• Tidak ada hasil yang ditemukan

S ADP 1005772 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S ADP 1005772 Chapter1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan yang kompleks dan dinamis manusia tidak bisa terlepas dari komunikasi, karena pada hakikatnya manusia dipandang sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan dan saling berhubungan. Komunikasi itu sendiri merupakan urat nadi bagi kelangsungan hidup manusia dalam berhubungan dengan oranglain. Secara hemat bisa dikatakan bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh pola komunikasi yang dilakukannya dengan manusia yang lain dengan tujuan agar manusia tersebut dapat mempertahankan eksistensi dalam kehidupannya. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Applboum (1974:63) dalam Silalahi (2011) yang menyatakan bahwa „We spend an estimated three-fourths of our waking hours in some form of communications-reading, writing, speaking and listening.‟ Ini berarti bahwa tiga perempat waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi-membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan.

Di sisi lain, patut kita sadari bahwa manusia bukan hanya terletak pada kemampuan fisiknya saja, tetapi juga pada kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerja sama dengan oranglain. Demikian juga halnya dalam suatu organisasi, dimana organisasi adalah suatu wadah tempat berkumpulnya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Suatu organisasi terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan melakukan komunikasi, tiap personil dapat saling berhubungan satu sama lain. Dalam konteks ini, komunikasi merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai sarana setiap orang untuk dapat berinteraksi dengan yang lain sehingga terbentuk kesepahaman pemikiran tentang aktivitas

(2)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mereka lakukan. Komunikasi pula dipandang sebagai perekat untuk mengoordinasikan seluruh orang dalam organisasi dan pembentuk kerja sama dalam menjalankan sasaran organisasi tersebut.

Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dijelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berkaitan dengan pengertian pendidikan diatas, patut kita perhatikan bahwa untuk mewujudkan cita-cita nasional dalam bidang pendidikan, maka diperlukan suatu organisasi untuk memfasilitasinya. Salah satu organisasi dalam ruang lingkup pendidikan yang kita kenal adalah sekolah. Sekolah adalah tempat bertemunya orang-orang yang bekerjasama untuk melakukan proses pembelajaran secara terstruktur dan sistematis agar tujuannya dicapai dengan efektif dan efisien. Lebih luas lagi, pembelajaran tersebut dilakukan agar tujuan pendidikan tercapai secara komprehensif. Sebagaimana termaktub dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

(3)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, meskipun peserta didiklah yang menentukan hasilnya sendiri. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung terdapat suatu kondisi dimana keseluruhan sumberdaya manusia tidak bisa untuk tidak melakukan aktivitas dan menghasilkan sesuatu yang bernilai dari aktivitas itu, termasuk guru. Pada kondisi ini, guru dituntut untuk mampu menghasilkan temuan baru sebagai hasil pembelajaran, baik berupa metode mengajar yang relevan dengan kebutuhan siswa, pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), inovasi sistem pembelajaran di kelas, juga mampu menghasilkan tulisan baik untuk dirinya maupun sebagai bahan bacaan bagi peserta didik. Semua hal ini bisa dilakukan oleh guru yang produktif dan memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Guru yang produktif mampu memperlihatkan segenap potensi positif yang dimilikinya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Produktif di sini diartikan sebagai sesuatu hal yang bisa untuk digali dan dikembangkan. Sedangkan produktivitas itu sendiri merujuk pada keinginan seseorang untuk meningkatkan kualitas kehidupannya dalam berbagai aspek.

(4)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal serupa juga diutarakan oleh Paka Wishnu (2012) berdasarkan hasil penelitiannya tentang Kontribusi Supervisi terhadap Produktivitas Kerja Guru di Sekolah Dasar Negeri Kwadungan 02 Kecamatan Kerjo pada tahun 2012 membuahkan hasil bahwa:

Produktivitas kerja guru masih rendah dilihat dari masih kurangnya capaian kerja guru dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum maupun dilihat berdasarkan hasil belajar siswa, Kendala-kendala akademis yang dialami guru bersumber dari kendala-kendala konseptual dan teknis yang mana guru sangat mengharapkan bantuan dari Kepala Sekolah untuk memberikan solusi, seperti masalah strategi pengembangan proses pembelajaran yang efektif, strategi penggunaan media pembelajaran, serta masalah teknis lainnya, dan ketidakpercayaan diri guru yang masih rendah mengakibatkan rendahnya motivasi guru dalam mencari alternatif solusi secara mandiri.

(5)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

produktivitas kerja guru sehingga tujuan sekolah tercapai dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari beberapa guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. Hasil studi pendahuluan memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa masih terdapat masalah terkait melemahnya produktivitas kerja guru yang secara umum diakibatkan oleh beberapa hal berikut, yaitu:

1. Kepala sekolah jarang melakukan pengontrolan pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian besar guru jarang membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sering memberikan tugas kepada siswa tanpa kehadiran guru di kelas, yang pada akhirnya efektivitas dan efisiensi pembelajaran di kelas menjadi tidak tercapai dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran yang mana banyak siswa yang tidak mencapai target nilai minimal.

2. Adanya hubungan yang tidak baik dan kurang harmonis, dimana kepala sekolah jarang melakukan komunikasi yang intens dengan guru;

3. Disiplin kerja guru yang masih kurang baik ditunjukkan oleh tingkat kehadiran guru, sering terlambatnya guru datang ke sekolah dan masuk kelas yang menyebabkan kondisi di dalam kelas menjadi kurang terkendali ketika tidak ada guru atau guru terlambat masuk kelas.

Selain itu, peneliti juga mendapatkan data terkait penurunan rata-rata perolehan nilai ujian nasional (UN) sekolah menengah kejuruan di Kota Bandung, dimana hal tersebut bisa jadi diakibatkan oleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1

(6)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Tahun Pelajaran Rata-rata nilai UN

1 2011/2012 8.21

2 2012/2013 6.33

3 2013/2014 6.02

Sumber : Data Dinas Pendidikan Kota Bandung

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat kita lihat bahwa perolehan nilai rata-rata dari tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini mengindikasikan bahwa terdapat kerikil dalam proses kerja guru, Untuk menanggulangi masalah tersebut maka diperlukan suatu usaha dari kepala sekolah selaku pemimpin agar masalah yang muncul dapat diminimalisir. Mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Dangkua (dalam Sutikno, 2009:109) didapatkan hasil bahwa “Produktivitas kerja guru dapat meningkat antara 35%-40% melalui pengaruh atau dorongan kepala sekolah, dan 60%-65% ditentukan oleh kemampuan guru.” sehingga tujuan bersama dapat dicapai dengan baik. Selanjutnya, Mulyasa (2006:103) menyatakan bahwa:

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

(7)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi. Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu organisasi atau mendorong orang-orang untuk bertindak. Agar terjadi kegiatan kelompok atau organisasi, maka harus ada komunikasi antara para anggota

Dalam hal ini komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja guru adalah komunikasi interpersonal, di mana komunikasi interpersonal ini dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru dalam rangka mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh guru, serta membina hubungan yang lebih harmonis agar meningkatnya motivasi guru dalam bekerja sehingga berimbas positif terhadap produktivitas guru tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil pemikiran Suranto (2011:13) yang mengungkapkan bahwa:

Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Komunikasi interpersonal yang berlangsung baik dan intens akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin tinggi tingkat produktivitas kerja guru, maka keberadaan sekolah akan semakin baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Effendy (2013:30) bahwa :

Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh suatu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator denga komunikan.

(8)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja guru, sehingga sekolah yang dipimpin menjadi lebih produktif dan mampu menghasilkan inovasi bagi dunia pendidikan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

bermaksud melakukan penelitian mengenai “Kontribusi Komunikasi

Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

(9)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan komunikasi dengan guru dan pada akhirnya guru bekerja sesuai dengan apa yang dikehendakinya karena kurangnya kontrol dari kepala sekolah.

Peran kepala sekolah dalam memecahkan masalah di atas sangat diperlukan, terutama dalam berkomunikasi secara interpersonal dengan guru untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran, mengomandoi tugas guru agar sesuai dengan standar yang berlaku, dan untuk menjalin hubungan kekerabatan dengan guru. Melalui komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap guru, diharapkan munculnya motivasi yang positif dari guru dalam bekerja sehingga produktivitas kerjanya meningkat secara signifikan. 1. Batasan Masalah

Berangkat dari hasil identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas serta untuk menjaga agar permasalahan yang akan diteliti tidak meluas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Secara Konseptual

Dalam ranah konseptual, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti berkisar pada kajian Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah sebagai variabel bebas (X) terhadap Produktivitas Kerja Guru sebagai variabel terikat (Y).

b. Secara Kontekstual

Sementara secara kontekstual peneliti akan melakukan penelitian terhadap Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.

2. Rumusan Masalah

(10)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diteliti. Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.

Dari masalah pokok yang akan dibahas, peneliti menjabarkan ke dalam rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana komunikasi interpersonal berlangsung antara kepala sekolah dan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung? b. Bagaimana produktivitas kerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

di Kota Bandung? dan

c. Bagaimana Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Arikunto (2006:51) menyatakan bahwa “tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai.” Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran yang jelas mengenai Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

(11)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Untuk mengetahui komunikasi interpersonal yang terjadi antara kepala sekolah dan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung;

b. Untuk mengetahui produktivitas kerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung; dan

c. Untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengembangan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya mengenai kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap produktivitas kerja guru.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan peneliti dalam bidang komunikasi khususnya komunikasi interpersonal kepala sekolah, hingga harapan lebih lanjut peneliti dapat mengaplikasikannya secara aktual di lapangan.

(12)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagi pihak Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung, penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan proses komunikasi interpersonal antara kepala sekolah dengan guru sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja guru yang lebih baik.

E. Struktur Organisasi Skripsi 1. Judul

Judul skripsi ini adalah :Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung.”

2. MutiaraHalaman Pengesahan

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh tim pembimbing, yaitu: 1) Pembimbing I : Dr. Yati Siti Mulyati, M.Pd.

NIP. 19520929 198403 2 001 2) Pembimbing II : Dr. Eka Prihatin, M.Pd.

NIP. 19660712 200604 2 001

3) Dan diketahui oleh Bapak Dr. H. Endang Herawan, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah 4. Kata Pengantar

5. Ucapan Terimakasih 6. Abstrak

(13)

Mohammad Ajid Abdul Majid, 2014

Kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah Terhadap produktivitas kerja guru Sekolah menengah kejuruan negeri di kota bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11. BAB I Pendahuluan

Merupakan uraian dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

12. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Berisi tentang, Landasan Teori yang menjadi dasar penelitian, Kerangka Pemikiran Penelitian dan Hipotesis Penelitian.

13. BAB III Metode Penelitian

Berisi tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain dan Justifikasi Penelitian, Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

14. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Memuat hasil Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif dan Pembahasan/Analisis Temuan.

15. BAB V Kesimpulan dan Saran

Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua alternatif cara penelitian kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat.

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku seksual berpegangan tangan dan berpelukan merupakan perilaku seksual yang paling sering dilakukan dengan intensitas waktu 1-10 kali seminggu, sedangkan

mendapat persetujuan dari semua pihak untuk dijadikan peraturan desa maka langkah selanjutnya adalah kepala desa bersama BPD menetapkan rancangan peraturan desa

Desafinado memiliki alur melodi dan progresi akor yang jarang dijumpai pada lagu-lagu jazz umumnya, yang menjadi kekhasan dari lagu-lagu karya Antonio Carlos Jobim. Lagu

Suatu cara dalam proses komunikasi di mana pesan yang disampaikan oleh.. komunikator bersifat paksaan

Dan juga perputaran sediaan barang yang akan dijual tidak baik jika memakan waktu yang lama karena menghambat profitabilitas perusahaan tersebut serta bagi investor diharapkan untuk

Meningkatkan pengawasan terhadap tingkah laku Hakim, Panitera/Wakil Panitera/Panitera Muda/Panitera Pengganti dan Jurusita/Jurusita Pengganti, dalam pelaksanaan tugas

Sedangkan konsentrasi terendah yang telah mampu menimbulkan mortalitas adalah konsenfoasi l2,5yo pada aplikasi secara oral.. Mortalitas yang timbul tidak ada beda nyata

Sebelu m dilaku kan analisis regresi probit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penderita diare, dilakukan uji independensi untuk mengetahui