• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis permintaan jasa hotel berbintang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis permintaan jasa hotel berbintang"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

http://epserv.fe.unila.ac.id

ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN JASA HOTEL BERBINTANG 1 DI KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

NURWIJAYANTI

Kekuatan pembangunan yang cukup diandalkan dalam meningkatkan kegiatan perekonomian adalah segi industri maupun jasa. Salah satu industri jasa yang

berkembang pesat adalah sektor perhotelan,yang merupakan bidang pendukung sektor pariwisata. Daerah Lampung merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Dalam rangka pengembangan sektor pariwisata perlu diambil langkah untuk pengaturan yang lebih terarah berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, antara lain dengan

meningkatkan promosi dan pendidikan kepariwisataan, penyediaan dan pengadaan sarana dan prasarana, serta peningkatan mutu dan kelancaran pelayanan.

Faktor pendukung pariwisata ada bermacam-macam, diantaranya adalah wisatawan, hotel, restoran, biro perjalanan, bank, bandara, transportasi, atraksi, objek wisata, kondisi ekonomi, sosial, politik dan keamanan. Hotel merupakan salah satu faktor yang

memegang peranan cukup tinggi karena fungsi hotel merupakan penyedia fasilitas pokok bagi para wisatawan yang datang dan berkunjung ke Indonesia. Berdasarkan letak goegrafisnya, propinsi Lampung merupakan jalur utama lintas Sumatera-Jawa, baik dari lintas udara, laut dan darat sehingga menjadi salah satu pusat perekonomian nasional. Berdasarkan letak yang strategis ini, banyak pengunjung dan wisatawan yang menginap di hotel. Selain untuk melakukan kegiatan pariwisata, ada pula penghuni hotel yang datang ke propinsi Lampung untuk kepentingan dinas maupun kegiatan bisnis.

Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh tarif hotel berbintang 1, tarif hotel berbintang 2, tarif hotel melati, dan

perkembangan kualitas hotel terhadap permintaan hotel berbintang 1 di kota

(2)

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah tarif hotel berbintang 1, tarif hotel berbintang 2, tarif hotel melati dan perkembangan kualitas hotel berpengaruh nyata terhadap permintaan jasa hotel berbintang 1di kota Bandarlampung dan diduga struktur pasar dalam industri jasa hotel berbintang di kota Bandarlampung adalah oligopoli. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan elastisitas permintaan.

Menurut uji F bahwa variabel bebas tarif hotel berbintang 1, tarif hotel berbintang 2, tarif hotel melati dan perkembangan kualitas hotel secara bersama-sama (simultan)

mempengaruhi variabel terikat permintaan jasa hotel berbintang 1 di kota Bandarlampung dan diperoleh (R2) sebesar 0,785 yang berarti bahwa peubah bebas tarif hotel berbintang 1, tarif hotel melati dan Perkembangan kualitas hotel mempunyai pengaruh sebesar 78,50 persen terhadap permintaan jasa hotel berbintang di kota Bandarlampung, sedangkan sisanya sebesar 21,50 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar peubah yang dibahas dalam penulisan ini.

Sedangkan menurut uji parsial (uji t) pada tingkat kepercayaan 95 %, tarif hotel berbintang 1 (X1), tarif hotel melati (X3)dan perkembangan kualitas hotel (X4)

berpengaruh terhadap permintaan jasa hotel berbintang 1 di kota Bandarlampung.

Sedangkan tarif hotel berbintang 2 (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan jasa

hotel berbintang 1 di kota bandarlampung. Untuk tarif hotel berbintang 1 koefisiennya adalah sebesar adalah 0,105 yang artinya apabila terdapat kenaikan tarif hotel bintang 1 sebesar Rp.1 maka akan mengakibatkan penurunan permintaan jasa hotel berbintang 1 sebesar 0,105 jumlah pengunjung. Untuk tarif hotel melati adalah sebesar 0,109 yang artinya apabila terdapat kenaikan tarif hotel melati sebesar Rp. 1 maka akan

mengakibatkan kenaikan permintaan jasa hotel berbintang 11 sebesar 0,109 jumlah pengunjung. Hubungan tarif hotel melati dengan permintaan jasa hotel berbintang 1 adalah bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa hotel melati merupakan substitusi (pengganti) dari hotel berbintang 1. Untuk perkembangan kualitas hotel koefisiennya adalah sebesar 2,047 yang artinya apabila terdapat kenaikan kualitas hotel 1 persen maka akan mengakibatkan peningkatan permintaan jasa hotel berbintang sebesar 2,047 jumlah pengunjung.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Adapun dasar penggunaan paired sample t test adalah satu sampel yang diberikan dua perlakuan yang berbeda, merupakan data kuantitatif

Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan judul hubungan antara tingkat penggunaan teknologi mobile gadget dan eksistensi permainan tradisional pada kalangan anak

Oleh sebab itulah, perusahaan dengan sebaik mungkin akan melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin-mesin atau peralatan kantor lainnya agar terciptalah tujuan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 50 % masyarakat mengetahui pencegahan dengan metode kesadaran hukum berupa papan peringatan yang diletakkan di

Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-14/PB/2017 tanggal 28 Februari 2017 tentang Batas Maksimum Pencairan Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Penerimaan

Telah dilakukan penelitian mengenai penyerapan energi bunyi oleh papan akustik dari campuran serat kulit rotan dan perekat polivinil asetat menggunakan metode tabung impedansi.

Kebijakan ini diintrodusir dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom tertanggal 6 Mei 2000 pada