• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP ALOKASI BIAYA PENDIDIKAN ANAK PADA PENGRAJIN TIKAR DENGAN ORIENTASI ORANG TUA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING : STUDI PADA HOME INDUSTRI TIKAR TENUN CV ANDALAN LAMONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP ALOKASI BIAYA PENDIDIKAN ANAK PADA PENGRAJIN TIKAR DENGAN ORIENTASI ORANG TUA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING : STUDI PADA HOME INDUSTRI TIKAR TENUN CV ANDALAN LAMONGAN."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP

ALOKASI BIAYA PENDIDIKAN ANAK PADA PENGRAJIN

TIKAR DENGAN ORIENTASI ORANG TUA SEBAGAI

VARIABEL

INTERVENING

(Studi Pada Home Industri Tikar Tenun CV Andalan Lamongan)

SKRIPSI

Oleh:

HUSNY RABISTA LUHUNG NIM: C04212016

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Alokasi Biaya Pendidikan Anak Pada Pengrajin Tikar Dengan Orientasi Orang Tua Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Home Industri Tikar Tenun CV Andalan Lamongan)” ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh langsung antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak dan menguji apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak dengan orientasi orang tua sebagai variabel intervening.

Metode penelitian yang digunakan adalah Pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis terhadap hubungan suatu kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis adanya pengaruh pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang tua sebagai variabel intervening. Peneliti menggunakan PASW STATISTICS 18 untuk menguji data penelitian. Penelitian dilakukan pada 75 responden pengrajin yang berada di Home Industri Tikar Tenun CV Andalan Lamongan yang memiliki anak sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh langsung antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin. Karena pendapatan orang tua teralokasi minim untuk biaya anak pengrajin.

Tidak terdapat pengaruh tidak langsung antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin melalui orientasi orang tua sebagai variabel perantara. Orientasi orang tua bukan merupakan suatu variabel intervening, karena nilai koefisien lebih kecil dari nilai koefisien pengaruh pendapatan orang tua terhadap biaya pendidikan anak. Orientasi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya pendidikan anak karena nilai signifikansi < 0,05 dan bernilai koefisien korelasi lebih besar dari koefisien

korelasi pendapatan terhadap biaya pendidikan anak.

Orang tua harus bekerja lebih giat lagi untuk mendapatankan pendapatan yang tinggi dan dapat memberikan alokasi biaya pendidikan kepada anak mereka sesuai dengan yang dibutuhkan anak. Sehingga anak lebih fokus untuk belajar disekolah.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM………. ii

PERNYATAAN KEASLIAN……… iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iv

PENGESAHAN... v A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah……… 7

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. 25

B. Waktu dan Tempat Penelitian……….. 25

(8)

D. Variabel Penelitian……… 27

E. Definisi Operasional………. 27

F. Uji Validitas dan Reliabilitas..………. 32

G. Data dan Sumber Data………. 34

H. Teknik Pengumpulan Data………... 35

I. Teknik Analisis Data……… 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Home Industri... 48

B. Gambaran Umum Responden... 55

C. Uji Validitas dan Reliabilitas... 59

D. Analisis Data 1. Uji Normalitas………... 61

2. Uji Multikolonieritas………... 62

3. Uji Heteroskedastisitas………... 63

4. Uji Autokorelasi………... 64

E. Uji Hipotesis... 65

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Langsung X terhadap Y... 74

B. Pengaruh Tidak Langsung X terhadap Ymelalui M... 76 C. Identifikasi Masing-Masing Variabel... 77

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan………. 80

B. Saran……… 80

DAFTAR PUSTAKA………... 82

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kategori skoring variabel.……… 31

3.2 Rencana Angket Kuisioner pendapatan orang tua... 36

3.3 Rencana Angket Kuisioner Alokasi Biaya Pendidikan Anak dan Orientasi Orang Tua...……….. 36

4.1 Jenis Kelamin Responden...………….. 55

4.2 Usia Responden...………….. 56

4.3 Jenjang Pendidikan Responden..…..………. 57

4.4 Jumlah Tanggungan Anak………….……… 57

4.5 Jenjang Pendidikan Anak.…………..………... 58

4.6 Hasil Uji Validitas Biaya Pendidikan...……... 59

4.7 Hasil Uji Validitas Orientasi Orang Tua... 60

4.8 Hasil Uji Reliabilitas.……..………....… 61

4.9 Hasil Uji Normalitas………... 62

4.10 Hasil Uji Multikolinieritas... 63

4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas...………. 63

4.12 Hasil Uji Autokorelasi...………. 65

4.13 Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Biaya Pendidikan Anak………. 67

4.14 Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Orientasi..………... 68

4.15 Pengaruh Pendapatan Orang Tuaterhadap Biaya Pendidikan Melalui Orientasi Orang Tua... 69

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Struktur Organisasi CV Andalan Lamongan……….. 50

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur

merupakan salah satu cita - cita Indonesia. Sampai hari ini, Indonesia telah

merdeka selama 70 tahun. Namun kenyataan yang ada tidak seperti itu.

Masih banyak rakyat Indonesia yang tidak sejahtera, hal ini di buktikan

bahwa masih tingginya angka kemiskinan yang terdapat di Indonesia.

Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan

beriklim tropis menyebabkan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian

di bidang pertanian atau bercocok tanam, dengan kata lain pekerjaan

mayoritas masyarakat Indonesia adalah petani.1 Sebagian besar penduduknya

menggantungkan hidup meraka dari sektor pertanian. Pada masa

pemerintahaan presiden Soeharto, Indonesia sukses menjadi negara

swasembada beras yang cukup besar yakni 25,8 juta ton di tahun 1984.

Sehingga harga-harga kebutuhan pokok menjadi murah.2 Akan tetapi

dengan semakin bergantinya roda kepemimpinan sektor pertanian mulai

dikesampingkan. Karena menurut pemerintah sektor pertanian sudah

ketinggalan zaman apabila diutamakan dalam segi pembangunannya.

1Awang brahmantyo dan andreas sukamto, “Tata Niaga Bawang Merah Studi Kasus Desa

Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY”, (artikel penelitian. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2014), 1.

2The president post, “68 Tahun Pencapaian Presiden-Presiden RI”, dalam

(12)

2

Akibatnya masyarakat yang masih menggantungkan hidupnya dari sektor

pertanian mulai merasa resah, karena melonjaknya harga-harga pupuk dan

obat-obat pertanian yang tidak sebanding dengan harga jual panen yang

semakin hari semakin menurun.

Dilema tersebut membuat petani mencoba usaha lain agar dapat

memenuhi kebutuhan hidup mereka. Salah satu alternatif yang dapat

dijadikan mata pencaharian tambahan disamping bertani yakni home

industri. Home industri mampu menyerap tenaga kerja dan dapat

mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman.

Sedang Industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan

ataupun perusahaan. Singkatnya, Home Industry (atau biasanya ditulis/dieja

dengan “Home Industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga

perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan

ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas

tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha

kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan

paling banyak Rp1.000.000.000. Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun

1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak

langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha

(13)

3

berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil

yang dikelola keluarga.3

Home industri tersebut akan menyerap beberapa tenaga kerja. Dengan

penyerapan tenaga kerja tersebut, maka tidak terlepas dengan adanya upah

atau balas jasa atas pekerjaan yang dilakukan. Upah adalah suatu penerimaan

sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja termasuk

tunjangan, baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya.

Apabila upah tersebut dapat mencukupi kebutuhan pokok para karyawan

atau pegawai maka karyawan tersebut akan melanjutkan pekerjaan ini

sebagai pekerjaan utama selain sebagai petani. Karyawan tidak hanya

memenuhi kebutuhan primer saja, mereka juga memiliki tanggungan

pendidikan anak karena itu sudah menjadi kewajiban orang tua untuk

memberikan pendidikan yang lebih tinggi kepada anak mereka agar anak

mereka tidak bodoh seperti orang tua seperti halnya hadist nabi “

ْيَلَعَ ف اِمَُداَرَا ْنَمَو ِمْلِعْلِِ ِْيَلَعَ ف َةَرِخَْْا َداَرَا ْنَمَو ِمْلِعْلِِ ِْيَلَعَ ف اَيْ ندلا َداَرَا ْنَم مِلْسممَو ىِراَخمبْلا ماَوَرُ ِمْلِعْلِِ ِ

)

“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR. Bukhori dan Muslim)

Dan Al-Qur’an surat Al-Mujadalah:11

ِسِلَٓجَمۡلٱ ِِ ْاومحسَفَ ت ۡممكَل َليِق اَذِإ ْاأوم َماَء َنيِذلٱ اَه يَأََٓ

(14)

4

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.4

Dengan dasar di atas tampak jelaslah bahwa pendidikan anak adalah

wajib. Oleh karena itu orang tua berusaha semaksimal mungkin untuk

membiayai pendidikan anak mereka. Pandangan tersebut yang menjadi dasar

orang tua untuk bekerja lebih keras agar pendidikan anak dapat tercapat

setinggi-tingginya. Orang tua berharap anaknya dapat sukses dan melebihi

apa yang telah dicapai orang tua. Pandangan orang tua bahwa untuk mencari

rezeki itu sangatlah susah dan penuh dengan perjuangan. Orang tua

berorientasi kalau anak tersebut memiliki pendidikan yang tinggi, maka

hidup mereka akan berubah sesuai dengan dalil al-qu’an diatas. Orientasi

adalah (1). Peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan

sebagainya) yang tepat dan benar (2). Pandangan yang mendasari pikiran,

perhatian atau kecenderungan.5

Karena itu pendidikan memegang peranan penting. Pemerintah telah

menetapkan pendidikan belajar 9 tahun, yang berarti setiap orang berhak

mendapatkan pendidikan minimal selama 9 tahun. Apabila dihitung

menggunakan kelas, seorang warga negara Indonesia berhak untuk

mendapatkan pendidikan sampai pada kelas IX atau 3 SMP. Namun, apabila

kita lihat dan kita sesuaikan dengan kondisi Indonesia yang sudah serba

4Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro,

2011), 543.

(15)

5

canggih sekarang ini, pendidikan 9 tahun itu masih sangat kurang. Biaya

pendidikan masih terbilang mahal, sehingga hanya masyarakat yang

memiliki uang yang cukup yang hanya bisa menikmati pendidikan.

Sedangkan nasib rakyat yang berekonomi rendah, patut dipertanyakan.

Seharusnya biaya pendidikan selama 9 tahun itu dibiayai sepenuhnya oleh

pemerintah, namun hal itu belum terdapat disemua sekolah di Indonesia.

Hanya di beberapa tempat tertentu saja, namun itu juga masih belum dapat

dikatakan baik, ada saja biaya tambahan ini dan itu.

Untuk mengatasi masalah biaya pendidikan tersebut, home industri

dapat dijadikan alternatif untuk menambal biaya pendidikan yang semakin

hari semakin mahal. Salah satu bentuk home industri yang dapat dijadikan

tujuan bekerja yakni home industri tikar tenun di Lamongan. Badri

menyebutkan bahwa setiap hari rata-rata mencapai 1.000 lembar tikar yang

melibatkan sekitar 2.000 tenaga kerja di perdesaan. Umumnya tenaga

penenun adalah para petani yang menenun di sela-sela kegiatan bertani,

sehingga ATBM-nya dibawa ke rumah masing-masing. “Seorang penenun

bisa merampungkan 10 lembar tikar dalam jangka 3 hari dengan upah

Rp60.000,” kata Badri. Sedangkan para pekerja bidang pemintalan mauupun

penggulungan benang serta penjahitan tikar banyak dilakukan di tempat

produksi di Kota Lamongan.6 Sistem pengupahan yang ada di home industri

tikar tenun tersebut adalah menggunakan sistem pengupahan borongan.

Keuntungan dari sistem ini yakni tidak diperlukannya pengawasan yang

6Bappeda Jatim, “Tikar Lipat Lamongan Serap 2000 Pekerja”, dalam

(16)

6

ketat, para pekerja seakan-sakan didik agar percaya pada diri sendiri dan

bertanggung jawab. kelebihan sistem ini bagi pengrajin yakni mudah dalam

pelaksanaannya dan mudah mengerti dalam menghitung upah mereka.7

Dari beberapa home industri tikar tenun yang ada di Lamongan, peneliti

mengambil studi kasus di home industri tikar tenun CV Andalan Lamongan.

Karena CV Andalan Lamongan memberikan upah kepada karyawan sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki para karyawan sehingga dapat

meringankan beban karyawan untuk mengatasi masalah biaya pendidikan

tersebut.

Dengan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok

sehari-hari dari hasil bekerja di home industri tikar tenun CV Andalan

Lamongan, apakah cukup untuk memenuhi biaya pendidikan anak yang

semakin tahun bertambah mahal?. Penulis tergerak untuk meneliti kejadian

menarik ini. Penelitian ini menjadi menarik untuk diteliti yakni apakah

tingkat pengupahan pada home industri tikar tenun ditambah dengan

pendapatan lain-lain tersebut mampu membantu memenuhi biaya pendidikan

anak karyawan secara penuh atau hanya sebagian kecilnya saja. Apakah

terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap biaya pendidikan

anak pengrajin dengan orientasi orang tua sebagai variabel intervening.

7G. Kartasapoetra et all , Administrasi Perusahaan Industri, (Jakarta: BUMI AKSARA, 1987),

(17)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan

masalah, antara lain:

1. Apakah terdapat pengaruh langsung antara pendapatan orang tua terhadap

alokasi biaya pendidikan anak pengrajin tikar di home industri tikar tenun

CV Andalan Lamongan?

2. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara pendapatan orang tua

terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin tikar dengan orientasi

orang tua sebagai variabel intervening di home industri tikar tenun CV

Andalan Lamongan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditarik beberapa tujuan

penelitian, antara lain:

1. Mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung antara pendapatan orang

tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin di home industri

tikar tenun CV Andalan Lamongan.

2. Mengetahui apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara pendapatan

orang tua terhadap alokasi biaya pendidikan anak pengrajin dengan

orientasi orang tua sebagai variabel intervening di home industri tikar

(18)

8

D. Kegunaan Hasil Penelitian

1. Secara teoritis diharapkan dapat menambah literatur ekonomi mikro

dalam mengetahui kesejahteraan pendidikan anak pengerajin home

industri. Khususnya home industri CV Andalan Lamongan.

2. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat mengetahui bahwa

pendapatan orang tua dapat menunjang alokasi biaya pendidikan anak

(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Pendapatan

a) Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan semua penerimaan seseorang sebagai

balas jasanya dalam proses produksi. Balas jasa tersebut bisa berupa

upah, bunga, sewa, maupun, laba tergantung pada faktor produksi

pada yang dilibatkan dalam proses produksi.1

Definisi lain dari pendapatan adalah sejumlah dana yang

diperolah dari pemanfaatan faktor produksi yang dimiliki. Sumber

pendapatan tersebut meliputi:2

1) Sewa kekayaan yang digunakan oleh orang lain, misalnya

menyewakan rumah, tanah.

2) Upah atau gaji karena bekerja kepada orang lain ataupun

menjadi pegawai negeri.

3) Bunga karena menanamkan modal di bank ataupun perusahaan,

misalnya mendepositokan uang di bank dan membeli saham.

4) Hasil dari usaha wiraswasta, misalnya berdagang, bertenak,

mendirikan perusahaan, ataupun bertani.

Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh

seseorang dari perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga dan

1 Yuliana sudremi, Pengetahuan Sosial Ekonomi kelas X, (Jakarta: Bumi Aksara 2007), 133. 2 Suyanto, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki

(20)

10

laba termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan

pensiun. Sehingga berdasarkan pengertian diatas indikator

pendapatan orang tua adalah besarnya pendapatan yang diterima

orang tua siswa tiap bulannya.3

Masyarakat yang mempunyai penghasilan yang kecil, hasil dari

pekerjaannya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk

keluarga yang berpenghasilan menengah mereka lebih terarah kepada

pemenuhan kebutuhan pokok yang layak seperti makan, pakaian,

perumahan, pendidikan dan lain-lain. Sedangkan keluarga yang

berpenghasilan tinggi dan berkecukupan mereka akan memenuhi

segala keinginan yang mereka inginkan termasuk keinginan untuk

menyekolahkan anak mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Masyarakat membutuhkan pembiayaan yang tidak kecil untuk

menyekolahkan anaknya, sehingga membutuhkan suatu pengorbanan

pendidikan. Pengorbanan pendidikan itu dianggap sebagai suatu

investasi di masa depan. Pembiayaan yang dialokasikan untuk

pendidikan tidak semata-semata bersifat konsumtif, tetapi lebih

merupakan suatu investasi dalam rangka meningkatkan kapasitas

tenaga kerja untuk menghasilkan barang dan jasa. Pendidikan di

sekolah merupakan salah satu bagian investasi dalam rangka

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.4

(21)

11

b) Kriteria pendapatan

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS,

2014) membedakan pendapatan menjadi 4 golongan adalah:5

1) Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan

rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan

2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata

antara Rp. 2.500.000,00 – s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan

3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata

antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata

1.500.000,00 per bulan

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar

anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan

pokoknya, misalnya makan, minum, pakaian, perlindungan kesehatan,

juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,

penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu

hanya dapat terpenuhi jika orang tua mempunyai cukup uang. Jika

anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak

kurang terpenuhi sehingga belajar anak terganggu. Akibat yang lain

anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak. merasa minder

dengan temannya, hal ini juga pasti akan mengganggu belajar anak.6

5 BPS, “Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/UMP) per bulan (dalam rupiah)” dalam https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/917 diakses pada 28 Maret 2016

(22)

12

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

pendapatan orang tua adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh

seseorang baik yang berasal dari keterlibatan langsung dalam proses

produksi atau tidak, yang dapat diukur dengan uang dan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan pada

suatu keluarga dalam satu bulan.7

2. Alokasi Biaya Pendidikan

Menurut kamus besar bahas Indonesia, Alokasi adalah penentuan

banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu keperluan. Biaya

(cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan luas, yakni semua jenis

pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik

dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan

dengan uang).8 Menurut Harsono Biaya pendidikan adalah semua

pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan penyelenggaraan

pendidikan.9 Sedangkan menurut Undang-undang nomor 20 Tahun 2003

dijelaskan bahwa dana pendidikan adalah seluruh pengeluaran yang

berupa sumber daya (input) baik berupa barang maupun berupa uang yang

ditujukan untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar.10 Jadi

alokasi biaya pendidikan adalah penentuan banyaknya biaya yang

dikeluarkan untuk keperluan pendidikan.

(23)

13

Dalam teori maupun praktik pembiayaan pendidikan, dikenal

beberapa kategori biaya pendidikan. Pertama biaya langsung (direct cost)

dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung adalah segala

bentuk pengeluaran yang secara langsung menunjang dalam

penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan biaya tidak langsung adalah

pengeluaran yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan

akan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di

Sekolah.11

Biaya pendidikan dapat dikategorikan kedalam: biaya langsung

(direct cost), biaya tak langsung (indirect cost), dan privat cost.12

a. Biaya langsung (direct cost)

Biaya pendidikan langsung merupakan biaya penyelenggaraan

pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga

siswa. Biaya langsung, berwujud dalam bentuk pengeluaran yang

Secara langsung digunakan untuk membiayai penyelenggaraan PBM,

gaji guru dan pegawai lainnya, buku, bahan perlengkapan, dan biaya

perawatan.

b. Biaya tak langsung (indirect cost)

Biaya tak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang

dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan

sekolah, biaya ini dikeluarkan tidak langsung digunakan oleh lembaga

pendidikan, melainkan dikeluarkan oleh keluarga, anak, atau orang

11 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000), 23.

12 Dadang Suhardan. Riduwan. Enas, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,

(24)

14

yang menanggung biaya peserta didik yang mengikuti pendidikan.

Biaya tak langsung merupakan biaya hidup yang menunjang

kelancaran pendidikannya. Misalnya ongkos angkutan, pondokan,

biaya makan sehari-hari, dan biaya kesehatan.

c. Private Cost

Private Cost merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan

keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan

oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar anaknya. Misalnya

keluarga membayar guru les private supaya anaknya pandai bahasa

inggris dan matematika, keluarga juga mengeluarkan uang tambahan

supaya anak pandai menggunakan computer.

3. Orientasi orang tua

Menurut kamus besar Indonesia, orientasi adalah peninjauan untuk

menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar;

atau juga dapat diartikan pandangan yang mendasari pikiran, perhatian

atau kecenderungan. Jadi orientasi orang tua adalah pandangan yang

mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan kepada anak-anak

mereka untuk hal-hal yang positif.13

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau

informasi ke dalam otak manusia”. Selanjutnya ia juga menjelaskan

bahwa melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan

(25)

15

dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan melalui inderanya, yaitu

indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.14

Pengertian lain tentang persepsi adalah cara-cara individu

menginterpretasikan informasi yang diperoleh didasarkan atas

pemahaman individu itu sendiri.

Persepsi orang tua terhadap pendidikan formal anak berpengaruh

dengan kebutuhan dan tujuan hidup serta pengalaman mereka di masa

lampau. Pemberian pendidikan pada anak diamati di dalam keluarga,

keluarga merupakan tempat pertama sebagai sumber sosialisasi bagi anak.

Bentuknya bisa melalui perhatian, karena dengan perhatian yang baik,

anak akan merasa dibutuhkan dan berharga dalam keluarga. Anak akan

menganggap bahwa keluarga merupakan bagian dari dirinya yang sangat

dibutuhkan dalam segala hal.

Sebaliknya hubungan yang kurang harmonis antara orang tua dan

anak akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak. Tidak jarang

anak terjerumus ke hal-hal negatif dengan alasan orang tua kurang

memberikan perhatian kepada anak. Orang tua mempunyai peran yang

strategis dalam membentuk keperibadian anak, jika yang berperan besar

dalam pengaturan pendidikan dan sifat anak adalah orang tua, diharapkan

penanaman nilai-nilai kepada anak akan tepat, karena mereka mengetahui

apa yang dibutuhkan oleh anak mereka.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi orientasi orang tua

yakni:

(26)

16

a. Faktor pendidikan orang tua

Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya

penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua,

rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya situasi

dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi hasil belajar anak”.

Di samping itu, faktor keadaan rumah juga. turut mempengaruhi

keberhasilan belajar. Besar kecilnya rumah tempat tinggal, ada atau

tidak peralatan/media belajar seperti papan tulis, gambar, peta, ada

atau tidak kamar atau meja belajar, dan sebagainya, semuanya itu

juga turut menentukan keberhasilan belajar seseorang.15

Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di sekolah bergantung

pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga. Pendidikan

keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak

selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam

keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di

sekolah maupun di masyarakat.16

Tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap

perkembangan ruhaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan

pendidikannya. Hal tersebut dimungkinkan karena semakin tinggi

tingkat pendidikan yang dimiliki oleh orang tua maka akan semakin

tinggi tingkat pengetahuannya dan akan semakin luas pola pikirnya.17

15 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 59.

16 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset,

2007), 79.

(27)

17

Kematangan emosional orang tua sangatlah mempengaruhi

keadaan perkembangan anak. Keadaan dan kematangan emosional

orang tua mempengaruhi serta menentukan taraf pemuasan

kebutuhan-kebutuhan psikologis yang penting pada anak dalam

kehidupannya dalam keluarga. Dan taraf pemuasan kebutuhan

psikologis itu akan pula mempengaruhi dan menentukan proses

pendewasaan anak tersebut.18

b. Faktor Dukungan Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.

Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi

pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan

yang dialami anak di sekolah. Dorongan dan pengertian dari orang

tua sangat dibutuhkan oleh anak dalam menghadapi

kesulitan-kesulitan belajarnya. Orang tua diharapkan dapat membantu ataupun

memberikan nasehat ketika anak mengalami kesulitan.19

Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan

anaknya, misalnya acuh tak acuh dan tidak memperhatikan sama

sekali kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anak

dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak

menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan

apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah

kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam

(28)

18

belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang dalam

belajar dan lain-lain.20

c. Faktor Kemampuan orang tua

Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap

perkembangan anak-anak, apabila kita perhatikan bahwa dengan

adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi

anak di dalam keluarganya lebih luas, ia mendapat kesempatan yang

lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang

tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada prasarananya.21

Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting karena

belajar dan kelangsungannya memerlukan biaya. Misalnya untuk

membeli alat-alat, uang sekolah dan biaya-biaya lainnya.22

4. Pengertian Home Industri

Industri rumah tangga adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam

skala kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu. Home berarti

rumah, tempat tinggal, ataupun kampung halaman. Sedang Industri, dapat

diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan.

Singkatnya, Home Industry (atau biasanya ditulis/dieja dengan “Home

Industri”) adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil.

20 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, 61.

(29)

19

Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini

dipusatkan di rumah.23

Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

adalah milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung

dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha

perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home Industri juga

dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori

usaha kecil yang dikelola keluarga.

Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah ini

adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga yang

berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa orang di

sekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun dalam skala yang tidak terlalu

besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak langsung membuka

lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga di kampung

halamannya. Dengan begitu, usaha perusahaan kecil ini otomatis dapat

membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka

pengangguran.

Beberapa manfaat dan keutamaan nyata yang dapat diperoleh dari

pertumbuhan industri rumah tangga secara khusus untuk tingkat

kesejahteraan masyarakat adalah sebagai berikut :24

23 Gita Rosalita Armela dan Anita Damayantie, “Peran Ptpn Vii Dalam Pemberdayaan Home

(30)

20

a. Pembukaan lapangan kerja baru.

b. Pembentuk dan penguat jaringan sosial budaya dan ekonomi

lokal.

c. Pendorong percepatan siklus finansial.

d. Memperpendek kesenjangan sosial masyarakat.

e. Mengurangi tingkat kriminalitas.

f. Alat penganekaragaman sumber daya alam dan manusia

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Dalam penelitian Wiwit Febriana Sari (2015) yang berjudul “Pengaruh

Pendapatan Orang Tua, Lingkungan Sosial, Potensi Diri Dan Informasi

Perguruan Tinggi Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan

Tinggi Pada Siswa Kelas Xii Akuntansi Smk Negeri 1 Kebumen.”

Variabel pendapatan orang tua yang digunakan adalah besarnya

pendapatan orang tua yang diterima setiap bulan. Alat analisis yang

digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh antara pendapatan orang tua,

lingkungan sosial, potensi diri dan informasi perguruan tinggi terhadap

minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi siswa kelas XII Akuntansi

SMK Negeri 1 Kebumen sebesar 46,70 %.25

Persamaan penelitian ini yakni sama-sama menguji besarnya tingkat

pendapatan orang tua terhadap pendidikan anak.

25 Wiwit Febriana Sari, “Pengaruh Pendapatan Orang Tua, Lingkungan Sosial, Potensi Diri Dan Informasi Perguruan Tinggi Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa

(31)

21

Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah pendapatan orang tua

menguji terhadap alokasi biaya pendidikan anak melalui orientasi orang

tua sebagai variabel intervening.

2. Dalam penelitian Agus Setiawan (2012) yang berjudul “Pengaruh

Pendapatan Orang Tua Dan Prestasi Belajar Kompetensi Keahlian

Administrasi Perkantoran Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke

Perguruan Tinggi Siswa Smk N 7 Yogyakarta Tahun 2012/2013.”

Variabel bebas yang digunakan yakni pendapatan orang tua, prestasi

belajar dan variabel terikatnya adalah minat melanjutkan studi. Alat

analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendapatan orang tua memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi pada siswa kompetensi keahlian administrasi

perkantoran SMK N 7 Yogyakarta dan SE = 29,0%.26

Persamaan penelitian ini yakni sama-sama menguji besarnya tingkat

pendapatan orang tua terhadap pendidikan anak.

Perbedaan penelitian ini yakni pendapatan orang tua menguji terhadap

alokasi biaya pendidikan anak melalui orientasi orang tua sebagai variabel

intervening.

3. Dalam penelitian Puji Astuti (2012) yang berjudul “Pengaruh Orientasi

Orang Tua Terhadap Pendidikan, Tingkat Pendidikan Dan Dukungan

Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswakelas Xi Ips

26Agus Setiawan, “Pengaruh Pendapatan Orang Tua Dan Prestasi Belajar Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Smk N

(32)

22

Semester Ganjil Sma Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Ajaran

2011/2012.” Variabel orientasi orang tua terhadap Pendidikan yakni

tindakan, sikap, usaha, visi dan misi yang akan dicapai. Alat analisis yang

digunakan adalah teknik analisis path analysis. Hasil penelitian ini

disimpulkan bahwa Ada pengaruh orientasi orang tua terhadap pendidikan

terhadap dukungan orang tua siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA

Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah Tahun Ajaran 2011/2012. Dengan

kata lain, jika orientasi orang tua terhadap pendidikan baik maka

dukungan orang tua terhadap anak juga akan baik, begitu juga

sebaliknya.27

Persamaan dari penelitian ini yakni orientasi orang tua mempengaruhi

pendidikan anak.

Perbedaan penelitian ini yakni pendapatan orang tua menguji terhadap

alokasi biaya pendidikan anak melalui orientasi orang tua sebagai variabel

intervening.

4. Dalam penelitian Soraya (2013) yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan

Pendidikan Oleh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X

Sma Negeri.” Variabel biaya pendidikan yang digunakan adalah Biaya

langsung (direct cost), Biaya tak langsung (indirect cost), Private Cost.

Alat analisis yang digunakan yakni metode asosiatif. Hasil penelitian ini

disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan oleh orang tua memberikan

pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil

27 Puji Astuti, “Pengaruh Orientasi Orang Tua Terhadap Pendidikan, Tingkat Pendidikan Dan Dukungan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswakelas Xi Ips Semester Ganjil Sma

(33)

23

angket yang mewakili ke tiga indikator dalam variabel pembiayaan

pendidikan oleh orang tua yang menunjukan adanya pengaruh biaya

langsung yang dikeluarkan oleh orang tua yaitu 77,89%, biaya tak

langsung yang dikeluarkan oleh orang tua 61,69% dan private cost yang

dikeluarkan oleh orang tua 55,11%.28

Perbedaan dengan penelitian terdahulu yakni indikator alokasi biaya

pendidikan yang digunakan adalah Biaya langsung (direct cost), Biaya tak

langsung (indirect cost), Private Cost. Akan tetapi yang membedakan

variabel bebasnya yakni adalah pendapatan orang tua.

C. Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

1. Terdapat pengaruh antara pendapatan orang terhadap alokasi biaya

pendidikan anak pengrajin di home industri tikar tenun CV Andalan

Lamongan.

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap

alokasi biaya pendidikan anak pengrajin di home industri tikar

tenun CV Andalan Lamongan.

28Soraya, “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan Oleh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kelas X Sma Negeri”, (artikel penelitian, UNIVERSITAS TANJUNGPURA, Pontianak, 2013)

Alokasi Biaya

Pendidikan

Pendapatan

(34)

24

Ha: Terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap

alokasi biaya pendidikan anak pengrajin di home industri tikar

tenun CV Andalan Lamongan.

2. Terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya

pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang tua sebagai variabel

intervening di home industri tikar tenun CV Andalan Lamongan.

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap

alokasi biaya pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang

tua sebagai variabel intervening di home industri tikar tenun

CV Andalan Lamongan.

Ha: Terdapat pengaruh antara pendapatan orang tua terhadap

alokasi biaya pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang

tua sebagai variabel intervening di home industri tikar tenun

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

terhadap hubungan suatu kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

hipotesis adanya pengaruh pendapatan orang tua terhadap alokasi biaya

pendidikan anak pengrajin dengan orientasi orang tua sebagai variabel

intervening.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, jenis penelitian ini termasuk dalam

jenis deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menguji hipotesis

penelitian dan menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian

ini dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada responden guna

mendapatkan data-data yang diperlukan. Dan selanjutnya data-data tersebut

akan dikelola di PASW STATISTICS 18.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Home Industri tikar tenun CV Andalan

Lamongan selama bulan april sampai dengan juni 2015

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,

(36)

26

kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Dengan demikian

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin pada Home Industri

tikar tenun CV Andalan Lamongan yang berjumlah 300 orang. Karena

keterbatasan kemampuan biaya dan waktu, maka penelitian ini dilakukan

dengan cara sampling

2. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian sampel. Sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.1 Berdasarkan ukuran

sampel yang akan diteliti dari suatu populasi dapat digunakan rumus

pendekatan Slovin sebagai berikut :2

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persen Kelonggaran Ketidaktelitian (10%)

Berdasarkan rumus pendekatan Slovin diatas, maka yang menjadi

sampel dalam penelitian ini sebanyak :

1

Arikunto, Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 231.

2

(37)

27

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 75

responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

adalah Simple Random Sampling. Peneliti nanti akan memilih secara acak

anggota populasi dari seluruh karyawan home industri CV Andalan

Lamongan.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas, yaitu variabel yang menentukan arah atau perubahan

tertentu pada variabel tergantung, sementara variabel bebas berada pada

posisi yang lepas dari pengaruh variabel tergantung. Biasanya variabel

bebas ini di beri tanda (X). Pada penelitian ini adalah pendapatan orang

tua. Sedangkan objek penelitiannya adalah pengrajin atau karyawan.

2. Variabel intervening (M) adalah variabel yang menghubungkan pengaruh

antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam penelitian

ini yang digunakan sebagai variabel intervening adalah orientasi orang

tua.

3. Variabel tergantung atau terikat, variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas. Biasanya variabel terikat ini di beri tanda (Y). Pada penelitian ini

yaitu alokasi biaya pendidikan anak, sedangkan objek penelitiannya

adalah pengrajin atau karyawan.

E. Definisi Operasional

Berdasarkan model hipotesis diatas yang telah dipaparkan, maka secara

(38)

28

variabel penelitian itu adalah sebagai berikut:

1.Variabel Bebas (X)

Pendapatan merupakan semua penerimaan seseorang sebagai balas

jasanya dalam proses produksi. Balas jasa tersebut bisa berupa upah,

bunga, sewa, maupun, laba tergantung pada faktor produksi pada yang

dilibatkan dalam proses produksi Indikator dari pendapatan orang tua

adalah sebagai berikut: Indikator pendapatan orang tua adalah besarnya

pendapatan yang diterima orang tua tiap bulannya.

Cara mengukur tingkat pendapatan orang tua yaitu berdasarkan data

yang di peroleh dari BPS, dengan kriteria sebagai berikut :

a. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan

rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan

b. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata

antara Rp. 2.500.000,00 – s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan

c. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata

antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

d. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata

1.500.000,00 per bulan

2.Variabel intervening (M)

Orientasi orang tua adalah pandangan yang mendasari pikiran,

perhatian atau kecenderungan kepada anak-anak mereka untuk hal-hal

yang positif. Tanggung jawab orang tua tidak terbatas pada persoalan

fisik saja, tapi juga bagaimana mereka dapat membimbing dan

(39)

29

mampu menciptakan keharmonisan rumah tangga dalam kehidupan

sehari-hari dan mengajari anak agar dapat bersosialisasi baik dengan

masyarakat sekitar, dapat pula memberikan dorongan atau motivasi pada

anak-anaknya agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.

Indikator dari variabel ini adalah :

a. Faktor pendidikan orang tua

Faktor personal itu sendiri merupakan faktor yang berasal dari

kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa

yang kita maksud sebagai karakteristik orang yang memberikan

respons pada stimulus tersebut termasuk dalam hal ini adalah

pendidikan.

b. Faktor dukungan orang tua

Dukungan dari orang tua sangatlah berperan besar dalam

pendidikan anak. Orang tua yang mendukung pendidikan anak, maka

anak akan semangat untuk belajar.

c. Faktor kemampuan orang tua

Faktor kemampuan orang tua yang termasuk kedalam faktor

ekonomi, turut mempengaruhi bagi orang tua untuk menyekolahkan

anaknya. Hal ini sangat beralasan karena walaupun persepsi orang tua

terhadap pendidikan baik, jika orang tua tidak punya uang untuk

menyekolahkan anak, maka semua itu terasa sia-sia

3.Variabel terikat (Y)

Alokasi adalah penentuan banyaknya uang (biaya) yang disediakan

(40)

30

pengeluaran yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan. Jadi

alokasi biaya pendidikan adalah banyaknya biaya yang disediakan untuk

keperluan pendidikan. Indikator dari variabel alokasi biaya pendidikan

adalah sebagai berikut:

a. Biaya langsung (direct cost)

Seperti: Biaya iuran rutin sekolah/SPP, buku-buku pelajaran

dan alat tulis, biaya/uang pembangunan atau sarana pendukung

proses belajar mengajar lainnya.

b. Biaya tak langsung (indirect cost)

Seperti: Biaya transportasi, Uang saku/jajan, biaya kesehatan,

biaya alat perlengkapan sekolah (tas, seragam, sepatu), biaya

kontrakan/kos.

c. Private Cost

Seperti: Biaya bimbingan belajar, kursus atau les.

4.Skala pengukuran

Dalam penelitian konsep harus di hubungkan dengan realita dan untuk

itu harus dilakukan dengan cara memberikan angka pada objek atau

kejadian yang sedang diamati menurut aturan tertentu. Jadi dapat

dikatakan bahwa pengukuran bertujuan untuk mendapatkan deskripsi

yang tepat dari konsep-konsep yang telah di berikan.

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

acuan untuk menentukana panjang pendeknya interval yang ada dalam

alat ukur, sehingga alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan

(41)

31

yang digunakan adalah skala likert. Skala likert adalah digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok

orang.

Data diolah dengan menggunakan skala likert dengan jawaban atas

pertanyaan yaitu skala nilai 1-5. Nilai yang dimaksud adalah skor atas

jawaban responden, dimana nilai yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut Skala yang digunakan dalam data ini menggunakan skala likert.

Tabel 3.1

Kategori skoring variabel

No Kategori skor

1 Sangat setuju 5

2 setuju 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

Ciri khas dari skala likert adalah bahwa makin tinggi skor yang

diperoleh oleh seorang responden merupakan indikasi bahwa responden

tersebut sikapnya makin positif terhadap obyek yang ingin diteliti oleh

(42)

32

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Uji validitas adalah pengujian sejauh mana suatu alat ukur yang

digunakan untuk mengukur variabel yang ada.3 Sebuah instrumen

dikatakan valid jika mampu mengukur yang dinginkan oleh peneliti, serta

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat dan

tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

dikumpulkan tidak menyimpang dari gambar tentang variabel yang

dimaksud.4 Cara pengujian validitas dengan menghitung korelasi antara

skor masing-masing pertanyaan dan skor total dengan menggunakan

rumus korelasi Product Moment. Teknik korelasi Product Moment ini

digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan

dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan

sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama.5 Teknik

analisis data product moment dengan angka kasar digunakan untuk

menemukan pengaruh gaji terhadap tingkat kesejahteraan pengrajin atau

karyawan pada industry tikar tenun CV Andalan Lamongan. Valid

tidaknya suatu item instrument dapat diketahui dengan membandingkan

indeks Korelasi Product Moment atau r hitung dengan nilai kritisnya dan

rumus Product Moment yang digunakan adalah sebagai berikut:

3

Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian, Metode Penelitian dan Survei.( Yogyakarta: LP3ES. 1989), 122.

4

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek, 168-169.

5

(43)

33

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

N = Jumblah responden atau sampel

X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi

yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk

menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam

penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya

dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05,

adapun ketentuan suatu item dikatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel,dan

sebaliknya jika r hitung < r tabel, maka item tersebut tidak valid.6 Atau lebih

dari 0,30.

2. Uji reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat ukur yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan.7 Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur

tersebut reliabel. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

6

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi 2 (Semarang; Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2002,) 135.

7

(44)

34

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan

menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cornbach, yaitu sebagai

berikut:8

Keterangan:

R11 = Reliabilitas instrument

K = Banyaknya pertanyaan

Σσb2 = Jumlah varians butir

σt2 = Varians total

Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Kriteria suatu

instrumen penelitian dikatakan reliabel, bila nilai alpha lebih besar dari r

kritis product moment, atau menggunakan batasan kurang dari 0,60. Uji

ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS.

G. Data dan Sumber Data

1. Data primer

Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli (tidak melalui media perantra). Dalam hal ini peneliti menyebar

angket kepada responden yaitu sebagian para pengrajin atau karyawan

home industri tikar tenun CV Andalan Lamongan.

8

(45)

35

2. Data sekunder

Sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh hak lain). Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan histories yang

telah tersusun dalam arsif (data dokumenter) yang dipublikasiakn dan

yang tidak dipublikasikan. Dalam hal ini peneliti mengadakan pencatatan

terhadap dokumen-dokumen perusahaan yang mengenai struktur

organisasi, arah perusahaan,lokasi, dan lain-lain.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode interview atau wawancara

Interview adalah teknik pengumpuan data untuk mendapat informasi

dengan cara melalukan Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang

bersangkutan dengan menggunakan interview guide atau panduan

wawancara, bahwa ynag dimaksud wawancara itu adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si

penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamkan

interview guide.

2. Metode kuesioner

Metode kuesioner merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan

yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh

(46)

36

petugas atau ke peneliti.9 Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti

menyebarkan kuesioner (angket) pada pengrajin pada Home Industri tikar

tenun CV Andalan Lamongan. Dalam penelitian ini yang digunakan

adalah angket tertutup yakni angket yang menghendaki jawaban pendek

yang diberikan dengan mencantumkan tanda tertentu. Dengan kata lain

metode yang digunakan adalah angket langsung berupa pilihan yaitu

angket yang butir pertanyaannya ingin menggali informasi dari semua

siswa mengenai pendapat responden, dimana jawaban pertanyaan tersebut

telah tersedia. Sebelum pembuatan angket maka terlebih dahulu harus

membuat “blueprint” yang biasanya disebut dengan rancangan pembuat

angket, didalamnya meliputi variabel angket, indikator dan sub indikator.

Adapun rancangan indikator tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rancangan Angket Kuisioner Pendapatan Orang Tua

Variabel Indikator Sub Indikator No item

Pendapatan Orang tua

1. Pendapatan 1.1. pendapatan per bulan

(Upah Home Industri) 1.2. Pendapatan Lain-lain

1

Tabel 3.3

Rancangan Angket Kuisioner Alokasi Biaya Pendidikan dan Orientasi Orang Tua (lanjutan)

Variabel Indikator Sub Indikator

No item

(47)

37

Variabel Indikator Sub Indikator No item

2.3. Biaya Uang Saku 7

4. Faktor Pendidikan 4.1. bimbingan kepada anak

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi

data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan

untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika

analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan

normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang

(48)

38

sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang

digunakan adalah statistik nonparametrik.10 Dalam pembahasan ini

akan digunakan uji one kolmogorov-smirnov dengan menggunakan

taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika

signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.

Rumus uji Kolmogorov-Smirnov, adalah sebagai berikut.

Syarat Hipotesis yang digunakan :

H0 : Distribusi variabel mengikuti distribusi normal

H1 : Distribusi variabel tidak mengikuti distribusi normal

Statistik Uji yang digunakan :

Dimana :

Fo(Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif relatif dari

distribusi teoritis dalam kondisi H0

Sn(Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan

sebanyak n

Kemudian membandingkan nilai D terhadap nilai D pada tabel

Kolmogorof Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan

keputusan dalam uji ini adalah

Jika D ≤ D tabel maka Terima H0

Jika D > D tabel maka Tolak H0

Keputusan juga dapat diambil dengan berdasarkan nilai

Kolmogorof Smirnov Z, jika KSZ ≤ Zα maka Terima H0, demikian

10

(49)

39

juga sebaliknya. Dalam perhitungan menggunakan software komputer

keputusan atas hipotesis yang diajukan dapat menggunakan nilai

signifikansi (Asymp.significance). Jika nilai signifikansinya lebih

kecil dari α maka Tolak H0 demikian juga sebaliknya.11

b. Uji multikoliniearitas

Uji multikoliniearitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya

hubungan liniear antara variabel independen dalam model regresi.

Persyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa

digunakan, diantaranya 1) dengan melihat nilai inflation factor (VIF)

pada model regresi, 2) dengan membandingkan nilai koefisien

determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak

(R2), dan 3) dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index.

Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan

melihat nilai inflation factor (VIP) pada model regresi. Pada

umumnya jika VIF lebih besar dari 0,5, maka variabel tersebut

mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas

lainnya.12

c. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu

adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan

11

Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabet, 2011), 156-159.

12

(50)

40

pada model regresi. Prasarat yang harus terpenuhi dalam model

regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa

metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu uji park, uji

glesjer, melihat pola grafik regresi, dan uji koefisien korelasi

spearman.13

Dimana

d1 = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua

karakteristik yang berbeda dari individu atau

fenomena ke i.

n = banyaknya individu atau fenomena yang diberi

rank.

Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk

mendeteksi heteroskedastisitas sebagai berikut:

Yi = β0 + β1Xi + ui

Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis, kita bisa

menerima hipotesis adanya heteroskedastisitas, kalau tidak kita bisa

menolaknya. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rs

dapat dihitung antara ei dan tiap variabel X secara terpisah dan dapat

diuji untuk tingkat penting secara statistik dengan pengujian t.

13

(51)

41

d. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi

antara residu pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model regresi. Prasarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya

autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering

digunakan adalah dengan uji durbin-wat-son (uji DW) dengan

ketentuan sebagai berikut:14

1. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL), maka

hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol

diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika d terletak antara dL dan dU atau diantaranya (4-dU) dan

(4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai

du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik durban watson

yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel

yang menjelaskan. Rumus uji durbin watson yakni:

Keterangan:

d = nilai Durbin-Watson

e = residual

14

(52)

42

2. Uji Hipotesis

Analisis Jalur (Path Analysis) merupakan pengembangan dari

analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk

khusus dari analisis jalur (regretion is special case of path analysis). Oleh

karena itu, sebelum mempelajari analisis jalur, maka terlebih dahulu harus

dipahami konsep dasar analisi regresi dan korelasi.15

Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model

hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk

hubungan interaktif /reciprocal). Dengan demikian dalam model

hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel independen yang

dalam hal ini disebut variabel eksogen (Exogenous), dan variabel

dependen yang disebut variabel endogen (endogenous). Melalui analisis

jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat

suatu variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir.

Penggunaan analisis jalur dalam analisis data penlitian didasarkan

pada beberapa asumsi sebagai berikut.

1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier

aditif dan kausal.

2) Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel yang

mendahuluinya, dan tidak juga berkorelasi dengan variabel yang

lain.

3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur

kausal/sebab akibat searah.

15

(53)

43

4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan

berasal dari sumber yang sama.

Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,

maka peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang dalam

hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur tersebut disusun berdasarkan

kerangka berfikir yang dikembangakan dari teori yang digunakan unutk

penelitian. Pada penelitian ini menggunakan diagram jalur yang sederhana

karena variabel independennya hanya ada satu.16

Pada gambar diagram diatas ditunjukkan diagram jalur sederhana.

Ditunjukkan X merupakan variabel independen (eksogen) dari M dan Y.

X mempunyai jalur hubungan tidak langsung dengan Y, tetapi juga

mempunyai jalur hubungan tidak langsung dengan Y, karena harus

melewati M. Dalam hal ini M dan Y merupakan variabel endogen.

Koefisien dalam korelasi, arah dan kuatnya hubungan antar variabel

ditunjukkan dengan koefisien korelasi. Arah hubungan adalah positif dan

negatif, sedangkan kuatnya hubungan ditunjukkan dengan besar-kecilnya

(54)

44

angka korelasi. Koefisien korelasi yang mendekati angka 1 berarti kedua

variabel mempunyai hubungan kuat atau sempurna.

Dalam analisis jalur terdapat koefisien jalur. Koefisien jalur

menunjukkan kuatnya pengaruh variabel independen terhadap dependen.

Bila koefisien jalur rendah, dan angkanya dibawah 0,05, maka pengaruh

jalur tersebut dianggap rendah. Angka koefisien korelasi bertanda positif

(+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat

berbanding lurus, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh

peningkatan variabel lain. Angka koefisien korelasi bertanda negatif (-)

menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat

berbanding terbalik. Artinya peningkatan satu variabel belum tentu

diikuti oleh peningkatan variabel lain.

Hubungan jalur antar variabel dalam diagram jalur adalah hubungan

korelasi, oleh karena itu perhitungan angka koefisien jalur menggunakan

standar skor z. Pada setiap variabel eksogen tidak dipengaruhi oleh

variabel-variabel yang lain dalam diagram, sehingga yang ada hanyalah

suku residualnya yang diberi notasi e. Variabel ini sering disebut sebagai

variabel residual. Tetapi pada variabel dependen/endogen, karena

sebenarnya banyak variabel eksogen yang mempengaruhi, maka

perhitungannya selain memperhatikan variabel eksogen yang

mempengaruhi langsung juga residualnya/erronya (e). Untuk dasar

(55)

45

Keterangan : P21;P31;P32 adalah koefisien jalur dari X menuju M,

dari X menuju Y, dari M menuju Y dan seterusnya. Pada gambar diatas

variabel X adalah variabel eksogen. Jika variabel-variabel dituliskan

dalam bentuk angka baku z, maka z untuk ariabel eksogen/independen ini

adalah z1 yang hanya dinyatakan oleh suku residual e1 saja. Variabel M

yang tergantung pada variabel X, juga tergantung pada residual e2 dengan

koefisien jalur P21. Persamaannya yang dinyatakan dalam bentuk angka

baku z adalah z2 = P21z1 + e2. Jika diteruskan untuk variabel lain dalam

diagram jalur tersebut maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

z1 = e1

z2 = P21z1 + e2

z3 = P31z1 + P32z2 + e3

Setelah koefisien jalur yang merupakan koefisien korelasi rij dapat

dihitung. Karena harga-harga variabel dinyatakan dalam angka baku z,

maka untuk n buah pengamatan rumus untuk menghitung koefisien jalur

adalah seperti berikut.

Rumus 9.1

P

32

P

21

M

Y

X

(56)

46

Berdasarkan rumus tersebut, selanjutnya dapat dihitung

koefisien-koefisien jalurnya.

a) Mencari harga P21 dengan Rumus 9.1

dimana z2 = P21z1+e2

Karena dan (syarat residual tidak

berkorelasi), maka r21 = P21

b) Mencari harga P31 dengan Rumus 9.1

dimana z3 = P31z1 + P32z2 + e3

Karena , dan

(syarat e3 tidak berkorelasi dengan variabel dalam

persamaan), maka r31=P31+P32r12

c) Mencari harga P32 dengan Rumus 9.1

(57)

47

Karena , , dan

(syarat e3 tidak berkorelasi dengan variabel dalam

Gambar

Tabel Halaman
Gambar
Kategori skoring variabelTabel 3.1
  Tabel 3.2 Rancangan Angket Kuisioner Pendapatan Orang Tua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan orang tua dan orientasi karir dengan pengambilan keputusan studi lanjut

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai hubungan antara setiap dukungan orang tua dengan orientasi masa depan bidang akademik

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA-ANAK DAN ORIENTASI TUJUAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MADRASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN

Interaksi yang dilakukan remaja dengan orang tua ternyata terbukti memiliki hubungan terhadap kejelasan orientasi masa depan di bidang pendidikan sebab senada dengan

Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara orientasi masa depan dan dukungan orang tua dengan minat melanjutkan

: Diduga Biaya Pendidikan, Pendapatan Orang Tua, dan Motivasi Karir secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa

Hipotesis 2, Pada tabel dapat dilihat variabel tingkat pendapatan orang tua diperoleh nilai thitung sebesar 2,252 > ttabel sebesar 1,689 dengan nilai signifikan 0,031 < α = 0,05,

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang orientasi pasar dan inovasi terhadap kinerja bisnis dengan keunggulan bersaing sebagai variabel intervening pada