• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 004/PP.IAI/1822/III/2019. Tentang TATA HUBUNGAN KERJA IKATAN APOTEKER INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 004/PP.IAI/1822/III/2019. Tentang TATA HUBUNGAN KERJA IKATAN APOTEKER INDONESIA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Hal 1 dari 18

SURAT KEPUTUSAN

PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA

Nomor : PO. 004/PP.IAI/1822/III/2019

Tentang

TATA HUBUNGAN KERJA

IKATAN APOTEKER INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA

Menimbang : a. Bahwa guna terciptanya hubungan kerja yang harmonis antar organ ikatan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan organisasi, maka perlu diatur tata hubungan kerja antar organ Ikatan Apoteker Indonesia.

b. bahwa sehubungan dengan butir a di atas perlu ditetapkan Surat Keputusan tentang Peraturan Organisasi tentang Tata Hubungan Kerja Ikatan Apoteker Indonesia.

Mengingat : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia; Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

pada tangal 13 Maret 2019 bertempat di Bandung.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor: PO.004 /PP.IAI/1418/VII/2019 tentang Tata Hubungan Kerja Ikatan Apoteker Indonesia.

Pertama : Peraturan Organisasi tentang Tata Hubungan Kerja secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini.

Kedua : Peraturan Organisasi tentang Tata Hubungan Kerja ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh organ ikatan dalam Ikatan Apoteker Indonesia.

(2)

Hal 2 dari 18

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bandung Pada tanggal : 15 Maret 2019 PENGURUS PUSAT

IKATAN APOTEKER INDONESIA Ketua Umum,

Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA. 23031961010827

Sekretaris Jendral,

Noffendri, S. Si., Apt NA. 29111970010829

(3)

Hal 3 dari 18

Lampiran SK Nomor : PO. 004/PP.IAI/1822/III/2019

PEDOMAN ORGANISASI

TENTANG

TATA HUBUNGAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN

Pasal 1

Tata hubungan kerja adalah pengaturan hubungan kerja antara satu organ organisasi dengan organ lainnya dalam bentuk koordinasi struktural, fungsional, administrasi operasional dan/atau teknis operasional. Tata hubungan kerja perlu dibuat untuk organ ikatan yang memiliki tugas – tugas yang belum diatur atau tugas-tugas yang spesifik/khusus untuk masing-masing organ organisasi.

BAB II PENGURUS

Pasal 2 Pengurus Pusat

(1) Pengurus Pusat merupakan organ ikatan yang bertugas menjalankan roda organisasi di tingkat pusat serta menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana amanat Naskah Asasi, Dokumen Ikatan dan tersebut rinci pada ART IAI pasal 45

(2) Pengurus Pusat merupakan organ ikatan yang berwenang mewakili organisasi di tingkat nasional serta menetapkan program dan kebijakan di tingkat pusat

(3) Pemilihan Ketua Umum Pengurus Pusat dilaksanakan dalam Kongres

(4) Ketua Umum Pengurus Pusat terpilih ditetapkan dan dilantik oleh Presidium Kongres dengan Berita Acara

(5) Penyusunan Pengurus Pusat dilaksanakan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat bersama formatur yang ditetapkan oleh Kongres

(6) Kepengurusan Pengurus Pusat ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Umum Pengurus Pusat terpilih dan dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Pusat bersama-sama dengan kepengurusan MEDAI Pusat dan Dewas Pusat

(7) Pengangkatan setiap anggota Pengurus Pusat ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Umum Pengurus Pusat yang dilengkapi Berita Acara

(4)

Hal 4 dari 18

(8) Program Kerja Pengurus Pusat disusun dalam Rakernas dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat

Pasal 3 Pengurus Daerah

(1) Pengurus Daerah merupakan organ ikatan yang bertugas menjalankan roda organisasi di tingkat daerah serta menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana amanat ART IAI pasal 46 (2) Pengurus Daerah merupakan organ ikatan yang berwenang mewakili organisasi di tingkat

provinsi serta menetapkan program dan kebijakan di tingkat daerah (3) Pemilihan Ketua Pengurus Daerah dilaksanakan dalam Konferda

(4) Penyusunan Pengurus Daerah dilaksanakan oleh Ketua Pengurus Daerah bersama formatur yang ditetapkan oleh Konferda

(5) Kepengurusan Pengurus Daerah ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Umum Pengurus Pusat dan dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Pusat bersama-sama dengan kepengurusan MEDAI Daerah dan Dewas Daerah

(6) Penetapan pengangkatan setiap anggota Pengurus Daerah dilaksanakan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat atas usulan Ketua Pengurus Daerah

(7) Program Kerja Pengurus Daerah disusun dalam Rakerda dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah

Pasal 4 Pengurus Cabang

(1) Pengurus Cabang merupakan organ ikatan yang bertugas menjalankan roda organisasi di tingkat cabang serta menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana amanat ART IAI pasal 47 (2) Pengurus Cabang merupakan organ ikatan yang berwenang mewakili organisasi di tingkat

kabupaten/kota serta menetapkan program dan kebijakan di tingkat cabang (3) Pemilihan Ketua Pengurus Daerah dilaksanakan dalam Konfercab

(4) Penyusunan Pengurus Cabang dilaksanakan oleh Ketua Pengurus Cabang bersama formatur yang ditetapkan oleh Konfercab

(5) Kepengurusan Pengurus Cabang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Pengurus Daerah dan dilantik oleh Ketua Pengurus Daerah

(6) Penetapan pengangkatan setiap anggota Pengurus Cabang dilaksanakan oleh Pengurus Daerah dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah atas usulan Ketua Pengurus Cabang (7) Program Kerja Pengurus Cabang disusun dalam Rakercab dan ditetapkan dengan Surat

(5)

Hal 5 dari 18 BAB III

MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA Pasal 5

Majelis Etik Dan Disiplin Apoteker Indonesia (MEDAI) Pusat

(1) MEDAI Pusat merupakan organ ikatan yang bertugas menyusun pedoman untuk membina, menilai dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik dan Dispilin Apoteker

(2) MEDAI Pusat merupakan organ ikatan yang menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana amanat ART IAI pasal 52 ayat 3 serta tugas lainnya dari Pengurus Pusat

(3) Ketua MEDAI Pusat dipilih melalui Kongres dan ditetapkan oleh Presidium Kongres dengan Berita Acara

(4) Ketua MEDAI Pusat beserta kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat dan dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Pusat bersama-sama dengan kepengurusan Pengurus Pusat dan Dewas Pusat

(5) Penetapan pengangkatan setiap anggota MEDAI Pusat dilaksanakan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat atas usulan Ketua MEDAI Pusat terpilih.

(6) Program Kerja MEDAI Pusat disusun dalam Rakernas dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat

(7) MEDAI Pusat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menyusun standar prosedur operasional untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat

(8) MEDAI Pusat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berkoordinasi dengan Pengurus Pusat

Pasal 6

Majelis Etik Dan Disiplin Apoteker Indonesia (MEDAI) Daerah

(1) MEDAI Daerah merupakan organ ikatan di daerah yang bertugas membina, menilai dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik dan Disiplin Apoteker

(2) MEDAI Daerah merupakan organ ikatan yang menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana amanat ART IAI pasal 53 ayat 3 serta tugas lainnya dari Pengurus Daerah

(3) Ketua MEDAI Daerah dipilih melalui Konferda

(4) Ketua MEDAI Daerah beserta kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat dan dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Pusat bersama-sama dengan kepengurusan Pengurus Daerah dan Dewas Daerah

(5) Penetapan pengangkatan setiap anggota MEDAI Daerah dilaksanakan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat atas usulan Ketua MEDAI Daerah

(6) Program Kerja MEDAI Daerah disusun dalam Rakerda dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah

(7) MEDAI Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mengacu kepada standar prosedur operasional yang disusun oleh MEDAI Pusat

(8) MEDAI Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berkoordinasi dengan Pengurus Daerah

(6)

Hal 6 dari 18 BAB IV

DEWAN PENGAWAS Pasal 7

Dewan Pengawas (Dewas) Pusat

(1) Dewas Pusat merupakan organ ikatan yang bertugas melaksanakan pengawasan program kerja Pengurus Pusat

(2) Dewas Pusat merupakan organ ikatan yang menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana amanat ART IAI pasal 54 ayat 3 dan 4 serta tugas lainnya dari Pengurus Pusat

(3) Ketua Dewas Pusat dipilih melalui Kongres dan ditetapkan oleh Presidium Kongres dengan Berita Acara

(4) Ketua Dewas Pusat beserta kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat dan dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Pusat bersama-sama dengan kepengurusan Pengurus Pusat dan MEDAI Pusat

(5) Penetapan pengangkatan setiap anggota Dewas Pusat dilaksanakan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat atas usulan Ketua Dewas Pusat

(6) Program Kerja Dewas Pusat disusun dalam Rakernas dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat

(7) Dewas Pusat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menyusun standar prosedur operasional untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat

(8) Dewas Pusat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berkoordinasi dengan Pengurus Pusat (9) Dewas Pusat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat berkoordinasi dengan Dewas

Daerah

Pasal 8

Dewan Pengawas (Dewas) Daerah

(1) Dewas Daerah merupakan organ ikatan yang bertugas melaksanakan pengawasan program kerja Pengurus Daerah dan Cabang

(2) Dewas Daerah merupakan organ ikatan yang menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana amanat ART IAI pasal 54 ayat 3 dan 4 serta tugas lainnya dari Pengurus Daerah

(3) Ketua Dewas Daerah dipilih melalui Konferda

(4) Ketua Dewas Daerah beserta kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat dan dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Pusat bersama-sama dengan kepengurusan Pengurus Daerah dan MEDAI Daerah

(5) Penetapan pengangkatan setiap anggota Dewas Daerah dilaksanakan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat atas usulan Ketua Dewas Daerah

(6) Program Kerja Dewas Daerah disusun dalam Rakerda dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah

(7) Dewas Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mengacu kepada standar prosedur operasional yang disusun oleh Dewas Pusat

(7)

Hal 7 dari 18

(8) Dewas Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berkoordinasi dengan Pengurus Daerah

(9) Dewas Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat berkoordinasi dan berkonsulatasi dengan Dewas Pusat

BAB V

BADAN DAN YAYASAN Pasal 9

(1) Badan atau Yayasan adalah organ ikatan lainnya yang dibentuk oleh Pengurus Pusat atau Pengurus Daerah untuk mencapai maksud dan tujuan Ikatan

(2) Badan atau Yayasan yang dibentuk harus berbadan hukum

(3) Kepengurusan dan Pengelolaan Badan atau Yayasan mengacu kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan atau Yayasan

(4) Badan atau Yayasan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibawah koordinasi Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(5) Badan atau Yayasan menyampaikan laporan kepada Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan Organisasi.

BAB VI

HIMPUNAN SEMINAT Pasal 10

Legalitas

(1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Seminat adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IAI

(2) Himpunan Seminat adalah organ ikatan lainnya berupa kelompok seminat apoteker berdasarkan praktik yang dibentuk dan dilantik oleh Pengurus Pusat dan/atau Pengurus Daerah sesuai tingkatannya.

(3) Anggota Himpunan Seminat adalah anggota Ikatan Apoteker Indonesia yang berpraktik sesuai dengan seminatnya.

(4) Himpunan Seminat di tingkat Daerah yang dapat dibentuk mengacu kepada jenis Himpunan Seminat di tingkat Pusat

(5) Himpunan Seminat merupakan kelengkapan dan/atau bagian integral dari Pengurus berdasarkan tingkatannya

(8)

Hal 8 dari 18 Pasal 11

Jenis

Jenis himpunan seminat yang sudah ada pada saat peraturan organisasi ini ditetapkan, yaitu: 1) Himpunan Seminat Farmasi Industri (disingkat menjadi HISFARIN);

2) Himpunan Apoteker Seminat Obat Tradisional (disingkat menjadi HIMASTRA); 3) Himpunan Apoteker Seminat Kosmetik (disingkat menjadi HIASKOS);

4) Himpunan Seminat Farmasi Distribusi (disingkat menjadi HISFARDIS); 5) Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (disingkat menjadi HISFARSI); 6) Himpunan Seminat Farmasi Masyarakat (disingkat menjadi HISFARMA); dan

7) Himpunan Seminat Farmasi Kesehatan Masyarakat (disingkat menjadi HISFARKESMAS)

Pasal 12 Penamaan

Penyebutan nama himpunan seminat adalah sebagai berikut:

Nama Himpunan Seminat didepan dan diikuti nama Pengurus Ikatan dimasing masing tingkatan Contoh:

HISFARSI Pusat penyebutannya adalah :

• Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, yang disingkat menjadi HISFARSI PP IAI

HISFARSI Daerah penyebutannya adalah :

• Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Jawa Tengah, yang disingkat menjadi HISFARSI PD IAI Jawa Tengah.

Pasal 13 Kedudukan

(1) Himpunan Seminat di tingkat Pusat berkedudukan di wilayah yang sama dengan Pengurus Pusat, dengan alamat sekretariat yang sama dengan Pengurus Pusat

(2) Himpunan Seminat di tingkat Daerah berkedudukan di wilayah yang sama dengan Pengurus Daerah, dengan alamat sekretariat yang sama dengan Pengurus Daerah

(9)

Hal 9 dari 18 Pasal 14 Identitas

(1) Himpunan Seminat menggunakan kop surat yang sekurang-kurangnya memuat: logo IAI, logo Himpunan Seminat, Nama Himpunan Seminat, alamat sekretariat, alamat email sekretariat dan nomor telepon

(2) Himpunan Seminat menggunakan stempel yang sekurang-kurangnya memuat: logo Himpunan Seminat dan Nama Himpunan Seminat

(3) Logo Himpunan Seminat tingkat Daerah mengacu kepada Logo Himpunan Seminat di tingkat Pusat

Pasal 15 Kepengurusan

(1) Himpunan Seminat yang dibentuk untuk pertama kalinya melalui forum Rakernas di tingkat pusat atau Rakerda di tingkat Daerah

(2) Ketua Himpunan Seminat di tingkat Pusat dipilih melalui Munas (Musyawarah Nasional) yang dihadiri oleh utusan Himpunan Seminat di tingkat Daerah dan utusan Pengurus Pusat

(3) Ketua Himpunan Seminat di tingkat Pusat dan kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat dan dilantik oleh Pengurus Pusat

(4) Ketua Himpunan Seminat di tingkat Daerah dipilih melalui Musda (Musyawarah Daerah) yang dihadiri oleh anggota/utusan Himpunan Seminat di tingkat Daerah dan utusan Pengurus Daerah

(5) Ketua Himpunan Seminat di tingkat Daerah dan kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah dan dilantik oleh Pengurus Daerah

(6) Struktur Kepengurusan Himpunan Seminat di tingkat Daerah mengacu pada Struktur Kepengurusan Himpunan di tingkat Pusat sesuai kebutuhan Daerah

(7) Penetapan pengangkatan setiap anggota pengurus Himpunan Seminat di tingkat Pusat dilaksanakan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat atas usulan Ketua Himpunan Seminat di tingkat Pusat

(8) Penetapan pengangkatan setiap anggota pengurus Himpunan Seminat di tingkat Daerah dilaksanakan oleh Pengurus Daerah dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah atas usulan Ketua Himpunan Seminat di tingkat Daerah

(9) Periode kepengurusan Himpunan Seminat selama 4 (empat) tahun atau menyesuaikan dengan periode Pengurus Ikatan dimasing masing tingkatan

Pasal 16 Tugas dan Fungsi

(1) Menjaga dan meningkatkan Kompetensi Apoteker melalui pelaksanaan kegiatan ilmiah berupa diskusi, seminar, pelatihan dan Temu Ilmiah Tahunan

(10)

Hal 10 dari 18

(2) Menyusun pedoman dan peraturan sesuai bidangnya untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(3) Membangun, mengelola dan mengembangkan publikasi ilmiah sesuai kebutuhan (4) Membantu sosialisasi kebijakan dan program Ikatan

(5) Melakukan komunikasi, interaksi dan kerjasama dengan himpunan seminat/organisasi profesi bidang kesehatan.

(6) Memfasilitasi, mengkoordinasi dan membina keberadaan serta pengembangan himpunan seminat sejenis.

(7) Melaksanakan tugas lainnya dari Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

Pasal 17 Kewajiban

(1) Menyelenggarakan Musyawarah Kerja (Mukernas untuk tingkat Pusat dan Mukerda untuk tingkat Daerah) guna penyusunan program kerja dan rancangan anggaran belanja tahunan untuk ditetapkan oleh Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(2) Menyelenggarakan administrasi dan keuangan sesuai ketentuan Ikatan

(3) Mengkoordinasikan setiap pelaksanaan program dan kegiatan dengan Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(4) Menyampaikan laporan pelaksanaan program kerja dan realisasi anggaran kepada Pengurus Pusat di setiap pelaksanaan Rakernas untuk tingkat pusat dan kepada Pengurus Daerah pada Rakerda untuk tingkat Daerah

Pasal 18

Hubungan Antar Seminat

(1) Himpunan Seminat di tingkat Pusat menjalin koordinasi dan berkolaborasi dengan Himpunan Seminat di tingkat Daerah melalui Pengurus Daerah

(2) Himpunan Seminat di tingkat Daerah menjalin koordinasi dan berkolaborasi dengan Himpunan Seminat di tingkat Pusat melalui Pengurus Pusat

BAB VII KOLEGIUM

Pasal 19

(1) Kolegium adalah organ Ikatan lainnya yang dibentuk Pengurus Pusat sebagai wadah untuk mengembangkan cabang ilmu dan standar pendidikan.

(11)

Hal 11 dari 18

(3) Ketua Kolegium dipilih melalui Munas yang dihadiri oleh unsur pengurus Kolegium, utusan Pengurus Pusat IAI, utusan Pengurus APTFI dan utusan Pengurus APDFI

(4) Ketua Kolegium dan kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat dan dilantik oleh Pengurus Pusat

(5) Penetapan pengangkatan setiap anggota pengurus Kolegium dilaksanakan oleh Pengurus Pusat dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat atas usulan Ketua Kolegium

(6) Program Kerja dan Rencana Anggaran Kolegium disusun dalam Mukernas dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat

(7) Kolegium dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibawah koordinasi Pengurus Pusat (8) Kolegium menyampaikan laporan program, kegiatan, dan realisasi anggaran kepada Pengurus

Pusat setiap akhir tahun buku.

BAB VIII ASOSIASI

Pasal 20 Legalitas

(1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IAI

(2) Asosiasi adalah organ ikatan lainnya berupa kelompok Apoteker pemilik sarana kefarmasian sejenis yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah

(3) Anggota Asosiasi adalah anggota Ikatan Apoteker Indonesia yang melaksanakan kegiatan tertentu yang bersinergi dengan tugas dan fungsi ikatan.

(4) Asosiasi di tingkat Daerah yang dapat dibentuk mengacu kepada jenis Asosiasi di tingkat Pusat

(5) Asosiasi merupakan kelengkapan dan/atau bagian integral dari Pengurus Ikatan berdasarkan tingkatannya

Pasal 21 Jenis

Pembentukan jenis-jenis Asosiasi ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan tentang Peraturan Organisasi tentang Asosiasi yang bersangkutan

Pasal 22 Penamaan

Penyebutan nama Asosiasi adalah sebagai berikut

(12)

Hal 12 dari 18 Pasal 23 Kedudukan

(1) Asosiasi di tingkat Pusat berkedudukan di wilayah yang sama dengan Pengurus Pusat, dengan alamat sekretariat yang sama dengan Pengurus Pusat

(2) Asosiasi di tingkat Daerah berkedudukan di wilayah yang sama dengan Pengurus Daerah, dengan alamat sekretariat yang sama dengan Pengurus Daerah

Pasal 24 Identitas

(1) Asosiasi menggunakan kop surat yang sekurang-kurangnya memuat: logo IAI, logo Asosiasi, Nama Asosiasi, alamat sekretariat, alamat email sekretariat dan nomor telepon

(2) Asosiasi menggunakan stempel yang sekurang-kurangnya memua : logo Asosiasi dan Nama Asosiasi

(3) Logo Asosiasi tingkat Daerah mengacu kepada Logo Asosiasi di tingkat Pusat

Pasal 25 Kepengurusan

(1) Asosiasi yang dibentuk untuk pertama kalinya melalui forum Rakernas di tingkat pusat atau Rakerda di tingkat Daerah

(2) Ketua Asosiasi di tingkat Pusat dipilih melalui Munas (Musyawarah Nasional ) yang dihadiri oleh utusan Asosiasi di tingkat Daerah

(3) Ketua Asosiasi di tingkat Pusat dan kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat dan dilantik oleh Pengurus Pusat

(4) Ketua Asosiasi di tingkat Daerah dipilih melalui Musda (Musyawarah Daerah) yang dihadiri oleh utusan Asosiasi di tingkat Daerah dan Pengurus Daerah

(5) Ketua Asosiasi di tingkat Daerah dan kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah dan dilantik oleh Pengurus Daerah

(6) Struktur Kepengurusan Asosiasi tingkat Daerah mengacu pada Struktur Kepengurusan Asosiasi tingkat Pusat sesuai kebutuhan Daerah

(7) Penetapan pengangkatan setiap anggota pengurus Asosiasi di tingkat Pusat dilaksanakan oleh Pengurus Pusat Ikatan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan atas usulan Ketua Asosiasi di tingkat Pusat

(8) Penetapan pengangkatan setiap anggota pengurus Asosiasi di tingkat Daerah dilaksanakan oleh Pengurus Daerah dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah atas usulan Ketua Asosiasi di tingkat Daerah

(9) Periode kepengurusan Asosiasi selama 4 (empat) tahun atau menyesuaikan dengan periode Pengurus Ikatan dimasing masing tingkatan

(13)

Hal 13 dari 18 Pasal 26 Tugas dan Fungsi

(1) Meningkatkan peran serta Apoteker dalam mencapai maksud dan tujuan Ikatan melalui pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan tugas dan fungsi Ikatan.

(2) Menyusun pedoman dan peraturan sesuai bidangnya untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(3) Membangun, mengelola dan mengembangkan publikasi ilmiah sesuai kebutuhan (4) Membantu sosialisasi kebijakan dan program Ikatan

(5) Melakukan komunikasi, interaksi dan kerjasama dengan Asosiasi.

(6) Memfasilitasi, mengkoordinasi dan membina keberadaan serta pengembangan Asosiasi. (7) Melaksanakan tugas lainnya dari Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

Pasal 27 Kewajiban

(1) Menyelenggarakan Musyawarah Kerja (Mukernas untuk tingkat Pusat dan Mukerda untuk tingkat Daerah) guna penyusunan program kerja dan rancangan anggaran belanja tahunan untuk ditetapkan oleh Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(2) Menyelenggarakan administrasi dan keuangan sesuai ketentuan Ikatan

(3) Mengkoordinasikan setiap pelaksanaan program dan kegiatan dengan Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(4) Menyampaikan laporan pelaksanaan program kerja dan realisasi anggaran di setiap pelaksanaan Rakernas untuk tingkat pusat dan Rakerda untuk tingkat Daerah

Pasal 28

Hubungan Antar Asosiasi

(1) Asosiasi di tingkat Pusat menjalin koordinasi dan berkolaborasi dengan Asosiasi di tingkat Daerah melalui Pengurus Daerah

(2) Asosiasi di tingkat Daerah menjalin koordinasi dan berkolaborasi dengan Asosiasi di tingkat Pusat melalui Pengurus Pusat

(3) Asosiasi dapat menjalin koordinasi dan berkolaborasi dengan Asosiasi di bidang kesehatan lainnya sesuai tingkatannya.

(14)

Hal 14 dari 18 BAB IX PERHIMPUNAN

Pasal 29 Legalitas

(1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IAI

(2) Perhimpunan adalah organ ikatan lainnya berupa kelompok Apoteker dengan kegiatan tertentu yang bersinergi dengan tugas dan fungsi ikatan yang dibentuk oleh Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah

(3) Anggota Perhimpunan adalah anggota Ikatan Apoteker Indonesia yang melaksanakan kegiatan tertentu yang bersinergi dengan tugas dan fungsi ikatan.

(4) Perhimpunan di tingkat Daerah yang dapat dibentuk mengacu kepada jenis Perhimpunan di tingkat Pusat

(5) Perhimpunan merupakan kelengkapan dan/atau bagian integral dari Pengurus berdasarkan tingkatannya

Pasal 30 Jenis

(1) Jenis Perhimpunan yang sudah ada pada saat peraturan organisasi ini ditetapkan, yaitu

Indonesian Young Pharmacist Group disingkat menjadi IYPG dan Apoteker tanggap Bencana

disingkat menjadi ATB

(2) Pembentukan jenis-jenis Perhimpunan lainnya sesudah diberlakukannya peraturan organisasi ini, dapat ditetapkan dengan suatu Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan tentang Peraturan Organisasi tentang Perhimpunan yang bersangkutan

Pasal 31 Penamaan

Penyebutan nama Perhimpunan adalah sebagai berikut

Nama Perhimpunan didepan dan diikuti nama Pengurus Ikatan dimasing masing tingkatan Contoh :

• IYPG Pusat penyebutannya adalah :

• Indonesian Young Pharmacist Group Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, yang disingkat menjadi IYPG PP IAI

• IYPG Daerah penyebutannya adalah :

• Indonesian Young Pharmacist Group Pengurus Daerah Ikatan Apoteker

(15)

Hal 15 dari 18 Pasal 32 Kedudukan

(1) Perhimpunan di tingkat Pusat berkedudukan di wilayah yang sama dengan Pengurus Pusat, dengan alamat sekretariat yang sama dengan Pengurus Pusat

(2) Perhimpunan di tingkat Daerah berkedudukan di wilayah yang sama dengan Pengurus Daerah, dengan alamat sekretariat yang sama dengan Pengurus Daerah

Pasal 33 Identitas

(1) Perhimpunan menggunakan kop surat yang sekurang-kurangnya memuat: logo IAI, logo Perhimpunan, Nama Perhimpunan, alamat sekretariat, alamat email sekretariat dan nomor telepon

(2) Perhimpunan menggunakan stempel yang sekurang-kurangnya memuat: logo Perhimpunan dan Nama Perhimpunan

(3) Logo Perhimpunan tingkat Daerah mengacu kepada Logo Perhimpunan di tingkat Pusat

Pasal 34 Kepengurusan

(1) Perhimpunan yang dibentuk untuk pertama kalinya melalui forum Rakernas di tingkat pusat atau Rakerda di tingkat Daerah

(2) Ketua Perhimpunan di tingkat Pusat dipilih melalui Munas (Musyawarah Nasional) yang dihadiri oleh utusan Perhimpunan di tingkat Daerah

(3) Ketua Perhimpunan di tingkat Pusat dan kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat dan dilantik oleh Pengurus Pusat

(4) Ketua Perhimpunan di tingkat Daerah dipilih melalui Musda (Musyawarah Daerah) yang dihadiri oleh utusan Perhimpunan di tingkat Daerah dan Pengurus Daerah

(5) Ketua Perhimpunan di tingkat Daerah dan kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah dan dilantik oleh Pengurus Daerah

(6) Struktur Kepengurusan Perhimpunan tingkat Daerah mengacu pada Struktur Kepengurusan Himpunan tingkat Pusat sesuai kebutuhan Daerah

(7) Penetapan pengangkatan setiap anggota pengurus Perhimpunan di tingkat Pusat dilaksanakan oleh Pengurus Pusat Ikatan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan atas usulan Ketua Perhimpunan di tingkat Pusat

(8) Penetapan pengangkatan setiap anggota pengurus Perhimpunan di tingkat Daerah dilaksanakan oleh Pengurus Daerah dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah atas usulan Ketua Perhimpunan di tingkat Daerah

(9) Periode kepengurusan Perhimpunan selama 4 (empat) tahun atau menyesuaikan dengan periode Pengurus Ikatan dimasing masing tingkatan

(16)

Hal 16 dari 18 Pasal 35 Tugas dan Fungsi

(1) Meningkatkan peran serta Apoteker dalam mencapai maksud dan tujuan Ikatan melalui pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan tugas dan fungsi Ikatan.

(2) Menyusun pedoman dan peraturan sesuai bidangnya untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(3) Membangun, mengelola dan mengembangkan publikasi ilmiah sesuai kebutuhan (4) Membantu sosialisasi kebijakan dan program Ikatan

(5) Melakukan komunikasi, interaksi dan kerjasama dengan Perhimpunan.

(6) Memfasilitasi, mengkoordinasi dan membina keberadaan serta pengembangan Perhimpunan. (7) Melaksanakan tugas lainnya dari Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

Pasal 36 Kewajiban

(1) Menyelenggarakan Musyawarah Kerja (Mukernas untuk tingkat Pusat dan Mukerda untuk tingkat Daerah) guna penyusunan program kerja dan rancangan anggaran belanja tahunan untuk ditetapkan oleh Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(2) Menyelenggarakan administrasi dan keuangan sesuai ketentuan Ikatan

(3) Mengkoordinasikan setiap pelaksanaan program dan kegiatan dengan Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya

(4) Menyampaikan laporan pelaksanaan program kerja dan realisasi anggaran di setiap pelaksanaan Rakernas untuk tingkat pusat dan Rakerda untuk tingkat Daerah

Pasal 37

Hubungan Antar Perhimpunan

(1) Perhimpunan di tingkat Pusat menjalin koordinasi dan berkolaborasi dengan Perhimpunan di tingkat Daerah melalui Pengurus Daerah

(2) Perhimpunan di tingkat Daerah menjalin koordinasi dan berkolaborasi dengan Perhimpunan di tingkat Pusat melalui Pengurus Pusat

(3) Perhimpunan dapat menjalin koordinasi dan berkolaborasi dengan Perhimpunan di bidang kesehatan lainnya sesuai tingkatannya.

(17)

Hal 17 dari 18 BAB X

DEWAN, KOMITE, TIM DAN PANITIA Pasal 38

(1) Pengurus Pusat dapat membentuk organ kelengkapan ikatan lainnya berupa dewan, komite, tim atau panitia untuk mendukung dan menjalankan tugas dan fungsi pengurus pusat. (2) Pengurus Daerah dapat membentuk organ kelengkapan ikatan lainnya berupa komite, tim

atau panitia untuk mendukung dan menjalankan tugas dan fungsi pengurus.

(3) Pengurus Cabang dapat membentuk tim atau panitia untuk mendukung dan menjalankan tugas dan fungsi pengurus.

(4) Organ kelengkapan ikatan sebagaimana dimaksud adalah organ adhoc yang dapat dibentuk ketika dibutuhkan oleh ketua pengurusnya sesuai tingkatannya.

(5) Organ kelengkapan Ikatan sebagaimana dimaksud, pembiayaan kegiatannya ditetapkan dengan surat keputusan Ketua Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya.

BAB XI

RANGKAP JABATAN Pasal 39

(1) Anggota Ikatan dapat rangkap jabatan pada organisasi di lingkungan Ikatan dan/atau organisasi lain sepanjang tidak mengganggu kinerja organisasi, tidak terdapat konflik kepentingan dan tidak bertentangan secara fungsional, serta tidak melanggar kehormatan dan/atau tradisi luhur Profesi Apoteker.

(2) Penilaian terhadap anggota Ikatan yang merangkap dilakukan oleh Pengurus Ikatan sesuai tingkatannya.

(3) Hasil Penilaian terhadap anggota sebagaimana dimaksud pada butir (2) diatas dilaporkan/diserahkan kepada Dewan Pengawas

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Secara morfologi kultivar-kultivar durian di Subang menunjukkan keanekaragaman pada ciri : bentuk daun, bagian terlebar daun, bentuk pangkal daun, panjang ujung

Tahap awal untuk memujudkan hal tersebut adalah melakukan amplifikasi gen gag p7 (nukleokapsid) HIV-1 subtipe CRF01_AE menggunakan pasangan primer AE_p7F dan AE_p7R dan sumber

Iklan transformasional mengandung dua sifat utama: (1) mereka membuat pengalaman menggunakan merek yang kaya, lebih hangat, lebih menarik, atau lebih menyenangkan daripada

Bahwa pelaksanaan Resertifikasi Profesi Apoteker bagi apoteker yang masa berlaku Sertifikat Kompetensinya akan atau sudah habis masa berlakunya pada tahun 2014, dapat ditempuh

Bagi Apoteker yang akan melakukan resertifikasi guna memenuhi persyaratan pengurusan STRA, maka pelaporan SKP tahunan harus dilakukan minimal 6 (enam) bulan

terkecil atau hierarki terkecil dalam suatu Peta Tematik yang digunakan untuk menampilkan informasi tematik dalam penyusunan tata ruang.. Perencanaan Tata Ruang adalah

kompetensi profesi farmasi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi apoteker. Pengurus adalah pengurus Ikatan Apoteker Indonesia baik tingkat Pusat,

62 Zaenal Abidin, S.Kep.Ns RSUD Gambiran Kediri 63 Ida Ernawati, S.Kep.Ns RSUD Gambiran Kediri 64 Nofita Larasanti.,S.Kep.Ns RSUD Gambiran Kediri 65 Putri Oktaviani.,S.Kep.Ns