Riska Kristina
http://epserv.fe.unila.ac.id
ANALISIS PEMBIAYAAN DAN MANFAAT SEKTOR PENDIDIKAN (STUDI KASUS DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
DI KOTA BANDARLAMPUNG TAHUN ANGGARAN 2007)
Oleh
Riska Kristina 0311021107
ABSTRAK
Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan merupakan bantuan kepada daerah tertentu untuk mendanai dukungan pelayanan pendidikan yang merupakan kewenangan dan tanggung jawab daerah ke arah peningkatan dan jangkauan mutu pelayanan pendidikan ditingkat SD/MI atau sekolah-sekolah dasar yang berbasis keagamaan, membiayai kebutuhan fisik sarana, prasarana dan peralatan
pendidikan yang menjadi urusan daerah dan menjadi prioritas nasional. Salah satu upaya untuk mendukung prioritas pembangunan pendidikan adalah dengan
berbagai penyediaan berbagai sarana pelayanan pendidikan seperti tercantum dalam Sistem Pendidikan Nasional, SD/MI atau Sederajat merupakan sarana pelayanan pendidikan strata pertama dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui solusi pembiayaan dan manfaat Dana Alokasi Khusus (DAK) di sektor pendidikan khususnya pada fasilitas atau sarana pendidikan di Kota Bandarlampung Tahun Anggaran 2007. Penulis membatasi hanya melihat pembiayaan dan manfaat yang difokuskan pada upaya-upaya perbaikan jumlah sarana pendidikan yaitu pada perbaikan fasilitas
pendidikan yang di dapat dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Latar belakang yang melandasi penulisan ini adalah bahwa bahwa perkembangan Dana Alokasi Khusus (DAK) cenderung meningkat dari tahun 2005-2007, akan tetapi belum dapat mencukupi dalam meningkatkan fasilitas pendidikan
Riska Kristina
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya ketimpangan antara Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan yang diterima sebesar Rp 11.868.000.000 dengan DAK yang diusulkan yaitu Rp 17.924.630.700. Berdasarkan hal tersebut, Dana Alokasi Khusus Pendidikan yang diberikan Pemerintah Pusat untuk Kota Bandarlampung hanya memberikan kontribusinya sebesar 66,2 % dari jumlah DAK yang diusulkan. Sehingga solusi untuk menutupi kekurangan dana sebesar Rp 6.056.630.700 diharapkan dapat terealisasikan untuk tahun yang akan datang, maka diharapkan target rehab ruang kelas 100 % dalam kondisi baik dapat tecapai.
Sebaran sekolah penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) kurang merata, dimana seharusnya di Kecamatan Kemilinglah yang lebih banyak sekolah mendapatkan DAK dibandingkan kecamatan lain, ini dikarenakan tingkat tingkat rusak berat paling banyak tersebar di Kecamatan Kemiling mencapai 20,6 %. Akan tetapi, realisasi di lapangan justru sekolah penerima DAK terbanyak adalah di
Kecamatan Tanjung Karang Barat, ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Bandarlampung dalam menentukan prioritas sekolah penerima DAK masih perlu ditingkatkan.
Kemudian dapat diketahui bahwa dalam manfaat peningkatan fasilitas pendidikan masih belum terpenuhi, hal ini masih terlihat dari 136 atau 46,10 % sekolah dan 1033 atau 46 % ruang kelas rusak (dalam tabel 7), namun sampai akhir tahun 2007 masih ada 84 atau 28,47 % sekolah dan 669 atau 29,70 % ruang kelas rusak. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan perbaikan fasilitas pendidikan 136 atau 46,10 % sekolah dan 1033 atau 46 % ruang kelas (dalam tabel 7), dalam
kenyataannya pembangunan SD/MI hanya dapat terealisasi 52 atau 17,6% sekolah dan 364 atau 35,23 % ruang kelas rusak. Sehingga persentase pembangunan SD/MI pada tahun 2007 sebesar 38,2 % sekolah dan 35,23 % ruang kelas terhadap perbaikan sekolah. Ini berimplikasi belum terpenuhinya kesejahteraan masyarakat dalam memperoleh pemerataan fasilitas pendidikan. Dengan tersedianya fasilitas, sesuai standar nasional dan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang ditetapkan (sekolah 100% dalam kondisi baik), maka diharapkan out put pendidikan akan meningkat secara kualitas dan memiliki nilai keunggulan dibandingkan dengan daerah lainnya. Untuk perbaikan SD/MI yang masih kurang diperlukan realisasi jangka panjang.
Riska Kristina