuka dan harus mengikuti ketentuan-ketentuan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran harus tercatat secara terperinci dan dapat dipertanggungjawabkan, perusahaan harus membuat laporan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Disamping itu, tuntutan untuk meningkatkan perusahaan akan semakin kuat, karena pemilik menginginkan keuntungan yang semakin meningkat pula, sehingga akan berpengaruh terhadap besarnya deviden yang akan dibagikan. Di samping itu, dengan pertumbuhan dan perkembangan yang bagus akan meningkatkan citra dari perusahaan, sehingga harga saham di pasar sekunder juga akan semakin meningkat.49

Di samping konsekuensi tersebut diatas, ada beberapa manfaat yang akan diterima. Dengan melakukan penawaran umum, perusahaan akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus. Bila dibandingkan dengan cara-cara lain untuk memperoleh tambahan dana, proses Go public relatif murah dan biayanya juga relatif lebih murah. Konsekuensinya hanyalah kerelaan untuk memberikan kepemilikan perusahaan kepada masyarakat luas. Keuntungan lain, adalah bahwa dana hasil penawaran umum akan digunakan untuk melakukan

exvansi, perbaikan struktur permodalan dan atau melakukan divestasi. Bagi

perusahaan yang melakukan penawaran umum saham, tidak ada keharusan untuk pembayaran bunga sebagai beban tetap, tetapi hanya membagi deviden yang

(29)

didasarkan kepada keuntungan yang diperoleh. Deviden akan diperoleh investor jika pada waktu pembagian deviden, saham tersebut masih dipegang oleh investor dan tidak dijual kepada investor lain.50

Melalui Go Public, emiten sebagai penerbit saham akan dikenal oleh masyarakat. Sehingga proses ini dianggap promosi tidak langsung bagi perusahaan maupun bagi produk yang dihasilkannya. Sehingga dengan demikian citra perusahaan akan semakin meningkat. Dan dengan demikian perusahaan akan semakin dituntut untuk mengelola perusahaan yang lebih professional, yaitu dengan menyerahkannya kepada orang-orang yang ahli dibidangnya. Pengelolahan yang professional didukung dengan tambahan modal yang memadai, akan menjadi perusahaan tumbuh dan berkembang dengan struktur organisasi yang kuat.51

C. Syarat-Syarat Untuk Go Public Suatu Perusahaan

Untuk dapat melakukan go public, bagi suatu perusahaan sebenarnya tidakalah gampang, karena untuk dapat melakukan go public, perusahaan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh undang-undang, baik mengenai syarat-syarat secara umum maupun persyaratan yuridis perusahaan go public, bahkan ada beberapa proses yang harus ditaati. Akan tetapi jika perusahaan telah cukup memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan perundang-undangan, proses go public itu bukanlah pekerjaan yang sulit untuk dilakukan.

Syarat-syarat bagi perusahaan yang akan melakukan go public :52

50 Ibid. 51 Ibid.

(30)

a. Emiten berkedudukan di Indonesia

b. Pemegang saham minimal 300 orang

c. Modal disetor penuh sekurang-kurang Rp. 3 M

d. Setelah diaudit, selama dua tahun buku terakhir berturut-turut memperoleh laba

e. Laporan keuangan telah diperiksa akuntan publik untuk dua tahun terakhir berturut-turut dengan pernyataan wajar tanpa pengecualian untuk tahun terakhir

f. Untuk perbankan harus memenuhi criteria sebagai bank sehat dan memenuhi kecukupan modal sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Ada persyaratan yuridis yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang akan

go public dimana persyaratan yuridis ini bersumber dari perundang-undangan dari

berbagai bidang, yaitu :53

a. Persyaratan Go Public dari Perundang-undangan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Pada prinsipnya UUPT berlaku baik untuk perusahaan biasa maupun untuk perusahaan terbuka. Hanya saja seperti, yang disebutkan dalam Pasal 127 UUPT bahwa bagi suatu perusahaan (biasa maupun terbuka) yang berkecimpung di bidang pasar modal berlaku UUPT sejauh yang diatur tersendiri oleh perundang-undangan di bidang pasar modal.

(31)

Sedangkan dalam proses go public dari suatu perusahaan, maka dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan berganti baju dari perusahaan terbuka lewat kegiatan di pasar modal. Karena itu untuk dapat go public, suatu perusahaan haruslah juga memenuhi ketentuan tentang perusahaan terbuka.

Adapun pengaturan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang berkenaan dengan suatu perusahaan terbuka disebutkan sebagai berikut : 1. Diberikan arti kepada perusahaan terbuka sebagai perseroan modal dan jumlah

pemegang sahamnya memenuhi criteria tertentu perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal (Pasal 1 ayat (6) UU No. 40 Tahun 2007)

2. Jika perseroan tersebut adalah perseroan terbuka, maka di belakang nama perseroan tersebut haruslah ditambah dengan singkatan “Tbk” Pasal 13 ayat 3 UU No. 40 Tahun 2007.

3. Perubahan status perusahaan dari perusahaan tertutup (biasa) menjadi perusahaan terbuka atau sebaliknya haruslah mendapat persetujuan dari menteri kehakiman, dan didaftarkannya dalam daftar perusahaan (Pasal 15 ayat 2 huruf 9) UU No. 40 Tahun 2007

4. Setiap pengeluaran bagi perusahaan terbuka haruslah telah disetor penuh dengan tunai (Pasal 27 ayat 4) UU No. 40 Tahun 2007

5. Perhitungan tahunan dalam suatu perseroan tterbuka wajib dilakukan oleh akuntan publik (Pasal 59 ayat 1 huruf c) UU No. 40 Tahun 2007

6. Suatu perseroan terbuka wajib mempunyai minimal 2 orang direksi (Pasal 79 ayat 2) UU No. 40 Tahun 2007

(32)

7. Suatu perseroan terbuka wajib mempunyai minimal 2 orang komisaris (Pasal 79 ayat 2) UU No. 40 Tahun 2007

8. Bagi perusahaan yang melakukan kegiatan tertentu di pasar modal (Perusahaan terbuka atau tertutup) berlaku UUPT sepanjang tidak diatur dalam oleh perundang-undangan di bidang pasar modal.

b. Persyaratan Go Public dari Perundang-undangan di bidang Pasar Modal

Selain yang diatur dalam UUPT tersebut pengaturan tentang syarat-syarat

go public bagi suatu perusahaan tentu saja bagian terbesarnya diatur oleh

perundang-undangan di bidang Pasar modal. Perundang-undangan di bidang pasar modal tersebut antara lain berupa Undang-Undang Pasar Modal, beberapa peraturan pemerintah, keputusan menteri keuangan, keputusan ketua Bapepam, keputusan yang dikeluarkan oleh bursa efek yang menyangkut tentang perdagangan efek, syarat-syarat pencatatan dan peraturan keanggotaan bursa. Bursa efek memang diberikan wewenang untuk mengatur diri sendiri, sebab itu dia disebut juga sebagai self regulatory body.

Keseluruhan peraturan Perundang-undangan di bidang pasar modal tentang persyaratan go public dapat digolong-golongkan sebagai berikut :

1. Pengaturan tentang perusahaan yang akan go public, misalnya tentang anggaran dasar, permodalan, kepengurusan, ketenagakerjaan, pembukuan dan keuangan, aspek social kemasyarakatan dan sebagainya.

2. Pengaturan tentang efek yang diperdagangkan, jenis efek, keamanan efek, pergantian efek yang hilang, penyimpanan efek dan sebagianya.

(33)

3. Pengaturan tentang proses dan prosedur go public, seperti proses persiapan, proses pelaksanaan, IPO, Public Expose, pengumuman di media massa dan sebagainya.

4. Pengaturan tentang pendaftaran dan pencatatan (di Bapepam dan Bursa Efek)

5. Pengaturan tentang perdagangan efek itu sendiri

6. Pengaturan tentang dokumentasi, seperti tentang pernyataan pendaftaran, prospectus ringkas, comport letter, dan sebagainya.

7. Pengaturan tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab para pihak yang terlibat dalam proses go public.

c. Persyaratan Go Public dari Perundang-undangan di bidang Pasar Modal

Selain dari persyaratan go public yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang UUPT dan dalam perundang-undangan di bidang pasar modal, masih terdapat persyaratan lain yang diwajibkan oleh hukum, yang bersumber dari perundang-undangan dari berbagai bidang, misalnya saja pengaturan tentang surat berharga (efek) dalam KUH Dagang, dan ketentuan mengenai bidang-bidang khusus seperti asuransi, lingkungan hidup, keuangan, kepemilikan barang/asset, perbankan/pinjaman, pengaturan tentang profesi-profesi tertentu yang terlibat di pasar modal, dan lain-lain masih banyak lagi.

Sebagaimana telah dikatakan di awal uraian tentang syarat-syarat go

public yang bahkan juga ada disebutkan pada salah satu syarat-syarat go public

yang terdapat dalam perundang-undangan pasar modal bahwa ada proses atau prosedur go public yang harus dipenuhi, untuk go public nya suatu perusahaan.

(34)

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan bagaimana proses go public dari suatu perusahaan.

Suatu perusahaan yang akan go public juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan pendaftaran, diantaranya :54

1. Pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan pendaftaran dalam peraturan ini berlaku bagi semua emiten dalam rangka penawaran umum, kecuali ditentukan lain oleh Bapepam. Dalam menyusun pernyataan pendaftaran, emiten dan penjamin pelaksana emisi efek (jika ada) atau pihak lain yang mewakili emiten wajib memenuhi ketentuan. Keputusan ketua Bapepam No. Kep-113/PM/1996 Peraturan No. : IX.A.I. tentang Ketentuan umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran dan Peraturan No : IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum.

2. Pernyataan pendaftaran untuk persyaratan, ini harus sekurang-kurangnya mencakup :

a. Surat pengantar persyaratan pendaftaran;

b. Prospektus;

c. Prospektus ringkas yang akan digunakan dalam penawaran umum

d. Dokumen lain yang diwajibkan sebagai bagian dari pernyataan pendaftaran.

3. Surat pengantar yang dimaksud dalam angka 2 huruf a angka di atas harus dalam bentuk dan berisi keterangan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan

54

Bismar Nasution, Diktat hukum Pasar Modal, (Fakultas Hukum Universitas Sumatera utara, Medan, 2003) Hal. 18

(35)

ketua Bapepam No ; Kep-50/PM/1996 Peraturan No.IX.C.1 Tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

4. Prospektus yang disebut dalam angka 2 huruf b harus dalam bentuk dan berisi keterangan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Ketua Bapepam Kep-51/PM/1996 Peraturan No:IX.C.2 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum, sepanjang keterangan tersebut diperlukan untuk mengungkapkan semua fakta material mengenai emiten dan efek yang ditawarkan.

5. Prospektus Ringkas yang disebut dalam angka 2 huruf c harus dalam bentuk dan berisi keterangan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan Ketua Bapepam Kep-51/PM/1996 Peraturan No.IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum, sepanjang keterangan tersebut diperlukan untuk mengungkapkan semua fakta material mengenai emiten dan efek yang ditawarkan.

6. Dokumen lain yang disebut dalam angka 2 huruf d adalah :

a. Rencana Jadwal Penawaran Umum

b. Contoh Surat Efek

c. Laporan Keuangan yang telah diaudit Akuntan

d. Surat dari Akuntan sehubungan dengan perubahan keadaan keuangan emiten yang terjadi setelah tanggal laporan yang diaudit oleh Akuntan.

(36)

e. Surat Pernyataan dari emiten di bidang Akuntansi

f. Keterangan lebih lanjut tentang perkiraan atau proyeksi, jika dicantumkan dalam prospektus.

g. Laporan Pemeriksaan dan Pendapat dari segi hukum.

h. Riwayat Hidup dari para anggota komisaris dan direksi

i. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek (jika ada)

j. Perjanjian Perwaliamanatan (jika ada)

k. Perjanjian Penanggungan (jika ada)

l. Perjanjian Pendahuluan dengan satu atau beberapa Bursa Efek (jika akan dicatatkan di bursa efek)

m. Informasi lain sesuai dengan permintaan Bapepam yang dipandang perlu dalam penelahaan Pernyataan Pendaftaran, sepanjang dapat diumumkan kepada masyarakat tanpa merugikan kepentingan emiten atau pihak lain yang terafiliasi dalam proses Penawaran Umum.

n. Peringkat yang dikeluarkan oleh Perusahaan Pemerintah Efek atas Obligasi atau Efek yang bersifat hutang lainnya, dan

o. Pernyataan tentang kelengkapan dokumen penawaran umum dari :

1. Emiten

2. Penjamin pelaksana emisi efek; dan

(37)

7. Bapepam dapat meminta keterangan lain yang tidak merupakan bagian dari pernyataan pendaftaran. Keterangan ini tidak dimaksudkan untuk diumumkan kepada masyarakat karena dapat merugikan kepentingan emiten atau pihak yang terafiliasi, seperti :

a. Nomor Pokok Wajib Pajak dari Komisaris, Direktus, dan Pemegang Saham utama.

b. Fotocopy KTP dan bukti kewarganegaraan dan fotocopy Passport atau tanda bukti lain bagi Warga Negara Asing.

c. Fotocopy Anggaran Dasar bagi Pemegang Saham yang bukan perorangan.

d. Surat pernyataan yang dibubuhi materai tentang terlibat atau tidaknya Emiten, dan Komisaris, dan Direktus dalam kasus hukum.

e. Keterangan lain yang diterima oleh Bapepam dari pihak yang berperan dalam penawaran umum untuk mendukung kecukupan dan ketelitian dari pengungkapan yang diwajibkan.

D. Proses Go Public

Setelah suatu perusahaan memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan oleh undang-undang untuk menjadi perusahaan terbuka, maka proses go public sudah dapat dilakukan dan setelah proses ini dilakukan barulah perusahaan tersebut menjadi perusahaan terbuka.

(38)

Keseluruhan tahapan dalam rangkaian proses go public dari suatu perusahaan (emiten) adalah sebagai berikut :55

1. Tahapan persiapan untuk go public

Bagi perusahaan yang hendak go public harus menyelenggarakan rapat umum pemegang saham terlebih dahulu untuk mendapatkan kesepakatan dari para pemegang saham terhadap rencana going public tersebut, go public hanya bias dilakukan oleh perseroan apabila para pemegang saham menyetujui perseroan menjual dahamnya kepada masyarakat luas. Apabila dalam rapat umum pemegang saham telah didapat kesepakatan go public, barulah perseroan melangkah pada tahapan persiapan go public. Dalam tahap persiapan untuk go

public ini dilakukan hal-hal sebagai berikut56

a. Restrukturisasi Perusahaan

:

Restrukturisasi ini dilakukan dengan maksud agar perusahaan yang bersangkutan dapat memenuhi berbagai persyaratan go public. Proses restrukturisasi perusahaan ini dapat berupa restrukturisasi financial, restrukturisasi bisnis, restrukturisasi korporat, restrukturisasi posisi SDM, restrukturisasi dan hutang atau pinjaman. Dengan restrukturisasi financial yang dimaksud adalah usaha untuk melakukan perombakan aspek permodalan saham dari suatu perseroan. Biasanya permodalan dinaikkan dan pengeluaran ditekan sekecil mungkin.

55

Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, (Buku Ketiga, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996), Hal. 22

(39)

Sementara itu restrukturisasi bisnis juga sering dilakukan. Di mana bisnis perusahaan itu sendiri yang dirombak dengan atau tanpa mengutak-atik perusahaan itu. Bisnis perusahaan itu bias diperbanyak, diciutkan atau bisnisnya tetap, tetapi volume produksi/penjualannya yang diperbesar atau diperkecil.

Dalam mempersiapkan diri untuk go public, perseroan juga sering melakukan restrukturisasi korporat. Maksudnya organisasi perusahaan atau kelompok perusahaan itu sendiri yang dirombak dan sering disebut dengan terorganisasi. Dalam hal ini bias dilakukan tindakan-tindakan berupa merger, akuisisi, konsolidasi, penjualan perusahaan dan sebagainya.

Kemudian dengan restrukturisasi posisi SDM (sumber daya manusia) maka jabatan dari direksi, manajer, maupun pekerja lainnya dirombak. Jika memungkinkan perlu dilakukan restrukturisasi terhadap hutang piutang. Sehingga pada saat go public, perusahaan sudah memperlihatkan keuntungan yang memungkinkan.

b. Pemberesan surat-surat dan dokumentasi

Suatu perusahaan yang akan go public perlu dilakukan suatu kerapian dibidang kearsipan. Untuk itu dokumen-dokumen perlu disimpan dengan baik dan diperlukan seorang corporate secretary. Kontrak-kontrak yang tidak benar perlu dibenarkan.

c. Dilakukan private placement

Adakalanya suatu perusahaan yang akan go public memerlukan dana terlebih dahulu untuk membereskan perusahaannya atau untuk kepentingan lain.

(40)

Untuk itu dapat ditempuh melalui suatu proses yang disebut dengan private

placement atau yang disebut dengan istilah private offering. Dalam hal ini, pihak

perusahaan mencoba mencari dana kepada pihak luar dimana dana tersebut akan dibayar dengan saham pada waktu go public nanti atau dengan dana hasil go

public. Sering dilakukan dengan menerbitan suatu instrumen yang disebut dengan

obligasi konversi yaitu suatu surat hutang yang dijual kepada seseorang atau suatu perusahaan di mana surat hutang tersebut dapat dikonversi menjadi saham pada saat perusahaan tersebut go public.

2. Proses pendahuluan untuk go public

Setelah dilakukan persiapan-persiapan dan hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan sudah memenuhi syarat untuk go public, maka dimulailah proses pendahuluan. Proses pendahuan untuk go public ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Penunjukan pihak yang terlibat

Pada tahap ini, pihak perusahaan yang akan go public harus memilih dan menunjuk pihak-pihak yang terlibat dalam proses go public tersebut. Pihak-pihak yang terlibat tersebut adalah Penjamin Emisi (underwriter), Akuntan Publik, Konsultan hukum, Notaris, perusahaan penilai (appraisare), biro administrasi efek dan lain-lain. Perlu diingat bahwa tidak semua dari pihak tersbut berwenang untuk berkecimpung di pasar modal, melainkan haruslah mereka telah mendapat

lisence dari Bapepam yang dapat melakukan hal0hal seperti itu, yang sebelumnya

telah mengikuti pendidikan wajib mengenai pasar modal dan ujian yang telah dibuat untuk itu.

(41)

b. Proses underwriting

Dalam proses underwriting ini, pihak penjamin (underwriter) sudah harus ditunjuk oleh emiten, pihak underwriter ini berfungsi sebagai pihak yang akan mengatur pemasaran sampai terjualnya saham di pasar perdana. Pihak underwriter ini juga melakukan komitmen-komitmen tertentu dengan emiten.

Komitmen-komitmen tersebut adalah sebagai berikut :57 1) Komitmen penuh (full commitment)

Dengan komitmen penuh ini, pihak underwriter tidak ubahnya seperti penjamin saja, yakni menjamin bahwa seluruh saham dari emiten tersebut akan laku terjual, maka pihak underwriter mempunyai kewajiban untuk membeli untuk dirinya sendiri atau sisa saham yang tidak laku terjual.

2) Komitmen terbaik (best effort commitment)

Dengan komitmen terbaik ini, pihak underwriter hanya berkewajiban untuk menjual saham dengan sebaik-baiknya di pasar perdana. Manakala ternyata bahwa ada saham yang tidak habis laku terjual di pasar perdana tersebut, sita dari saham-saham yang bersangkutan (yang tidak laku) boleh dikembalikan kepada emiten tanpa ada kewajiban dari underwriter untuk membeli untuk dirinya sendiri.

3) Komitmen siaga (stand by commitment)

57 Munir Fuady, Pengantar hukum Bisnis; Menata Bisnis Modern di Era Global, (PT.

(42)

Dengan komitmen siaga ini, yang dimaksudkan adalah bahwa pihak

underwriter berkewajiban untuk menjual saham dari emiten di pasar perdana,

maka sisa saham yang tidak habis terjual di pasar perdana, dapat dibeli sendiri oleh underwriter pada harga tertentu.

4) Kesanggupan penuh atau tidak sama sekali (All or None Commitment)

c. Restrukturisasi anggaran dasar

Anggaran dasar dari perseroan juga perlu direvisi agar sesuai dengan anggaran dasar suatu perusahaan terbuka. Sebab, untuk anggaran dasar suatu perusahaan terbuka ada suatu standard tersendiri, yang berbeda dengan anggaran dasar suatu perusahaan tertutup. Porsi terbesar dari pelaksanaan redtrukturisasi anggaran dasar dilakukan oleh pihak notaries bersama-sama dengan konsultan hukum. Adapun bagian-bagian dan anggaran dasar yang perlu direvisi, antara lain adalah sebagai berikut 58

1. Permodalan perseroan :

2. Jumlah saham diperbanyak

3. Jumlah saham yang dialokasi kepada publik

4. Harga nominal saham-saham sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk perusahaan terbuka

5. Pengalihan saham dengan cara yang sesuai dengan aturan pasar modal

6. Persyaratan untuk direksi dan komisaris lebih diperketat

(43)

7. Keuangan mesti diaudit oleh akuntan publik

8. Ketentuan tentang wajib lapor atau wajib diumumkan terhadap hal-hal tertentu

9. Penyesuaian tentang kuorum dan hak suara dalam rapat umum pemegang saham dan rapat direksi atau komisaris

10. Penggunaan hasil go public harus jelas

11. Jual beli saham dalam hal-hal tertentu dilakukan dengan suatu tender offer

12. Pengaturan tentang transaksi yang berbenturan kepentingan (conflict of

interest)

d. Pembuatan laporan dan dokumentasi go public lainnya

Laporan-laporan kepada yang berwenang dan sejumlah dokumentasi yang berhubungan dengan proses go public haruslah disiapkan juga. Dokumentasi-dokumentasi yang penting dalam hubungannya dengan proses go public adalah sebagai berikut :59

1. Legal audit dan legal opinion, yang dibuat oleh konsultan hukum

2. Laporan keuangan dari akuntan publik

3. Laporan penilaian dari perusahaan penilai

4. Draf prospektus ringkas (termasuk di dalamnya laporan oleh emiten sendiri)

5. Draf prospektus ringkas (untuk diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar)

(44)

6. Pernyataan pendaftaran

Dalam tahap pendahuluan ini dilakukan juga pencatatan pendahuluan atas saham-saham di bursa efek dimana saham-saham dari perusahaan tersebut akan dijual, yakni penjualannya di pasar sekunder nantinya. Sesungguhnya nanti ada masanya dilakukan lagi pencatatan saham yang defenitif di busa-bursa tersebut.

3. Tahap Pelaksanaan Go Public

Setelah ditempuh proses persiapan dan proses pendahuluan untuk go

public dan ternyata perusahaan memenuhi syarat untuk go public, maka tibalah

saatnya bagi perusahaan tersebut untuk maju ke tahap pelaksanaan go public itu sendiri. Dalam tahap pelaksanaan go public ini, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Proses pernyataan Pendaftaran

Pasal 70 dari UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menggariskan bahwa yang dapat melakukan penawaran umum adalah mereka (emiten) yang telah menyampaikan suatu dokumen yang disebut “pernyataan pendaftaran” kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan pernyataan pendaftaran tersebut lebih efektif.

Perlu juga diketahui bahwa yang dibebankan kewajiban membuat pernyataan pendaftaran kepada Bapepam tidak hanya emiten, tetapi juga perusahaan publik yang bukan emiten. Jadi setiap perusahaan terbuka terkena kewajiban ini. Pernyataan pendaftaran diajukan kepada Bapepam dan menjadi efektif pada hari ke-45 sejak diterimanya oleh Bapepam pernyataan pendaftaran

(45)

tersebut secara lengkap atau pada tanggal yang lebih awal jika telah dinyatakan efektif oleh Bapepam. Kecuali jika Bapepam meminta perubahan atau tambahan atas pernyataan dalam waktu 45 hari tersebut. Dalam hal ini, pernyataan pendaftaran dianggap telah disampaikan kembali pada saat Bapepam menerima perubahan atau tambahan informasi tersebut.

Dalam tenggang waktu setelah efektif pernyataan pendaftaran tetapi sebelum dimulainya masa penawaran umum, maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh emiten, yakni sebagai berikut 60

1. Prospektus sudah harus tersedia untuk umum atau calon investor :

2. Prospektus ringkas dalam diumumkan dalam surat kabar dan dimulainya minimal dalam 3 (tiga) hari kerja sebelum penawaran umum.

3. Bukti Bapepam dalam waktu 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman

Pada prinsipnya yang merupakan isi dari suatu pernyataan pendaftaran adalah sebagai berikut :

1. Surat pengantar pernyataan pendaftaran

2. Prospektus

3. Prospektus ringkas

4. Dokumen-dokumen lain berupa antara lain :

a) Rencana jadwal penawaran umum

b) Contoh surat efek

(46)

c) Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik

d) Surat dari akuntan sehubungan dengan adanya perubahan keadaan keuangan emiten yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan

e) Surat pernyataan emiten di bidang akuntansi

f) Keterangan lebih lanjut tentang prakiraan atau proyeksi, jika dicantumkan

g) Legal opinion dan legal audit

h) Riwayat hidup para anggota komisaris dan direksi

i) Perjanjian penjaminan emisi efek (jika ada)

j) Perjanjian perwaliamanatan (jika ada)

k) Perjanjian penanggungan (jika ada)

l) Perjanjian pendahuluan dengan satu atau beberapa bursa efek

m) Informasi lain sesuai dengan permintaan Bapepam yang dipandang perlu untuk menelaah isi pernyataan pendaftaran

n) Peningkatan yang dikeluarkan oleh perusahaan peningkat efek (atas obligasi) atau efek yang bersifat hutang

o) Pernyataan tentang kelengkapan dokumen penawaran umum dari :

(1). Emiten

(2). Penjaminan pelaksana emisi efek (3). Profesi penunjang pasar modal

(47)

b. Public Expose

Merupakan pernyataan dan diskusi dengan pihak publik atau pihak pejabat yang berwenang. Dalam hal ini, juga pihak emiten mengumumkan kepada publik termasuk media massa tentang berbagai hal yang berkenaan dengan perusahaannya dan bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan jika ada.

c. Pembuatan Prospektus

Prospektus merupakan salah satu dokumen yang termasuk dalam pernyataan pendaftaran. Prospektus terdiri dari prospektus lengkap dan prospektus ringkas. Prospektus ringkas harus diumumkan kepada masyarakat dalam 2 (dua) surat kabar.

d. Road Show

Dalam hal ini, emiten bersama dengan pihak-pihak terlibat lainnya memperkenalkan efek dan perusahaannya biasanya kepada investor asing (investor intitusional) dengan berkunjungg dan bertemu ramah dengan investor tersebut dengan kegiatan road show tersebut.

e. Pengetahuan di pasar perdana

Usaha penawaran efek kepada umum (public offering) mencapai puncaknya pada saat saham dilepas langsung kepada masyarakat investor, yaitu penjualan saham di pasar perdana (tidak lewat bursa efek). Apabila terjadi penawaran beli yang melebihi penawaran jual maka dilakukanlah penjatahan efek

(48)

secara adil menurut tata cara yang telah diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun urutan-urutan dari kegiatan dalam pasar perdana (initial public

offering/IPO) ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumuman dan pendistribusian prospektus

2. Masa penawaran

3. Masa penjatahan

4. Masa pengembalian dana (biasanya tanpa bunga)

5. Tindakan penyerahan efek

6. Selanjutnya listing di bursa efek

f. Proses pencatatan saham di bursa efek

Efek-efek yang akan diperdagangkan di bursa mestilah terlebih dahulu di bursa-bursa efek yang ada di Indonesia, bahkan juga di bursa efek yang ada di luar negeri. Masing-masing bursa efek mempunyai aturan dan tata cara sendiri-sendiri yang mestgi diikut i oleh emiten mana saja yang ingin memperdagangkan efeknya di bursa yang bersangkutan. Namun demikian, umumnya bursa efek menaruh perhatian dan mengatur hal-hal sebagai berikut :

1. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik

2. Beberapa jumlah saham minimal yang harus dicatat

(49)

4. Harus mencatat seluruh saham atau bias mencatat sebagiannya

5. Telah memperoleh laba beberapa lama (misalnya 2 tahun) dan beberapa besar laba itu.

6. Beberapa minimal perusahaan telah berdiri (misalnya minimal telah berdiri 3 tahun)

7. Berapa nilai kapitalisasi

8. Berapa kekayaan bersih, modal sendiri dan modal disetor

9. Biasanya diisyaratkan bahwa direktur dan komisaris mempunyai reputasi yang baik.

g. Proses jual beli saham di pasar sekunder

Setelah saham dijual di pasar perdana, kemudian efek-efek tersebut bebas diperjualbelikan di pasar sekunder, lewat bursa-bursa efek di mana efek tersebut sebelumnya telah dicatat. Kegiatan jual beli efek di bursa efek ini terus saja berlangsung sampai dengan efek tersebut didelist dari bursa yang bersangkutan atau sampai dengan terjadinya proses going private pada perusahaan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

1) Kemiskinan adalah masalah kerentanan ; Kerentanan dapat dilihat dari ketidakmampuan keluarga miskin menghadapi situasi darurat. Perbaikan ekonomi keluarga miskin yang

Ejaan dalam buku Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia masih banyak mengalami kesalahan seperti pada penggunaan kata baku dan tanda baca. Untuk itu telah

Analisis yang juga dilakukan terhadap nilai ILI yang telah diperoleh dengan menggunakan Tabel 2.2, PDAM Tirta Daroy Kota Banda Aceh Zona 1 masuk dalam golongan C (jelek) yang

(2) Investasi Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk kerja sama antara BPKH dengan perorangan, badan usaha, badan hukum

lzin Usaha Niaga Minyak Bumi dan Gas Bumi sebagaimana dimaksud pada Dikturn Kesatu diberikan untuk kegiatan usaha Niaga Minyak Bumi, Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak,

Tergantung fungsi dari tangan, anak menggerakan kursi roda secara manual atau dibantu bila melakukan aktifitas jarak jauh atau diluar ruangan pada jalan yang tidak rata.... Level

(2) Mungkin terkait dengan (1), atau berasal dari itu, adalah program jangka panjang yang dapat digunakan untuk pengeluaran rencana aliran dengan cara yang paling efektif