• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Peran YPM dalam Pengembangan Pendidikan, Sosial, dan Keagamaan di Sidoarjo Tahun 1964-2005 M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sejarah dan Peran YPM dalam Pengembangan Pendidikan, Sosial, dan Keagamaan di Sidoarjo Tahun 1964-2005 M."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH DAN PERAN YPM DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN, SOSIAL, DAN KEAGAMAAN DI SIDOARJO TAHUN

1964 – 2005 M

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1)

Pada Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Oleh

Muhammad Rizki Firdaus NIM: A02213068

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Sejarah dan Peran YPM dalam Pengembangan Pendidikan, Sosial, dan Keagamaan di Sidoarjo Tahun 1964-2005 M. Adapun fokus penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya YPM? (2) Bagaimana peran YPM di Sidoarjo? (3) Bagaimana pandangan masyarakat terhadap YPM?

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosiologi. Metode sejarah ini digunakan untuk mengetahui atau mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Pendekatan sosiologi yaitu menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat sepanjang sejak didirikannya YPM. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori Peranan yang dicetuskan oleh Talcott Parsons yakni Fungsional Struktural untuk mengetahui fungsi lembaga yang mempunyai struktur dan perannya sendiri-sendiri. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, pertama, YPM didirikan oleh KH. Munir Hasyim Latief pada tahun 1964 dengan nama “Yayasan Kesejahteraan Madrasah” yang berlokasi di Sepanjang Sidoarjo. Kemudian berkembang menjadi “Yayasan Pendidikan Ma’arif” (1979), lalu berkembang menjadi “Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif” (1994) hingga saat ini. Hal ini ditandai dengan adanya lembaga pendidikan dalam naungan YPM yang tersebar di beberapa daerah selain di Sidoarjo yakni, Mojokerto, Jombang, Gresik, Bojonegoro, Tuban dan Samarinda (Kaltim). Kedua, peran YPM di Sidoarjo yakni dalam bidang pendidikan yang ditandai dengan berdirinya sekolah mulai dari PG, SD, MTs, SMP, SMA, SMK, sampai Perguruan Tinggi (UMAHA), Pondok Pesantren Nurul Islam dan BLK (Balai Latihan Kerja). Dalam bidang sosial yang berupa Panti Asuhan Mabarrot, Poliklinik, bantuan sosial dan lain-lain. Dalam bidang keagamaan ditandai dengan adanya istighotsah, pengajian, haul dan sema’an Al-Quran. Ketiga,

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRACT

This thesis entitled History and the Role of YPM in Educational, Social and Religious Development in Sidoarjo 1964-2005 M. The focus of research that will be discussed in this thesis is (1) How is the history of YPM standing and development? (2) What is the role of YPM in Sidoarjo? (3) How does society view YPM?

In this study the authors use historical method with sociology approach. This historical method is used to identify or describe events that occurred in the past. The sociological approach is to explain about the events that have occurred in society since the establishment of YPM. While the theory used is the role of theory that triggered by Talcott Parsons Structural Functional to know the functions of institutions that have their own structure and role.

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

TRANSLITERASI ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 9

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik ... 10

F. Penelitian Terdahulu ... 12

G. Metode Penelitian ... 13

(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II SEJARAH BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA YPM

A. Latar Belakang Berdirinya YPM

1. Berdirinya YPM ... 19

2. Biografi Pendiri YPM ... 23

3. Peran Pendiri YPM di Nahdlatul Ulama’ ... 30

B. Perkembangan YPM dan Tokoh YPM 1. Yayasan Kesejahteraan Madrasah (1964 – 1979) ... 32

2. Yayasan Pendidikan Ma’arif (1979 – 1994) ... 38

3. Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif (1994 – 2005) ... 42

C. Visi – Misi dan Program serta Strategi YPM 1. Visi – Misi YPM ... 47

2. Program – Program YPM ... 49

3. Strategi YPM ... 51

D. Profil Alumni YPM ... 52

BAB III PERAN YPM DI SIDOARJO A. Bidang Pendidikan 1. Jenjang Pendidikan di Lingkungan YPM ... 54

2. Kegiatan Khas di Sekolah YPM ... 56

3. Pondok Pesantren Nurul Islam YPM ... 59

4. BLK Wahana Taruna Bhakti YPM ... 63

B. Bidang Sosial 1. Panti Asuhan Mabarrot YPM ... 65

2. Poliklinik Kesehatan YPM ... 69

3. Bansos (Bantuan Sosial) YPM ... 71

C. Bidang Keagamaan 1. Masjid Nurul Islam YPM ... 76

2. Istighosah ... 78

(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4. Haul KH. M. Hasyim Latief ... 80

5. Sema’an Al-Quran ... 81

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP YPM A. Kalangan Nahdliyin 1. H. Abdus Syakur Sanawi ... 83

2. M. Guffron ... 84

3. H. M. Anas Ma’shum ... 85

4. Saifuddin Zuhri ... 86

5. KH. Sholeh Qosim ... 86

B. Kalangan Muhammadiyah 1. H. AR Abdul Ghoni ... 87

2. Nadjih Ihsan ... 88

3. Edwin Yogi Laaylananta ... 89

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Yayasan adalah sebuah badan hukum yang mempunyai anggota, dan dikelola oleh pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (mengusahakan layanan dan bantuan seperti rumah sakit, sekolah, dan lain sebagainya).1

Dari kesimpulan diatas penulis menggambarkan bahwa Yayasan merupakan suatu lembaga masyarakat yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat misalnya dalam bidang sosial, bidang keagamaan maupun bidang pendidikan. Yayasan dalam bidang pendidikan ini lebih berpusat pada perkembangan pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai yang tinggi.

Pendidikan Islam juga tidak terhindar dari kemelut yang dihadapi dunia pendidikan pada umumnya. Atau bahkan konflik politik yang dihadapi oleh sistem pendidikan Islam jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dilema

yang melanda pendidikan yang tidak dimasukkan dimensi-dimensi keagamaan. Oleh karena itu, dalam pendidikan Islam terdapat multi-paradigma atau dengan kata lain, beban yang diemban pendidikan Islam mencakup aspek yang sangat komplek, seperti;

1. Dimensi intelektual; 2. Dimensi kultural;

(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

3. Dimensi nilai-nilai transendental;

4. Dimensi keterampilan fisik/jasmani; dan

5. Dimensi pembinaan kepribadian manusia sendiri.2

Pendidikan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan seseorang secara perlahan-lahan untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Ada banyak macam pendidikan antara lain pendidikan agama, pendikan jasmani maupun pendidikan moral. Dari banyak pendidikan ini lah seseorang tersebut bisa mencapai kebahagiaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam memberikan program pendidikan pastinya ada lembaga didalamnya yakni lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan adalah suatu tempat yang digunakan untuk proses belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan maupun perilaku seseorang menuju ke yang lebih baik. Ada banyak cara untuk mengawali pendidikan dasar di setiap individu yakni; di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Lembaga pendidikan yang dinaungi oleh Nahdlatul Ulama’ yakni Lembaga Pendidikan Ma’arif NU. Ma’arif merupakan lembaga pendidikan

yang bertugas untuk mengembangkan pendidikan dikalangan pelajar maupun masyarakat umum. Ma’arif pun memiliki dua kelompok pelajar yaitu; IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’).

2A. Syafi’i Maarif, et al, Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan Fakta (Yogyakarta: Tiara

(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Adapun tujuan dari pendidikan Ma’arif adalah;

1. Menumbuhkan jiwa pemikiran dan gagasan-gagasan yang dapat membentuk pandangan hidup bagi anak didik sesuai dengan ajaran

Ahlusunnah wal jama’ah.

2. Menanamkan sikap terbuka, watak mandiri, kemampuan bekerja sama dengan pihak lain untuk lebih baik, keterampilan menggunakan ilmu dan teknologi, uang yang semuanya merupakan perwujudan pengabdian diri kepada Allah.

3. Menciptakan sikap hidup yang berorientasi kepada kehidupan duniawi dan

ukhrawi sebagai sebuah kesatuan.3

Metode mendidik anak di lingkungan NU berpedoman pada pengajaran yang telah diajarkan oleh para pendahulu sebagai pelopor atau generasi pertama yang mewariskan faham Ahlusunnah wal jama’ah seperti Al-Asyari, al-Maturidi, Junaid al-Baghdadi, al-Ghazali, Imam Syafi’i dan lainnya.4 Adapun metodenya adalah;

1. Metode kasih sayang 2. Metode beribadah

3. Metode membaca Al-Qur’an

4. Metode mengikuti pegaian di majelis-majelis ta’lim 5. Metode penghargaan dengan upacara

6. Metode bercerita

3 Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014), 191-192.

4 Samsul Nizar, et al, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara

(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

7. Metode berdiskusi atau dialogis 8. Metode tadzkirah

9. Metode mengikutsertakan 10.Metode berdoa.5

Kurikulum yang digunakan oleh pendidikan NU pada saat ini adalah dengan menggunakan metode terpadu, yaitu dengan menggunakan dua sumber kulikulum. Pertama, kurikulum salafi yang menggunakan materi ajar, pendidikan agama secara dominan dengan bahan-bahan materi kitab-kitab klasik (kitab kuning). Dan kedua, dengan menggunakan kurikulum yang berasal dari Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional. Yaitu menggunakan materi pelajaran Umum.6

Lembaga Pendidikan Ma’arif menaungi sebuah yayasan yang berpusat pada pendidikan yakni Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif (YPM) yang

terletak di desa Ngelom Sepanjang Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Salah satu pendiri YPM ini adalah KH. Munir Hasyim Latief. Kiai Hasyim merupakan seorang pejuang kemerdekaan yang berhasil mendirikan sebuah lembaga pendidikan di Kecamatan Taman. Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial ini berdiri atas penugasan yang diterima oleh K.H. Munir Hasyim Latief dari ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Cabang

5 Ibid., 323.

6 Endang Turmuzi, (ed), Nahdlatul Ulama Ideologi Garis Politik dan Cita-cita Pembentukan Umat

(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Sidoarjo yakni Kiai Nur Yahya. Penanggalan mencatat, tonggak penting kelahiran YPM ini terjadi pada 10 September 1961.7

Tugas ini dipercayakan oleh KH. Hasyim Latief dan sejumlah sesepuh Sepanjang lainnya. Mereka mendapatkan amanat mendirikan sebuah madrasah atau sekolah lanjutan di wilayah Kawedanan Taman. Sebab, hingga saat itu Lembaga Pendidikan Ma’arif NU belum pernah sukses mendirikan sekolah

lanjutan di Kawedanan Taman dan Krian. Sebelum yayasan ini menjadi YPM, yayasan yang bertempat di Sepanjang ini bernama YKM (Yayasan Kesejahteraan Madrasah). Dan pada tahun 1979 YKM resmi berubah nama menjadi YPM (Yayasan Pendidikan Ma’arif), pada akhirnya sesuai dengan

perkembangan, YPM berubah nama yang ketiga kalinya yakni Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif dan tetap disingkat dengan nama YPM.

Menurut KH. Sholeh Qosim, yang merencanakan, mempersiapkan dari administrasi, dana, lokasi dan semuanya adalah KH Hasyim Latief sendiri.8 Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif (YPM) adalah sekolah yang

bersendikan Islam yang ditandai oleh banyaknya mata pelajaran Islam. Salah satunya yakni ada Aswaja.

K.H. Munir Hasyim Latief mendirikan YPM ini di Ngelom karena letaknya yang sangat strategis dan bisa dijangkau dengan menggunakan trasportasi apapun. Letak dari YPM sendiri berada dikawasan padat penduduk yakni di dekat Pasar Sepanjang dan berbatasan antara Sidoarjo dan Kota

7 A. Fathoni Rodli, et al, KH. M. Hasyim Latief Ulama Pejuang dan Pendidik (Sidoarjo: YPM,

2005), 45.

(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Surabaya. Dahulu sebelum adanya YPM ini, anak-anak yang tinggal di Sepanjang sekolahnya di Surabaya. Pada saat berangkat sekolah, satu-satunya transportasi yang bisa digunakan adalah kereta api. Saat ketinggalan kereta, mereka pun tidak bisa bersekolah. Bila mereka berniat untuk bersekolah, harus di tempuh dengan jalan kaki dengan sangat jauh.

YPM merupakan salah satu yayasan di Kecamatan Taman yang berhasil mengembangkan pendidikannya dari tingkat PG sampai di Perguruan Tinggi. Hal ini ditandai dengan adanya PG Islamy YPM di Wonocolo Sepanjang dan Universitas Ma’arif Hasyim Latief yang ada di Ngelom Megare. Tidak hanya

di Kecamatan Taman saja melainkan di kecamatan lain pun YPM berperan sangat penting. Misalnya di Kecamatan Sukodono dan Kecamatan Sidoarjo. Pendidikan di YPM ini bernuansa Islam karena sistem pengajarannya yang dilakukan oleh YPM lebih menitikberatkan pada Islam diantara mata pelajaran di masing-masing sekolah yakni ada Fiqih, Aqidah, al-Quran Hadis, Aswaja dan lain-lain.

YPM lahir oleh para kiai dan sesepuh NU. Hal ini bukan berarti yang bersekolah harus berasal dari kalangan NU atau Islam. Siapapun boleh menimba ilmu di lingkungan YPM. SMA Wahid Hasyim 2 Sepanjang membuktikannya. Pada tahun 1987 sekolah ini menerima siswa beragama Kristen Protestan bernama Sariden Samosir.9 Dalam mengembangkan pendidikannya, YPM menggunakan sistem sesuai dengan kompetensinya. Misalnya seperti kurikulum juga mengikuti perkembangan tahun.

(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

YPM berperan penting dalam kesejahteraan warga desa Ngelom khususnya yang berada disekitar komplek YPM. Diantara yang dilakukan oleh YPM yakni membangun sarana kesehatan yakni poliklinik untuk warga Ngelom Sidoarjo dan siswa YPM itu sendiri. Dengan adanya poliklinik tersebut bisa dilakukan pengobatan tanpa membayar dengan harga yang mahal. Warga Ngelom pun mampu berobat dengan baik dan penanganan di poliklinik tersebut sangat baik juga. YPM juga berperan penting dalam segi sosial yakni dengan adanya lembaga pendidikan di Ngelom tersebut sangatlah membantu warga sekitar YPM diantaranya para warga membuka lahan parkir untuk siswa yang bersekolah di YPM. Serta mengangkat perekonomian warga Ngelom khususnya di sekitar komplek YPM.

Peran dalam bidang sosial ini mentikberatkan ke beberapa lembaga sosial diantaranya yakni panti asuhan dan organisasi masyarakat. Misalnya di NU ada IPNU dan IPPNU yang terbantu dengan adanya dana dari YPM dan Panti Asuhan Yatim Piatu yang ada di Ngelom. Dari segi sosial ini, masyarakat Ngelom khususnya disekitar YPM terbantu dengan banyaknya murid yang ada. Masyarakat Ngelom pun banyak yang membuka usaha-usaha untuk kesejahteraan hidupnya. YPM setiap tahunnya memberikan banyak bingkisan-bingkisan ataupun daa pada saat hari-hari besar diantaranya saat awal tahun pelajaran baru, hari raya Idul Fitri, hari raya Qurban, dan lain-lain.

(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Hasyim Latief selaku pendiri YPM. Dari sini penulis juga memberikan pengetahuan tentang pandangan masyarakat yakni dari kalangan Nahdliyin dan kalangan Muhammadiyah terhadap YPM yang terus berkembang pesat hingga saat ini.

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah serta memperjelas penulisan ini, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah dalam mengkaji peran YPM dalam bidang pendidikan dan sosial di desa Ngelom Sepanjang Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu :

1. Bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya YPM ? 2. Bagaimana peran YPM di Sidoarjo ?

3. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap YPM ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif (YPM) dan tokoh yang terlibat

dalam mendirikan YPM beserta visi – misi YPM.

(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap YPM yang berada di Sidoarjo dari kalangan Nahdliyin maupun dari kalangan Muhammadiyah.

D. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini tentunya memiliki nilai dan manfaat dalam melakukan penelitian. Maka penulis berharap agar dapat memberikan manfaat yang positif bagi semua orang, baik dari kalangan terpelajar atau mahasiswa maupun masyarakat umum. Adapun diantara kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Kalangan Praktis

Di kalangan praktis diharapkan penulisan tentang Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif yang berlokasi dipadat penduduk yakni di

Desa Ngelom Sepanjang ini mampu mengetahui bagaimana peranan dari YPM itu sendiri sangat penting dalam pengembangan pendidikan, sosial, dan keagamaan di Kabupaten Sidoarjo.

2. Kalangan Akademis

(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Muhammadiyah. Penulis juga berkeinginan agar penulisan tentang salah satu yayasan terbesar di Kecamatan Taman ini diketahui oleh kalangan akademis yang lain.

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis sebagai ilmu bantu penelitian sejarah. Pendekatan ini dipergunakan dalam penggambaran peristiwa masa lalu, maka didalamnya akan terungkap segi-segi sosial yang dikaji.10 Pendekatan Sosiologi sudah barang tentu akan meneropong segi-segi sosial peristiwa yang dikaji, umpamanya golongan sosial mana yang berperan, serta nilai-nilainya, hubungan dengan golongan lain, konflik kepentingan, ideologi dan lain sebagainya.11

Seperti halnya yang terjadi di Ngelom Sepanjang, pada masa lalu ada seorang tokoh yang membuat perubahan dalam bidang pendidikan yaitu KH. Munir Hasyim Latief yaitu dengan mendirikan sebuah Yayasan yang sekarang terkenal dengan sebutan YPM yang peranannya begitu besar bagi warga Ngelom Sepanjang dan sekitarnya. Peran itu pun sangat besar seperti peran yang dilakukan Kiai Hasyim dalam bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan. Dengan adanya YPM kondisi sosial yang ada di masyarakat sekitar YPM tersebut terangkat perekonomianya dengan membuka lapangan usaha seperti halnya berdagang dan membuka lahan parkir. Masyarakat Ngelom pun juga sangat antusias dengan banyaknya siswa YPM yang berhasil mengangkat

10 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), 11. 11 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia

(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

perekonomiannya. Dari segi sosialnya pun masyarakat Ngelom sosialisasinya sangat baik dari individu ke individu lainnya. Perannya YPM yakni banyak menyalurkan dana ke organisasi-organisasi berbasis NU yang ada di Sidoarjo. Dari studi sejarah dan peran YPM dalam pengembangan pendidikan, sosial dan keagamaan, penulis menggunakan Teori Peranan yang dicetuskan oleh Talcott Parsons tentang Fungsional Struktural. Menurut Parsons, masyarakat sebagai sebagai suatu sistem memiliki struktur yang terdiri dari banyak lembaga, yang mana pada masing-masing lembaga memiliki fungsi sendiri-sendiri. Talcott Parsons berhasil mengurai lebih lanjut konsep rational Barat (yang berisi System of values) pada dua tingkat yaitu tataran individu (The Structure of social Action) dan tataran kelembagaan.12 Parsons juga mengatakan: “Yang terpenting dari semuanya ialah bahwa lingkungan itu termasuk norma-norma dan nilai-nilai yang diterima secara umum dan ide-ide yang mempengaruhi pilihan tujuan dan alat-alat untuk mencapai tujuan”.13

Dari sini penulis menyimpulkan bahwa pendidikan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia dalam bermasyarakat, karena dari pendidikan ini lah kita mendapatkan nilai-nilai yang positif untuk mencapai tujuan kita. YPM merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh KH. Munir Hasyim Latief untuk mencerdaskan anak bangsa.

12 Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia

(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002), 100.

13 Ian Craib, Teori-teori Sosial Modern dari Parsons Sampai Habermas (Jakarta: Rajawali Press,

(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

F. Penelitian Terdahulu

1. Mohammad Aly, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1996 yaitu Skripsi tentang “Peranan KH. Hasyim Latief dan Pengembangan Yayasan Pendidikan Ma’arif Sepanjang Sidoarjo”.

Penelitian ini membahas tentang peran Kiai Hasyim dalam mendirikan dan mengembangkan Yayasan Pendidikan Ma’arif yang terletak di Sepanjang

Sidoarjo. Kiai Hasyim yang aktif dalam mengembangkan pendidikan di Sepanjang.

2. Fatmawati, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013 yaitu Skripsi tentang “Biografi K.H. Munir Hasyim Latief : Riwayat hidup, perjuangan dan

pandangan masyarakat”.

Penelitian tentang biografi K.H. Munir Hasyim Latief ini menitikberatkan kepada bagaimana riwayat hidup seorang tokoh pendiri YPM dari perjuangannya sampai mendirikan Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif serta pandangan para tokoh.

(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Berbeda dengan beberapa skripsi tersebut, penulis ingin membahas tentang peran Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif dari berdirinya YPM

yang nama awalnya adalah YKM kemudian menjadi YPM yaitu dalam pengembangan pendidikan, sosial dan keagamaan yakni tahun 1964 sampai setelah wafatnya Kiai Hasyim selaku pendiri YPM yakni di tahun 2005 yang sangat berperan penting di Sidoarjo.

G. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian sejarah akan membahas tentang penelitian sumber, kritik sumber, sintesis sampai kepada penyajian hasil penelitian. Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan metode sejarah, yaitu proses menguji dan menganalisis kesaksian sejarah yang berguna untuk menemukan data otentik dan dapat dipercaya.14 Disini penulis menjelaskan dari mulai

sejarah berdiri dan berkembangnya YPM hingga saaat ini serta peran-peran YPM di Sidoarjo dengan bukti-bukti autentik seperti akta notaris Goesti Djohan tentang berdirinya YPM di Sepanjang pada tahun 1964 yang didirikan oleh KH. Munir Hasyim Latief.

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian sejarah kali ini adalah :

1. Heuristik atau pengumpulan sumber yaitu suatu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber, data-data, atau jejak sejarah. Sejarah tanpa sumber maka tidak bisa bicara. Maka sumber dalam

14 Louis Gottschlak, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: Universitas Indonesia

(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

penelitian sejarah merupakan bagaimana aktualitas masa lalu manusia bisa dipahami oleh orang lain.15

Disini peneliti mengumpulkan sumber-sumber data demi kevalidannya sumber yang ada pada skripsi ini dengan mewawancarai orang-orang yang sezaman pada masa KH. Munir Hasyim Latief serta tokoh yang berperan penting terhadap perkembangan YPM dari mulai berdiri sampai sekarang ini.

Penulisan ini ditekankan pada sumber lisan dan sumber tertulis, sumber lisan dapat diperoleh melalui wawancara (interview). Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide-ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.16 Wawancara untuk keperluan penelitian berbeda dengan

percakapan sehari-hari. Wawancara biasanya dimaksudkan untuk memperoleh keterangan, pendirian, pendapat secara lisan dari seseorang (yang lazim disebut responden) dengan berbicara langsung (face to face).17

Dari beberapa sumber-sumber yang ada, penulis pun melakukan beberapa wawancara. Adapun yang penulis wawancarai adalah :

a. Bapak Ahmad Makki, selaku Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif yang menggantikan peran Kiai Hasyim sebagai pemimpin

YPM yang sudah wafat.

15 Lilik Zulaicha, Metodologi Sejarah 1 (Surabaya: Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, 2005), 16. 16 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), 72.

17 Bagong Suyanto dan Sutinah (Ed), Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan

(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

b. Bapak Isa Madjid, selaku Wakil Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif dan pernah menjabat wakil ketua pada saat Kiai

Hasyim masih menjabat sebagai ketua.

c. Bapak Ahmad Syafruddin, selaku sekertaris Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif yang juga merupakan salah satu penitia pembangunan

YPM di Ngelom.

d. Para pengurus YPM yang mengetahui tentang sejarah YPM.

2. Kritik sumber adalah satu kegiatan untuk meneliti sumber-sumber yang diperoleh agar memperoleh kejelasan apakah sumber tersebut kredibel atau tidak, dan apakan sumber tersebut autentik atau tidak. Pada proses ini dalam metode sejarah biasa disebut dengan istilah kritik intern dan ekstern. Kritik intern adalah suatu upaya yang dilakukan sejarawan untuk melihat apakah isi sumber tersebut cukup kredibel atau tidak, sedangkan kritik

ekstern adalah kegiatan sejarawan untuk melihat apakah sumber yang didapatkan autentik ataukah tidak.18

Dalam penelitian kali ini, peneliti mengkritik tentang sumber-sumber yang sudah ada atau tidaknya yang ada di Ngelom serta melakukan wawancara kepada narasumber yang hidup sezaman serta peninggalan-peninggalan Kiai Hasyim di YPM, misalnya karya-karya yang ditinggalkan, lembaga-lembaga yang ditinggalkan dan peninggalan-peninggalan lain yang ditinggalkan olehnya. Misalnya yang terdapat pada sumber-sumber yang tertulis:

(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

a. Sumber Primer

1) Akta Notaris pada tahun 1964 yang dibuat oleh Goesti Djohan yang ditandai dengan berdirinya Yayasan Kesejahteraan Madrasah (YKM) di Sepanjang.

2) Akta Notaris pada tahun 1979 yang dibuat oleh Goesti Djohan yang ditandai dengan perubahan nama dari YKM ke YPM (Yayasan Pendidikan Ma’arif).

3) Akta Notaris pada tahun 1994 yang dibuat oleh Tantien Bintarti, S.H. yang ditandai dengan perubahan nama yang ketiga yakni Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif (YPM).

4) Akta Notaris pada tahun 2002 yang dibuat oleh Atang Suprayogi, S.H yang ditandai dengan pergantian ketua yayasan dari KH. Munir Hasyim Latief ke Ahmad Makki yang merupakan anak keenamnya.

5) Wawancara para pengurus Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif Taman.

b. Sumber Sekunder

1) Buku-buku terbitan YPM yang salah satunya membahas tentang biografi KH. Hasyim Latief semasa hidupnya.

(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

hubungan atau yang satu dengan yang lain. Dengan demikian sejarawan memberikan penafsiran terhadap sumber yang telah didapatkan.19

Dalam penelitian disini, peneliti menitikberatkan pada hubungan lembaga Ma’arif dengan YPM yang dinaungi oleh NU ada kesangkutpautannya

terhadap perkembangan pendidikan di Sidoarjo. Tidak hanya dalam bidang pendidikan saja melainkan dalam bidang sosial dan keagamaan. 4. Historiografi adalah menyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang telah

tersusun yang didapatkan dari penafsiran sejarawan terhadap sumber-sumber sejarah dalam bentuk tertulis. Dalam penulisan sejarah ketiga kegiatan yang dimulai dari heuristik, kritik dan analisis belum tentu menjamin keberhasilan dalam penulisan sejarah. Oleh karena itu harus dibarengi oleh latihan-latihan yang intensif.20

Peneliti bisa mengetahui bagaimana situasi sejarah pada tahun 1964 - 2005 yang merupakan peranan Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif mengembangkan pendidikan, sosial dan keagamaan di Kabupaten Sidoarjo yang sukses hingga saat ini sampai cabang dari YPM pun berada di hampir seluruh kecamatan di Sidoarjo yakni di Sukodono, Sidoarjo, Tarik, Balong Bendo, Bringin Bendo, dan lain-lain.

H. Sistematika Pembahasan

Penulis menguraikan pembahasan dalam penulisan ini menjadi lima bab, diantaranya adalah:

19 Ibid., 17.

(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II tentang sejarah berdirinya YPM. Pada bab ini membahas tentang latar belakang berdirinya YPM, tokoh-tokoh pendiri YPM, dan visi misi YPM.

Bab III tentang peran YPM di Sidoarjo yakni dalam bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan.

Bab IV tentang pandangan masyarakat terhadap YPM yakni dari kalangan Nahdliyin dan kalangan Muhammadiyah.

(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

SEJARAH BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA YPM

A.Latar Belakang Berdirinya YPM 1. Berdirinya YPM

Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif atau yang sering disebut

YPM, merupakan salah satu yayasan terbesar di Sidoarjo yang terletak di Jalan Raya Ngelom Sepanjang Sidoarjo. Yayasan ini berada dinaungan

Lembaga Pendidikan Ma’arif NU atau sering disebut LP. Ma’arif NU.

Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif berdiri pada tanggal 17 September 1964 atau bertepatan pada tanggal 11 Jumadil Akhir 1384 Hijriah yang berkedudukan di Taman Sidoarjo. Tujuan didirikannya YPM yakni dengan misi dakwah, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Achmad Makki (45 tahun) selaku ketua YPM yakni sebagai berikut :

“Tujuan awal didirikannya YPM yakni dengan misi dakwah karena untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang pentingnya

pendidikan”.1

Yayasan ini berdiri tidak langsung sukses seperti saat ini akan tetapi berjalan sedikit demi sedikit. Salah satu tokoh pendiri YPM adalah KH. Munir Hasyim Latief. KH. Hasyim Latief sangat berperan penting dalam kesuksesan YPM ini. Kiai Hasyim sendiri cinta akan pendidikan dan ingin mencerdaskan anak bangsa.

(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Pada bulan Oktober 1962, Sukarno mendapat perintah dari KH. Munir Hasyim Latif yang dia kenal melalui Ketua Majelis Wakil Cabang

NU Taman yakni Syukur Ba’i. Adapun perintah yang diberikan kepada

Sukarno yaitu mencari lahan, membeli kayu jati gelondongan dan memanggil tukang kayu. Pada saat itu KH. Munir Hasyim Latief sedang merintis untuk mendirikan sekolah di Kecamatan Taman. Sukarno yang kelak akan menjadi sekertaris KH. Munir Hasyim Latief menjalankan perintah dengan baik. Pada awalnya ia mendatangkan kayu jati gelondongan dan tukang kayu yang diamanati oleh KH. Hayim Latief pada saat itu. Agar tidak banyak sisa-sisa yang terbuang, KH Hasyim Latief memerintahkan tukang kayu tersebut mengerjakan bangku dan kursi panjang (dingklik)

tanpa membuang kulit kayu.

Akhirnya lokasi pun dipilih yakni di Desa Wonocolo Kecamatan Taman. Pada saat itu wilayah Sepanjang masuk Kawedanan Taman. Kemudian disana berdiri Taman Kanak-kanak Muslimat yang bertujuan untuk ajang bermain dan belajar pada usia pra sekolah anak-anak warga Wonocolo dan sekitarnya. Sukarno pun menceritakan bahwa KH. Hasyim Latief aktif dalam mencari murid. Pada saat itu pun panitia sibuk-sibuknya merampungkan pembangunan gedung sekolah. Sukarno pun ikut berperan mencari murid di wilayah Kecamatan Waru.2 Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial ini berdiri atas penugasan Ketua Lembaga

Pendidikan Ma’arif Cabang Sidoarjo yakni Kiai Nur Yahya. Penanggalan

(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

pun mencatat tonggak penting kelahiran YPM ini terjadi pada 10 September 1961.3 Adapun tujuan dari mendirikan yayasan ini adalah mengumpulkan

dana dan melakukan usaha-usaha yang halal guna keperluan madrasah-madrasah Kecamatan Taman.4

Pada tahun 1963, Taman Kanak-kanak didirikan oleh KH. Hasyim Latief beserta para sesepuh-sesepuh lainnya demi kemajuan pendidikan di Kabupaten Sidoarjo. Pada tahun 1964, yayasan dalam bidang pendidikan ini bernama Yayasan Kesejahteraan Madrasah. Yayasan ini diketuai oleh KH. Hasyim Latief yang juga merupakan pendiri dari yayasan tersebut. Yayasan Kesejahteraan Madrasah terus mengalami perkembangan pada tahunnya. Yayasan yang pada awalnya membuka pendidikan dasar di tingkat paling bawah yang ditandai dengan adanya TK dan Madrasah Tsanawiyah pertama di Kecamatan Taman. TK tersebut masih ada hingga saat ini dengan identitas TK Muslimat I yang berlokasi di Wonocolo Gang VI Sepanjang.5 Madrasah ini pun juga dikenal dengan nama MMP (Madrasah Menengah Pertama) atau juga dikenal sebagai Madrasah Muallimin dan Muallimat yang dibuka pada 15 Maret 1964. TK dan MMP ini merupakan salah satu sekolah yang menjadi cikal bakal berdirinya YPM.

Madrasah Menengah Pertama ini terletak di Desa Wonocolo Sepanjang lebih tepatnya di komplek Masjid Wonocolo Sepanjang. Desa Wonocolo ini dipilih sebagai awal pembangunan YPM karena letaknya

3 Ibid.

4 Akta Notaris Goesti Djohan, Nomer 91 Tahun 1964.

(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

yang sangat strategis yakni di daerah pemukiman padat penduduk dekat dengan pasar sepanjang dan berbatasan dengan Kota Surabaya. Pada saat KH. Munir Hasyim Latief mendirikan sekolah tersebut banyak tantangan yang dihadapinya. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pendiri YPM tersebut adalah tidak diperbolehkannya membuat pendidikan umum didalam masjid oleh salah satu ta’mir masjid. Sekarang Masjid itu dikenal dengan nama Masjid Riyadussholihin.

Kiai Hasyim berusaha untuk meyakinkan ta’mir masjid untuk bersedia menjadikan masjid ini diadakan pendidikan dan dan akhirnya izin pun di dapat tetapi masih menggunakan sistem pembelajaran seperti pesantren-pesantren. Kiai Hasyim beserta para sesepuh membuat yayasan yang menaungi kedua sekolah tersebut yang dikenal dengan Yayasan Kesejahteraan Madrasah yang berdiri pada tanggal 17 September 1964. Yayasan ini tercatat di akta notaris Goesti Djohan nomor 91 pada tahun 1964.6

Perkembangan pendidikan di komplek Wonocolo ini mangalami perkembangan pada sistem pembelajarannya. Para murid pun bisa belajar dengan lebih terjangkau dan lebih dekat karena pada saat itu sekolah-sekolah masih belum ada kecuali di Surabaya. Pada tahun 1964 ini lah menjadi tahun berdirinya YPM.

(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

2. Biografi Pendiri YPM

Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif (YPM) didirikan oleh KH.

Munir Hasyim Latief pada tanggal 17 September 1964 yang ditandai dengan akta notaris Gusti Djohan. KH. Hasyim Latief lahir di Sumobito Kabupaten Jombang pada tanggal 17 Mei 1928. Ayah Kiai Hasyim bernama H. Abdul Latief dan kakeknya bernama H. Imam Zuhdi yang merupakan salah seorang penghulu Agama di Sumobito, Jombang. Kiai Hasyim menjalani kehidupan yang sangat sulit pada masa penjajahan Jepang pada waktu itu. Bahakan ia pernah mengalami guncangan batin karena ibu dan kakeknya meninggal serta ayahnya berada dalam tahanan Jepang.7

KH. Hasyim Latief kecil tidak mengenyam pendidikan formal. Ketika berusia 8 tahun, ia belajar di Pesantren Tebuireng.8 Pesantren adalah

sebuah asrama pendidikan tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seseorang atau lebih guru yang dikenal dengan sebutan kyai.9

Menurut KH. Muchith Muzadi, yang merupakan teman seangkatan di Tebuireng, KH Hasyim Latief belajar disana dari tahun 1938-1939. Pada waktu itu pendidikan di kalangan umat Islam, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) belum menggunakan sistem klasikal. Pada waktu itu Kiai Hasyim menempati kamar bersama kakaknya dan tiga santri lain yang sama-sama berasal dari Sumobito. Ia menempati pesantren Seblak yang

7 Rodli, KH. M. Hasyim Latief Ulama Pejuang dan Pendidik,1. 8 Ibid., 7.

9 Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES,

(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

merupakan salah satu bagian dari pesantren Tebuireng Jombang yang terletak kurang lebih 3 km sebelah Tebuireng. Pondok Pesantren Tebuireng terkenal dengan pengasuh yang ahli falaqnya NU yaitu KH. Mahfudz Anwar dan juga bertindak sebagai lurah pondok.

Pondok Pesantren Tebuireng merupakan salah satu pondok pesantren terbesar di kota Jombang. Pesantren ini dibangun oleh Hadratus

Syekh KH. Hasyim Asy’ari dan Pesantren Tebuireng dibangun pada tahun

1899 M.10Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari juga ikut mengajar. Namun ia hanya mengajarkan kitab dan sifatnya monosuko. Artinya, tidak ada keharusan bagi para santri untuk mengikuti. Ini berbeda dengan pengajaran di madrasah yang waktunya telah ditentukan, yakni tiap usai shalat lima waktu.11

KH. Hasyim Latief ketika belajar di Pesantren Tebuireng memiliki kegemaran membaca buku. Bagi seorang santri yang masih belia, membaca buku merupakan kebiasaan yang aneh. Ia mendapatkan buku bacaaan dengan cara menyewa di habilitek, yaitu perpustakaan milik Pemerintah Belanda yang terdapat di kecamatan-kecamatan yang wilayahnya tergolong luas. KH Hasyim Latief sangat bersyukur ketika mendapatkan guru-guru besar langsung pada waktu itu. Guru-guru tersebut antara lain KH Hasyim Asy’ari, KH. Mahfudh Anwar, Kiai Sarkawi (Blitar), Kiai Da’im (Kudus), Kiai Nur Azis (Singosari) dan Kiai Syamsun (Gayam). KH. Hasyim Latief bisa

10Wikipedia, “Pondok Pesantren Tebuireng”, dalam

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pondok_Pesantren_Tebuireng (06 Februari 2017)

(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

membaca buku berhuruf latin karena sang ayah mengenalkan huruf latin sejak sebelum masuk pesantren. Metode utama sistem pengajaran di pesantren adalah sistem bandongan atau seringkali disebut sistem weton.12 Bandongan adalah sistem pengajaran dalam bentuk kelas.

KH. Hasyim Latief dalam perjuangan hidupnya, ia pernah ikut dalam tentara Islam yakni Laskar Hizbullah (Tentara Allah). Laskar Hizbullah terbentuk karena keinginan tokoh-tokoh Islam untuk mendidik kemiliteran bagi pemuda santri untuk berperang mempertahankan Indonesia. Korps sukarelawan Islam tersebut diberi nama Lakar Hizbullah yang persyaratan umurnya paling tinggi 25 tahun sedangkan yang berusia 40 tahun keatas masuk dalam Laskar Sabilillah. Setelah Hizbullah terbentuk para tokoh umat Islam segera mengampanyekan kepada seluruh umat Islam di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan daerah-daerah lain di luar Jawa. Pendidikan kemiliteran bagi anggota Laskar Hizbullah dipusatkan di Cibarusa, Jawa Barat yang diikuti oleh 500 pemuda Islam dari Jawa dan Madura. Para santri di Jombang yang dikirim ke Cibarusa adalah Hasyim

Latief, Sa’adullah (paman Hasyim Latief), Ma’shum dan seorang santri dari

Madura adalah Muhammad Nur. Pada saat dikirim ke Cibarusa, KH. Hasyim Latief masih berusia 16 tahun dan baru belajar mengajar di Madrasah Khoiriyah Sumobito.13

(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

KH. Hasyim Latief merasakan beratnya pendidikan kemiliteran di Cibarusa. Namun ia mengakui gemblengan yang dilakukan pemerintah Jepang sangat hebat. Sejak berangkat ke tempat latihan para peserta telah di gembleng secara fisik dan mental. Mereka diberangkatkan menggunakan kereta api. Sesuai rencana keberangkatan, para peserta akan diturunkan di Jakarta akan tetapi mereka diturunkan di Cikampek.14

Latihan yang diselenggarakan di Cibarusa belangsung selama 4 bulan yang dipimpin oleh para Syodanco (Komandan Kompi) PETA (Pembela Tanah Air) yang terdiri dari Abdullah Sajad, Zaini Nuri, Abd. Rahman, Kamal Idris, dan lain-lain. Sementara itu yang bertindak sebagai komandan latihan adalah seorang opsir Jepang, yakni Kapten Tanagawa yang setahun sebelumnya melatih tentara PETA. Materi latihan meliputi baris berbaris, bongkar pasang senjata, perang gerilya dan sabagainya. Latihan kemiliteran di Cibarusa dibuka pada tanggal 28 Pebruari 1945 yang dihadiri tokoh-tokoh besar diantaranya Pemimpin Pusat Masyumi. Para anggota Laskar Hizbullah mengikuti upacara dengan berseragam biru, berkopiah hitam putih dengan simbol bulan sabit dan bintang.15

Pada akhirnya di bulan Mei 1945, latihan ditutup dengan upacara kebesaran dan sekaligus melantk 500 orang opsir Hizbullah yang diberi tugas untuk mempimpin Laskar Hizbullah di daerah masing-masing. Setelah dilantik para opsir Hizbullah mengadakan acara perpisahan yang sangat

14 Ibid., 13.

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

mengharukan. Mereka bersalam-salaman sambil mengucapkan kata-kata,

“Selamat berpisah, sampai bertemu lagi di surga”.16 Pada tahun 1945, KH.

Hasyim Latief pun pernah menjabat sebagai ketua Kompi Munasir di Laskar Hizbullah Batalyon 39 Condromowo.17

KH. Hasyim Latief akhirnya memutuskan untuk berhenti dari Laskar Hizbullah dan ingin memperdalam ilmu pendidikannya. KH. Hasyim Latief pun memilih UII (Universitas Islam Indonesia) di Yogyakarta untuk melanjutkan studi pendidikannya. Kepergian Kiai Hasyim ke Yogyakarta sebagai bentuk penolakan terhadap perintah Presiden Soeharto untuk memberantas pemberontakan Kahar Muzakar di Makassar. Kiai Hasyim menolak berperang dengan sesama Muslim.18 Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Kiai Hasyim lari menuju ke Yogyakarta karena pada saat di Hizbullah sering mengajak anak buahnya melakukan istighasah.

Pada saat KH. Hasyim Latief kuliah di UII, KH. Hasyim Latief menggunakan nama Munir sebagai cara menghapus jejak agar tidak dikejar-kejar pada masa pemerintahan Soekarno. Nama itu pun kelak dilengkapi dengan nama aslinya yakni menjadi Munir Hasyim Latief. KH. Hasyim Latief memilih bidang studi hukum dan masuk di Fakultas Hukum UII. KH. Hasyim Latief dipilih sebagai Ketua Dewan Mahasiswa UII dan Azis menjadi sekretarisnya. Mereka pun akhirnya melakukan perombakan karena banyak dipimpin oleh generasi tua. Pada akhirnya Hasyim Latief dan Azis

16 Ibid., 15.

(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

menemui orang-orang penting UII yang pada waktu itu Umar Nasser yang masih dalam tahana Malang. Hasyim Latief dan Azis juga menemui Burhanuddin Harahap yang pernah menjadi perdana menteri era Presiden Soekarno. Usaha yang dilakukan pun berhasil. Badan wakaf UII langsung melakukan reorganisasi dan banyak generasi muda yang masuk didalamnya. KH. Hasyim Latief semasa kuliahnya, ia membuka usaha stensilan (percetakan menggunakan mesin stensil). Ia pun bersusah payah berjuang menghidupi diri di Yogyakarta. Berkat usaha dan kerja kerasnya, ia mampu menyelesaikan kuliah hingga tingkat sarjana muda dengan gelar BA (Bachelor of Arts). Setelah ia mendapatkan gelar tersebut, ia menikahi gadis asal sepanjang yang bernama Djauhariyah. Pada saat sudah menikah dengan gadis tersebut, Kiai Hasyim masih pulang balik dari Yogyakarta ke Sepanjang karena ia masih diincar untuk dijebloskan kedalam penjara.19

Dalam perpolitikan, pada tanggal 15 September 1960, ditunjuk menjadi anggota MPR RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia) yang merupakan sebuah lembaga tinggi negara yang terdiri dari DPR dan DPD, tetapi keanggotaannya pun dibatalkan karena ia tidak datang dalam pelantikan di Istana Negara.20 Pada tahun 1977-1982, ia menjadi Wakil Ketua DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Jawa Timur sekaligus menjadi Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PPP. Pada tahun

19 Ibid., 17.

20 Chalid Mawardi, et al, Antologi NU Buku II Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah (Surabaya: Khalista,

(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

1997-1998 ia menjadi anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Pada tanggal 10 September 1961 ia mendapatkan tugas dari ketua

cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Sidoarjo yang pada waktu itu

diketuai oleh Kiai Nur Yahya. Kiai Hasyim mendapat perintah dari Kiai Nur Yahya untuk mendirikan sekolah lanjutan di wilayah Kawedanan Taman. Pada akhirnya Kiai Hasyim dan para sesepuh Sepanjang berhasil mendirikan madrasah atau sekolah lanjutan di Kawedanan Taman yang ditandai dengan adanya Madrasah Tsanawiyah atau sering disebut Madrasah Muallimin Muallimat. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Moh Isa Madjid (73 tahun) selaku wakil ketua yayasan yakni sebagai berikut : “Madrasah Tsanawiyah yang berhasil didirikan oleh pak Hasyim Latief lebih dikenal dengan sebutan Madrasah Muallimin dan Muallimat”.21

Setelah YPM berhasil mendirikan banyak sekolah-sekolah mulai dari kelompok bermain hingga perguruan tinggi. Gedung-gedung sekolah yang dinaungi oleh YPM semakin banyak, yakni ada kurang lebih 38 gedung sekolah dan 1 panti asuhan yang dinaungi oleh Yayasan Pendidikan dan

Sosial Ma’arif. KH. Hasyim Latief berpulang ke rahmatullah pada usianya

yang ke 77 yakni pada selasa 19 April 2005 pukul 12.05.22 KH. Hasyim Latief dimakamkan di komplek YPM Ngelom Sepanjang.

21 Moh. Isa Madjid, Wawancara, Sidoarjo, 07 Februari 2017.

22NU Online, “Tokoh NU KHHasjim Latief Meninggal Dunia”, dalam

(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

3. Peran Pendiri YPM di Nahdlatul Ulama’

KH. Munir Hasyim Latief sangat berperan penting dalam pembangunan pendidikan di wilayah Sidoarjo. Kiai Hayim bahkan banyak berperan juga di non pendidikan misalnya dalam organisasi keagamaan, sosial, politik, kemanusiaan dan lain-lain. Dalam berorganisasi, KH. Hasyim

Latief aktif di organisasi Nahdlatul Ulama’. Nahdlatul Ulama’ didirikan di

Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 M yang bertepatan pada tanggal 16 Rajab 1444 H oleh kalangan ulama yang menamakan dirinya penganut dari Ahlusunnah wal Jama’ah yang dipelopori oleh KH. Hasyim Asy’ari dan KH.

Abdul Wahab Hasbullah.23 Berdirinya Nahdlatul Ulama’ merupakan reaksi terhadap gerakan reformasi dalam kalangan umat Islam Indonesia dan berusaha mempertahankan salah satu dan empat madzhab dalam masalah yang berhubungan dengan fiqih. Dalam hal i’tikad, NU berpegang pada aliran Ahlusunnah wal jama’ah sebagai ajaran Rasulullah bersama para sahabatnya24

KH. Hasyim Latief pernah menjadi Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur pada tahun 1960. Pada waktu itu sering terjadi persaingan antara Ansor dan Pemuda Rakyat yang merupakan organisasi dibawah PKI yang menjadi kekuatan politik pada masa itu. Di Jawa Timur, persaingan da gesekan pun sering terjadi yakni antara NU dan PKI.25 Pada masa itu, PKI berbuat semena-mena untuk bisa mengalahkan eksistensi NU. PKI juga ingin

23 Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2014), 189.

(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

mengalahkan Masyumi dan PNI. Kemudian PKI mengeluarkan undang-undang agraria yang salah satunya mengatur kepemilikan tanah individu tidak boleh lebih dari 5 hektar. Akhirnya reaksi keras pun terjadi di kalangan kiai.

Ketika terjadi pemberontakan PKI tahun 1965, KH. Hasyim Latief menduduki posisi wakil Sekretaris Pengurus Wilayah NU Jawa Timur. Sementara ketua PWNU dipegang oleh KH. Abdullah Shiddiq dan Jabatan Rais Syuriah diamanatkan pada KH Mahrus (Kediri). Pada akhirnya KH. Hasyim Latief terpilih menjadi Wakil Ketua PWNU Jawa Timur dan yang menjadi ketua adalah KH. Abdullah Shiddiq. Prestasi yang semakin menaik, KH. Hasyim Latief pun terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Jawa Timur pada Konferensi Wilayah NU Jawa Timur di Pondok Pesantren Genggong Probolinggo.26 Kiai Hasyim menduduki kekuasaan tertinggi di Jawa Timur yakni menjadi Ketua PWNU Jawa Timur pada periode 1979-1982.27

KH. Hasyim Latief merupakan sosok pendiri Pertanu (Persatuan Tani dan Nelayan NU). Tujuan dari dibentuknya Pertanu untuk melawan gerakan-gerakan PKI yang menggangu rakyat pribumi dalam memiliki tanah yang luas. Pertanu dibentuk pada tahun 1963 yang ditunjuk sebagai Ketua pertanu Jawa Timur adalah Katamsi dan Sukarno menjadi sekretarisnya. Setelah Katamsi wafat, Sukarno pun menggantikannya sebagai Ketua

26 Ibid.

(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

Pertanu. Saat aktif di Pertanu, KH Hasyim Latief mendapat laporan dari warga Bandung bahwa sawah miliknya yang di Jember diserobot oleh PKI. Pada akhirnya Sukarno ditunjuk untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Akhirnya Kiai Hasyim beserta para partai mengikuti sidang selama 3 hari dan berhasil mengembalikan tanah tersebut kepada pemiliknya. Kemudian KH. Hasyim Latief mendapat julukan pemberani.28

KH. Hasyim Latief juga pernah menggagas untuk mengadakan seminar tentang sikap NU. Ia meminta KH. Tolkhah Hasan menjadi pembicaranya dan menyampaikan ke Gus Dur untuk kembali ke Khittah NU 1926. KH. Hasyim Latief juga pernah menjadi figur penting ketika dirumahnya menjadi tempat pertemuan para kiai sepuh untuk membicarakan

perbedaan pendapat antara KH. As’ad Syamsul Arifin dan KH. Idham Chalid

tentang sikap politik NU. Menurut KH. Sahal Mahfudz, KH. Hasyim Latief banyak berperan dalam menyikapi soal itu agar kedua kubu tidak saling bermusuhan yang pada saat itu Idham Chalid tidak setuju NU kembali ke Khittah 1926. Akhirnya setelah berdebat dengan para kiai, muncul kesepakatan bahwa NU kembali ke Khittah 1926.29

B.Perkembangan YPM dan Tokoh YPM

1. Yayasan Kesejahteraan Madrasah (1964 – 1979)

Yayasan Kesejahteraan Madrasah merupakan yayasan yang pertama kali didirikan oleh KH. Hasyim Latief yang bertempat di Wonocolo

(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

Sepanjang. Yayasan ini bertujuan untuk mengumpulkan dana dan melakukan usaha-usaha yang halal guna untuk keperluan madrasah-madrasah Kecamatan Taman. Sebelum menjadi Yayasan Kesejahteraan Madrasah, yayasan ini masih dalam bentuk sekolah-sekolah.

Awal berdirinya yayasan ini pada tanggal 10 September 1961

ditandai dengan adanya penugasan dari Ketua Cabang LP. Ma’arif Kiai Nur

Yahya kepada Kiai Hasyim Latief untuk mendirikan sekolah-sekolah yang berada di Kecamatan Taman. Dengan berat hati tetapi penuh dengan rasa tanggung jawab, Kiai Hasyim Latief dan para sesepuh menerima tugas tersebut. Satu tahun kemudian yakni pada tahun 1962, Kiai Hasyim Latief belum bisa merealisasikan tugas tersebut karena sangat sulit mencari gedung sekolah pada saat itu. Pada waktu itu Kiai Hasyim menemukan lokasi yang ingin dijadikan lembaga pendidikan yakni di kamar pondok yang kosong di sebelah utara komplek Masjid Wonocolo (Masjid Riyadussolihin)

Sepanjang. Meskipun awalnya ta’mir masjid tersebut yakni H. Abdurrahman

melarang adanya kegiatan pendidikan formal di sekitar masjid, Kiai Hasyim dan para sesepuh berjuang untuk mendapatkan izin. Akhirnya izin pun diperolehnya tetapi sistem pengajarannya masih seperti di pesantren yakni duduk bersila. Seperti yang dikatakan oleh Bapak M. Kahfi (57 tahun) selaku Staf YPM bagian pendidikan yakni sebagai berikut : “Sistem pengajaran YPM yang pertama yakni menggunakan sistem seperti pesantren dengan

duduk bersila”.30

(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

Menurut Bapak Isa Madjid (73 tahun) selaku wakil ketua YPM sekaligus sesepuh YPM ini sebagai berikut : “Pada tahun 1963, pak Hasyim Latief dan para sesepuh berinisiatif untuk mendirikan sekolah lanjutan di desa-desa”.31

Pada waktu itu sekolah lanjutan hanya ada di kota-kota besar seperti Surabaya dan lain-lain. Akhirnya pada tahun tersebut berdiri Pendidikan Taman Kanak-kanak yang berlokasi di Wonocolo Gang VI Sepanjang. Kemudian pada tanggal 15 Maret 1964 dibuka Madrasah Tsanawiyah pertama di Kecamatan Taman yakni MMP atau Madrasah Menengah Pertama yang lebih dikenal dengan sebutan Madrasah Muallimin dan Muallimat. Pada saat pembukaan madrasah tersebut dihadiri oleh Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Sidoarjo yakni R. Soedarsono yang berlokasi di komplek Masjid Wonocolo Gang VI Sepanjang. Pada upacara tersebut juga

dihadiri oleh Ketua Wilayah LP. Ma’arif Jawa Timur yakni KH. Zaini Miftah

dari Surabaya. Seperti yang dikatakan oleh Bapak M. Kahfi (57 tahun) yakni sebagai berikut :

“Pada saat peresmian Madrasah yeng berlokasi di Wonocolo didatangi

oleh Kiai Zaini Miftah yang merupakan Ketua LP Ma’arif Jawa Timur”.32

Keberhasilan KH. Hasyim Latief dalam mendirikan 2 sekolah tersebut, ia berinisiatif mendirikan sebuah yayasan untuk mengurus kedua sekolah secara profesional. Pada tanggal 17 September 1964 diresmikannya

(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

sebuah yayasan yang menanungi kedua sekolah tersebut yakni Yayasan Kesejahteraan Madrasah di depan Notaris Goesti Djohan di Surabaya.

Susunan Pengurus pada Yayasan Kesejahteraan Madrasah sesuai dengan Akta Notaris Goesti Djohan Nomer 91 tahun 1964 sebagai berikut:

Ketua : M. Hasjim Latief Wakil Ketua : Moch. Chusri Penulis : Sukarno

Bendahara : Moch. Sjaichoe Effendi.33

Menurut Bapak M. Kahfi (57 tahun) selaku staf YPM bagian pendidikan yakni sebagai berikut :

“Setelah satu tahun berdiri, yaitu pada tahun 1965, MMP menerima siswa angkatan pertama hanya berjumlah 10 orang siswa. Sebagai kepala sekolah pertama, Kiai Hasyim Latief menunjuk Kiai Sholeh Qosim menjadi guru agamanya dan untuk guru umumnya antara lain adalah Suchaimi Fakih, Hamim Niasa, dan lain-lain”.34

Pada angkatan kedua yakni tahun 1966 antusias masyarakat terhadap pendidikan ini pun mulai terbangun. Terbukti dengan jumlah siswa yang masuk meningkat menjadi 80 orang siswa dan kamar bekas pondok tersebut tidak mampu menampung banyaknya siswa yang berminat mengenyam pendidikan lanjutan.

Pada akhirnya yang dipakai untuk menampung siswa tersebut yakni di teras rumah Bapak Abdul Madjid yang merupakan mertua dari Kiai Hasyim. Sebelum tahun 1966 itu pun pengurus yayasan melihat membludaknya siswa yang ingin belajar di sekolah lanjutan, sehingga

33 Akta Notaris Goesti Djohan, Nomer 91 Tahun 1964.

Referensi

Dokumen terkait

Demikianlah peran guru yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam di SD N 3 Sukanegara Tanjung Bintang Lampung Selatan yang telah cukup baik, semoga dapat

Kendala dalam Model Pengembangan Modal Sosial melalui Peran dan Partisipasi POT ( Paguyupan Orang Tua) untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SDI

Oleh karena itu, hasil penelitian ini penting disampaikan di sini guna memberikan pemahaman terkait agenda dakwah dalam bidang sosial-keagamaan (penyebaran doktrin

yang berjudul “Menakar Peran Media Sosial dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Paham Keagamaan Peserta Didik (Studi Kasus di SMK Ma’arif NU Grogol)”

Bentuk pelaksanaan pendidikan yang dilakukan pondok pesantren Al- Asy’ari, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan proses penyebaran Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa

Penguatan Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia : Isu-Isu Penting. Jakarta: Komisi PSE

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) didirikan atas prakarsa beberapa dosen dalam bidang ilmu sosial, administrasi dan manajemen yang berada di Fakultas