• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PADA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA."

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN GURU DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X

DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh : Eko Apri Setiawan

NIM. 08504241030

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik."

(Evelyn Underhill)

"Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah."

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir Skripsi ini kulaksanakan, kutulis dan kupersembahkan untuk semua orang yang telah berada disekitarku yang telah menjadi inspirasi, baik yang

(7)

KESIAPAN GURU DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X

DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Oleh

Eko Apri Setiawan NIM. 08504241030

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: (1) kesiapan guru Jurusan Teknik Kendaraan Ringan kelas x di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. (2) kesiapan guru jurusan teknik kendaraan ringan kelas x di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam pelaksanaan proses penilaian sesuai dengan kurikulum 2013.

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Subyek penelitian adalah guru Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang berjumlah 8 (delapan) orang. Pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Uji validitas instrumen dilakukan melalui penilaian para ahli(Judgement Expert). Data disajikan berdasarkan hasil analisis data yang dihsilkan dan diinterpretasikan sesuai dengan kriteria indikator yang diukur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kesiapan guru Jurusan Teknik Kendaraan Ringan kelas X SMK Muhammadiyah 3 Yogykarta dalam perencanaan pembelajaran berada pada kategori sangat baik. Hal ini dibuktikan dari hasil angket kesiapan perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan responden dari 8 guru sesuai indikator a) identitas mata pelajaran memperoleh rata-rata skor (100%), (b) perumusan indikator (91%), (c) perumusan tujuan pembelajaran (94,2%), (d) pemilihan materi ajar (87,6%), (e) pemilihan sumber belajar (82,3%), (f) pemilihan media belajar (85,3%), (g) model pembelajaran (81,5%) dan (h) penilaian (85%). (2) Hasil analisis data menunjukkan pelaksanaan penilaian pembelajaran memiliki 3 indikator yaitu (a) penilaian kompetensi sikap memperoleh persentase sebesar (88%), (b) penilaian pengetahuan (83,6%) dan (c) penilaian keterampilan (84,4%). Persentase tertinggi 100% dan persentase terendah 81,5%, berdasarkan kriteria penilaian nilai persentase rata-rata 86,67% berada pada range 76%-100% termasuk kategori sangat siap.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini dengan baik. Tugas Akhir Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Kelancaran penyusunan skripsi dengan baik tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa terima kasih akan diucapkan kepada yang terhomat:

1. Kir Haryana, M.Pd., selaku pembimbing tugas akhir skripsi.

2. Martubi, M.Pd., M.T., dan Ibnu Siswanto, M.Pd., serta Panyusunan ST., M.Pd., selaku validator instrumen penelitian Tugas Akhir Skripsi yang memberikan saran/masukan, perbaikan sehingga penelitian Tugas Akhir Skripsi dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

3. Martubi, M.Pd., M.T., dan Noto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif dan Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif beserta Dosen dan Staf yang telah memberikan bantuan dan vasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.

4. Dr. Sukoco selaku dosen pembimbing akademik yang memberi arahan dan dukungan.

(9)

6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi doa dan dukungan.

7. Dr. Mochamad Bruri Triyono, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

8. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

9. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, khususnya teman-teman kelas A angkatan 2008

10. Teman – teman sejawat, serta semua pihak yang turut serta memberikan dukungan moral dan material sehingga dapat menyelesaikan studi dengan baik

Penyusun menyadari Skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan masih banyak terdapat kekurangan. Semoga Tugas Akhir Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang bersangkutan khususnya pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Juli 2015

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kesiapan... 12

1. Definisi ... 12

(11)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan ... 13

B. Guru ... 14

1. Pengertian Guru ... 14

2. Peran Guru ... 15

3. Fungsi Guru ... 16

4. Kompetensi Guru ... 18

5. Professional Guru ... 20

C. Kurikulum 2013 ... 24

1. Pengertian Kurikulum ... 24

2. Peran dan Fungsi Kurikulum ... 26

3. Pengembangan Kurikulum 2013 ... 29

4. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ... 34

5. Tujuan Kurikulum 2013 ... 36

6. Kurikulum 2013 di SMK ... 37

D. Implementasi Kurikulum 2013 ... 43

1. Silabus ... 44

2. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) ... 45

D. Evaluasi Pembelajaran ... 50

E. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 63

F. Kerangka Berpikir ... 67

G. Pertanyaan Penelitian ... 69

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 70

B. Subyek Penelitian ... 71

(12)

D. Variabel Penelitian... 71

E. Metode Pengumpulan Data ... 71

1. Kisi-kisi Instrumen ... 75

2. Validitas Instrumen ... 76

F. Teknik Analisis Data ... 77

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 80

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 81

2. Penilaian Pembelajaran ... 85

B. Pembahasan ... 89

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 89

2. Penilaian Pembelajaran ... 99

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 106

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Mata Pelajaran Bidang Keahlian Teknologi Dan Rekayasa ... 41

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Angket ... 75

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Dokumentasi ... 75

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrument Observasi ... 76

Tabel 6. Kriteria Persentase Kesiapan Guru ... 78

Tabel 7. Hasil Angket Kesiapan Guru Ditinjau Dari RPP... 81

Tabel 8. Frekuensi Jawaban Yang diisi Responden... 83

Tabel 9. Hasil Angket Kesiapan Guru Ditinjau Dari Penilaian... 86

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Halaman proposal skripsi ... 110

Lampiran 2. Pedoman Angket ... 111

Lampiran 3. Pedoman Wawancara ... 116

Lampiran 4. Pedoman Observasi ... 118

Lampiran 5. Pedoman Dokumentasi ... 122

Lampiran 6. Permoonan validasi instrumen ... 123

Lampiran 7. Dokumentasi RPP ... 132

Lampiran 8. Raport Siswa ... 141

Lampiran 9. Permoonan Judul Skripsi ... 144

Lampiran 10. Permoonan Pembimbing ... 145

Lampiran 11. Persetujuan Judul ... 146

Lampiran 12. Surat ijin penelitian dari PDM ... 147

Lampiran 13. Surat Ijin dari Pemda... 148

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan berdirinya Negara Indonesia adalah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercermin dalam pembukaan

Undang Undang Dasar 1945. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

maka diperlukan pendidikan yang berkualitas dan merata di seluruh

pelosok tanah air, sehingga anak bangsa bisa menikmatinya. Oleh karena

itu untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini maka seluruh elemen bangsa

harus terus menerus menciptakan pendidikan yang berkualitas.

Peningkatan kualitas pendidikan ini harus dilakukan secara terus

menerus sehingga mampu bersaing dalam persaingan global yang

semakin lama semakin meningkat. Untuk meningkatkan kualitas

pendidikan, pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki sistem

pendidikan yang semakin lama semakin baik demi terwujudnya cita-cita

bangsa. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di negeri ini sedikitnya

ada lima agenda strategis yang bisa dilakukan diantaranya (1)

memperbaiki kualitas kurikulum, (2) meningkatkan kualitas lulusan, (3)

mendongkrak kualitas guru, (4) menyediakan insfrastruktur pendidikan

bermutu dan (5) buku pelajaran (Riant Nugroho, 2008:42-72). Dari kelima

upaya diatas yang sering menjadi sorotan adalah peningkatan

kurikulum.Peningkatan kurikulum ini selalu dibahas oleh seluruh elemen

pendidikan karena dengan adanya pengembangan atau pergantian

(17)

Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini tercatat sudah hampir

delapan kali pemerintah melakukan kebijakan mengganti kurikulum.

Perubahan kurikulumnya antara lain perubahan kurikulum tahun 1947,

kurikulum tahun 1968, kurikulum tahun 1975, kurikulum 1984, kurikulum

1994, kurikulum tahun 2004 yang disebut dengan kurikulum berbasis

kompetensi (KBK), kurikulum tahun 2006 yang disebut dengan kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan yang gencar di bicarakan orang

pada saat ini adalah kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013

merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis

kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara

terpadu.

Perubahan kurikulum tersebut dilakukan untuk memenuhi tuntutan

global serta mengejar ketertinggalan. Kondisi pendidikan Indonesia saat

ini berada pada taraf yang memprihatinkan. Menurut hasil survey yang

dilakukan“Trends in International Math and Science”oleh Global Institute pada tahun 2007, hanya 5% siswa Indonesia yang mampu mengerjakan

soal berkategori tinggi yang memerlukan penalaran. Sedangkan siswa

Korea yang sanggup mengerjakannya mencapai 71%.

Indikator lain adalah Programmefor International Student Assessment (PISA) pada tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar terakhir dari 65 negara peserta PISA. Kriteria

penilaiannya adalah kemampuan kognitif dan keahlian siswa membaca,

(18)

3 sementara negara lain sampai level 4,5 dan 6. Kedua survey ini menunjukkan rendahnya mutu pendidikan kita.

Berdasarkan hasil survey diatas pemerintah melakukan evaluasi dan perubahan dengan mengganti kurikumum KTSP menjadikurikulum

2013.Bila kurikulum tidak diubah, lulusan yang dihasilkan adalah lulusan

usang yang tidak terserap di dunia kerja (Kemendikbud 2012).Dari

beberapa survey dan penelitian dilapangan menunjukkan bahwa

rendahnya prestasi siswa, rendahnya mutu pendidikan, dan rendahnya

kualitaspendidikan disebabkan masih lemahnya standar kompetensi

lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian, standar sarana

dan prasarana, standar PTK, dan standar biaya. Oleh sebab itu dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa pemerintah melakukan

perubahan untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa melalui

pengaturan kembali standar kompetensi lulusan, standar isi, standar

proses, dan standar penilaian, serta pengaturan kembali kurikulum

(Permendiknas Nomor 32 Tahun 2013).

Dengan adanya perubahan kurikulum maka semua elemen juga

ikut berganti dan diperbaiki. Salah satu elemen yang perlu perhatian

khusus adalah guru. Guru adalah tenaga kependidikan utama yang

mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi proses

pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan

rancangan guru (RPP) dan diterjemahkan dalam bentuk kegiatan

pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini pemerintah berperan penting

dalam mempersiapkan seorang guru diantaranya dengan memberikan

(19)

danayang dikeluarkan pemerintah untuk biaya pendidikan, kalau guru

kurang memiliki sikap professional dan kurang memiliki kompetensi tidak

akan tercapai apa yang diharapkan (Anwar Hasnun 2004:19).

Beban berat dalam perubahan kurikulum dialami seorang guru,

dimana banyak tuntutan yang harus dijalankan seorang guru, mulai dari

memahami silabus yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah

rencana pembelajaran (RPP), persiapan materi yang akan diajarkan,

proses pembelajaran, sampai dengan melakukan penilaian. Selain itu

kurikulum 2013 juga menuntut sekolah berperan aktip untuk menyiapkan

kondisi sekolah mulai dari sarana prasarana pendukung sampai dengan

menyiapkan tenaga mengajar. Dengan adanya sarana prasarana yang

mendukung maka kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan

tuntutan kurikulum 2013 dapat terlaksana dengan mudah. Namun

menurut pengamatan saya saat melakukan KKN PPL di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta, masih banyak mengalami kekurangan

terutama pada sarana pembelajaran meliputi, minimnya jumlah proyektor,

sehingga jika ingin menggunakan proyektor untuk mengajar harus

bergantian. Ruang kelas yang sempit mengakibatkan ruang gerak untuk

melakukan diskusi susah.

Kurikulum 2013 merubah TIK yang dahulu sebagai mata pelajaran

saat ini TIK merupakan sarana pembelajaran, pada kenyataannya masih

banyak dijumpai guru mengajar masih menggunakan manual karena

keterbatasan proyektor maupun masih kesulitan membuat media

(20)

2007 tentang sarana dan prasarana pasal 1 ayat 1 yang berbunyi standar

sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI),

sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan

sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria

minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.

Seorang guru dituntut harus bisa mengimplementasikan

kurikulum 2013 dengan baik sehingga masalah rendahnya prestasi siswa,

rendahnya hasil ujuan nasional, nilai yang belum mencapai KKM, hasil

lulusan yang belum siap kerja,dan lain sebagainya dapat terselesaikan.

Kurikulum 2013 secara serentak diterapkan pada tahun ajaran

2014/2015 pada seluruh sekolah termasuk sekolah menengah kejuruan

(SMK). Pada bulan juni 2013 kementrian pendidikan dan kebudayaan

mengumumkan bahwa yang melaksanakan ujicoba kurikulum 2013

diutamakan sekolah eks RSBI atau SBI dan sekolah yang terakrediasi A.

SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Jurusan Teknik Kendaraan Ringan

merupakan SMK swasta yang dahulu pernah menyandang sekolah RSBI

sehingga sekolah tersebut berkontribusi dalam melaksanakan ujicoba

kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil wawancara pada tahun 2014 dengan wakil

kepala sekolah SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta bagian kurikulum

membenarkan bahwa kurikulum 2013 sudah dilaksanakan pada sekolah

tersebut. Namun pada saat itu pelaksanaan kurikulum hanya sebatas

pengetahuan dari guru saja, karena pada tahun tersebut belum ada diklat

atau pelatihan untuk kurikulum 2013 khususnya pada jurusan Teknik

(21)

guru SMK Jurusan Teknik Kendaraan Ringan bahwa untuk pelaksanaan

kurikulum 2013 hanya apa adanya karena belum mengetahui secara pasti

seperti apa proses pelaksanaan sebenarnya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peniliti lakukan menemukan

beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013

diantaranya: dalam penyusunan RPP karena format RPP kurikulum 2013

berbeda dengan kurikulum sebelumnya dan masih simpangsiur sehingga

guru mengalami kesilutan dalam penyusunan RPP dan masih banyak

dijumpai guru menyusun RPP seperti kurikulum sebelumnya. Kesulitan

lain yang dialami oleh guru yaitu dalam pelaksanaan proses

pembelajaran karena pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013

menuntut siswa aktip bukan guru yang harus selalu memberikan materi

tetapi siswa yang selalu mencari materi. Selain itu berdasarkan

wawancara dengan beberapa guru menyebutkan bahwa masih kesulitan

dalam melakukan penilaian pembelajaran karena format penilaian dan

yang perlu dinilai lebih banyak, hal ini jelas berbeda dengan kurikulum

sebelumnya.

Kebijakan perubahan kurikulum 2013 ini dapat menimbulkan

berbagai problema yang dihadapi, seperti kesiapan guru yang akan

mengawalnya. Sebagaimana diketahui kesiapan guru dalam

melaksanakan kurikulum 2013 merupakan keharusan, karena diantara

komponen pendidikan (sarana prasarana, kurikulum, bahan ajar, guru,

dan peserta didik), guru merupakan komponen utama yang harus

(22)

semuanya supaya tujuan dari terciptanya tujuan pendidikan dapat

terlaksana dengan maksimal. Oleh karena itu pada penelitian ini akan

dibahas mengenai Kesiapan Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013

pada Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Kelas X di SMK Muhammadiyah

3 Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang ada pada SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta

mengenai kesiapan dalam melaksanakan kurikulum 2013 diantaranya:

1. Sarana dan prasarana sekolah SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta

banyak yang belum memadai untuk melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan kurikulum 2013.

2. Guru- guru jurusan Teknik Kendaraan Ringan kelas x di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta masih mengalami kesulitan dalam

memahami silabus.

3. Guru – guru jurusan Teknik Kendaraan Ringan kelas x di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta masih kesulitan dalam melaksanakan

pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4. Guru – Guru jurusan Teknik Kendaraan Ringan kelas x di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta mengalami kesulitan dalam menyiapkan

materi dan media ajar dikarenakan kurang menguasai Teknologi

Informasi Komputer (TIK).

5. Guru-guru jurusan Teknik Kendaraan Ringan kelas x di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta mengalami kesulitan dalam

(23)

6. Guru-guru jurusan Teknik Kendaraan Ringan kelas x di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta mengalami kesulitan dalam melakukan

penilaian hasil belajar.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang dikemukakan pada identifikasi masalah tidak

semuanya dapat dibahas dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar

pembahasannya dapat lebih terfokus dan mendalam sehingga

permasalahan dalam penelitian ini dibatasi tentang Kesiapan Guru dalam

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Jurusan Kendaraan Ringan Kelas X

SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Adapun kesiapan difokuskan pada

rencana pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian hasil

belajar.

Alasan diambilnya perencanaan pembelajaran, dan pelaksanaan

penilaian hasil belajar adalah karena merupakan komponen yang saling

terkait dalam pelaksanaan kurikulum dan menentukan tingkat

keberhasilan kurikulum 2013. Selain hal tersebut ada beberapa alasan

lain yang mendasari pemilihan aspek tersebut diantaranya:

1. Berdasarkan penjelasan dalam latar belakang masalah pada

kurikulum 2013 penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

mengalami banyak perubahan dari kurikulum sebelumnya, sehingga

banyak guru mengalami kesulitan dalam penyusunan. Hasil

wawancara dengan beberapa guru di SMK Muhammadiyah 3

Yogyakarta menyatakan hal yang sama bahwa guru masih bingung

(24)

2. Kesiapan dalam perencanaan pembelajaran penting untuk dikaji

karena perencanaan merupakan persiapan awal sebelum memulai

kegiatan belajar mengajar. Hal ini dipertegas dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 bahwa setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar. Proses perencanaan yang baik akan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

3. Begitu juga dengan penilaian pembelajaran, hal ini salah satu aspek

yang menjadi kendala. Telah dipaparkan pada latar belakang dan

identifikasi masalah diatas bahwa banyak guru yang mengalami

kesulitan dalam penilaian pembelajaran karena banyaknya aspek

yang harus dinilai. Hal yang sama juga dialami oleh guru di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta saat wawancara dengan beberapa

guru masih terkendala mengenai penilaian pembelajaran karena

aspek yang dinilai sangat banyak.

4. Kesiapan guru dalam melaksanakan penilaian perlu dikaji karena

penilaian merupakan suatu cara untuk mengetahui hasil/dampak dari

proses pelaksanaan pembelajaran. Penilaian dalam pendidikan

adalah komponen yang tidak bisa dipisahkan. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (Permendikbud Nomor 104 tahun 2014). Penilaian yang baik harus sejalan dan berdasar pada kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yaitu

(25)

Alasan lain dari peneliti yaitu karena adanya keterbatasan waktu,

materi, tenaga, biaya dan pikiran dari peneliti dalam melaksanakan

penelitian.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkanbatasan masalah diatas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesiapan guru Jurusan Teknik Kendaraan Ringan

kelas X di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam merencanakan

pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 ?

2. Bagaimana tingkat kesiapan guru Jurusan Teknik Kendaraan Ringan

di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam melaksanakan penilaian

sesuai dengan kurikulum 2013 ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesiapan guru

Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta

pada:

1. Kesiapan guru Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam merencanakan pembelajaran

sesuai dengan kurikulum 2013 ?

2. Kesiapan guru Jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam melaksanakan penilaian sesuai

(26)

F. Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian antara lain.

1. Bagi pakar pendidikan kejuruan

a. Memberikan informasi mengenai kesesuaian kompetensi guru dan

kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013

dalam pembelajaran.

b. Dapat menyalurkan inspirasi yang ada terkait dengan

implementasi pada kurikulum 2013 dan dunia industri.

c. Dapat memberikan saran dan masukkan terhadap implemenatsi

Kurikulum 2013.

2. Bagi Guru

a. Memberikan bahan masukan pada guru untuk meningkatkan

kemampuan profesional dalam pembelajaran dan kompetensi

sesuai tuntutan Kurikulum 2013.

b. Memberikan kontribusi positip kepada guru yang akan

menkjalankan kurikulum 2013.

c. Menjadi bahan evaluasi tentang kesiapan dan kekurangan yang

ada dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.

3. Bagi Peneliti

a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kesiapan dan

kesesuaian kompetensi guru terhadap tuntutan Kurikulum 2013.

b. Menjadi bahan acuan atau dasar penelitian lanjutan mengenai

kesesuaian, kompetensi dan kesiapan guru terhadap tuntutan

Kurikulum 2013.

(27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kesiapan

1. Definisi

Kesiapan menurut kamus psikologi adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu (Chaplin, 2006:419). Sedangkan menurut Slameto (2010:12) kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi dan kondisi yang dihadapi. Menurut Dalyono (2005:52) juga mengartikan kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu untuk menanggapi dan mempraktekkan suatu kegiatan yang mana didalamnya memuat mental, fisik, keterampilan serta sikap yang harus dimiliki dan dipersiapkan selama melakukan kegiatan tertentu.

2. Aspek aspek kesiapan

(28)

a. Kondisi fisik, mental, dan emosional b. Kebutuhan atau motif tujuan.

c. Keterampilan, pengetahuan, dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.

Slameto (2010:15) juga mengungkapkan tentang prinsip-prinsip readinessatau kesiapan yaitu:

a. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).

b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.

c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.

d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan

Menurut Cece Wijaya (1991 : 5) kemahiran guru dalam mengajar sangat ditentukan oleh tiga pengalaman yaitu, (1) pada saat melakukan studi di lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), (2) pada saat mereka melakukan tugas mengajar, dan (3) pada saat mereka mengikuti penataran. Ketiga pengalaman tersebut memberikan bekal kepada guruuntuk memperoleh bekal keterampilan mengajar. Dalam keterampilan pertama, guru dibekali dengan pengetahuan keguruan dalam bentuk teori dan praktik.

(29)

sehari-hari. Pada pengalaman ketiga guru mempelajari pengetahuan tidak hanya terbatas pada teori lama tetapi juga pada teori baru. Sehingga dalam penelitiannya mengenai kesiapan guru terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran praktik di SMK yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan guru dalam mengajar adalah pengalaman kerja guru, latar belakang pendidikan guru, penataran dan pelatihan guru.

B. Guru

1. Pengertian Guru

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik. Sedangkan menurut Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamamendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikananak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah.

(30)

mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Lebih lanjut Suparlan (2008:13) juga menambahkan bahwa secara legal formal, guru adalah seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang telah memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek.

2. Peran guru

(31)

Tetapi peran utama guru itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu (Supriyadi, 2011:11).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan guru adalah suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta tanggung jawab terhadap murid-murid yang diasuhnya, sehingga tugasnya sebagai seorang pendidik dapat terlaksana dengan baik.

3. Fungsi guru

Menurut Gagne dalam Supriyadi (2011:73-76), setiap guru berfungsi sebagai :

a. Designer of instruction(perancang pengajaran)

Fungsi ini menghendaki guru untuk senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan mengajar belajar yang berhasil guna dan berdaya guna. Rancangan kegiatan mengajar belajar tersebut minimal meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Memilih dan menentukan bahan pelajaran; 2) Merumuskan tujuan penyajian bahan pelajaran;

3) Memilih metode penyajian bahan pelajaran yang tepat; 4) Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar. b. Manager of instruction(pengelola pengajaran)

(32)

mengajar belajar, yang terpenting adalah menciptakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya agar proses komunikasi antara guru dengan siswa dalam proses mengajar belajar dapat berjalan secara demokratis.

c. Evaluator of student learning(penilai prestasi belajar siswa)

Fungsi ini menghendaki guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau kinerja akademik siswa dalam setiap kurun waktu pembelajaran. Guru dalam menjalankan tugasnya harus profesional, yang memiliki ciri-ciri antara lainahli dibidang teori dan praktek keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik. Dalam menjalankan profesionalismenya, guru harus memenuhi syarat-syarat profesi berikut :

1) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

2) Memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta priinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.

3) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan. 4) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,

(33)

5) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

6) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar peryanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya. 7) Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan

kemandirian.

8) Memandang profesi suatu karir hidup dan menjadi seorang anggota yang permanen.

4. Kompetensi guru

Kompetensi guru seperti yang dijelaskan pada Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 (Pasal 9:6) bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Penjelasan kompetensi guru tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (Penjelasan Pasal 28:37) sebagai berikut :

a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,dan berakhlak mulia.

(34)

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

d. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi guru erat kaitannya dengan professionalis guru dimana seorang guru dapat dikatakan kompetensinya bagus jika seorang guru tersebut professional dan bertanggung jawab. Menurut Mulyasa (2008:18), tanggung jawab guru dapat dijabarkan ke dalam kompetensi yang lebih khusus, berikut ini :

a. Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya dalam pergaulan sehari-hari.

b. Tanggung jawab dalam pendidikan di sekolah; bahwa setiap guru harus menguasai cara belajar mengajar yang efektif, mampu mengembangkan kurikulum, silabus dan rencana pelaksanan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang efektif, menjadi model bagi peserta didik, memberikan nasehat, melaksanakan evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik.

(35)

turut serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

5. Professional Guru

Istilah profesional (professional) adalah kata sifat dari kata profession(pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. Sebagai kata benda, profesional kurang lebih berarti orang yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profisiensi sebagai mata pencaharian (Supriyadi, 2011:43). Sardiman (2009:133) berpendapat secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dalam teknologiyang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam kegiatan yang bermanfaat.Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 guru harus memiliki prinsip profesionalisme sebagai berikut :

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja.

(36)

h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional, yang memiliki ciri-ciri antara lain: ahli dibidang teori dan praktek keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik. Menurut Robert W. Richey dalam Udin Saefudin Saud (2009:15) dalam menjalankan profesionalismenya, guru harus memenuhi syarat-syarat profesi berikut : a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal

dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

b. Memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta priinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.

c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.

e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

(37)

g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.

h. Memandang profesi suatu karir hidup dan menjadi seorang anggota yang permanen.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2004: 36-37) guru profesional memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Fisik

1) Sehat jasmani dan rohani.

2) Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik.

b. Mental/kepribadian

1) Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik.

2) Berbudi pekerti yang luhur.

3) Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal.

4) Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa. 5) Mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang

besar akan tugasnya.

6) Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi. 7) Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.

8) Menunjukkan rasa cinta kepada profesinya. 9) Ketaatannya akan disiplin.

(38)

c. Keilmiahan/pengetahuan

1) Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi.

2) Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik.

3) Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan.

4) Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain. 5) Senang membaca buku-buku ilmiah.

6) Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi.

7) Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar. d. Keterampilan

1) Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar. 2) Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan

struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi.

3) Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan.

4) Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan 5) Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dari pendidikan luar

sekolah.

(39)

beserta metodenya, sehingga dapat membimbing peseta didik mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Dalam pelaksanaan tugasnya guru dituntut untuk memiliki penguasaan kemampuan akademik dan keterampilan lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme guru. Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian ilmiah yang dapat mendukung profesinya, menguasai wawasan dan landasan pendidikan. Sedangkan kemampuan keterampilan adalah kemampuan untuk mengembangkan kompetensi untuk mendukung profesinya.

Dari berbagai pengertian di atas tentang kompetensi professional guru maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, Sehingga memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

C. Kurikulum 2013

1. Pengertian kurikulum

(40)

Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga. Secara etimologis curriculum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dancurere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam dunia pendidikan kurikulum adalah usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Wina Sanjaya, 2008:3).

Sejalan dengan pengertian di atas, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (19), menyatakan bahwa ”kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Jadi, kurikulum merupakan salah satu perangkat pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian mutu pendidikan, karena merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan kompetensi peserta didik.

Menurut Oemar Hamalik (2010: 16-18), kurikulum memiliki beberapa tafsiran lain, diantaranya adalah :

a. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran, artinya kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan.

(41)

perubahan dan pengembangan tingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.

c. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Dalam hal ini kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar.

Dari beberapa pendapat ilmuan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu rancangan pembelajaran yang memuat tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik tersebut.

2. Peran dan Fungsi Kurikulum

Kurikulum menurut Wina Sanjaya (2008:10) dipersiapkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai norma yang ada dimasyarakat serta memberikan pengalaman kepada peserta didik supaya dapat mengembangkan kemapuannya sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki agar merekan dapat hidup dimasyarakat luas.

Kurikulum sebagai salah satu komponen penting dalam system pendidikan, sehingga kurikulum minimal memiliki tiga peran yang saling berkaitan dan mendukung. Ketiga peran tersebut yaitu peran konservatif, peran kreatif serta peran kritis dan evaluatif.

a. Peran Konservatif

(42)

budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Hal ini bermanfaat untuk siswa ketika mereka kembali ke masyarakat dapat menjunjung tinggi dan berperilaku dengan norma norma tersebut. Peran konservatif sangat penting untuk generasi muda untuk menanggulangi hilangnya budaya local karena terpengaruh oleh budaya asing.

b. Peran Kreatif

Selain mengajarkan nilai-nilai warisan masa lalu kurikulum juga harus memiliki peran kreatif yaitu menghadirkan hal baru dan selalu mengalami perubahan sehingga mampu menghadapi persaingan global. Jika kurikulum tidak mengandung peran kreatif maka selamanya pendidikan akan tertinggal, yang mengakibatkan lulusan yang dihasilkan adalah lulusan usang atau ilmu yang dipelajari tidak akan bermakna karena tidak relevan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

c. Peran Kritis dan Evaluatif

Tidak semua nilai budaya warisan masa lalu itu diwariskan kepada peserta didik dan budaya baru juga belum tentu semuanya sesuai dengan perkembangan zaman atau budaya masa lalu. Atas dasar tersebut peran kritis dan evaluatife kurikulum sangat penting untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang harus dipertahankan, serta nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki oleh peserta didik sehingga bermanfaat untuk masa depan.

(43)

pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004:3)

Gambar di atas dapat dijelaskan adanya rancangan atau kurikulum formal dan tertulis merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Dengan kata lain kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah. Kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Dapat dibayangkan bagaimana bentuk pelaksanan suatu pendidikan atau pengajaran di sekolah yang tidak memiliki kurikulum.

Pendidik

Peserta Didik

Lingkungan

Kurikulum Interaksi

Isi Tujuan

Proses Pendidikan

Evaluasi

(44)

Setiap praktek pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial, ataupun kemampuan bekerja. Untuk menyampaikan bahan pelajaran, ataupun mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian serta alat-alat bantu tertentu. Untuk menilai hasil dan proses pendidikan, juga diperlukan cara-cara dan alat-alat penilaian tertentu pula.

3. Pengembangan kurikulum 2013

Kurikulum merupakan suatu alat yang sangat penting bagi keberhasilan pendidikan. Kurikulum menentukan jenis dan kualitas pengetahuan serta pengalaman yang memungkinkan seseorang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Demi mencapai hasil pendidikan yang lebih baik dan untuk menyesuaikan perkembangan serta kemajuan zaman, maka diperlukan suatu perubahan atau pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan.Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiserta perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan.

(45)

Mulyasa (2014:64-65) pengembangan kurikulum 2013 dilandaskan secara filosofis, yuridis dan konseptual sebagai berikut.

a. Landasan Filosofis

1) Filosofis pancasila yang menjadi prinsip dasar pembangunan dan pengembangan pendidikan.

2) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.

b. Landasan Yuridis

1) RPJMM 2010-2014 sektor pendidikan tentang perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.

2) Peraturan PemerintahNomor.19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan

3) INPRES Nomor 1 Tahun 2010, Tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.

c. Landasan Konseptual 1) Relevansi pendidikan

2) Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter 3) Pembelajaran konseptual

4) Pembelajaran aktif

5) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.

(46)

berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Perkembangan kurikulum sering sekali menemukan banyak masalah dan perlu adanya pemecahan dengan suatu pertimbangan -pertimbangan tertentu. Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 (Hlm. 1) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Tantangan internal, antara lain berkaitan dengan kondisi tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

b. Tantangan eksternal, berkaitan dengan arus globalisasi dan berbagai isu mengenai masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.

c. Penyempurnaan pola pikir, kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya).

(47)

dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet).

4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif. 5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok.

6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.

7) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (mono discipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multi disciplines).

d. Penguatan tata kelola kurikulum, pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif.

2) Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader).

(48)

e. Penguatan Materi, dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

Dalam materi bahan uji publik kurikulum 2013 dalam Hidayat (2013:120), perlunya perubahan kurikulum karena adanya beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut :

a. Konten kurikulum masih terlalu padat, ditandai dengan banyaknya matapelajaran dan banyaknya materi pelajaran yang terlalu luas dan terlalu sukar sehigga melampaui tingkat kebutuhan dan daya serap peserta didik.

b. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

c. Kompetensi belum menggambarkan secara lengkap dan utuh mengenai domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

d. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum. e. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial

yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.

f. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga terjadi multi tafsir dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

(49)

h. KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

4. Prinsip pengembangan kurikulum 2013

Sesuai dengan kondisi Negara, kebutuhan masyarakat dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut(Balitbang Kemdikbut, 2013).

a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.

b. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.

c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

(50)

berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.

e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.

h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.

i. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

j. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

(51)

5. Tujuan kurikulum 2013

Dalam kurikulum atau pembelajaran, tujuan memegang peranan penting karena tujuan mengarahkan semua kegiatan pembelajaran. Pada hakekatnya tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal, yaitu:

a. Perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat

b. Didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara.

Menurut Wina Sanjaya (2011:106) dilihat dari herarkinya tujuan pendidikan terdiri atas tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang diklasifikasikan menjadi empat yaitu (1) tujuan pendidikan nasiona (TPN) (2) tujuan institusional (3) tujuan kurikuer (4) tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran. Di dalam Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 dijelaskan bahwa tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

(52)

difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik berupa panduan pengetahuan, keterampilan dan karakter peserta didik.

Kurikulum 2013 bertujuan supaya guru menilai hasil belajar peserta didik sesuai dengan hasil yang sesungguhnya yang dicapai oleh peserta didik, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan (Mulyasa, 2014:65). Mengacu pada penjelasan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 dan pasal 35 yang berisi kompetensi lulusan merupakan kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

6. Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) a. Tujuan SMK

Tujuan umum, sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah kejuruan SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak, (2) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, (3) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (4) menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, dan (5) menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni.

(53)

keahlian yang diminati, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminati, dan (3) membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri yang lebih tinggi melalui jenjang pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (Pasal 26:20) dijelaskan bahwa tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diberi amanah oleh undang-undang untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang produktif.Lulusan SMK idealnya merupakan tenaga kerja yang siap pakai, dalam arti langsung bisa bekerja di dunia usaha dan industri. Kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

b. Struktur kurikulum 2013 SMK

(54)

pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Struktur kurikulum untuk satuan pendidikan SMK terdiri atas:

1) Muatan umum

2) Muatan peminatan akademik 3) Muatan peminatan kejuruan

4) Muatan pilihan lintas minat/pendalaman minat.

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran di setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik tersebut. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.

(55)

kelautan, bisnis dan manajemen, pariwisata, seni rupa dan kriya, seni pertunjukan.

Pada sekolah menengah kejuruan (smk), mata pelajaran kelompok c (peminatan) terdiri atas: (1) kelompok mata pelajaran dasar bidang keahlian (c1); (2) kelompok mata pelajaran dasar program keahlian (c2); dan (3) kelompok mata pelajaran paket keahlian (c3). Contoh mata pelajaran smk yang sudah ditambah dengan mata pelajaran peminatan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Mata Pelajaran SMK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa (Permendiknas No 60 Tahun 2013)

MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Matematika 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

7. Seni Budaya 2 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan

Kesehatan 3 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

(56)

11. Kimia 2 2

-12. Gambar Teknik 2 2

-C2. Dasar Program Keahlian 18 -

-C3. Paket Keahlian - 18 24

JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 48 48 48

d. Pengaturan beban belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus di ikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.Kurikulum 2013 memiliki beban belajar yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum baru memiliki beban jam belajar yang lebih tinggi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor32 Tahun 2013 (Pasal 77E: 23), beban belajar memuat :

1) Jumlah jam belajar yang dialokasikan untuk pembelajaran suatu tema, gabungan tema, mata pelajaran.

2) Keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

Di dalam Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 (Hlm. 21) dijelaskan bahwa beban belajar di SMK berdasarkan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :

(57)

2) Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester minimal 18 minggu dan maksimal 20 minggu.

3) Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu dan maksimal 20 minggu.

4) Beban belajar di kelas XII pada semester genap minimal 14 minggu dan maksimal 16 minggu.

5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran minimal 36 minggu dan maksimal 40 minggu.

Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting. Kebijakan penambahan jam ini dimaksudkan agar guru memiliki waktu yang lebih leluasa untuk mengelola dan mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi (berpusat) pada siswa atau mengembangkan pembelajaran aktif, beserta proses penilaiannya.

(58)

e. Pengembangan buku siswa dan pedoman guru

Bahan belajar merupakan salah satu unsur belajar yang penting. Dengan bahan itu, peserta didik dapat mempelajari hal-hal yaang diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman lainnya. Keberhasilan kurikulum 2013 selain dari pendidik (guru) juga ditunjang oleh ketersediaan buku sebagai bahan dan sumber pembelajaraan. Dalam implementasi kurikulum 2013 pembelajaran dilengkapi dengan buku siswa dan buku pedoman guru yang disediakan oleh Pemerintah.

Strategi ini memberikan jaminan terhadap kualitas isi/bahan ajar dan penyajian buku serta bahan bagi pelatihan guru dalam keterampilan melakukan pembelajaran dan penilaian pada proses serta hasil belajar peserta didik. Pada bulan Juli 2013 yaitu pada awal implementasi kurikulum 2013 buku sudah dimiliki oleh setiap peserta didik dan guru. Ketersediaan buku adalah untuk meringankan beban orangtua karena orangtua tidak perlu membeli buku baru.

D. Implementasi Kurikulum 2013

(59)

1. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

2. Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.

3. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kuirikulum dalam pembelajaran.

Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Aktualisasi kurikulum tersebut menyangkut silabus, perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi atau penilaian.

1. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakupkompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Menurut Permendiknas Nomor 60 Tahun 2013 menyebutkan bahwa silabus kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dikelompokkan atas:

a. silabus mata pelajaran umum Kelompok A b. silabus mata pelajaran umum Kelompok B c. silabus mata pelajaran peminatan Kelompok C.

(60)

pada KTSP karena pada kurikulum 2013 pengembangan silabus sudah disiapkan oleh tim pengembang kurikulum, baik di tingkat pusat maupun wilayah (Mulyasa, 2014:80). Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Pengembangan silabus untuk setiap bidang studi dilakukan oleh tim pengembang kurikulum yang mencakup berbagai jenis lembaga pendidikan sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis kompetensi dan tujjuan setiap bidang studi.

b. Mengembangkan kompetensi dan pokok-pokok bahasan serta mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan (keterampilan), nilai, dan sikap.

c. Mendeskripsikan kompetensi serta mengelompokkannya sesuai dengan skope dan skuensi.

d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi serta kriteria pencapaiannya (Mulyasa, 2014:80).

2. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

(61)

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan.

Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 mencakup: a. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

b. Standar kompetensi

(62)

dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

c. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

d. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

f. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g. Alokasi waktu

(63)

h. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/M I.

i. Kegiatan pembelajaran 1) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2) Inti

(64)

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

j. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

k. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Dalam melakukan penyusunan RPP harus memperhatikan Prinsip-prinsipsebagai berikut:

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

Gambar

Gambar 1. Kedudukan  kurikulum dalam pendidikan
Tabel 1. Mata Pelajaran SMK Bidang Keahlian Teknologi danRekayasa (Permendiknas No 60 Tahun 2013)
Gambar Teknik
Tabel 3. Kisi-kisi instrumen Dokumentasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

The study was conducted in Uttara Kannada districts during the year 2012-2014. The Indian satellite IRS P6 LISS-III imageries were used to classify the land use land cover classes

yang dapat diambil yaitu Reformasi kepegawaian negeri di Inggris dilakukan berkelanjutan dengan berdasarkan pada hasil riset evaluasi dari perencanaan yang

[r]

Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/ pimpinan perusahaan/ kepala cabang dan kartu pengenal..

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui faktor- faktor perilaku hubungan pengaruh heat input yang mempengaruhi terjadinya distorsi, dapat

Penelitian ini menekankan pada pengaruh penggunaan belimbing wuluh terhadap kualitas ekternal telur ayam (berat telur, berat kerabang telur, tebal kerabang telur

Kebijakan dividen atau keputusan dividen pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan yang akan ditahan

Oleh karena itu, memaknai kandungan nilai-nilai dalam pancasila seperti nilai ketuhan, kemanusiaan,persatuan,kemasyarakatan serta sebuah keadilan merupakan suatu hal yang