• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPSI BPRS 3.4 Akad Jual Beli PERSEDIAAN 191213

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PAPSI BPRS 3.4 Akad Jual Beli PERSEDIAAN 191213"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

3.4.1

III.4. PERSEDIAAN

A. Definisi

01. Persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dan:

a. dijual dengan akad murabahah;

b. disalurkan dalam akad salam atau salam paralel; dan/atau c. aset istishna yang telah selesai tetapi belum diserahkan Bank

kepada pembeli akhir.

B. Dasar Pengaturan

01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Bab 11 tentang Persediaan.

C. Penjelasan

01. Bank memperoleh persediaan dengan akad murabahah, salam,

istishna dan atau akad lainnya.

02. Aset yang tidak termasuk dalam pengertian persediaan, adalah: a. Aset Istishna Dalam Penyelesaian;

b. Aset tetap yang digunakan oleh Bank; c. Aset ijarah.

03. Termasuk dalam definisi persediaan adalah persediaan dalam perjalanan yang memenuhi kriteria berikut:

a. dalam transaksi pembelian dengan syarat penyerahan FOB

Shipping Point (franco gudang penjual).

b. dalam transaksi penjualan dengan syarat penyerahan FOB

Destination Point (franco gudang pembeli).

04. Biaya perolehan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.

(2)

3.4.2 yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

06. Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengkonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik. Overhead produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

07. Persediaan diukur dengan menggunakan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.

D. Perlakuan Akuntansi

D1. Pengakuan dan Pengukuran

01. Pada saat pengakuan awal persediaan diakui sebesar biaya perolehan.

02. Pada tanggal pelaporan persediaan diukur sebesar biaya perolehan dan nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.

D2. Penyajian

01. Persediaan disajikan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.

E. Ilustrasi Jurnal

(3)

3.4.3 Db. Persediaan

Kr. Kas/rekening pemasok/kliring 02. Pada saat penurunan nilai:

Db. Kerugian penurunan nilai Kr. Persediaan

03. Pada saat pemulihan nilai: Db. Persediaan

Kr. Keuntungan pemulihan nilai 04. Pada saat penjualan:

Db. Kas/rekening pembeli/utang salam/piutang murabahah Kr. Persediaan

F. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan, antara lain:

01. Rincian saldo persediaan berdasarkan harga perolehan dan nilai realisasi neto.

02. Jumlah dari setiap pemulihan nilai persediaan dari setiap penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai penghasilan selama periode pemulihan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem konversi gelombang laut tipe owe, seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah sistem yang terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang udara berupa kolom

Dikarenakan adanya faktor daerah rawan gempa tersebut, maka bangunan- bangunan di Indonesia dan khususnya di Provinsi Sumatera Barat terutama bangunan infrastruktur,

Sebagaimana terlihat dalam gambar di bawah, berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan KPPPA dan BPS (2016), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Banyumas pada

Pada siklus perbaikan mutu yang ke-2 GKM Bahagia berhasil memperbaiki cacat mutu “kurangnya isi potongan nata dalam produk akhir” dengan indikator : (1) jumlah produk yang

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis teori-teori dasar yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian dari sistem deskriptor kontinu (1) yang

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain, (1) alat untuk pembuatan media yaitu alat-alat gelas (breaker glass, pipet ukur, pipet tetes, gelas ukur, corong kaca, spatula),

Kedua subjek mengalami depresi dan penurunan kualitas hidup pasca-amputasi ekstremitas.Berdasarkan instrumen, didapatkan skor BDI, HDRS dan WHOQOL BREF preterapi realitas subjek