• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING DIVISI MARKETING PADA BMT TARUNA SEJAHTERA KANTOR KAS BANYUBIRU - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING DIVISI MARKETING PADA BMT TARUNA SEJAHTERA KANTOR KAS BANYUBIRU - Test Repository"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SEGMENTING, TARGETING,

POSITIONING DIVISI MARKETING PADA BMT

TARUNA SEJAHTERA KANTOR KAS BANYUBIRU

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Jurusan D-III Perbankan Syariah

Oleh:

DWI LISTIYANI

NIM: 201-14-008

JURUSAN D-III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

i

ANALISIS SEGMENTING, TARGETING,

POSITIONING DIVISI MARKETING PADA BMT

TARUNA SEJAHTERA KANTOR KAS BANYUBIRU

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Jurusan D-III Perbankan Syariah

Oleh:

DWI LISTIYANI

NIM: 201-14-008

JURUSAN D-III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

ii

(5)
(6)

iv

(7)
(8)

vi

MOTTO

Ketika perjalanan hidup terasa membosankan.

Maka Allah menyuruh kita untuk banyak bersyukur.

Kita mungkin sudah mempunyai segudang rencana, Tapi ingatlah!

Rencana Allah jauh lebih indah dari yang kita rencanakan.

PERSEMBAHAN

Kedua Orang tua ku Bapak Ngatiman dan Ibu Siti Rahayu

Kakak ku Suprihyanto dan Adik ku Reno

Teman dan sahabat-sahabat seperjuangan D-III Perbankan Syariah

angkatan 2014

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul ANALISIS

SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING DIVISI MARKETING BMT TARUNA SEJAHTERA KANTOR KAS BANYUBIRU sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga .

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Bapak Drs. Alfred L., M.SI. selaku Ketua Jurusan D–III Perbankan Syariah dan juga selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Ibu Dr. Hikmah Endraswati, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing akademik.

5. Ibu Nurul Fajriyah S.P. selaku pembimbing lapangan kegiatan magang di BMT Taruna Sejahtera Banyubiru.

6. Keluarga besar BMT Taruna Sejahtera yang telah memberikan kesempatan magang serta memberikan informasi terkait dengan judul penelitian penulis.

7. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu mendoakan serta memberikan motivasi.

8. Saudara-saudara penulis yang senantiasa memberikan doa dan motivasi. 9. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga,

(10)

viii

10.Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang dengan senang hati telah memberikan bantuan secara moril maupun materil dalam kelangsungan pembuatan Tugas Akhir.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis dengan senang hati mohon kritik dan saran karena penulis menyadari bahwa tidak ada suatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan seluruh pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 16 Juni 2017 Saya yang menyatakan,

(11)

ix

ABSTRAK

Listiyani, Dwi. 2017. Analisis Segmenting, Targeting, Positioning Divisi Marketing Pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D-III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Drs. Alfred L., M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah yang pertama untuk mengetahui penerapan strategi segmenting, targeting, dan positioning BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru. Kedua, untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan strategi segmenting, targeting dan positioning. Ketiga, untuk mengetahui perkembangan anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan teknik pengambilan data melalui wawancara dan observasi, sedangkan data sekundernya berasal dari dokumen-dokumen BMT Taruna Sejahtera Banyubiru. Hasil dari penelitian ini bahwa BMT Taruna Sejahtera Banyubiru menggunakan segmentasi geografis dan demografis. Sedangkan targetingnya BMT Taruna Sejahtera Banyubiru menggunakan strategi cakupan pasar tanpa pembedaan. Dalam hal positioning, BMT Taruna Sejahtera Banyubiru menggunakan Didi Kempot sebagai brand ambasador produk Simpanan Amanah dengan memasang foto Didi Kempot di setiap brosur maupun spanduk atau MMT.

(12)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

e. Metode Penelitian ... 8

f. Sistematika Penulisan ... 11

(13)

xi

BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

a. Gambaran Umum ... 35

1. Sejarah ... 35

2. Visi Misi ... 37

3. Bidang Usaha Perusahaan ... 38

4. Struktur Organisasi ... 44

b. Data Deskriptif Perusahaan ... 52

1. Data SDM BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 52

2. Data Demografis Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 53

3. Data geografis Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 59

BAB IV ANALISIS DATA a. Segmenting, Targeting, dan Positioning di BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 64

b. Kendala-kendala dalam Menerapankan Segmenting, Targeting, dan Positioning ... 77

c. Perkembangan Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 79

BAB V PENUTUP a. Kesimpulan ... 84

b. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera ... 44

Gambar 3.2 Grafik Data Usia Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 54

Gambar 3.3 Grafik Data Jenis Kelamin Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru... 55

Gambar 3.4 Grafik Data Pekerjaan Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 56

Gambar 3.5 Grafik Data Pendapatan Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru... 57

Gambar 3.6 Grafik Data Pendidikan Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru... 58

Gambar 3.7 Grafik Data Agama Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru... 59

Gambar 3.8 Grafik Data Jumlah Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru Berdasarkan Letak Geografis ... 60

Gambar 3.9 Grafik Data Segmentasi Geografis Kecamatan Banyubiru ... 61

Gambar 3.10 Grafik Data Segmentasi Geografis Kecamatan Jambu ... 62

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Perkembangan Usaha BMT Taruna Sejahtera Kantor

Kas Banyubiru ... 5

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya ... 19

Tabel 3.1 Data Komposisi Pendidikan SDM BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru... 53

Tabel 3.2 Data Usia Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 53

Tabel 3.3 Data Jenis Kelamin Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 54

Tabel 3.4 Data Pekerjaan Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 55

Tabel 3.5 Data Pendapatan Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 56

Tabel 3.6 Data Pendidikan Terakhir Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 57

Tabel 3.7 Data Agama Anggota BMT TarunaSejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 58

Tabel 3.8 Data Jumlah Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru berdasarkan Letak Geografis ... 59

Tabel 3.9 Data Segmentasi Geografis Kecamatan Banyubiru ... 60

Tabel 3.10 Data Segmentasi Geografis Kecamata Jambu... 61

Tabel 3.11 Data Segmentasi Geografis Kecamatan Ambarawa ... 62

Tabel 4.1 Data Perkembangan Anggota Simpanan Amaah BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 79

Tabel 4.2 Data Perkembangan Anggota Simpanan Berkah BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru ... 81

(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pernyataan Keaslian Tulisan dan Ijin Publikasi

2. Declaration

3. Brosur Produk – Produk di BMT Taruna Sejahtera

4. Aplikasi Permohonan Pembiayaan

5. Aplikasi Pembukaan Rekening Simpanan

6. Slip Angsuran, Penyetoran, Penarikan, Kwitansi, Tanda Setoran

7. Kartu Pembiayaan

8. Sertifikat Deposito

9. Lembar Konsultasi Tugas Akhir

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memasuki pasar yang pangsa pasarnya lebih dominan diduduki oleh perbankan konvensional, BMT Taruna Sejahtera Kantor

Kas Banyubiru yang merupakan lembaga keuangan mikro yang berlandaskan hukum islam dimana divisi marketing sebagai sumber daya manusia yang dimiliki, harus pintar-pintar memilih strategi yang akan

digunakan. Dalam menghadapi tantangan tersebut, BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru harus memiliki sumber daya manusia yang

kompeten, sumber daya manusia merupakan bagian dari kemajuan ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu, peradaban yang semakin

maju menuntut sumber daya manusia yang kompeten, loyal, disiplin berpikiran maju, serta berorientasi kedepan dalam menjalankan serta mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam mencapai tujuan BMT

Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru (Prihantoro, 2012: 78).

Dengan demikian, sukses tidaknya BMT Taruna Sejahtera Kantor

Kas Banyubiru bergantung pada sumber daya yang dimiliki, hal tersebut dikarenakan persaingan pasar yang semakin ketat sehingga menuntut BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru untuk selalu memperbarui

strategi-strateginya dalam memasuki pasar.

Strategi segmenting, targeting dan positioning disepakati oleh

(18)

targeting, positioning merupakan salah satu elemen terpenting dalam pemasaran. Philip Kotler yang dikenal sebagai bapak pemasaran modern

dan Armstrong menyebutnya sebagai langkah-langkah pokok dalam perancangan costumer-driven marketing strategy (Tjiptono dan Chandra,

2012: 149). Costumer-driven marketing strategy merupakan strategi yang dibuat untuk melawan kekejaman persaingan lalu berusaha memenangkan pertarungan yang tujuannya memperbaiki atau mempermudah mengakses

pasar supaya dapat memilih pelanggan yang potensial.

Hal yang melatar belakangi kenapa harus segmenting, targeting,

serta positioning adalah keadaan pasar yang selalu berubah-ubah dimana konsumen menjadi terkelompokkan ditinjau dari kebutuhan, sikap, dan gaya hidup konsumen (Morissan, 2010: 56). Keadaan pasar yang selalu

berubah-ubah mengharuskan divisi marketing pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru untuk selalu memperbarui strategi pemasarannya.

Strategi pemasaran akan dapat ditentukan dan dilaksanakan apabila divisi

marketing dapat mengidentifikasi pasar yang akan dimasukinya melalui

segmenting, targeting, positioning.

Segmenting, targeting dan Positioning yang harus dilakukan oleh divisi marketing pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

dalam menghadapi keadaan pasar yang selalu berubah-ubah dikarenakan

segmenting, targeting, positioning merupakan konsep pokok yang mendasari strategi pemasaran perusahaan dan pengalokasian sumber daya

(19)

pemasaran. Sehingga bisa dikatakan bahwa segmenting, targeting serta

positioning merupakan ujung tombak dari keberhasilannya strategi yang

akan dilakukan lebih lanjut. Dalam merumuskan strategi pemasaran, pastinya harus menentukan sasarannya terlebih dahulu, siapa yang akan

dijadikan sebagai target pemasaran. Oleh karena itu segmenting, targeting

dan positioning itu perlu dilakukan oleh divisi marketing pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru supaya nantinya dalam

menentukan strategi-strategi pemasaran lainnya lebih mudah.

Segmenting, targeting serta positioning itu penting karena seorang

account officer ketika akan memasuki pasar harus dapat mengidentifikasi segmen dari pasar tersebut seperti kebutuhan spesifik dari kelompok-kelompok konsumen dalam pasar tersebut. Setelah divisi marketing dapat

menentukan segmen pasarnya, maka selanjutnya harus menentukan satu atau lebih untuk menentukan targetnya dan merencanakan program

pemasaran yang akan digunakan untuk masing-masing target tersebut. Setelah divisi marketing menentukan segmen dan targetnya hal yang akan dilakukan adalah bagaimana divisi marketing memposisikan BMT

Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru sebagai lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah di Banyubiru. Dengan demikian, maka calon

anggota akan memiliki kepercayaan terhadap BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru (Morissan, 2010: 56). Jadi, pada dasarnya

(20)

segmenting, targeting, positioning yaitu, memposisikan suatu produk dipasar dengan sedemikian rupa sehingga produk tersebut memiliki

keunggulan kompetitif yang menawarkan atribut-atribut yang dinilai penting dan unik oleh pelanggan (Tjiptono, 2012: 149).

Masyarakat Indonesia sendiri sebagian besar masih banyak yang menggunakan jasa dari produk-produk bank konvensional dibandingkan Lembaga Keuangan Syariah baik yang Mikro maupun Makro, walaupun

tidak sedikit pula yang sudah beralih pada perbankan syariah. Hal tersebut terbukti bahwa masyarakat awam di lingkungan sekitar masih banyak

yang belum mengenal adanya Perbankan Syariah, apa, bagaimana, dimana, serta mengapa Perbankan Syariah itu ada. Banyak yang beranggapan pula bahwa Lembaga Keuangan Syariah sama saja seperti

bank konvensional hanya saja beda nama.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BMT Taruna Sejahtera Kantor

Kas Banyubiru, dapat dilihat bahwa perkembangan usaha BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru dari tahun ke tahun dilihat dari segi jumlah anggotanya selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan

(21)

Tabel 1.1

Data Perkembangan Usaha BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

No Tahun

Perkembangan Jumlah Nasabah

Nominal Simpanan Nominal Pembiayaan

1. 2014 585 Rp 583.452.440,- Rp 454.000.000,- 2. 2015 1031 Rp 1.020.131.622,- Rp 923.300.000,- 3. 2016 1369 Rp 1.407.568.109,- Rp 1.350.200.000,-

Dari data diatas dapat diketahui bahwa perkembangan BMT Taruna

Sejahtera Kantor Kas Banyubiru mengalami peningkatan jumlah anggota setiap tahunnya jika dilihat dari total seluruh aset. Pada tahun 2015 jumlah

anggota meningkat sebanyak 446 anggota, sedangkan pada tahun 2016 hanya meningkat sebanyak 338 anggota.

Poin tersebut merupakan suatu tantangan bagi divisi marketing pada

BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru. Bagaimana divisi

marketing untuk mengidentifikasi kendala apa yang menghambat sehingga

jumlah anggota pada tahun 2016 hanya meningkat sebanyak 338 anggota. Padahal ditahun 2015 meningkat sebanyak 446 anggota serta bagaimana divisi marketing BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru membawa

nama BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru dalam memperkenalkan produk maupun jasa kepada masyarakat. Serta

(22)

produk-produk unggulannya. Hal-hal tersebut dapat tercapai jika divisi

marketing pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

merumuskan strategi yang tepat dalam melakukan segmenting, targeting,

serta positioning.

Penulis ingin mengkaji tentang “ANALISIS SEGMENTING,

TARGETING, POSITIONING DIVISI MARKETING PADA BMT

TARUNA SEJAHTERA KANTOR KAS BANYUBIRU” dikarenakan

penulis ingin mengetahui bagaimana divisi marketing pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru merumuskan serta menerapkan strategi

segmenting, targeting dan positioning dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di BMT tersebut. Sehingga, dengan menjalankan segmenting, targeting serta positioning BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

dapat tetap eksis, berkembang, dan semakin dikenal oleh masyarakat yang belum mengetahui adanya BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

serta bagi yang sudah menjadi anggota akan semakin loyal kepada BMT. Penulis memilih BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru sebagai objek penelitian karena pertama, sebelumnya belum ada yang

melakukan penelitian tentang segmenting, targeting, positioning di BMT Taruna Sejahtera Kator Kas Banyubiru. Kedua, BMT Taruna Sejahtera

Kantor Kas Banyubiru memiliki sumber daya yang kompeten dan memiliki potensi yang baik dalam meningkatkan ekonomi di BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru, akan tetapi peran serta fungsi dari

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

penulis ambil adalah:

1. Bagaimana segmenting, targeting, serta positioning pada BMT Taruna

Sejahtera Kantor Kas Banyubiru?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan strategi tersebut?

3. Bagaimana perkembangan anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru?

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penerapan strategi segmenting, targeting, dan

positioning BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru.

b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan strategi segmenting, targeting, positioning di BMT Taruna Sejahtera

Kantor Kas Banyubiru.

c. Untuk mengetahui perkembangan anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru setelah menerapkan strategi segmenting,

tergeting dan positioning. D. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis

Menambah pengetahuan tentang segmenting, targeting, positioning

(24)

b. Bagi BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

Sebagai bentuk masukan atau sebagai bahan referensi dalam

pengambilan keputusan dimasa mendatang. c. Bagi Lembaga

Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa IAIN Salatiga khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Dalam penelitian yang bersifat deskriptif, tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan sesuai realitanya tentang suatu variabel, gejala, atau

keadaan (Arikunto, 2005: 234). 2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (1986: 159) dalam Kuswanto (2014: 7) pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam

melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat kealamiahan serta tidak dapat dilakukan di laboratorium

(25)

3. Lokasi penelitian

Lokasi obyek penelitian yaitu BMT Taruna Sejahtera Kantor

Kas Banyubiru yang beralamat di Dusun Krajan Rt/Rw: 003/002, Kelurahan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

4. Sumber data

Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, diantaranya ialah:

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari narasumber

secara langsung. Data primer tersebut diperoleh dari hasil wawancara kepada manager (Kepala Kantor) dan account officer

(AO), selain wawancara data yang diperoleh berasal dari observasi

(Asnawi dan Masyhuri, 2009: 153-154). Hal-hal yang ditanyakan pada saat wawancara adalah hal-hal yang menyangkut dengan

strategi segmenting, targeting, positioning yang akan dijalankan oleh divisi marketing pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru serta rencana kedepannya untuk tetap mempertahankan

likuiditas dari BMT Taruna Sjahtera Kantor Kas Banyubiru.

Sedangkan untuk observasinya penulis akan mengamati

perilaku maupun kejadian-kejadian yang terjadi di BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru selama masa penelitian atau selama penulis magang di BMT tersebut kurang lebih selama dua

(26)

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsung. Data tersebut bisa diperoleh dari buku atau dari sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan perusahaan seperti buku

panduan operasional dan informasi lainnya yang dapat dijadikan sebagai data pendukung penelitian (Asnawi dan Masyhuri, 2009: 155-156). Data sekunder ini bisa didapatkan dari media cetak

seperti majalah dan koran. Selain itu bisa juga berasal dari media online yaitu melalui situs resminya BMT Taruna Sejahtera.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Menurut Djaelani (2013: 84) dalam jurnal Majalah Ilmiah

Pawiyatan yang berjudul Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif, metode observasi dilakukan dengan cara

mengamati perilaku dan kejadian. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengamati perilaku dan kejadian yang terjadi di BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru selama masa penelitian.

Kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui kejadian atau kegiatan yang berlangsung saat itu.

b. Wawancara

Djaelani (2013: 87) mengemukakan bahwa wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengajukan

(27)

penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan manager

(Kepala Kantor) dan account officer (AO).

c. Dokumentasi

Dokumentasi disini mempunyai arti metode pengumpulan

data dengan menggunakan data-data perusahaan baik dari laporan perkembangan usaha perusahaan maupun dari data-data lainnya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dijadikan bukti autentik.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi tentang latar belakang

penulisan penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, dalam landasan teori penulis menyajikan

teori-teori tentang segmenting, targeting dan positioning serta penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan segmenting, targeting dan

positioning.

Bab III Gambaran Objek Penelitian, pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran objek penelitian, yaitu tentang gambaran

umum BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru seperti sejarah berdirinya, visi misi, usaha yang dijalankan. Serta pada bab ini didukung

dengan adanya data-data deskriptif perusahaan.

Bab IV Analisis Data, dalam bab ini penulis menganalisis tentang bagaimana segmenting, targeting, dan positioning pada BMT Taruna

(28)

penerapan strategi tersebut, serta perkembangan BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru.

Bab V Penutup, Pada bab penutup ini terdapat kesimpulan tentang hal yang telah dibahas pada bab sebelumnya serta saran-saran yang terkait

(29)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Karamoy (2013) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program

Pascasarjana, Magister Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado

dalam jurnal penelitian yang berjudul “Strategi Segmenting, Targeting,

dan Positioning Pengaruhnya terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Produk KPR BNI Griya”. Pemasaran produk KPR BNI Griya di Manado dilaksanakan oleh unit kerja BNI LNC Manado (Loan

Center). Data yang diperoleh dari penelitian tersebut diperoleh dari data internal BNI LNC Manado. Populasi yang digunakan sebanyak 1.641

responden dengan jumlah sampel 98 responden dengan menggunakan metode analisis uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan

variabel strategi segmentasi (X1), strategi targeting (X2) strategi

positioning (X3) yang diduga sama-sama bepengaruh terhadap variabel

keputusan konsumen (Y) pada produk KPR BNI Griya adalah diterima. Hal tersebut sesuai atau dapat dibuktikan juga pada probabilitas atau

tingkat signifikan sebesar (0%) yaitu kurang dari 5 %. Dengan hasil perhitungan data statistik tersebut menghasilkan hasil penelitian bahwa strategi segmenting, targeting dan positioning berpengaruh secara simultan

(30)

Menurut Mursid dan Irviana (2012) dari Jurusan Syariah STAIN

Pekalongan dalam jurnal yang berjudul “Analisis Segmen Pasar dan

Perilaku Bank Syariah: Kajian Hukum Islam Nasabah Terhadap Produk

HSBC Amanah Indonesia”. Dalam penelitian tersebut, penulis

menggunakan sampel sebanyak 120 responden dari jumlah populasi sebesar 8.468.471 responden. Mursid dan Irviana (2012) mengungkapkan bahwa hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa di DKI Jakarta

terdapat tiga segmen pasar yaitu segmen syariah loyalist, segmen floating mass, dan segmen conventional loyalist.

Hasil dari penelitian tersebut bersifat deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa non probability sampling dengan teknik pengumpulan datanya teknik sampel kemudahan (convenience sampling).

Jenis data yang digunakan berasal dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan pengisian kuesioner

oleh responden.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan segmen floating mass

merupakan segmen paling potensial dikarenakan segmen tersebut sebagai

pasar terbesar dibandingkan dengan segment syariah loyalist dan segment conventional loyalist karena secara dominan segmen floating mass

diperoleh dari responden yang beragama islam dan didominasi oleh pegawai swasta dan wiraswata. Sedangkan hasil dari analisisnya yang berdasarkan klaster dan faktor menunjukan bahwa semua segmen tidak

(31)

mempengaruhi dalam memilih bank, akan tetapi yang membedakan adalah urutan prioritasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi responden dalam

memilih bank ialah jaringan kantor dan ATM yang luas, kecepatan dan efisiensi pelayanan, keramah-tamahan karyawan dan reputasi dari bank itu

sendiri.

Penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Segmentasi Demografi dan Loyalitas Konsumen (Studi Pada Merek Produk Tabungan Di

Lampung)” penelitian tersebut dilakukan oleh Mahrinasari (2010) yang

merupakan Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lampung. Penelitian tersebut menggunakan dua populasi. Populasi yang pertama yaitu manajemen Bank pada PT Bank BCA , PT Bank Mandiri, PT Bank BNI di provinsi Lampung dan staf yang terkait dengan

pengelolaan produk tabungan pada bank yang bersangkutan. Populasi yang kedua adalah nasabah tabungan pada bank yang bersangkutan yang

dipilih secara non-probability sampling di wilayah kerja provinsi Lampung. Sedangkan untuk penentuan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan berupa segmentasi demografi (gender, usia, pendidikan, pekerjaan, dan income)

berhubungan secara signifikan dengan tingkatan loyalitas merek terbukti tidak benar. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai uji statistik Chi-square

(32)

terdapat temuan jika variabel pekerjaan dan income dihubungkan dengan frekuensi menabung maka akan menunjukkan hubungan secara signifikan.

Hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa frekuensi menabung dan jumlah nilai tabungan tidak berhubungan secara signifikan dengan tingkat

loyalitas merk. Hasil-hasil penelitian tersebut mengasumsikan bahwa perlu adanya kajian terlebih dahulu jenis segmentasi pasar mana yang akan dibidik, karena hal tersebut akan berpengaruh dengan frekuensi menabung

dan jumlah nilai tabungan. Dengan demikian, bukan berarti dengan segmentasi demografi yang berbeda akan menentukan konsumen loyal.

Penelitian yang berjudul “Analisis Preferensi Konsumen Sebagai

Dasar Penentuan Segmentasi di Perbankan (Studi Kasus PT Bank

Muamalat Indonesia Cabang Solo)” yang diteliti oleh Purnomo dan

Haryanto (2010) dari Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Populasi yang digunakan adalah seluruh masyarakat yang

menggunakan jasa dari BMI kantor cabang Surakarta. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa BMI kantor cabang Surakarta mempunyai nilai plus

dikalangan masyarakat dengan poin-poin positif yang berupa lokasi yang

strategis, standar pelayanan yang baik dan yang terakhir berdasarkan motivasi masyarakat memilih BMI dikarenakan faktor syariah yang bebas

dari riba. Standar pelayanan yang baik termasuk didalamnya tata kelola ruangan yang baik dan tempat parkir yang aman.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan convenience,

(33)

dengan menggunakan factor analysis dengan derajat keyakinannya sebesar 95%. Alat pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan kuesioner

dengan model terbuka dan tertutup.

Suryaatmaja (2014) yang meneliti tentang segmentasi dengan judul

penelitian “Pengaruh Segmentasi Terhadap Preferensi Konsumen Di

Koperasi BMT Insani Amanah Natar Lampung Selatan”. Peneliti

merupakan alumni dari Universitas Bandar Lampung. Dalam penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat uji analasis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan seluruh

anggota BMT Insan Amanah di Desa Natar Lampung selama tahun 2013. Pemilihan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Dari teknik pengambilan sampel tersebut, diperoleh jumlah sampel sebanyak 80

responden. Hasil penelitian tersebut diperoleh hasil segmentasi geografik, segmentasi demografik, segmentasi psikografik, dan segmentasi perilaku

sangat berperan terhadap preferensi konsumen di BMT Insan Amanah. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa segmentasi geografik, segmentasi demografik, segmentasi psikografik, dan segmentasi perilaku

berpengaruh positif terhadap preferensi konsumen.

Skripsi oleh Kuswanto (2014) yang berjudul “Startegi Positioning

Bank Muamalat dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

2015”. Penelitian tersebut dilakukan oleh Kuswanto (2014) dari Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode

(34)

observasi, wawancara dan literatur-literatur yang terkait dengan MEA. Hasil dari Penelitian tersebut adalah indikator keuangan Bank Muamalat

mengalami peningkatan yang positif selama lima tahun terakhir. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja Bank Muamalat berhasil

mewujudkan perbaikan serta perkembangan dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Meskipun angka pertumbuhan perbankan secara umum mengalami perlambatan, namun Bank Muamalat berhasil

memperoleh laba bersih terbesar sebagai Bank Syariah.

Secara umum beda penelitian dari penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan oleh kelima penulis tersebut ialah fokus penelitian, penelitian ini memfokuskan pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru yang mengacu pada SDM yang dimiliki yaitu Divisi

Marketingnya bukan pada produk-produknya, yang kedua metode penelitian yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif kualitatif.

Penelitian yang akan penulis kaji hanya akan menganalisis tentang

segmenting, targeting dan positioning pada BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru tanpa didukung oleh pengujian hipotesis, yang terakhir

adalah objek dari penelitian. Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian di BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru.

(35)

Tabel 2.1

Perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya No. Penulis Perbedaan Persamaan 1. “Strategi

a. Fokus penelitian pada produk KPR BNI Griya

b. Metode penelitian c. Metode analisis (analisis uji

f. Objek penelitian di lembaga

a. Fokus penelitian terdapat pada

(36)

pengambilan h. Objek penelitian

lembaga

e. Metode analisis menggunakan skala Likert, rata-rata dan uji g. Objek penelitian

(37)

Konsumen

d. Metode analisis menggunakan

factor analysis, cluster analysis, profilling

e. Objek penelitian lembaga

c. Metode analisis analisis regresi b. Teknik analisis

(38)

B. Kajian Teoritik 1. Pemasaran

Menurut Kotler (1967: 12) dalam Setiyaningrum dkk., (2005: 7) pemasaran adalah kegiatan menganalisis, mengorganisasi,

merencanakan, dan mengawasi sumber daya, kebijaksanaan serta kegiatan yang menimpa para pelanggan perusahaan dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan para kelompok pelanggan yang

terpilih untuk memperoleh laba. a. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen. Dalam konsep pemasaran menurut Herlambang (2014: 5) terdapat tiga unsur

pokok, yaitu:

1) Berorientasi pada konsumen, pasar, pembeli

2) Volume penjualan untuk menghasilkan keuntungan

3) Koordinasi seluruh kegiatan pemasaran dalam proses perusahaan.

b. Indikator Pemasaran 1) Segmenting

Swastha (1996) dalam Herlambang (2014: 18) Segmenting

adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar)

(39)

2) Targeting

Yuliana (2013: 82) mengutip dari Kotler (1997) targeting

adalah memilihsatu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki atau bagaimana cara perusahaan mengoptimalkan suatu pasar

dan dalam penentuan target pasar perusahaan harus menggunakan konsep prioritas, variabilitas dan fleksibilitas. 3) Positioning

Positioning adalah cara sebuah produk didefinisikan oleh konsumen berdasarkan atribut-atribut penting atau dimana

produk ditempatkan dalam benak konsumen dibandingkan produk saingan (setiyaningrum dkk., 2015: 71)

4) Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Menurut Kotler (2003) dalam Herlambang (2014: 33)

marketing mix adalah sebagai sekumpulan dari variabel-variabel

yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Biasanya dalam bauran pemasaran (Marketing Mix)

variabel-variabel yang digunakan adalah 4P (Product, Price, Place, Promotion).

2. Segmenting

Menurut Sunyoto (2014) yang mengutip dari Kotler mendeskripsikan segmenting merupakan usaha pemisahan pasar pada

(40)

memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Segmentasi pasar dapat disebut juga membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang

dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku yang kemungkinan membutuhkan produk yang berbeda (Ratnasari dan

Aska, 2011: 21).

a. Langkah-langkah Melakukan Segmentasi Pasar

Dalam memilah-milah pasar sasaran sesuai dengan

kebutuhan maupun karakteristik pasar sasaran, maka perusahaan dapat menerapkan langkah-langkah dalam melakukan segmentasi

pasar seperti yang dikutip dari buku yang ditulis oleh Ratnasari dan Aska (2011: 23-26) sebagai berikut:

1) Pengelompokan segmen pasar yang akan dimasuki.

2) Mengidentifikasi pasar yang berdasarkan atau yang dapat dikelompokan berdasarkan keadaan geografis, demografis,

psikografis ataupun berdasarkan perilaku konsumen.

3) Menentukan dan memilih dasar yang terbaik untuk dimasuki. Sebaiknya dalam hal ini sebuah perusahaan memperhitungkan

secara matang supaya segmen yang akan dimasuki memberikan keuntungan dibandingkan pesaingnya.

(41)

4) Mengidentifikasi dan menyeleksi segmen pasar. Dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi segmen pasar, ada

beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, sasaran

dan sumber daya perusahaan. b. Jenis-jenis Segmentasi

Segmentasi pasar dapat dilakukan dengan menggunakan

variabel-variabel segmentasi pasar yang berbeda. Dasar segmentasi pasar konsumen dapat dijabarkan menjadi empat variabel,

diantaranya adalah: 1) Segmentasi geografis

Variabel segmentasi geografis merupakan pembagian

pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota atau lingkungan rumah

tangga. Contoh dari segmentasi geografis adalah Bank BRI konvensional menawarkan produk yang berupa tabungan Simpedes. Tabungan tersebut diciptakan untuk masyarakat yang

tinggal di daerah pedesaan sehingga dengan adanya produk Tabungan Simpedes diharapkan dapat menarik minat

masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan. 2) Segmentasi demografis

Pembagian pasar dalam segmentasi demografis meliputi

(42)

hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas

sosial.

Contoh segmentasi demografi adalah bagian pemasaran

dari suatu bank menggunakan data demorafi untuk membuka kantor cabang dan mengatur jumlah personel pemasaran yang dimiliknya (Morissan, 2010: 59).

3) Segmentasi psikografi

Dalam segmentasi psikografi pasar dibagi menjadi

kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian akan nilai. Orang-orang yang berada dalam kelompok demografi yang sama akan menunjukan gambaran

psikografi yang berbeda.

Contoh dari segmentasi psikografis ialah Midland Bank

yang merupakan salah satu bank di Inggris menawarkan produk dengan merek Vektor yang diperkenalkan pada tahun 1987 ditujukan untuk konsumen muda yang kurang terikat secara

finansial berpengeluaran tinggi. Kemudian diikuti dengan produk-produk seperti Orchard yang ditujukan untuk para

(43)

tanggungan anak yang berpenghasilan tinggi (Payne, 1993: 92-93).

4) Segmentasi perilaku

Segmentasi ini pembeli dibagi ke dalam kelompok

berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu produk (Kotler, 2002: 300-305).

Contoh dari segmentasi perilaku adalah sebuah BMT di

daerah Ambarawa menyediakan produk simpanan yang berupa simpanan Dirham. Apabila bergabung dengan simpanan tersebut

maka di akhir periode yaitu setelah 24 bulan anggota akan mendapatkan hadiah seperti kompor, kipas angin, blender dan lain sebagainya serta akan mendapat doorprize sebuah sepeda

motor bagi yang beruntung. Simpanan ini hampir mirip seperti arisan akan tetapi pada simpanan ini yang diundi adalah

hadiahya bukan uangnya. Produk tersebut mendapat respon positif dari masyarakat yang kebanyakan anggotanya merupakan para pedagang di pasar sekitar Ambarawa.

3. Targeting

Target (targeting) menurut Yuliana (2013: 82) yang mengutip

dari Kotler adalah memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki atau bagaimana cara perusahaan mengoptimalkan suatu pasar dan dalam penentuan target pasar perusahaan harus

(44)

Dengan kata lain, perusahaan harus menentukan target yang paling spesifik. Apabila perusahaan sudah menentukan targetnya

maka perusahaan dapat menentukan, merek, feature, harga, dan lain sebagainya serta mengenai promosi yang akan dilakukan mengenai

produk yang akan di pasarkan (Arifin, 2005: 50). a. Kriteria dalam Memasuki Pasar

Menurut Morissan (2010: 71) menyebutkan beberapa kriteria

yang harus dipenuhi sebelum memasuki suatu segmen, yaitu: 1) Apakah segmen tersebut cukup besar? Segmen yang dipilih

setidaknya cukup potensial dalam artian terdapat populasi yang cukup besar sehingga dapat menjamin kontinuitas produksi. 2) Apakah terdapat daya beli? Populasi yang besar tidak

menjamin adanya daya beli yang tinggi.

3) Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainnya? Segmen

yang baik haruslah dapat dibedakan dengan segmen yang lainnya dengan jelas.

4) Apakah ada pesaing yang menguasai segmen tersebut? Perlu

adanya banyak pertimbangan dalam memasuki segmen yang sudah terdapat pesaing didalamnya.

(45)

b. Strategi Cakupan Pasar

Selain kriteria-kriteria yang disebutkan diatas, perusahaan

dalam menentukan targetnya, dapat menggunakan salah satu dari tiga strategi cakupan pasar yang dikutip dari Ratnasari dan Aska

(2011: 26) diantaranya adalah: 1) Pemasaran tanpa pembedaan

Pemasaran tanpa pembedaan merupakan pendekatan

dimana tidak ada pembagian yang khusus atau segmen tertentu didalam pasar. Dengan kata lain perusahaan yang menggunakan

strategi ini melayani semua segmen pasar. 2) Pemasaran dengan pembedaan

Perusahaan yang menggunakan strategi ini

mengidentifikasi beberapa segmen dalam pasarnya dan menerapkan bauran pemasaran yang berbeda bagi setiap segmen

tersebut.

3) Pemasaran terkonsentrasi

Dalam strategi pemasaran terkonsentrasi ini, perusahaan

menetapkan suatu bauran pemasaran yang sama untuk setiap segmen yang terbagi dalam beberapa segmen. Lewat strategi ini,

(46)

c. Contoh Targeting

Contoh dari targeting adalah Bank BRI Konvensional

memberikan jasa KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan target yang dituju adalah masyarakat yang mempunyai usaha seperti pedagang,

peternak, dan pengusaha-pengusaha lainnya. 4. Positioning

Positioning adalah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk

membuat konsumen berfikir sesuatu mengenai produk atau perusahaan itu sendiri (Arifin, 2005: 50). Sedangkan menurut Kotler

(2002: 341) positioning adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan diantara para pesaing didalam benak para sasarannya. Positioning merupakan

konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana pelanggan yang ada ataupun calon pelanggan dapat menerima perusahaan tersebut

dengan produknya, dibandingkan dengan perusahaan lain (Ratnasari dan Aska, 2011: 27).

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

positioning merupakan suatu keadaan dimana perusahaan tersebut diminati oleh masyarakat melalui produknya sehingga perusahaan

berada dalam barisan pertama dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Dengan kata lain perusahan telah mengambil hati masyarakat sehingga masyarakat mau membeli, menggunakan, serta

(47)

a. Langkah-Langkah dalam Positioning

Hal-hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

menempatkan dirinya serta guna menambah nilai plus perusahaan dihadapan masyarakat antara lain yang pertama Produk, hal yang

dapat dilakukan dengan produk adalah inovasi baik dengan mengeluarkan produk baru maupun daur ulang dari produk lama.

Yang kedua adalah Personal dan Pelayanan, hal ini

mencakup kompetensi, keramahan, kredibilitas, daya tanggap, serta komunikasi. Karena bank merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang jasa, maka penting sekali memperhatikan kualitas pelayanannya. Hal tersebut sangat berpengaruh pada masyarakat, karena baik tidaknya kualitas pelayanan akan

mempengaruhi kenyaman masyarakat (Nasution dkk, 2007: 246-247).

Akan tetapi keunggulan-keunggulan yang dimiliki suatu perusahaan, tidak semuanya merupakan indikator yang dapat ditampilkan di pasar maka perusahaan harus menyeleksi indikator

mana yang dapat ditampilkan kepada masyarakat. Menurut Ratnasari dan Aska (2011: 28) yang mengutip dari Kotler bahwa

(48)

1) Penting, yang dimaksud penting ialah bahwa keunggulan produk yang ditawarkan memiliki nilai guna yang penting

bagi konsumen.

2) Berbeda, bahwa keunggulan produk yang dimiliki berbeda

dari pesaing, atau bahkan pesaing tidak ada yang menawarkan keunggulan produk tersebut.

3) Unggul (superior), keunggulan yang dimiliki perusahaan

lebih baik daripada yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.

4) Dapat dikomunikasikan, keunggulan tersebut dapat dikomunikasikan yang dapat menjadi daya tarik pembeli. 5) Pelopor, menjadi yang pertama yang memiliki keunggulan

tersebut sehingga pesaing sulit untuk menirukan keunggulan yang dimiliki perusahaan.

6) Harga terjangkau, konsumen dapat menjangkau biaya yang ditambahkan dalam keunggulan tersebut, sehingga konsumen tidak keberatan dengan harga yang ditetapkan.

7) Menguntungkan, perusahaan memperoleh laba dari keunggulan tersebut.

b. Strategi Positioning

Dalam melakukan positioning, positioning yang digunakan bisa expaied karena kurangnya perhatian, adanya perubahan

(49)

atribut/dimensi yang ditonjolkan tidak lagi menarik pelanggan, dan adanya pesaing yang merebut posisi perusahaan. Maka dari

itu, perusahaan harus sering memantau posisinya atau bila dibutuhkan dapat melakukan repositioning. Menurut Tjiptono dan

Chandra (2012: 161-165) strategi positioning yang dapat digunnakan oleh perusahaan adalah:

1) Attribute positioning, adalah strategi dimana perusahaan

memposisikan dirinya berdasarkan atribut atau fitur spesifik. 2) Benefit positioning, adalah strategi dimana produk

diposisikan sebagai pemimpin dalam manfaat tertentu.

3) User positioning, adalah strategi positioning yang memposisikan produk sebagai pilihan terbaik untuk

kelompok pemakai tertentu.

4) Competitor positioning, adalah strategi yang menghubungkan

dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama.

5) Endorsement positioning, adalah strategi positioning yang menekankan dukungan dari pakar atau selebriti.

c. Contoh Positioning

Contoh dari positioning adalah banyaknya perguruan tinggi

di Jakarta, membuat para lulusan SMA/Sederajat bingung menentukan pilihan karena tidak dapat membedakan satu sama lain. Oleh karena itu, Universitas Indonesia dan Universitas

(50)

Universitas Pelita Harapan menyatakan sebagai cyber campus,

(51)

35

BAB III LAPORAN OBJEK

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Perkembangan BMT Taruna Sejahtera

Krisis Moneter tahun 1997-1998 yang mengakibatkan fluktuatif harga bahan makanan dan input pertanian sejak pertengahan tahun

1997. Selama periode puncak harga krisis pangan di pasar ritel meningkat pada tingkat yang lebih tinggi hingga tiga sampai 25 kali lipat pertumbuhan harga sebelum krisis, telah mendorong sekelompok

pemuda Kota Ungaran untuk membentuk lembaga usaha yang bertujuan untuk meringankan beban rakyat kecil akibat himpitan

ekonomi dampak krisis moneter. Sehingga pada tanggal 24 Agustus 1998 setelah Peringatan Kemerdekaan RI ke 53 telah berdiri Lembaga Usaha yang diberi nama Koperasi Warung Taruna Sejahtera dengan

kegiatan usaha penyaluran sembako khususnya penjualan beras murah dan telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari Kementrian

Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten Semarang No.: 007/BK/KWK.11.1/IX/1998 pada tanggal 23 September 1998.

Tetapi pada perkembangannya usaha tersebut tidak dapat berjalan dengan baik dan mengalami kerugian terus menerus, sehingga pada tahun 2000 koperasi menutup usaha penyaluran sembako dan

(52)

mikro dan kecil yang diberi nama BMT Taruna Sejahtera yang telah mendapatkan pengesahan akte perubahan Badan Hukum No.:

019/BH/PAD/KDK/11.1/II/2000 tanggal 18 Pebruari 2000.

Usaha simpan pinjam dengan pola syariah diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi kemajuan koperasi, tetapi usaha tersebut belum dapat beroperasi dengan baik dan koperasi tidak mengalami pertumbuhan, sehingga pada awal tahun 2011, koperasi melakukan

perubahan besar yang meliputi perubahan Manajemen Kepegawaian dengan menerapkan IMS (Incentive Manajemen System) dan

perubahan sistem akuntansi dengan mengimplementasikan aplikasi

Core Banking IBS Realtime. Selain itu koperasi juga memperluas jaringan kerja dengan membuka Kantor Kas diseluruh wilayah

Kabupaten Semarang.

Pada saat yang bersamaan diterbitkan pula produk-produk baru

BMT seperti Simpanan Amanah yang berhadiah rejeki nomplok dan Simpanan Berkah dengan bagi hasil yang kompetitif serta Pembiayaan Manfaat. Kemudian koperasi pada saat tersebut juga telah

mendapatkan pengesahan akte perubahan Anggaran Dasar Koperasi Simpan Pinjam Syariah dari Gubernur Jawa Tengah

No.:035/PAD/XIV/IV/2015 pada tanggal 30 April 2015.

Perubahan dari pola operasional lama ke pola operasional baru membawa dampak pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini dapat

(53)

sebesar dua milyar meningkat menjadi 40 milyar pada akhir tahun 2014, sedang pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang semula pada

akhir tahun 2011 sebesar 1,5 milyar tumbuh menjadi 35 milyar pada akhir tahun 2014 untuk 9.235 orang usaha ekonomi lemah. Sedangkan

pertumbuhan asset yang semula pada awal tahun 2011 sebesar 3,9 milyar menjadi 45 milyar rupiah di akhir tahun 2014.

Disamping perubahan pola operasional, pada RAT tahun 2012

pada tanggal 27 April 2013 Kantor Pusat BMT Taruna Sejahtera yang semula masih kontrak di Jl. HOS Cokroaminoto No.416 Ungaran

pindah menempati gedung baru milik sendiri di Jl. Gatot Subroto No.133 Mutiara Ungaran Square Kav.3 Ungaran.

2. Visi dan Misi BMT Taruna Sejahtera

a. Visi

Mewujudkan BMT Taruna Sejahtera sebagai Lembaga

Keuangan Syariah yang mampu melayani kebutuhan modal usaha bagi anggota guna menunjang kesejahteraan bersama yang diridhai Allah SWT.

b. Misi

1) Pemberdayaan usaha ekonomi ummat khususnya ekonomi

lemah di wilayah Jawa Tengah.

(54)

3) Menjalankan usaha simpan pinjam yang sesuai prinsip syariah dengan efektif, efisien dan transparan.

3. Bidang Usaha Perusahaan

Pada tahun ketiga belas, BMT Taruna Sejahtera berupaya untuk

mengembangkan usahanya di Kabupaten Semarang baik berupa simpanan maupun pinjaman dengan berlandaskan prinsip syariah. Produk-produk yang terdapat di BMT Taruna Sejahtera diantaranya

adalah:

a. Produk Simpanan

1) Simpanan Amanah

Simpanan Amanah adalah simpanan anggota yang dapat melakukan penyetoran dan penarikan sewaktu-waktu

pada jam kerja BMT sesuai kebutuhan anggota, yang dikelola secara halal sesuai prinsip syariah. Simpanan Amanah tidak

terikat oleh jangka waktu dan merupakan embrio dari simpanan sukarela anggota. Dana tersebut diperuntukkan untuk membiayai berbagai macam usaha produkif dan

konsumtif yang bermanfaat untuk kepentingan umat. Simpanan Amanah mulai diperkenalkan pada bulan Januari

2011 sebagai pengganti simpanan sukarela yang sebelumnya telah digunakan di BMT Taruna Sejahtera.

Adapun persyaratan untuk membuka rekening

(55)

aplikasi permohonan Simpanan Amanah dengan melampirkan photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang

berlaku, dengan setoran pertama minimal adalah Rp 10.000, setoran selanjutnya minimal Rp 5.000 dan setoran pokok

sebesar Rp 100.000 yang dapat diangsur 10 kali.

Bagi anggota yang membuka rekening Simpanan Amanah maka akan ditawarkan fasilitas dan keuntungan

sebagai berikut:

a) Dapat melakukan penyetoran dan penarikan

sewaktu-waktu pada jam kerja.

b) Dapat melakukan penyetoran dan penarikan ditempat (rumah/ warung/ pasar).

c) Dikelola secara syariah, bebas riba, menentramkan dan menenangkan hati.

d) Memperoleh bagi hasil yang menarik dan kompetitif setiap bulan yang akan ditambahkan pada saldo simpanan sebesar Nisbah 4,50% dari saldo terendah

setiap bulan.

e) Berhadiah menarik seperti mobil, sepeda motor, televisi,

kulkas, mesin cuci, dan lain-lain yang diundi setiap enam bulan. Setiap kelipatan saldo Rp 500.000 mendapatkan satu kupon undian dengan saldo minimal Rp 1.000.000.

(56)

2) Simpanan Berkah

Simpanan Berkah adalah simpanan berjangka anggota

yang merupakan investasi dengan waktu satu, tiga, enam dan 12 bulan. Diperuntukkan bagi anggota BMT yang ingin

berinvestasi secara halal sesuai dengan prinsip syariah. Dana tersebut diperuntukkan untuk membiayai berbagai macam usaha produktf dan konsumtif yang bermanfaat untuk

kepentingan umat. Sistem bagi hasil dari Simpanan Berkah adalah diterima setiap bulan.

Bagi anggota yang ingin membuka rekening Simpanan Berkah, maka harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu mengisikan formulir aplikasi permohonan Simpanan Berkah

dengan melampirkan photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang berlaku, dengan setoran pertama minimal adalah

Rp 5.000.000 dan setoran pokok sebesar Rp 100.000 yang dapat diangsur 10 kali bagi anggota baru.

Bagi anggota yang memiliki rekening Simpanan

Berkah akan mendapatkan beberapa fasilitas dan keuntungan yang dari BMT Taruna Sejahtera sebagai berikut:

a) Jangka waktu satu, tiga, enam dan 12 bulan.

(57)

c) Dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over).

d) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan (pinjaman) di BMT Taruna Sejahtera.

e) Dikelola dengan akad mudharabah, bebas riba, menentramkan dan menenangkan hati.

f) Memperoleh bagi hasil yang menarik dan kompetitif

setiap bulan yang langsung dibukukan pada Simpanan Amanah sebagai berikut:

(1) Jangka waktu 1-3 bulan, nisbah 33,34 atau setara 12,00%

(2) Jangka waktu 6 bulan, nisbah 36,67 atau setara

13,20%

(3) Jangka waktu 12 bulan, nisbah 40,00 atau setara

14,40%.

3) Simpanan Berkah Discounted (dibayar di muka)

Simpanan Berkah Discounted sebenarnya sama halnya

dengan Simpanan Berkah yang biasa, yang membedakan keduanya adalah sistem bagi hasilnya. Apabila pada

Simpanan Berkah yang biasa bagi hasilnya diterima setiap bulan, maka pada Simpanan Berkah Discounted bagi hasilnya diberikan dimuka. Berikut perhitungan bagi hasil

(58)

a) Jangka waktu 3 bulan, nisbah 33,34 atau setara 12,00% - 2,00% = 10,00%

b) Jangka waktu 6 bulan, nisbah 36,67 atau setara 13,20% - 2,00% = 11,20%

c) Jangka waktu 12 bulan, nisbah 40,00 atau setara 14,40% - 2,00% = 12,40%Produk Pembiayaan.

b. Produk Pembiayaan

BMT Taruna Sejahtera memiliki produk pembiayaan yang berupa Pembiayaan Manfaat. Pembiayaan Manfaat

adalah fasilitas pembiayaan atau pinjaman guna memenuhi kebutuhan modal anggota untuk usaha produktif maupun konsumtif yang dikelola secara halal sesuai syariah dengan

akad murabahah (Ba’i Bitsaman Ajil) dan Qardul Hasan. Pembiayaan ini juga sebagai akad jual beli barang pada harga

asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (margin) yang disepakati oleh kedua belah pihak. Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat secara angsuran.

Adapun persyaratan pada produk pembiayaan manfaat adalah sebagai berikut:

1) Mengisi formulir aplikasi permohonan pembiayaan.

2) Photocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami/ istri dan

(59)

3) Photocopy rekening listrik atau rekening telepon (bulan terakhir).

4) Slip gaji bulan terakhir (untuk yang bekerja sebagai karyawan).

5) Kartu jamsostek (untuk yang bekerja sebagai karyawan). 6) Buku tabungan Bank dan kartu ATM.

7) Jaminan dapat berupa Sertifikat SHM dan PBB atau

BPKB dan photocopy STNK.

Disamping itu BMT juga menyalurkan pembiayaan

Qordul Hasan (QH) yaitu pembiayaan yang bersifat sosial (non profit oriented) dimana nasabah tidak diberikan kewajiban memberikan bagi hasil atau mark up atas

(60)

4. Struktur Organisasi

Gambar 3.1

Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera

a. Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

Kepala Kas : Nurul Fajriyah, S.P.

Account Officer : 1. Ahmad Arif 2. Anik Nur Arifah

3. Dhanung Intan P, S.Pd.

Teller : Feny Agelariana Santosa, Amd.Kom. b. Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing Jabatan

1) General Manager (GM)

a) Menjabarkan kebijakan umum BMT Taruna Sejahtera

yang telah dibuat Chief Executif Officer.

(61)

c) Mengusulkan kepada CEO tentang penambahan, pengangkatan, pemberhentian karyawan sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan operasional BMT.

d) Mengamankan harta kekayaan BMT Taruna Sejahtera

agar terlindung dari bahaya kebakaran, pencurian, perampokan, dan kerusakan, serta seluruh asset BMT. e) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan

membuat laporan secara periodik kepada CEO berupa: (1) Bertanggung jawab atas selesainya tugas dan

kewajiban harian seluruh bidang/bagian.

(2) Tercapainya lingkup kerja yang nyaman untuk semua pekerja yang berorientasi pada pencapaian

target.

(3) Bertanggungjawab atas terealisasinya semua

program kerja.

(4) Terjalinnya kerjasama dengan pihak lain secara baik dan menguntungkan dalam rangka memenuhi

kebutuhan lembaga.

(5) Bertanggung jawab atas terciptanya suasana kerja

yang dinamis dan harmonis.

f) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan batas wewenang yang ada diwilayah kantor

(62)

g) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi operasional kantor cabang utama.

2) Manager Cabang / Kepala Kas

a) Menjabarkan kebijakan umum BMT Taruna Sejahtera

yang telah dibuat General Manager.

b) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tak melampaui batas wewenang manajemen.

c) Mengusulkan kepada General Manajer tentang penambahan, pengangkatan, pemberhentian karyawan

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan operasional BMT. d) Mengamankan harta kekayaan BMT Taruna Sejahtera

agar terlindung dari bahaya kebakaran, pencurian,

perampokan, dan kerusakan,sertas eluruh asset BMT. e) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan

membuat laporan secara periodik kepada Badan General Manager.

f) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan

dengan batas wewenang yang ada di wilayah kantor cabang/kantor kas.

g) Tercapainya target pemasaran baik funding, financing

maupun collecting.

h) Terselenggaranya rapat pemasaran dan terselesaikan

(63)

i) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran. j) Bertanggung jawab dalam proses pengajuan pembiayaan

dan melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan pasar serta proses penyelesaian

pembiayaan bermasalah. 3) Account Officer (AO)

a) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses

sesuai dengan proses sebenarnya.

b) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan

tepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam rapat komite.

c) Memastikan proses penyimpanan dana telah dilakukan

dengan tepat dan lengkap serta sesuai dengan sistem dan prosedur yang dimiliki.

d) Membantu terselesaikan pembiayaan bermasalah.

e) Melihat peluang dan potensi pasar yang ada dalam upaya pengenmbangan pasar (funding dan financing).

f) Melakukan monitoring atas ketepatan penggunaan dana serta ketepatan angsuran pembiayaan anggota.

g) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping). h) Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan.

i) Pengarsipan jaminan pembiayaan.

(64)

k) Membuat surat teguran dan peringatan kepada anggota yang menunggak dan telah jatuh tempo.

l) Pemeliharaan arsip-arsip dari pengajuan sampai terealisir pembiayaan.

m)Selalu mengontrol masa berlaku persyaratan administrasi pemohon (KTP, Izin Usaha, Sewa kios/toko, dan lain-lain).

4) Petugas Penagih

a) Petugas penagih harus membuat rencana penagihan

harian/mingguan dan bulanan.

b) Tugas utama petugas penagihan adalah melakukan penagihan terhadap angsuran / pembiayaan bermasalah.

c) Petugas penagih harus menyiapkan peralatan administrasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan penagihan

Pembiayaan bermasalah.

d) Petugas penagih harus membuat Laporan Kunjungan Anggota Pembiayaan Bermasalah setiap hari kerja kepada

General Manager.

e) Memastikan angsuran harus dijemput setelah ditagih

sesuai dengan waktunya.

(65)

5) Internal Audit

a) Memberikan hasil penilaian mengenai kelayakan dan

kecukupan pengendalian di bidang operasional, keuangan, bidang pembiayaan dan kegiatan koperasi lainnya serta

peningkatan efisiensi dan efektifitas pengendalian dengan biaya yang layak.

b) Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua

kebijakan, ketentuan, rencana dan prosedur (yang tertuang dalam SE, SK, memorandum dan SOP) BMT Taruna

Sejahtera telah benar-benar dipatuhi.

c) Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua harta milik BMT Taruna Sejahtera telah di

pertanggungjawabkan dan dijaga dari semua kerugian. d) Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa data

informasi yang disajikan kepada Manajemen BMT Taruna Sejahtera dapat dipercaya.

e) Melakukan penilaian mengenai kualitas pelaksanaan tugas

tiap unit kerja dalam melaksanakan tanggungjawabnya. f) Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan-perbaikan

dibidang operasional, pembiayaan dan bidang lainnya. g) Melakukan koordinasi dengan bagian

(66)

pembukuan, bilyet dan lain-lain yang berhubungan dengan transaksi harian.

h) Membuat laporan yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan kegiatan diatas dan menyampaikan kepada

manajer BMT. 6) Teller

a) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas.

b) Terselesaikannya laporan kas harian.

c) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk

keperluan evaluasi.

d) Menerima setoran dan penarikan tabungan serta simpanan berjangka.

e) Melaksanakan akad dan realisasi pembiayaan. f) Menerima setoran angsuran.

g) Pelayanan terhadap pembukaan dan penutupan rekening tabungan dan simpanan berjangka.

h) Pengarsipan tabungan dan simpanan berjangka.

i) Penghitungan bagi hasil dan pembukuannya. j) Pelaporan tentang perkembangan data masyarakat.

k) Register awal pengajuan pembiayaan/ilustrasi/wawancara. 7) Supervisor Kas

a) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service

(67)

b) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan seluruh permasalahan yang ada dalam operasional BMT.

c) Terasipkannya seluruh dokumen-dokumen keuangan, dokumen lembaga, dokumen pembiayaan serta dokumen

penting lainnya.

d) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan secara langsung dengan keuangan.

e) Menyiapkan laporan-laporan untuk keperluan analisis keuangan lembaga.

f) Pengeluaran uang dan penyimpanan uang dari dan ke brankas.

8) Supervisor SDM dan Umum

a) Menyediakan segala kebutuhan rumah tangga BMT Taruna Sejahtera dengan berkoordinasi dengan bagian

lain.

b) Bertanggung jawab pengelolaan inventaris kantor.

c) Melakukan aktifitas yang berkaitan dengan hubungan

eksternal BMT Taruna Sejahtera.

d) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data

(68)

e) Mengatur kegiatan penjadwalan cuti, absensi serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penunjukan tugas

karyawan (administrasi SPJ, surat tugas, dan surat jalan dan lain-lain).

f) Mengatur pelaksanaan pendidikan, pelatihan, trainne, seminar dan lain-lain sehubungan dengan peningkatan dan pengembangan pengetahuan dan kompetensi karyawan.

B. Data Deskriptif BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru 1. Data SDM BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

Dalam menjalankan operasional BMT, BMT Taruna Sejahtera Banyubiru memiliki sumber daya manusia yang kompeten. Sumber daya manusia sangat penting bagi berjalannya kelangsungan hidup

BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru. Walaupun hanya terdapat lima karyawan di BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas

Banyubiru, hal tersebut tidak menghambat berjalannya kegiatan ekonomi di BMT tersebut. Sumber daya yang terbatas itulah yang menjadikan BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru untuk terus

berproduktifitas. BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru memiliki komposisi sumber daya manusia yang dapat dilihat pada

(69)

Tabel 3.1

Data Komposisi Pendidikan SDM BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

No. Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. SMA/Sederajat 1 1 2

2. Diploma - 1 1

3. Sarjana - 2 2

Jumlah 1 4 5

Sumber: BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

2. Data Demografis Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas

Banyubiru a. Data Usia

Tabel 3.2

Data Usia Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas Banyubiru

No. Usia Jumlah (%) 1. 17-26 tahun 11,43 2. 27-36 tahun 26,53

3. 37-46 tahun 28,16

4. Diatas 46 tahun 33,88

Gambar

Tabel 1.1 Data Perkembangan Usaha BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas
Tabel 2.1
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera
Tabel 3.2 Data Usia Anggota BMT Taruna Sejahtera Kantor Kas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian strategi pemasaran berdasarkan hasil kajian segmen pasar yang terpilih dan positioning produk Kopi Banyuatis mengingat juga bahwa kopi

Net Profit Margin secara parsial (bersama-sama) berpengaruh positif signifikan terhadap Return Saham. Sedangkan sisanya sebesar 87,6% dipengaruhi oleh variabel

Dengan adanya Virtual Private Network (VPN), maka PT Finroll dapat menjalankan bisnis dengan pihak relasinya dalam melakukan hubungan secara private di dalam jaringan public

Setiap lobulus terdiri dari sel-sel asini yang terdiri dari sel epitel.. kubus dan mioepitel yang mengelilingi

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk menganalisis pengaruh disiplin, pelatihan dan gaya kepemimpinan

Fokus Kajian : Penataan Tata Ruang yang berkaitan dengan kenyamanan pola sirkulasi ruang gerak pada Ruang Laboratorium dengan Ruang Kelas.. Penyusun : Berlina

Enti kitai Iban enda progresif nitihka segang pemansang bansa bukai dalam era modenisasyen enggau globalisasyen, dia dih raban bansa Iban deka nyadi orang kampar

Hal tersebut menandakan penilaian masyarakat yang telah menerima Program Kartu Keluargaku Data Ulang (Kakekku Datang) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil