• Tidak ada hasil yang ditemukan

t pkn 0908379 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t pkn 0908379 chapter5"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

207 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua hasil temuan penelitian sesuai dengan perumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan ini terdiri atas kesimpulan umum dan kesimpulan khusus yang dipaparkan sebagai berikut:

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan sejumlah temuan dari hasil kajian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan proses habituasi berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter. Akan tetapi pada kenyataannya pembelajaran PKn masih dihadapkan pada beberapa kondisi empirik yang sifatnya kotraproduktif dengan kedudukan pembelajaran PKn sebagai wahana pembangunan karakter, diantaranya: masukan instrumental

(instrumental input) terutama yang berkaitan dengan kualitas guru serta

keterbatasan fasilitas dan sumber belajar; dan masukan lingkungan (enviromental

input) terutama yang berkaitan dengan situasi dan kehidupan lingkungan di mana

(2)

itu Pendidikan Kewarganegaraan harus ditempatkan sebagai suatu gerakan sosiokultural, sebagai pendidikan yang mampu membangun karakter bangsa.

Dalam upaya membangun karakter, bukan hanya tanggung jawab dunia pendidikan formal, apalagi menjadi tanggung jawab mata pelajaran PKn semata, tetapi merupakan tanggung jawab bagi semua pihak, sehinggga pembangunan karakter hendaknya dilakukan baik secara makro maupun secara mikro. Secara makro, pengembangan karakter dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan pembudayaan yang berlangsung dalam tiga pilar pendidikan, yaitu: dalam satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat, dan secara mikro, pembangunan karakter dilaksanakan melalui satuan pendidikan. Pembangunan karakter pada satuan pendidikan dibagi ke dalam empat pilar, yaitu kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra-kurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat.

(3)

harus menjadi proses habituasi di lingkungan sekolah, yaitu; (1) membiasakan nilai-nilai terhadap Tuhan Yang Maha Esa; (2) membiasaan nilai-nilai terhadap diri sendiri; (3) membiasakan nilai terhadap sesama; (4) membiasaan nilai-nilai terhadap lingkungan; dan (5) membiasakan nilai-nilai-nilai-nilai kebangsaan.

Melalui pembangunan karakter diharapkan terbentuknya karakter-karakter siswa yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila, yaitu: Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa; Menjungjung Kemanusiaan Yang Adil dan beradab; Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa; Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum Dan Hak Asasi Manusia; Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan. Kesemuanya itu hendaknya bersumber dari: olah hati, olah pikir, olahraga/ kinestetik, olah rasa dan karsa.

2. Kesimpulan Khusus

Kesimpulan khusus ini merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan. Kesimpulan khusus tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pembelajaran PKn berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter

siswa, Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilaksanakan dengan mengorganisir komponen-komponen pembelajaran yang meliputi materi, metode, media, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran akan berpengaruh terhadap pembangunan karakter siswa, yaitu siswa yang memiliki sikap jujur, peduli terhadap orang lain, mencintai keberishan, dan memiliki nilai-nilai kebangsaan.

(4)

yaitu; (1) nilai-nilai terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) nilai-nilai terhadap diri sendiri, (3) nilai-nilai terhadap sesama, (4) nilai-nilai terhadap lingkungan, dan (5) nilai-nilai kebangsaan akan mencerminkan pola perilaku siswa yang memiliki karakter yang baik sehingga pembiasaan tersebut harus selalu ditingkatkan yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan program pengembangan diri di sekolah.

c. Pembelajaran PKn dan proses habituasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter siswa. Pengaruh tersebut disebabkan karena selain adanya pembelajaran PKn juga adanya pendidikan karakter dalam konteks mikro melalui program pengembangan diri, sehingga pembangunan karater dapat diwujudkan melalui pengetahuan moral (moral

knowing), kesadaran moral (moral feeling) dan tindakan moral (moral

action).

Dengan demikian hipotesis yang diajukan, yaitu “pembelajaran PKn dan proses habituasi dapat berpengaruh terhadap pembangunan karakter siswa” dapat diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn dan proses habituasi berpengaruh terhadap pembangunan karakter siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan dan kesimpulan penelitian, penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

(5)

pembelajaran PKn hendaknya selalu ditingkatkan, baik materi, metode, media, sumber belajar, maupun evaluasi pembelajaran sehingga mampu memberikan konstribusi yang lebih optimal terhadap pembangunan karakter siswa. Untuk itu pembelajaran PKn hendaknya: (1) Menciptakan suasana belajar yang menuntut partisipasi dan keaktifan siswa dalam belajar; (2) Menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif sehingga siswa dapat belajar dalam suasana nyaman, aman, penuh penghargaan, dan bersemangat; (3) Memberikan model (contoh) perilaku positif, seperti adanya teladan, perilaku penuh perhatian dan penuh penghargaan dari guru dalam interkasinya dengan siswa; (4) Menciptakan peluang bagi siswa dalam membuat keputusan dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku.

(6)

(2) Nilai-Nilai Perilaku terhadap diri sendiri, hal ini perlu ditanamkan kepada siswa melalui pembiasaan: berpenampilan bersih dan rapi, berperilaku tertib, mengerjakan tugas individu secara mandiri, mengembangkan potensi diri, serta tekad dalam mengembangkan diri; (3) Nilai-Nilai Perilaku terhadap sesama, hal ini perlu ditanamkan kepada siswa melalui pembiasaan: mengucapkan sapa/ salam ketika berjumpa dengan teman/guru, mengucapkan permisi/ salam ketika hendak masuk atau meninggalkan ruangan, saling mendoakan ketika teman/ guru sedang sakit, meringankan beban orang lain yang ditimpa musibah, menghormati pendapat orang lain; (4) Nilai-Nilai Perilaku terhadap Lingkungan, hal ini perlu ditanamkan kepada siswa melalu pembiasaan: membuang sampah pada tempatnya, melaksanakan tugas piket, memelihara taman, mengadakan penghijauan, kesadaran memelihara kebersihan lingkungan; (5) Nilai-nilai Kebangsaan, nilai ini dapat ditamankan melalui kebiasaan antara lain: mengikuti/ melaksanakan upacara bendera secara hikmat, melaksanakan kegiatan yang menggugah semangat nasionalisme; menghormati simbol-simbol kenegaraan, mengikuti peringatan hari-hari besar nasional, menampilkan sikap cinta tanah air.

(7)

Selanjutnya, sekolah dapat mengisi pendidikan karakter yang terpadu dengan sistem pengelolaan sekolah itu sendiri. Artinya, sekolah hendaknya merencanakan pendidikan (program dan kegiatan) yang menanamkan nilai-nilai karakter, melaksanakan program dan kegiatan yang berkarakter, dan juga melakukan pengendalian mutu sekolah secara berkarakter. Selain itu, hendaknya menciptakan suasana lingkungan yang yang kondusif bagi terbentuknya karakter anak, serta memberikan keteladanan yang baik kepada anak.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan tidak adanya perubahan ekspresi rasa marah setelah mengikuti intervensi (Heseltine, Howells, & Day, 2010),

Berdasarkan hasil perhitungan yang menyatakan bahwa pengaruh langsung dari variabel bauran promosi terhadap kepuasan kunjungan lebih besar dibandingkan dengan pengaruh

istilah adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar dalam menyampaikan pesan-pesan agama Islam kepada orang lain agar mereka menerima ajaran Islam tersebut dan

Setelah mendapatkan nilai erosi di setiap unit lahan, maka perlu dilakukan perhitungan laju erosi yang dapat ditoleransikan dengan metode TSL pada persamaan 3 dengan

Menurut Anda apakah bubur dengan bahan putih telur kukus, pisang, dan gula aren sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan olahragawan.. (Ya

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengukusan terhadap kandungan vitamin C yang terdapat di dalam kubis dan mempelajari pola penurunan vitamin C pada kubis

Sesuai dengan permasalahan yang dialami lansia disusun perencanaan dengan tujuan agar lansia / keluarga dan tenaga kesehatan terutama perawat baik yang melakukan perawatan di

Debuti Inovasi dan Teknologi akan melakukan penetapan pemenang lomba “Budi Luhur Innovation Challenge 2019” berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan oleh panitia