• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Isolasisosial

1. Isolasisosial

a. Pengertian

Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain (Balitbang, 2008, dalam Fitria, 2010).

Selain itu isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup berbagi pengalaman (Yosep, 2009).

Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya (Keliat dan Akemat, 2009).

Kesepian merupakan situasi yang tidak menyenangkan yang di alami seseorang dimana kurang akan kualitas beberapa hubungan. Sedangkan isolasi sosial mengandung karakteristik objektif dari sebuah situasi dan merujuk pada tidak adanya hubungan dengan orang lain. Seseorang dengan jumlah jaringan sosial yang sedikit, secara definitif, dikatakan terisolasi. Kesepian tidak secara langsung di hubungkan dengan isolasi sosial . kesepian adalah satu dari kemungkinan outcome evaluasi situasi yang di karakteristikan dengan jumlah hubungan yang sedikit. Orang yang terisolasi secara sosial bukan mutlak di katakan kesepian, dan orang yang kesepian bukan mutlak di katakan terisolasi secara sosial. Kesepian hanyalah salah satu hasil yang mungkin dari situasi di cirikan oleh sejumlah hubungan yang sedikit (Gierveld, 2006).

(2)

6

Secara umum gangguan jiwa yang sering muncul adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah (Stuart, 2007).

Perilaku yang muncul pada pasien skizofrenia adalah isolasi dan menarik diri dari hubungan sosial, harga diri rendah, ketidaksesuaian sosial, tidak tertarik dengan aktivitas rekreasi, kerancuan identitas gender, menarik diri dari orang lain yang berhubungan dengan stigma, penurunan kualitas hidup (Stuart, 2007).

b. Rentang respon sosial

Rentang respon sosial

Gambar 2.1. Rentang respon sosial (Stuart, 2007)

Berdasarkan bagan di atas dapat di lihat rentang respon sosial dari respon adaptif sampai mal adaptif berupa :

1. Respon adaptif

Respon adaptif adalah suatu respon individu dalam menyesuaikan masalah yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya yang umum berlaku,respon ini meliputi: *Respon adaptif  Menyendiri  Otonomi  Kebersamaan  Saling bergantung  Kesepian  Menarik diri  Ketergantungan *Respon maladaptif  Manipulasi  Impulsif  Narkisisme

(3)

7 a) Menyendiri (Solitude)

Merupakan respon sosial yang di perlukan seseorang untuk apa yang telah di lakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya.

b) Otonomi

Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.

c) Kebersamaan (mutualisme)

Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.

d) saling tergantung (interdependen)

merupakan kondisi saling tergantung antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.

e) Menarik diri

keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.

f) ketergantungan (dependen)

Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.

2. Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyesuaikan masalah menyimpang dari norma-norma sosial dan budaya ini meliputi:

a) Manipulasi

Gangguan hubungan emosial yang terdapat pada individu yang menganggap orang sebagai obyek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.

b) Impulsif

Tidak mampu merencanakan sesuatu, idak mampu belajar dari pengalaman, penilaian yang buruk dan individu ini tidak dapat diandalkan.

c) Narsisisme

Harga dirinya rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian yang egosentris dan pencemburu.

(4)

8

(Stuart, 2007).

c. Penyebab

Terjadinya gangguan isolasi sosial di pengaruhi oleh faktor predisposisi diantaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada dirinya sendiri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini menimbulkan perilaku tidak ingin komunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari hari terabaikan (Direja, 2011).

berbagai faktor bisa menimbulkan respon sosial yang maladaptif. Pada gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal, bisa di sebabkan oleh kombinasi berbagai faktor yang meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi.

1. faktor predisposisi

a) Faktor perkembangan

Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan mempengaruhi repons sosial maladaptif pada individu. Sistem keluarga yang terganggu dapat berperan dalam perkembangan respon sosial maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu yang mengalami masalah ini adalah orang yang tidak berhasil memisahkan diri dari orang tua. Norma keluarga mungkin tidak mendukung hubungan dengan pihak di luar keluarga.

b) Faktor biologis

Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif. c) Faktor sosiokultural

Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini akibat dari transiensi norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang kurang produktif, seperti lansia (lanjut usia), orang cacat, dan penderita kronis. Isolasi sosial dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan sistem nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan.

(5)

9 2. Faktor presipitasi

Stresor pencetus pada umumnya mencakup peristiwa kehidupan yang menimbulkan stres seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Setresor pencetus dapat di kelompokan dalam dua kategori, yaitu :

a) Stresor sosiokultural

Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang berarti, misalnya karena di rawat di rumah sakit.

b) Stresor psikologis

Keterbatasan kemampuan untuk mengatasi. Tuntutan untuk berpisah ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi (Stuart, 2007).

d. Proses terjadinya

1. Patten of parenting, misalnya:

Pada anak yang kelahirannya tidak di kehendaki akibat kegagalan KB, hamil diluar nikah, jenis kelamin yang tidak dikehendaki, bentuk fisik kurang menawan menyebabkan keluarga mengeluarkan komentar komentar negatif, merendahkan, dan menyalahkan anak terus menerus.

2. Koping individu tidak efektif, misalnya:

Saat individu menghadapi kegagalan menyalahkan orang lain, ketidak berdayaan, menyangkal tidak mampu mengahadapi kenyataan dan menarik diri dari lingkungan, terlalu tingginya gaya hidup dan tidak mampu menerima realitas dengan rasa syukur

3. Gangguan tugas perkembangan misalnya:

Kegagalan menjalani hubungan intim dengan sesama jenis atau tidak, mampu mandiri dan menyelesaikan tugas, bekerja, bergaul, bersekolah menyebabkan ketergantungan pada orang tua, rendahnya ketahanan terhadap berbagai kegagalan

(6)

10

Stres yang terjadi akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas terjadi akibat berpisah dengan orang terdekat, hilangnya pekerjaan atau orang yang dicintai (Dermawan, 2013).

e. Tanda dan gejala

Menurut (Damiyati dan Iskandar, 2012) tanda dan gejala klien dengan isolasi sosial. 1. Banyak berdiam diri di kamar

2. Kurang bertenaga 3. Sikap murung dan datar.

4. Tidak atau kurang komunikasi verbal. 5. Tidak merawat diri dan memperhatikan diri. 6. Tidak atau malas mengikuti kegiatan.

7. Klien kurang spontan terhadap stimulus yang di berikan. 8. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar. 9. Tidak mau bercakap-cakap,pergi jika di ajak bicara. 10. Kontak mata kurang atau tidak mau menatap lawan bicara.

Perilaku ini biasanya karena seseorang menilai dirinya rendah, sehingga timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila tidak diberikan intervensi lebih lanjut, maka akan menyebabkan perubahan persepsi sensori : halusinasi dan resiko tinggi menyederai diri sendiri, Orang lain bahkan lingkungan. Perilaku yang tertutup dengan orang lain juga bisa menyebabkan intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa berpengaruh terhadap ketidak mampuan untuk melakukan perawatan secara mandiri. Seseorang yang mempunyai harga diri rendah awalnya disebab oleh ketidak mampuan untuk menyelesaikan masalah dalam hidupnya, sehingga orang tersebut berprilaku tidak normal (koping individu tidak aktif).

beberapa tanda dan gejala lain yaitu komunikasi verbal menurun bahkan sama sekali tidak ada, klien tidak bercakap cakap dengan klien lain atau perawat (mengisolasi diri sendiri/menyendiri), menolak hubungan dengan orang lain dengan memutuskan percakapan atau pergi bila di ajak bercakap cakap, pasien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya, pada saat makan, terjadi

(7)

11

gangguan pada pemasukan makanan dan minuman sehingga terjadi retensi urin dan feces, pasien mengalami gangguan aktifitas atau aktifitas menurun dan pasien tampak kurang energik sehingga pasien mengalami gangguan diri (Dalami,dkk, 2009).

f. Mekanisme koping

Pada klien isolasi sosial ketika menghadapi stresor tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang efektif. Mekanisme koping yang digunakan yaitu denial, regresi, proyeksi, identifikasi, dan religiosity yang berakhir pada koping maladaptif berupa terjadi episode awal psikosis atau serangan ulang skizofrenia dengan munculnya gejala-gejala skizofrenia termasuk isolasi sosial (Townsend, 2009).

Individu yang mengalami respon sosial maladaptif, menggunakan berbagai mekanisme dalam upaya mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (Stuart, 2006). Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian anti sosial antara lain : proyeksi, merendahkan orang lain koping ini berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang : formasi reaksi, isolasi, idelisasi orang lain dan merendahkan orang lain. g. Masalah keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri

2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi 3. Kekerasan : resiko tinggi

4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah 5. Ketidakefektifan penatalaksanaan terapeutik 6. Defisit perawatan diri

(Keliat, 2006) h. Pohon masalah

(8)

12

Core problem

Gambar 2.2. Pohon masalah isolasi sosial (Keliat, 2006) i. Diagnosa keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah 3. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi

(Keliat, 2006).

Isolasi sosial menarik : Menarik diri

Referensi

Dokumen terkait

Orientasi Umum PPG dan Sistem Pembelajaran dalam PPG2. Sistem PPL dalam PPG

Pada makalah ini diusulkan sebuah teknik yang memanfaatkan port dari mikrokontroler sebagai pembangkit gelombang kotak bolak-balik dengan cara dorong-tarik (push-pull) untuk mengukur

Geometry and Building Flat (GBF) yang dapat digunakan sebagai media pendukung belajar siswa dalam pelajaran matematika khususnya pada materi bangun ruang dan

Kesalahan teknis ini dapat bersumber dari berbagai faktor, sehingga menyebabkan peserta didik mempunyai skor yang berbeda pada saat dua kali mengerjakan tes yang sama.

10 GÜNDEN AZ EKSİĞİ OLAN ÖĞRENCİLERİN İSİMLERİNİ. SEKRETERLİĞE

Banyak dari pecinta burung yang beranggapan bahwa untuk merawat burung cendet ini susah, namun sebenarnya cukup mudah karena untuk perawatannya hampir sama dengan jenis burung

Projek Cerdig adalah salah satu proses pembelajaran Bahasa Inggris berbasis teknologi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan siswa generasi Z di kelas VIII SMPN 5

positif dalam memberikan makanan kepada batita maka ibu akan berperilaku benar dalam memberikan makanan pada batita, misalnya memberikan makanan dengan gizi seimbang