• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017 TENTANG PERATURAN ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017 TENTANG PERATURAN ORGANISASI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

SURAT KEPUTUSAN

PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

TENTANG

PERATURAN ORGANISASI TENTANG

KREDENSIAL APOTEKER IKATAN APOTEKER INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA

Menimbang :

a. bahwa untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan

bahwa staf farmasi yang akan melakukan pelayanan kefarmasian

maka, perlu diatur kredensial apoteker dalam rangka membina,

menjaga dan meningkatkan profesionalisme sehingga dapat

menjalankan praktik kefarmasian secara bertanggung jawab;

b. bahwa Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) berkewajian melakukan

pembinaan, perlindungan, pembelaan, pendidikan keilmuan dan

keprofesian bagi anggota dalam menjalankan profesinya;

c. bahwa sehubungan dengan butir a dan b di atas perlu ditetapkan

Surat Keputusan tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial

Apoteker.

Mengingat :

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker

Indonesia;

2. Peraturan Organisasi Nomor Nomor: PO. 001/PP.IAI/1418/VII/2014

Tentang Peraturan Organisasi Tentang Standar Praktik Apoteker

Indonesia;

3. Peraturan Organisasi Nomor: PO. 002/PP.IAI/1418/VII/2014 Tentang

Peraturan Organisasi Tentang Pedoman Praktik Apoteker Indonesia;

4. Peraturan Organisasi Nomor: PO. 004/PP.IAI/1418/VII/2014

Tentang Peraturan Organisasi Tentang Pedoman Disiplin Apoteker

Indonesia;

5. Peraturan Organisasi Nomor: 008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Tugas

dan Wewenang Pengurus Ikatan Apoteker Indonesia;

6. Peraturan Organisasi Nomor: 009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Tata

Kelola Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia.

Memperhatikan :

Hasil Rapat Kerja Nasional Ikatan Apoteker Indonesia pada

tanggal 05 sampai 06 September 2017 di Tangerang Selatan

(2)

2

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

MEMUTUSKAN

Menetapkan

: Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

tentang Peraturan Organisasi

Tentang Kredensial Apoteker, sebagaimana tercantum dalam

lampiran keputusan ini.

Pertama

: Peraturan Organisasi tentang Kredensial Apoteker ini merupakan

pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di

Indonesia.

Kedua

: Mengamanatkan kepada seluruh Pengurus Daerah untuk:

a. Membentuk Mitra Bestari dengan keanggotaan yang sesuai

dengan kompetensinya guna melaksanakan tugas kredensial

sesuai bidang/spesilaisasinya.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan

kredensial oleh Mitra Bestari guna keperluan penyempurnaan

Pedoman dan Teknis pelaksanaan Kredensial.

Ketiga

: Keputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan apabila

terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diperbaiki sebagaimana

mestinya.

Ditetapkan di : Tangerang Selatan

Pada tanggal : 06 September 2017

PENGURUS PUSAT

IKATAN APOTEKER INDONESIA

Ketua Umum,

Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt

NA. 23031961010827

Sekretaris Jendral,

Noffendri Roestam, S. Si., Apt

NA. 29111970010829

(3)

3

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Nomor: PO.006/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial Ikatan Apoteker Indonesia

KREDENSIAL APOTEKER IKATAN APOTEKER INDONESIA A. KETENTUAN UMUM

1. Praktik/Pekerjaan Kefarmasian, yang selanjutnya disebut Praktik Apoteker adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

2. Surat Izin Praktik Apoteker selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada apoteker untuk dapat melaksanakan praktik apoteker.

3. Surat Tanda Registrasi Apoteker selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Komite Farmasi Nasional (KFN/Konsil) atas nama Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi.

4. Sertifikat Profesi selanjutnya disingkat Serpro adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.

5. Sertifikat Kompetensi selanjutnya disingkat Serkom adalah surat tanda pengakuan terhadap Kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus uji Kompetensi.

6. Apoteker adalah apoteker dan apoteker spesialis di rumah sakit.

7. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap apoteker untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan profesi, yang bermaksud mempertahankan kompetensi suatu profesi.

8. Kredensial Apoteker adalah sertifikat, surat, atau pernyataan yang menyatakan kemampuan seseorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian yang dapat memberikan jaminan kepercayaan atau kerahasiaan.

9. Kewenangan farmasi klinis (clinical pharmacies privilege) adalah hak khusus seorang apoteker untuk melakukan sekelompok pelayanan farmasi klinis tertentu pada fasilitas kefarmasian tertentu untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan kefarmasian klinis (clinical pharmacies appointment).

10. Penugasan farmasi klinis (clinical pharmacies appointment) adalah penugasan oleh pimpinan fasilitas kesehatan kepada seorang apoteker untuk melakukan sekelompok pelayanan farmasi klinis fasilitas kesehatan tersebut tersebut berdasarkan daftar kewenangan farmasi klinis yang telah ditetapkan baginya.

11. Audit farmasi klinis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan farmasi klinis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam pengobatan pasien (Patien Medication Record/PMR) yang dilaksanakan oleh profesi apoteker. 12. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok apoteker dengan reputasi dan

kompetensi profesi farmasi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi apoteker.

13. Pengurus adalah pengurus Ikatan Apoteker Indonesia baik tingkat Pusat, Daerah maupun Cabang.

14.

Pengurus Daerah adalah Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia yang

disingkat PD IAI diikuti nama provinsi kepengurusan.

(4)

4

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

B. TUJUAN KREDENSIAL APOTEKER

Tujuan Kredensial adalah untuk memberikan pengakuan kepada setiap apoteker yang akan melakukan pelayanan farmasi klinis adalah tenaga profesional dan kredibel sehingga dapat melindungi keselamatan pasien.

C. TATA LAKSANA PENGAJUAN KREDENSIALING

1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan mengajukan Surat Permintaan Kredensial Apoteker kepada Pengurus Daerah.

2. Permohonan kredensial ditujukan kepada Pengurus Daerah dengan mengisi Formulir Permohonan Kredensial Apoteker dan melampirkan:

a. Fotokopi dokumen identitas dan profesi, yaitu:

1) Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Keterangan Domisili dari Kelurahan sesuai dengan alamat praktik apoteker;

2) Kartu Tanda Anggota Ikatan Apoteker Indonesia (KTA IAI) yang masih berlaku; 3) Foto Copy Ijazah Apoteker, dan Pendidikan lain yang terkait

4) Serpro/Serkom dengan masa berlaku minimal 3 (tiga) bulan sebelum berakhir; 5) STRA dengan masa berlaku minimal 3 (tiga) bulan sebelum berakhir; dan 6) Melampirkan SIPA yang masih berlaku.

b. Sertifikat Pelatihan yang dimiliki.

D. GARIS BESAR PROSES KREDENSIALING OLEH MITRA BESTARI

Proses kredensial merupakan salah satu cara profesi apoteker mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya, yang meliputi pelaksanaan uji kompetensi, penerbitan STRA, pemberian izin praktik dan pelaksanaan akreditasi, oleh Mitra Bestari melalui kegiatan berikut ini.

1. Mengevaluasi data pemeriksaan dan pengkajian, yang mencakup: a. kompetensi;

b. kesehatan fisik dan mental; c. perilaku;

d. etika profesi;

e. data pendidikan profesional apoteker berkelanjutan.

2. Menyelenggarakan wawancara terhadap pemohon kewenangan farmasi klinis.

3. Menyelengarakan penilaian dan pemutusan kewenangan farmasi klinis yang adekuat. 4. Melaporkan hasil penilaian kredensial dan rekomendasi kewenangan farmasi klinis

kepada Pengurus Daerah; dan

5. Menerbitkan Rekomendasi Kewenangan Farmasi Klinis dan Surat Penugasan Farmasi Klinis.

E. PERSYARATAN APOTEKER ANGGOTA TIM MITRA BESTARI

1. Anggota IAI yang ditunjuk dan dapat berasal dari kompetensi peraturan perundangan-undangan, sarana pelayanan kefarmasian, institusi pendidikan apoteker, himpunan seminat dan kolegium yang sesuai.

2. Memiliki integritas;

3. Telah mengikuti TOT tentang kredensialing;

4. Berpengalaman di bidang yang bersangkutan minimal 3 (tiga) tahun; 5. Anggota berjumlah tim ganjil, minimal 3 (tiga) orang;

(5)

5

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

F. PENUTUP

1. Hal-hal lebih teknis dalam penyelenggaraan kredensial apoteker, Pengurus Pusat IAI akan menyusun Pedoman dan Teknis pelaksanaan Kredensial Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

2. Pengurus Pusat IAI menyelenggarakan Trainning of Trainer (TOT) kredensialing.

3. Pengurus Daerah IAI (PD IAI) agar membentuk Tim Mitra Bestari tingkat daerah masing-masing.

Ditetapkan di : Tangerang Selatan Pada tanggal : 06 September 2017 PENGURUS PUSAT

IKATAN APOTEKER INDONESIA

Ketua Umum,

Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA. 23031961010827

Sekretaris Jendral,

Noffendri Roestam, S. Si., Apt NA. 29111970010829

(6)

6

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Nomor: PO.006/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial Ikatan Apoteker Indonesia

PROSES KREDENSIALING APOTEKER

...

TAHUN ...

DATA ASESI

NAMA

:

NIP

:

UNIT KERJA

:

No

Format/Instrumen

Kelengkapan

Keterangan

Ya

Tidak

1.

Data Profil Individu

2

Permohonan Kredensialing

a. Identitas

b. Status regristasi

c. Status kredensialing

d.

Persyaratan kredensialing

Pernyataan :

3.

Proses Kredensialing

a. Identitas Nakes

b. IdentitasTim Kredensialing

c. Daftar Kewenangan Klinis

yang diusulkan

Rekomendasi :

... ,………/………/..2017

Mitra Bestari

(7)

7

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Nomor: PO.006/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial Ikatan Apoteker Indonesia

DATA PROFIL INDIVIDU APOTEKER

Profesi :……….. Sub rumpun :……….. 1. Nama Apoteker : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Pendidikan Apoteker : S1………….. S2………….. S3………….. 5. Pangkat / Gol : 6. Unit Kerja :

7. Tempat / area praktek :

8. Sertifikat yang pernah di ikuti: (sesuai dengan profesi nakes)

No JenisSertifikat Tahun Lembaga yang

mensertifikasi

... ,………../………../20 Apoteker

(………) FORM. 1

(8)

8

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Nomor: PO.006/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial Ikatan Apoteker Indonesia

PERMOHONAN KREDENSIALING APOTEKER

A. IDENTITAS APOTEKER

Bidang praktik

:………..

Nama Pemohon : ... NIP : ... TanggalLahir : .../.../...

(

tanggal/bulan/tahun

)

Alamat : ... Telepon : ... HP ... Email : ...

B. STATUS REGISTRASI

Nomor Registrasi : ... Nomor Ijazah : ... Nama Institusi Pendidikan : ... Tanggal Lulus : ... Kualifikasi Pendidikan : S1 / S2 / S2 ...(coret yang tidakperlu)

Penjenjangan Karir : ……… (coret yang tidakperlu)

Nomor sertifikat kompetensi : ... Masaberlakusampai : .../.../... (tanggal/bulan/tahun)

C. STATUS KREDENSIALING YANG DIUSULKAN

(Berikancek list pada salah satu kotak)

Baru

Kenaikan tingkat

Pemulihan Kewenangan

Rekredensial

D. PRASYARAT KREDENSIALING

a. Apakah anda pernah dilakukan kredensialing sebelumnya ? Jika Ya, tuliskan

Kapan dilakukannya kredensialing terakhir.

Ya

Tidak

...

b. Apakah anda memiliki surat penugasan klinis/teknis yang menjelaskan

kewenangan klinis/teknis anda? Jika Ya, tuliskan tanggal penugasan klinis/teknis

dan nomor surat penugasan klinik/teknis.

Ya Tidak

...

FORM. 2

(9)

9

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

c. Apakah kewenangan klinis anda pernah :

Dikurangi Ya Tidak

Dibekukan

Ya Tidak

Dicabut

Ya Tidak

Jika Ya, tuliskan kapan hal tersebut terjadi.

...

d. Apakah anda pernah terlibat dalam persidangan perdata ataupun pidana terkait

kewenangan klinis yang anda miliki? Jika Ya, tuliskan kapanhal tersebut terjadi.

Ya Tidak

...

e. Tuliskan program pengembangan professional yang anda ikuti dalam 5 tahun

terakhir

Tahun Kegiatan Bukti (Nomor Sertifikat/Surat Tugas/SK) Institusi Penyelenggara

Kegiatan Jenis Kegiatan

f. Tuliskan kewenangan klinis/teknis yang diusulkan beserta bukti-bukti pendukung

(10)

10

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

E. PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala hal yang tertulis di dalam dokumen ini adalah

benar adanya. Apabila di kemudian hari terbukti ada hal yang tidak benar maka

saya bersedia menanggung segala konsekuensi sesuai dengan aturan hukum yang

berlaku.

TandaTangan : ...

NamaJelas

: ...

(Tulisdenganhurufcetak)

(11)

11

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Nomor: PO.006/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial Ikatan Apoteker Indonesia

RINCIAN KEWENANGAN APOTEKER

(PHARMACIES CLINICAL PRIVILEGE)

Rincian kewenangan klinis diberikan kepada tenaga apoteker dalam menjalankan

prosedur/tindakan dalam rangka menjamin kualitas pelayanan dan keselamatan pasien agar

apoteker bersikap, bertindak, dan berperilaku secara bertanggung jawab dan mentaati semua

disiplin dan etika profesi apoteker serta moral yang baik kepada pasien, sejawat dan

masyarakat.

Rincian kewenangan farmasi klinis ini diberikan kepada :

Nama

:

Kualifikasi :

Kode pengisian kewenangan farmasi klinis

PENILAIAN MANDIRI

1) Nilai 1 : Tidak disetujui karena tidak kompeten atau bukan kewenangannya

Tingkat kemampuan = tingkat 1

2) Nilai 2 : Disetujui untuk melakukan di bawah supervisi

Tingkat kemampuan = tingkat 2

3) Nilai 3 : Disetujui berwenang penuh / melakukan secara mandiri

Tingkat kemampuan = tingkat 3 atau 4

TINGKAT KEMAMPUAN

Tingkat Kemampuan Apoteker Dalam Pelaksanaan Praktik Pelayanan Farmasi

1) Tingkat 1 : Pemahaman

Lulusan apoteker memiliki pengetahuan teoritis, mampu mendeskripsikan dan

menjelaskan mengenai pelayanan farmasi di ...

2) Tingkat 2 : Mampu memperagakan pelayanan farmasi di ...

Lulusan apoteker memiliki pengetahuan teoritis, mampu mendeskripsikan,

menjelaskan dan memperagakan mengenai pelayanan farmasi di ...

3) Tingkat 3 : Mampu melakukan pelayanan farmasi di ... secara mandiri

Lulusan apoteker memiliki pengetahuan teoritis, mampu mendeskripsikan,

menjelaskan, mendemonstrasikan dan melakukan pelayanan farmasi di ...

secara mandiri.

4) Tingkat 4 : Mampu mengembangkan pelayanan farmasi di ...

Lulusan apoteker memiliki pengetahuan teoritis, mampu mendeskripsikan,

menjelaskan, mendemonstrasikan, melakukan dan mengembangkan pelayanan

farmasi di ... secara mandiri.

(12)

12

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

HASIL KREDENSIAL

1) Nilai 1 : Tidak disetujui karena tidak kompeten atau bukan kewenangannya

Tingkat kemampuan = tingkat 1

2) Nilai 2 : Disetujui untuk melakukan di bawah supervisi

Tingkat kemampuan = tingkat 2

3) Nilai 3 : Disetujui berwenang penuh / melakukan secara mandiri

Tingkat kemampuan = tingkat 3 atau 4

Adapun rincian untuk prosedur/tindakan Apoteker secara mandiri adalah sebagai berikut :

Parameter Penilaian Mandiri Penilaian Assesor Tingkat Kemampuan Hasil Kredensial Kemampuan Dasar Peraturan Perundangan/Kebijakan/SPO Etika Keprofesian Kemampuan Komunikasi Pengelolaan

Pemilihan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Perencanaan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Pengadaan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Penerimaan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Penyimpanan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Distribusi Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Pemusnahan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Penarikan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Pengendalian Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Manajemen Risiko Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Formulasi dan memproduksi sediaan farmasi

Pelarutan Obat Suntik non Kanker Pelayanan Obat Sitostatika Pelayanan Obat Steril

Pelayanan Farmasi Klinik

Pengkajian dan Pelayanan Resep Pemberian/penyerahan dan Edukasi Obat Penelusuran riwayat penggunaan obat Rekonsiliasi Obat

Pelayanan Informasi Obat

a) Pelayanan Informasi Obat Tenaga Kesehatan b) Pelayanan Informasi Obat Pasien/Keluarga Visite

Pemantauan Terapi Obat a) Monitoring Efek Terapi b) Monitoring Efek Samping Obat c) Monitoring kadar obat dalam darah Evaluasi Penggunaan Obat

Pengembangan Farmasi

Sistem pelayanan kefarmasian yang mengandung nilai pengembangan

(13)

13

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Nomor: PO.006/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial Ikatan Apoteker Indonesia

REKOMENDASI ASSESOR

Parameter Disetujui Disetujui dengan Catatan Tidak Disetujui Kemampuan Dasar Peraturan Perundangan/Kebijakan/SPO Etika Keprofesian Kemampuan Komunikasi Pengelolaan

Pemilihan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Perencanaan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Pengadaan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Penerimaan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Penyimpanan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Distribusi Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Pemusnahan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Penarikan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Pengendalian Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP Manajemen Risiko Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

Formulasi dan memproduksi sediaan farmasi Pelarutan Obat Suntik non Kanker

Pelayanan Obat Sitostatika Pelayanan Obat Steril

Pelayanan Farmasi Klinik

Pengkajian dan Pelayanan Resep Pemberian/penyerahan dan Edukasi Obat Penelusuran riwayat penggunaan obat Rekonsiliasi Obat

Pelayanan Informasi Obat

a) Pelayanan Informasi Obat Tenaga Kesehatan b) Pelayanan Informasi Obat Pasien/Keluarga Visite

Pemantauan Terapi Obat a) Monitoring Efek Terapi b) Monitoring Efek Samping Obat c) Monitoring kadar obat dalam darah Evaluasi Penggunaan Obat

Pengembangan Farmasi

Sistem pelayanan kefarmasian yang mengandung nilai pengembangan

(14)

14

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Nomor: PO.006/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial Ikatan Apoteker Indonesia

DAFTAR ASSESOR

No.

Nama dan Gelar

Spesialisasi

Tanda Tangan

1.

2.

3.

Demikianlah rincian kewenangan klinis ini ditetapkan dengan ber-orientasi pada pedoman

kompetensi apoteker IKATAN APOTEKER INDONESIA dan mempertimbangkan situasi serta

kondisi fasilitas ... Kewenangan klinis apoteker ini secara berkala akan di

evaluasi dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di

bidang kefarmasian.

Ditetapkan di : ...

Disetujui

: Tanggal……….

Mengetahui

(15)

15

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Nomor: PO.006/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial Ikatan Apoteker Indonesia

Elemen Penilaian

Parameter Elemen Penilaian

Kemampuan Dasar Peraturan Perundangan/Kebijakan/SPO  UU no 36 th 2009  UU no. 35 th 2009  UU no. 44 th 2009  UU no. 5 th 1997  UU no. 8 th 1999  PP no 72 th 1998  PP no 51 th 2009  Perpres no. 4 th 2015  PMK no. 889 th 2011  PMK no 56 th 2014  PMK no. 58 th 2014  PMK no. 98 th 2015  Kebijakan RS  Pedoman dan SPO

Etika Keprofesian  Sumpah Apoteker  Kode Etik Apoteker Indonesia

Kemampuan Komunikasi

 Melaksanakan komunikasi dengan pasien  Melaksanakan komunikasi dengan Tenaga

Kesehatan

 Keterlibatan dalam tim pelayanan kesehatan Pengelolaan

Pemilihan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

 Pemilihan dalam FORNAS/Kompedium Alat Kesehatan

 Pemilihan dalam Formularium RS Perencanaan Sediaan Farmasi, alkes dan

BMHP

 Membuat rencana kebutuhan dengan metode Konsumsi, pola penyakit, Pareto/analisis ABC Pengadaan Sediaan Farmasi, alkes dan

BMHP

 Proses Pengadaan  Pemilihan penyedia

 Melakukan administrasi pengadaan Penerimaan Sediaan Farmasi, alkes dan

BMHP

 Proses Penerimaan

 Mengevaluasi kualitas fisik barang (sesuai protap)

 Mencatat dalam buku penerimaan/kartu stok

Penyimpanan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

 Proses penyimpanan sesuai kriteria (stabilitas, bentuk sediaan, kelas terapi, dan keamanan perbekalan farmasi tertentu)

 Membuat dokumentasi Distribusi Sediaan Farmasi, alkes dan

BMHP

 Sistem distribusi di RS Pemusnahan Sediaan Farmasi, alkes dan

BMHP

 Proses pemusnahan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP

Penarikan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

 Proses penarikan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

Pengendalian Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

 Proses pengendalian mutu dan biaya Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

Manajemen Risiko Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

 Identifikasi risiko pelayanan farmasi (FMEA)  Melakukan analisis akar masalah (RCA) Formulasi dan memproduksi sediaan

farmasi

 Proses formulasi dan memproduksi sediaan farmasi skala RS

Pelayanan Obat Suntik non Kanker

 Syarat fasilitas pelayanan obat suntik non kanker

(16)

16

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Pelayanan Obat Sitostatika

 Syarat fasilitas pelayanan obat sitostatika  Menghitung dosis sitostatika

 Melarutkan dengan pelartu yg sesuai

 Mencampur sediaan sesuai protocol kemoterapi  Pengemasan

 Penanganan tumpahan sitostatika  Penanganan limbah sesuai prosedur Pelayanan Nutrisi Parenteral

 Menghitung kebutuhan  Mencampur sediaan  Pengemasan

Pelayanan Farmasi Klinik Pengkajian dan Pelayanan Resep

 Skrining administrasi  Skrining farmasetis  Skrining klinis

Pemberian/penyerahan dan Edukasi Obat

 Proses telaah obat

 Asessment kebutuhan edukasi pasien  Pemberian KIE sesuai kebutuhan pasien Penelusuran riwayat penggunaan obat  Proses penelusuran riwayat penggunaan obat

Rekonsiliasi Obat  Proses rekonsiliasi obat dari pasien

Pelayanan Informasi Obat

a) Pelayanan Informasi Obat Tenaga Kesehatan

 Proses informasi obat kepada tenaga kesehatan b) Pelayanan Informasi Obat

Pasien/Keluarga

 Proses informasi obat kepada pasien/keluarga pasien (edukasi pasien baru dan lama)

Visite  Proses visite

Pemantauan Terapi Obat  Proses pemantauan terapi obat

a) Monitoring Efek Terapi  Monitoring efektivitas terapi sesuai dengan tujuan terapi

b) Monitoring Efek Samping Obat

 Monitoring efek samping obat dan reaksi obat yang tidak diharapkan

 Melakukan pelaporan MESO c) Monitoring kadar obat dalam darah

 Menentukan kriteria obat yang perlu dilakukan monitoring kadar obat dalam darah

 Membuat rekomendasi dosis/terapi berdasarkan hasil monitoring kadar obat dalam darah Evaluasi Penggunaan Obat  Proses studi penggunaan obat secara kualitatif

dan kuantitatif Pengembangan Farmasi

Sistem pelayanan kefarmasian yang mengandung nilai pengembangan

 Membuat rencana pengembangan pelayanan farmasi RS (inovasi)

(17)

17

PO. 006/PP.IAI/1418/IX/2017

Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Nomor: PO.006/PP.IAI/1418/IX/2017 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kredensial Ikatan Apoteker Indonesia

Rincian Kewenangan Klinis yang Dibutuhkan Sesuai dengan Unit Bekerja

Parameter Unit Rawat Jalan Unit Rawat Inap Unit Produksi /laboratorium Unit Logistik Emergency /Intensive Kemampuan Dasar Peraturan Perundangan/Kebijakan/SPO Etika Keprofesian Kemampuan Komunikasi Pengelolaan

Pemilihan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

Perencanaan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

Pengadaan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

Penerimaan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

Penyimpanan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP √

Distribusi Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP

Pemusnahan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP √

Penarikan Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP √ √ √ √ √

Pengendalian Sediaan Farmasi, alkes dan BMHP √ √ √ √ √

Manajemen Risiko Sediaan Farmasi, alkes dan

BMHP √ √ √ √ √

Formulasi dan memproduksi sediaan farmasi

Pelarutan Obat Suntik non Kanker

Pelayanan Obat Sitostatika

Pelayanan Obat Steril

Pelayanan Farmasi Klinik

Pengkajian dan Pelayanan Resep

Pemberian/penyerahan dan Edukasi Obat

Penelusuran riwayat penggunaan obat

Rekonsiliasi Obat

Pelayanan Informasi Obat

a) Pelayanan Informasi Obat Tenaga Kesehatan

b) Pelayanan Informasi Obat Pasien/Keluarga

Visite

Pemantauan Terapi Obat

a) Monitoring Efek Terapi

b) Monitoring Efek Samping Obat

c) Monitoring kadar obat dalam darah

Evaluasi Penggunaan Obat

Pengembangan Farmasi

Sistem pelayanan kefarmasian yang mengandung

Referensi

Dokumen terkait

Iklan transformasional mengandung dua sifat utama: (1) mereka membuat pengalaman menggunakan merek yang kaya, lebih hangat, lebih menarik, atau lebih menyenangkan daripada

Selain menggunakan bahasa dengan kaidah kebahasaan seperti diuraikan di atas, novel sejarah juga banyak menggunakan kata atau frasa yang bermakna kias.. Kata atau

Tahap awal untuk memujudkan hal tersebut adalah melakukan amplifikasi gen gag p7 (nukleokapsid) HIV-1 subtipe CRF01_AE menggunakan pasangan primer AE_p7F dan AE_p7R dan sumber

Bahwa pelaksanaan Resertifikasi Profesi Apoteker bagi apoteker yang masa berlaku Sertifikat Kompetensinya akan atau sudah habis masa berlakunya pada tahun 2014, dapat ditempuh

Bagi Apoteker yang akan melakukan resertifikasi guna memenuhi persyaratan pengurusan STRA, maka pelaporan SKP tahunan harus dilakukan minimal 6 (enam) bulan

terkecil atau hierarki terkecil dalam suatu Peta Tematik yang digunakan untuk menampilkan informasi tematik dalam penyusunan tata ruang.. Perencanaan Tata Ruang adalah

pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau Bentuk Usaha Tetap berupa:.

Agar pelaksanaan wisuda disetiap Sekolah Usaha Perikanan Menengah dapat dilaksanakan dengan baik, hikmat dan standar, maka perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan