• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pakai Dana Desa, Kades Diawasi BPK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pakai Dana Desa, Kades Diawasi BPK"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan Berita | Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 1

PAKAI DANA DESA, KADES DIAWASI BPK

http://www.kemendesa.go.id/index.asp

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

(DPDTT), Marwan Jafar menyatakan bahwa dana desa yang akan digelontorkan

pemerintah akan diawasi sepenuhnya oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Sementara, Kementerian DPDTT akan akan mengawasi program yang dijalankan.

Kepala-kepala desa sebagai kuasa pengguna anggaran, langsung diaudit dan

diawasi oleh BPK.

Menurut Menteri DPDTT, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran

terkait persiapan penyaluran dana desa kepada kepala daerah. Surat itu menyusul

diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Pihaknya meminta,

para kepala daerah untuk segera mengkoordinasikan data pemerintahan desa

terkait penyaluran dana desa. Di antaranya ialah perencanaan RPJM Desa dan

RKP Desa sebagai prasyarat dalam pemanfaatan dana desa yang rencananya akan

dimulai pada April nanti. Penyalurannya dari pusat langsung ke kabupaten

maupun kota, dititipkan dalam APBD, setelah itu langsung diberikan kepala desa.

.

Sumber berita:

1.

Harian Bengkulu Ekspress,

Pakai Dana Desa, Kades Diawasi BPK

, Selasa 10

Februari 2015.

2.

(2)

Catatan Berita | Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 2

Catatan:

Untuk lebih memudahkan pemahaman terhadap berita di atas, dapat dijelaskan

beberapa istilah berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Pasal 1

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat

dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

Keuangan Desa

Pasal 71

(1) Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat

dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

(2) Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan

pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa.

Pasal 72 ayat (1)

Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) bersumber

dari:

a. pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan

partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;

b. alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

c. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota;

d. alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang

diterima Kabupaten/Kota;

e. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Provinsi

dan

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Daerah

(3)

Catatan Berita | Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 3

f. hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan

g. lain-lain pendapatan Desa yang sah.

Penjelasan Umum, angka 9.

Sumber Pendapatan Desa Bagian dari dana perimbangan yang diterima

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh perseratus)

setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut Alokasi

Dana Desa.

2.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (beserta dengan

perubahannya)

Pasal 1

Definisi tentang Desa dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah ini, sama

dengan yang telah didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa.

8. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan

belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui

anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan

untuk

membiayai

penyelenggaraan

pemerintahan,

pelaksanaan

pembangunan,

pembinaan

kemasyarakatan,

dan

pemberdayaan

masyarakat.

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Pasal 1

2. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan,

pembinaan

kemasyarakatan,

dan

pemberdayaan

Referensi

Dokumen terkait

Bila lalat tersebut hinggap ke makanan manusia, maka kotoran tersebut akan mencemari makanan yang akan oleh manusia sehingga akhirnya akan timbul gejala sakit

1. Uraian dan contoh pengembangan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan modern adalah: mempelajari, mencermati, dan memperluas pengamalan nilai-nilai

perlakuan istimewa yang diberikan juga masih tergolong standar (belum excellent); (2) diantara ketiga manfaat relasional yang ada, manfaat kepercayaan dan manfaat sosial

Waktu tahan hidup T mempunyai fungsi densitas peluang yang dinotasikan dengan f(t) dan didefinisikan sebagai peluang kegagalan suatu objek pada interval.. (t,t + )

PENERAPAN METODE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PENINGGALAN SEJARAH HINDU, BUDHA DAN ISLAM UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

• Gunakan visualisasi harian sesuai dengan tujuan, misalkan: imajinasikan nikmatnya mempunyai usaha yang waktunya tidak diatur oleh orang lain.. • Gunakan teknik affirmasi harian

Pajanan faktor resiko, seperti faktor penjamu yang diduga berhubungan dengan PPOK, semakin.. banyaknya jumlah perokok pada usia muda, serta pencemaran

Secara prinsip teori ini mengajarkan bahwa penjatuhan pidana dan pelahsanaannya setidaknya harus berorientasi pada upaya mencegah terpidana (special prevention) dari