• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI STP (SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING) GRIYA AL-QUR'AN SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI STP (SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING) GRIYA AL-QUR'AN SURABAYA."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi STP (

Segmenting, Targeting, Positioning

)

Griya Al-

Qur’an Surabaya

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos.)

Oleh:

Syam Amrin Ilhamsyah NIM. B94212086

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Syam Amrin Ilhamsyah, NIM B94212086, 2016. Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) Griya Al-Qur’an Surabaya.

Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) Griya Al-Qur’an Surabaya ? Dalam menjawab permasalahan tersebut digunakan pendekatan dekskriptif kualitatif, yaitu suatu model penelitian kualitatif yang dalam melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisa dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif Miles dan Huberman. Teknik analisis ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Griya Al-Qur’an Surabaya telah menerapkan langkah-langkah Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) oleh Philip Kotler yang dikutip Fandy Tjiptono dalam buku Strategi Pemasaran, meskipun tidak sama persis, tetapi telah menerapkan proses Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yang ada dalam langkah-langkah Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yang disebutkan oleh Philip Kotler dalam teorinya.

Segmenting di Griya Al-Qur’an mengindentifikasi berdasarkan segmen usia. Segmen yang dibidik adalah segmen usia dewasa. Karakter-karakter usia dewasa dalam aspek belajar seperti serius, saling bertukar pikiran, suasana belajar yang kondusif merupakan karakter-karakter usia dewasa dalam belajar. Targeting Griya Al-Qur’an adalah orang usia dewasa baik laki-laki maupun perempuan mulai minimal usia 18 tahun atau pasca lulus SMA. Penetapan sasaran Griya Al-Qur’an hanya menetapkan melayani satu segmen atau single segment concentration. Positioning Griya Al-Qur’an dengan menempatkan posisi lembaga sebagai lembaga formal pendidikan Al-Qur’an dalam aspek pembelajaran membaca sekaligus menghafal Al-Qur’an khusus usia dewasa.

(8)

DAFTAR ISI

SAMPULDALAM... i

PERSETUJUANPEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

HALAMANMOTTO ... iv

HALAMANPERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENSITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATAPENGANTAR ... viii

DAFTARISI ... ix

DAFTARTABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konsep ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II LANDASANTEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 13

B. Kerangka Teori ... 16

1. Strategi ... 16

2. Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) ... 18

3. Segmenting ... 20

(9)

5. Positioning ... 36

6. Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) dalam Perspektif Islam ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 43

B. Lokasi Penelitian ... 45

C.Jenis dan Sumber Data ... 45

D.Tahap-Tahap Penelitian ... 46

E.Teknik Pengumpulan Data ... 49

F. Teknik Validitas Data ... 51

G.Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 55

1. Sejarah Berdirinya Griya Al-Qur’an Surabaya ... 55

2. Letak Geografis Griya Al-Qur’an Surabaya ... 56

3. Dasar dan Tujuan Berdirinya Griya Al-Qur’an Surabaya ... 57

4. Gambaran Bangunan Griya Al-Qur’an Surabaya ... 58

5. Pusat dan Cabang Griya Al-Qur’an ... 59

6. Visi dan Misi Griya Al-Qur’an Surabaya ... 60

7. Struktur Organisasi Griya Al-Qur’an Surabaya ... 61

8. Program atau Kegiatan Griya Al-Qur’an ... 64

9. Metode Pembelajaran di Griya Al-Qur’an ... 65

10. Jam Belajar Griya Al-Qur’an ... 72

11. Siswa Griya Al-Qur’an... 73

11. Sarana dan Prasarana ... 74

B. Penyajian Data ... 75

1. Segmenting ... 75

2. Targeting ... 78

3. Positioning ... 80

(10)

BAB V PENUTUPAN

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran dan Rekomendasi ... 103

C. Keterbatasan Penelitian ... 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ... 13

4.1 Sarana dan Prasarana ... 74

DAFTAR GAMBAR

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril, sebagai mukjizat dan rahmat bagi alam semesta.

Di dalamnya mengandung petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang

mempercayainya serta mengamalkannya, sungguh mulianya Al-Qur’an sehingga hanya dengan membaca saja sudah termasuk ibadah, apalagi dengan

merenungkan makna yang tersimpan di dalamnya. Bukan hanya itu, Al-Qur’an juga kitab suci terakhir yang diturunkan Allah Swt, yang isinya mencakup

segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang

diturunkan sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempercayai

Al-Qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk

mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengamalkan dan

mengajarkannya.1

Allah memerintahkan kepada umat manusia seluruhnya agar membaca

dan memperhatikan isi Al-Qur’an, karena membaca dan memahami isi kandungan dari Al-Qur’an adalah merupakan kewajiban bagi umat islam.

Untuk dapat membaca dan memahami isi atau kandungan Al-Qur’an dengan

(13)

2

baik dan benar tidaklah mudah, banyak cara atau metode yang biasa

digunakan dalam mempelajari Al-Qur’an.2

Pada era globalisasi saat ini sudah banyak akses untuk belajar Al-Qur’an,

salah satunya dengan belajar di lembaga pembelajaran Al-Qur’an. Saat ini

sudah banyak lembaga pembelajaran Al-Qur’an yang ada di Indonesia. Umat

muslim Indonesia dihadapkan pada berbagai pilihan berupa macam-macam

lembaga pembelajaran Al-Qur’an yang tersebar di Indonesia. Lembaga

-lembaga pembelajaran Al-Qur’an berlomba-lomba meningkatkan kualitas

lembaga baik dari segi pembelajaran maupun pelayanan yang terbaik yang

diminati oleh umat muslim Indonesia. Untuk itu lembaga-lembaga

pembelajaran Al-Qur’an dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam

memberikan pelayanan yang diminati oleh umat muslim Indonesia.

Sebuah lembaga yang ingin sukses untuk masa depan, dalam

mengahadapi persaingan era globalisasi harus mempraktekkan pemasaran.

Kondisi ini berlaku pada seluruh lembaga, baik profit maupun non profit.

Setiap lembaga, baik profit maupun non profit tidak terlepas dari aktifitas

pemasaran. Pemasaran merupakan aktivitas yang biasa dilakukan oleh setiap

orang dalam hidupnya, memproduksi barang/ jasa untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan pelanggan, menyampaikan produk ke konsumen atau

klien, merupakan contoh kegiatan pemasaran yang selalu dilakukan oleh

organisasi.3 Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar

(14)

3

terhadap lingkungan eksternal, padahal suatu perusahaan atau lembaga hanya

memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu

pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Strategi

merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan.

Untuk itu strategi penting dirancang dan dijalankan dengan tepat agar dapat

mencapai tujuan perusahaan atau lembaga.4 Hal ini sesuai dengan yang telah

diatur dalam islam bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :5

هنقتي أ ا ع مك حأ ل ع ا إ بحي لجو زع ه إ

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu

pekerjaan dilakukan dengan "tepat, terarah dan tuntas". (HR. Thabrani)

Dalam pemasaran terdapat beberapa strategi pemasaran. Menurut Tull

dan Kahle (1990) dalam Tjiptono mendefinisikan strategi pemasaran sebagai

alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar

yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar

sasaran tersebut. Kondisi persaingan yang semakin ketat di era globalisasi

sekarang ini semakin menegaskan pentingnya strategi pemasaran. Semakin

tingginya tingkat persaingan tidak hanya berarti konsumen memiliki banyak

pilihan dalam pemenuhan kebutuhan, namun juga berarti bahwa ada banyak

perusahaan atau lembaga sejenis yang saling bersaing mendapatkan perhatian

serta loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, strategi pemasaran harus dirancang

dan dijalankan dengan tepat agar dapat mencapai tujuan perusahaan atau

(15)

4

lembaga. Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitanya

dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, indentifikasi pasar sasaran,

positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi

pemasaran merupakan bagian integral dari starategi bisnis yang memberikan

arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.6

Griya Al Qur’an adalah suatu lembaga dakwah yang berupaya untuk

memasyarakatkan kebiasaan membaca dan menghafal Al Qur’an khususnya di

kalangan usia dewasa. Keprihatinan akan masih kurangnya pemahaman dan

penguasaan umat Islam terhadap Al Qur’an harus segera direspon. Kondisi

bangsa yang belum juga berubah banyak ke arah kemajuan diyakini salah satu

penyebabnya rendahnya penguasaan umat Islam terhadap Al Qur’an yang

berakibat kepada mentalitas, akhlak, tata nilai, hukum dan kepribadian umat

yang jauh dari nilai-nilai Al Qur’an. Dari hal itu, sekitar tahun 2008 yang lalu

muncul pemikiran untuk merealisasikan terbentuknya sebuah lembaga dakwah

yang mempunyai fokus pada pembelajaran dan pemahaman Al Qur’an, yang

diberi nama Griya Al Qur’an. Lembaga Griya Al-Qur’an Surabaya dirintis

tahun 2008 awal Sya’ban 1428 H di Jl. Delta Tama VII Nomor 9 Komplek

Deltasari Baru Sidoarjo, label yang dipakai pertama kali adalah Rumah

Al-Qur’an. Pengembangan Rumah Al Qur’an tersebut kemudian hadir di

Surabaya, dengan nama Griya Al-Qur’an yang beralamat di Jl. Dinoyo No. 57

(16)

5

yang saat ini menjadi kantor pusat Griya Al-Qur’an. Saat ini Griya Al-Qur’an

sudah memilki banyak cabang yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.7

Griya Al-Qur’an sebagai salah satu lembaga pembelajaran Al-Qur’an

yang sudah berkembang di Indonesia juga mempunyai strategi-strategi dalam

mengembangkan lembaga dan mempertahankan eksistensi lembaga di tengah

persaingan lembaga pembelajaran Al-Qur’an di Indonesia. Strategi yang

diterapkan di Griya Al-Qur’an dalam strategi pemasaran disebut Strategi STP

(Segmenting, Targeting, Positioning). Strategi STP (Segmenting, Targeting,

Positioning) penting dilakukan oleh lembaga pembelajaran Al-Qur’an. Karena

strategi ini berada pada level yang sangat strategis dan menentukan bagaimana

suatu lembaga dalam menggarap suatu pasar yang akan dituju. Di samping itu,

perkembangan pemikiran pemasaran saat sekarang ini sangat sejalan dengan

perkembangan peradaban dan pemikiran masyarakat atau konsumen saat ini.

Hal ini dapat terjadi karena pemikiran di bidang pemasaran yang selalu

melekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang selalu berfikir alternatif.

Dimana masyarakat selalu dihadapkan pada berbagai pilihan produk atau jasa

yang ditawarkan suatu perusahaan atau lembaga.

Dampak penerapan Strategi STP bagi lembaga pembelajaran Al-Qur’an

adalah untuk menjaga kelangsungan hidup lembaga, untuk mengembangkan

pangsa pasar lembaga menjadi lebih luas, dan untuk mempertahankan

eksistensi lembaga untuk tetap diminati oleh masyarakat. Jika Strategi STP

tidak diterapkan oleh lembaga pembelajaran Al-Qur’an dampaknya adalah

(17)

6

target yang akan dicapai lembaga tidak berjalan dengan maksimal,

pengembangan lembaga tidak akan berjalan dengan baik dan usia lembaga

terancam tidak bertahan lama.

Griya Al-Qur’an sebagai lembaga pembelajaran Al-Qur’an yang

menerapkan Strategi STP awal berdirinya berawal dari keinginan sekelompok

orang yang peduli terhadap perkembangan pembelajaran Al-Qur’an hingga

berkembang menjadi lembaga besar sampai saat ini yang sudah berjalan sekitar

delapan tahun dan memiliki beberapa cabang di Indonesia. Griya Al-Qur’an

merupakan lembaga dakwah yang mempunyai fokus pada pembelajaran dan

menghafal Al Qur’an khusus usia dewasa. Griya Al Qur’an mempunyai fokus

untuk menggarap wilayah perkotaan dan kalangan usia dewasa yang ingin

belajar Al-Qur’an. Griya Al-Qur’an juga mengemas pembelajaran Al Qur’an

dengan metode terstruktur, jadwal yang fleksibel dengan aktivitas sehari-hari

masyarakat perkotaan, dan dikelola dengan manajemen yang profesional.

Konsep pembelajaranya diimplementasikan pada perpaduan antara sekolah

formal dengan kursus.8

Penerapan Strategi STP yang dilakukan Griya Al-Qur’an ini jarang

ditemui diterapkan oleh beberapa lembaga pembelajaran Al-Qur’an. Hal inilah

yang menjadi alasan mendasar mengapa peneliti melakukan penelitian dengan

fokus penerapan Strategi STP di Griya Al-Qur’an Surabaya.

B. Rumusan Masalah

(18)

7

Bagaimana penerapan Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

Griya Al-Qur’an Surabaya ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penerapan Strategi STP (Segmenting, Targeting,

Positioning) Griya Al-Qur’an Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangsih khasanah ilmu

pengetahuan Manajemen pada umumnya dan khususnya di bidang

Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning).

b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi

pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan untuk

penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum

tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai persyaratan memperoleh gelar S1

(Strata 1) di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Program Studi Manajemen Dakwah.

b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih

bagi kemajuan Griya Al-Qur’an Surabaya.

c. Sebagai bahan khasanah bagi mahasiswa khusunya Program Studi

(19)

8

F. Definisi Konsep

Untuk mencegah adanya kesalahan persepsi di dalam memahami judul

penelitian, maka perlu dijelaskan konsepsi teoritis tentang judul yang diangkat

dalam penelitian ini.

1. Strategi

Istilah strategi berasal kata Yunani strategeia (stratos = militer, dan

ag = memimpin, yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang

jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering

diwarnai perang, di mana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu

angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.

Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr. (1995) sebagaimana yang

dikutip Fandy Tjiptono konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua

perspektif yang berbeda, yaitu (1) dari perspektif apa yang suatu organisasi

ingin lakukan (intens to do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi

akhirnya lakukan (eventuallly does).9 Sedangkan menurut Kotler strategi

adalah wujud rencana yang terarah untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.Strategi juga didefinisikan sebagai suatu proses yang

menentukan arah yang perlu dituju oleh organisasi untuk memenuhi

misinya.10 Jadi, strategi merupakan pola keputusan di dalam suatu organisasi

yang membentuk dan menampilkan tujuan dan sasaran dari organisasi.

2. STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

9 Fandy Tjiptono,Strategi Pemasaran Edisi III, hal. 3.

10 George L. Morrysey, 1988, Pedoman Dasar Manajemen Pemasaran, Pustaka Binaman

(20)

9

a. Segmenting

Menurut Kotler segmenting adalah usaha pemisahan pasar pada

kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang

memerlukan bauran pemasaran tersendiri atau menetapkan berbagai cara

yang berbeda dalam memisahkan pasar tesebut.11 Sedangkan menurut

Wendel R. Smith segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar secara

keseluruhan dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan dan

ciri-ciri konsumen.12

Secara umum segmenting atau segmentasi adalah upaya memetakan

atau memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka.

Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya

hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk tersebut

dipasar.13Jadi, segmenting adalah kegiatan membagi-bagi pasar dalam suatu

kelompok-kelompok pasar yang lebih homogen atau yang sama, yang mana

setiap kelompok mempunyai karateristik dan keinginan yang berbeda

sehinngga diperlukan berbagai cara yang berbeda dalam memisahkan pasar

tesebut.

b. Targeting

Targeting merupakan sebuah sasaran siapa yang dituju. Menurut

Tjiptono dan Chandra, targeting adalah proses mengevaluasi dan memilih

11 Phillip Kotler, 1989, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian,

Erlangga, Jakarta hal. 170.

12 Marius P. Angipora, 1999, Dasar-Dasar Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.

81-82.

13 Joni Iskandar, 2015, Analisa Penerapan Segmenting, Targeting, dan, Positioning Terhadap

Strategi Pemasaran, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana

(21)

10

satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani

dengan program pemasaran spesifik perusahaan.14 Dalam menentukan

targeting maka dilakukan beberapa survei untuk dapat mengetahui keadaan

pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran.15Jadi,

dalam proses targeting mencerminkan kenyataan bahwa suatu perusahaan

atau lembaga harus mengindetifikasi pelanggan yang dapat diakses dan

dilayani secara efektif dan efisien.

c. Positioning

Positioning atau penentuan posisi adalah tindakan merancang

penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu kompetisi

kompetitif yang berarti dan berbedadalam benak konsumen sasaranya.16

Menurut William (1979) sebagaimana yang dikutip Basu Swastha dan

Irawan positioning adalah suatu strategi manajemen yang menggunakan

informasi (dikumpulkan melalui riset dan studi segmentasi) untuk

menciptakan suatu kesan terhadap produk sesuai dengan keinginan pasar

yang dituju atau pasarnya17. Jadi, positioning adalah tindakan untuk

mendapatkan celah di benak konsumen agar konsumen memiliki persepsi

dan citra yang khusus terhadap suatu perusahaan atau lembaga.

G. Sistematika Pembahasan

14Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, 2012, Pemasaran Strategik, Andi, Yogyakarta, hal. 162.

15 Joni Iskandar, Analisa Penerapan Segmenting, Targeting, dan, Positioning Terhadap Strategi

Pemasaran, hal .4.

16 Aulia Danibrata, 2009, Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Produk Extra Joss, Vol. I,

No. 1, hal. 13.

(22)

11

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir

dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini,

maka disusunlah sistematika pembahasan antara lain:

Bab Pertama adalah pendahuluan, pada bab ini berisi tentang gambaran

umum penelitian yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika

pembahasan.

Bab Kedua adalah kajian teoritik, pada bab ini berisi tentang penelitian

terdahulu yang relevan dan kerangka teori yang sudah dipadu dengan

pendekatan islam.

Bab Ketiga adalah metode penelitian, pada bab ini berisi tentang metode

penelitian yang menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, jenis

dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

validitas data, dan teknik analisis data.

Bab Keempat adalah pembahasan, pada bab ini berisi pembahasan yang

memaparkan tentang Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yang

diterapkan oleh Griya Al-Qur’an Surabaya. Bab ini terbagi menjadi tiga sub

pembahasan, yaitu gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, dan

pembahasan hasil penelitian (analisis data).

Bab Kelima adalah penutup, pada bab ini berisi penutup yang

memaparkan tentang kesimpulan serta rekomendasi. Terdapat tiga sub bab

didalamnya, yaitu kesimpulan, saran dan rekomendasi, dan keterbatasan

(23)

(24)

13

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A.Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Dari penelitian terdahulu didapatkan hasil penelitian dimana

masing-masing mempunyai pendapat dalam penelitian mereka. Peneliti mengambil

sebagian penelitian terdahulu antara lain, yaitu:

(25)

14

18 Eldri Shalahuddin Azhar, 2010, Analisis Segmentasi, Targeting, Positioning (STP) dan Proses

Penyaluran Pembiayaan Motor Syariah Pada Perusahaan Pembiayaan (Studi Pada Federal

International Finance (FIF) Syariah), Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

19 Serli Wijaya, 2006, Analisa Segmentasi, Penentuan Target, dan Posisi Pasar Pada Restoran

Steak dan Grill di Surabaya, Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol. 2, No. 2.

(26)

15

B. Kerangka Teori

1. Strategi

20 Joni Iskandar, 2015, Analisa Penerapan Segmenting, Targeting, Dan, Positioning Terhadap

Strategi Pemasaran, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana

Tunggadewi Malang.

21 Teddy, Yenny, 2002, Analisis Segmentasi, Targeting, Positioning pada Binus Center Syahdan,

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara Jakarta.

(27)

16

Strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir

(sasaran).22 Strategi dalam konteks awalnya diartikan sebagai generalship

atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana

untuk menakhlukan musuh dan memenangkan perang.23 Namun istilah ini

tidak hanya digunakan dalam konteks militer saja, bisnis juga menggunakan

istilah strategi ini. Dalam konteks bisnis strategi adalah rencana yang

disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi

perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk

memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.24

Menurut David Hunger dan Thomas L. Wheelen, strategi adalah

serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja

perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan

lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan

jangka panjang), implementasi strategi, evaluasi, dan pengendalian.25

Sedangkan strategi menurut Anwar Arifin adalah keseluruhan kepuasan

kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.26

Dalam pembahasan organisasi, istilah strategi hampir selalu

dikaitkan dengan arah, tujuan dan kegiatan jangka panjang. Strategi

juga dikaitkan dalam penentuan posisi suatu organisasi dengan

22 Phillip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian, hal. 170.

23Napa J. Awat, 1989, Manajemen Strategi Suatu Pendekatan Sistem, Liberty, Yogyakarta, hal.

15.

24 Lawrence R. Jauch, William G., 1998, Bussines Policy And Strategic Manajemen,

McDraww-Hill, New York, hal. 9.

25David Hunger, Thomas L. Wheelen, 2003, Manajemen Strategi, Andi, Yogyakarta, hal. 8.

(28)

17

mempertimbangkan lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam kamus

militer, istilah ini berkaitan dengan upaya mencapai keunggulan dalam

persaingan yang sesuai dengan keinginan untuk bertahan sepanjang

waktu dengan mengambil wawasan jangka panjang yang luas dan

menyeluruh.

Terdapat berbagai macam definisi strategi ditinjau dari segi

organisasi atau perusahaan. Secara definisi strategi diformulasikan oleh

para pakar antara lain menurut pendapat Ansoff yang dikutip oleh

Ismail Nawawi dalam buku Manajemen Strategik Sektor Publik

menjelaskan strategi adalah aturan untuk pembuatan keputusan dan

penentuan garis pedoman organisasi/perusahaan. Kemudian, menurut

Christensen yang dikutip oleh Ismail Nawawi dalam buku Manajemen

Strategik Sektor Publik menerangkan strategi adalah pola berbagai tujuan

serta kebijakan dasar dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan

tersebut, dirumuskan sedemikian rupa, sehingga jelas usaha yang

sedang dan akan dilaksanakan oleh organisasi/perusahaan baik

sekarang maupun yang akan datang.27 Tetapi strategi bukanlah sekedar

sesuatu rencana. Strategi ialah rencana yang menyatakan mengikat semua

bagian perusahan itu jadi satu. Strategi itu luas meliputi semua aspek

penting perusahaan. Strategi terpadu dalam semua bagian dari rencana itu

serasi satu sama lainnya dan bersesuaian. Strategi adalah rencana yang

disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis

(29)

18

perusahan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk

memastikan bahwa tujuan utama dari suatu perusahaan atau lembaga itu

dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan atau lembaga

tersebut.28

Adanya perubahan lingkungan, baik lingkungan makro maupun mikro

dihadapkan dengan kondisi sistem internal perusahaan memaksa suatu

perusahaan untuk mengambil sikap terhadap perubahan-perubahan itu.

Sikap inilah yang akan menentukan peta arah yang akan dilewati oleh

perusahaan atau lembaga dalam perjalanan hidupnya mengarungi dunia

bisnis untuk sampai kepada pulau tujuan kemudian sikap inilah yang sering

disebut sebagai strategi. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa

strategi itu merupakan satu kesatuan rencana yang komprehensip dan

terpadu yang menghubungkan kondisi internal perusahaan atau lembaga

dengan situasi lingkungan eksternal agar tujuan perusahaan atau lembaga

dapat tercapai.29

2.Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

Inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok, yaitu

segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan positioning. Ketiga langkah ini

sering disebut STP (Segmenting, Targeting, Positioning). Langkah pertama

yang harus dilakukan dalam proses Strategi STP adalah segmentasi pasar.

Segmentasi pasar, yaitu mengindetifikasi dan membentuk kelompok

pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk atau

28 Glueck, William F., 1994, Manajemen Strategi dan Kebijakan, Erlangga, Jakarta, hal. 9.

29Nganam Maksensius, dkk, 2006, Implementasi Manajemen Stratejik : Kebijakan dan Proses,

(30)

19

bauran pemasaran tersendiri. Langkah kedua adalah penentuan pasar

sasaran, yakni tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk

dimasuki atau dilayani. Langkah ketiga adalah positioning, yaitu tindakan

membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari

produk di dalam pasar.30

GAMBAR 2.1

Langkah-Langkah Strategi STP (Segmenting,Targeting, Positioning)

Segmentasi Pasar Penentuan Pasar Sasaran

Sumber: Philip Kotler dalam Tjiptono, 2008: 68.

Sasaran utama proses segmenting, targeting, dan positioning adalah

untuk mempertahankan citra unik merek perusahaan dalam benak konsumen

sedemikian rupa, sehingga merek tersebut memiliki kompetiitif yang

30 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi III, hal. 68. 1. Mengindentifikasi variabel

5. Mengindentifikasi konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen sasaran.

6. Memilih, mengembangkan, dan

(31)

20

berkesinambungan. Sebuah produk atau jasa akan memiliki keunggulan

kompetititif, jika produk atau jasa tersebut menawarkan manfaat-manfaat

determinan (yang penting dan dinilai unik oleh pelanggan). Manfaat-manfat ini

diterjemahkan ke dalam atribut-atribut yang signifikan dalam pembelian

produk atau jasa tertentu.31

3. Segmenting

Pada dasarnya segmentasi pasar merupakan strategi yang didasarkan

pada falsafah manajemen pemasaran yang berorientasi pada konsumen

dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat

dilakukan lebih terarah dan sumber daya perusahaan di bidang pemasaran

dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien.32 Menurut Swasta dalam

buku Basic Marketing mengatakan bahwa segmentasi pasar merupakan

kegitan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke

dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.33 Secara

umum menurut Kotler dan Amstrong (2006) sebagaimana yang dikutip Jajat

Kristanto mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah pembagian pasar ke

dalam kelompok-kelompok kecil dari para pembeli dengan

kebutuhan-kebutuhan, karakteristik-karakteristik atau perilaku-perilaku yang berbeda

yang mungkin memerlukan produk-produk atau bauran - bauran pemasaran

yang terpisah.34 Menurut Hermawan segmentasi bukan hanya pekerjaan

31 Eldri Shalahuddin Azhar, Analisis Segmentasi, Targeting, Positioning (STP) dan Proses

Penyaluran Pembiayaan Motor Syariah Pada Perusahaan Pembiayaan (Studi Pada Federal

International Finance (FIF) Syariah), hal. 15.

(32)

21

membagi pasar, melainkan “memandang” pasar secara kreatif, tetapi tetap

efektif.35 Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

segmentasi memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan atau lembaga.

Segmentasi tersebut memiliki peran penting karena beberapa alasan;

pertama, segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam

mengalokasikan sumber daya dengan membagi pasar menjadi

segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan

segmen mana yang akan dilayani. Selain itu segmentasi memungkinkan

perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta

kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan. Kedua, segmentasi

merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi.

Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan

acuan dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi merupakan faktor

kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut

yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.36

A. Tingkatan Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk meningkatkan

ketepatan pemasaran perusahaan. Titik awal dari pembahasan segmentasi

manapun adalah pemasaran massal (mass market). Mass market ini

terlalu beragam dan sulit untuk menetapkan target market dengan

program pemasaran tunggal, dengan demikian pasar tersebut perlu

35 Hermawan Kartajaya, 2006, Hermawan Kartajaya On Segmentation, PT Mizan Pustaka,

Bandung , hal. 31.

36 Agus Nopianto, Destina Paningrum, 2014, Pengembangan Laboratorium Bisnis Melalui

Segmentasi, Targeting dan Positioing, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol.3,

(33)

22

disegmen menjadi kelompok-kelompok yang homogen. Starting point

dari segmentasi adalah mass marketing. Didalam mass marketing

program pemasaran dilakukan secara massal seperti distribusi massal,

promosi massal dan lainnya atau dengan kata lain satu produk untuk

semua. Akan tetapi mass marketing tidak selalu sukses dalam melayani

pasarnya karena satu program pemasaran tidak bisa melayani pasar yang

heterogen sehingga pelu dilakukan segmentasi, niche marketing (relung

pasar) dan pasar individu.37

Segmentasi pasar terdiri dari usaha untuk mengidentifikasi sebuah

kelompok menjadi sebuah kelompok yang memiliki kesamaan.

Segmentasi merupakan cara tengah antara mass marketing dengan

individu. Dalam segmentasi pasar orang yang berada dalam satu segmen

diasumsikan benar-benar memiliki persamaan, padahal tidak ada dua

orang yang benar-benar memiliki persamaan dalam suatu hal.38 Dengan

demikian segmentasi pasar memiliki beberapa keuntungan dibandingkan

mass market. antara lain perusahaan dapat menciptakan produk dan

layanan yang cocok atau sesuai dengan target market. Perusahaan juga

akan lebih mudah dalam menetapkan chanel distribusi dan dalam

menetapkan komunikasi pemasaran. Pada niche marketing lebih fokus

terhadap ceruk-ceruk pasar yang belum dilayani dengan baik. Hal ini

dilakukan dengan mengidentifikasi segmen yang sudah ada menjadi sub

segmen yang lebih kecil. Dengan adanya niche market perusahaan dapat

(34)

23

memahami konsumen dengan baik. Ciri menarik dari nice market adalah

konsumen pada niche market mempunyai kebutuhan yang kuat,

konsumen ini mau membayar dengan harga yang premium kepada

perusahaan yang dapat memuaskan mereka dengann baik. Nice market

memiliki pertumbuhan yang potensial dan profitable sehingga

perusahaan dapat melayani segmen ini. Sementara itu pada pasar

individu merupakan bagian terakhir dalam segmen, setiap individu

memiliki keunikan masing-masing. Pasar individu dikenal juga dengan

customize marketing atau one to one marketing dimana konsumen

dilayani secara individu. Perusahaan dapat melayani pasar individu

secara customize sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen seperti

yang mereka harapkan.39

B. Pola Segmentasi Pasar

Untuk mengidentifikasi preferensi segmen ada tiga pola segmentasi

pasar yang dapat digunakan. Pola tersebut, yaitu :40

1) Homogeneus preference (preferensi homogen)

Homogeneus preference merupakan pola yang menunjukkan

bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap produk atau

jasa yang ditawarkan.

2) Diffused preference (preferensi yang menyebar)

(35)

24

Diffused preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa

konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk

atau jasa yang ditawarkan.

3) Clustered preference (preferensi yang mengelompok)

Clustered preference merupakan pola yang menunjukkan bahwa

konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Dimana

konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan

preferensi.

C. Prosedur dan Proses Segmentasi Pasar

Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar, yaitu:41

1) Tahap Survei

Tahap Survei merupakan tahap melakukan eksplorasi baik

melalui membentuk kelompok fokus atau dengan wawancara

terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh

keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku konsumen.

2) Tahap Analisis

Tahap analisis merupakan tahap menerapkan analisis faktor

terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survei. Analisis

dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah

variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi kemudian

menerapkan analisis kelompok untuk menciptakan atau mengetahui

(36)

25

kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki

perbedaan karakteristik.

3) Tahap Pembentukan

Tahap pembentukan merupakan tahap untuk mengidentifikasi

profil masing-masing kelompok yang terbentuk. Dengan ini akan

teridentifikasi perbedaan masing-masing kelompok berdasarkan

sikap, perilaku, demografi, psikografi, dan pola media.

Masing-masing segmen dapat diberi nama berdasarkan sifat-sifat dominanya.

D. Dasar-Dasar Segmentasi Pasar

Ada beberapa variabel yang dapat digunakan sebagai dasar

segmentasi, namun secara garis besar mengikuti kategori yang

dipelopori oleh Kotler, yaitu:42

1) Segmentasi Berdasarkan Geografis

Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan

membagi bagi pasar dalam beberapa unit geografis yang berbeda

beda seperti wilayah, iklim, kota atau desa, populasi, dan kepadatan.

2) Segmentasi Berdasarkan Demografis atau Sosio Ekonomi

Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan

membagi bagi pasar dalam beberapa grup dengan basis-basis

variabel seperti usia, jenis kelamin, penghasilan,

pekerjaan, pendidikan, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga,

agama, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.

(37)

26

3) Segmentasi Berdasarkan Psikografis

Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan

membagi konsumen atas beberapa grup yang berbeda-beda dengan

basis variabel gaya hidup dan kepribadian. Segmen pasar ini

dilakukan dengan mengelompokan konsumen atau pembeli

menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel pola atau gaya

hidup (life style) dan kepribadian (personality).

4) Segmentasi Berdasarkan Perilaku

Suatu aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan

membagi konsumen atas grup-grup yang berbeda dengan basis

variabel seperti status pengguna, kesetiaan merek, tingkat

penggunaan, manfaat yang dicari, kesempatan penggunaan,

kesiapan membeli dan sikap terhadap produk. Segmentasi pasar

ini dilakukan dengan mengelompokkan konsumen menjadi

bagian pasar berdasarkan variabel-variabel tingkah laku atau

perilaku orangnya, yang dipengaruhi dan tercermin dari

pengetahuannya, sikap, pemakaian atau tanggapan mereka

terhadap suatu produk.

E. Kriteria dan Syarat Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar merupakan, proses membagi-bagi suatu

pasar yang hiterogen ke dalam kelompok-kelompok pembeli atau

konsumen yang memiliki ciri-ciri atau sifat yang homogen dan dapat

(38)

27

dipertimbangkan untuk dipilih menjadi pasar sasaran yang

dituju melalui usaha-usaha pemasaran perusahaan.

Dengan segmentasi pasar, perusahan akan dapat menentukan

dan membandingkan kesempatan pasar yang ada, serta akan

dapat melakukan penyesuaian pada produk ataupun program usaha

pemasaran dan penentuan anggaran usaha pemasaran sesuai dengan

sifat segmen pasar tersebut. Agar proses segmentasi pasar tersebut

dapat efektif dan bermanfaat bagi perusahaan, maka segmen pasar harus

memenuhi lima kriteria berikut, yaitu :43

1) Dapat di ukur, baik besarnya maupun luasnya serta daya beli segmen

pasar tersebut.

2) Dapat dicapai atau dijangkau, sehingga dapat dilayani secara

efektif.

3) Cukup luas, sehingga dapat menguntungkan jika dilayani.

4) Dapat dibedakan, sehingga segmen-segmen dapat dipisah-pisah

secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda,

terhadap unsur-unsur dan program-program bauran pemasaran

yang berlainan. Misalnya, jika ada wanita yang telah menikah

dan belum menikah memberikan tanggapan yang sama dalam

pembelian kosmetik, maka mereka bukan merupakan segmen yang

berbeda.

(39)

28

5) Dapat dilaksanakan, sehingga semua program yang telah disusun

untuk menarik dan melayani segmen pasar dapat efektif.

F. Segmen Usia

Segmen usia merupakan variabel yang termasuk dalam kategori

pendekatan segmentasi berdasarkan demografis. Pendekatan

demografis merupakan hal yang sangat penting dalam segmentasi.

Memang demografi saja tidak bisa dijadikan pegangan yang kuat

bagi pendefinisan pasar. Namun ada satu hal yang pasti bahwa di

hari ini tak ada seorang ahli pemasaran pun yang menyangkal bahwa

demografi penting. Dalam pandangan Kasali (1998), demografi tetap

dibutuhkan. Setidaknya, kata Kasali, ada beberapa alasan yang

membuat kita tidak dapat mengabaikan segmentasi demografi, yaitu

pertama, segmentasi dengan cara apa pun selalu harus dilihat dalam

hubungannya dengan variable-variabel demografi seperti umur,

gender, pendidikan, penghasilan dan lain sebagainya. Kedua,

informasi demografi adalah informasi yang paling mudah didapat

dan paling murah untuk mengenali target pasar. Ketiga, informasi

demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi.

Perubahan-perubahan variabel-variabel kependudukan akan

(40)

29

Keempat, bisnis dapat menggunakan demografi untuk mengevaluasi

kampanye-kampanye peasarannya.44

Segmen usia merupakan salah satu variabel dari demografis.

Pada segmen usia ada beberapa kategori usia salah satunya adalah

usia dewasa. Usia dewasa adalah usia kematangan seseorang dari

segala aspek. Salah satunya dalam aspek belajar. Belajar bagi orang

dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri

untuk bertanya dan mencari jawabannya.45 Pada hakikatnya, semua

orang dewasa cenderung memperlihatkan keunikan gaya belajar di

dalam ia melakukan kegiatan belajar. Keunikan itu berlatar

pengalaman belajar yang telah diperolehnya sejak lahir. Perilaku

orang dewasa dalam belajar merupakan hasil pengalaman belajarnya

pada masa lalu. Belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan

potensi penampilan sebagai hasil interaksi seseorang dengan

lingkungannya, baik interaksi dengan sesama di dalam masyarakat,

maupun dengan lingkungan alam dan budayanya.46

Menurut Suprijanto mengungkapkan bahwa pendidikan orang

dewasa (andragogy) berbeda dengan pendidikan anak-anak

(paedagogy). Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk

identifikasi dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa

44 Lukmono Hadi, 2010, Pendekatan Segmentasi Demografi Dalam Pemasaran Produk, Jurnal

Administrasi Bisnis, Vol.7, No. 1, hal. 2.

45 Suprijanto, 2007, Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi, PT. Bumi Aksara,

Jakarta, hal. 11.

46 Anisah Basleman, Syamsu Mappa, 2011, Teori Belajar Orang Dewasa, PT. Remaja

(41)

30

berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk

memecahkan masalah.47

Andragogi merupakan salah satu alternatif konsep yang semakin

menguat dalam kaitannya dengan pengembangan pendidikan luar

sekolah. Hal ini akan semakin dapat dipahami terutama apabila

pemahaman pendidikan luar sekolah dikembangkan dari kajian

sasaran kelompok masyarakat, dan konsep pendidikan yang

menekankan pada poses pendewasaan masyarakat dalam konteks

luas. Andragogi adalah seni dan ilmu membantu orang dewasa

belajar. Di dalam makna yang lebih luas, andragogi bukan sekedar

membantu orang dewasa belajar tetapi membantu manusia belajar,

karena itu konsep andragogi dapat diterapkan bagi setiap kelompok

usia dan strata.48

Lebih lanjut Knowles dalam Basleman dan Mappa menegaskan

bahwa pembelajaran orang dewasa akan berhasil dengan baik jika

melibatkan baik fisik maupun mental emosionalnya. Karena itu,

pelaksanaan pembelajaran yang bersifat andragogi sebaiknya

mengikuti langkah-langkah; (1) menciptakan iklim belajar yang

cocok untuk orang dewasa, (2) menciptakan struktur organisasi

untuk perencanaan yang bersifat partisipatif, (3) mendiagnosa

kebutuhan belajar, (4) merumuskan tujuan belajar (5)

mengembangkan rancangan kegiatan belajar, (6) melaksanakan

(42)

31

kegiatan belajar, (7) mendiagnosa kembali kebutuhan belajar

(evaluasi) dan mereka diperlukan sebagai teman belajar bukan

seperti kedudukan antara warga belajar dengan instruktur.49

4. Targeting

Targeting atau menetapkan target pasar adalah tahap selanjutnya dari

analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target market, yaitu satu

atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran.50

Definisi targeting menurut Keegan dan Green adalah proses pengevaluasian

segmentasi dan memfokuskan strategi pemasaran pada suatu negara,

provinsi, atau sekelompok orang yang memilki potensi untuk memberikan

respon.51Sedangkan menurut Daryanto, targeting adalah proses

mengevaluasi daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau beberapa

untuk dimasuki.52 Targeting adalah membidik target market yang kita pilih

dalam analisa segmentasi pasar.53 Dalam menentukan targeting maka

dilakukan beberapa survei untuk dapat mengetahui keadaan pasar nantinya,

agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran.54Targeting memiliki dua

fungsi sekaligus, yaitu menyeleksi pasar sasaran sesuai dengan kriteria

49 Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, hal. 126. 50 Agustina Shinta, 2011, Manajemen Pemasaran, UB Press, Malang, hal. 76. 51 Susatyo Herlambang,, Basic Marketing, hal. 24.

52Daryanto, 2011, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera,

Bandung, hal. 42.

53 Susatyo Herlambang, Basic Marketing, hal. 24.

54 Joni Iskandar, Analisa Penerapan Segmenting, Targeting, Dan, Positioning Terhadap Strategi

(43)

32

tertentu (selecting) dan menjangkau pasar sasaran tersebut (reaching) untuk

mengkomunikasikan nilai.55

a. Mengevaluasi Segmen Pasar

Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan

harus memperhatikan dua faktor, yaitu daya tarik segmen secara

keseluruhan serta tujuan dan sumber daya perusahaan. Pertama,

perusahaan harus menanyakan apakah suatu segmen potensial memilki

karakteristik yang secara umum membuatnya menarik, seperti ukuran,

pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomis, risiko yang rendah. Kedua,

perusahaan arus mempertimbangkan apakah berisventasi di segmen

tersebut masuk akal dengan memperhatikan apakah berisventasi di

segmen tersebut masuk akal dengan memperhatikan tujuan dan sumber

daya perusahaan. Beberapa segmen yang menarik mungkin dilepas

karena mereka tidak berkaitan dengan tujuan jangka panjang perusahaan

atau segmen tersebut harus dilepas jika perusahaan kekeurangan satu atau

lebih kompetensi yang dibutuhkan untuk menawarkan nilai yang

superior.56

b. Kriteria Target Pasar

Targeting merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam

rangka menyusun rancangan pemasaran, yaitu dengan cara penentuan

pasar mana yang ingin dilayani. Pasar dapat diartikan semua pelanggan

potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu yang mungkin

55 Rhenald Kasali, 2001, Membidik Pasar Indonesia Segmenting, Targeting, dan Positioning,

Gramedia, Jakarta, hal. 119.

(44)

33

tersedia dang sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran

guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Ada empat kriteria

yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pasar sasaran yang optimal,

yaitu:57

1) Responsif

Pasar sasaran harus responsif terhadap produk atau

program-program pemasaran yang dikembangkan. Langkah ini harus dimulai

dengan studi segmentasi yang jelas karena tanpa pasar sasaran yang

jelas produsen menanggung resiko yang terlalu besar. Contoh:

Majalah Matra semua ditujukan untuk pria, bahkan menurut survei

yang responsive tidak hanya pria tetapi juga sejumlah wanita kelas

menengah.

2) Potensi penjualan

Semakin besar pasar sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya

pasar tidak hanya dari populasi, tetapi juga daya beli dan keinginan

pasar untuk memiliki produk tersebut.

3) Pertumbuhan yang memadai

Pasar tidak dapat dengan segera bereaksi. Pasar tumbuh

perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan cepat dan mencapai

titik pendewasaan.

4) Jangkauan media

(45)

34

Pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau pemasar tepat

memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan

produknya.

c. Menentukan Sasaran Pasar (Targeting Market)

Dalam menentukan segmen pasar, setiap perusahaan

mempertimbangkan lima pola alternatif untuk memperjelas target

pasar, yaitu :58

1) Single Segment Concentration

Single segment concentration maksudnya adalah perusahaan

dapat memilih satu segmen saja. Perusahaan lebih bisa mencapai

posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang

baik terhadap kebutuhan segmen, sehingga bisa diperoleh

keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai potensi

resiko yang cukup besar, sehingga alasan ini yang mendasari

perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.

2) Selective Specialization

Selective specialization maksudnya adalah perusahaan

menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak

saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing-masing

segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh

perusahaan, untuk menghindari kerugian. Walaupun salah satu

(46)

35

segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh

pendapatan dari segmen yang lain.

3) Product Specialization

Product specialization yaitu perusahaan berkonsentrasi

membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini,

perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang

spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi

kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau

keterlambatan melakukan perubahan teknologi.

4) Market Specialization

Market specialization maksudnya adalah perusahaan

berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok

tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi

channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan

dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian

akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau

kebutuhannya.

5) Full Market Coverage

Full market coverage maksudnya adalah perusahaan berusaha

melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan.

Namun, hanya perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk

menciptakan kepuasan konsumen, melakukan diferensiasi dan

(47)

36

diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya

perusahaan. Secara umum, hal ini tetap akan bermanfaat khususnya

apabila dikaitkan dengan strategy profitability, namun demikian

perusahaan sebaiknya berhati–hati agar tidak terjadi over

segmenting.

5. Positioning

Positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk

citra (image) atau produk yang lebih unggul dibandingkan merk atau produk

pesaing.59 Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen

yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk

brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah

alasan kenapa konsumen produk suatu perusahaan tersebut bukan produk

pesaing.60

Positioning bukan merupakan sesuatu yang anda lakukan

terhadap produk, tetapi sesuatu yang anda lakukan terhadap sebuah

produk itu dimana dapat di ingat dalam benak calon pelanggan.

Positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi komunikasi,

bagaimana menempatkan produk dalam benak konsumen, sehingga

calon konsumen memiliki penilaian tertentu, dan

mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu. Tentu saja bukan

59 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi III, hal. 109.

60 Agus Nopianto, Destina Paningrum, Pengembangan Laboratorium Bisnis Melalui Segmentasi,

(48)

37

semua konsumen, tetapi konsumen yang ditargetkan tadi.61 Jadi, fokus

utama positioning adalah pada persepsi pelanggan dan bukan sekedar

produk fisik yang dihasilkan.

Peran positioning dalam strategi pemasaran menurut Craven dalam

buku Basic Marketing mengatakan bahwa positioning memegang peran

yang sangat besar dalam strategi pemasaran. Dalam proses positioning

selalu dimulai product positioning. Pada hakikatnya positioning ini adalah

menanamkan sebuah persepsi, identitas, dan kepribadian di dalam benak

pelanggan untuk membuat positioning sekuat mungkin.62

a.Dasar –dasar dalam melakukan penetapan posisi.

Kotler menjelaskan beberapa cara produk positioning yang dapat

dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang

dituju, antara lain:63

1) Penetapan posisi menurut atribut.

Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan dengan

menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya,

seperti ukuran, lama, keberadaannya, dan seterusnya. Misalnya,

Disneyland dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan terbesar di

dunia.

2) Penetapan posisi menurut manfaat.

Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam

suatu manfaat tertentu. Misalnya Rinso memposisikan diri sebagai

(49)

38

deterjen untuk orang-orang yang mencari cara mudah melakukan

pencucian pakaian kotor.

3) Penetapan posisi menurut penggunaan atau penerapan seperangkat

nilai-nilai penggunaan atau penerapan

Inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan

dibandingkan pesaingnya. Misalnya, Japanese Deer Park memposisikan diri

untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat.

4) Penetapan posisi menurut pemakai

Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk

sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih

ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit

maupun dalam arti luas. Misalnya Sidomukti flying fox dapat

mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk pencari tantangan.

5) Penetapan posisi berdasar pesaing.

Penetapan posisi berdasar pesaing. Di sini produk secara

keseluruhan menonjolkan nama merknya secara utuh, dan diposisikan

lebih baik dari pesaing. Misalnya, Lion Country Safari dapat beriklan

memiliki lebih banyak macam binatang dibanding dengan Japanese Deer

Park.

6) Penetapan posisi menurut kategori produk.

Dalam hal ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu

(50)

39

memposisikan diri bukan sebagai taman rekreasi tapi sebagai lembaga

pendidikan.

7) Penentuan posisi harga atau kualitas.

Dalam hal ini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai

terbaik. Misalnya Busch Gardens dapat memposisikan diri sebagai nilai

terbaik untuk harga (dibandingkan penetapan posisi seperti kualitas

tinggi/harga tinggi atau harga termurah).

b. Faktor-Faktor Penentu Positioning

Dalam menetapkan positioning perusahaan dapat memperhatikan

faktor-faktor di bawah ini sebagai landasan penentuan positioning, yaitu:64

1) Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan perusahaan.

2) Capaian yang telah dihasilkan perusahaan.

3) Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan.

4) Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk perusahaan.

5) Bisnis baru yang dimasuki.

6) Originalitas dan posisi sebagai perusahaan atau merk baru di pasar.

Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah produk perusahaan

harus memperhatikan faktor-faktor dibawah ini, yaitu:65

1) Be creative maksudnya adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk

mencuri perhatian konsumen.atau target market.

64 Agus Nopianto, Destina Paningrum, Pengembangan Laboratorium Bisnis Melalui Segmentasi,

Targeting dan Positioing, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, hal. 69.

65 Agus Nopianto, Destina Paningrum, Pengembangan Laboratorium Bisnis Melalui Segmentasi,

(51)

40

2) Simplicity maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus

sesederhana dan sejelas mungkin.

3) Consistent yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten

dan melihat kondisi.

4) Own, dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan

harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak

pelanggan.

5) User their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan

positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.

Kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang

diciptakan. Selain ditentukan oleh persepsi pelangganya sendiri, posisi atau

citra sebuah perusahaan dipengaruhi pula oleh para pesaing dan pelanggan

mereka.66

Sasaran utama proses segmenting, targeting, dan positioning (STP)

adalah untuk menciptakan, dan mempertahankan citra unik atau ciri

khas perusahaan atau lembaga dalam benak konsumen sedemikian rupa.

Sehingga, citra tersebut memiliki keunggulan yang kompetitif yang terus

menerus. Sebuah poduk atau jasa akan memiliki keunggulan kompetitif,

jika produk atau jasa tersebut menawarkan manfaat-manfaat penting bagi

pelanggan.

(52)

41

6. Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) Dalam Perspektif

Islam

Strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) merupakan salah

satu strategi pemasaran. Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus

dilandasi semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha

semaksimal mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk

kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri. Bahkan Nabi

Muhammad Saw selalu menjelaskan dengan baik kepada semua pembeli

akan kelebihan dan kekurangan produk yang dijual.67

Islam adalah agama yang luar biasa. Islam adalah agama yang lengkap

yang berarti mengurusi semua hal dalam kehidupan manusia. Islam agama

yang mampu menyeimbangkan dunia dan akhirat: antara hamblum minallah

(hubungan dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan terhadap

manusia). Ajaran Islam lengkap karena merupakan agama terakhir sehingga

harus mampu memecahkan segala persoalan manusia.68

Menerapkan strategi untuk mencapai tujuan tertentu ada aturannya

dalam islam, seseorang atau organisasi diperkenankan berusaha semaksimal

mungkin untuk mendapatkan hasil terbaik, tetapi tidak dengan menciptakan

kerugian pada orang lain dan lingkungan sekitarnya. Hal ini disebutkan

dalam firman Allah QS Al-Qashash ayat 77 yang berbunyi :

67Thorik Gunara, Utus Hardiyono S., 2007, Marketing Muhammad, Madani Prima, Bandung,

hal.61.

68http://majalah.pengusahamuslim.com/pemasaran-dalam-perspektif-islam, diakses pada 02

(53)

Artinya : “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu

dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)

sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan “.69

Ayat tersebut jelas mengandung perintah kepada manusia untuk

melakukan setiap usaha dengan cara yang tidak membuat kerugian bagi

manusia lainnya. Dalam hal ini, strategi yang dilakukan perusahaan atau

lembaga dalam rangka meningkatkan keputusan pembelian konsumen atau

pilihan klien terhadap suatu produk atau jasa haruslah dilakukan dengan

kaidah-kaidah tertentu yang tidak mengandung hal yang merugikan

terhadap konsumen atau klien.

Gambar

 Tabel 2.1
  GAMBAR 2.1 Langkah-Langkah Strategi STP (Segmenting,Targeting
 Tabel 4.1

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui strategi segmenting, targeting, dan positioning yang diterapkan pada The Park mall Solo Baru dalam meningkatkan konsumen

Bagaimana strategi segmenting, targeting, dan positioning yang dilakukan oleh PT Guwatirta Sejahtera untuk produk Utra kemasan 19 liter dibandingkan dengan persepsi

Salah satu dari cara yang dapat dilakukan adalah dengan strategi STP ( Segmenting, Targeting, Positioning )?. Strategi ini berguna agar perusahaan dapat membagi fokus

Berdasarkan hasil penelitian dan bahasan mengenai Pengaruh Strategi Segmenting, Targeting, Positioning terhadap Persepsi Deposan di Bank BJB KC Majalaya

Nilai menunjukkan bahwa kontribusi semua variabel independen yaitu segmenting (X1), targeting (X2), dan positioning (X3), adalah 77,4% terhadap variabel dependen

Bab IV Analisis Data, menjelaskan strategi pemasaran segmenting, targeting dan positioning pada produk pembiayaan BMT Taruna Sejahtera Kantor Cabang Suruh,

strategi segmenting, targeting, positioning yang akan dijalankan oleh divisi marketing pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru serta rencana kedepannya

Hasil: Studi ini menunjukan bahwa strategi pemasaran dengan konsep segmentation, targeting dan positioning serta didukung oleh bauran pemasaran yang tepat merupakan sarana yang efektif