• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan Bank Tabungan Negara kantor kas cabang pemuda Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan Bank Tabungan Negara kantor kas cabang pemuda Surabaya."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada

Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

Faradhina Maulina Fitri

NIM. B76213063

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Faradhina Maulina Fitri, B76213063, 2017. Pengaruh Gaya Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda, Surabaya. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Gaya Komunikasi, Kinerja Karyawan

Ada dua persoalan yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu (1) Apakah ada pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda Surabaya, (2) Jika ada, sejauhmana pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karaywan Bank Tabungan Negara kantor Kantor Kas Cabang Pemuda Surabaya?

Penelitian ini dilaksanakan di 17 (tujuh belas) Kantor Kas Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Surabaya, dengan obyek penelitian dibatasi hanya terhadap variabel gaya komunikasi pemimpin sebagai variabel bebas (independent variable) dan variabel kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent variable). Populasi penelitian ini adalah semua pegawai Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda Surabaya, yaitu sejumlah 42 orang.

Skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif yang bertujuan untuk menguji sebuah hipotesis pengaruh gaya komunikasi terhadap kinerja karyawan untuk memperkuat atau menolak hipotesis yang ada.

Hasil penelitian diketahui bahwa : (1) Tidak ada pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda Surabaya. (2) Hasil yang didapat nilai signifikan regresi sebesar 0,231 lebih besar dari standart signifikan 0,005, menjelaskan H0 diterima dan Ha ditolak. Dan kontribusi variabel gaya komunikasi terhadap variabel Y kinerja karyawan sebesar 3,6 % dan 96,4 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Peneltian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

F. Definisi Operasional ... 12

1. Pengaruh ... 12

2. Gaya Komunikasi pemimpin ... 13

3 Kinerja karyawan ... 14

G. Metode Penelitian ... 16

1 Pendekatan Jenis Penelitian ... 16

2 Subjek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 16

3 Teknik Populasi ... 17

4 Variabel dan Indikator Penelitian ... 18

5 Teknik Pengumpulan Data ... 19

H. Sistematika Pembahasan Penelitian ... 22

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 24

1 Pengertian Komunikasi ... 24

2 Komunikasi Organisasi ... 26

3 Gaya Komunikasi ... 34

4 Pemimpin ... 38

5 Kinerja ... 43

B. Kajian Teori ... 51

1 Gaya Komunikasi Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan dalam Perspektif Teori Intergratif ... 51

BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Subjek, Obyek dan Lokasi Penelitian... 54

1 Karyawan Bank Tabungan Negara ... 54

2 Bank Tabungan Negara ... 58

3 Kantor Kas Cabang Pemuda ... 64

(8)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengujian Hipotesis ... 86

1 Uji Validitas ... 86

2 Uji Reliabilitas ... 88

3 Uji Normalitas ... 90

4 Uji Linieritas ... 91

5 Uji Regresi Linier Sederhana ... 92

B. Analisis Hasil Penelitian ... 94

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 96

B. Rekomendasi ... 96

Daftar Pustaka ... 98

Biodata Penulis ... 100

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting dalam menunjang keberhasilan sebuah perusahaan. Terutama dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini dimana dunia persaingan semakin kompleks dan kompetitif dalam berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah sumber daya manusia, karena ditangan manusia tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai dengan baik. Sumber daya manusia dituntut untuk dapat terus berkembang dan memiliki kemampuan yang handal. Dalam menunjang keberhasilan, sebuah perusahaan harus memberikan rangsangan yang tinggi bagi sumber daya manusia yang dimilikinya agar dapat menciptakan keselarasan dalam suatu organisasi, salah satunya adalah komunikasi.

(10)

perasaan mereka satu sama lain. Jadi, peran komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi.

Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi adalah suatu proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.1 Komunikasi pada pemimpin

diperlukan untuk menunjukkan mengenai kompetensi dirinya kepada karyawan serta sebagai acuan untuk mencapai keberhasilan yang telah direncanakan.

Fungsi umum komunikasi yang dikemukakan oleh Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson bahwa :

“Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk

kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan

mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.”2

Pada dasarnya antara pemimpin maupun karyawan memiliki keterkaitan. Keduanya saling berkesinambungan antara satu sama lain dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan sehingga dapat berjalan dengan harmonis, dinamis, dan pasti. Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers menyatakan mengenai organisasi bahwa “a stable system of individuas who work together to achieve, through a hierarchy of ranks and division of labour, common goals.” (suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama

1

Yoyon Mudjiono, Ilmu Komunikasi (Surabaya: Jaudar Press, 2013), hlm 7

(11)

untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.)3

William V. Hanney menjelaskan keterkaitan organisasi dengan komunikasi dalam bukunya, communication and organizational Behavior, organization consist of a people; it involves interdependence; interdependence alls for coordination; and coordination requires communication.” (organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi.)4

Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tegantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.5

Komunikasi membantu untuk menjelaskan tujuan strategi suatu organisasi, karena organisasi memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publik terkait. Untuk itu visi, misi dan nilai-nilai yang direncanakan harus dikomunikasikan secara jelas. Komunikasi dirancang untuk mempengaruhi perilaku dan adanya komunikasi yang baik, juga membantu organisasi untuk meminimkan ancaman dengan mengenali masalah atau konflik yang mungkin

3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya,

(12)

akan terjadi, secara awal. Komunikasi organisasi secara singkat dapat diartikan sebagai komunikasi manusia antar manusia.

Gaya komunikasi dalam hal ini adalah Cash Officer Head atau biasa disebut dengan kepala kantor kas. Kepala kantor kas merupakan pemimpin yang membawahi kantor kas atau outlet. Wewenang kepala kantor kas antara lain : memimpin sekaligus menstabilkan pertumbuhan dan perkembangan kantor kas yang dipimpinnya. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketetapan yang telah disepakati. Kurang atau tidak adanya komunikasi akan mempengaruhi kestabilan pekerjaan, sehingga dapat menyebabkan perusahaan tidak berjalan dengan baik.

Untuk menghadapi tantangan dan persaingan dunia saat ini, perusahaan yang ingin berkembang, membutuhkan kemampuan kepemimpinan yang prima dan cara berkomunikasi yang tepat dari para pemimpinnya, disamping memiliki kemampuan teknis dalam bidang pekerjaan. Dalam memimpin sebuah organisasi atau perusahaan, seorang pemimipin mempunyai cara dan gaya komunikasi sendiri, dalam usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Brent D. Robben dan Lea P. Stewart mengatakan dalam bukunya Komunikasi dan Perilaku bahwa “Pengetahuan dan keterampilan komunikasi merupakan dasar

bagi kepemimpinan sebagaimana kemampuan tertentu lainnya untuk kepemimpinan yang efektif”.6

6 D Brent Ruben dan Lea P. Stewart, Komunkasi dan Perilaku (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm

(13)

Gaya komunikasi pemimpin harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya, sehingga hal tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi karyawan perusahaan yang akan berakibat pada peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan.

Komunikasi khususnya internal akan mempengaruhi kestabilan perusahaan. Komunikasi internal yang tidak berjalan dengan baik akan mengakibatkan karyawan perusahaan tidak melakukan pekerjaan dengan maksimal dan hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kinerja karyawan sangat penting bagi perusahaan karena keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kinerja karyawan. Untuk meningkatkan kinerja karyawan yang semakin baik diperlukan adanya komunikasi yang sesuai dari pemimpin kepada karyawannya.

Kinerja karyawan yang tinggi sangat diharapkan oleh perusahaan untuk mempengarui kinerja karyawannya. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan bertahan dalam persaingan yang ketat. Pemimpin dituntut untuk dapat menyelesaikan target yang diinformasikan dari kantor pusat dan dapat menghandle karyawan yang akan membantu menyelesikan tugas dengan baik. Sedangkan karyawan dituntut untuk bekerja dengan prima guna menyelesaikan serta melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan efisien.

(14)

Kegiatan usaha difokuskan pada tiga sektor: Pinjaman hipotek dan perbankan konsumer, Pembiayaan perumahan dan perbankan komersial, dan perbankan Syariah. BBTN tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 di bawah Dewan Utama. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1950 dan berbasis di Jakarta, Indonesia. Bank Tabungan Negara di Indonesia memiliki 65 kantor cabang, dengan rincian :

38 Kantor cabang berada di pulau Jawa, 11 kantor cabang di Sumatera, 5 kantor cabang di Kalimantan, 5 kantor cabang di Sulawesi, 3 kantor cabang di Papua dan Maluku, 3 Kantor cabang di Bali dan Nusa tenggara. Sedangkan untuk Kantor cabang pembantu berjumlah 223 kantor cabang pembantu, dengan rincian : 158 Kantor cabang pembantu berada di Jawa, 34 Kantor cabang pembantu berada di Sumatera, 10 kantor cabang pembantu berada di Kalimantan, 13 kantor cabang pembantu berada di Sulawesi, 3 kantor cabang pembantu berada di Papua dan Maluku, 5 kantor cabang pembantu berada di Bali dan Nusa Tenggara.69 Bank Tabungan Negara juga memiliki 479 Kantor kas yang tersebar diseluruh Indonesia, dengan rincian : 375 kantor kas tersebar di Jawa, 58 kantor kas tersebar di Sumatera, 18 kantor kas tersebar di Kalimantan, 18 kantor kas tersebar di Sulawesi, 2 kantor kas tersebar di Papua dan Maluku, 8 kantor kas tersebar di Bali dan Nusa Tenggara.7

Banyaknya pesaing serupa dalam bidang perbankan membuat Bank Tabungan Negara bertekad untuk terus meningkatkan kinerjanya demi menjaga nasabah yang mempercayainya sebagai bank pilihan. Sesuai dengan visinya,

(15)

yaitu menjadi Bank yang terdepan dalam pembiayaan perusahaan menjadikan Bank Tabungan Negara sebagai bank yang memiliki ciri khas dalam penyelesaian urusan nasabah dalam bidang pembayaran. Bank Tabungan Negara terus bertekad untuk tetap terus meningkatkan kinerjanya demi menjaga reputasi baik dimata publik internal dan ekstrenal. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kemampuan dalam berkomunikasi dari pemimpin dan didukung oleh kinerja karyawan yang sangat baik khususnya setiap kantor kas atau outlet, karena hasil dari kantor kas atau oulet mempengaruhi pertumbuhan perusahaan.

Penulis mengamati serta mendengar bahwa beberapa karyawan pada Bank Tabungan Negara meyelesaikan tugas yang diberikan dengan waktu yang singkat namun harus menghasilkan hasil yang maksimal. Intruksi dari pusat yang disampaikan kepada kepala kantor kas harus diinfokan secara cepat dan tepat. Namun peneliti menemukan ketidakpastian kepala kantor kas atau pemimpin dalam memberikan informasi. Informasi yang diberikan tidak tepat atau bahkan pemimpin tidak memberikan informasi terkait batasan tugas yang harus dilakukan. Sehingga karyawan mengerjakan pekerjaan yang mereka lakukan dengan inisiatis sendiri. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui apakah hal tersebut disebabkan karena gaya komunikasi yang dilakukan pemimpin terhadap bawahannya (karyawan) yang tidak sesuai dengan karakteristik dari orang-orang yang sedang dipimpinnya.

(16)

ia harus dapat melaksanakan kepemimpinannya secara efektif. Seorang pemimpin dikatakan berkomunikasi secara efektif, bila ia mampu membuat karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu, akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.8

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian dalam rangka untuk menilai apakah gaya komunikasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Dengan melihat kondisi tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin

Terhadap Kinerja Karyawan Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda Surabaya.”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda, Surabaya?

2. Jika ada, sejauhmana pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda, Surabaya?

8

(17)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda Surabaya.

2. Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda Surabaya

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis : Menambah keilmuan komunikasi dan organisasi atau lembaga pada umunya dan secara khusus memberi sumbangsih pengetahuan bagi ilmu komunikasi.

Manfaat praktis : Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Bank Tabungan Negara khususnya area Surabaya dan seluruh karyawan.

E. Kajian Hasil Terdahulu

Sebagai bahan referensi maka peneliti mengkaji hasil penelitian terdahulu sebagai pembanding, baik dalam metode, teori, tujuan maupun hasil penelitian sebagai pembanding untuk menyelesaikan penelitian ini.

1. Pada penelitian Husnaina Mailisa Safitri, Amri, M.Sabri dalam judul, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim, dan

(18)

menggunakan 3 (empat) variabel yaitu gaya kepemimpinan, kerjasama tim, dan gaya komunikasi sebagai variabel bebas (independet variable), kepasan kerja sebagai variabel antara (intervening variable), dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent variable). Subyek dalam penelitian ini adalah Sekretariat Daerah Kota Sabang. Berbeda dengan peneliti yang memiliki 2 (dua) variabel yaitu gaya komunikasi sebagai variabel bebas (independet variable) dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (dependent variable). Subyek yang dteliti peneliti adalan karyawan kantor kas Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Surabaya.

(19)

karyawan kantor kas Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Surabaya. Secara ringkas dapat diperhatikan melalui table berikut

Tabel 1.1 Kajian Terdahulu

Sasaran Penelitian

Penelitian Terdahulu

1 2

Nama Penelitian

Husnaina Mailisa Safitri,

Amri, M. Sabri Rifqiyah Idayati

Jenis Karya Jurnal Ilmu Manajemen, Vol

1, No 2 Skripsi

Tahun

Penelitian November 2012 2016

Sumber Informasi

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

http://www.googlescolar.id

Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya

http://www.digilibuinsa.co.id

Metode

Penelitian Kuantitatif Kuantitatif

Hasil Temuan Penelitian

Variabel gaya kepemimpinan demokrasi dan kerjasma tim dan gaya komunikasi berstruktur secara stimulan berpengaruh terhadap kepuasan kerja maupun kinerja karyawan. Variabel gaya kepemimpinan dan kerjasama tim berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja dan kinerja pegawai, sedangkan variabel gaya komunikasi tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasaan kerja dan kinerja karyawan.

Hubungan positif anatara gaya kepemimpinana dengan kinerja penyiar. Hasil tersebut menunjukkan semakin baik gaya kepemimpinan stasion

manager maka akan

(20)

Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim, gaya komunikasi baik secara stimulan maupun secara parsial terhadap kepuasan kerja serta dampaknya secara stimulan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat aerah Kota Sabang.

Untuk mengetaui ada tidaknya hubungan gaya kepemimpinan station manager terhadap kinerja penyiar Radio Pendidikan (RASPENDIK) On Streaming Jawa Timur

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan gaya kepemimpinan station manager terhadap kinerja penyiar Radio Pendidikan (RASPENDIK) On Streaming Jawa Timur

Urgensi penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan khususnya pada Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda, Surabaya. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat atau tidaknya pengaruh gaya komunikasi pemimpin terhadap kinerja karyawan. Sehingga jelas diketahui bahwa penelitian ini berbeda dengan kajian terdahulu, karena keduanya membahas permasalahan yang berbeda yakni gaya komunikasi struturing terhadap kinerja karyawan berserta hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

F. Definisi Operasional

1. Pengaruh

Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan, atau perbuatan seseorang.9

(21)

2. Gaya Komunikasi Pemimpin

Norton; Kirtley & Weaver, mendefinisikan gaya komunikasi sebagai proses kognitif yang mengakumulasikan bentuk suatu konten agar dapat dinilai secara makro. Setiap gaya selalu merefleksikan bagaimana setiap orang menerima dirinya ketika dia berinteraksi dengan orang lain.10

Raynes memandang gaya komunikasi sebagai campuran unsur-unsur komunikasi lisan dan ilustratif. Pesan-pesan verbal individu yang digunakan untuk berkomunikasi diungkapkan dalam kata-kata tertentu yang mendirikan gaya komunikasi. Ini termasuk nada, volume atas semua pesan yang diucapkan.11

Pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.12

Pemimpin (Leader=head) adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya dalam mengarahkan bawahan untuk mengerjakan pekerjaanaya demi mencapai tujuan organisasi.13

10 Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Adaa Serba Makna (Jakarta: Kencana, 2011), hlm 309 11Ibid.

12 Ernie Tisnawai Sule, Kurniawan Saefullah, PengantarManajemen (Jakarta: Prenada Media

(22)

Maka dapat didefinisikan gaya komunikasi pemimpin sebagai perilaku seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi seseorang sehingga mendapatkan respons dari orang lain.

3. Kinerja Karyawan

Kinerja adalah hasil kuantifikasi dari penilaian kerja karyawan oleh supervisor atau atasan yang berwenang melakukan apprasial. Maier memberikan sebuah batasan, bahwa secara umum prestasi kerja atau kinerja diartikan sebagai suatu keberhasilan dari suatu individu dalam suatu tugas dalam pekerjaannya.14

Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dan sebagainya) dengan mendapat gaji (upah).15

Maka dapat didefinisikan kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang individu dalam melaksanakan tugas

14 Sutarto Wijoyo, Psikologi Industri & Organisasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2010), hlm 77

(23)

Tabel 1.2 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Aspek Indikator Skala

Gaya Komunikasi

(X)

Controlling Memberi perintah

Butuh perhatian orang lain

Skala Likert Equalitarian Akrab

Hangat

Structuring Mengendalikan Agresif

Dynamic Objectif

Tidak memihak

Relinquishing Bersedia menerima gagasan orang lain

Withdrawal Independen/ berdiri sendiri

Variabel Aspek Indikator Skala

Kinerja Karyawan

(Y)

Prestasi pekerjaan

Kualitas hasil pekerjaan Skala Likert

Kuantitas Pekerjaan

Kuantitas hasil pekerjaan

Kepemimpinan Pemahaman dan pemandangan ke depan Pengambilan Keputusan Kedisiplinan Kehandalan diri

Tanggung jawab Coorperative Adaptasi kerja

Kerja sama Inisiatif Inisiatif

Ketahanan terhadap tekanan kerja

(24)

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam peneliti ini, digunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mengukur data dengan angka-angka untuk mengetahui ada dan tidak ada pengaruh. Penelitian ini menggunakan penelitian populasi dengan jenis penelitian eksplanatif. Periset atau penulis menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti.

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

a. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Kantor Kas Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Surabaya

b. Obyek dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi. Dalam hal ini komunikasi organisasi dilakukan oleh Bank Tabungan Negara Kantor Kas Cabang Pemuda Surabaya kepada kinerja karyawan

(25)

Tabel 1.3 Lokasi Penelitian

No Kantor Kas Alamat Kantor Kas

1 KK Demak Surabaya Jl. Kalibutuh No 41 Surabaya

2 KK Dharmahusada Jl. Dharmahusada No. 199C Surabaya 3 KK Gubeng Jl. Karimun Jawa Kav 6 Surabaya 4 KK Kapasari Jl. Raya Pecindilan No. 44 Suarabaya 5 KK Kapas Krampung Jl. Pasar Krampung No. 63 Surabaya 6 KK Ketajaya Jl. Raya Kertajaya No. 7OC Suarabaya 7 KK KH Mas Mansyur Jl. KH. Mansyur No. 236 A Surabaya 8 KK Klampis Jaya Jl. Raya klampisan No. 45C Surabaya 9 KK. Lakarsantri Jl. Raya Lakasantri o. 83 Surabaya 10 KK Ngagel Ruko RMI, Jl Ngagel Raya Blok G

No.9

11 KK Nginden Semolo Ruko Mayar Garde Regency, Jl Nginden Semolo No. 101 Kav 40 12 KK Pasar Atom Jl. Pasa Atom Mall Blok P59 Jl.

Bunguran No. 45 Suarabaya

13 KK. Pasar Kembang Ruko Grand Flower Blok 1 No. 4 Jl. Pasar Kembang Surabaya

14 KK Perak Barat Jl. Rungkut Madya No. 99 B Surabaya 15 KK Suramadu Jl. Kedung Cowek No. 161 A

Surabaya

16 KK Darmo Jl. Raya Darmo No. 123-128 Surabaya 17 KK Institut Teknologi

Sepuluh Nopember (ITS)

Kapus ITS Gd. SCC Lt II Jl. Arif Rahman Hakim Keputih Sukolilo Surabaya

3. Teknik Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyekyang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan16 Menurut Suharsini Arikunto dalam penelitian

M.Khudlaarin Avinita Kurnia, “Jika subyeknya kurang dari 100 orang

sebaiknya diambil semuanya, jika subyeknya besar atau lebih dari 100

(26)

orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.17 Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan Kantor Kas Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Surabaya. Dalam penelitian ini tidak digunakan sampel karena berdasarkan data jumlah karyawan Kantor Kas Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Surabaya adalah kurang dari 100 orang.

4. Variabel dan Indikator Penelitian

Penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yang terdiri variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah : gaya komunikasi pemimpin sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah : kinerja karyawan Bank Tabungan Negara (BTN) Kantor Kas di Cabang Pemuda, Surabaya. Asumsi yang dapat melandasi hubungan kedua variabel adalah :

Tabel 1.4 Indikator Penelitian Gaya Komunikasi Pemimpin

(X)

Kinerja Karyawan (Y)

Memberi perintah, butuh perhatian orang lain Akrab dan hangat

Mengendalikan dan agresif Objectif dan tidak memihak Bersedia menerima gagasan orang lain

Independen/ berdiri sendiri

Kualitas hasil pekerjaan Kuantitas hasil pekerjaan

Pemahaman dan pemandangan ke depan Pengambilan Keputusan Kehandalan diri Tanggung jawab Adaptasi kerja Kerja sama Inisiatif

Ketahanan terhadap tekanan kerja Motivas dan determinasi

(27)

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulan data. Instrumen yang digunakan berupa kuisoner atau angket.

a. Kuisoner atau Angket

Memberikan beberapa pertanyaan yang ditulis di dalam angket dan disebarkan kepada populasi yang telah ditentukan. Penyebaran angket dapat dilakukan dengan e-mail, sms, maupun penyebaran langsung kepada subjek. Kemudian jawaban dari populasi diakumulasi. Pertanyaan seputar gaya komunikasi dan tanggapan akan gaya komunikasi melalui kinerja karyawan.

Tabel 1.5 Pengumpulan Data

Cakupan Informasi Instrumen

Apakah ada Pengaruh Gaya Komunikasi Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan Bank Tabungan Negara (BTN) Kantor Kas Di Cabang Pemuda Surabaya

Kuisoner/Angket

b. Teknik Analisis Data

(28)

kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.18 Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis, yaitiu deskriptif dan eksplanatif (analitik). Penelitian ini menggunakan metode survei eksplanatif, jenis survey ini digunakan bila periset atau penulis ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.

Analisis data dalam metode survey eksplanatif adalah uji statistik inferensial. Uji statistik inferensial memiliki upaya untuk mengadakan penarikan kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

Dari indikator-indikator pada operasional konsep maka disusunlah daftar kuesioner yang nantinya akan diisi oleh responden, dimana kuesioner tersebut akan mewakili masing-masing variabell

(29)

Tabel 1.6 Susunan Kuesioner Variabel X

No Indikator Keterangan

Kuesioner 1 Memberi perintah, butuh perhatian

orang lain

Nomor 10, 11, 12

2 Akrab, hangat Nomor 1, 2, 3

3 Mengendalikan, agresif Nomor 13, 14, 15 4 Objectif, tidak memihak Nomor 4, 5, 6 5 Bersedia menerima gagasan orang

lain

Nomor 7, 8, 9 6 Independen/ berdiri sendiri Nomor 16, 17, 18

Tabel 1.7 Susunan Kuesioner Variabel Y

No Indikator Keteragan Kuesinoer

1 Kuantitas hasil kerja Nomor 1, 2

2 Kualitas hasil pekerjaan Nomor 3, 4

3 Kehandalan diri Nomor 5, 6

4 Inisiatif Nomor 7, 8

5 Adaptasi kerja Nomor 9, 10

6 Kerja sama Nomor 11, 12

7 Pemahaman dan pemandangan ke depan Nomor 13, 14

8 Pengambilan keputusan Nomor 15, 16

9 Tanggung jawab Nomor 17, 18

10 Ketahanan Nomor 19, 20

11 Motivasi dan determinasi diri Nomor 21, 22

Data yang diperoleh kemudian di proses di beberapa tahap, yaitu

a. Editing : yaitu tahapan memeriksa kembali kelengkapan jawaban yan diperoleh b. Coding : tahapan memberi kode pada

masing-masing jawaban

(30)

Setelah melalui tahapan di atas maka penulis menggunakan pendekatan statistika untuk menguji hipotesis, dengan mencari rumus berikut :

Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut :

Y’ = a + bX

Keterangan:

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

a : nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0

b : koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

Nilai a dan b dihitung dengan rumus :

a = ∑ � ∑∑ 22 − ∑− ∑ 2

(31)

H. Sistematika Pembahasan

BAB I : PENDAHULUAN

Membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Kajian Hasil Peneliti Terdahulu, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Membahas tentang Kajian Pustaka dengan sub tema Pengertian Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Gaya Komunikasi, Pemimpin, Kinerja. Serta terdapat pembahasan mengenai kajian teori, dalam hal ini peneliti menggunakan teori intergratif.

BAB III : PENYAJIAN DATA

Membahas tentang deskripsi subyek dan lokasi penelitian dari Bank Tabungan Negara. Dan deskripsi data penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA

Memaparkan pengujian hipotesis serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

(32)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Komunikasi

Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Beberapa definisi mengenai komnikasi antara lain :

1. Carl I. Hovland :

“Komunikasi adalah proses dimana seseorang

menyampaiakn perangsang yang berbentuk lambang-lambang dalam rangka untuk menrubah perilaku seseorang atau orang lain.”1

2. Gerald R. Miller :

”Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang

disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima.”2

3. Onong Uchayana Effendi :

“Komunikasi adalah proses penyampaian suau pernyataan

yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.”3

1Mudjiono, Komunikasi, ..., hlm 6

2

Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta:Universitas Terbuka¸2004) hlm 121

(33)

4. Event M. Rogers :

“Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari

sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”4

Di dalam komunikasi harus ada kesamaan makna atau arti dalam penyampaian pesan agar terjadi pertukaran pikiran antara komunikator dan komunikan. Komunikasi sering dipandang sebagai cara dasar untuk mempengaruhi perilaku orang lain dan mempersatukan proses psikologi seperti persepsi, pemahaman dan motivasi.

Komunikasi dapat dinyatakan sebagai upaya seseorang untuk merubah, mempengaruhi, dan memberikan ide, gagasan, perasaan dan perilaku orang lain agar terdapat persamaan pengertian sesuai dengan yang dikehendakinya, baik secara langsung ataupun tidak lansung yang dapat dilakukan dengan isyarat, lisan, tertulis, visual maupun audio visual.

Komunikasi dikatakan minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Menurut Effendy, dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.5

(34)

Komunikasi selalu mengandung sebuah unsur pengiriman pesan yang bertujuan mengadakan persamaan dalam pengartian pesan. Komunikasi yang berarti proses penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang memiliki arti adalah komunikasi yang ditujukan untuk komunikan dengan maksud mencapai kebersamaan dan diharapkan memperoleh umpan balik.

Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran pesan, namun sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar fakta, data, dan ide. Rudolph F. Verderber mengemukakan fungsi komunikasi sebagai fungsi sosial, yakn untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan; dan fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.6 Pengambilan keputusan dapat dilakukan sesuai kehendak diri, dan setelah berkonsultasi dengan pihak lain atau mendapatkan informasi dari pihak lain.

2. Komunikasi Organisasi

Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha mencapai kesamaan makna atau persepsi yang lainnya, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan. Kendala yang sering kali terjadi dalam proses komunikasi, kita sering mempunyai makna berbeda terhadap lambang yang sama. Ungkapan

(35)

yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan sering kali terjadi kesalahan pemahaman karena pemaknaan masing-masing individu yang berbeda. Ada bermacam-macam pedapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi.

1. Schein mengatakan bahwa :

“Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan

sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.”7

2. Robbins mengatakan bahwa :

“Organisasi adalah struktur koordinasi terencana yang

formal, melibatkan dua orang atau lebih, dalam rangka mencapai tujuan bersama.”8

Perumusan organisasi menurut dua pendapat yang sama-sama dikemukakan adalah : organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum.

Menurut Greenbaunm mengatakan bahwa komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informasl dalam organisasi.9

(36)

Menurut Joseph A. Devinto mendefiniskan komunikasi organisasi merupakan pengirimaan dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi – di dalam kelompok formal maupun informal.10

Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasi, dengan kata lain komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur yang meliputi: komunikasi ke bawah, ke atas dan horizontal. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Bagi sistem organisasi, komunikasi informal dapat membantu menerjemahkan pengarahan pimpinan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh karyawan

Stewart L Tubbs dan Moss mengatakan, beberapa ciri utama komunikasi organisasi adalah faktor struktural dalam organisasi yang mengharuskan para anggotanya bertindak sesuai dengan peranan yang diharapkan.11

Dengan demikian komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai satu kumpulan atau sistem individual yang melalui satu hierarki jenjang dan pembagian kerja atau peran, berupaya mencapai tujuan yang di tetapkan.

Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan horizontal. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas.

10 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori danPraktek (Malang:

Universitas Muhammadiyah, 2010) hlm 6

(37)

1. Arus komunikasi vertikal

A. Downward communication atau komunikasi kepada bawahan. Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Menurut Lewis komunikasi kebawah berfungsi untuk :

a. Menyampaikan tujuan b. Merubah sikap

c. Membentuk pendapat

d. Mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul akibat salah informasi

e. Mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi

(38)

Menurut Pace komunikasi keatas berfungsi untuk : a. Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor

dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka meneirma apa yang disamapiakan karyawan

b. Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan keputusan

c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memebrikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi d. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan

mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor dapat meemtukan apaka bawahan menangkap arti seoerti yang dia maksudkan dari arus informasi yang ke bawah

(39)

2. Arus Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. Menurut Djuarsa Sendjaja fungsi arus komunikasi horizontal adalah:

a.Memperbaiki koordinasi tugas b.Upaya pemecahan masalah c.Saling berbagi informasi d.Upaya memecahkan konflik

e.Membina hubungan melalui kegiatan bersama12

(40)

waktu dan tujuan yang telah ditetapkan, bersifat dinamis, yang selalu mengalami perubahan dan terjadi secara tetrus menerus.

Dalam organisasi melibatkan banyak faktor, antara lain dapat mencangkup pelaku seperti atasan dan bawahan, pesan berupa instruksi meliputi bentuk, isi dan cara penyampaian, saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaiakn pesan, waktu tempat, hasil atau akibat yang terjadi, serta situasi dan kondisi pada saat sebuah organisasi harus terdapat suatu proses komunikasi

3. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun organisasi, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, antara lain:

a. Fungsi Informatif, organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.

(41)

terhadap fungsi regulatif. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi, memberikan instruksi atau perintah kepada anggota organisasi. Kedua, berkaitan dengan pesan yang berorientasi pada kerja. c. Fungsi Persuasif, dalam mengatur sutau

orgnaisasi, perlu adanya persuasif guna menciptakan rasa sukeral karyawan sehingga menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan jika pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangan. d. Fungsi Intergratif, berusaha untuk

meneydiakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut. Pertama saluran komunikasi formal seperti newsletter, bulletin¸laporan kemajuan organisasi. Kedua, saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat.13

(42)

3.Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi (communicatin style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized set a intexpersonal behaiors that are used in a given situasion). Gaya komunikasi adalah kekhasan, berbeda atau ciri-ciri mode, tata cara atau ekspresi dan tanggapan seseorang untuk menggambar suatu kondisi tertentu. Setiap sikap diri mencerminkan beberapa gaya komunikasi yang dapat dikenal.

Djuarsa Sendjaja mengklasifikan enam gaya komunikasi, antara lain:

a. The Controlling Style

Gaya Komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku pikiran dan tanggapan orang lain.

Pihak-pihak yang memakai controliing tyle of communication , lebih mumasatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya untuk berbagi pesan. Sehingga pesan yang diterima tidak berusaha “menjual” gagasan untuk dibicarakan bersama, namun lebih pada menjelaskan kepada orang lain mengenai apa yang dilakukannya.

(43)

The controliing style of communcation sering dipakai untuk empersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak seara efektif, dan pada umunya dalam bentuk krtitik.

b. The Equalitarian Style

Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Setiap anggota dapat mengungkapkan gagasan atau pendapat dalam suasana rileks, santai dan informal.

The eqialitaruan Stye ini akan lebih memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif untuk memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang komples.

c. The Structuring Style

(44)

d. The Dynamic Style

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengiriman pesan (sender) memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented).

Tujuan utama gaya komunikasi yan agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja atau karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik.

e. The Relinquishing Style

Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat atau gagasan orang lain, dari pada keinginna utnuk memberi perintah, meskiun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.

f. The Withdrawal Style

Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang –orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan atau kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.

(45)

[image:45.595.114.563.191.557.2]

orang lain. Oeh karena itu, gaya komunikais ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi orgnaisasi.14

Tabel 2.1 Gaya Komunikasi

Gaya Komunikator Maksud Tujuan

Controlling Memberi perintah, butuh perhatian orang lain Mempersuasi orang lain Menggunakan kekuasaan dan wewenang Equalitarian Akrab, hangat Menstimulasi orang

lain

Menekankan pengertian bersama Structuring Objectif, tidak

memihak Mensistemasasi lingkungan kerja, memantapkan struktur Menegaskan ukuran, prosedur, aturan yang dipakai

Dynamic Mengendalikan, agresif

Menumbuhkan sikap untuk bertindak

Ringkas dan singkat

Relinquishing Bersedia menerima gagasan orang lain

Mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain

Mendukung pandangan orang lain

Withdrawal Independen/ berdiri sendiri

Menghindari komunikasi

Mengalihkan persoalan

Sumber : Jerry W Keohler, Karl W.E Anatol, Ronald L.Applbaum: organizational Communicaation, Behavioral Perspectives15

(46)
[image:46.595.114.564.124.555.2]

Tabel 2.2

Indikator dari aspek tersebut adalah :

No Aspek Indikator Pernyataan Jumlah

1 Controlling Memberi perintah, butuh perhatian orang lain

10, 11, 12

3

2 Equalitarian Akrab, hangat 1, 2, 3 3

3 Structuring Mengendalikan, agresif 13, 14, 15 3

4 Dynamic Objectif, tidak memihak 4, 5, 6 3

5 Relinquishing Bersedia menerima gagasan orang lain

7, 8, 9 3

6 Withdrawal Independen/ berdiri sendiri 16, 17, 18 3

Jumlah 18

4. Pemimpin

1. Pengertian Pemimpin

Pemimpin dapat diartikan secara sederhana sebagai pembimbing, penutupan atau pembina, yang memperlihatkan hubungan antara orang yang memimpin dengan orang yang dipimpin demikian eratnya seolah-olah menyatu.16

Pemimpin profesional adalah pemimpin yang mengutamakan tercapainya tuuan orang dengan tidak merugikan dan mengabaikan kepentingan orang lain, berpikir, dan bekerja yang benar sesuai dengan peraturan yang berlaku, disenangi lingkungan, dan bertanggung jawab.17

16 Yusuf Suit Almasdi, Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber Daya (Bogor, Ghalia

Indonesia, 2006) hlm 39

(47)

Para pemimpin demi mencapai tujuannya, perlu menetapkan arah dengan menyusun satu visi masa depan, mengkomunikasikan visi ini dan menjelaskan pada anggotanya agar mampu mengatasi rintangan-rintangan.

Definisi mengenai pemimpin banyak sekali, sebanyak pribadi yang meminati masalah pemimpin tersebut. Karena itu kepemimpinan merupakan dampak interaktif dari faktor individual atau pribadi dengan faktor situasi. Beberapa definisi pemimpin dalam yang dikutip Kartini Kartono dalam bukunya antara lain:

1. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakaan berlebihan di satu bidang, sehinggka dia mampu mempengaruhi orang-prang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

(48)

kualitas persuasifnya, dan akseptansi atau penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.

3. John Gage Alle menyatakan “Leader ... a guide; a conductor; a commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun, komandan)18

2. Fungsi Pemimpin Organisasi

Pemimpin memiliki tugas utama yakni sebagai penggerak atau dinamisator dan kordinator dari Sumber Daya yang ada. Adapun fungsi pemimpin dalam organisasi ialah:

a. Memprakarsai sturktur organisasi

b. Menjaga adanya koordinasi dan intergritas organisasi, supaya semua beroperasi secara efektif

c. Merumuskan tujuan intitusional atau organisasional, dan menentukan sarana serta cara cara yang efesien untuk mencapai tujuan tersebut19

d. Menengahi pertentangan dan konflik-konflik yang muncul, dan megadakan evaluasi serta evaluasi ulang

e. Mengadakan revisi, perbahan, inovasipengembangan dan penyempurnaan dalam organisasi

(49)

3. Profil Secara Pemimpin

Kriteria dan karakter yang harus dimiliki seorang calon pemimpin yang ideal dapat dilihat dari dua sudut.

a. Sifat/ karakter yang alami meliputi:

1. Berwibawa, berjiwa besar, berhati lapang dan bersih, bersikap tegas, cermat, jujur, bertanggung jawab, berani menegakkan kebenaran

2. Memiliki kebiasaan dan pertimbangan yang objektif, tidak mudah terpengaruh, mampu membaca perasaan dan jalan pikiran orang lain

3. Bersikap sederhana tetapi bercita-cita tinggi, bukan sebaliknya bersikap tinggi hati, tetap hidup tanpa program

4. Tidak membiasakan diri lari dari masaah, tetapi justru sebaliknya membiasakan diri menyenangi dan menyelesaikan berbagai masalah.

b. Sifat/ karakter yang dapat dikembangkan, meliputi: 1. Berwawasan luas, mampu mengoordinasikan,

mengutamakan kelnacaran kerja, mampu mengklasifikasikan masalah, memiliki dedikasi yang tinggi terhadap organisasi, dan selalu berupaya memebrikan yang terbaik terhadap organisasi

(50)

3. Mampu mematuhi segaa peraturan dan kepatutan, meskipun mengenai hal yang kecil sekalipun

4. Mampu memimpin berdasarkan peraturan dan kepatuhan serta menjauhi kebiasaan memimpin berdasarkan kekuasaan

5. Mampu mengambil keputusan melalui musyawarah, minimal dengan kepala bagian yang terkait dengan berlandaskan kepada dasar-dasar yang kuat serta dapat dipertanggung jawabkan

6. Mampu meyakinkan bawahan dalam segala hal yang berkaitan dengan tgas jabatannya

7. Mampu berupaya berbuat yang terbaik sebanyak mungkin, menajuahkan diri dari sikap menuntut tetapi juga selalu waspada membela diri agar tidak menjadi korban fitnah dan demi menegakkan kebenaran 8. Mampu membiasakan diri menyenangi (menggemari)

menyelesaikan berbagai masalah, bukan sebaliknya yaitu lari dari setiap masalah yang muncul.20

W Reddin dalam artikelnya What Kind Of Manager, dan dikutip oleh Kartini Kartono, mementukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu

(51)

a. Beorientasikan tugas (task orientation)

b. Beorientasikan hubungan kerja (relationship orientation)t

c. Berorientasikan hasil (effectivess orientation)21 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jiwa pemimpin selain lahir secara alami, seseorang dapat menjadi pemimpin sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan dan lingkup sosial yang mendukung proses kepemimpinannya.

4. Kinerja (Prestasi Kerja)

Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padaannya dalam bahasa Inggris adalah performance. Istilah performance sering diindonesikan sebagai performa. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.

(52)

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja (Prestasi Kerja)

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ablity) dan faktor motivasi (motivasion). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis yang dikutip oleh A.A Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, yang merumuskan bahwa:

1. Human Performance = Ability + Motivation

2. Motivation= Attitude + Situation

3. Ability = Knowledge + Skill

(53)

b. Faktor Motivasi (motivasion), diartikan dalam suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan tergadap situasi kerja (situation) di lingkugan organisasinya. Mereka yang bersikpa positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan otivasi kerja tinggi dan sebaiknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.22

Wirawan mengemukakan bahwa kinerja karyawan merupkan hasil sinergi sejumlah faktor. Faktr-faktor tersebut adalah faktor lingkugan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal, dan faktor internal karyawan.

1. Faktor Internal Karyawan, yaitu faktor-faktor dari dalam diri karyawan yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Pada bagan atas dijelaskan bahwa faktor internal karyawan

(54)

yang telah dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal, akan menentukan kinerja karyawan. Jadi, dapat diasumsikan bahwa makin tinggi faktor-faktor internal tersbut, makin tinggi pula kinerja karyawan dan sebaliknya.

2. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, karyawan memerlukan dukungan oganisasi tempat ia bekerja. Oleh karena itu, manajemen organissi harus menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif sehingga dapat mendukug dan meningkatkan prodktivitas karyawan.

3. Faktor lingkungan eksternal organisasi, dalam pelaksanaannya mempengaruhi kinerja karyawan melalui lingkungan luar yang sedang dialami. Budaya masyarakat juga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja karyawan. Misalnya, budaya alon-alon asal kelakuon atau mangan ora mangan asal kumpul mempengaruhi kinerja manusia Indonesia. Hal tersebut menjelaskan penyebab kinerja orang Indonesia rendah.23

(55)

2. Penilaian Kinerja

Salah satu cara yang digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian kerja. Dikatakan oleh Slim dan Szilagy bahwa prestasi kerja dinilai dari segi dimensi kualitas kerja, kuantitas kerja, keterikatan, keahlian merencanakan, daya usaha dalam pekerjaan dan prestasi secara keseluruhan.24

Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh kinerja karyawan atau dengan kata lain, kinerja merupakan hasil pencapaian individu yang dapat diamati.

Beberapa definisi mengenai prestasi kerja atau kinerja yang dikutip oleh Sutarto Wijono dalam bukunya antara lain:

a. Maier memberikan batasan, bahwa secara umum prestasi kerja atau kinerja diartikan sebagai suatu keberhasilan dari suatu individu dalam suatu tugas dalam pekerjaannya

b. Guion mengatakan bahwa prestasi kerja mempunyai dua hal yaitu: pertama secara kuantitatif mengacu pada “hasil”, dari suatu

(56)

kerja yang dilakukan seperti jumlah pengeluaran barang oleh individu per jam. Kedua, dari sudut kualitas, juga prestasi kerja mengacu pada “bagaimana sempurna”

seseorang tu melakukan pekerjaann.

c. Robbins menjelaskan prestasi kerja sebagai usaha seorang karyawan dalam mencapai objektif atau tujuan organisasi tersebut.25

Penilaian kinerja (prestasi kerja karyawan) dikenal

dengan istilah “Performance rating, performance

appraisal, personel assesment, employee evaluation, merti rating, efficicy rating, servica rating”.26

Leon C Megginson mengemukakan bahwa “Performance apprasial is the process an employer uses to determine whether an employee is performing the job as intended”27

Penilaian prestasi karyawan adalah suatu proses penilaian prestasi kinerja karyawan yang dilakukan pemimpin perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.28

25Ibid, hlm 77-78

26Mangkunegara, Managemen , ..., hlm 69 27Ibid.

(57)

Adapun beberapa aspek penentu kinerja menurut Dessler dalam Maskut, yaitu :

a. Prestasi pekerjaan yang meliputi : akurasi, keletelitian, ketrampilan dan penerimaan keluaran

b. Kuantitas pekerjaan, meliputi : volume keluaran dan kontribusi

c. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi membutuhkan saran, arah atau perbaikan

d. Kedisiplinan, meliputi : kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat dipercaya diandalkan dan ketepatan waktu

e. Coorperative Penilaian responde tentang kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain f. Inisiativ Penilaian responden tentang semangat

untuk melaksanakan tugas-tugas bary dan dalam memperbesar tanggung jawabnya

g. Personal Quality penilaian responden tentang kepribadian, keramahtamahan dan intergritas pribadi.29

(58)
[image:58.595.130.514.120.636.2]

Tabel 2.3

Indikator dari Aspek-aspek tersebut adalah :

No Aspek Indikator Pernyataan

Nomor Jumlah 1

Prestasi pekerjaan Kualitas hasil pekerjaan 3,4 2

2

Kuantitas Pekerjaan

Kuantitas hasil pekerjaan

1,2 2

3

Kepemimpinan

Pemahaman dan pemandangan ke depan

13, 14 2

Pengambilan Keputusan

15, 16 2

4

Kedisiplinan

Kehandalan diri 5, 6 2

Tanggung jawab 2

5

Coorperative

Adaptasi kerja 9, 10 2

Kerja sama 11, 12 2

6

Inisiatif

Inisiatif 7, 8 2

Ketahanan terhadap tekanan kerja

19, 20 2

7

Personal Quality

Motivas dan determinasi

21, 22 2

(59)

B. Kajian Teori

1 Teori Intergratif

Farace, Peter Monge dan Hamish Russel menggunakan informasi sebagai dasar dalam teori intergratif. Mereka mendefiniskan informasi dalam pengertian untuk mengurani ketidakpastian. Komunikasi sendiri merupakan pengurangan ketidakpastian melalui informasi, karena mencangkup bentuk simbol yang dapat dimegerti oleh para penerima pesan. Teori Farace dan rekannya mengemukakan dua bentuk komunikasi yang berkaitan dengan dua bentuk informasi. Pertama, ‘informasi absolut’

keseluruhan informasi yang diketahui dan dikemukakan. Kedua, ‘informasi

distribusi’penerimaan informasi melalui sistem organisasi. Kenyataannya

informasi ada dalam suatu organisasi, tidak menjamin bahwa informasi tersebut cukup dikomunikasikan di dalam sistem.

(60)

Kerangka sturktural fungsional bagi komunikasi organisasi terletak pada tiga dimensi analitis. Pertama, system level : tingkatan dan kompleksitas individu atau kelompok dalam menerima masukan beban informasi dari seseorang. Kedua, fungsi-fungsi komunikasi : Farace menekankan pada tiga fungsi, yaitu produksi (mengacu pada pengarahan, koordinasi dan kontrol terhadap aktivitas organisasi), inovasi (mendorong perubahan dan gagasan baru dalam sistem), pemeliharaan (melindungi nilai-nilai individual dan hubugan antarpribadi yang dibuthkan untuk mempertahankan sistem). Ketiga, struktur : pola-pola atau aturan-auran alam peyampaian pesan.31

Berdasarkan teori di atas menjelaskan bahwa pengiriman informasi adalah kunci utama dalam suatu proses komunikasi. Sama halnya dengan pemimpin setiap kantor kas yang selalu mengirimkan informasi baik secara absolut atau distibutif. Pemimpin kantor kas memiliki gaya komunikasi yang selayaknya menjadi cara untuk membuat karyawan memahami akan pekerjaannya. Peranan pekerjaan yang telah disepakati membantu memberikan batasan informasi yang sesuai dengan tugas masing-masing individu. Selain itu gaya komunikasi pemimpin akan menjadikan sebuah signal bagi karyawan untuk menyikapi informasi atau pesan yang dikirimkan oleh pemimpin. Sehingga informasi atau pesan dapat diterima dan diaplikasikan sesuai dengan tujuan yang sama.

(61)
[image:61.595.146.534.113.582.2]

Tabel 2.4 Kerangkat Teori

Gaya Komunikasi (X)

The Controlling style The Equalitarian style The Structuring style The Dynamic style The Relinguaishing style The Witdrawal style

Kinerja Karyawan (Y)

Prestasi kerja Kuantitas kerja Kepemimpinan Kedisiplinan Coorporative Inisiatif

(62)

BAB III

PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Subyek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian, subjek yang digunakan adalah seluruh karyawan yang ada di Kantor Kas Cabang Pemuda, Surabaya. Sedangkan teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Jumlah keseluruhan populasi adalah 42 karyawan.

Penyebaran skala kuesioner dilakukan pada 16 Februari-29 Maret 2017. Pada penelitian ini, karakteristik subjek yang ditelti adalah status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, status atau jenis pekerjaan, dan lama bekerja. Berikut karakterisik subjek :

1. Jenis Kelamin Karyawan

Jenis kelamin masing-masing karyawan diperoleh sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jenis Kelamin Karyawan

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 26 61,9

2 Perempuan 16 38.1

Total 42 100,0

[image:62.595.146.515.259.703.2]
(63)

Persentase yang didapatkan laki-laki sebesar 61,9 % sedangkan perempuan 38,1 %.

2. Status Perkawinan

[image:63.595.147.524.247.551.2]

Karyawan memiliki status kawin yang berbeda. Dalam penelitian status kawin di bagi menjadi 4 karakteristik status, yaitu: kawin, belum kawin, janda dan duda. Berikut adalah data status perkawinan karyawan:

Tabel 3.2

Status Perkawinan Karyawan

No Status Perkawinan Jumlah Persentase

1 Kawin 24 57,1

2 Belum Kawin 18 42,9

3 Janda 0 0

4 Duda 0 0

Total 42 100,0

(64)

3. Latar Belakang Pendidikan

Karyawan memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Pendidikan menjadi salah satu tolak ukur status pekerjaan di Bank Tabungan Negara. Pada penelitian latar beakang pendidikan di bagi menjadi 5 tingkat pendidikan, yaitu : SMA sederajat, Diploma, Sarjana, Magister dan >Magister. Berikut tingkat pendidikan karyawan :

Tabel 3.3

Status Penddikan Karyawan No Status

Pekerjaan

Status Pendidikan Jumlah SMA Diploma S1

1 Customer Service

0 6 4 10

2 Teller Service

0 1 8 9

3 Pramubakti 8 0 1 9

4 Security 9 4 1 14

Total 17 11 14 42

[image:64.595.146.515.278.589.2]
(65)
[image:65.595.148.514.160.683.2]

Hal ini terbukti dengan persentase pendidikan karyawan, berikut persentasenya :

Tabel 3.4

Persentase Status Pendidikan Karyawan No Status Pendidikan Jumlah Persentase

1 SMA/SMK/MA 18 42,9

2 Diploma 9 21,4

3 Sarjana 15 35,7

Total 42 100,0

Berdasarkan tabel 3.4 diketahui bahwa tingkat SMA/SMK/MA memiliki persentase 42,9 % dengan jumlah karyawan sebanyak 18 orang. Bila dikaitkan dengan table 3.3 dapat disimpulkan bahwa tingkat SMA/SMK dan MA adalah latar beakang pendidikan dari pramubakti dan security.

4. Lama Bekerja

Tabel 3.5

Lama Bekerja Karyawan

No Lama Bekerja Jumlah Persentase

1 <1 tahun 2 4,8

2 2-5 tahun 17 40,5

3 5-0 tahun 15 35,7

4 10-15 tahun 2 4,8

5 >15 tahun 6 14,3

Total 42 100,0

(66)
[image:66.595.145.516.81.619.2]

5. Usia

Tabel 3.6 Usia Karyawan

No Usia Jumlah Presentase

1 22-29 tahun 29 69

2 30-39 tahun 10 23,9

3 40-49 tahun 3 7,2

Total 42 100,0

Berdasarkan tabel 3,7 di atas dapat diketahui bahwa rentan usia 22-29 tahun adalah usia yang paling dominan dengan persentase 69 %.

2. Profil Perusahaan

A.Sejarah PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero)

(67)

sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyaraat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakuka dengan paksaan. Bank tersebut hanya didirikan di daerah Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambil alihan TYOKIN KYOKU dari pemerintahan Jepang ke RI dan terjadilah penggatian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh pemerintah RI menjadi Direktur yang pertama. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN NEGARAadalah melakukan penukaran uang Jepang dengan oeang ndonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS diganti menjadi BANK TABUNGAN POS RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan.

Banyak kegiatan bernilai sejarah seak tahun 1950 tetapi yang substantive bagi sejarah BTN adalah dikeluarkan UU Darurat No. 9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “POSTSPAARBANKIN INDONESIA” berdasarkan staatblat No 295

(68)

18 Desember 1953. Peubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (Sejak Tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA menjadi BI unit V. Jika tgas utama saat pedirian POSTPAARBANK (1897) sampai dengan BANK TABUNGAN NEGARA (1968) tuadalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK TABUNGAN NEGARA ditambah tugaskan memberikan pelayanan KPR dan untuk perama kalinya penyaluran KPR terjadi pada 10 Desember 1976.

(69)

Sekilas Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tabel 3.7

No. Tahun Keterangan

1. 1897 BTN berdiri dengan nama "Postpaarbank" pada masa pemerintah Belanda 2. 1950 Perubahan nama menjadi "Bank Tabungan Pos" oleh Pemerintah RI 3. 1963 Berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara

4. 1974 Ditunjuk pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan KPR bagi golongan masyarakat menengah kebawah

5. 1989 Memulai operasi sebagai bank komersial dan menerbitkan obligasi pertama 6. 1994 Memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa

7. 2002 Ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada pembiayaan rumah komersial

8. 2009 Sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) pertama di Indonesia

9. 2009 Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan listing di Bursa Efek Indonesia

10. 2012 Bank BTN melakukan Right Issue Sumber: http:// www.btn.co.id

B.Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara Persero 1. Visi

Menjadi Bank yang terdepan dalam pembiayaan perumahan 2. Misi

a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiyaan perumahan dan industri terkait pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini

c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki intergritas tinggi

[image:69.595.108.566.134.706.2]
(70)

e. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya. C. Tujuan PT. Bank Tabungan Negara (Persero), yaitu:

a. Meningkatkan produktifitas Sumber Daya Manusia

b. Memberikan pelayanan yang memuaskan secara paripurna dan prima, sehingga berdampak pada tingkat pencapaian laba serta image terhadap perusahaan cukup tinggi di mata masyarakat D.Kegiatan Usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero), yaitu:

1. Produk Dana

P

Gambar

Tabel 2.1  Gaya Komunikasi
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4 Kerangkat Teori
+7

Referensi

Dokumen terkait

pemberian kredit kepada debitur. Loan Service memegang.. peranan yang sangat penting. Dalam dunia perbankan tugas. utama Loan Service adalah memberikan pelayanan

Dalam bab ini dijelaskan sistematika mengenai Syarat dan ketentuan pembukaan Deposito Berjangka Rupiah, manfaat Deposito Berjangka Rupiah, prosedur pelaksanaan Deposito

Persaingan yang semakin ketat dalam dunia perbankan, menjadikan perusahan-perusahan perbankan harus memiliki sumber daya manusia yang terampil dan kompeten untuk menjalankan

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa apabila variabel gaya kepemimpinan berubah (naik) maka komitmen organisasional karyawan karyawan organik PT Bank

Judul Skripsi ini adalah “Pengaruh Disiplin Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Palembang”.. Penelitian menyadari

Menurut Rivai (2004) menjelaskan, ³3HQJHPEDQJDQ NDULU adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang GLLQJLQNDQ´ Jadi

Tindakan yang dilakukan adalah membongkar paksa kotak SDB (Safe Deposit Box) menggunakan dana setoran jaminan yang telah nasabah serahkan pada saat awal pembukaan SDB (Safe

Penempatan karyawan dalam posisi jabatan yang tepat merupakan komponen yang penting karena dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal dan mencapai tujuan yang