PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP
ALOKASI BIAYA PENDIDIKAN ANAK PADA PENGRAJIN
TIKAR DENGAN ORIENTASI ORANG TUA SEBAGAI
VARIABEL
INTERVENING
(Studi Pada Home Industri Tikar Tenun CV Andalan Lamongan)
SKRIPSI
Oleh:
HUSNY RABISTA LUHUNG NIM: C04212016
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Alokasi Biaya Pendidikan Anak Pada Pengrajin Tikar Dengan Orientasi Orang Tua Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Home Industri Tikar Tenun CV Andalan Lamongan)” ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh langsung antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak dan menguji apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak dengan orientasi orang tua sebagai variabel intervening.
Metode penelitian yang digunakan adalah Pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis terhadap hubungan suatu kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis adanya pengaruh pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang tua sebagai variabel intervening. Peneliti menggunakan PASW STATISTICS 18 untuk menguji data penelitian. Penelitian dilakukan pada 75 responden pengrajin yang berada di Home Industri Tikar Tenun CV Andalan Lamongan yang memiliki anak sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh langsung antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin. Karena pendapatan orang tua teralokasi minim untuk biaya anak pengrajin.
Tidak terdapat pengaruh tidak langsung antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin melalui orientasi orang tua sebagai variabel perantara. Orientasi orang tua bukan merupakan suatu variabel intervening, karena nilai koefisien lebih kecil dari nilai koefisien pengaruh pendapatan orang tua terhadap biaya pendidikan anak. Orientasi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya pendidikan anak karena nilai signifikansi < 0,05 dan bernilai koefisien korelasi lebih besar dari koefisien
korelasi pendapatan terhadap biaya pendidikan anak.
Orang tua harus bekerja lebih giat lagi untuk mendapatankan pendapatan yang tinggi dan dapat memberikan alokasi biaya pendidikan kepada anak mereka sesuai dengan yang dibutuhkan anak. Sehingga anak lebih fokus untuk belajar disekolah.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM………. ii
PERNYATAAN KEASLIAN……… iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iv
PENGESAHAN... v A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah……… 7
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian……….. 25
D. Variabel Penelitian……… 27
E. Definisi Operasional………. 27
F. Uji Validitas dan Reliabilitas..………. 32
G. Data dan Sumber Data………. 34
H. Teknik Pengumpulan Data………... 35
I. Teknik Analisis Data……… 37
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Home Industri... 48
B. Gambaran Umum Responden... 55
C. Uji Validitas dan Reliabilitas... 59
D. Analisis Data 1. Uji Normalitas………... 61
2. Uji Multikolonieritas………... 62
3. Uji Heteroskedastisitas………... 63
4. Uji Autokorelasi………... 64
E. Uji Hipotesis... 65
BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Langsung X terhadap Y... 74
B. Pengaruh Tidak Langsung X terhadap Ymelalui M... 76 C. Identifikasi Masing-Masing Variabel... 77
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan………. 80
B. Saran……… 80
DAFTAR PUSTAKA………... 82
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kategori skoring variabel.……… 31
3.2 Rencana Angket Kuisioner pendapatan orang tua... 36
3.3 Rencana Angket Kuisioner Alokasi Biaya Pendidikan Anak dan Orientasi Orang Tua...……….. 36
4.1 Jenis Kelamin Responden...………….. 55
4.2 Usia Responden...………….. 56
4.3 Jenjang Pendidikan Responden..…..………. 57
4.4 Jumlah Tanggungan Anak………….……… 57
4.5 Jenjang Pendidikan Anak.…………..………... 58
4.6 Hasil Uji Validitas Biaya Pendidikan...……... 59
4.7 Hasil Uji Validitas Orientasi Orang Tua... 60
4.8 Hasil Uji Reliabilitas.……..………....… 61
4.9 Hasil Uji Normalitas………... 62
4.10 Hasil Uji Multikolinieritas... 63
4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas...………. 63
4.12 Hasil Uji Autokorelasi...………. 65
4.13 Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Biaya Pendidikan Anak………. 67
4.14 Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Orientasi..………... 68
4.15 Pengaruh Pendapatan Orang Tuaterhadap Biaya Pendidikan Melalui Orientasi Orang Tua... 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Struktur Organisasi CV Andalan Lamongan……….. 50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur
merupakan salah satu cita - cita Indonesia. Sampai hari ini, Indonesia telah
merdeka selama 70 tahun. Namun kenyataan yang ada tidak seperti itu.
Masih banyak rakyat Indonesia yang tidak sejahtera, hal ini di buktikan
bahwa masih tingginya angka kemiskinan yang terdapat di Indonesia.
Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di
daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan
beriklim tropis menyebabkan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian
di bidang pertanian atau bercocok tanam, dengan kata lain pekerjaan
mayoritas masyarakat Indonesia adalah petani.1 Sebagian besar penduduknya
menggantungkan hidup meraka dari sektor pertanian. Pada masa
pemerintahaan presiden Soeharto, Indonesia sukses menjadi negara
swasembada beras yang cukup besar yakni 25,8 juta ton di tahun 1984.
Sehingga harga-harga kebutuhan pokok menjadi murah.2 Akan tetapi
dengan semakin bergantinya roda kepemimpinan sektor pertanian mulai
dikesampingkan. Karena menurut pemerintah sektor pertanian sudah
ketinggalan zaman apabila diutamakan dalam segi pembangunannya.
1Awang brahmantyo dan andreas sukamto, “Tata Niaga Bawang Merah Studi Kasus Desa
Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY”, (artikel penelitian. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2014), 1.
2The president post, “68 Tahun Pencapaian Presiden-Presiden RI”, dalam
2
Akibatnya masyarakat yang masih menggantungkan hidupnya dari sektor
pertanian mulai merasa resah, karena melonjaknya harga-harga pupuk dan
obat-obat pertanian yang tidak sebanding dengan harga jual panen yang
semakin hari semakin menurun.
Dilema tersebut membuat petani mencoba usaha lain agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Salah satu alternatif yang dapat
dijadikan mata pencaharian tambahan disamping bertani yakni home
industri. Home industri mampu menyerap tenaga kerja dan dapat
mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman.
Sedang Industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan
ataupun perusahaan. Singkatnya, Home Industry (atau biasanya ditulis/dieja
dengan “Home Industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga
perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan
ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas
tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha
kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp1.000.000.000. Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun
1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak
langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha
3
berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil
yang dikelola keluarga.3
Home industri tersebut akan menyerap beberapa tenaga kerja. Dengan
penyerapan tenaga kerja tersebut, maka tidak terlepas dengan adanya upah
atau balas jasa atas pekerjaan yang dilakukan. Upah adalah suatu penerimaan
sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja termasuk
tunjangan, baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya.
Apabila upah tersebut dapat mencukupi kebutuhan pokok para karyawan
atau pegawai maka karyawan tersebut akan melanjutkan pekerjaan ini
sebagai pekerjaan utama selain sebagai petani. Karyawan tidak hanya
memenuhi kebutuhan primer saja, mereka juga memiliki tanggungan
pendidikan anak karena itu sudah menjadi kewajiban orang tua untuk
memberikan pendidikan yang lebih tinggi kepada anak mereka agar anak
mereka tidak bodoh seperti orang tua seperti halnya hadist nabi “
ْيَلَعَ ف اِمَُداَرَا ْنَمَو ِمْلِعْلِِ ِْيَلَعَ ف َةَرِخَْْا َداَرَا ْنَمَو ِمْلِعْلِِ ِْيَلَعَ ف اَيْ ندلا َداَرَا ْنَم مِلْسممَو ىِراَخمبْلا ماَوَرُ ِمْلِعْلِِ ِ
)
“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dan Al-Qur’an surat Al-Mujadalah:11
ِسِلَٓجَمۡلٱ ِِ ْاومحسَفَ ت ۡممكَل َليِق اَذِإ ْاأوم َماَء َنيِذلٱ اَه يَأََٓ
4
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.4
Dengan dasar di atas tampak jelaslah bahwa pendidikan anak adalah
wajib. Oleh karena itu orang tua berusaha semaksimal mungkin untuk
membiayai pendidikan anak mereka. Pandangan tersebut yang menjadi dasar
orang tua untuk bekerja lebih keras agar pendidikan anak dapat tercapat
setinggi-tingginya. Orang tua berharap anaknya dapat sukses dan melebihi
apa yang telah dicapai orang tua. Pandangan orang tua bahwa untuk mencari
rezeki itu sangatlah susah dan penuh dengan perjuangan. Orang tua
berorientasi kalau anak tersebut memiliki pendidikan yang tinggi, maka
hidup mereka akan berubah sesuai dengan dalil al-qu’an diatas. Orientasi
adalah (1). Peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan
sebagainya) yang tepat dan benar (2). Pandangan yang mendasari pikiran,
perhatian atau kecenderungan.5
Karena itu pendidikan memegang peranan penting. Pemerintah telah
menetapkan pendidikan belajar 9 tahun, yang berarti setiap orang berhak
mendapatkan pendidikan minimal selama 9 tahun. Apabila dihitung
menggunakan kelas, seorang warga negara Indonesia berhak untuk
mendapatkan pendidikan sampai pada kelas IX atau 3 SMP. Namun, apabila
kita lihat dan kita sesuaikan dengan kondisi Indonesia yang sudah serba
4Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro,
2011), 543.
5
canggih sekarang ini, pendidikan 9 tahun itu masih sangat kurang. Biaya
pendidikan masih terbilang mahal, sehingga hanya masyarakat yang
memiliki uang yang cukup yang hanya bisa menikmati pendidikan.
Sedangkan nasib rakyat yang berekonomi rendah, patut dipertanyakan.
Seharusnya biaya pendidikan selama 9 tahun itu dibiayai sepenuhnya oleh
pemerintah, namun hal itu belum terdapat disemua sekolah di Indonesia.
Hanya di beberapa tempat tertentu saja, namun itu juga masih belum dapat
dikatakan baik, ada saja biaya tambahan ini dan itu.
Untuk mengatasi masalah biaya pendidikan tersebut, home industri
dapat dijadikan alternatif untuk menambal biaya pendidikan yang semakin
hari semakin mahal. Salah satu bentuk home industri yang dapat dijadikan
tujuan bekerja yakni home industri tikar tenun di Lamongan. Badri
menyebutkan bahwa setiap hari rata-rata mencapai 1.000 lembar tikar yang
melibatkan sekitar 2.000 tenaga kerja di perdesaan. Umumnya tenaga
penenun adalah para petani yang menenun di sela-sela kegiatan bertani,
sehingga ATBM-nya dibawa ke rumah masing-masing. “Seorang penenun
bisa merampungkan 10 lembar tikar dalam jangka 3 hari dengan upah
Rp60.000,” kata Badri. Sedangkan para pekerja bidang pemintalan mauupun
penggulungan benang serta penjahitan tikar banyak dilakukan di tempat
produksi di Kota Lamongan.6 Sistem pengupahan yang ada di home industri
tikar tenun tersebut adalah menggunakan sistem pengupahan borongan.
Keuntungan dari sistem ini yakni tidak diperlukannya pengawasan yang
6Bappeda Jatim, “Tikar Lipat Lamongan Serap 2000 Pekerja”, dalam
6
ketat, para pekerja seakan-sakan didik agar percaya pada diri sendiri dan
bertanggung jawab. kelebihan sistem ini bagi pengrajin yakni mudah dalam
pelaksanaannya dan mudah mengerti dalam menghitung upah mereka.7
Dari beberapa home industri tikar tenun yang ada di Lamongan, peneliti
mengambil studi kasus di home industri tikar tenun CV Andalan Lamongan.
Karena CV Andalan Lamongan memberikan upah kepada karyawan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki para karyawan sehingga dapat
meringankan beban karyawan untuk mengatasi masalah biaya pendidikan
tersebut.
Dengan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok
sehari-hari dari hasil bekerja di home industri tikar tenun CV Andalan
Lamongan, apakah cukup untuk memenuhi biaya pendidikan anak yang
semakin tahun bertambah mahal?. Penulis tergerak untuk meneliti kejadian
menarik ini. Penelitian ini menjadi menarik untuk diteliti yakni apakah
tingkat pengupahan pada home industri tikar tenun ditambah dengan
pendapatan lain-lain tersebut mampu membantu memenuhi biaya pendidikan
anak karyawan secara penuh atau hanya sebagian kecilnya saja. Apakah
terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap biaya pendidikan
anak pengrajin dengan orientasi orang tua sebagai variabel intervening.
7G. Kartasapoetra et all , Administrasi Perusahaan Industri, (Jakarta: BUMI AKSARA, 1987),
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan
masalah, antara lain:
1. Apakah terdapat pengaruh langsung antara pendapatan orang tua terhadap
alokasi biaya pendidikan anak pengrajin tikar di home industri tikar tenun
CV Andalan Lamongan?
2. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara pendapatan orang tua
terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin tikar dengan orientasi
orang tua sebagai variabel intervening di home industri tikar tenun CV
Andalan Lamongan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditarik beberapa tujuan
penelitian, antara lain:
1. Mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung antara pendapatan orang
tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin di home industri
tikar tenun CV Andalan Lamongan.
2. Mengetahui apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara pendapatan
orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin dengan
orientasi orang tua sebagai variabel intervening di home industri tikar
8
D. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Secara teoritis diharapkan dapat menambah literatur ekonomi mikro
dalam mengetahui kesejahteraan pendidikan anak pengerajin home
industri. Khususnya home industri CV Andalan Lamongan.
2. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat mengetahui bahwa
pendapatan orang tua dapat menunjang alokasi biaya pendidikan anak
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Pendapatan
a) Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan semua penerimaan seseorang sebagai
balas jasanya dalam proses produksi. Balas jasa tersebut bisa berupa
upah, bunga, sewa, maupun, laba tergantung pada faktor produksi
pada yang dilibatkan dalam proses produksi.1
Definisi lain dari pendapatan adalah sejumlah dana yang
diperolah dari pemanfaatan faktor produksi yang dimiliki. Sumber
pendapatan tersebut meliputi:2
1) Sewa kekayaan yang digunakan oleh orang lain, misalnya
menyewakan rumah, tanah.
2) Upah atau gaji karena bekerja kepada orang lain ataupun
menjadi pegawai negeri.
3) Bunga karena menanamkan modal di bank ataupun perusahaan,
misalnya mendepositokan uang di bank dan membeli saham.
4) Hasil dari usaha wiraswasta, misalnya berdagang, bertenak,
mendirikan perusahaan, ataupun bertani.
Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh
seseorang dari perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga dan
1 Yuliana sudremi, Pengetahuan Sosial Ekonomi kelas X, (Jakarta: Bumi Aksara 2007), 133. 2 Suyanto, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki
10
laba termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan
pensiun. Sehingga berdasarkan pengertian diatas indikator
pendapatan orang tua adalah besarnya pendapatan yang diterima
orang tua siswa tiap bulannya.3
Masyarakat yang mempunyai penghasilan yang kecil, hasil dari
pekerjaannya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk
keluarga yang berpenghasilan menengah mereka lebih terarah kepada
pemenuhan kebutuhan pokok yang layak seperti makan, pakaian,
perumahan, pendidikan dan lain-lain. Sedangkan keluarga yang
berpenghasilan tinggi dan berkecukupan mereka akan memenuhi
segala keinginan yang mereka inginkan termasuk keinginan untuk
menyekolahkan anak mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Masyarakat membutuhkan pembiayaan yang tidak kecil untuk
menyekolahkan anaknya, sehingga membutuhkan suatu pengorbanan
pendidikan. Pengorbanan pendidikan itu dianggap sebagai suatu
investasi di masa depan. Pembiayaan yang dialokasikan untuk
pendidikan tidak semata-semata bersifat konsumtif, tetapi lebih
merupakan suatu investasi dalam rangka meningkatkan kapasitas
tenaga kerja untuk menghasilkan barang dan jasa. Pendidikan di
sekolah merupakan salah satu bagian investasi dalam rangka
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.4
11
b) Kriteria pendapatan
Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS,
2014) membedakan pendapatan menjadi 4 golongan adalah:5
1) Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan
rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan
2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata
antara Rp. 2.500.000,00 – s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan
3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata
antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan
4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata
1.500.000,00 per bulan
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar
anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan
pokoknya, misalnya makan, minum, pakaian, perlindungan kesehatan,
juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu
hanya dapat terpenuhi jika orang tua mempunyai cukup uang. Jika
anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak
kurang terpenuhi sehingga belajar anak terganggu. Akibat yang lain
anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak. merasa minder
dengan temannya, hal ini juga pasti akan mengganggu belajar anak.6
5 BPS, “Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP) per bulan (dalam rupiah)” dalam https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/917 diakses pada 28 Maret 2016
12
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan orang tua adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh
seseorang baik yang berasal dari keterlibatan langsung dalam proses
produksi atau tidak, yang dapat diukur dengan uang dan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan pada
suatu keluarga dalam satu bulan.7
2. Alokasi Biaya Pendidikan
Menurut kamus besar bahas Indonesia, Alokasi adalah penentuan
banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu keperluan. Biaya
(cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan luas, yakni semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik
dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan
dengan uang).8 Menurut Harsono Biaya pendidikan adalah semua
pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan penyelenggaraan
pendidikan.9 Sedangkan menurut Undang-undang nomor 20 Tahun 2003
dijelaskan bahwa dana pendidikan adalah seluruh pengeluaran yang
berupa sumber daya (input) baik berupa barang maupun berupa uang yang
ditujukan untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar.10 Jadi
alokasi biaya pendidikan adalah penentuan banyaknya biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan pendidikan.
13
Dalam teori maupun praktik pembiayaan pendidikan, dikenal
beberapa kategori biaya pendidikan. Pertama biaya langsung (direct cost)
dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung adalah segala
bentuk pengeluaran yang secara langsung menunjang dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan biaya tidak langsung adalah
pengeluaran yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan
akan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di
Sekolah.11
Biaya pendidikan dapat dikategorikan kedalam: biaya langsung
(direct cost), biaya tak langsung (indirect cost), dan privat cost.12
a. Biaya langsung (direct cost)
Biaya pendidikan langsung merupakan biaya penyelenggaraan
pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga
siswa. Biaya langsung, berwujud dalam bentuk pengeluaran yang
Secara langsung digunakan untuk membiayai penyelenggaraan PBM,
gaji guru dan pegawai lainnya, buku, bahan perlengkapan, dan biaya
perawatan.
b. Biaya tak langsung (indirect cost)
Biaya tak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang
dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan
sekolah, biaya ini dikeluarkan tidak langsung digunakan oleh lembaga
pendidikan, melainkan dikeluarkan oleh keluarga, anak, atau orang
11 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), 23.
12 Dadang Suhardan. Riduwan. Enas, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
14
yang menanggung biaya peserta didik yang mengikuti pendidikan.
Biaya tak langsung merupakan biaya hidup yang menunjang
kelancaran pendidikannya. Misalnya ongkos angkutan, pondokan,
biaya makan sehari-hari, dan biaya kesehatan.
c. Private Cost
Private Cost merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan
oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar anaknya. Misalnya
keluarga membayar guru les private supaya anaknya pandai bahasa
inggris dan matematika, keluarga juga mengeluarkan uang tambahan
supaya anak pandai menggunakan computer.
3. Orientasi orang tua
Menurut kamus besar Indonesia, orientasi adalah peninjauan untuk
menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar;
atau juga dapat diartikan pandangan yang mendasari pikiran, perhatian
atau kecenderungan. Jadi orientasi orang tua adalah pandangan yang
mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan kepada anak-anak
mereka untuk hal-hal yang positif.13
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia”. Selanjutnya ia juga menjelaskan
bahwa melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan
15
dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan melalui inderanya, yaitu
indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.14
Pengertian lain tentang persepsi adalah cara-cara individu
menginterpretasikan informasi yang diperoleh didasarkan atas
pemahaman individu itu sendiri.
Persepsi orang tua terhadap pendidikan formal anak berpengaruh
dengan kebutuhan dan tujuan hidup serta pengalaman mereka di masa
lampau. Pemberian pendidikan pada anak diamati di dalam keluarga,
keluarga merupakan tempat pertama sebagai sumber sosialisasi bagi anak.
Bentuknya bisa melalui perhatian, karena dengan perhatian yang baik,
anak akan merasa dibutuhkan dan berharga dalam keluarga. Anak akan
menganggap bahwa keluarga merupakan bagian dari dirinya yang sangat
dibutuhkan dalam segala hal.
Sebaliknya hubungan yang kurang harmonis antara orang tua dan
anak akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak. Tidak jarang
anak terjerumus ke hal-hal negatif dengan alasan orang tua kurang
memberikan perhatian kepada anak. Orang tua mempunyai peran yang
strategis dalam membentuk keperibadian anak, jika yang berperan besar
dalam pengaturan pendidikan dan sifat anak adalah orang tua, diharapkan
penanaman nilai-nilai kepada anak akan tepat, karena mereka mengetahui
apa yang dibutuhkan oleh anak mereka.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi orientasi orang tua
yakni:
16
a. Faktor pendidikan orang tua
Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua,
rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya situasi
dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi hasil belajar anak”.
Di samping itu, faktor keadaan rumah juga. turut mempengaruhi
keberhasilan belajar. Besar kecilnya rumah tempat tinggal, ada atau
tidak peralatan/media belajar seperti papan tulis, gambar, peta, ada
atau tidak kamar atau meja belajar, dan sebagainya, semuanya itu
juga turut menentukan keberhasilan belajar seseorang.15
Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di sekolah bergantung
pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga. Pendidikan
keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak
selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam
keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.16
Tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap
perkembangan ruhaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan
pendidikannya. Hal tersebut dimungkinkan karena semakin tinggi
tingkat pendidikan yang dimiliki oleh orang tua maka akan semakin
tinggi tingkat pengetahuannya dan akan semakin luas pola pikirnya.17
15 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 59.
16 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset,
2007), 79.
17
Kematangan emosional orang tua sangatlah mempengaruhi
keadaan perkembangan anak. Keadaan dan kematangan emosional
orang tua mempengaruhi serta menentukan taraf pemuasan
kebutuhan-kebutuhan psikologis yang penting pada anak dalam
kehidupannya dalam keluarga. Dan taraf pemuasan kebutuhan
psikologis itu akan pula mempengaruhi dan menentukan proses
pendewasaan anak tersebut.18
b. Faktor Dukungan Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.
Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi
pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan
yang dialami anak di sekolah. Dorongan dan pengertian dari orang
tua sangat dibutuhkan oleh anak dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan belajarnya. Orang tua diharapkan dapat membantu ataupun
memberikan nasehat ketika anak mengalami kesulitan.19
Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan
anaknya, misalnya acuh tak acuh dan tidak memperhatikan sama
sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anak
dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan
apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah
kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
18
belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang dalam
belajar dan lain-lain.20
c. Faktor Kemampuan orang tua
Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap
perkembangan anak-anak, apabila kita perhatikan bahwa dengan
adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi
anak di dalam keluarganya lebih luas, ia mendapat kesempatan yang
lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang
tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada prasarananya.21
Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting karena
belajar dan kelangsungannya memerlukan biaya. Misalnya untuk
membeli alat-alat, uang sekolah dan biaya-biaya lainnya.22
4. Pengertian Home Industri
Industri rumah tangga adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam
skala kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu. Home berarti
rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedang Industri, dapat
diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan.
Singkatnya, Home Industry (atau biasanya ditulis/dieja dengan “Home
Industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil.
20 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, 61.
19
Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini
dipusatkan di rumah.23
Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil
adalah milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung
dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha
perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home Industri juga
dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori
usaha kecil yang dikelola keluarga.
Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah ini
adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang
berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang di
sekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun dalam skala yang tidak terlalu
besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak langsung membuka
lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga di kampung
halamannya. Dengan begitu, usaha perusahaan kecil ini otomatis dapat
membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka
pengangguran.
Beberapa manfaat dan keutamaan nyata yang dapat diperoleh dari
pertumbuhan industri rumah tangga secara khusus untuk tingkat
kesejahteraan masyarakat adalah sebagai berikut :24
23 Gita Rosalita Armela dan Anita Damayantie, “Peran Ptpn Vii Dalam Pemberdayaan Home
20
a. Pembukaan lapangan kerja baru.
b. Pembentuk dan penguat jaringan sosial budaya dan ekonomi
lokal.
c. Pendorong percepatan siklus finansial.
d. Memperpendek kesenjangan sosial masyarakat.
e. Mengurangi tingkat kriminalitas.
f. Alat penganekaragaman sumber daya alam dan manusia
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
1. Dalam penelitian Wiwit Febriana Sari (2015) yang berjudul “Pengaruh
Pendapatan Orang Tua, Lingkungan Sosial, Potensi Diri Dan Informasi
Perguruan Tinggi Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan
Tinggi Pada Siswa Kelas Xii Akuntansi Smk Negeri 1 Kebumen.”
Variabel pendapatan orang tua yang digunakan adalah besarnya
pendapatan orang tua yang diterima setiap bulan. Alat analisis yang
digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh antara pendapatan orang tua,
lingkungan sosial, potensi diri dan informasi perguruan tinggi terhadap
minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi siswa kelas XII Akuntansi
SMK Negeri 1 Kebumen sebesar 46,70 %.25
Persamaan penelitian ini yakni sama-sama menguji besarnya tingkat
pendapatan orang tua terhadap pendidikan anak.
25 Wiwit Febriana Sari, “Pengaruh Pendapatan Orang Tua, Lingkungan Sosial, Potensi Diri Dan Informasi Perguruan Tinggi Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa
21
Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah pendapatan orang tua
menguji terhadap alokasi biaya pendidikan anak melalui orientasi orang
tua sebagai variabel intervening.
2. Dalam penelitian Agus Setiawan (2012) yang berjudul “Pengaruh
Pendapatan Orang Tua Dan Prestasi Belajar Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke
Perguruan Tinggi Siswa Smk N 7 Yogyakarta Tahun 2012/2013.”
Variabel bebas yang digunakan yakni pendapatan orang tua, prestasi
belajar dan variabel terikatnya adalah minat melanjutkan studi. Alat
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendapatan orang tua memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi pada siswa kompetensi keahlian administrasi
perkantoran SMK N 7 Yogyakarta dan SE = 29,0%.26
Persamaan penelitian ini yakni sama-sama menguji besarnya tingkat
pendapatan orang tua terhadap pendidikan anak.
Perbedaan penelitian ini yakni pendapatan orang tua menguji terhadap
alokasi biaya pendidikan anak melalui orientasi orang tua sebagai variabel
intervening.
3. Dalam penelitian Puji Astuti (2012) yang berjudul “Pengaruh Orientasi
Orang Tua Terhadap Pendidikan, Tingkat Pendidikan Dan Dukungan
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswakelas Xi Ips
26Agus Setiawan, “Pengaruh Pendapatan Orang Tua Dan Prestasi Belajar Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Smk N
22
Semester Ganjil Sma Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Ajaran
2011/2012.” Variabel orientasi orang tua terhadap Pendidikan yakni
tindakan, sikap, usaha, visi dan misi yang akan dicapai. Alat analisis yang
digunakan adalah teknik analisis path analysis. Hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa Ada pengaruh orientasi orang tua terhadap pendidikan
terhadap dukungan orang tua siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA
Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012. Dengan
kata lain, jika orientasi orang tua terhadap pendidikan baik maka
dukungan orang tua terhadap anak juga akan baik, begitu juga
sebaliknya.27
Persamaan dari penelitian ini yakni orientasi orang tua mempengaruhi
pendidikan anak.
Perbedaan penelitian ini yakni pendapatan orang tua menguji terhadap
alokasi biaya pendidikan anak melalui orientasi orang tua sebagai variabel
intervening.
4. Dalam penelitian Soraya (2013) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan
Pendidikan Oleh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X
Sma Negeri.” Variabel biaya pendidikan yang digunakan adalah Biaya
langsung (direct cost), Biaya tak langsung (indirect cost), Private Cost.
Alat analisis yang digunakan yakni metode asosiatif. Hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan oleh orang tua memberikan
pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
27 Puji Astuti, “Pengaruh Orientasi Orang Tua Terhadap Pendidikan, Tingkat Pendidikan Dan Dukungan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswakelas Xi Ips Semester Ganjil Sma
23
angket yang mewakili ke tiga indikator dalam variabel pembiayaan
pendidikan oleh orang tua yang menunjukan adanya pengaruh biaya
langsung yang dikeluarkan oleh orang tua yaitu 77,89%, biaya tak
langsung yang dikeluarkan oleh orang tua 61,69% dan private cost yang
dikeluarkan oleh orang tua 55,11%.28
Perbedaan dengan penelitian terdahulu yakni indikator alokasi biaya
pendidikan yang digunakan adalah Biaya langsung (direct cost), Biaya tak
langsung (indirect cost), Private Cost. Akan tetapi yang membedakan
variabel bebasnya yakni adalah pendapatan orang tua.
C. Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
1. Terdapat pengaruh antara pendapatan orang terhadap alokasi biaya
pendidikan anak pengrajin di home industri tikar tenun CV Andalan
Lamongan.
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap
alokasi biaya pendidikan anak pengrajin di home industri tikar
tenun CV Andalan Lamongan.
28Soraya, “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan Oleh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas X Sma Negeri”, (artikel penelitian, UNIVERSITAS TANJUNGPURA, Pontianak, 2013)
Alokasi Biaya
Pendidikan
Pendapatan
24
Ha: Terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap
alokasi biaya pendidikan anak pengrajin di home industri tikar
tenun CV Andalan Lamongan.
2. Terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya
pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang tua sebagai variabel
intervening di home industri tikar tenun CV Andalan Lamongan.
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap
alokasi biaya pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang
tua sebagai variabel intervening di home industri tikar tenun
CV Andalan Lamongan.
Ha: Terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap
alokasi biaya pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang
tua sebagai variabel intervening di home industri tikar tenun
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis
terhadap hubungan suatu kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
hipotesis adanya pengaruh pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya
pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang tua sebagai variabel
intervening.
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, jenis penelitian ini termasuk dalam
jenis deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menguji hipotesis
penelitian dan menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian
ini dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada responden guna
mendapatkan data-data yang diperlukan. Dan selanjutnya data-data tersebut
akan dikelola di PASW STATISTICS 18.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Home Industri tikar tenun CV Andalan
Lamongan selama bulan april sampai dengan juni 2015
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,
26
kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Dengan demikian
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin pada Home Industri
tikar tenun CV Andalan Lamongan yang berjumlah 300 orang. Karena
keterbatasan kemampuan biaya dan waktu, maka penelitian ini dilakukan
dengan cara sampling
2. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian sampel. Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.1 Berdasarkan ukuran
sampel yang akan diteliti dari suatu populasi dapat digunakan rumus
pendekatan Slovin sebagai berikut :2
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen Kelonggaran Ketidaktelitian (10%)
Berdasarkan rumus pendekatan Slovin diatas, maka yang menjadi
sampel dalam penelitian ini sebanyak :
1
Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 231.
2
27
Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 75
responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah Simple Random Sampling. Peneliti nanti akan memilih secara acak
anggota populasi dari seluruh karyawan home industri CV Andalan
Lamongan.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas, yaitu variabel yang menentukan arah atau perubahan
tertentu pada variabel tergantung, sementara variabel bebas berada pada
posisi yang lepas dari pengaruh variabel tergantung. Biasanya variabel
bebas ini di beri tanda (X). Pada penelitian ini adalah pendapatan orang
tua. Sedangkan objek penelitiannya adalah pengrajin atau karyawan.
2. Variabel intervening (M) adalah variabel yang menghubungkan pengaruh
antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam penelitian
ini yang digunakan sebagai variabel intervening adalah orientasi orang
tua.
3. Variabel tergantung atau terikat, variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Biasanya variabel terikat ini di beri tanda (Y). Pada penelitian ini
yaitu alokasi biaya pendidikan anak, sedangkan objek penelitiannya
adalah pengrajin atau karyawan.
E. Definisi Operasional
Berdasarkan model hipotesis diatas yang telah dipaparkan, maka secara
28
variabel penelitian itu adalah sebagai berikut:
1.Variabel Bebas (X)
Pendapatan merupakan semua penerimaan seseorang sebagai balas
jasanya dalam proses produksi. Balas jasa tersebut bisa berupa upah,
bunga, sewa, maupun, laba tergantung pada faktor produksi pada yang
dilibatkan dalam proses produksi Indikator dari pendapatan orang tua
adalah sebagai berikut: Indikator pendapatan orang tua adalah besarnya
pendapatan yang diterima orang tua tiap bulannya.
Cara mengukur tingkat pendapatan orang tua yaitu berdasarkan data
yang di peroleh dari BPS, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan
rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan
b. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata
antara Rp. 2.500.000,00 – s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan
c. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata
antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan
d. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata
1.500.000,00 per bulan
2.Variabel intervening (M)
Orientasi orang tua adalah pandangan yang mendasari pikiran,
perhatian atau kecenderungan kepada anak-anak mereka untuk hal-hal
yang positif. Tanggung jawab orang tua tidak terbatas pada persoalan
fisik saja, tapi juga bagaimana mereka dapat membimbing dan
29
mampu menciptakan keharmonisan rumah tangga dalam kehidupan
sehari-hari dan mengajari anak agar dapat bersosialisasi baik dengan
masyarakat sekitar, dapat pula memberikan dorongan atau motivasi pada
anak-anaknya agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
Indikator dari variabel ini adalah :
a. Faktor pendidikan orang tua
Faktor personal itu sendiri merupakan faktor yang berasal dari
kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa
yang kita maksud sebagai karakteristik orang yang memberikan
respons pada stimulus tersebut termasuk dalam hal ini adalah
pendidikan.
b. Faktor dukungan orang tua
Dukungan dari orang tua sangatlah berperan besar dalam
pendidikan anak. Orang tua yang mendukung pendidikan anak, maka
anak akan semangat untuk belajar.
c. Faktor kemampuan orang tua
Faktor kemampuan orang tua yang termasuk kedalam faktor
ekonomi, turut mempengaruhi bagi orang tua untuk menyekolahkan
anaknya. Hal ini sangat beralasan karena walaupun persepsi orang tua
terhadap pendidikan baik, jika orang tua tidak punya uang untuk
menyekolahkan anak, maka semua itu terasa sia-sia
3.Variabel terikat (Y)
Alokasi adalah penentuan banyaknya uang (biaya) yang disediakan
30
pengeluaran yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan. Jadi
alokasi biaya pendidikan adalah banyaknya biaya yang disediakan untuk
keperluan pendidikan. Indikator dari variabel alokasi biaya pendidikan
adalah sebagai berikut:
a. Biaya langsung (direct cost)
Seperti: Biaya iuran rutin sekolah/SPP, buku-buku pelajaran
dan alat tulis, biaya/uang pembangunan atau sarana pendukung
proses belajar mengajar lainnya.
b. Biaya tak langsung (indirect cost)
Seperti: Biaya transportasi, Uang saku/jajan, biaya kesehatan,
biaya alat perlengkapan sekolah (tas, seragam, sepatu), biaya
kontrakan/kos.
c. Private Cost
Seperti: Biaya bimbingan belajar, kursus atau les.
4.Skala pengukuran
Dalam penelitian konsep harus di hubungkan dengan realita dan untuk
itu harus dilakukan dengan cara memberikan angka pada objek atau
kejadian yang sedang diamati menurut aturan tertentu. Jadi dapat
dikatakan bahwa pengukuran bertujuan untuk mendapatkan deskripsi
yang tepat dari konsep-konsep yang telah di berikan.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukana panjang pendeknya interval yang ada dalam
alat ukur, sehingga alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan
31
yang digunakan adalah skala likert. Skala likert adalah digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok
orang.
Data diolah dengan menggunakan skala likert dengan jawaban atas
pertanyaan yaitu skala nilai 1-5. Nilai yang dimaksud adalah skor atas
jawaban responden, dimana nilai yang digunakan peneliti adalah sebagai
berikut Skala yang digunakan dalam data ini menggunakan skala likert.
Tabel 3.1
Kategori skoring variabel
No Kategori skor
1 Sangat setuju 5
2 setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Ciri khas dari skala likert adalah bahwa makin tinggi skor yang
diperoleh oleh seorang responden merupakan indikasi bahwa responden
tersebut sikapnya makin positif terhadap obyek yang ingin diteliti oleh
32
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji validitas
Uji validitas adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengukur variabel yang ada.3 Sebuah instrumen
dikatakan valid jika mampu mengukur yang dinginkan oleh peneliti, serta
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat dan
tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
dikumpulkan tidak menyimpang dari gambar tentang variabel yang
dimaksud.4 Cara pengujian validitas dengan menghitung korelasi antara
skor masing-masing pertanyaan dan skor total dengan menggunakan
rumus korelasi Product Moment. Teknik korelasi Product Moment ini
digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan
dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan
sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.5 Teknik
analisis data product moment dengan angka kasar digunakan untuk
menemukan pengaruh gaji terhadap tingkat kesejahteraan pengrajin atau
karyawan pada industry tikar tenun CV Andalan Lamongan. Valid
tidaknya suatu item instrument dapat diketahui dengan membandingkan
indeks Korelasi Product Moment atau r hitung dengan nilai kritisnya dan
rumus Product Moment yang digunakan adalah sebagai berikut:
3
Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian, Metode Penelitian dan Survei.( Yogyakarta: LP3ES. 1989), 122.
4
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek, 168-169.
5
33
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
N = Jumblah responden atau sampel
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi
yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk
menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam
penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya
dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05,
adapun ketentuan suatu item dikatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel,dan
sebaliknya jika r hitung < r tabel, maka item tersebut tidak valid.6 Atau lebih
dari 0,30.
2. Uji reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan.7 Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
6
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi 2 (Semarang; Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2002,) 135.
7
34
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cornbach, yaitu sebagai
berikut:8
Keterangan:
R11 = Reliabilitas instrument
K = Banyaknya pertanyaan
Σσb2 = Jumlah varians butir
σt2 = Varians total
Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Kriteria suatu
instrumen penelitian dikatakan reliabel, bila nilai alpha lebih besar dari r
kritis product moment, atau menggunakan batasan kurang dari 0,60. Uji
ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
G. Data dan Sumber Data
1. Data primer
Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli (tidak melalui media perantra). Dalam hal ini peneliti menyebar
angket kepada responden yaitu sebagian para pengrajin atau karyawan
home industri tikar tenun CV Andalan Lamongan.
8
35
2. Data sekunder
Sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh hak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan histories yang
telah tersusun dalam arsif (data dokumenter) yang dipublikasiakn dan
yang tidak dipublikasikan. Dalam hal ini peneliti mengadakan pencatatan
terhadap dokumen-dokumen perusahaan yang mengenai struktur
organisasi, arah perusahaan,lokasi, dan lain-lain.
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode interview atau wawancara
Interview adalah teknik pengumpuan data untuk mendapat informasi
dengan cara melalukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang
bersangkutan dengan menggunakan interview guide atau panduan
wawancara, bahwa ynag dimaksud wawancara itu adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamkan
interview guide.
2. Metode kuesioner
Metode kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan
yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh
36
petugas atau ke peneliti.9 Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti
menyebarkan kuesioner (angket) pada pengrajin pada Home Industri tikar
tenun CV Andalan Lamongan. Dalam penelitian ini yang digunakan
adalah angket tertutup yakni angket yang menghendaki jawaban pendek
yang diberikan dengan mencantumkan tanda tertentu. Dengan kata lain
metode yang digunakan adalah angket langsung berupa pilihan yaitu
angket yang butir pertanyaannya ingin menggali informasi dari semua
siswa mengenai pendapat responden, dimana jawaban pertanyaan tersebut
telah tersedia. Sebelum pembuatan angket maka terlebih dahulu harus
membuat “blueprint” yang biasanya disebut dengan rancangan pembuat
angket, didalamnya meliputi variabel angket, indikator dan sub indikator.
Adapun rancangan indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Rancangan Angket Kuisioner Pendapatan Orang Tua
Variabel Indikator Sub Indikator No item
Pendapatan Orang tua
1. Pendapatan 1.1. pendapatan per bulan
(Upah Home Industri) 1.2. Pendapatan Lain-lain
1
Tabel 3.3
Rancangan Angket Kuisioner Alokasi Biaya Pendidikan dan Orientasi Orang Tua (lanjutan)
Variabel Indikator Sub Indikator
No item
37
Variabel Indikator Sub Indikator No item
2.3. Biaya Uang Saku 7
4. Faktor Pendidikan 4.1. bimbingan kepada anak
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi
data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan
untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika
analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan
normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang
38
sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang
digunakan adalah statistik nonparametrik.10 Dalam pembahasan ini
akan digunakan uji one kolmogorov-smirnov dengan menggunakan
taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
Rumus uji Kolmogorov-Smirnov, adalah sebagai berikut.
Syarat Hipotesis yang digunakan :
H0 : Distribusi variabel mengikuti distribusi normal
H1 : Distribusi variabel tidak mengikuti distribusi normal
Statistik Uji yang digunakan :
Dimana :
Fo(Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif relatif dari
distribusi teoritis dalam kondisi H0
Sn(Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan
sebanyak n
Kemudian membandingkan nilai D terhadap nilai D pada tabel
Kolmogorof Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan
keputusan dalam uji ini adalah
Jika D ≤ D tabel maka Terima H0
Jika D > D tabel maka Tolak H0
Keputusan juga dapat diambil dengan berdasarkan nilai
Kolmogorof Smirnov Z, jika KSZ ≤ Zα maka Terima H0, demikian
10
39
juga sebaliknya. Dalam perhitungan menggunakan software komputer
keputusan atas hipotesis yang diajukan dapat menggunakan nilai
signifikansi (Asymp.significance). Jika nilai signifikansinya lebih
kecil dari α maka Tolak H0 demikian juga sebaliknya.11
b. Uji multikoliniearitas
Uji multikoliniearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya
hubungan liniear antara variabel independen dalam model regresi.
Persyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa
digunakan, diantaranya 1) dengan melihat nilai inflation factor (VIF)
pada model regresi, 2) dengan membandingkan nilai koefisien
determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak
(R2), dan 3) dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index.
Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan
melihat nilai inflation factor (VIP) pada model regresi. Pada
umumnya jika VIF lebih besar dari 0,5, maka variabel tersebut
mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas
lainnya.12
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu
adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan
11
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabet, 2011), 156-159.
12
40
pada model regresi. Prasarat yang harus terpenuhi dalam model
regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa
metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu uji park, uji
glesjer, melihat pola grafik regresi, dan uji koefisien korelasi
spearman.13
Dimana
d1 = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua
karakteristik yang berbeda dari individu atau
fenomena ke i.
n = banyaknya individu atau fenomena yang diberi
rank.
Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk
mendeteksi heteroskedastisitas sebagai berikut:
Yi = β0 + β1Xi + ui
Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis, kita bisa
menerima hipotesis adanya heteroskedastisitas, kalau tidak kita bisa
menolaknya. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rs
dapat dihitung antara ei dan tiap variabel X secara terpisah dan dapat
diuji untuk tingkat penting secara statistik dengan pengujian t.
13
41
d. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi
antara residu pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada
model regresi. Prasarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering
digunakan adalah dengan uji durbin-wat-son (uji DW) dengan
ketentuan sebagai berikut:14
1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL), maka
hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol
diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantaranya (4-dU) dan
(4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai
du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik durban watson
yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel
yang menjelaskan. Rumus uji durbin watson yakni:
Keterangan:
d = nilai Durbin-Watson
e = residual
14
42
2. Uji Hipotesis
Analisis Jalur (Path Analysis) merupakan pengembangan dari
analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk
khusus dari analisis jalur (regretion is special case of path analysis). Oleh
karena itu, sebelum mempelajari analisis jalur, maka terlebih dahulu harus
dipahami konsep dasar analisi regresi dan korelasi.15
Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model
hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk
hubungan interaktif /reciprocal). Dengan demikian dalam model
hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel independen yang
dalam hal ini disebut variabel eksogen (Exogenous), dan variabel
dependen yang disebut variabel endogen (endogenous). Melalui analisis
jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat
suatu variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir.
Penggunaan analisis jalur dalam analisis data penlitian didasarkan
pada beberapa asumsi sebagai berikut.
1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier
aditif dan kausal.
2) Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel yang
mendahuluinya, dan tidak juga berkorelasi dengan variabel yang
lain.
3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur
kausal/sebab akibat searah.
15
43
4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan
berasal dari sumber yang sama.
Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,
maka peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang dalam
hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur tersebut disusun berdasarkan
kerangka berfikir yang dikembangakan dari teori yang digunakan unutk
penelitian. Pada penelitian ini menggunakan diagram jalur yang sederhana
karena variabel independennya hanya ada satu.16
Pada gambar diagram diatas ditunjukkan diagram jalur sederhana.
Ditunjukkan X merupakan variabel independen (eksogen) dari M dan Y.
X mempunyai jalur hubungan tidak langsung dengan Y, tetapi juga
mempunyai jalur hubungan tidak langsung dengan Y, karena harus
melewati M. Dalam hal ini M dan Y merupakan variabel endogen.
Koefisien dalam korelasi, arah dan kuatnya hubungan antar variabel
ditunjukkan dengan koefisien korelasi. Arah hubungan adalah positif dan
negatif, sedangkan kuatnya hubungan ditunjukkan dengan besar-kecilnya
44
angka korelasi. Koefisien korelasi yang mendekati angka 1 berarti kedua
variabel mempunyai hubungan kuat atau sempurna.
Dalam analisis jalur terdapat koefisien jalur. Koefisien jalur
menunjukkan kuatnya pengaruh variabel independen terhadap dependen.
Bila koefisien jalur rendah, dan angkanya dibawah 0,05, maka pengaruh
jalur tersebut dianggap rendah. Angka koefisien korelasi bertanda positif
(+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat
berbanding lurus, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh
peningkatan variabel lain. Angka koefisien korelasi bertanda negatif (-)
menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat
berbanding terbalik. Artinya peningkatan satu variabel belum tentu
diikuti oleh peningkatan variabel lain.
Hubungan jalur antar variabel dalam diagram jalur adalah hubungan
korelasi, oleh karena itu perhitungan angka koefisien jalur menggunakan
standar skor z. Pada setiap variabel eksogen tidak dipengaruhi oleh
variabel-variabel yang lain dalam diagram, sehingga yang ada hanyalah
suku residualnya yang diberi notasi e. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel residual. Tetapi pada variabel dependen/endogen, karena
sebenarnya banyak variabel eksogen yang mempengaruhi, maka
perhitungannya selain memperhatikan variabel eksogen yang
mempengaruhi langsung juga residualnya/erronya (e). Untuk dasar
45
Keterangan : P21;P31;P32 adalah koefisien jalur dari X menuju M,
dari X menuju Y, dari M menuju Y dan seterusnya. Pada gambar diatas
variabel X adalah variabel eksogen. Jika variabel-variabel dituliskan
dalam bentuk angka baku z, maka z untuk ariabel eksogen/independen ini
adalah z1 yang hanya dinyatakan oleh suku residual e1 saja. Variabel M
yang tergantung pada variabel X, juga tergantung pada residual e2 dengan
koefisien jalur P21. Persamaannya yang dinyatakan dalam bentuk angka
baku z adalah z2 = P21z1 + e2. Jika diteruskan untuk variabel lain dalam
diagram jalur tersebut maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
z1 = e1
z2 = P21z1 + e2
z3 = P31z1 + P32z2 + e3
Setelah koefisien jalur yang merupakan koefisien korelasi rij dapat
dihitung. Karena harga-harga variabel dinyatakan dalam angka baku z,
maka untuk n buah pengamatan rumus untuk menghitung koefisien jalur
adalah seperti berikut.
Rumus 9.1
P
32P
21M
Y
X
46
Berdasarkan rumus tersebut, selanjutnya dapat dihitung
koefisien-koefisien jalurnya.
a) Mencari harga P21 dengan Rumus 9.1
dimana z2 = P21z1+e2
Karena dan (syarat residual tidak
berkorelasi), maka r21 = P21
b) Mencari harga P31 dengan Rumus 9.1
dimana z3 = P31z1 + P32z2 + e3
Karena , dan
(syarat e3 tidak berkorelasi dengan variabel dalam
persamaan), maka r31=P31+P32r12
c) Mencari harga P32 dengan Rumus 9.1
47
Karena , , dan
(syarat e3 tidak berkorelasi dengan variabel dalam